Cinta Yang Terlewat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CINTA YANG TERLEWAT Saat itu matahari telah naik setengah perjalanan dan terik panasnya menyinari genting-genting sebuah sekolah. Semua murid berhamburan beranjak menuju ke kantin kecuali seorang siswa yang duduk dalam bayang-bayang dedaunan pohon yang tumbuh rimbun di samping ruang kelas. Di siang hari, lantai di depan kelas sarat akan debu kotor. Namun, siswa itu tetap nekat duduk di lantai berdebu itu. Sesekali ia menatap sebuah kelas lain yang berada di depan ruang kelasnya. Siswa itu bernama Robby Ia menantikan seorang dara yang muncul dari balik kelas tersebut. Cukup lama ia menunggu hingga membuatnya sedikit melamun. Namun, semua lamunan itu pudar ketika gadis yang ditunggu telah menyembulkan kerudung putihnya yang terlihat melalui jendela. Ia menatap dengan hati yang girang. Tanpa butuh waktu lama, ia menghampiri gadis pujaannya itu. Ia berlari sambil sesekali meneriakkan nama gadis tambatan hatinya. “Indah, I’m coming!” seru Robby. Siswi itu menoleh kearah siswa yang berlari menghampirinya. “Hai, santai saja. Jangan lari-lari nanti bisa jatuh” kata siswi itu. Akhirnya siswa itu berjumpa dengan Indah, gadis pujaan hatinya. “Ndah, gimana ulangannya?”Tanya Robby. “Semua aman terkendali kok santai saja” jawab indah. “Oh,berarti aku dapet traktiran dong” jawab Robby. “loh kok traktiran?” Tanya Indah. “Ya kan, kamu udah janji kalo dapet nilai 100 bakal nraktir aku. Hahaha” kata Robby. “Hahaha hidup kamu itu ya,Cuma penuh dengan traktiran”balas Indah.”Iya iya. Ya sudah ayo kita ke kantin.”ajak Robby. “Oke,By kamu yang traktir ya?”kata Indah.



“Baiklah,buat engkau sayangku apa sih yang tidak”jawab siswa itu.”Terima kasih Robby yang ganteng” ucap Indah. “Ndah,kamu mau beli apa?”Tanya Robby.”Terserah kamu sajalah” kata Indah. “Ya sudah,Bu mie ayam dua sama es teh 2” kata Robby memesan makanan. Setelah sepasang muda-mudi itu puas dengan santapannya, mereka beranjak meninggalkan kantin menuju kelas. Saat sang surya sudah tiba di ufuk barat bel sekolah berbunyi. Semua siswa berhamburan beranjak dari kelas masing-masing dan bergegas menuju tempat parkir. Mereka berangkat di kala sunrise matahari dan pulang di waktu sunset matahari. Tak terkecuali dengan Roby yang bergegas mencari sepeda motor tua pemberian ayahnya. Ayahnya tak bisa membelikan sepeda motor seperti milik temannya yang jauh lebih keren. Jangankan sepeda motor keren, untuk beli sepeda motor itu saja ayahnya harus memeras keringat dan memeras otak ditambah lagi harus menjual tv kesayangannya. Namun,itu tak melunturkan semangat belajar Roby untuk menggapai cita-citanya. Ia merasa ada dorongan motivasi yang kuat yang muncul dari dalam dirinya bahwa ia harus kuat menghadapi ini semua dan berjuang untuk kesuksesan di masa mendatang, apalagi ia merasa beruntung memiliki Indah yang menerima dirinya apa adanya dan selalu memberikan semangat tambahan. Jalan hidup Indah berbeda dengan jalan hidup Roby. Indah dilahirkan dari keluarga konglomerat yang punya banyak restoran. Indah sendiri berbeda dengan gadis kaya lain yang merasa tidak sepadan dengan laki-laki seperti Roby.



