Dokumen tidak ditemukan! Silakan coba lagi

Catatan Proses Hasil Wawancara Klien [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CATATAN PROSES HASIL WAWANCARA KLIEN Interview ini pekerja sosial laksanakan pada : Hari / Tanggal : Rabu, 10 Desember 2017 Tempat : Simpang Lima Ratu Samban Pukul : 16.00 WIB PMKS : Anak Jalanan



No Konten Instrumen



Pekerja Sosial



Klien



1.



Assalamualaikum, dek boleh abang ngobrol sebentar? Perkenalkan nama abang adri, nama adek siapa? Adek dipinggir lampu merah ini? Berapa umur adek sekarang?



Boleh bang, namo ambo Aji, sering dipanggil buyung.



Data diri atau Identitas Klien



Dimana alamat rumah adek? Bearti dekat rumahnya dengan abang, RT berapo dek? Apakah adek masih sekolah?



Adek kelas berapa? Kalau boleh tahu sekolahnya dimana? 2.



Masalah Klien Aspek keberfungsian anak



Adek sudah berapa lama hidup di jalanan? Menjadi anak jalanan seperti ini adek terpaksa atau atas kemauan sendiri? Mulai dari jam berapa sampai jam berapa adek berada dijalanan? Apa yang adek lakukan di jalanan? Kalau abang boleh tahu, sehari bisa dapat uang berapa? Dengan cara apakah adek mengamen?



Keterangan (Emosional Klien) Malu-malu dan tertawa kecil.



Lagi minta-minta sambil ngamen bang. Umur ambo 10 tahun bang. Rumah ambo di Pintu Batu bang. Rt.04 Pintu Batu. Masih kami sekolah bang. Kami kan ndak jadi Polisi bang, Kelas empat SD bang. Di SD Negeri 12 bang.



Ambo sudah lama bang. Sejak umur 5 tahun ambo sudah diajak ibu ke jalan. Ambo ndak sendiri kak. Ambo ndak bantu ibu ajo bang. Dari balik sekolah bang, Terus istirahat sore. Nyambung lagi udah maghrib sampai jam 9. Minta-minta kek ngamen itulah bang. Idak tentu bang, kadang kalo sepi Rp 15.000 bang, kalo rami Rp.30.000. Kalo minta-minta pakai gelas plastik ko na. Kalo



Sambil tertawa kecil



Aspek Keberfungsian hak pendidikan



Darimanakah keterampilan main ukulele tersebut adek dapatkan? Apakah adek ada waktu untuk mengulang belajar pelajaran di sekolah?



Bagaimana menurut adek pelajaran – pelajaran yang adek dapatkan di sekolah? Mudah paham atau sulit untuk memahami?



Aspek Keberfungsian emosional



sekalian ngamen bawak ukulele yang kecik ko nah bang, Ibu Kek Oom yang ngajarin kami bang. Balik sekolah belajar dulu Kek Ibu Kadang-kadang. Kalau balik dari jalan, Lah malam galaklah langsung tidur bae.



Jawaban sedikit meragukan, terlihat dari cara menjawab dan raut muka yang ragu – ragu.



Sulit bang, yang sulit itu pelajaran matematika, agama, sama bahasa inggris. Sama bu guru kalau PRnya idak dikerjakan dihukum di depan kelas. Disuruh angkat kaki sama tangan ditelinga atau lari keliling lapangan. Adek merasa senang atau tidak Senang bang, banyak belajar di sekolah? kawan. Tapi ada yang baik sama yang jahat. Yang jahat samoambo ada tigo galak belago kek mereka ambo bang. Bagaimana hasil nilai raport Paling bagus nilainyo 7 Berfikirnya adek pernahkah mendapat bahasa. Ambo dapat lama, dan peringkat? peringkat sepuluh bang. agak bingung menjawabnya. Dari ekspresinya terlihat jawabannya sangat meragukan. Apakah guru adek tahu kalau Guru ambo tidak tahu adek mengamen? Bagaimana bang. Jangan pulo abang perlakuan guru tersebut kasih tau. kepada adek? Tetap baik atau malah membeda – bedakan dengan teman yang lain? Apakah adek senang hidup Sebenarnyo idak bang. dijalanan?



