Buku Materi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Mengukur Dengan Menggunakan Alat Ukur C.28LOG12.008.2



DAFTAR ISI Daftar Isi



........................................................................1



Kata Pengantar .......................................................................................2 A. Pendahuluan …………………………………………………………………… ..3 B. Panduan Penggunaan Modul ............................................................3 C. Daftar Ikon .......................................................................................4 D. Bacaan Referensi ..............................................................................5 E. Pengantar Teori.................................................................................6 F. Langkah Kerja ..................................................................................30 G. Implementasi Unit Kompetensi .........................................................51 1. Elemen Kompetensi 1 ..................................................................51 1.1 Referensi ...........................................................................51 1.2 Aktivitas 1……………………….………………………………….. 51 1.3 Aktivitas 2 .........................................................................51 1.4 Video Youtube ...................................................................51 2. Elemen Kompetensi 2 ..................................................................53 2.1 Referensi……………………………………………………………. ...53 2.2 Diskusi ..............................................................................53 2.3 Membaca ...........................................................................53 2.4 Aktivitas…………………………………….…….…………...…….. 53 2.5 Video Youtube ……………………………………………………… .54 2.6 Pikirkan ……………………………………………………………… .54 H. Lampiran ..........................................................................................55 1) Kamus Istilah ..............................................................................55 2) Referensi .....................................................................................56 3) Unit Kompetensi ..........................................................................57 4) Daftar Nama Penyusun ...............................................................61



KATA PENGANTAR Dalam proses pelatihan, materi pelatihan merupakan salah satu instrumen yang menunjang keberhasilan suatu pelatihan. Materi Pelatihan berisi informasi dan kegiatan yang meliputi pengetahuan (knowledge) untuk membangun pondasi teori, keterampilan (skill) untuk memiliki pengalaman melakukan praktek yang sebenarnya dan seluruh rangkaian prosesnya dibangun sikap kerja yang melekat dalam perilaku kerja sesuai tuntutan yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja (Standar Kompetensi Kerja Nasional, Standar Kompetensi Kerja Khusus,dan Standar Internasional) Materi Kompetensi



pelatihan



ini



(Competence



berorientasi



Based



kepada



Training)



dan



Pelatihan dalam



diformulasikan menjadi 2 (dua) buku, yaitu Buku



Berbasis



bentuk



cetak



Materi dan Buku



Asesmen. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur/pembimbing, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Materi Pelatihan dengan judul “Mengukur dengan menggunakan alat ukur“, ini digunakan sebagai salah satu media pembelajaran yang digunakan pada program pelatihan. Kami berharap buku materi dan buku asesmen ini membantu para instruktur/pembimbing dalam menstimulasi teori (softskill) ataupun praktek (hardskill) dalam proses pembelajaran, sehingga menjadi efektif dalam proses pelatihan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan kepada kita semua dalam melakukan berbagai



upaya untuk menunjang proses



pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi guna menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing tinggi sesuai kebutuhan pasar kerja baik nasional maupun global.



2



A. PENDAHULUAN Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja.



Selaras



dengan tuntutan tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan yang lebih praktis, aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan sehingga memotivasi para peserta dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan.



Seiring dengan mudahnya teknologi digunakan, maka



materi pelatihan dapat disajikan dengan berbagai media pembelajaran sehingga dapat diakses secara offline dan online. Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan buku Panduan Asesmen. Serta dilengkapi dengan materi yang bersifat soft copy seperti materi presentasi dan video.



B. PANDUAN PENGGUNAAN MODUL Beberapa ketentuan panduan penggunaan materi yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan penggunaannya dapat dikembangkan dan dikontekstualisasikan sesuai dengan kebutuhan, materi ini terdiri dari: a. Bacaan Referensi b. Pengantar Teori c. Langkah Kerja d. Implementasi Unit kompetensi e. Lampiran : 1) Kamus istilah 2) Daftar referensi 3) Unit kompetensi 4) Daftar penyusun 2. Slide powerpoint dan video merupakan kelengkapan yang dapat dijadikan referensi bagi para instruktur. 3. Peran instruktur terkait dengan penggunaan modul, antara lain: 3



a. Instruktur dapat menggunakan modul dengan referensi video dan powerpoint yang terlampir dalam modul sebagai referensi, diharapkan dapat mengembangkan bahan yang disesuaikan dengan BLK masing-masing b. Proses pembelajaran dapat disampaikan dengan menggunakan berbagai sumber yang menguatkan peserta pelatihan, baik melalui tahapan persiapan, pelaksanaan di kelas, praktek, melakukan



investigasi,



menganalisa,



mendiskusikan,



tugas



kelompok, presentasi, serta menonton video. c. Keseluruhan materi yang tersedia sebagai referensi dalam buku ini dapat menjadi bahan dan gagasan untuk dikembangkan oleh instruktur dalam memperkaya materi pelatihan yang akan dilaksanakan. 4. Buku penilaian menjadi kesatuan, namun disajikan dalam paket buku penilaian secara terpisah. Buku penilaian dapat berupa soal tertulis, panduan wawancara, serta instruksi demonstrasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan proses penilaian yang dilaksanakan. 5. Referensi



merupakan



referensi



yang



menjadi



acuan



dalam



penyusunan buku panduan pelatihan ini. 6. Lampiran merupakan bagian yang berisikan lembar kerja serta bahan yang dapat digunakan sebagai berkas kelengkapan pelatihan.



C. DAFTAR IKON Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain: Ikon



Keterangan



Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari atau menemui seseorang untuk mendapatkan informasi Pemeriksaan Icon ini memiliki arti anda diminta untuk menuliskan/mencatat,melengkapi,latihan/aktivitas (bermain peran, presentasi) dan mencatatkan dalam lembar kerja pada buku/media lain sesuai instruksi 4



Aktivitas



Referensi material/manual



Icon ini memiliki arti anda harus melihat pada aturan atau kebijakan yang berlaku dan prosedurprosedur atau materi pelatihan/ sumber informasi lain untuk dapat melengkapi latihan/ aktivitas ini.



