Buah Mangga [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Buah mangga bisa di identifikasi berdasarkan ukuran dan bentuk malai, warna bunga, dan tangkai malai bunga. Bentuk bunga mangga secara umum adalah piramida dengan panjang 12 49 cm dan diameter 13 - 40 cm. Panjang bunga mangga arumanis dapat mencapai12 - 49 cm dengan diameter 10 - 43 cm. keragaman ukuran bunga mangga tersebut kemungkinan disebabkan oleh iklim, Teknik budidaya, dan kondisi pohon yang berbeda. Faktor ± faktor tersebut juga berpengaruh terhadap mekarnya bunga. Beberapa penelitian menyebutkan bunga mangga arumanis mekar sempurna pada pukul 03:00 ± 07:00 atau pada pukul 12:00 (Broto, 2003). Bunga mangga yang berbentuk malai terbentuk dari ranting terminal, terdiri atas beberapa ribu individu bunga. Dalam satu malai terdapat bunga sempurna dan bunga jantandengan proporsi 1:4 sampai 1:2. Struktur bunga jantan terdiri atas tangkai bunga, kelopak, mahkota, filamen (terdiri atas 5 buah dengan ukuran panjang yang berbeda, filamen yang panjang mempunyai serbuk sari subur sedangkan filamen yang pendek serbuk sarinya tidak subur), kepala sari (terdiri atas kantong dan serbuk sari), dan dasar bunga. Bunga sempurna terdiri atas tangkai bunga, kelopak, mahkota, tangkai putik, ovari (bakal buah), dan dasar bunga (Sukarmin et al., 2008). Benang sari berjumlah 5 buah, tetapi yang subur hanya satu atau dua buah sedangkan yang lainnya steril. Benang sari yang subur biasanya hampir sama panjang dengan putik, yakni kira-kira 2 mm, sedangkan yang steril lebih pendek. Kepala putik berwarna kemerah-merahan dan akan berubah warna menjadi ungu pada waktu kepala sari membuka untuk memberi kesempatan kepada tepung sari yang telah dewasa untuk menyerbuki kepala putik. Bentuk tepung sari biasanya bulat panjang, lebih kurang 20-35 mikron (Wikipedia, 2010). Kulit buah agak tebal berbintik-bintik kelenjar; hijau, kekuningan atau kemerahan bila masak. Daging buah jika masak berwarna merah jingga, kuning atau krem, berserabut atau tidak, manis sampai masam dengan banyak air dan berbau kuat sampai lemah (Wikipedia, 2010). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi buah mangga di Jawa Timur mencapai 1,29 juta ton pada 2020. Jumlah itu setara dengan 44,6% dari total produksi mangga nasional, sekaligus menjadi yang terbesar di Indonesia.   Jawa Tengah menyusul dengan produksi mangga sebesar 481,9 ribu ton atau 16,6%. Produksi mangga di Jawa Barat tercatat sebesar 442,6 ribu ton atau 15,27%. Kemudian, produksi mangga di Nusa Tenggara Barat tercatat sebanyak 140,2 ribu ton. Sementara, Sulawesi Selatan mampu memproduksi 115,4 ribu ton mangga pada tahun lalu.  



Menurut BPS, besarnya produksi mangga di Jawa Timur tak lepas dari luas areal panennya yang mencapai lebih dari 83 ribu hektare. Sedangkan, produktivitas mangga di provinsi tersebut mencapai 1,04 kuintal per pohon. Daerah penghasil mangga terbesar di Jawa Timur adalah Kabupaten Probolinggo. Data dari Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan Kabupaten Probolinggo menunjukkan, setidaknya ada lebih dari satu juta pohon mangga tersebar di 21 kecamatan di wilayah tersebut. Selain Kabupaten Probolinggo, daerah penghasil mangga terbesar di Jawa Timur adalah Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Pasuruan. Probolinggo sudah dikenal menjadi daerah sentra mangga sejak medio 1970-an. Sementara Situbondo dan Pasuruan sejak medio 1980-an. Menurut Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan (1994), musim panen mangga di Indonesia berlangsung dari bulan Juli sampai dengan November. Umur panen buah mangga dipengaruhi oleh iklim dan varietas. Di Indonesia, umur panen tercapai antara 75 – 107 hari setelah muncul bunga. Pada mangga golek, umur panen adalah 75 – 85 hari, pada jenis arumanis dan gedong, umur panen adalah 93 – 107 hari setelah muncul bunga. Selanjutnya, dijelaskan ciriciri buah mangga layak petik : (a) adanya lapisan lilin pada kulit buah, (b) terdapat bintik-bintik coklat (lentisel pecah) pada dua-per-tiga atau lebih dari panjang buah, (c) bentuk buah sudah padat penuh terutama bagian ujung, (d) bila buah diketuk memberi nada tinggi, (e) bila buah dimasukkan air, buah tenggelam, (f) warna buah pada jenis manalagi dan arumanis hijau kelam, hijau tua, atau hijau kebirubiruan, serta pada jenis gedong kekuning-kuningan, dan (g) kulit buah tertutup lapisan lilin dan tangkai buah berwarna kuning. Lebih jauh dijelaskan bahwa untuk pemasaran di pasar lokal, buah dipetik dalam keadaan lebih masak daripada untuk ekspor. Apabila transportasi memerlukan waktu tiga hari, maka pemanenan dapat dilakukan dalam keadaan matang penuh, sedangkan apabila dipanen dalam keadaan hijau dan keras tetapi sudah mencapai matang fisiologis, maka buah akan matang dalam 8 – 10 hari. Komposisi kandungan gizi buah mangga per 100 gram bahan disajikan pada