Seperti biasa Robby menimba air sumur di belakang rumah untuk sore hari ini. Robby tak tega jika melihat bapaknya yang harus menimba seorang diri. Saat matahari sudah tergelincir sepenuhnya, Robby belajar di kamarnya dan sesekali membuka hp jadulnya. Ia telah mengirim pesan kepada Indah dan mengharapkan balasan dari Indah. “Tuut tut tuut” suara hp bergetar. Hati Robby girang tak karuan melihat pesan yang masuk di hp-nya. Setelah dibuka ternyata pesan itu berasal dari operator yang mengganggu di malam hari. Hati Robby gelisah karena tak seperti biasanya Indah lama membalas pesan singkatnya. Tak terasa sudah pukul 9 malam dan Indah belum juga membalas pesan Robby. Robby terus memandangi layar hp judulnya yang berwarna kuning. Kelopak mata Robby semakin lama terasa berat karena rasa kantuk yang telah menyerang. Robby tak kuasa menahan serangan itu sehingga matanya terpejam. Saat Fajar mulai menyingsing, Robby terbangun dan hatinya penuh dengan pertanyaan mengapa Indah tidak membalas pesan dari dirinya. Saat Robby tiba di sekolah ia tidak menemukan Indah di kelasnya. Ia lalu mencari Indah di perpustakaan namun hasilnya tetap nihil. “Natt,liat Indah nggak?”Tanya Robby kepada Nattasha teman sekelas Indah. “Kamu belum tahu By?” kata Nattasha. “Belum tahu apa?” Tanya Robby. “Indah sekarang sedang dirawat di Rumah Sakit”jawab Nattasha sedih. “Hah?”kata Robby terkejut. “Dirawat di Rumah Sakit mana?”Tanya Robby. “Di RS Permata Medika”jawab Nattasha. “Ya sudah,terima kasih Natt” kata Robby. Hari itu setelah mengetahui Indah diopname di Rumah Sakit Robby tak konsentrasi dengan materi yang diajarkan oleh Guru. Pikiran Robby hanya terfokus kepada Indah. Saat istirahat, Robby



nekat memanjat pagar sekolah untuk menemui kekasih hatinya itu. Robby berlari menuju ke RS Permata Medika. Robby memasuki Rumah Sakit bergedung tinggi dan menuju ke Lobi Rumah Sakit. “Bu,mau Tanya pasien yang bernama Indah Puspita dirawat diruang berapa?”Tanya Robby kepada petugas Rumah Sakit. “Sebentar,ibu cek dulu yaa” balas Petugas sambil membolak-balik sekumpulan kertas. “Di Bangsal Mawar Nomor 4 mas” kata petugas. “Terima kasih Bu”jawab Robby. Tak butuh waktu lama Robby berlari ke bangsal mawar nomor 4. Terdengar suara menangis saat Robby berada di depan ruangan tersebut. “Assallamu’alaikum wr.wb.”ucap Robby. “Wa’alaikum sallam”jawab Ibu Indah. Ibu Indah menangis di samping ranjang Indah berbaring. “Indah kenapa bi?” Tanya Robby kepada Ibu Indah. “Indah terkena penyakit gagal ginjal”kata Ibu Indah dengan meneteskan air mata.”Hah?Lalu bagaimana kata dokter?”Tanya Robby.”Kata dokter,Indah perlu donor ginjal dari orang lain dan ibu tidak bisa mendonorkan ginjal ibu karena ibu juga hidup dengan satu ginjal sedangkan yang satu lagi sudah didonorkan untuk ayahnya Indah”ucap Ibu Indah tersedu-sedu. “Kalau begitu biar saya yang mendonorkan ginjal saya untuk Indah Bi”kata Robby. Robby pun melesat menuju ruang periksa untuk memeriksa apakah dirinya layak sebagai pendonor ginjal. “Pak,saya mau mendonorkan ginjal saya untuk pasien yang bernama Indah Puspita”kata Robby kepada petugas.”Kalau begitu siapa nama mas?”Tanya petugas sambil memegang buku berisi kumpulan data.”Nama saya Robby Saefulloh” jawab Robby gugup karena baru pertama kali ini ia mendonorkan ginjalnya. “Oh,mas Robby. Berapa umur sekarang?”Tanya dokter. “Saya lahir tanggal 29 April 2000,jadi umur saya sekitar 16 tahun” jawab Robby.