Icon ini memiliki arti ambil waktu untuk Anda dapat berpikir/ menganalisa informasi dan catat gagasan-gagasan yang anda miliki. Berpikir



Icon ini memiliki arti berbicara/ berdiskusi lah dengan rekan anda untuk gagasan yang anda miliki.



Komunikasi/ Diskusi



Icon ini memiliki arti pilihlah bacaan yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan materi pelatihan.



Membaca



Icon ini memiliki arti pilihlah video/youtube yang dibutuhkan dalam materi pelatihan. Video/Youtube



D. BACAAN REFERENSI Membaca secara lengkap :  



Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Peraturan Pemerintah nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3



E. PENGANTAR TEORI 5



MENGUKUR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR



Pengukuran dan keterampilan mengoperasikan alat ukur sangat diperlukan untuk menjamin akurasi hasil pengukuran. Pengetahuan tentang pengukuran adalah pengetahuan teknik untuk melakukan pengukuran atas bagian-bagian dan suatu benda hasil produksi, baik mengukur



dimensi



ataupun



sifat



geometris,



berat,



temperatur,



kekasaran, kekerasan dari suatu produk dengan alat dan



cara yang



tepat. sehingga hasil pengukurannya dianggap sebagai hasil yang paling dekat dengan ukuran sesungguhnya Kualitas hasil produksi mutlak merupakan tuntutan pengguna. Kualitas ini terkait erat dengan sebuah standar seperti dimensi, waktu, berat, tampilan, kekasaran, kekerasan dan sebagainya. Disini standar hanya berfungsi sebagai pembanding sebuah ukuran. Pengukuran harus memberikan suatu hasil dalam bentuk angka atau simbol yang dapat dimengerti yang selanjutnya di konversikan kedalam suatu standar ukuran tertentu. Pernyatan tentang lebih besar atau lebih kecil, lebih panjang atau lebih pendek, lebih berat atau lebih ringan, lebih lama atau lebih cepat lebih kasar atau lebih halus dan sebagainya, memiliki relatifitas yang tinggi, tidak mengacu standar dan tidak menunjukan



tingkat



akurasi



yang



sangat



diperlukan



pengukuran. Ukuran adalah merupakan gabungan dari



dalam



standar atau



satuan ukuran dengan suatu hitungan dari berapa banyak satuan standar yang dihitung atau yang diukur.



I.



JENIS DAN FUNGSI ALAT UKUR Dalam prakteknya pengkuran dapat diklasifikasikan antara lain ; - Panjang - Sudut - Berat - Temperatur - Kerataan



6



A. ALAT UKUR PENGUKUR PANJANG 1. mistar ukur/ mistar baja Mistar



baja



ialah



alat



ukur



yang



yang



digunakan



untuk



pengukuran langsung, terbuat dari baja tahan karat (Stainless Steel) memiliki bentuk empat persegi panjang dengan bagian permukaan yang rata serta sisinya yang lurus. Ketelitian mistar baja hanya 0,5 mm. Garis-garis skala dibuat pada permukaan yang rata. Skala pada mistar baja dibuat dalam satuan inchi, mili meter maupun gabungan dari inchi dan mili meter.



Gambar ukur



2. Penggaris pita Yaitu Penggaris yang terbuat dari kain, atau baja yang fleksibel umumnya digunakan untuk jarak lebih dari 2 meter,



-bagian utama sebuah penggaris pita adalah 7



1. Penjepit geser yang digunakan untuk mengunci penggaris pita baja pada posisinya. 2. Penggaris baja yang dapat dipanjangkan dengan gradasi metrik pada bagian luarnya. 3. Klip geser diujung penggaris pita. 3. Mistar Geser Mistar geser disebut juga dengan jangka sorong, sketmaat atau vernier caliper adalah instrumen pengukur yang terdiri dari tiang, rahang tetap (fixed jaw) dan rahang geser (sliding jaw) yang bergerak di sepanjang pelat baja. Pada permukaan pelat baja, terdapat gradasi metrik yang disebut "skala utama" dan skala vernier atau nonius pada rahang gesernya. Mistar geser tersebut dapat digunakan untuk mengukur berbagai macam dimensi benda kerja dalam satuan mili meter. Konstruksi mistar geser pada umumnya terdiri dari bagian yang tetap dan bagian yang bergerak. Skala mistar geser dilengkapi dengan skala nonius yang dapat mempertinggi



tingkat ketelitian. Pada umumnya mistar geser



memiliki tingkat ketelitian 0,1 mm ; 0,05 mm; 0,02 mm; 1/128 inchi dan 1/1000 inchi. Mengingat apaun jenis mistrar geser perlu adanya penekanan untuk menggerakan bagian yang begerak maka hal pentng yang perlu diketahui adalah penekanan yang dilakukan harus ringan. Mistar geser terbagi atas beberapa macam : 3.1 Mistar geser nonius Mistar geser tersebut dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam, diameter luar, kedalaman, lebar celah, tebal dan panjang benda. Namun ada jenis mistar geser yang hanya digunakan untuk mengukur bagian luar dan bagian dalam saja



8



Keterangan gambar : 1. Pengukur bagian luar 2. Pengukur bagian dalam 3. Pengukur kedalaman 4. Bagian depan 5. Batang 6. Peluncur 7. Skala utama 8. Skala nonius 9. Pengunci 10. Tepi 9



3.2. Mistar geser jam Mistar



geser



tersebut



dapat



digunakan



untuk



mengukur



diameter dalam, diameter luar, kedalaman, lebar celah, tebal dan panjang benda. Mistar geser tersebut dilengkapi dengan skala pada jam untuk mempertinggi tingkat ketelitian seperti halnya skala nonius.



Keterangan gambar 1.



