Cheat Inves [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Himawan Andi adalah seorang profesional muda yang menekuni bidang reksadana. Ia lulus sarjana ekonomi bidang manajemen keuangan 2 tahun lalu dari suatu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Sejak kuliah ia tampak menonjol dan memiliki kemampuan analisis yang baik. Setelah lulus S1, sambal menunggu wisuda ia mengikuti kursus dan ujian sertifikasi profesi wakil manajer yang mengelola reksadana. Ia berhasil mendapatkan sertifikasi tersebut dan dalam waktu kurang dari 3 bulan ia mulai bekerja pada sebuah perusahaan investasi. Selama beberapa minggu bekerja, ia diberi kesempatan untuk mempelajari praktik pengelolaan investasi dari para manajer seniornya. Ia berusaha mencermati teknik- teknik analisis yang diterapkan serta metode pemilihan aset. Dalam hal ini ia merasa bingung dengan pendapat kontra dari para seniornya. Menurut pendapat senior yang pertama, dalam membentuk portofolio sebaiknya diversifikasi difokuskan pada satu kelas aset, sesuai dengan bentuk reksadana. Dengan menguasai pola dan karakteristik yang ada dalam satu kelas aset akan membuat konsentrasi lebih focus dan lebih baik. Selain itu kajian menjadi lebih efisien karena kebutuhan informasi dibatasi hanya pada peristiwa yang terjadi pada kelas aset tersebut. Keputusan investasi harus disadari oleh penentuan model keseimbangan yang relevan. Dalam hal ini sebaiknya gunakan capital asset pricing model (CAPM) walaupun banyak kritik tentang kelemahan terhadap model ini, hingga saat ini belum ada model ampuh yang dapat digunakan sebagai dasar estimasi nilai untuk mengidentifikasi apakah harga suatu sekuritas undervalued atau overvalued. Dengan mengetahui estimasi harga suatu sekuritas kita dapat membuat keputusan untuk membeli atau menjual suatu sekuritas. Menurut pendapat senior yang kedua, dalam membentuk portofolio sebaiknya diverfikasi dilakukan pada lebih dari satu kelas aset. Hal ini dimaksudkan untuk memperbesar pencarian peluang dan potensi investasi yang berguna pula untuk mereduksi risiko. Dengan mempelajari



lebih banyak kelas aset, kita dapat mengetahui interelasi return antarkelas aset yang sering kali memiliki keterkaitan. Model CAPM kurang relevan untuk analisis investasi karena menggunakan berbagai asumsi yang kurang realistis. Arbitrage pricing theory lebih relevan dengan kondisi pasar saat ini dan lebih relaks terhadap asumsi. Model ini juga mempertimbangkan berbagai aspek yang ada dan secara real dihadapi dalam bisnis. Andi merasa bingung dengan pendapat para seniornya. Sesungguhnya ia pernah mendapatkan materi ini pada waktu kuliah, ia berusaha mempelajari kembali dengan saksama dua isu yang menjadi perdebatan praktis di tempat ia bekerja saat ini yakni tentang kelas aset dan penggunaan model keseimbangan.



RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan model CAPM atau APT 2. Manakah yang sebaiknya digunakan oleh Andi diantara kedua model CAPM atau APT dalam membentuk portofolio ?



PEMBAHASAN



Pengertian Capital Asset Pricing Model (CAPM) Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan model untuk menentukan harga suatu asset. Model ini mendasarkan diri pada kondisi ekuilibrium. Dalam keadaan ekuilibrium tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal untuk suatu saham akan dipengaruhi oleh risiko tersebut. Disini risiko bukan lagi diartikan sebagai deviasi standar tingkat keuntungan, tetapi diukur dengan beta. Penggunaan parameter ini konsisten dengan teori portofolio yang mengatakan bahwa apabila pemodal melakukan diversifikasi dengan baik, maka pengukur risiko dari tambahan saham kedalam portofolio. Apabila pemodal memegang portofolio pasar, maka sumbangan risiko ini tidak lain adalah beta. Jika kita perhatikan perumusan standar CAPM maka sebenarnya pembentukan model tersebut menggunakan serangkaian asumsi penyederhanaan. Pengujian suatu model bukanlah pada realistis tidaknya asumsi-asumsi yang dipergunakan, tetapi pada seberapa tepat model tersebut mencerminkan realitas. Meskipun demikian dijelaskan bagaimana kalau sebagian asumsi-asumsi tersebut dilonggarkan, yaitu bagaimana kalau short selling tidak diperkenankan dan bagaimana kalau tidak bisa dijumpai adanya Rr Hasilnya ternyata CAPM yang standar tidaklah banyak mengalami perubahan.



