Cinema Xxi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

3.1 Sejarah PT Nusantara Sejahtera Raya beroperasi sebagai Cineplex 21 Group adalah sebuah jaringan bioskop di Indonesia, dan pelopor jaringan cineplex di Indonesia. Jaringan bioskop ini tersebar di beberapa kota besar di seluruh Indonesia dan sebagian besar di antaranya terletak di dalam pusat perbelanjaan, dengan film-film Hollywood dan Indonesia sebagai menu utama, dan didukung oleh teknologi tata suara Dolby Digital, THX dan yang terbaru Dolby Atmos. Cineplex 21 Group memulai kiprahnya di industri hiburan sejak tanggal 21 Agustus 1987, hingga Juni 2015, Cineplex 21 Group memiliki total 1240 layar yang tersebar di 33 kota di 146 lokasi di seluruh Indonesia. Group ini didirikan oleh Sudwikatmono bekerjasama dengan Benny Suherman dan Harris Lesmana. Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, Cineplex 21 Group telah melakukan sejumlah pembenahan dan pembaharuan, di antaranya adalah dengan membentuk jaringan bioskopnya menjadi 4 merek terpisah, yakni Cinema XXI, The Premiere, Cinema 21, dan IMAX untuk target pasar berbeda. Cinema XXI pertama kali didirikan di Plaza Indonesia Entertainment X'nter pada bulan Januari 2004, dengan 4 buah teater reguler dan 2 buah teater Premiere. Cinema XXI yang diberi nama Studio XXI ini merupakan satu-satunya Cinema XXI yang menggunakan sofa empuk di keseluruhan studionya, dan memiliki sertifikat THX untuk semua studionya. Tanggal 1 Juli 2014 adalah hari terakhir beroperasinya Cinema XXI di tempat ini.[2] Mayoritas film-film yang diputar di Cinema XXI merupakan film-film Hollywood, baik yang terbaru, ataupun yang telah tersimpan lama. Namun beberapa XXI juga turut memutar film Indonesia, sesuai dengan lokasi dan pasar pengunjung pusat perbelanjaan yang bersangkutan. Beberapa Cinema 21 turut direnovasi menjadi Cinema XXI, dengan penambahan karpet, perubahan desain, dan penggantian kursi studio. Setiap tahunnya, kemunculan Cinema XXI di kota-kota besar terus meningkat, menggantikan kemunculan Cinema 21. Tidak hanya itu, beberapa Cinema XXI maupun 21 masih terus melakukan pembenahan. Di penghujung 2008, seiring dengan perkembangan teknologi 3D dan makin maraknya film-film berbasis format tersebut, Cinema XXI turut mengaplikasikan teknologi Dolby Digital Cinema 3D di beberapa XXI yang memadai. Jumlah bioskop XXI yang mengadakan fasilitas ini pun masih terus bertambah, seiring dengan perkembangan film-film berformat digital dan 3D yang makin meningkat jumlahnya. Pada November 2013, Cinema XXI memperkenalkan sistem suara Dolby Atmos, pertama kali diluncurkan di Studio 1 Epicentrum XXI, dan ditahun 2016 ini sistem suara Dolby Atmos sudah tersebar di 40 Studio di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Palembang, Medan, Balikpapan, Makassar, dan Manado. Perbedaan mencolok antara Cinema XXI dengan Cinema 21 adalah dengan disediakannya sejumlah fasilitas seperti games, cafe, lounge, hingga ruang merokok di sejumlah gerai XXI.



3.2 Dimensi SOSTAC 3.21 Situasion Terdapat lima jaringan bioskop di Indonesia yaitu : CGV Cinemas, Cinema XXI, Cinemaxx, Platinum Cineplex dan New Star Cineplex (dikutip dari indoblog.com).Bioskop di Indonesia, dua tahun terakhir ini mengalami perkembangan yang signifikan. Dari data Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) total layar bioskop di Indonesia terhitung hingga 12 September 2018 berjumlah 1.681 layar dengan jumlah 312 bioskop. Dengan jumlah penonton yang mengalami peningkatan signifikan dari 16 juta pada tahun 2015 menjadi 37,2 juta di tahun 2016, 42,7 juta di tahun 2017 dan 36,3 juta terhitung hingga Agustus 2018 (Berdasar pada data hasil rangkuman filmindonesia.or.id). Banyaknya jumlah konsumen jaringan bioskop sekarang ini maka diperlukan suatu media yang tepat dalam menjangkau konsumen bioskop di seluruh Indonesia. Berikut mengenai penjelasan SWOT cinema XXI Stenght ( Kekuatan ) Cinema XXI dalam menentukan harga berdasarkan segmen lokasi jadi harga tidak semua lokasi cinema XXI sama, dalam segi harga Cinema XXI masih terbilang terjangkau dibanding dengan para kompetitornya dan lokasi cinema XXI yang terbilang sudah banyak beredar di hampir seluruh Indonesia jadi hampir semua masyarakat Indonesia dapat menikmati film yang diinginkan dengan mudah Memiliki fasilitas kenyaman dalam segi pelayanan ticketing on the spot maunpun secara online dan memiliki tempat menunggu yang nyaman untuk para penonton sambil menunggu jam tayang film. dan tidak hanya dari segi pelayanan Cinema XXI juga mempunya XXI Café ditempat ini juga para pengunjung bisa membeli makanan dan minuman untuk menemani nonton harga yang ditawarkan di bervariasi. Weaknesses ( Kelemahan ) Dalam penayangan film Cinema XXI hanya memfokuskan film Indonesia dan mengimpor film-fim hollywood jadi film-film animasi dari jepang maupun film korea yang bisa dibilang peminatnya begitu banyak di Indonesia belum pernah ditanyakan di Cinema XXI. Opportunities ( Kesempatan ) Tingkat penduduk dan minat masyarakat yang ingin menikmati film-film yang dari tahun ketahun meningkat membuat Cinema XXI tiap tahunnya membuka beberapa theater baru dibeberapa wilayah yang kategorinya belum tersedia tempat hiburan seperti bioskop Threats (Ancaman) Mulai banyaknya kompetitor-kompetitor yang mulai bermunculan baik itu dari competitor sesama bioskop maupun aplikasi menonton online yang marak sudah mulai banyak berkembang peminatnya