Pengukur bagian dalam



9. Bagian yang bergerak



2.



Rahang gerak



10. Sekrup pengunci



3.



Pengunci



11. Jam



4.



Bilah/batang



12. Pengerak putar



5.



Pengukur kedalaman



13. Tepi



6.



Bagian muka 10



7.



Batas bilah



8.



Pengukur bagian luar



3.3. Mistar geser digital Mistar geser tersebut dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam, diameter luar, kedalaman, lebar celah, tebal dan panjang benda. Mistar geser jenis ini disebut uga dengan mistar geser pembacaan langsung karena sesuai dengan kostruksinya mistar geser



tersebut



dilengkapi



dengan



display



dimana



hasil



pengukuran dapat langsung terbaca dalam bentuk susuanan angka-angka desimal.



4. Micro meter Mikrometer adalah salah satu alat ukur presisi yang memakai petunjuk berskala sesuai standar industri. Mikro meter bekerja dengan



prinsip



mengubah



gerakan



rotasi



menjadi



gerakan



translasi. Mikro meter memiliki ketelitian yang lebih baik dari mistar geser. Ketelitian micro mete dapat mencapai 0,01 – 0,005 – dan 0,001. Pada mikrometer mekanik ketelitian 0,001 dibantu oleh skala nonius Komponen utama dari mikro meter mekanik adalah ulir pada sumbu utama. Dengan memutar selinder putar satu kali, maka poros ukur akan bergerak linear sepanjang satu kali kisar ulir poros. Meskipun ulir ini dibuat dengan sangat teliti, namun kesalahan akan selalu ada. Apa bila poros ukur digerakan dari 0 (nol) sampai batas akhir maka kesalahan kisar ini akan terkumpul sehingga



menimbulkan



kesalahan



yang



disebut



kesalahan



kumulatif. Untuk membatasi kesalahan kumulatif tersebut maka panjang ulir utama (jarak penggerak poros ukur) dibua terbatas 11



yaitu 25 mm. Skala



pada



mikro



meter



dibuat



pada



kedua



bagian



dari



mikrometer yaitu yang pertama pada selider tetap yang dinamakan skala tetap dan yang kedua pada sarungnya atau selinder putar yang dinamakan skala putar. Micrometer terdiri dari beberap jenis disesuaikan dengan penggunaan seperti: a. Micro meter luar b. Micro meter dalam c. Micro meter kedalaman. Dari setiap jenis micro meter masih terbagi atas beberap jenis menurut batas pengukuran yang dapat dilakukan.



Gambar macam-macam micrometer 4.1 Micro meter luar Mikrometer luar digunakan untuk melakukan pengukuran presisi pada bagian luar permukaan yang rata atau bulat. Konstruksi umum mikrometer luar seperti pada gambar dibawah ini. Landasan memiliki



permukaan yang



rata dan akurat



dan



ditempatkan pada obyek kerja. Ulir



Utama



memiliki



permukaan



presisi



dan



ulir



yang



dihubungkan pada selider tetap. Selider putar dihubungkan pada kerangka (frame) dan memiliki gradasi milimeter dan setengah milimeter pada bagian luar 12



permukaannya. selider tetap. memiliki (50) gradasi pada permukaan luarnya. Ratchet



dihubungkan



pada



thimble



dan



digunakan



untuk



mencegah agar mikrometer tidak dikencangkan terlalu keras. Kerangka (frame) adalah badan mikrometer dan dihubungkan pada sleeve.



4.2 Micrometer dalam Untuk pengukuran dalam digunakan mikro meter dalam. Mikro meter



tersebut



dibuat



untuk



bermacam-macam



batas



pengukuran misalnya: 30-40mm, 40-50 mm, 50-60mm Mikrometer ini digunakan untuk mengukur diameter dalam, celah. Bagian-bagian micro meter dalam 13



4.3 Micro meter kedalaman Mikro meter kedamanan disebut juga depth gage. Mikro meter jenis ini digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda, cara membaca mikrometer tersebut sama dengan cara membaca miktometer luar.



5.



Pengukur Tinggi Alat



pengukur



tinggi



disebut



juga



dengan



height



gage



dipergunakan untuk mengukur tinggi dan menggores diatas meja perata. Pengukur tingi ini dapat digunakn untuk menggores karena dilengkapi dengan pisau gores pada ujung rahang gerak dan terbuat dari bahan carbida



14



B.



ALAT UKUR PENGUKUR SUDUT 1. Plain Steel Protractor Plain Steel Protractor adalah alat paling sederhana yang digunakan



untuk



menandai/mengukur



kemiringan benda kerja.



suatu



sudut



atau



Plain steel protractor memiliki



keterbatasan pada ketelitian sama halnya dengan sebuah mistar baja. Alat ini dapat juga digunakan sebagai alat bantu dalam meggambar pada benda kerja.



2. Uniersal Bevel Protractor Sesuai



dengan



namanya



maka



uniersal



bevel



protractor



mempunyai konstruksi yang memungkinkan untuk dapat digunakan



dalam



menandai/mengukur



suatu



sudut



atau



kemiringan benda kerja dengan berbagai macam bentuk dan posisi. Universal bevel protractor dibuat dengan sangat teliti sehingga dilengkapi dengan kaca pembesar untuk memperjelas skala pembacaan.



15



Ada



2 (dua)



skala yang terdapat pada vernier protractor yang



diperlihatkan pada Gambar dibawah yaitu : 1. Skala tetap. 2. Skala geser vernier.



Nilai gradasi yang terdapat pada skala tetap dapat ditunjukan pada gambar dibawah ini Setiap gradasi pada skala tetap mengukur 1º. Setiap gradasi pada skala vernier mengukur hingga 5 menit atau



16



1  12



C.



ALAT UKUR PENGUKUR BERAT Banyak tipe yang digunakan dalam mengukur berat suatu benda pembacaan



skala



secara



digital



maupun



secara



manual.



