10 0 647 KB
PROPOSAL BUSINESS PLAN
Fatih Ezzat A
121180127
Annisa Putri Permatasari
121180130
Safina Arin Nabila
121180132
Maya Puspitasari
121180137
Primada Sutha
121180141
vi
TUGAS BUSINESS PLAN TECHNOPRENEURSHIP PRODUKSI BIOETANOL DARI NIRA AREN
Disusun oleh: Fatih Ezzat A
121180127
Annisa Putri Permatasari
121180130
Safina Arin Nabila
121180132
Maya Puspitasari
121180137
Primada Sutha
121180141
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2021
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang I.1.1 Data hasil Produksi Nira Aren
Rata-rata produksi nira aren pada penelitian di Desa Pulantan ini menunjukkan bahwa rata-rata produksi nira aren berkisar antara 4,93 liter hingga 25,27 liter dengan rata-rata produksi nira aren pada perlakuan A (umur pohon nira sekitar 10 – 20 tahun) sebesar 20,83 liter dan pada perlakuan B (umur pohon nira sekitar 21 – 30 tahun) sebesar 7,95 liter. Data hasil pengamatan dan pengukuran rata-rata produksi nira aren ini secara grafis dapat dilihat pada data hasil produksi nira aren. Menunjukkan bahwa rata-rata produksi nira aren tertinggi terjadi pada perlakuan A (perlakuan umur pohon nira sekitar 10 – 20 tahun) sebesar 20,83 liter. Rata-rata produksi nira aren yang terendah terjadi pada perlakuan A (perlakuan umur pohon nira sekitar 21 – 30 tahun) hanya sebesar 7,95 liter. I.1.2 Grafik Produksi Nira Aren dari kisaran umur 10 tahun – 30 tahun.
Grafik produksi nira aren dari kisaran umur 10 hinga 30 tahun menunjukkan
kecenderungan penurunan produksi nira terjadi setelah pohon aren berumur 20 tahun. Penurunan ini diduga karena umur pohon aren yang semakin bertambah tidak produktif lagi untuk menghasilkan nira dan rusaknya bidang sadap tanaman aren Manumono (2008).
I.1.3 Kebutuhan Impor Etanol Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, selama 5 tahun impor etanol di Indonesia diperkirakan akan semakin meningkat. Data impor bioetanol di Indonesia berikut : Data Impor etanol di Indonesia TAHUN
JUMLAH (TON)
2012
106,43
2013
229,44
2014
1.134,50
2015
1.262,00
2016
1.632,40
Sumber : Badan Pusat Statistik 2017
Y-Values IMPOR BIOETANOL(TON)
2500 y = 348.57x - 701149 R² = 0.9165
2000 1500
Y-Values
1000
Linear (Y-Values)
500 0 2010 -500
2012
2014
2016
2018
TAHUN
Grafik Hubungan Tahun dengan Impor etanol di Indonesia
Melalui perhitungan persamaan garis lurus di atas diperoleh persamaan y = 408,45x – 821.745 yang dapat digunakan untuk memprediksi kebutuhan impor etanol di Indonesia pada tahun 2023. Dengan persamaan garis lurus tersebut didapatkan prediksi impor etanol di Indonesia sebesar 4.550 ton/tahun.
I.I.4 Kebutuhan Ekspor Etanol Data Ekspor etanol di Indonesia TAHUN
JUMLAH (ton)
2012
391,478
2013
478,054
2014
488,136
2015
720,374
2016
687,253
Sumber : Badan Pusat Statistik 2017
Chart Title EKSPOR BIOETANOL
800 600 y = 68.023x - 136452 R² = 0.6994
400 200 0 2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
TAHUN
Grafik Hubungan Tahun dengan Ekspor etanol di Indonesia Melalui perhitungan persamaan garis lurus di atas diperoleh persamaan y = 83,387x – 167388 yang dapat digunakan untuk memprediksi kebutuhan ekspor etanol di Indonesia pada tahun 2023. Dengan persamaan garis lurus tersebut didapatkan prediksi ekspor bioetanol di Indonesia sebesar 1.304 ton/tahun.
I.2. Tujuan Usaha Tujuan dari perancangan produk ini yaitu untuk memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia yaitu aren dengan menggunakan nira aren yang dapat diolah menjadi produk bioetanol, sehingga petani akan memiliki lebih banyak pilihan dalam mengolah aren dalam hal ini akan dapat meningkatkan pendapatan dari petani aren dan produsennya.
I.3. Output yang Diharapkan Produk yang dihasilkan diharapkan mampu untuk bersaing di pasaran yang dapat digunakan di industri farmasi, obat-obatan, dan bahan pelarut.