3.2.2 Objectives Dengan melihat situasi yang terasa sekali nuansa pemasaran,tentunya pengaruh untuk turut serta dalam kegiatan menambah dan meningkatkan target yang dibutuhkan cukup tinggi, dan ingin menjadi orang pemasaran yang pintar, berpikiran logis, kritis, analitis dan berwawasan luas, Cinema XXI ingin menanamkan image diri sebagai jaringan bioskop yang memiliki jatidiri, karakter, tanggung jawab, visi dan misi untuk melayani masyarakat yang optimal dalam memberika pelayanan hiburan terutama dengan melakukan berbagai macam terobosan dan kerja sama dengan beberapan merchent-merchent tertentu. Tahap ini akan dijelaskan melalui 5S yaitu : 1. Sell Dengan perencanaan pemasaran yang matang diharapan mampu meningkatkan penjualan tiket dari perusahaan dengan meminimalkan kekurangan dan ancaman yang ada sehingga dapat memperluas pasar baru untuk jaringan bioskop diseluruh Indonesia. 2. Serve Dengan adanya website dan aplikasi MTIX diharapkan dapat memberikan informasi terbaru tentang jadwal penayangan film-film terbaru dan dapat memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas kepada para penonton dengan adanya website dan aplikasi dari MTIX ini dapat mempermudah bagi para pelanggan baru untuk mencari infomasi mengenai penayangan filmflm. 3. Speak Dengan perencanaan pemasaran yang baik diharapkan dapat memperluas jaringan pelanggan dengan adanya fitur sosial media yang tertera didalam website dan dapat memberikan rasa aman dan nyaman dalam memilih tontonan dan tempat menonton dimana saja yang diinginkan. 4. Save Dengan adanya perencanaan pemasaran yang baik dan terorganisasi diharapkan mampu menyimpan sebagian biaya marketing dengan media sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan berkerja sama juga dengan beberapan aplikasi pemesanan tiket online yang menyediakan tiket-tiket promo sehingga diharapkan mampu menghemat pengeluaran untuk biaya pemasaran 5. Sizzle Dengan perencanaan pemasaran yang matang diharapkan mampu bersaing dengan para kompetitor-kompetitor seperti : CGV Cinemas, Cinemaxx, Platinum Cineplex dan New Star Cineplex dengan selalu menjadi market leader dijaringan bioskop diIndonesia dengan selalu menjadi jaringan bioskop terupdate dan memiliki jam tayang film yang luas diseluruh Indonesia agar masyarakat indonesia dapat menonton film-film terbaru terutama film indonesia dan mencegah adanya pembajakan film di Indonesia 3.2.3 Strategy Cinema XXI berusaha menarik perhatian dan simpati public atau masayarakat dengan berbagai isu dan pemberitaan serta berangkat dari sesuatu yang dikesankan negative menjadi positif. Merupakan



perjuangan yang berat. Caranya dengan aktif dalam kegiatan iklan dan pemasaran dengan berbagai macam strategi menarik minat publik untuk memakai jaringan bioskop yang menjadi pilihan untuk hiburan, aktif membuka diri dari berbagai pertanyaan dengan membuat situs WEB dalam internet, berdiskusi dengan publik dan pelanggan, aktif dalam menaggapi saran-saran publik.



Pada tahap ini akan dijelaskan melalui STOP( Segmentation, Targeting, Online Value Proposition, Position) Segmentation Cinema XXI mengincar semua kalangan dari menengah kebawah hingga menengah keatas, sehingga semua masyarakat dapat menikmati tontonan film-film khususnya film Indonesia. Targeting Target pasar yang diarahkan untuk semua kota adalah orang-orang yang masih produktif(17-60tahun) dengan memfokuskan memperbanyak penanyangan film-film indonesia. Online Value Proposition Dengan adanya website maupun aplikasi MTIX maka value propositionnya adalah dengan memberikan kemudahan penonton dalam melihat jam tayang film yang diinginkan pembelian makanan dan minuman lalu beragam promo yang sedang berjalan bisa tersedia di website maupun aplikasi MTIX, hal ini menjadi niai plus tersendiri bagi Cinema XXI. Position Position pada cinema XXI adalah harga yang relatif terjangkau dari pada pesaing jaringan bioskop lainnya sehingga memungkinkan untuk menjangkau seluruh konsumen baik dari menengah atas atau menengah kebawah dan memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas kepada pelanggan.