Demikian juaga halnya dalam menghitung suatu berat benda juga tergantung kepada dimensi benda yang diukur dan kapasitas dari alat ukur tersebut



D.



ALAT UKUR PENGUKUR TEMPERATUR Pengukuran temperatur dapat digunakan termometer atau alat yang sejenisnya. Alat ini dalam pembacaannya tidak memerlukan suatu teknik yang khusus.



Tempertur



17



E. ALAT UKUR PENGUKUR KERATAAN (Straiht gauge) Pengukur kerataan (Straiht gauge) Dial Indicator digunakan Dial Indicator untuk mengukur perbedaan ketinggian/set up mesin dan juga dapat digunakan untuk mengukur kerataan.



II.



TEKNIK PENGUKURAN SESUAI STANDAR PROSEDUR Untuk mendapatkan pengukuran dengan tepat, dituntut adanya



pengetahuan dan kemampuan mengoperasikannya yang memadai dan kemampuan untuk membedakan berbagai sistem pengukuran sesuai dengan spesifikasi/geometris benda yang akan diukur. Dengan kata lain setiap orang yang bekerja dalam bidang teknik harus mengetahui teknik pengukuran yang mempunyai ruang Iingkup tentang bagaimana cara menggunakan alat ukur dengan benar dan pengetahuan lain yang berkaitan erat dengan masalah pengukuran. Hanya saja penggunaan alat ukur tersebut juga akan dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya : - Besar benda yang akan diukur, - kondisi (fisik) benda yang akan diukur, - posisi benda yang akan diukur, - Tingkat ketelitian yang direncanakan - efesien



18



1.



Penggunaan mistar ukur Mistar baja ini digunakan untuk mengukur panjang, lebar serta tebal



benda. Tetapi mistar baja tidak dapat digunakan untuk mengukur diameter benda dengan teliti. Berikut adalah cara menggunakan mistar baja dari beberapa jenis 1.1 Mistar baja dengan pengait pada ujungnya Pengait pada ujung mistar baja digunakan untuk menempatkan posisi nol mistar pada ujung benda yang merupakan titik referensi.



1.2. Mistar baja dengan garis nol pada pinggir Menggunakan mistar baja dengan nol pada pinggir diperlukan pelat penumpu sebagai pembatas. Ujung mistar baja diletakan pada pelat penumpu yang berfungsi sebagai titik referensi.



1.3 Mistar baja yang digunakan untuk mengkur diameter dalam benda Dalam keadaan terpaksa mistar geser dapat dipakai untuk mengukur diameter berikut adalah cara menggunakan mistar baja untuk mengukur diameter yaitu dengan menggeser mistar baja dalam arah melingkar sampai menemukan titik tertinggi diameter benda. 19



Dalam membaca skala pada mistar baja (alat ukur pada umumnya) harus dengan sudut pandang dalam arah tegak lurus terhadap alat ukur, untuk menghindari terjadinya penipuan atau paralaks yaitu penyimpangan pandangan sehingga mengakibatkan kesalahan pengukuran seperti gambar dibawah :



2. Penggunaan penggaris pita 20



Penggaris pita dapat digunakan untuk mengukur jarak luar atau untuk mengukur jarak dalam seperti yang ditunjukan



3. Penggunaan mistar geser 1. Tempatkan



rahang tetap (pengukur bagian luar/pengukur bagian



dalam/pengukur kedalaman) bada obyek ukur. 2. Meggeser rahang geser (sliding jaw) pada obyek kerja dengan cara menekan hingga kedua rahang menyentuh obyek ukur 3. Kencangkan baut pengunci rahang geser 4. Baca penunjukan skala 3.1 Ketelitian mistar geser Pada mistar baja mata hanya mampu untuk membedakan sebuah garis diantara dua garis skala dalam satu mili-meter. Artinya ketelitian yang bisa terbaca oleh mata untuk sebuah mistar baja adalah ½ mm (0,5 mm). Untuk menaikan tingkat ketelitian maka pada mistar geser dilengkapi dengan skala nonius. Pada gambar , garis 0 nonius segaris dengan garis A skala utama



21



u



= jarak satu bagian skala utama



n



= jarak satu bagian skala nonius



k



=u–n



Jika garis 0 nonius bergeser sejauh k dari garis A maka garis pertama nonius segaris dengan salah satu garis skala utama. Jika garis 0 nonius bergeser sejau 2k dari garis A maka garis kedua nonius segaris dengan salah satu garis skala utama. 3.2 Menghitung ketelitian jangka sorong Rahang jangka sorong dirapatkan sehingga nol



pada



skala



utama



segaris dengan nol pada skala nominal. Jumlah skala nonius dibandingkan



dengan Skala utama. Selisih



antara skala utama dan skala nonius Adalah ketelitian jangka sorong.



Macam ketelitian jangka sorong Untuk ketelitian 0,02 dapat dihitung sebagai berikut: Skala nonius dalam 1/50 mm. utama dibagi



Dalam



49 mm pada



skala



dalam skala dalam 50 bagian yang sama. Jadi



satu skala panjangnya : 49 mm : 50 = 49/50 = 0,98 mm. Satu bagian skala utama mempunyai panjang 1 mm. Selisih dari 22



kedua skala ini



( ketelitian ) = 1 mm – 0,98 = 0,02 mm.



Untuk ketelitian 0,1 dapat dihitung sebagai berikut: Skala nonius 1/10 mm. Dalam 9 mm pada skala utama dibagi dalam 10 bagian yang sama. Jadi satu skala panjangnya: 9 mm : 10 = 9/10 = 0,9 mm. Satu skala utama mempunyai panjang 1 mm. Ketelitiannya = 1mm – 0,9 mm = 0,1 mm. Untuk ketelitian 0,05 dapat dihitung sebagai berikut: Skala nonius 1/20 mm. Dalam 19 mm pada skala utama dibagi dalam 10 bagian yang sama. Jadi satu skala panjangnya ; 19 mm : 20 = 19/20 = 0.95 mm. Satu bagian skala utama mempunyai panjang 1 mm. Selisih dari kedua skala ini



( ketelitian ) = 1mm – 0,95 = 0,05 mm.



