CBR Penulisan Karya Ilmiah Welly [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Critical Book Report PENULISAN KARYA ILMIAH Dosen : Prof.Dr.Abdul Muin Sibuea, M.Pd



Disusun Oleh :



Nama



: WELLY SIDABUTAR



Nim



: 5183131023



PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK-UNIMED 2021 i



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Critical Book Report pada mata kuliah Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.             Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi kita .



Medan, November 2021 Welly Daway Sidabutar



ii



DAFTAR ISI Cover.............................................................................................................................i Kata pengantar..............................................................................................................ii Daftar isi......................................................................................................................iii BAB I



PENDAHULUAN.......................................................................................4



Latar belakang...............................................................................................................4 Tujuan...........................................................................................................................4 Manfaat.........................................................................................................................4 BAB II



PEMBAHASAN.........................................................................................5



Identitas buku ...............................................................................................................5 Ringkasan buku utama .................................................................................................7 Ringkasan buku kedua ...............................................................................................14 Penilaian .....................................................................................................................20 BAB III PENUTUP.................................................................................................22 Kesimpulan.................................................................................................................22 Saran...........................................................................................................................22



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar



Belakang



Selama ini kita memahami bahwa karya tulis ilmiah didefinisikan sebagai tulisan yang didasari hasil pengamatan, peninjauan, penelitian, dan perenungan dalam bidang keilmuan tertentu. Selain kebenaranisinya harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, karya tulis ilmiah sering kali pula dikatakan harus disajikan melalui penggunaan laras bahasa ilmiah, yakni jenis bahasa tulis resmi yang baik, benar, dan sarat bertaburan istilah teknis. Bahasa yang digunakan dalam menulis karya ilmiah adalah bahasa baku dan menggunakan bahasa keilmuan, yaitu ragam bahasa yang menggunakan istilah-istilah keilmuan yang khusus dan hanya dapat dipahami oleh pakar pada bidang tertentu. Untuk itu, karya tulis seharusnya ditulis oleh orang yang mendalami bidangnya sehingga karya ilmiah yang dihasilkan menggali suatu permasalahan secara mendalam. Namun, tidak jarang orang melakukan beberapa kesalahan umum dalam penulisan karya ilmiah. Untuk itu, kita perlu mempelajari kesalahan umum tersebut sehingga kita dapat menulis karya tulis yang banar



B. Tujuan 1. Mengulas isi sebuah buku. 2.   Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku. 3.   Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi dalam bab 4.   Membandingkan isi buku pertama dan buku kedua. C. Manfaat Agar menambah wawasan pembaca mengenai mata kuliah Karya Tulis Ilmiah



4



BAB II PEMBAHASAN



A. Identitas Buku 1 Judul Buku



: Menulis Karangan Ilmiah



Nama Penulis



: Prof. Dr. H. Suherli Kusmana, M.Pd..



Penerbit



: ARYA DUTA



Tahun



: 2010



Jumlah Halaman



: 113



ISBN



: (13) 979 – 979 – 750 – 363 - 4



B. Identitas Buku 2 Judul Kredit



: Menyusun Karya Tulis Ilmiah Untuk Memperoleh Angka



Penulis LAKSAMANA



: DR. H. NANA SUDJANA & DRS.H. ULUNG



ISBN



: 92.227



Penerbit



: CV. Sinar Baru Bandung



Tahun terbit



: 1991



Urutan cetakan



: Cetakan Pertama



Tebal buku



: 81 halaman



5



RINGKASAN BUKU I A. Karangan Ilmiah dan Komunikasi Ilmiah Kegiatan komunikasi dapat pengembangan dilakukan secara lisan dan tulisan. Berkomunikasi yang dilakukan secara lisan akan terbatas oleh ruang dan waktu. Pada saat seseorang sedang berkomunikasi secara lisan, maka komunikasi akan berlaku bagi satu orang yang berada di dalam satu ruangan dan dapat mendengar segala yang di sampaikan. Berkomunikasi secara lisan dibatasi oleh waktu, ketika pembicaraan selesai maka selesai pula kegiatan komunikasi itu. B. pentingnya menulis karya ilmiah Pengembangan kemampuan menulis karangan ilmiah di kalangan siswa atau mahasiswa telah banyak dilakukan mulai dari pengembangan terhadap penguasaan unsur unsur bahasa sampai dengan pengembangan terhaddap kemampuan melakukan tahap tahap proses kreatif. Pengembangan kemampuan menulis di sekolah sekolah atau perguruan tinggi tidak secara khusus dilakukan dalam bentuk pelatihan, kecuali pada beberapa tempat yang di kembangkan program workshop menulis berorientasi pada pengembangan menulis secara langsung. C. Pengembangan Ilmu dan Karangan Ilmiah Pengetahuan ilmiah berbeda dengan pengetahuan sehari hari. Pengetahuan sehari hari sering disebut sebagai pengetahuan non Ilmiah. Pengetahuan ilmiah dapat di kaji oleh filsafat ilmiah, sedangkan pengetahuan secara umum di kaji berdasarkan metologi dan kebenaran ilmiah. Namun, Filsafat ilmu pengetahuan dan epistomologi tidak dapat di lepaskan satu sama lain (Adian, 2002: 18) Bab 2. Penggunaan Bahasa Indonesia A. Memilih Jenis Jenis Wacana Beberapa tujuan penulisan di kenal dengan jenis wacana narasi,eksposisi, argumentasi, deskripsi dan persuasi. Kelima jenis wacana ini dapat di pilih oleh penulis karangan ilmiah sesuai dengan tujuan yang di harapkan dari tulisan yang di sajikan. Dalam penulisan karya ilmiah mungkin akan bervariasi dalam menggunakan jenis