I.4. Manfaat Usaha Manfaat dari usaha ini adalah memberikan keuntungan finansial bagi kelompok tani/UKM, mengembangkan kreativitas untuk dapat memunculkan inovasi baru, dan dapat menambah lapangan pekerjaan bagi warga serta menambah pendapatan.
BAB II DESKRIPSI PROSES
II.1. Latar Belakang Ide Produk Aren adalah salah satu bahan baku bioetanol yang paling produktif. Aren yang diolah dari niranya dapat menghasilkan bioetanol sekitar 25.000-40.000 liter/hektar/tahun (Kusumant D, 2008). Ditinjau dari luas area dan penyebaran tanaman aren serta produksi bioetanol didukung data dari Direktorat Jenderal Perekebunan bahwa tanaman aren tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia seperti Papua, Maluku, Maluku Utara, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengara, Bengkulu, Kalimantan Selatan dan Nangroe Aceh Darussalam. Total luas aren di Indonesia sekitar 62.009 Ha dengan produksi nira aren diperkirakan 164.389 ton (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2009). Produk yang bernilai ekonomis dari tanaman aren adalah air sadapannya yaitu nira. Akan tetapi pemanfaatan dan pemahaman masyarakat tentang produksi nira aren sebagai bahan baku bioetanol masih terbatas. Nira aren selanjutnya akan dikembangkan menjadi bahan baku pembuatan bioetanol dengan cara di fermentasi menggunakan mikroorganisme. Usaha ini diinginkan untuk dibuat di daerah Tasikmalaya, Jawa Barat. Luas areal tanaman aren di Jawa Barat 14.204 ha dengan produksi 22.489 ton dan produktivitas mencapai 2.781 kg/ha (Dinas Perkebunan, 2015). Pohon aren mampu menghasilkan 20 liter air nira perhari dengan potensi produksi 36.000 liter per pohon. Harga air nira aren berkisar antara Rp. 150 – 250/ liter. Pengalihan atau konversi minyak tanah tidak harus ke bahan bakar gas tetapi juga dapat ke bioetanol yang bersifat lebih ramah lingkungan. Bioetanol merupakan bahan bakar nabati dan termasuk bahan bakar yang dapat diperbaharui (renewable). Penggunaan bioetanol yang memiliki kadar 70-92% dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Bioetanol dengan kadar 70-90% dapat digunakan dapat bidang farmasi, disinfektan, wine, dan bir. Sedangkan bioetanol dengan kadar 90-96% dapat digunakan di bidang farmasi, obat-obatan dan bahan pelarut. Sebut saja kompor bioetanol dimana menggunakan etanol kadar diatas 70%. Kompor ini dirasa cocok untuk keperluan rumah tangga karena desain tungku yang dapat memperkecil pencampuran bahan bakar dengan udara (Lloyd et al., 2011). Hal lainnya untuk kadar diatas 90% maka dapat diserap oleh industri sebagai bahan
baku, misalkan untuk industri farmasi bioetanol yang dicampurkan dengan tisu akan menjadi tisu antiseptik yang digunakan sebelum dokter menyuntik pasiennya. Untuk industri kosmetik, ethanol dapat digunakan sebagai bahan dasar kosmetik pembersih wajah. Dengan ada pengembangan ini diharapkan petani memiliki lebih banyak pilihan untuk mengolah hasil aren, kemudian dapat meningkatkan penggunaan bahan bakar yang dapat diperbaharui (renewable), dan ikut berpartisipasi dalam upaya menjaga lingkungan.
II.2. Deskripsi Proses 1. Segmen Pasar Segmentasi pasar produk bioetanol adalah industri kecil/UKM, masyarakat umum. 2. Target Pasar Yang menjadi target produk ini adalah untuk kebutuhan rumah sakit, toko parfum, industri kosmetika, dan untuk bahan bakar kompor bioetanol. Rincian target pasar bioetanol dapat dilihat dalam tabel berikut: No 1.
Grade Bioetanol Kadar 70-80%
Manfaat Subsitusi minyak tanah 1 liter untuk diatas 3 jam
Pemakai Masyarakat pemilik kompor BAHENOL (Bahan Hemat Etanol) skala rumah tangga
2.
3.