3.3 Cara membaca



23



4. Penggunaan Mistar geser jam 4.1 Prinsip kerja Mistar geser jam disebut juga mister geser dial. Mistar geser ini bekerja dengan prinsip gerakan translasi yang dilakukan oleh rahang ukur diteruskan melalui mekanisme roda gigi sehingga menghasilkan gerakan rotasi . Untuk kemudahan baca dan akurasi mistar gesr ini menggunakan prinsip amplifikasi dan sensitivitas 4.2 Ketelitian Mistar Geser Ketelitian mistar geser jam adalah 0,01 (1/100) karena terdapat 100 skala untuk satu lingkaran penuh. 4.3 Cara membaca



5.



Cara menggunakan mikro meter luar 24



5.1 Cara memegang dan mengatur mikro meter Benda kerja bebas dengan satu tangan kelingking dan jari manis dari tangan memegang mikro meter sedangkan jari yang lain memutar selinder putar. Sedangkan tangan kiri memegang benda



Kedua



tangan



dapat



untuk



memegang



dapat



dilakukan



digunakan



mikro



meter



dengan



cara:



pegang micro meter dengan tangan kiri,



sedangkan



tangan



kanan



digunakan untuk memutar selinder putar



Benda kerja dalam jumlah banyak dengan memakai penjepit



25



Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan mikro meter adalah sebagai berikut : 



Pemilihan jenis mikro meter tergantung :  Bentuk benda  Ukuran benda  Ketelitian yang dibutuhkan







Permukaan bernda ukur dan sensor/mulut ukur harus bersih







Putar penghentin sedemikian rupa sehingga kedua permukaan pengukuran bertemu selanjutnya periksa titik nol.







Semua permukaan harus bebas dari karat/ mengelupas







Permukaan pengukuran dan perubaan minimum harus bebes dari cacat.







Selinder putar harus dapat bergerak dengan lancar.







Jarak celah antara selinder putar dan selinder tetap harus harus merata.







Rachet dan penghenti gerakan harus dapat berputar dengan lancar







Pengunci harus benar-benar berfungsi dengan baik.



5.2 Cara membaca mikro meter Skala pada mikro meter terbagi atas skala tetap yang ada pada selinder tetap dan skala putar yang ada pada selinder putar. Tepi



dari



selinder



putar



berfungsi sebagai indeks untuk pembacan



skala



tetap.



Sedangkan garis yang melintang sepanjang skal tetap berfungsi sebagau



garis



indeks



untuk



pembacaan skal putar. Pada umumnya sebuah micro meter memiliki kisar ulir 0,5 dengan tingkat ketelitian 0,01 mm. 26



6.



Cara menggunakan Height gage Pengunaan height gage diatas meja perata dapat dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai berikut:  Pengukur tinggi awalnya disetel kasar,  Kencangkan baut pengunci a  Penyetelah



akhir



dengan



menggunakan



skrup



pengatur



pengukuran halus  Kencangkan baut pengunci b.  Melakukan penggoresan dengan bantuan blok penyiku dsbnya.



6.1 Cara membaca Height Gage Untuk menambah tingkat ketelitiannya height gage dilengkapi dengan skala nonius



atau skala jam maupun digital. Untuk pembacaan masing



masing jenis skala sama seperti pembacaan skala pada mistar geser.



27



7.



Cara mamabaca vernier protractor : Langkah-langkah



membaca



vernier protractor Langkah 1.dari angka nol pada skala vernier, hitung jumlah derajat yang terdapat pada skala tetap sesuai dengan arah panah.



= 70º(deraja



Langkah 2 hitung jumlah gradasi antara



skala vernier disebelah



kiri nol dan sesuai arah panah = 7 pembagian. Kali jumlah tersebut dengan 5 menit. Langkah 3 Tambahkan derajat dan menit. 70 Derajat + 35 menit. = 70º35'



28



5x7



37



1



Mengukur ketirusan benda



2



Mengukur besar sudut benda



3



Mengukur sudut kemiringan benda



4



Mencari titik pusat benda



5



Menggambar sudut pada benda kerja



29



Penggunaan bevel protractor harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut - Pemilihan peralatan disesuaikan dengan bentuk benda kerja - Sebelum pengukuran pastikan bahwa semua pengunci dalam keadaan bebas sehingga perlengkapan bevel dapat bergeser maupun berputar dengan bebas. - Titik / garis acuan benda kerja harus berimpit terhadap pelat acuan bevel protractor - Geser / putar perlengkapan bevel sampai berimpit pada garis ukur benda - Kunci perlengkapan agar tidak bergeser / berputar - Baca penunjuk skala pada bevel protractor.



30



F. LANGKAH KERJA



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No 1.



PANDUAN GAMBAR Manual book



CAPAIAN



KETERANGAN



Penggunaan alat 1.1. Buku manual book untuk mengetahui cara ukur untuk penggunaan alat ukur dimensi benda sesuai prosedur



1.2.



Menyiapkan alat kerja : a. Kain pembersih (Majun )



Menyiapkan majun, jangka sorong, mikro meter sesuai dengan benda yang diukur



“Quality Control” pada produk permesinan



b. Jangka sorong



meliputi : a. Pengukuran :



31



-



dimensi ( ukuran langsung )



-



silinderis.



-



kesejajaran



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN -



c. Micro meter



dll.



b. Pemeriksaan : - kerataan - kesikuan - memperbandingkan



d. Rol meter kain



Alat – alat untuk pengukuran Alat untuk pengukuran Pita pengukur Pita pengukur dari kain Skala dalam cm dengan ketelitian 0,5 cm atau 1 cm Rol meter kain Panjang pit antara 10 m sampai dengan 100 meter. Digunakan



pada pengukuran obyek yang panjang,



misalnya : Luas ruangan / bangunan.