Uang yang adek dapat untuk beli apa?



Apakah ada target pendapatan setiap harinya dari orang tua adek? Apakah adek selamanya ingin hidup dijalanan seperti ini?



Keberfungsian dasar kesehatan



3.



Uangnya buat ambo beli makan, susu adekambo, buat bayar sekolah adekambo, buat jajan, sama buat beli mainan adek ambo duo orang di rumah. Ada bang, tiga puluh ribu perharinya.



Tidak bang, ambo ndak hidup lemak, pacak pai jalan- jalan, kayak kawanambo yang lain. Apakah adek pernah merasa iri Tidak bang, ibu selalu dengan teman – teman yang nurutin kalau ndak belanjo lain? apo dibelikan kek ibu. Adek sehari makan berapa Tiga kali bang, pagi sore kali? Makannya beli sendiri kek malam. Biasonyo beli atau disediakan orangtua? terus ibu idak masak. Paling masak nasi ajo. Untuk membeli mainan atau Ambo minta ke ibu jajan setiap harinya pakai uang uangnyo. sendiri atau diberi oleh orangtua? Pernahkah adek tidur atau Pernah bang, tapi sekali – istirahat siang? Itu hal rutin sekali, jarang. atau jarang dilaksanakan? Jam berapa biasanya adek Pokoknya habis ambo tidur malam? balik ngamen, nonon TV , tidur. jam sepuluh malam lah.



ekspresi tersenyum



Sambil tertawa kecil.



Keadaan Keluarga Adek satu rumah sama keluarga adek? Ada siapa saja dirumah adek? Tolong sebutkan ya



Apakah semua orang yang ada di keluarga adek bersikap baik kepada adek? Adakah sikap yang adek tidak sukai dari keluarga adek? Apakah adek pernah diberi tindakan kekerasan kalau adek



Iyo bang, ambo satu rumah. Ada ambo, ibu, sama ada adek ambo duo, Oom adek ibu, nenek kek datuk.Ayah kek Ibu la cerai. Adek ambo yang satu tino, yang satunya lagi laki – laki bang. Iyo, semuanyo baik bang.



Ada, si adek yang tino suka nakal kek ambo. Ambo pernah dicubit sama Sambil dibentak kek ibu, gara – tersenyum



tidak mau menuruti permintaan orangtua adek? Perintah apa saja yang biasa diberikan orangtua kepada adek? Orangtua adek bekerja sebagai apa? Apakah adek tahu penghasilan orangtua adek? Apa yang dilakukan orangtua adek kalau sedang dirumah? Pernahkah orangtua adek mengajak jalan – jalan bersama? Kalau pernah berapa minggu sekali? Apakah antara adek dan keluarga adek sering makan bersama dalam satu meja makan? Ketika ada tugas atau PR dari sekolah, pernahkan orangtua adek membantu untuk menyelesaikan tugas tersebut? Pernahkah adek bercerita kepada orangtua kalau sedang mendapat masalah? 4.



gara main samoadek terus berisik. Soalnyo ibu ndak tidur. Jagain adek, menyapu samo beberes rumah bang.



malu.



Sama kayak ambo bang. Ibu dapatnyo 50.000 sehari bang. Ngerokok, tidur, cuci baju, cuci piring, sama tidur aja bang. Pernah, kemaren pas Menunjukkan lebaran. wajah sedih



Pernah bang, setiap hari waktu pagi. Iya biasanya ibu sekali – sekali bantuambo belajar.



Idak pernah bang, nanti ambo takut di marah.



Ekspresi murung.



Lingkungan Adek lebih dekat dengan siapa, keluarga, teman di sekolah, atau teman dijalanan? Apakah adek pernah bertengkar hingga berkelahi dengan teman ? kalau boleh abang tahu apa penyebabnya? Apa adek mengamen hingga malam hari? Kalau iya, apa yang adek temui di malam hari? (geng motor, anak punk, waria, pemabuk dll) Pernahkah adek ditawari teman adek untuk merokok, minum – minuman keras, ngelem, atau narkoba? Jika pernah apakakah menerima atau menolak tawaran itu? Adek senang mengamen di



Ambo dekat dengan kawan-kawan yang ngamen ko lah, sama deket ibu jugo. Pernah bang, samo kawan. Gara – gara pas mengemis idak dapat uang, akhirnyo belago kek kawan. Iya bang, biasanya ambo lihat banci (waria), anak punk, samo anak punk yang lagi mabuk lem bang. Tidak pernah bang, kareno ado ibu.