6



wacana tersebut. Artinya, penulis tidak harus menggunakan satu jenis wacana, melainkan dapat berganti ganti sesuai dengan tujuan penyajian materi tersebut. B. Narasi Wacana narasi disebut juga wacana kisahan. Wacana jenis ini menyajikan suatu peristiwa atau kisah secara kronologi dengan penataan cerita (alur) secara menarik. Peristiwa atau kisah yang di sajikan dengan wacana narasi dapat meningkatkan pemahaman pembacaterhadap peristiwa yang di sajikan dalam tulisan.



C Eksposisi Wacana eksposisi disebut juga wacana bahasan. Wacana jenis ini menyajikan sesuatu peristiwa atau objek dengan cara menjelaskan, menerangkan, memberitahukan agar orang lain mengetahuinya. Jenis wacana ini menggunakan bahasan untuk menjawab pertanyaan askadimba (apa, siapa, kapan, di mana, bagaimana) sesuatu itu. Pada jenis wacana ini disajikan fakta-fakta sebagai informasi yang harus diketahui oleh pembaca. D.Argumentasi Wacana argumentasi disebut juga wacana alasan. Wacana jenis ini menyajikan suatu pendapat, gagasan, atau ide tentang sesuatu yang disertai dengan alasan-alasan untuk memperkuatnya. Wacana jenis argumentasi sering digunakan dalam penulisan karangan ilmiah. Pada jenis tulisan tersebut, pengarang menyajikan argumen atau pendapatnya yang disertai dengan alasan, baik berupa rujukan pendapat ahli, teori, atau fakta dari suatu penelitian. Selain itu, jika argumentasi digunakan dalam suatu karangan ilmiah maka digunakan pula penyajian dan penataan argumen keilmuan.Penulis dapat menggunakan jenis wacana ini jika bermaksud menyampaikan pendapatatau idenya dengan menyertakan alasan yang kuat sehingga pembaca memahami gagasan yang disajikan. E. Deskripsi Wacana deskripsi disebut juga wacana lukisan. Wacana jenis ini menyajikan suatu



peristiwa



atau



objek



hasil



penginderaan



dengan



cara



melukiskan,



menggambarkan, atau memerikan sehingga pembaca seperti menyaksikan, mengindra,



7



atau mengalami sendiri secara langsung. Penulis yang ingin menyampaikan materi secara detail melalui penggambaran atau pemerian dapat memilih jenis wacana ini. F. Persuasi Wacana persuasi disebut juga wacana ajakan. Wacana jenis ini menyajikan sesuatu dengan cara mengajak, memengaruhi, atau menganjurkan agar pembaca berbuat atau bertindak sesuai dengan yang diharapkan. Apabila penulis karangan ilmia bermaksud mengajak pembaca untuk berbuat atau melakukan sesuatu dapat menggunakan jenis wacana ini. Dalam karangan ilmiah biasanya digunakan pada bagian rekomendasi atau saran berdasakan suatu simpulan kajian atau temuan penelitian.



G Kepaduan Paragraf Saling mendukung antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dala satu paragraf.harus dibangun oleh kalimat-kalimat yang saling berpaut mendukung satu gagasan atau pikiran utama.Kepaduan paragraf adalah kepaduan antaparngral dan intaparagral. Kepaduan antar paragraf dalam perpaduan antapangaf akan brt esaan asan yarg saling mendilung antaa paragal yang satu dengan paragral yang lair Sementara u kepaduan taparga alan tetbentuk oleh keutuhanApabila dioemati, suatu wacana dibangun oleh beberapa paragrat. Wacana yang baik adalah wacana yang dibangun oleh kepaduan paragraf yang runtut. Keterpaduan antarparagraf dalam suatu wacana merupakan keniscayaan dalam menyajkan argumen secara efektif Oleh karena itu, paragraf yang satu dengan yang lain seharusnya disusun secara terpadu dan saling mengait. Selain itu, paragraf tersebut jugaParagraf yang baik harus koheren dan kohesif. Paragraf yang koheren adalah paragraf yang disajikan dengan kepaduan antara klimat-kalimat pembangun paragraf tersebut. Paragraf yang kohesif adalah paragraf yang dibangun oleh kalimat-kalimat yang memiliki kesatuan utuh dan berhubungan dengan kalimat utama. H.Kalimat Efektif Kalimat efektif dalam karangan ilmiah adalah kalimat yang mampu dipahami pembaca sesuai dengan maksud penulisnya. Sebaliknya, kalimat yang sulit dipahami atau salah terpahami oleh pembacanya termasuk kalimat yang kurang efektif. Kalimat