32



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN



e. Rol meter plat Rol meter pelat.



Terbuat dari pelat baja pegas, ukuran bervariasi 1m atau 2m. Digunakan pada pengukuran kerja kayu dan lainnya.



Mistar Mistar gambar Terbuat dari plastik, kayu atau logam. Digunakan untuk



Mistar



mengambar pada kertas.



Mistar lipat 33



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN Dibuat dari bahan kayu,plastik, baja atau logam ringan.



Mistar Lipat



Panjang 1m dengan 10 lipatan, ketelitian 1 mm. Digunakan pada pertukangan kayu.



Mistar Baja Mistar baja Dibuat dari pelat baja pegas Ketelitian 0,5 mm, digunakan untuk mengukur panjang



34



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN



Contoh Penggunaan



Contoh penggunaan : Merngukur panjang benda kerja.



Mengukur Mengukur panjang bidang bertingkat.



35



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN



Jangka Sorong Jangka Sorong Jangka sorong sederhana Digunakan untuk mengukur dimensi luar



dan dalam



pada bentuk sederhana. Ketelitian 0,02 mm dan 1/1000 inchi.



Bagian Jangka Sorong Pada gambar terlihat nama bagian jangka sorong. 1. Rahang tetap 2. Rahang jalan. 3. Baut pengikat. 4. Skala nonius. 5. Skala utama. 6. Rahang tetap.



7. Rahang gerak. 8. Pengukur kedalaman. 36



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN



Jangka Sorong Jangka sorong serbaguna. Digunakan untuk mengukur dimensi luar dan dalam, kedalaman, dan bidang step (bertingkat / alur ). Ketelitian 0,02 mm dan 1/128 inchi.



Jangka Rahang Ganda



Jangka sorong rahang ganda Digunakan untuk mengukur bidang – bidang celah dan alur. Untuk mengukur ukuran dalam hasilnya harus ditambah 10 mm. 37



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN



Jangka Sorong Kedalaman



Jangka sorong kedalaman



Digunakan



untuk



mengukur



kedalaman



suatu



lubang, alur atau celah dan bidang – bidang yang bertinggkat.



Jangka Sorong Kedalaman



Contoh jangka sorong kedalaman :



38



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN Untuk mengukur dalam lubang atau alur.



Jangka Sorong



Untuk mengukur lebar aluar dalam.



Jangka



Untuk mengukur kedalaman alur pasak



Jangka Sorong 39



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN



Jangka sorong dengan jarum penunjuk (dial) Dial berfungsi untuk mempererat pembacaan



Jangka Sorong angka (digital)



Dan



menambah



ketelitian



dalam



membaca ketelitian



0,02 mm



Jangka sorong angka ( digital ) Alat ini membaca langsung hasil pengukuran



Menghitung Ketelitian Jangka Sorong



Dengan ketelitian 0,01 mm dan 0,0005 inchi



Menghitung ketelitian jangka sorong



Nonius 40



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN Rahang jangka sorong dirapatkan sehingga nol pada skala utama segaris dengan nol pada skala nominal. Jumlah skala nonius dibandingkan dengan



Skala utama. Selisih antara skala utama dan skala



nonius Adalah ketelitian jangka sorong. Macam ketelitian jangka sorong 1/10 = 0,1 mm; 1/20 = 0,05 mm; 1/50 = 0,02 mm.



Skala nonius : pembagian garis – garisnya lebih pendek dari skala utama. Perbedaan dari kedua skala ini adalah untuk Memungkinkan mengukur lebih teliti. Macam ketelitiannya : 1/10 = 0,1 mm; 1/20 = 0,05 mm; 1/50 = 0,02 mm



Skala nonius dalam 1/50 mm dalam utama dibagi pada skala dalam 41



49 mm pada skala



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN Skala nonius,49 mm dibagi pada skala utama dalam 50 bagian yang sama. Jadi satu skala panjangnya : 549 mm ; 50 = 49/50 = 0,98 mm. Satu bagian skala utama mempunyai panjang 1 mm. Selisih dari kedua skala ini ( ketelitian )



Skala nonius 1/10 mm dalam 9 mm pada skala utama didalam skala nonius, 9 mm dibagi pada skala utama dalam 10 bagian yang sama. Jadi satu skala panjangnya: 9 mm : 10 = 9/10 = 0,9 mm. Satu skala utama mempunyai panjang 1 mm. Ketelitiannya = 1mm – 0,9 mm = 0,1 mm.



Mikro Meter



42



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN Mikro meter



Mikro meter luar Digunakan untuk mengukur ukuran luar benda seperti : diameter luar, panjang atau lebar. Daerah pengukuran (range) biasanya : 0 – 25; 25 – 50; 50 – 75; 75 – 100 tergantung dari ukuran benda kerja.



Menghitung ketelitian micrometer Kisar batang pengukur Ketelitian = ---------------------------------------Jumlah bagian (divisi) yang sama Pada keliling sarung pengukur. Kisar batang pengukur biasanya = 0,5 mm.



43



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN Bila jumlah bagian (divisi) yang sama pada sarung pengukur : 50 bagian, berarti ketelitiannya 1 bagian =0,5/50 = 50/100 : 50 = 1/100 mm = 0,01 mm.



Contoh pembacaan ukuran : Jumlah + tengahan + peratusan dari sarung (mm) (mm) pengukur. 6 0 0,15 _____________________________________ 6,15 Jumlah + tengahan + peratusan dari Sarung pengukur (mm) (mm) 6



44



0,5



0,15 6,65



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN



Pada gambar terlihat ukuran yang tidak tepat berada pada garis yang terbaca langsung : 18 + 0,5 + 0,13 = 18,63 mm dan 18 + 0,5 + 0,14 + 18,64 mm berarati ukurannya = 18,63 mm ~ 18,64 mm



Jenis ketelitian mikrometer



Mikrometer



dengan ketelitian



0,002 mm disebut



juga mikrometer penunjukkan angka. 45



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN



Mikrometer



pembacaan langsung dengan ketelitian



0,001 mm.