Pengertian Arbitrage Pricing Theory Arbitrage Pricing Theory adalah sebuah model asset pricing yang didasarkan pada sebuah gagasan bahwa pengembalian sebuah aset dapat diprediksi dengan menggunakan hubungan yang terdapat diantara aset yang sama dan faktor-faktor resiko secara umum. Teori ini dibuat oleh Stephen Ross pada tahun 1976. Teori ini memprediksi hubungan tingkat pengembalian sebuah portofolio dan pengembalian dari aset tunggal melalui kombinasi linear dari banyak variabel makro ekonomi yang mandiri. APT pada dasarnya menggunakan pemikiran yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang mempunyai karkteristik yang identic sama tidaklah bias dijual dengan harga yang berbeda. Konsep yang digunakan adalah hokum satu harga (the law one price). Apabila aktiva yang berkarakteristik sama tersebut terjual dengan harga yang berbeda, maka akan terdapat kesempatan untuk melakukan arbitrage dengan membeli aktiva yang berharga murah dan pada saat yang sama menjualnya dengan harga yang lebih tinggi sehingga memperoleh laba tanpa risiko. Tingkat keuntungan dari setiap sekuritas yang diperdagangkan di pasar keuangan terdiri dari dua komponen, yaitu : Tingkat keuntungan yang normal atau yang diharapkan. Tingkat keuntungan yang tidak pasti atau berisiko.



Asumsi – Asumsi Asumsi – asumsi CAPM yang masih digunakan adalah :



Investor mempunyai kepercayaan yang bersifat homogeny; Investor adalah risk-averse yang berusaha untuk memaksimalkan utilitas; Pasar dalam kondisi sempurna; Return diperoleh dengan menggunakan model factorial. Disampingkan itu, APT juga tidak menggunakan asumsi – asumsi yang dipakai dalam CAPM , seperti : Adanya satu periode waktu tertentu, misalnya satu tahun; Tidak ada pajak Investor bisa meminjam dan menginvestasikan dananya pada tingkat return bebas risiko (Rf) ; serta Investor memilih portofolio berdasarkan return harapan dan variannya. APT didasari oleh pandangan bahwa return harapan untuk suatu sekuritas akan dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko. Faktor – faktor risiko tersebut akan menunjukkan kondisi ekonomi secara umum, dan bukan merupakan karakteristik khusus perusahaan. Faktor – faktor risiko tersebut harus mempunyai karakteristik seperti berikut ini. Masing – masing faktor risiko harus mempunyai pengaruh luas terhadap return saham – saham di pasar. Kejadian – Kejadian khusus yang berkaitan dengan kondisi perusahaan, bukan merupakan faktor risiko APT. Faktor – Faktor risiko tersebut harus mempengaruhi return harapan. Untuk itu perlu dilakukan pengujian secara empiris, dengan cara menganalisis return saham secara statistic, untuk melihat bagaimana faktor – faktor risiko tersebut berpengaruh secara luas terhadap return saham. Pada awal periode, faktor risiko tersebut tidak dapat diprediksikan oleh pasar karena faktor – faktor risiko tersebut mengandung informasi yang tidak diharapkan atau bersifat mengejutkan pasar ( ada perbedaan antara nilai yang diharapkan dengan nilai yang sebenarnya).



Kelebihan dan Kekurangan Model CAPM dan APT CAPM (Capital Asset Pricing Model) Capital Asset Pricing Model (CAPM) di kenalkan pertama kali oleh Sharpe, Lintner, dan Mossin (1964) CAPM merupakan model untuk menentukan harga saham individu atau sebuah portofolio. Kelebihannya: Merupakan model yang menghubungkan tingkat return yang diharapkan dari suatu asset berisiko dengan risiko dari asset tersebut saat pasar dalam kondisi seimbang, CAPM merupakan pengembangan manajemen portofolio modern. CAPM dapat digunakan untuk mengestimasikan return suatu sekuritas