8



yang efektif memiliki ciri struktur yang kompak, paralel, hemat, cermat, padu, dan logis. Marlah kita diskusikan setiap ciri ini pada bagian berikut ini! Kalimat berstruktur kompak, kalimat paralel, kalimat hemat, kalimat cermat, Kalimat berpadu, Kalimat logis I. Bentuk Pilihan Kata Pilihan kata disebut juga diksi. Kesalahan dalam menggunakan diksi akan menghasilkan kalimat tidak efektif. Apabila para penulis merasa ragu dalam memilih kata secara tepat dalam mengungkapkan suatu maksud, sebaiknya memanfaatkan kamus. Dalam kamus disajikan makna leksikal kata tersebut berikut pengembangan bentuknya. Dari kamus dapat diketahui pula bentuk baku dan tidak baku dari suatu kata yang digunakan.Berikut ini disajikan beberapa pilihan kata dengan bentuk baku dan tidak baku yang sering dijumpai dalam penulisan karangan ilmiah. Para penulis karangan ilmiah dapat membandingkannya dan dapat menghindari penggunaan kata yang tidak baku dalam tulisannya. Bab 3. Argumentasi Keilmuan dalam karangan Ketepatan dan kesesuaian dalam menggunakan bentuk kata dapat mendukung keutuhan penyampaian pesan yang ingin di informasikan dalam karangan itu. Aspek kebahasaan pada tataran motfologi ilmiah adalah kata. Dalam tataran sintaksis digunakan frasa, klausa, dan kalimat. Aspek yang digunakan dalam karangan ilmiah adalah kejelasan, klausa dan kesesuaian untuk menyampaikan gagasan ilmiah yang digunakan dalam karangan yang di tuangkan dalam bentuk karangan. B.Keberagaman Bahasa Komunikasi Tertulis Dalam penggunaan bahasa sehari-hari termyata bahasa itu tidak seragam. Keberagaman bahasa itu "ada yang berkaitan dengan pemakai bahasa itu dan ada pula yang berhubungan dengan pemakaiannya" (Rusyana, 1984: 104). Berkaitan dengan ragam bahasa yang berhubungan dengan pemakaiannya, karangan ilmiah ditentukan oleh fungsi dan keadaan pada waktu menggunakan bahasa itu. Bahasa tulis ilmiah merupakan penggunaan bahasa yang dikaitkan dengan fungsinya sebagai bahasa komunikasi formal. Adapun yang dimaksud dengan ragam bahasa adalah bentuk bahasa yang ditandai oleh ciri-ciri linguistik tertentu, seperti fonologi, morfologi, sintaksis, serta ciri-ciri nonlinguistic tertentu.



9



C. Sifat dan Ciri Bahasa Tulis lImiah Bahasa tulis dalam karangan ilmiah harus mencerminkan kecendekiaan. Hal ini ditunjukkan oleh pemakainya dalam menata argumen. Permyataan yang diungkapkan lewat bahasa disusun secara tepat, saksama, dan abstrak dengan penalaran yang logis. Badudu (1992: 39) menyatakan bahwa bahasa ilmiah merupakan laras bahasa tersendiri sehingga harus tersusun dengan jelas, teratur, dan tepat makna. Dengan



demikian,



fungsi



bahasa



dalam



tulisan



imiah



diharapkan



dapat



mengomunikasikan informasi atau pesan ilmiah dengan menghindari kesalahan penggunaan bahasa. Hal ini berarti bahwa bahasa tulis imiah mengemban pesan yang diharapkan akan sampai kepada pembacanya cara lengkap dan mengena pada sasaran yang diharapkan.



D.Pertautan ArgumenDalam menyusun argumen imiah pada karangan, diperlukan penataan tautan satu argumen dengan argumen lain. Pertautanini akan menunjukan kemampuan bernalar penulis dala menghubung- hubungkan argumen menjadi sebuah kekuatan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam mengusung argumen utama. Oleh karenanya, dalam karangan ilmiah akan tersaji argumen utama dan penjelas.Argumen utama dalam karangan ilmiah biasanya dimaksudkan untuk menggambarkan, menetapkan, menjelaskan, atau bahkan menafsirkan gejala-gejala tertentu yang merupakan sasaran kajian. Untuk dapat menjalankan maksud tersebut, diperlukan penjelasan-penjelasan yang memiliki pertautan logis untuk memperkuat argumen utama. E. Orisinalitas Karangan Karangan ilmiah merupakan rangkaian argumen dan penjelas yang bertolak dari teori maupun empirl.Karanganimiah yang bukan bertolak dari hasil renungan filosofis merupakan pengembangan dari teori-teo yang telah diungkapkan sebelumnya oleh penulis lain. Karangan ilmiah merupakan pengembangan pemikiran yang disusun dalam argumen keilmuan dalam menghubungkan argumen yang satu dengan argumen yang lain berdasarkan penalaran logis seorang penulis. Kematangan dalam menalar itulah akan melahirkan pemikiran atau argumen baru yang berbasis pada kajian 10