Malam, biar ambo cepek



Ekspresi



5.



malam atau siang hari? Mengapa?



balik ke rumah.



sedih, dan terlihat seperti ada kondisi yang menekannya secara psikologis.



Pernahkah adek di razia satpol PP? kalau pernah bagaimana ceritanya?



Pernah bang, pas ambo Wajah serius lagi di jalan samo ibu terus di tangkap SATPOL PP. Ambo samo ibu di bawa ke dinas sosial, sama Satpol PP di data. Terus suruh balik, dikecekan jangan ngamen lagi, lebih baik usahayang lain. Iyo pernah.



Peristiwa yang Terjadi



Pernahkah adek lari dan bersempunyi ketika mendapati ada satpol PP? Pernahkah adek dimarahi orang saat mengamen kepada orang tersebut? Pernahkah adek membolos sekolah gara- gara pulang larut malam akibat mengamen? Pernahkah adek tidur di kelas akibat pulang larut malam karena mengamen? Dan apakah guru yang sedang mengajar adek marah – marah?



Pernahkah adek mendapat tindakan kekerasan atau kriminalitas dari pengamen yang lebih senior?



Pernah bang, orangnyo kecek suoaro kau buruk, mekaki ajo. Pernah bang, sering. Samo bu guru ambo di nasehati, jangan sering – sering nggak masuk sekolah. Idak pernah bang. Ambo kalau kemano – mano selalu sendiri, idak pernah main kek kawan kelas.



Idak pernah kak, soalnya ibu kan kawannyo premannya. Jadinyo yang lain takut.



Ekspresi sedih



Antusias cerita tinggi, mencoba menceritakan pengalaman pribadi yang tidak ditanyakan.



A. Masalah Spesifik Permasalahan sosial yang dihadapi Buyung sebagai anak jalanan adalah sebagai berikut: 1. Aspek keberfungsian anak . Permasalahan disini adalah sejak balita buyung sudah dikenalkan dengan jalanan. Masa kecil yang menjadi hak buyung untuk bermain-main dengan teman sebayanya berkurang. Buyung kecil mulai berpikir lebih dewasa dari umurnya, sehingga secara psikologis dia mengalami tekanan dalam hidup yang Ia jalani. Keberfungsian sebagai anak ia jalanani melebihi kewajiban anak dengan umur 10 Tahun. 2. Aspek Keberfungsian hak pendidikan Anak jalanan kebanyakan bekerja lebih dari 8 jam perhari, bahkan diantaranya bekerja sampai 12 jam perhari, anak yang bekerja terlalu berat ini tentunya memerlukan perhatian khusus, anak jalanan yang bekerja sebagai pengamen dan pengemis misalnya mereka sejak pagi atau seusai pulang sekolah sudah harus berada dijalanan lalu kembali ketika malam mulai datang. Hal ini yang membuat Dia tidak konsentrasi disekolah. Bagi anak-anak jalanan keterlibatan mereka dalam perekonomian sektor informal biasanya membuahkan rasa bangga karena kemampuannya menyumbang pada kelangsungan hidup keluarganya. Namun, hal ini juga terbukti pada akhirnya menghilangkan minat anak pada sekolah karena keinginan untuk mendapat uang lebih banyak. Selain itu, anak jalanan ini kurang bergaul dengan temannya di sekolah karena ada rasa minder, malu dan merasa rendah diri terhadap teman-temannya. Secara sosialisasinya dengan teman-teman juga bermasalah. 3. Aspek Keberfungsian dasar kesehatan Dalam kehidupan sehari hari anak-anak jalanan seperti buyung sudah mampu membeli makanan dari warung- warung nasi di sekitar mereka. Makanan yang kurang bergizi dan jajan yang sembarangan serta kurangnya perhatiaan orang tua membuat tubuh buyung kusam, kurus, dan matanya layu. Dalam studi kasus ini, Buyung juga harus merelakan tenaganya untuk mengurusi kedua adeknya yang masih kecil, belum lagi kebiasaa sang ibu yang merokok. Intesitas waktu istirahat anak-anak jalani ini juga berkurang, sehingga membuat ia lesu dan kurang bersemangat ketika sekolah. 4. Masalah Keluarga dan lingkungan Masalah keluarga yang dihadapi buyung adalah perceraian kedua orang tuanya, adeknya yang masih kecil, dan kurangnya pemahaman dari ibunya sebagai orang tua tunggal dalam mendidik Buyung.Buyung juga tidak dapat menceritakan masalah yang