CAPM membantu menyederhanakan gambaran realitas hubungan return dan risiko dalam dunia nyata yang terkadang sangat kompleks Kekurangan : model CAPM ini kadang belum mampu menjelaskan variasi return dan risiko secara tepat karena model ini mensyaratkan bahwa pasar saham berada pada kondisi yang ekuilibrium dan efisien. Menurut model CAPM, harga saham ditentukan oleh indeks pasar secara tunggal, padahal juga ditentukan oleh banyak faktor makro ekonomi. APT (Arbitrage Pricing Theory ) APT dikembangkan oleh Ross yang berlandaskan hukum satu harga (The Law of One Price) yang menyatakan bahwa aktiva yang sejenis atau tidak sejenis tetapi  berkarakteristik sama mempunyai harga yang sama. Kelebihannya : Estimasi return yang diharapkan dengan APT tidak terlalu dipengaruhi portofolio pasar seperti dlm CAPM, Model APT menjadi salah satu pendekatan yang sering digunakan dalam menentukan tingkat pendapatan (return) dari invetasi saham di pasar modal APT didasari oleh pandangan bahwa return yang diharapkan dari suatu sekuritas bisa dipengaruhi oleh beberapa sumber risiko lainnya (tidak hanya diukur dengan beta) APT memberikan perkiraan terhadap tingkat pengembalian yang lebih baik dibandingkan dengan CAPM APT cukup kuat dalam menjelaskan cross - sectional variation pada tingkat pengembalian saham. Kekurangan : Model Aribitrage Pricing Theory (APT) tidak menyebutkan secara spesifik faktor-faktor makro-ekonomi yang dapat mempengaruhi return saham Model APT kesulitan dalam menentukan faktor-faktor risiko yang relevan



Apa Perbedaan CAPM dan APT Apa perbedaan CAPM dengan APT? dalam CAPM return sekuritas sangat dipengaruhi oleh portofolio pasar dan risiko sistematis (beta). dalam APT, return sekuritas dipengaruhi berbagai macam faktor yang bisa menjadi sumber risiko (tidak hanya beta saja). Tolak ukur untuk tingkat imbal hasil yang dapat digunakan dalam penganggaran modal, evaluasi sekuritas, atau evaluasi kinerja investasi. APT menyoroti perbedaan penting antara resiko yang tidak dapat didiversifikasi (resiko faktor) yang menuntut kompensasi dalam bentuk premi resiko dengan resiko yang dapat didiversifikai yang tidak menuntut premi resiko.



APT menghasilkan hubungan antara imbal hasil yang diharapkan dengan beta yang menggunakan portofolio yang terdiversifikasi dengan baik yang praktiknya dapat dibentuk dari sejumlah besar sekuritas. Pelanggaran terhadap hubungan pembentukan harga dalam APT akan menyebabkan tekanan yang sangat kuat untuk mengembalikan harga meskipun hanya sedikit sekali investor yang menyadari adanya ketidakseimbangan tersebut. CAPM diturunkan dari asumsi bahwa ada portofolio “pasar” yang tidak dapat diamati. Argumentasi CAPM berlandaskan pada efisiensi rata-rata varians, yaitu jika ada sekuritas yang melanggar hubungan antara imbal hasil yang dharapkan dengan beta. Maka banyak investor (masing-masing relatif kecil) akan mmengubah portofolionya sehingga akan menciptakan tekanan menyeluruh terhadap harga sampai membentuk keseimbangan untuk mengembalikan hubungan antara imbal hasil yang diharapkan dengan beta. CAPM memberikan pernyataan tentang hubungan antara imbal hasil yang diharapkan dengan beta untuk seluruh sekuritas sedangkan APT hanya berimplikasi bahwa hubungan ini berlaku untuk seluruh sekuritas tetapi dalam jumlah kecil (sedikit). Karena berfokus pada kondisi tanpa peluang arbitrase, tanpa asumsi lanjut tentang model pasar atau indeks, APT tidak dapat menjelaskan bagaimana jika terjadi pelanggaran terhadap hubungan antara imbal hasil yang diharapkan dengan beta suatu aset tertentu. Untuk itu, kita tetap membutuhkan asumsi CAPM serta argumentasinya yang dominan.



Analisis Solusi Antara kedua model tersebut terletak pada perlakuan APT terhdap hubungan antar tingkat keuntungan sekuritas. APT mengasumsikan bahwa tingkat keuntungan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam perekonomian dan industry. Korelasi antara tingkat keuntungan dua sekuritas terjadi karena sekuritassekuritas tersebut dipengaruhi oleh faktor atsu faktor-faktor yang sama. Sebaliknya meskipun CAPM mengakui adanya korelasi antar tingkat keuntungan, model tersebut tidak menjelaskan faktorfaktor yang mempengaruhi korelasi tersebut. Baik CAPM maupun APT sama-sama berpendapat bahwa ada hubungan yang positif antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan resiko. Pada model APT merupakan sebuah model keseimbangan alternatif yang lebih kompleks dibanding CAPM, karena menggunakan sekian banyak variable pengukur resiko untuk melihat hubungan risiko dan return. Menurut pendapat senior yang pertama, dalam membentuk portofolio sebaiknya diversifikasi difokuskan pada satu kelas aset, sesuai dengan bentuk reksadana. Dengan menguasai pola dan karakteristik yang ada dalam satu kelas aset akan membuat konsentrasi lebih focus dan lebih baik. Selain itu kajian menjadi lebih efisien karena kebutuhan informasi dibatasi hanya pada peristiwa yang terjadi pada kelas aset tersebut. Keputusan investasi harus disadari oleh penentuan model keseimbangan yang relevan. Dalam hal ini sebaiknya gunakan capital asset pricing model (CAPM) walaupun banyak kritik tentang kelemahan terhadap model ini, hingga saat ini belum ada model ampuh yang dapat digunakan sebagai