sebelumnya. Oleh karena itu, argumen yang dilahirkan dari hasil bermalar akan selalu bertolak dari pemikiran atau gagasan orang lain. F. Sikap lImiah Sikap ilmia merupakan pengejawantahan dari mental imiah sehingga sikap dalam menulis karangan imiah akan memberikan warna dalam penulisan karangan ilmiah. Brotowidjojo (1993: 32-34 mengungkapkan beberapa sikap ilmiah, antara lain: (1) sikap ingin tahu; (2) sikap kritis; (3) sikap terbuka; (4) sikap objektif, (5 sikap rela menghargai pendapat orang lain; (6) sikap berani mempertahankan kebenaran. G. Jenis-jenis Karangan Ilmiah Karangan imiah yang paling banyak dikenal adalah laporan penelitian, laporan kajian buku (book report, artikel (ilmiah populer), makalah (kertas kerja dan kajian), skripsi, tesis, dan disertasi. Dalam perkembangannya jenis-jenis ini semakin bervariasi. Bab 4. Mengenal karakteristik karangan ilmiah Wacana : narasi, eksposisi, argumentasi, deskripsi, persuasi, prosedural, dialog Karya ilmiah memiliki karakteristik tersendiri. Keikhlasan seseorang dapat di lihat dari cara dia menuliskan gagasan ilmiahnya. Penyajian faktanya adalah tentang fakta. Yang di tulis secara objektif sistematis. Penyajiannya yaitu dengan memberi kejelasan terhadap judul tulisan dan istilah istilah Yang digunakan dalam karangan. Bab 5 . Mengenal struktur organisasi karangan Adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan Bagian pendahuluan, bagian isi bagian penutup bagian refensial, dan biografi penulis. 1.



Bagian pendahuluan : latar belakang masalah yang menyatakan maksud penulisan.



11



2.



bagian isi : uraian pengembangan gagasan utama sajian pengertian atau definisi sajian fakta sebagai titik tolak pembahasan teori teori yang berkaitan sebagai rujukan pembahasan masalah dengan teori dan fakta pemecahan masalah.



3.



bagian penutup : simpulan atau jawaban atas masalah saran atau rekomendasi dari hasil pembahasan.



4.



Bagian rafensial : daftar ke perpustakaan.



5.



Biografi penulis : biodata penulis karangan ilmiah.



Bab 6. mekanika penulisan setiap bagian karangan ilmiah Abstrak Untuk abstrak pada karangan ilmia, terdapat bagian yang dinamakan abstrak abstrak disajikan pada awal karangan ilmiah sebelum bagian kata pengantar. Kata pengantar Dalam menuliskan karangan ilmiah kata pengantar termasuk bagian yang sering disajikan. pada karangan ilmiah berupa artikel atau karangan ilmiah populer biasanya bagian ini diabaikan karena teknis pembuatan yang berbeda namun dalam karangan ilmiah jenis lain penggunaan bagian tersebut sering digunakan. Daftar isi Daftar isi dalam karangan ilmiah merupakan pemandu bagi pembaca yang fungsinya sebagai petunjuk isi. Pendahuluan Pendahuluan dalam karangan ilmiah merupakan bagian yang mengungkapkan posisi suatu masalah dan perlunya kajian atau penelitian dilakukan yang mana fungsinya untuk mengungkapkan informasi dan deskripsi tentang permasalahan penelitian atau kajian. Landasan teori Landasan teori dalam karangan ilmiah ditempatkan pada bagian kedua setelah bagian pendahuluan. penggunaan judul bagian ini disesuaikan dengan isi utama yang disajikan namun biasanya suatu lembaga pendidikan tinggi dianut oleh konvensi yang sering dilakukan para penulis karangan ilmiah. pada institusi tertentu ada konvensi yang memperdulikan bagian ini dengan landasan teori namun pada institusi yang lain 12



ada konvensi dalam berjudul i bagian tersebut dengan konsep teori utama dari serangkaian teori yang disajikan pada bagian itu. Metode penelitian Bagian metode penelitian merupakan bagian yang penting khususnya bagi karangan ilmiah jenis skripsi tesis dan disertasi atau laporan penelitian. Pembahasan Bagian pembahasan dalam karangan ilmiah merupakan bagian yang jumlahnya paling mendominasi karangan ilmiah. Simpulan dan saran Bagian simpulan dan saran merupakan bagian akhir dari karangan ilmiah. Bagian ini harus merupakan pernyataan deklaratif sebagai jawaban dari rumusan masalah. Bab 7. Tehnik pengembangan karangan ilmiah Pengembangan karangan ini mengembangkan gagasan keilmuan melalui teknik



pengembangan



karangka



karangan.



padat



setiap



bagian



yang



akan



dikembangkan dirancang dalam bentuk kerangka pengembalian gagasan tersebut. Ada teknik penulisan jenjang, penulisan jenjang adalah nomor untuk sub judul dalam suatu karangan ilmiah. Penulisan jenjang dalam karangan ilmiah mengikuti suatu pola yang tetap. pola yang pertama berupa penggabungan antara akar romawi abjad dan angka arab. Pola kedua menggunakan angka arab dengan penulisan lurus. Pola ketiga menggunakan angka arab dengan penulisan ditekuk. Teknik pengembangan menulis : ada beberapa teknik dalam pengembangan menulis salah satunya menulis tanpa menyunting, membaca tulisan sejenis dan meminta kawan membaca tulisan kita.



A. PENILAIAN 



Karya Ilmiah adalah karya tulis yang dibuat untuk memecahkan suatu permasalahan dengan landasan teori dan metode-metode ilmiah. Biasanya Karya ilmiah berisikan data, fakta, dan solusi mengenai suatu masalah yang diangkat. Penulisan karya ilmiah dilakukan secara runtut dan sistematis.



13







Untuk abstrak pada karangan ilmia, terdapat bagian yang dinamakan abstrak abstrak disajikan pada awal karangan ilmiah sebelum bagian kata pengantar.







Dalam menuliskan karangan ilmiah kata pengantar termasuk bagian yang sering disajikan. pada karangan ilmiah berupa artikel atau karangan ilmiah populer biasanya bagian ini diabaikan karena teknis pembuatan yang berbeda namun dalam karangan ilmiah jenis lain penggunaan bagian tersebut sering digunakan.