“Hah? Maaf mas,syarat sebagai pendonor minimal berusia 18 tahun” kata dokter.” Kalau begitu mas Robby bisa cari orang lain yang lebih layak jika ingin membantu pasien Indah Puspita”sambung petugas. Robby beranjak keluar dari ruang periksa dengan hati yang kelabu. Ia tak tahu apa yang akan menimpa gadis tambatan hatinya itu. Robby kembali menemui Indah. “Maaf bi, setelah saya mengajukan diri sebagai pendonor ternyata usia saya belum mencukupi syarat”kata Robby sedih.”Tidak apa-apa mas Robby,ibu pasti akan mencari pendonor lain” kata Ibu Indah. “Mungkin dari keluarga besar bisa ada yang jadi pendonor”Sambung Ibu Indah. “Triing triing triing”suara nada dering hp berbunyi. Ibu Indah mengangkat telepon dan keluar ruang pasien. “Ndah,yang sabar yaa”kata Robby menenangkan Indah. “Iya By”kata Indah.”Sekarang pukul berapa By?”Tanya Indah.Robby celingukan mencari jam dinding. ”Pukul 1 siang” jawab Robby. “Lalu kenapa kamu nggak sekolah?” Tanya Indah heran. “Eeeh,pulang awal karena ada rapat adiwiyata sekolah” kata Robby berbohong karena ia tidak ingin Indah berpikir macam-macam.”Oh gitu,kamu tahu dari siapa kalo aku sedang di rumah sakit By?tanya Indah heran. “Ya tau lah… kan kita punya ikatan batin yang kuat”kata Robby. “Iya iya deh”kata Indah. Hari itu Robby habiskan di ruang pasien bersama wanita penghuni hatinya. Saat suara adzab ashar terdengar oleh telinga,Robby beranjak meninggalkan Indah. Saat itu juga Ibu Indah masuk ke dalam ruang pasien. “Bu,saya mau pamit pulang”kata Robby meminta izin pulang. “Iya,terima kasih ya mas Robby sudah mau menemani Indah”ucap Ibu Indah. “Ya sama-sama” balas Robby.



Saat malam tiba Robby memikirkan keadaan Indah. Ia cemas terhadap kesehatan Indah. “Tuut tut tuut” suara hp bergetar. Robby mengambil hp-nya dan membaca pesan yang masuk. Alangkah terkejutnya saat ia mengetahui bahwa Indah telah melakukan transplasi ginjal. Beruntung, ada sepupu Indah yang bersedia mendonorkan ginjalnya. Di tengah heningnya malam Robby merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Robby melakukan sholat tahajud berterima kasih kepada Allah SWT atas kesembuhan Indah. Saat Fajar mulai menyingsing, Robby terbangun dan melakukan rutinitasnya. Saat ia tiba di sekolah,ia mengikuti pelajaran dengan bersemangat dan dapat mencerna semua materi yang diajarkan oleh guru. Terik matahari menyinari dedaunan pohon di sebelah kelas. Robby duduk di bawah pohon itu membaca buku sejarah untuk menghadapi ulangan harian hari ini. “Door!” teriak Indah mengagetkan Robby. “Heh,jantungku mau copot nih!” seru Robby. “Hahaha lagi ngapain nih?” Tanya Indah. “Belajar dong” jawab Robby. “Belajar apa?”Tanya Indah. “Belajar memahami perasaanmu padaku.”jawab Robby menggoda Indah. “Alah.. dasar gombal” ucap Indah.”Hahaha biarin… yang penting kamu suka kan?”balas Robby.”Iya iya deh”kata Indah mengalah. “By,kamu tahu nggak?”kata Indah. “Tahu apa?”Tanya Robby. “Kalau di sekolah kita ada siswi baru. Katanya dia pindahan dari SMA favorit di Yogyakarta”terang Indah. “Oh,laki-laki atau perempuan?”Tanya Robby. “Perempuan”jawab Indah. “Teet tet teet” suara bel sekolah berbunyi. Robby dan Indah masuk ke kelas masing-masing. Saat di kelas. Pak guru masuk ke kelas Robby bersama



seorang perempuan berambut panjang hitam lurus bermata sedang berhidung mancung putih bening mulus. “Mungkin ini siswi baru yang Indah katakan” batin Robby. “Anak-anak perkenalkan ini teman baru kalian. Namanya Lia, silahkan perkenalkan diri” kata Pak guru. “Selamat pagi teman-teman!”sapa siswi baru itu. “Pagi!” balas semua murid. “Perkenalkan nama saya Lia Salsabilla biasa dipanggil Lia, saya berasal dari Yogyakarta. Semoga teman-teman senang berteman denganku” kata Lia. “Ya sudah kamu bisa duduk di belakang Robby” kata pak guru. “Ya sudah, sekarang siapkan selembar kertas dan sebuah pena untuk mengerjakan soal ulangan sejarah”.kata pak guru. “Baik pak” jawab semua murid. Seperti biasa terjadi suasana kegaduhan saat proses ulangan berlangsung. Ketika sang surya telah tiba di setengah perjalanannya. Semua murid berhamburan beranjak ke kantin kecuali Robby yang melamun di bangkunya. Robby membayangkan senyuman Lia saat memperkenalkan diri. “Hei!”seru Lia memudarkan lamunan Robby. “Hah?”kata Robby seperti orang ling-lung. “Jangan melamun Rob,ntar kesambet loh”kata Lia. “Kesambet apa?”Tanya Robby. “Kesambet cinta. Hahaha”jawab Lia. “Hmmm” balas Robby. “Ya sudah Rob, mau ikut ke kantin nggak nih? Sekalian kasih tahu lingkungan sekolah ini” ajak Lia. “Hmmm” kata Robby berpikir. “Alah,GPL” kata Lia menarik tangan Robby. “Rob,jajanan disini enak-enak nggak?”Tanya Lia. “Ya enak-enak lah. Pokoknya rasanya itu mamamia lezatos” balas Robby. “Beneran?” Tanya Lia. “Suer werkewer-kewer deh”balas Robby. “Nggak salah nih aku pindah ke sini”kata Lia.