dia hadapi kepada ibunya, karena takut dimarahi. Lingkungan sekolah menjadi tempat cukup baik menurut Buyung, tetapi disitu dia juga mengalami tekanan secara psikis dengan melihat apa yang dia tidak dapat seperti teman-teman seusianya. Lingkungan tempat bekerja dan teman dekatnya sebagai pengamen menjadi masalah dalam tumbuh kembangnya, hal yang ditakutkan adalah dia terpengaruh hal-hal buruk dari lingkungan itu. Kemudian ada traumatik bertengkar dengan temannya, di kejar dan di tangkap SATPOL PP. B. Pandangan Klien Terhadap Masalahnya Bagi anak--anak jalanan keterlibatan mereka dalam perekonomian sektor informal biasanya membuahkan rasa bangga karena kemampuannya menyumbang pada kelangsungan hidup keluarganya. Dalam kehidupan sehari hari anak-anak jalanan sudah mampu membeli makanan dari warung warung nasi di sekitar mereka. Klien terlihat masih ada keinginan klien untuk hidup lebih baik, tetapi klien terlihat lebih sedih dan murung, terlihat seperti ada kondisi yang menekannya secara psikologis saat menceritakan keinginannya jalan-jalan dan ingin mengamen malam saja biar cepat pulang. Secara fisik dan psikologi buyung sama seperti anak seumurannya ingin belajar, bermain, dan mendapatkan perhatian lebih dari orang tuanya, Tetapi itu tidak buyung dapatkan. C. Pihak yang terlibat dalam permasalahan a. Keluarga b. Teman sekolah, lingkungan rumah. c. Teman mengamen. d. Para preman dan waria sekitar. e. Guru f. Satpol PP D. Cara keterlibatan partisipan No Partisipan 1 Keluarga



2 3



4 5 6



Keterlibatan Keluarga dalam hal ini mendukung, tetapi juga menjatuhkan klien. Keluaraga mendukung klien dalam hal pendidikan, kesehatan, dan sosial klien tetapi kurang memahami bagaimana menkonsidikan klien dalam ranah sebagai anak. Teman sekolah Teman sekolah mendukung klien dalam bersosialisasi namu, juga membuat klien minder. Teman mengamen. Teman mengamen bisa jadi tempat klien merasa senasib dan seperjuangan, tapi juga mempunyai pengaruh buruk untuk klien. Para preman dan Pengaruh buruk yang secara tidak langsung klien dapatkan waria sekitar. ketika melihat kelakuan mereka. Guru Sebagai penasehat kepada klien, dan pihak yang dapat membantu klien. Satpol PP Sebagai penasehat kepada klien, dan pihak yang klien