Daftar isi dalam karangan ilmiah merupakan pemandu bagi pembaca yang fungsinya sebagai petunjuk isi.







Pendahuluan dalam karangan ilmiah merupakan bagian yang mengungkapkan posisi suatu masalah dan perlunya kajian atau penelitian dilakukan yang mana fungsinya untuk mengungkapkan informasi dan deskripsi tentang permasalahan penelitian atau kajian.







Landasan teori dalam karangan ilmiah ditempatkan pada bagian kedua setelah bagian pendahuluan. penggunaan judul bagian ini disesuaikan dengan isi utama yang disajikan namun biasanya suatu lembaga pendidikan tinggi dianut oleh konvensi yang sering dilakukan para penulis karangan ilmiah. pada institusi tertentu ada konvensi yang memperdulikan bagian ini dengan landasan teori namun pada institusi yang lain ada konvensi dalam berjudul i bagian tersebut dengan konsep teori utama dari serangkaian teori yang disajikan pada bagian itu.







Bagian metode penelitian merupakan bagian yang penting khususnya bagi karangan ilmiah jenis skripsi tesis dan disertasi atau laporan penelitian.







Bagian pembahasan dalam karangan ilmiah merupakan bagian yang jumlahnya paling mendominasi karangan ilmiah.







Bagian simpulan dan saran merupakan bagian akhir dari karangan ilmiah. Bagian ini harus merupakan pernyataan deklaratif sebagai jawaban dari rumusan masalah.



RINGKASAN BUKU 2 BAGIAN I B. Dasar-dasar Metode Ilmiah 14



Apabila diperhatikan, bagian terbesar dari kegiatan pengembangan rofesi ada pada kegiatan karya tulis ilmiah dan memiliki angka redit yang cukup besar. Pada sisi lain, kegiatan karya tulis ilmiah, aik hasil penelitian maupun makalah tanpa penelitian, memunyai peluang yang cukup besar untuk dikerjakan oleh guru. Olch sebab itu, tak berlebihan apabila dijclaskan secara umum lasar-dasar kegiatan penelitian ilmiah sebagai bahan dan ataul engetahuan para guru yang berkeinginan membuat karya tulis lmiah. Dikatakan dasar-dasar mengingat dalam uraian ini tidak diiclaskan secara spesifik dan terurai bagaimana penelitian ilmiahi tu direncanaan, dilaksanakan, dan dilaporkan sebagaimana mestinya. Untuk itu dianjurkan agar membaca buku Penelitian dan Penilaian Pendidikan, CV. Sinar Baru, Bandung, 1990, dan buku Duntnan Penyusunan Karya IImiah, penerbit yang sama 1989. Dalam bab ini akan dijelaskan (a) hakikat berpikir ilmiah dan penelitian ilmiah dan (b) unsur-unsur dasar penelitian ilmiah. 1. Haklkat berplkir IImlah dan penelitian lImiah Berpikir ilmiah pada dasarnya menggabungkan dua pola berpikir, yakni berpikir deduktif atau berpikir rasional dan berpikir induktif1 tau berpikir empiris (Nana Sudjana, 1989: 9). Berpikir deduktif dalah menarik kesimpulan dar pernyataan umum menjadi per- yataan yang lebih khusus. Pernyataan umum tidak lain adalah teori-teori yang sudah mapan dari berbagai bidang keilmuan. Oleh ebab itu, berpikir deduktif sering dikatakan penarikan kesimpulan. Untuk apa berpikir deduktif digunakan dalam penelitian ilmiah? Berpikir deduktif digunakan untuk (a) merumuskan atau i menentukan masaah penelitian dan untuk (b) meramalkan ke- mungkinan jawaban pemecahan masalah. Dalam penelitian ilmiah, baik masalah yang dikaji maupun dugaan jawaban masalah, harusi mempunyai nilai keilmuan. Artinya, berkiblat kepada khazanah pengetahuan ilmiah, setidak-tidaknya permasalahan tersebut ada lalam konteks pengetahuan ilmiah, Di sinilah pentingnya berpikir deduktif. Berpikir induktif adalah kebalikaf dari berpikir deduktif. artinya menarik kesimpulan darpernyataan khusus ke pernyataan mum. Pernyataan khusus tidak lain adalah gejala, fakta, data, nformasi dari lapangan, bukan teori. Apabila data atau fakta dari erbagai gejala menunjukkan kesamaan tertentu, dari kesamaan tersebut dapat ditarik kesimpulan atau generalisasi. Misalkan kita nelihat ke beberapa sekolah mengenai cara guru mengajar. Di atu sekolah ditemukan sejumlah guru mengajar dengan menggunakan metode ceramah. Datang lagi di sekolah lain, ditemukan hal yang serupa, yakni guru mengajar dengan metode



15



ceramah, Pergi lagi ke sekolah lain, ditemukan hal yang sama. Demikiani seterusnya ditemukan fakta atau data bahwa guru mengajar dengan metode- ceramah.