dasar estimasi nilai untuk mengidentifikasi apakah harga suatu sekuritas undervalued atau overvalued. Dengan mengetahui estimasi harga suatu sekuritas kita dapat membuat keputusan untuk membeli atau menjual suatu sekuritas. Menurut pendapat senior yang kedua, dalam membentuk portofolio sebaiknya diverfikasi dilakukan pada lebih dari satu kelas aset. Hal ini dimaksudkan untuk memperbesar pencarian peluang dan potensi investasi yang berguna pula untuk mereduksi risiko. Dengan mempelajari lebih banyak kelas aset, kita dapat mengetahui interelasi return antarkelas aset yang sering kali memiliki keterkaitan. Model CAPM kurang relevan untuk analisis investasi karena menggunakan berbagai asumsi yang kurang realistis. Arbitrage pricing theory lebih relevan dengan kondisi pasar saat ini dan lebih relaks terhadap asumsi. Model ini juga mempertimbangkan berbagai aspek yang ada dan secara real dihadapi dalam bisnis. Berdasarkan tingkat keuntungan yang diharapkan dengan risiko model CAPM maupun APT sama – sama berpendapat bahwa ada hubungan yang positif. Berdasarkan kedua pendapat yang ada dalam kasus ini serta jika melihat keterkaitan dengan materi pada waktu kuliah maka model APT (Arbitrage Pricing Theory) lebih relevan dengan kondisi pasar serta mempertimbangkan berbagai aspek secara real dihadapi dalam bisnis.



PENUTUP Simpulan Capital Asset Pricing Model merupakan kontribusi fundamental bagi pemahaman kita tentang faktorfaktor penentu harga aset. Capital Asset Pricing Model adalah teori dengan implikasi yang mendalam untuk harga aset dan perilaku investor. Model ini telah dikembangkan dengan berbagai cara untuk mengakomodasi beberapa kompleksitas dalam dunia nyata. Terlepas dari itu, batas-batas yang terdapat dari asumsi yang mendasari fundamental validitas CAPM sepenuhnya tanpa cela, dan terlepas dari model lainnya, CAPM masih merupakan model yang dominan dan digunakan sebagai paradigma untuk memahami keseimbangan antara risko dan tingkat pengembalian.



CAPM bukanlah satu-satunya teori yang mecoba menjelaskan bagaimana suatu aktiva ditentukan harganya oleh pasar, atau bagaimana menetukan tingkat keuntungan yang dipandang layak untuk suatu investasi, Arbitrage Pricing Theory (APT) juga menggambarkan hubungan antara suatu resiko dan pendapatan tetapi hanya saja menggunakan asumsi dan prosedur yang berbeda. Perbedaan antara kedua model tersebut terletak pada perlakuan APT terhdap hubungan antar tingkat keuntungan sekuritas. APT mengasumsikan bahwa tingkat keuntungan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam perekonomian dan industry. Korelasi antara tingkat keuntungan dua sekuritas terjadi karena sekuritassekuritas tersebut dipengaruhi oleh faktor atsu faktor-faktor yang sama. Sebaliknya meskipun CAPM mengakui adanya korelasi antar tingkat keuntungan, model tersebut tidak menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi korelasi tersebut. Baik CAPM maupun APT sama-sama berpendapat bahwa ada hubungan yang positif antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan resiko.



Perbandingan CAPM dan APT timbul berdasarkan persamaan asumsi yang muncul yaitu : Pemodal menyukai lebih banyak kemakmuran Risk averse Mempunyai pengharapan yang homogeny Pasar modal sempurna



Asumsi yang tidak terdapat dalam APT dan hanya terdapat dalam CAPM, yaitu : Cakrawala waktu satu periode Tingkat keuntungan berdistribusi normal Mempunyai fungsi utilitas tertentu Terdapat fortofolio pasar dan bisa diidentifikasi Pemodal dapat menyimpan dan meminjam pada bunga bebas resiko.



SARAN Berdasarkan kedua pendapat senior dan setelah membaca materi perkuliahan alangkah baiknya Himawan Andi menggunakan model APT (Arbitrage Pricing Theory) karena lebih relevan dengan kondisi pasar dan keadaan bisnis.