Siang itu kantin tampak kosong karena hanya kelas Robby yang terlambat mendapat jam istirahat karena ada ulangan. Robby memesan makanan dan menyantapnya bersama Lia. Mereka menyantap dengan perlahan seakan menikmati waktu dengan nikmatnya. Tiba-tiba Indah datang ke kantin dimana Robby dan Lia menyantap makanan. Indah yang melihat Robby bersama Lia sontak meneteskan air mata. “Rob,teganya kamu bermain api dibelakangku” kata Indah. “Ndah,sabar dulu. Biar aku jelasin semuanya.”kata Robby. Indah tidak mempedulikan Robby dan meninggalkan Robby. Robby berlari meninggalkan Lia mengejar Indah. Robby menarik tangan Indah dan mata mereka pun bertemu. “ Ndah, aku tidak melakukan hal macam-macam dengan Lia ” kata Robby. “Sudahlah Rob, aku sudah melihat semuanya dengan mata kepalaku sendiri. Mulai hari ini sebaiknya kita berteman aja”kata Indah menarik tangannya dari cengkeraman Robby. Hari itu merupakan hari terburuk bagi Robby. Ketika senja tiba Robby beranjak ke rumah dengan hati yang kelabu. Indah kekasih hatinya yang ia cintai telah menikam hatinya. Indah telah salah menilai Robby dan tidak mau mendengarkan penjelasan dari Robby. Saat malam tiba, Robby mengirim pesan pendek kepada Indah, namun pesan tersebut tidak pernah dibalas oleh Indah. Mungkin juga pesan itu tidak pernah dibaca oleh Indah ,karena kejadian siang tadi. Malam itu Robby terlelap dalam tidurnya dengan hati yang bimbang, gelisah, dan muram bercampur jadi satu. Hari-hari berlalu malam-malam yang dilewati Robby selalu dilewati seorang diri tanpa cinta-nya Indah lagi. Di sekolah pun, saat Indah bertemu Robby, Indah tidak menyapa Robby.



Hari-hari terus berlalu. Akhirnya, Robby lulus dari SMA dan telah mendapatkan pekerjaan karena dirinya merupakan lulusan terbaik dari sekolahnya. Di dalam hati sebenarnya Robby masih mencintai Indah. Suatu hari, Robby mendapat sebuah undangan reuni dari teman-teman SMA. Robby begitu semangat ketika mendapatkan undangan tersebut. Robby menghadiri acara reuni tersebut dan melepas rindu dengan teman-teman SMA-nya dulu. Saat di penghujung acara, Robby melihat seorang wanita yang tidak asing bagi matanya. Wanita itu adalah Indah, mantan penghuni hatinya sewaktu SMA dulu. Indah berjalan menghampiri Robby. “By, bagaimana kabarmu?” tanya Indah. “Baikbaik” kata Robby. Robby lalu memegang tangan Indah. “Ndah,aku rindu saat masa-masa bersama denganmu” kata Robby. “Maaf By. Aku sekarang sudah menjadi milik orang lain.” kata Indah memperlihatkan cincin yang terpasang di jarinya. “Apa? Kamu sudah menikah?” tanya Robby terkejut. “Iya, aku terpaksa melakukan ini karena perusahaan ayahku waktu itu sedang diambang gulung tikar dan aku dijodohkan dengan anak dari teman ayahku untuk menyelamatkan perusahaan.” terang Indah. “Ya sudah Ndah. Semoga kamu mendapat kemudahan dengan suamimu” kata Robby. Saat acara reuni telah selesai, Indah menemui Robby dan memberikan kecupan terakhir di kening Robby. “By, selamat tinggal dan semoga kamu beruntung tanpa aku di sampingmu” kata Indah melinangkan air mata. “kamu juga Ndah” kata Robby. Malam telah larut dan Robby beranjak pulang dengan hati terkoyak-koyak karena Indah telah resmi menikah dengan pria lain.