Ada beberapa langkah (berpikir ilmiah) dan atau penennuan ilmiah sebagai berikut: 1. Merumuskan masalah, artinya mengajukan pertanyaan, baik pertanyaan yang diangkat dari teori ataupun yang diangkat dari lapangan. 2. Mengkaji teori atau berpikir rasional untuk menen- tukan jawaban sementara atau dugaan jawaban terhadap pertanyaan atau masalah yang telah dirumuskan pada langkah pertama. 3. Mencari data di lapangan untuk dijadikan bahan dalam usaha membuktikan kebenaran jawaban yang telah diajukan pada langkah kedua. 4. Mengolah data dari lapangan dan menguji kebenaran jawaban sementara. 5. Menarik kesimpulan, yakni menetapkan apakah ja- waban sementara yang diajukan pada langkah kedua diterima sebagai jawaban akhir. 2. Unsur-thsur pokok dalam penelitian lImiah Berdasarkan langkah penelitian yang telah dijelaskan di atas, ada tiga unsur pokok dalam penelitian ilmiah. Ketiga unsur tersebut ialah (a) adanya masalah, (b) adanya kajian teori untuk membuat jawaban sementara terhadap masalah, dan (c) adanya kegiatan pengumpulan data (metodologi) untuk membuktikan kebenaran jawaban sementara terhadap permasalahan (Nana Sudjana, Ibrahim, 1989: 9). Adapun unsur lainnya, seperti pengolahan data, pengujian hipotesis, penarikan kesimpulan, pengajuan saran, merupakan kegiatan lanjutan dari ketiga unsur pokok tersebut.



C. Teknik Menulis Karya Ilmiah Menulis karya ilmiah berbeda dengan mcmbuat tulisan atau ka- rangan pada umumnya. Ada kaidah atau aturan-aturan penulisan karya ilmiah. Aturan terscbut menyangkut tcknis menulis dan no- tasi ilmiah. Dalam uraian ini akan dikemukakan secara umum kedua aturan terscbut. Dengan penjclasan atau uraian itu diharapkan para guru memiliki gambaran bagaimana cara menulis



karya ilmiah serta dapat



mencrapkannya. Untuk mcmperluas wawasan tata cara atau aturan penulisan yang 16



lebih lengkap, di- anjurkan agar pembaca membaca dan mcmpclajari buku-buku tentang teknik menulis karya ilmiah. 1. Teknilk menulls. Karya ilmiah jenis mana pun ditulis (baca ditik) dua spasi kecuali kutipan yang panjangnya lebih dari lima baris. Pengctikan diaturl sedemikian rupa agar diperolch hasil ketikan 4 cm dari pinggir kanan dan atas, dan 3 cm dari pinggir kiri dan bawah (lihat gambar). Alinea baru ditik menjorok ke dalam sebanyak tujuh pukulan tik. Angka sepuluh ke bawah harus ditulis dengan hurut kecuali menyatakan satuan seperti cm, kg, dan ukuran lainnya. Singkatan hanya diperkenankan untuk yang telah lazim seperti sbb, dst., satuan ukuran seperti kg, m, cm, dan ukuran-ukuran lainnya. Setiap halaman harus diberi nomor dengan angka biasa (arab). Nomor halaman ditempatkan pada bagian atas sebelah kanan kecuali halaman untuk bab baru ditempatkan di tengah bagian bawah. Nomor halaman untuk bagian awal seperti halaman judul. Prosedur penelitian itu sederhana, yakni adanya masalah atau pertanyaan, mengumpulkan data untuk dapat menjawab pertanyaan terscbut, mengolah data yang diperolch, menarik hasl pengolahan data dalam bentuk jawaban pertanyaan, diakhiri de ngan mcnbuat kcsimpulan dan saran. Untuk itu berikut ini beberapa petunjuk yang mungkin bisa digunakan agar dapat melak- sanakan penclitian. a. Penentuan atau perumusan masalah. Dalam merumuskan masalah para guru hendaknya mengkaji atau mengamati praktek pendidikan di sekolah masing-masing. Banyak aspek yang bisa digali, yaitu hasil belajar siswa, motivasi belajar siswa, cara siswa belajar cara guru mcngajar, sistem penilaian. yang digunakan, sikap guru terhadap mata pelajaran yang diajar- kannya, kasus-kasus siswa di sekolah, tingkat kesulitan bahani pengajaran bagi siswa, disiplin belajar, suasana belajar, peran buku pelajaran, peran alat peraga, dan banyak lagi aspek kependidikan lainnya. b. Prosedur pengumpulan data Data yang diperlukan guna pemecahan masalah bisa dari berbagai sumber, yakni dari siswa, dari guru, guru pembimbing, kepala se- kolah, dokumen yang ada di sekolah, orang tua sis wa, buku pela- aran, raport siswa, dan dari sumber lainnya. Adapun alat untuk mengumpulkan datanya, atau instrumen, bisa menggunakan angcet, wawancara, 17