Kandungan gizi Vit C (mg) Vit A (SI) Vit BI (mg) Besi (mg) Fosfor (mg)



Mangga golek



Jenis mangga Mangga



19,5 2414,7 0,05 0,4 6,5



indramayu 10,4 188,5 0,03 1,2 6,5



Mangga gedong



Mangga



5,8 10660 0,05 0,1 6,5



arumanis 3,9 780 0,05 0,1 5,8



Kalsium (mg) 9,1 8,4 8,4 Energi (kal) 40,9 46,8 28,6 Protein (g) 0,3 0,5 0,4 Lemak (g) 0,1 0,1 0,1 Karbohidrat (g) 10,8 12,1 7,2 Sumber : daftar komposisi bahn makanan (1989) dalam Sjaifullah (1996)



9,7 29,9 0,2 0,1 7,7



Pascapanen Buah Mangga Pencucian dan Perlakuan 1. Pemberian Pestisida Menurut Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan (1994), tangkai buah mangga umumnya mengeluarkan banyak getah. Getah ini dapat dihilangkan dengan pencucian dalam bak air. Pada air tesebut dapat pula ditambahkan fungisida benomyl atau thiobendazole (TBZ) untuk mencegah serangan anthracnose yang disebabkan oleh Colletotrichum gloeosporoides (Penz. Artx). Pengendalian penyakit ini lebih efektif bila larutannya panas, karena itu biasanya digunakan air bersuhu 52 oC, dan ditambahkan fungisida TBZ dengan konsentrasi 0,1 % TBZ. Perendaman dilakukan 1-3 menit, lalu 7 ditiriskan. Perlakuan benomyl dapat juga diberikan setelah pencucian dengan cara disemprotkan pada buah yang sudah ditiriskan. 2. Sortasi Menurut Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan (1994), sortasi dapat dilakukan secara visual. Buah yang muda, buah yang terlalu matang, buah yang terlalu kecil, buah yang memar, dan buah cacat dipisahkan dari buah yang bagus. 3. Grading,



Grading buah dilakukan berdasarkan ukuran. Namun demikian, ada pula



kegiatan grading yang dilakukan secara mekanis berdasarkan berat. Grading secara mekanis dilakukan Sedangkan grading buah mangga untuk ekspor, menurut Ditjen Pertanian Tanaman Pangan (1994) adalah : kelas super (> 500 g), kelas A (400 – 500 g), dan kelas B (300 – 400 g). 4. Pengemasan Menurut Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan (1994), kegunaan dari pengemasan adalah agar mempermudah distribusi, mempermudah pemasaran buah, serta melindungi buah dari kerusakan biologis, fisik, dan kimia. Dengan demikian maka kemasan buah harus cukup kuat untuk menahan benturan, gancangan, gesekan, dan penumpukan. Selain itu, pada pengemasan harus memungkinkan terjadimnya pendinginan komoditas buah secara cepat setelah pemanenan dan memungkinkan penyaluran panas yang dihasilkan oleh komoditas buah itu sendiri selama transportasi