Kadar
Paramedis & Pabrik obat,
80%
Sterilisasi di Rumah Sakit, Balai Pengobatan, Reparasi Elektro & Bahan baku Obat
Kadar
Campuran parfum
Parfum, kosmetik, deodorant
farmasi dan Jamu
90-92%
3. Positioning Sebagai produk inovasi untuk mengolah nira aren menjadi produk yang bioetanol yang dapat digunakan pada berbagai bidang
II.3. Keunggulan Produk 1. Produk yang dihasilkan dapat dimanfaatkan dalam berbagai kepentingan seperti untuk kosmetik, parfum, kebutuhan rumah sakit dan bahan bakar kompor bioetanol 2. Penggunaan bioetanol dapat mengurangi emisi gas CO sehingga ramah lingkungan secara signifikan 3. Biaya produksi bioetanol relative rendah, karenanya dapat dibuat oleh industri UKM atau home industri 4. Teknologi pembuatan bioetanol tergolong low technology sehingga masyarakat dapat mempelajarinya 5. Sumber bahan baku bioetanol yang digunakan yaitu aren keberadaannya banyak ditemukan di Indonesia
BAB III ASPEK PRODUKSI
III.1. Alat dan Bahan III.1.1. Alat a. Alat Pemasakan b. Tabung Fermentasi c. Tabung Destilasi Etanol III.1.2. Bahan a. Nira Aren b. Urea c. NPK d. Saccharomyses cerevisiae
III.2. Rangkaian Alat
Gambar 3.1. Rangkaian Alat Pemasakan
Gambar 3.2. Rangkaian Tabung Fermentasi
Gambar 3.3. Rangkaian Tabung Destilasi
III.3. Cara Kerja 1. Mengambil nira aren dari pohon aren 2. Pemasakan nira aren selama ±30 menit dengan melakukan pengadukan 3. Kemudian didinginkan hingga suhu ±20 oC 4. Menambahkan katalisator Urea 1%, NPK 1%, dan Saccharomyses cerevisiae 2% dan melakukan proses fermentasi selama 72 jam,serta melakukan pengadukan setiap 6 jam 5. Melakukan proses destilasi untuk pemisahan ethanol dan air selama ±4 jam dan menghasilkan kadar alkohol sampai 92%
III.4. Diagram Alir
Pengambilan nira aren
Pemasakan nira aren t=±30 menit
Pendinginan hinga 20 oC
Urea 1%, NPK 1%, Saccharomyses cerevisiae 2%
Fermentasi 72 jam
Destilasi t=4 jam; T=88 oC
Air
Ethanol Kadar etanol hingga 92%
III.5. Kapasitas Produksi Kapasitas produksi yaitu 1000 liter/bulan, karena kapasitas dari alat hanya mampu memproduksi bioethanol sebanyak 100 liter/proses.
BAB IV ANALISIS PASAR
IV.1. Analisis SWOT 1. Aspek Strength (Kekuatan) •
Bahan baku yang mudah didapatkan
•
Produk yang ramah lingkungan
•
Produk memiliki banyak kegunaan
•
Banyak dibutuhkan dalam berbagaii industri
•
Kualitas produk bersaing
2. Aspek Weakness (Kelemahan) •
Kapasitas produksi masih terbatas
•
Biaya investasi yang tinggi
•
Masyarakat masih banyak mengolah nira aren menjadi produk minuman keras
•
Kelembagaan pemasaran belom terbentuk
•
Kurangnya jumlah tenaga penyuluh/pendamping
3. Aspek Opportunities (Peluang) •
Market yang terus berkembang
•
Peluang pasar bioetanol yang masih besar
•
Demografi wilayah memberikan sumber daya alam yang mendukung
•
Market internasional
•
Mengembangkan produk yang ramah lingkungan sehingga dapat mendapat dukungan dari pemerintah
•
Kebijakan pengembangan energi baru terbarukan
4. Aspek Threats (Hambatan) •
Pesaing baru di segmen pasar yang sama
•
Persaingan harga dengan pesaing
•
Pesaing menguasai pangsa pasar terbesar
IV.2. Analisis Porter Five Forces Model 1. Rivalry among existing competitors Bioetanol sendiri sudah banyak produk yang beredar di Indonesia dan kebanyakan produk bioetanol yang beredar tidak menggangu sekitar lingkungan. Bioetanol dapat digunakan pula dalam industri kosmetika, industri farmasi dan kesehatan, rumah tangga dan UKM (sebagai bahan bakar kompor bioethanol), pertanian, laboratorium penelitian, bahan baku fine chemicals lainnya seperti bioeter dan biodietilasetat, dan sebagainya. Dalam menjalankan usahanya, pengrajin bioetanol dihadapkan pada beberapa permasalahan, yaitu persaingan tidak sehat dengan cara saling bersaing dalam menurunkan harga jual produk antarpelaku usaha, proses produksi sangat bergantung pada jumlah permintaan, kurangnya tenaga terampil, tenaga kerja rata-rata berpendidikan rendah dan sulit untuk diajak bekerja sama (mengikuti pelatihan, dan lain-lain), rendahnya modal yang dimiliki pengrajin, dan rendahnya kemampuan pemasaran. Permasalahan tersebut di atas berpengaruh pada rendahnya daya saing industri bioetanol. 2. Bargaining power of buyers Buyer volume dalam bioetanol tergolong tinggi dikarenakan produk ini terkenal dimasyarakat yang hampir seluruh warga Indonesia sudah banyak menggunakannya seperti kosmetik,farmasi dan Kesehatan,pertanian dan penelitian laboratorium, sehingga tidak perlu untuk diperkenalkan ke masyarakat yang lebih luas lagi. 3. Bargaining power of suppliers Supplier concentration pada bioetanol memiliki tingkat yang sangat tinggi, dimana dibutuhkan koordinasi dan teknis yang lebih bagus dalam menghasilkan jumlah yang sangat besar karena bioetanol ini memiliki manfaat yang sangat banyak. 4. Threat of new entrants Capital requirement pada bioetanol ini sangat murah, karena bahan bakunya sendiri murah dan mudah di dapatkan. Untuk government barriers pada industri ini sangat baik, karena Bioetanol merupakan cairan tidak berwarna serta bersifat ramah lingkungan dimana hasil pembakaran berupa gas-gas pencemar udara, seperti Nx dan CO sangat kecil. Bioetanol tidak menimbulkan efek rumah kaca seperti bahan bakar fosil karena gas berbahaya seperti CO2 berkurang 22%. Pada learning curves, karena persaingan tidak sehat dengan cara saling bersaing dalam menurunkan harga jual produk.