Observasi atau pengamatan, tes hasil belajar, daftar cek, skala sikap, skala penilaian, sosiometri, studi kasus, studi lokumenter, dan alat-alat lainnya. Tentu saja kita harus membaca tau mempelajari bagaimana pembuat alat-alat untuk mengum- ulkan data itu. Untuk itu bacalah buku tentang metode penelitian. c. Pengolahan data Untuk mengolah data kita berpaling kepada statistika sederhana perti membuat tabel, grafik, menghitung persen, menghitung ni- i rata-tata, menghitung simpangan baku, korelasi, dan uji perbedan dua rata-rata. Bacalah statistika, pelajari rumus-rumusnya. d. Peneliian bersama Ada baiknya untuk tahap pertama melakukan kegiatan penelitian. secara bersamasama dengan rekan lain. Misalnya dua-tiga orang. guru di satu sckolah. Dengan cara ini segala kegiatan dirumuskan. bersama-sama. Setelah ada pengalaman, barulah melakukan kegiatan penelitian sendiri. Memang untuk dapat melakukan kegiatan penelitian diperlukan pengorbanan sepert pengorbanan waktu. tenaga, dan biaya untuk membeli kertas serta keperluan lainnya. Bila dilalukan secara bersama-sama, pembiayaan akan menjadi ringan sebab dipikul bersama. e. Tema penelitian yang sederhana Untuk pertama kalinya sebaiknya mengambil masalah penelitian yang sederhana dan yang dapat dikuasai, baik secara teori maupun secara praktek. Datanya diambil atau memanfaatkan yang ada dl sekolah. Contoh yang diambil dalam uraian di atas termasuk sederhana sebab telah ada. Setelah ada pengalaman, bisa meningkat. kepada tema yang lebih luas, lebih banyak tuntunannya sepertil membuat instrumen sendiri, mengamati gejala atau perilaku siswa, an membuat alat lain yang biasa digunakan dalam penelitian. f. Peningkatan wawasan Usahakan secara teratur mempelajari buku-buku penelitian, hasil-hasil penelitian orang lain, dan diskusi dengan rekan sejawat gar diperoleh wawasan mengenai penelitian. Banyak buku yang apat dipelajari dan tersedia di toko buku, misalnya buku Peneliian dan Penilaian Pendidikan, Tuntunan Penyusunan Karya. Jmiah yang diterbitkan oleh CV. Sinar Baru, Bandung. Adapun untuk menambah wawasan teori



18



tentang kependidikan baca dan. pelajari buku-buku kependidikan. Hal ini sangat diperlukan agar dapat membuat kajian teori atau telaah pustaka. g. Cara mengatasl kesulltan Apabila mengalami kesulitan berkenaan dengan pelaksanaan penlitian dan penulisan laporan hasil penelitian, mintalah pendapat pada rekan guru lain, terutama yang telah menjadi sarjana. Dosen di perguruan tinggi juga dapat diminta bantuannya sebab pada mumnya mereka telah berpengalaman dalam penelitian. Ada baiknya jika mereka diundang hadir di sekolah melalui kepala sekolah untuk memberi penjelasan dan pengarahan mengenai karya tulis ilmiah hasil penelitian. Pada akhimya perlu dikemukakan bahwa kemauan menjadi modal



utama untuk



meningkatkan kemampuan. Melakukan kegiatan penelitian, apa pun hasilnya, lebih baik dan lebih berharga dari- pada tidak melakukan apa-apa. D. Makalah Ilmiah Makalah ilmiah adalah kajian atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri (dalam hal ini di bidang pendidikan, pengajaran, bim- bingan penyuluhan, dan bidang kependidikan lainnya) yangi disajikan dalam bentuk tulisan. Seperti halnya karya tulis lainnya, makalah harus mengandung permasalahan yang menuntut peme cahan, adanya prosedur atau metode pemecahan masalah, adanya hasil pemcahan masalah atau pembahasan masalah, dan adanya. kesimpulan pembahasan. Aturan penulisan makalah sama dengan. penulisan karya ilmiah. Berdasarkan prosedur pemecahan masalahnya, dibedakan dua jenis makalah, yakni makalah deduktif atau makalah yang pemecahan masalahnya didasarkan atas berpikir rasional dan atau melalui telaahan kepustakaan dan makalah induktif atau makalah yang pemecahan masalahnya didasarkan atas berpikir empiris melalui data dan fakta yang diperoleh daril lapangan. Para guru dan tenaga kependidikan lainya di sekolah| paling berpeluang untuk membuat makalah induktif mengingat pengalaman dan data yang ada di sekolah dapat digunakan untuk, memecahkan masalah di bidang pendidikan, pengajaran, bimbing- an penyuluhan, dan masalah lainnya. E. Tulisan Ilmiah Populer Dalam Media Massa Tulisan ilmiah populer yang dimuat dalam media massa dihargai 2.5 untuk setiap kali pemuatan. Bila kita bisa menyusun dua karyal tulis ilmiah dan kedua-



19



duanya bisa dimuat dalam media massa, berarti mempunyai nilai 2 x 2,50. Media massa yang dimaksud antara lain adalah majalah ilmiah, jumal, dan surat kabar. Tulisan ilmiah yang dimuat itu bisa berupa makalah ilmiah, hasil penelian atau pengkajian, dan ulasan. Dikatakan ilmiah populer karenal tema yang dibahas adalah masalah aktual dan disajikan dalam bahasa yang mudah dicerna oleh pembaca. Dalam bab ini akan dijelaskan (a) jenis tulisan ilmiah populer dan (b) syarat untuk menyusun tulisan ilmiah populer.



1. Jenls tullsan IImlah popular Tulisan ilmiah populer yang umumnya dimuat di surat kabar dan majalah adalah ulasan atau kajian terhadap suatu persoalan yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. Dalam bidang pendidikan



misalnya persoalan-persoalan yang



berkenaan



pendidikan,



dengan



peningkatan



mutu



relevansi



pendidikan,



pemerataan pendidikan, wajib belajar sampai tingkat SMTP, kurikulum muatan lokal, pendidikan guru SD diploma II, undang-undang sistem pendidikan nasional, dan disiplin serta suasana belajar. Ulasan dan kajian ter hadap persoalan tersebut berisi pandangan, tanggapan, harapan, dan penilaian disertai saran-saran pemecahannya. Dalam ulasan dan kajian tersebut bisa digunakan landasan teori dari berbagai literatur dan bisa pula digunakan pengamatan yang didukung oleh data empiris dari berbagai kasus yang ditemukan di lapangan.