takuti. Satpol pp juga pihak yang dapat membantu klien. E. Faktor Penyebab Masalah 1. Faktor ekonomi kemiskinan, yang dilanda anak jalanan ini yang menyebabkan ia harus mengamen dan meminta-minta. 2. Faktor budaya Perceraian kedua orang tuanya yang menyebabkan anak harus bekerja sebelum umurnya. 3. Faktor psikologis Psikologis anak menjadi anak jalanan cenderung memisahkan diri dari teman sekolahnya. F. Tempat Terjadi Prilaku Problematis Perilaku Problematis pada anak jalanan ini berlangsung di jalanan, lingkungan keluarga dan masyarakat, dan lingkungan sekolah. G. Frekuensi Intensitas dan lamanaya prilaku problematic Frekuensi Problematic pada klien terjadi setiap hari, dan berlangsung terus-menerus selama masa tumbuh kembang klien. H. Keinginan Klien 1. Mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya lebih baik lagi. 2. Bersekolah dengan baik, mendapatkan nilai yang tinggi untuk meraih cita-cita. 3. Mendapatkan perlakuan yang baik dari teman-teman sebayanya, diajak ikut bermain sesama teman sekolah. 4. Mendapatkan istirahat yang cukup, dan waktu belajar yang cukup. 5. Belajar dan bekerja dengan aman serta lingkungan yang baik. I. Usaha Klien Menanggapi Masalahnya Klien berusaha untuk terus bersekolah demi mencapai cita-citanya Klien merasa punya tanggung jawab terhadap keluarganya. Klien punya motivasi dalam hidupnya sehingga dengan usahanya untuk terus bersekolah adalah hal positif unuk kebaikan masa depannya. J. Keterampilan yang Diperlukan Klien 1. Keterampilan kecakapan vokasional. Kecakapan vokasional (vocational skills) adalah kecakapan yanag berkaitan dengan suatu bidang kejuruan/keterampilan tertentu seperti di bidang seni musik, perbengkelan, jahit menjahit, peternakan, pertanian, produksi barang tertentu dan olahraga. Bakat atau kecakapan tersebut merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik (Sunarto,2002).



2. Keterampilan pengelolahan emosi dan kejiwaan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana kien bisa percaya pada kemampuan dirinya dan tidak merasa rendah diri. 3. Keterampilan berkumpul bersama teman sebaya. 4. Keterampilan mengacuhkan gangguan-ganguan dalam hal ia belajar 5. Keterampilan meminta bantuan kepada orang yang tepat untuk memotivasi dirinya. K. Sumber-sumber eksternal a. Lingkungan keluarga, yaitu: 1) Orang tua berkewajiban memberi pengertian dan dorongan serta semaksimal mungkin membantu dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi anak. 2) Suasana rumah Hubungan antar anggota keluarga diciptakan harmonis agar mendorong anak untuk lebih baik. 3) Kemampuan ekonomi keluarga Bagi orang tua bekerja keras untuk memndorong anak mengapai cita-ctanya b. Lingkungan Guru, yaitu: 1) Interaksi guru dan murid yang baik 2) Hubungan antar murid Guru harus mampu membina jiwa kelas supaya dapat hidup bergotong-royong dalam belajar bersama, hal ini dimaksudkan agar kondisi individual siswa berlangsung dengan baik. c. Lingkungan Masyarakat, yaitu: 1) Teman Bergaul Pergaulan dan teman sepermainan sangat dibutuhkan dalam dan membentuk kepribadian dan sosialisasi anak. Orang tua harus memperhatikan agar anak-anaknya jangan sampai mendapat teman bergaul yang memiliki tingkah laku yang tidak diharapkan. Karena prilaku yang tidak baik, akan mudah sekali menular kepada anak lain. 2) Pola Hidup Lingkungan Pola hidup tetangga yang berada di sekitar rumah di mana anak itu berada, punya pengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. 3) Kegiatan dalam masyarakat Kegiatan dalam masyarakat dapat berupa karang taruna, menari, olah raga, dan lain sebagainya. Untuk melatih keretampilannya.



L. Saran-saran yang diperlukan untuk memerangi masalah klien. (1) Melakukan pembatasan terhadap arus urbanisasi (termasuk arus masuknya anakanak) ke Jakarta, dengan cara menggalakkan operasi yustisi, memperkuat koordinasi dengan daerah asal, pemulangan anak jalanan ke daerah asal, dll. (2) Melakukan identifikasi terhadap akar permasalahan guna menyelesaikan masalah anak jalanan tersebut dengan menyentuh pada sumber permasalahannya. Sebagai contoh : banyak diantara anak jalanan yang menjadi tulang punggung keluarganya. Jika ini yang terjadi, maka pemerintah tidak bisa hanya melatih, membina atau mengembalikan si anak ke sekolah. Tapi, lebih dari itu pemerintah harus melakukan pendekatan dan pemberdayaan ekonomi keluarganya; (3) Mengembalikan anak jalanan ke bangku sekolah. Ini tidak gampang. Harus ada perlakuan khusus terhadap mereka. Masing-masing anak jalanan tentu memiliki permasalahan yang spesifik. Maka pendekatan yang dilakukan untuk mengembalikan mereka ke sekolah juga harus dilakukan dengan cara yang spesifik pula; (4) Memberikan perlindungan kepada anak jalanan tanpa terkecuali. Undang-undang nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak juga mengamanatkan bahwa perlindungan anak perlu dilakukan dengan tujuan untuk menjamin terpenuhinya hakhak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera. (5) Menciptakan program-program yang responsif terhadap perkembangan anak, termasuk anak jalanan; (6) Melakukan penegakan hukum terhadap siapa saja yang memanfaatkan keberadaan anak-anak jalanan di ibukota; (7) Membangun kesadaran bersama bahwa masalah anak jalanan sesunggungnya merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua.