Untuk benda kecil,



benda kerja dipegang dengan



tangan kiri dan mikrometer dengan tangan kanan.



46



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN



Untuk benda masal dan sejenis, mikrometer dijepit pada alat pemegang mikrometer. Benda kerja dipegang dengan tangan kiri. Tangan kanan memutar poros mikrometer.



Mikrometer dalam digunakan untuk Mengukur diameter lubang dengan ketelitian tinggi. Ketelitian dalam mm : 0,01 ; 0,005; 0,02 dan 0,001. 47



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN



Mikrometer



dibuat



dengan



tiga titik



kontak



pengukuran sehingga dapat memusat sendiri Dan hasil pengukuran tepat. Pada



gambar



terlihat



penunjukkan



penampang konstruksi mikrometer dalam. 1. Pena pengukur tiga titik. 2. pegas tarik. 3. batang ulir pengukur.



48



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN



Pada



gambar



telihat



penunjukkan



penampang konstruksi mikrometer dalam untuk satu titik kontak.



Mikrometer dalam jenis lain digunakan untuk Mengukur dan celah.



49



lubang bertingkat, lubang buntu, alur



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN



Perbedaan dengan pada



ujung



memungkinkan lubang.



50



mikrometer yang lain terletak



depan dapat



yang



rata, sehingga



masuk sampai ke dasar



MENGUKUR DENGAN MENGGUNKAN ALAT UKUR No



PANDUAN GAMBAR



CAPAIAN



KETERANGAN



Perilaku Kerja :



Penggunaan



Pelaksanaan pengukuran



ukur



untuk 1. Daftar



menggunakan alat ukur



dimensi



benda



membutuhkan kompetensi perilaku :



sesuai prosedur



1. Melakukan



dengan



sistematis



dengan



teliti



untuk



detail proses 3. Pencatatan



hasil



alat



yang



digunakan



sesuai



kebutuhan 2. Form isian pemeriksaan 3. SOP pelaksanaan merawat alat ukur



sesuai SOP 2. Dilakukan



alat Alat yang digunakan :



pemeriksaan



dengan detail dan teliti



51



dengan



G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI



Elemen Kompetensi 1 Menggunakan bermacam-macam alat pengukur untuk mengukur/ menentukan dimensi atau variabel Baca Referensi 1.1: Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal mengenai kegunaan bermacam macam alat ukur



Aktivitas 1.2 : Silahkan



untuk



menggunakan



APD



lengkap



sebelum



melakukan pengukuran



Aktivitas 1.3 : Silahkan untuk memeriksa fungsi alat ukur dan pastikan alat ukur terkalibrasi



Video Youtube 1.4 : Silahkan melihat youtube berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=rwoGcISJ6b4 https://www.youtube.com/watch?v=T22onkZTFKQ Catat rangkum hasil Anda menyaksikan tayangan video tersebut.



52



CEK LIST MELAKSANAKAN PENGUKURAN



NO



ITEM CEK



√/X



Perlengkapan APD 1 warepack 2 Helm 3 Sarung tangan kain 4 Masker 5 Sepatu safety Peralatan dan tool support Kain pembersih 1 (majun) Meja ukur meja 2 perata 3 Jangka sorong 4 Mikro meter 5 Pengaris 6 Kuas Bahan Benda yang akan 1 diukur Keterangan symbol √ = ada dan siap digunakan X = Tidak ada



53



KETERANGAN



Elemen Kompetensi 2 Memelihara alat-alat pengukur Baca Referensi 2.1: Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal sebagai berikut: 1. Jenis alat ukur dan cara memelihara alat ukur 2. Pastikan alat ukur terkalibrasi dan dalam keadaan Nol 3. Cara menyimpan alat ukur pada suhu ruang yang dipersyartakan



Diskusi 2.2: Silahkan untuk mendiskusikan hasil mencarian informasi mengenai hal yang telah Anda pelajari: 1. Jenis perawatan alat ukur jangka sorong dan micrometer 2. Suhu yang diijinkan menyiman alat ukur 3. Cara melakukan perawatan alat ukur sebelum selama dan setelah digunakan Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok, buatlah catatan dan presentasikan di kelas hasil diskusi setiap kelompok.



Membacar 2.3 : Silahkan untuk membaca langkah kerja atau SOP sebagai panduan dalam melaksanakan perawatan dan pemeliharaan alat ukur Catat hasil pemeriksaan.



Aktivitas 2.4: Silahkan untuk mencoba melaksanakan pemeliharaan dan penyimpanan alat ukur 54



Video Youtube 2.5 : Silahkan melihat youtube berikut ini: Link: https://www.youtube.com/watch?v=2IvJ10lO8I0 Catat rangkum hasil Anda menyaksikan tayangan video tersebut.



Pikirkan 2.6 :



 Aspek K3 yang penting diperhatikan dalam proses pelaksanaan pemeliharaan alat ukur saya adalah: ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________



Penilaian: Penilaian Memenuhi/Belum Memenuhi Capaian Pembelajaran Peserta



Catatan :



Instruktur



Nama/Tandatangan/tgl



Nama/Tandatangan/tgl



55



H. LAMPIRAN KAMUS ISTILAH



Majun



Kain yang halus untuk membersihkan kotoron benda yang akan diukur



Grease



Lemak untuk melindungi alat ukur dari debu dan karat



Jangka Sorong



Alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter



Mikrometer



Alat yang digunakan untuk mengukur benda benda



berukuran



kecil



atau



tipis



dengan



ketelitian seprseribu milimeter Skala Noniu



Adalah



bantuan



pengelihatan



yang



memungkinkan pengguna untuk mengukur lebih tepat



daripada



yang



bias



dilakukan



bantuan saat membaca skala pengukuran



56



tanpa



REFERENSI 



Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).







