Buku Logika - Ilmu Dan Seni Berpikir Kritis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Setelah selesai membaca bab



l.



ini Anda diharaphan mam?a untuk:



Menguraibaru apa hu logika.



2. Merujelashan. hgika itu ilmu ata.a seni? 3. Mengutarakan obyek material dan obyeh formal logiha. 4. Meruunjukkan sihap terdorong antuk belajar logika 5. Membaganhan kksifhasi hgiha 6. Menarasihan sejarah logika 7. Meru.jekskan hubungan arutdra berpihir hritis dan logiha B. Menggambarkan



9.



secara garis besar hubungan rtntdra Argameru,



penalaran, dan peruyimpukn. Menyelesaikan logic games dengan berpihir kritis



Logika sering diartikan sebagai sesuatu yang masuk akal, wajar, hisa dimengerti, dan bisa ditangkap pikiran. Misalnya: "Logis sekali kalau harga bahan bakar minyak dinaikkan, APBN-nya jebol". Atau "Menurut logika, dia mestinya berbohong," Tak iarang kata logika juga digunakan dalam konteks budaya, atau cara berpikir. "Itu memang logikanya orang berani bodoh, banyak bicara tetapi salah". "Begitulah logikanya orang hebat, diam-diam ubi berisi".



1) Apa ltu Logika Logika yang dibahas di sini, tidak dalam arti sebagaimana digambarkan di atas. Logika di sini adalah studi tentang metode dan prinsip yang digunakan untuk menguji dan membedakan penalaran yang sahih (tepat) dari penalaran yang tidak sahih



Logika: llmu dan Seni Berpikir Kritis



Bab I - Pendahuluan



(tidak tepat).1 Jelas logika tidak menelaah seluruh kegiatan prinsip untuk berpikir melainkan hanya menelaah metode dan dan yang tidak tepat' Juga -.-b.dukan penalaran yang tepat semua pemenjadi jelas di sini bahwa logika tidak menelaah



l,ulrtrr juga bukan materi tanpa forma. Materinya adalah kayu ,l.ur lirrmanya adalah bubur.



'



tidak tepat' ,ulu,run,melainkan hanya penalaran yang tepat dan korupsi Misalnya: Semua dnggota KPK, yekat memberantas Anggoto Obn adalab buhan anggota KPK' memberantas ko1ail.-Arggota DPR tidak nekat



Model argumentasi ini adalah sebuah bentuk penalaran'



penalaran ini sahih Logika akan memeriksa dan menguji apakah prinsip atau tidak sahih, tepat atau tidak tepat' berdasarkan bahwa kaidahnya. Berdasarkan pengamatan' ada kesan



dan



penalarandiatastidaktepat'tetapikitamenjadikelabakanketika ketepatan hr.,r, membuktikannya. Kita tidak bisa membuktikan bernalar apa pun hanya dengan :"!":' Logika tid'ak menelaah menggunakan perasaan saja' Di sini seluruh hegiatan berpikir tugas dan peran logika, yakni mernelainhan hanya menelaah nriniukkan bahwa penalaran di atas mercde dan prinsip unruk tidak tepat, berdasarkan prinsip dan membedakan p'"'lo'::!::g terang beni.rurrr"r, ^'' * yang tampak



rcPar' :''"*' derang'



2) Obyek Logika aspek yang Aristoteles selalu melihat suatu obyek dari dua hanya punya dia sebut forma dan materi' Tidak ada obyek yang kayu dan materi tetapi tidak punya forma' Pohon itu materinya formanya dan formanya uautrft pohon. Meia itu materinya kayu yang sama materi meja. Karena itu sebuah obyek bisa punya yang berbeda' Kayu yang dihancurkan meniadi



t.trpi forma ;



a.tl



',.rrnr tetapi obyek formalnya berbeda. Psikologi bisa mengamari l.



r'1ii;rtan



Cohen, Kenneth McMahon' 201].L'



lntroduction to Logic' ]'4th



-ri, ^rht New York: Pearson EJucation, Prentice Hall' hal' edition,



2



berpikir dan bernalar seseorang untuk melihat apaitu waras atau tidak. Logika bisa melihat obyek yang sama yakni berpikir dan bernalar, untuk me-



l,.rlr scseorang rrr,rlr^r-ial



ruPsi.



tepat dari Tang ridak



Iicgitu juga halnya ilmu pengetahuan. Berbagai ilmu bisa I'rnyil obyek material yang sama tetapi obyek formalnya ber1,,'tl:r. Psikologi dan Kedokteran punya obyek material yang



r



rrr



r



t



rrkan ketepatannya.



Maka menjadi jelas bahwa obyek material logika adalah l. r'liirrtan berpikir atau bernalar. Sementara obyek formalnya .', l.r lrrh



ketepatan atau ketidaktepatan bernalar.



t) Mari Belajar Logika l'..rlt'rra kita berhadapan dengan pemelajaran, maka logika tidak



l,'r,r rlidapatkan tanpa belajar. Orang yang belajar logika tentu '.,r;,r diharapkan bisa bernalar dengan baik dan tepat. Karena '.r.rl)ir pun yang belajar logika sebenarnya juga belajar untuk rrrcrrilai penalarannya dan penalaran orang lain berdasarkan l,rirrsip-prinsip dan kaidah yang dikenal dalam logika. Secara l,'l,ilr terfokus bisa dikemukakan beberapa alasan mengapa kita 1,,'rl u belajar logika:



,r. I(erena !,ogika menyatakan, menjelaskan dan



memperguna-



l