F. Menyajikan Karya Tulis Dalam Pertemuan Ilmiah Menyajikan karya tulis ilmiah dalam suatu pertemuan ilmiah seperti seminar, lokakarya, atau diskusi panel mempunyai nilai kre- dit tersendir bagi jabatan fungsional guru dan tenaga kependidikan lainnya. Nilai kredit yang diberikan adalah 2,5 untuk setiap kali penyajian. Nilai kredit itu di luar makalah ilmiah yang. dibuatnya. Artinya, ada penghargaan khusus terhadap penyajiannya. Oleh sebab itu, perlu diciptakan atau dibuat kondisi agar. penulis makalah punya kesempatan untuk menyajikan tulisannya dalam suatu forum pertemuan khusus. Misalnya setiap akhir semester kepala sekolah, pimpinan lembaga pendidikan, atau pimpinan organisasi profesi kependidikan menyelenggarakan pertemuan ilmiah untuk membahas berbagai masalah pendidikan. Para guru diundang menghadirinya, dan beberapa di antaranya diber tugas membuat makalah serta menyajikannya dalam pertemuan tersebut. Sudah 20



barang tentu untuk keperluan itu ketentuan administratif seperti undangan pertemuan, surat permintaan menyusun. dan menyajikan makalah, surat bukti menghadiri pertemuan ilmiah, dan surat keterangan menyajikan makalah harus dipersiapkan oleh pertyelenggara pertemuan. PENILAIAN 



Karya Ilmiah adalah karya tulis yang dibuat untuk memecahkan suatu permasalahan dengan landasan teori dan metode-metode ilmiah. Biasanya Karya ilmiah berisikan data, fakta, dan solusi mengenai suatu masalah yang diangkat. Penulisan karya ilmiah dilakukan secara runtut dan sistematis.







Untuk abstrak pada karangan ilmia, terdapat bagian yang dinamakan abstrak abstrak disajikan pada awal karangan ilmiah sebelum bagian kata pengantar.







Dalam menuliskan karangan ilmiah kata pengantar termasuk bagian yang sering disajikan. pada karangan ilmiah berupa artikel atau karangan ilmiah populer biasanya bagian ini diabaikan karena teknis pembuatan yang berbeda namun dalam karangan ilmiah jenis lain penggunaan bagian tersebut sering digunakan.







Daftar isi dalam karangan ilmiah merupakan pemandu bagi pembaca yang fungsinya sebagai petunjuk isi.







Pendahuluan dalam karangan ilmiah merupakan bagian yang mengungkapkan posisi suatu masalah dan perlunya kajian atau penelitian dilakukan yang mana fungsinya untuk mengungkapkan informasi dan deskripsi tentang permasalahan penelitian atau kajian.







Landasan teori dalam karangan ilmiah ditempatkan pada bagian kedua setelah bagian pendahuluan. penggunaan judul bagian ini disesuaikan dengan isi utama yang disajikan namun biasanya suatu lembaga pendidikan tinggi dianut oleh konvensi yang sering dilakukan para penulis karangan ilmiah. pada institusi tertentu ada konvensi yang memperdulikan bagian ini dengan landasan teori namun pada institusi yang lain ada konvensi dalam berjudul i bagian tersebut dengan konsep teori utama dari serangkaian teori yang disajikan pada bagian itu.







Bagian metode penelitian merupakan bagian yang penting khususnya bagi karangan ilmiah jenis skripsi tesis dan disertasi atau laporan penelitian.



21







Bagian pembahasan dalam karangan ilmiah merupakan bagian yang jumlahnya paling mendominasi karangan ilmiah.







Bagian simpulan dan saran merupakan bagian akhir dari karangan ilmiah. Bagian ini harus merupakan pernyataan deklaratif sebagai jawaban dari rumusan masalah.



BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Dalamar penulisan sebuah karya ilmiah kita harus memperhatikan hal-hal yang ada didalam sebuah karya ilmiah seperti, abstract, pendahuluan, pembahasan, kesimpulan maupun saran, dan daftar pustaka disusun secara sistematis sesuai dengan aturan penulisan karya ilmiah tersebut. Hasil dari menulis karya ilmiah yang biasa disebut karya tulis bermanfaat untuk melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif, melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, meningkatkan pengorganisasian fakta atau data secara jelas dan sistematis, meningkatkan keterampilan menganalisis, dan memperoleh kepuasan intelektual.  Karya tulis juga dapat menjadi bagai bahan acuan atau penelitian lanjutan.



2. Saran 22



Sebaiknya dalam proses pembuatan sebuah karya ilmiah selain harus memperhatikan hal-hal yang ada di dalam sebuah karya ilmiah tersebut kita juga harus benar-benar memperhatikan ketikan-ketikan dan kata kata yang digunakan dalam menyusun sebuah karya ilmiah agar tidak terjadi salah penulisan pada karya ilmiah yang akan dibuat sebaiknya banyak membaca buku-buku referensi penulisan sebuah karya ilmiah agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan tersebut.



23