Modul Mengukur dengan menggunakan alat ukur Kementerian Tenaga Kerja



57



UNIT KOMPETENSI KODE UNIT



: C.28LOG12.008.2



JUDUL UNIT



: Mengukur Dengan Menggunakan Alat Ukur



DESKRIPSI UNIT



: Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam mengukur dengan mengunakan alat ukur.



ELEMEN KOMPETENSI



KRITERIA UNJUK KERJA



1. Menggunakan bermacammacam alat pengukur untuk mengukur/ menentukan dimensi atau variabel



1.1 Alat atau perlengkapan diseleksi agar mencapai hasil sesuai spesifikasi. 1.2 Teknik pengukuran yang tepat digunakan. 1.3 Pengukuran secara akurat terhadap instrumen yang berukuran paling baik dilakukan.



2. Memelihara alat-alat pengukur



2.1 Perawatan rutin dan penyimpanan alat yang menjadi tanggung jawab spesifikasi pemilik manufaktur atau prosedur operasi standar dilakukan. 2.2 Penyetelan rutin terhadap alat-alat dilakukan.



BATASAN VARIABEL



1. Konteks Variabel 1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk menggunakan bermacammacam alat pengukur untuk mengukur/menentukan dimensi atau variabel, memelihara alat-alat pengukur.



1.2 Pekerjaan yang dilakukan secara otonom maupun merupakan bagian dari lingkungan tim. Pekerjaan bisa dilakukan di lapangan, bengkel, tempat kerja.



1.3 Unit ini meliputi keterampilan mengukur yang membutuhkan aplikasi langsung alat pengukur dan bisa juga memanfaatkan pengujian alat pengukur secara luas, seperti pengukuran dengan menggunakan alat pengukur celah, mikrometer, indikator penunjuk, thermometer, dan alat-alat ukur yang semacamnya. Ukuran yang dilakukan bisa termasuk panjang, persegi, bidang datar, sudut, jarak 58



ruangan atau setiap ukuran lainnya yang dapat di baca dengan analog, digital atau alat ukur teruji lainnya. Alatalat elektronik/listrik yang digunakan adalah yang tidak membutuhkan sambungan atau pemutusan aliran listrik. Ukuran bisa meliputi ukuran metrik dan imperial. Semua ukuran dilakukan sesuai prosedur kerja baku. Penyetelan alat pengukur adalah melalui cara eksternal dan termasuk penyetelan angka nol dan linear.



1.4 Untuk penggunaan langsung dari alat pembanding atau pengukuran dasar maka unit C.28LOG12.001.2 (Menggunakan Alat Ukur Pembanding dan/atau Alat Ukur Dasar) harus dicapai.



2. Peralatan dan Perlengkapan 2.1 Peralatan 2.1.1



Alat ukur yang terkait dengan unit ini



2.2 Perlengkapan



3



2.2.1



Bahan habis pakai



2.2.2



Alat tulis kantor



2.2.3



Meja dan kursi



2.2.4



Mesin hitung



Peraturan yang diperlukan (Tidak ada.)



4. Norma dan standar 4.1 Norma (Tidak ada.)



4.2 Standar 4.2.1



Standar ISO/JIS/DIN/ASTN yang berkaitan dengan unit ini.



4.2.2



Prosedur yang berkaitan dengan unit ini



PANDUAN PENILAIAN



1. Konteks Penilaian



59



1.1 Unit kompetensi ini dapat diases di tempat kerja, di luar tempat kerja atau kombinasi keduanya. Apabila asesmen terjadi di luar tempat kerja, simulasi harus digunakan dengan karakteristik yang mencerminkan seperti kondisi tempat kerja nyata.



1.2 Dalam pelaksanaannya peserta sertifikasi harus dilengkapi dengan peralatan/perlengkapan, dokumen, bahan serta fasilitas asesmen yang diperlukan.



1.3 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama dengan mempertimpangkan aspekaspek tujuan dan konteks asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan peserta sertifikasi, sumber daya asesmen, tempat asesmen serta jadwal asesmen.



1.4 Asesmen dapat dilakukan dengan metode pertanyaan lisan, pertanyaan tertulis, observasi demonstrasi, verifikasi portofolio, verifikasi pihak ketiga dan metode lain yang relevan.



2. Persyaratan Kompetensi (Tidak ada.)



3. Pengetahuan dan Keterampilan yang diperlukan 3.1 Pengetahuan 3.1.1



Menggunakan berbagai macam alat



ukur



3.1.2



Prosedur untuk penggunaan alat ukur



3.1.3



Prosedur pemeliharaan dan penyimpanan alat ukur



3.1.4



Bahaya dan tindakan pengendalian



terkait dengan melakukan pengukuran



3.1.5



Prosedur dan praktek kerja yang aman



3.2 Keterampilan 3.2.1



Menggunakan perangkat sesuai dengan



prosedur operasi standar



3.2.2



Menyimpan dan memelihara perangkat



60



3.2.3



Menggunakan



berhitung



keterampilan



dasar untuk melakukan



pengukuran menggunakan alat ukur



3.2.4



Mengikuti instruksi lisan dan tertulis



standar



4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Teliti 4.2 Cermat 5. Aspek Kritis 5.1 Ketelitian dalam menyeleksi alat atau perlengkapan agar mencapai hasil sesuai spesifikasi



5.2 Kecermatan dalam menggunakan teknik pengukuran yang tepat



61



NAMA PENYUSUN



NO. 1.



NAMA Siswanto, S.M



PROFESI  Instruktur Mesin PT PAL  Asesor LSP-P2 PAL  Asesor LSP-LMI



62