dan penyimpanannya. Kemasan juga harus tahan terhadap lingkungan yang lembab dan basah. 5. Penyimpanan Menurut IP2TP Ujung Pandang (1977), penyimpanan buah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu : (a) suhu dingin, (b) suhu atmosfir terawasi, dan (c) suhu ruangan. Adapun tujuan penyimpanan adalah : (a) mengamankan hasil segar buahbuahan setelah panen, (b) mengurangi kegiatan respirasi dan metabolisme, (c) mengurangi kehilangan air dan pelayuan, dan (d) mengurangii kerusakan karena bakteri, kapang, dan ragi. Selanjutnya dijelaskan bahwa penyimpanan buah mangga pada suhu rendah, suhu yang terbaik adalah 10 oC. Jika penyimpanan mangga dilakukan di bawah suhu 10 oC maka terjadi kerusakan yaitu bagian dalam buah menjadi berwarna pucatmelalui dua tahap. Tahap pertama adalah dipisahkan kelas BS. Pada umumnya buah mangga yang beratnya kurang dari 205 g digolongkan ke dalam kelas BS. Sedangkan tahap berikutnya adalah mengelompokkan buah berdasarkan kelas kecil, sedang, dan besar (Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, 1994). Penyimpanan buah mangga pada suhu rendah dapat menyebabkan gangguan fisiologis yang disebut chilling injury, pada suhu penyimpanan mangga sebesar 4 oC, yaitu rasa kurang manis, kulit kusam, pematangan kurang sempurna, dan timbul bercakbercak cokelat (Sjaifullah, 1996). 6. Pemeraman IP2TP Ujung Pandang (1977) menyatakan bahwa buah yang dipetik tidak semua dapat serentak masak. Agar buah-buahan dapat masak bersama-sama, maka buah tersebut perlu diperam terlebih dahulu. Cara pemeraman buah mangga dijelaskan sebagai berikut : sekeping karbit dibungkus dan diletakkan di dasar wadah atau di antara buahbuahan yang akan diperam. Setiap satu kg buah mangga diperlukan satu gram karbit. Karbit dapat dibungkus dengan pelepah pisang, daun pisang, kertas koran, atau kain. Karbit yang telah dibungkus diletakkan di dasar kemasan / keranjang mangga, kemudian keranjang dibungkus rapat dan dibuka setelah satu hari. 7. Standar Nasional Indonesia tentang Buah Mangga Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3164-1992, maka mangga digolongkan dalam dua ukuran, yaitu besar dan sedang berdasarkan panjang dan diameter buah menurut kultivarnya Ditengah tingginya peluang industri pengolahan buah, mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Universitas Padjadjaran hadir dengan inovasi produk olahan mango puree atau



minuman bubur buah mangga asli (Susanti, dkk., 2018). Mango puree merupakan daging buah yang diolah menjadi bubur tanpa menggunakan pengawet dan pemanis buatan. Produk tersebut sudah dipasarkan dan dijual di sejumlah kantin pada wilayah kampus Unpad Jatinangor dan mulai meluas ke beberapa lokasi di Bandung. Kemudian produk olahan buah mangga terus dikembangkan oleh mahasiswa FTIP menjadi sebuah produk inovasi yang dapat dinikmati sebagai makanan camilan sehat yaitu fruit strips mango 1 . Fruit strips mango merupakan olahan buah yang dipotong tipis lalu dikeringkan menggunakan teknologi dehidrasi sehingga nutrisi pada buah tidak akan rusak dan tidak terbuang dengan jumlah yang banyak. Berdasarkan faktor pendidikan dan pengetahuan, maka mahasiswa FTIP berpeluang menjadi konsumen produk olahan buah mangga yang memiliki jumlah konsumsi lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa lain karena memiliki pengetahuan mengenai proses pengolahannya itu sendiri. REFERENSI: Elly Rasmikayati , Yuniar Dianti Fauziah , Lucyana Trimo , Rani Andriani Budi Kusumo, Bobby Rachmat Saefudin, Analisis Karakteristik Konsumen Produk Olahan Mangga Ditinjau Dari Aspek Demografis, Geografis, Psikografis Serta Perilaku Konsumen Sebelum Dan Saat Pandemi Covid-19, Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli 2021. 7(2) Yoga Oktavianto*) , Sunaryo, dan Agus Suryanto, Karakterisasi Tanaman Mangga (Mangifera Indica L.) Cantek, Ireng, Empok, Jempol Di Desa Tiron, Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri, Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 91 – 97 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/07/29/jawa-timur-jadi-sentra-produksimangga-nasional-pada-2020