M. Sumber-sumber, keterampilan, dan kekuatan yang dimiliki klien 1. Individu tersebut ( dirinya sendiri). Kekuatan yang klien miliki adalah motivai dalam dirinya untuk mencapai citacitanya melalui terus bersekolah. klien bahwa ia dapat mengatasi kemalangan dan mulai menapaki ke arah perubahan dan pertumbuhan melalui pendidikan 2. Rasa Trauma, siksaan, sakit, dan perjuangan klien. Klien yang telah menjadi korban dipandang individu aktif dan berkembang, melalui trauma, mereka belajar keterampilan dan atribut pengembangan diri yang membantu mereka menghadapi persoalan yang sama di masa mendatang. Kehormatan akan ditemui ketika mampu mengatasi hambatan-hambatan. Klien akan cepat tumbuh berkembang apabila kita mampu melewati krisis dan mampu mengatasi situasi secara efektif di setiap periode kehidupannya. 3. Harapan Klien Harapan klien menjadi Polisi untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Adalah sumber kekutan yang klien miliki. Melalui harapan ini Ia mampu menempatkan upaya-upaya yang dibutuhkan untuk memenuhi harapan dan impianya. 4. Lingkungan Klien Setiap lingkungan penuh dengan sumber-sumber. Dalam setiap lingkungan (tidak perduli seberapa kerasnya) terdapat individu-individu, kelompok-kelompok, asosiasi, dan institusi dengan sesuatu untuk pemberian, dan dengan sesuatu kebutuhan lainnya mungkin menyedihkan. Perspektif kekuatan berupaya mengidentifikasi sumber-sumber tersebut dan membuat mereka keberadaannya bermanfaat bagi individu, keluarga, dan kelompok-kelompok dalam masyarakat. N. Saran-Saran untuk Menetapkan Tindakan kepada Klien Menetapkan Tindakan kepada Klien sebagai pekerja sosial dapat melalui pendekatan yang dipergunakan dalam menangani masalah Anjal yaitu: 1. Street Based Strategy ( Pendekatan yang berbasis anak jalanan). Street Based Strategy adalah merupakan pendekatan dijalanan untuk menjangkau dan mendampingi anak di jalanan. Tujuannya untuk mengenal, mendampingi anak, mempertahankan relasi dan komunikasi, melakukan kegiatan seperti konseling, diskusi, permainan, literacy (pemberantasan buta huruf) dan lain sebagainya. Street Based Strategy berorientasi pada penangkalan pengaruh negatif dan membekali mereka dengan wawasan yang positif. 2. Community Based Strategy (Pendekatan yang berbasis masyarakat). Community Based Strategy adalah pendekatan yang melibatkan keluarga dan masyarakat tempat tinggal anak jalanan, pemberdayaan keluarga dan sosialisasi kepada masyarakat. Pendekatan ini berorientasi pada mencegah anak-anak turun ke jalan dan mendorong penyediaan sarana pemenuhan kebutuhan anak. Pendekatan ini berupaya untuk membangkitkan kesadaran, tanggung jawab, dan partisipasi anggota keluarga dan masyarakat dalam mengatasi anak jalanan.



3.



Central Based Strategy Central Based Strategy adalah pendekatan penangan anak jalanan oleh lembaga yang memusatkan usaha dan pelayanan, tempat belindung “drop in” (Rumah singgah) yang menyediakan fasilitas asrama bagi anak terlantar dan anak jalanan. (BKSN, 2000:40)