5. Threat of substitute products or service Price elasticity memiliki peranan yang penting, jika terjadi perubahan harga pada produk baru yang dihasilkan bietanol dengan harga yang lebih rendah maka akan menyebabkan konsumen berpindah kepada produk yang baru. Tetapi jika untuk substitute product from other industry, produk lain dengan fungsi yang sama sudah banyak ditemukan dengan berbagai merek produk yang berbeda-beda, tetapi produk ini juga multifungsi dan tidak memiliki warna sehingga ramah lingkungan maka akan tetap dipakai.
IV.3. Peluang Pasar •
Buyyer Sasaran dari produk bioetanol dari nira aren adalah industri kimia, kosmetik, farmasi, dan bahan bakar kompor bioetanol. Dapat juga dipasarkan di rumah sakit dan toko parfum.
•
Analisa pasar sasaran Target penjualan tiap bulannya yaitu 1000 liter bioethanol. Untuk memenuhi target ini maka digunakan strategi pemasaran yaitu produk dijual di toko, membuka stand, didistribusikan ke industri yang memerlukan seperti toko kosmetik, farmasi, dan bisa juga didistribusikan ke rumah sakit, serta dapat pula dijual ke masyarakat umum sebagai bahan bakar kompor bioethanol. Selain itu promosi yang dilakukan yaitu seperti penyebaran pamphlet dan promosi melalui jejaring social media dan website.
BAB V ANALISIS KEUANGAN
5.1.Harga jual produk Untuk harga jual alkohol kebutuhan rumah sakit = Rp 22.000/liter Untuk alkohol kebutuhan campuran parfum (kadar >90%) = Rp 70.000/liter Untuk bahan bakar kompor bioetanol = Rp 8.000/liter
5.2.Biaya produksi Banyaknya Harga per unit Tempat Bangunan/tahun Produksi Bioetanol Biaya investasi Alat pengolahan bioetanol (1 paket kapasitas produksi 100 liter: alat pemasakan, fermentor, dan distilasi) Biaya produksi/bulan Bahan baku nira aren (liter) Urea (%) NPK (%) Ragi (%) Gas (tabung) Listrik Tenaga kerja Total/bulan Total/tahun Laba sebelum investasi alat/tahun Laba sebelum investasi alat/bulan
100 m2
Jumlah 10,000,000
1
100,000,000
100,000,000
12500 1 1 2 1
200
2
2,500,000
2,500,000 50,000 20,000 300,000 200,000 300,000 5,000,000 8,370,000 110,440,000 238,760,000 19,896,667
5.3.Break Event Point (BEP)
No. 1.
2.
Komponen BEP
Rp
3.
Annual Fixed Cost (Fa) Bangunan 20,000,000 Alat 100,000,000 Total 120,000,000 Annual Variable Cost (Va) Bahan baku & 40,440,000 pembantu Packaging 24,000,000
4.
𝐹𝑎+0,3𝑅𝑎
𝐵𝐸𝑃 = 𝑆𝑎−𝑉𝑎−0,7𝑅𝑎 𝑥100% 𝐵𝐸𝑃 = 57,13%
5.4.POT No. 1. 2. 3. 4.
Komponen POT Modal tetap Manufacturing cost General expensen Laba setelah pajak 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
Rp 105,440,000 245,440,000 20,952,000 41,404,000
𝑃𝑂𝑇 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘+(0,1𝑥𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝) 𝑥1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑃𝑂𝑇 = 2,03 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Total 64,440,000 Annual Regulated Cost (Ra) Karyawan 60,000,000 Perawatan 1,000,000 Total 61,000,000 Sales (Sa) 90% 210,000,000 70-80% 105,600,000 kompor bioethanol 33,600,000 Total 349,200,000