CJR Asia Tenggara [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL JOURNAL REVIEW MK SEJ. ASIA TENGGARA PRODI S1 P.SEJARAH-FIS SKOR NILAI :



DISUSUN OLEH KELOMPOK 9 NAMA :



1. OKTAVIANA SIHOMBING ( 3212421010) 2. DIEN SARINATA PURBA ( 3213121050) 3. SITI NURHALIZA ( 3213321033)



DOSEN PENGAMPU : Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M. Si MATA KULIAH



: SEJARAH ASIA TENGGARA



PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN NOVEMBER 2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur Saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat karunia kepada saya ,Sehingga saya mampu menyelesaikan tugas Critical Jurnal Review ini dengan tepat waktu. Critical Jurnal Review ini Saya susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Sejarah Asia Tenggara". Selanjutnya saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ananda Leo Virganta selaku dosen Pembimbing mata kuliah filsafat prndidikan .Dalam pembuatan critical jurnal review ini mungkin terdapat kesalahan , ataupun memiliki kekurangan atas pengerjaannya. Oleh karena itu, Saya akan menerima kritik dan saran dari pembaca demi memperbaiki tugas saya ini. Dan saya juga berharap semoga critical jurnal review saya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.



Medan, November 2021



Kelompok 9



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2 DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3 BAB I....................................................................................................................................................4 PENDAHULUAN.................................................................................................................................4 A.



LATAR BELAKANG...............................................................................................................4



B.



TUJUAN PENULISAN CJR.....................................................................................................4



C.



MANFAAT PENULISAN CJR.................................................................................................4



D.



IDENTITAS JURNAL YANG DIREVIEW.............................................................................5



BAB II...................................................................................................................................................6 RINGKASAN JURNAL.......................................................................................................................6 BAB III................................................................................................................................................14 PEMBAHASAN.................................................................................................................................14 A.



KAJIAN PENELITIAN...........................................................................................................14



BAB IV...............................................................................................................................................16 PENUTUP...........................................................................................................................................16 A.



PENUTUP...............................................................................................................................16



B.



REKOMENDASI....................................................................................................................17



DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................17



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Critical jurnal review merupakan salah satu instrument yang dapat membuat serta mengandung keberhasilan dalam proses pembelajaran di bangku perkuliahan.critical jurnal review memiliki indikator keberhasilan yang mendukung dalam pembelajaran ,menciptakan mahasiswa/mahasiswi yang dapat mengevaluasi penjelasan,instrumen serta analisis



mengenai



kelebihan



dan



kekurangan



jurnal.hal



ini



berdampak



bagi



pengembangan cara berpikir dari mahasiswa/mahasiswi yang pada akhirnya bisa menambah pemahaman, pengetahuan terhadap materi pada mata kuliah tersebut. Dengan kata lain, critical jurnal review mahasiswa/mahasiswi dapat menguji pemikiran yang membangun sudut pandang berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang telah dimiliki dan kelemahan jurnal Serta Critical Book juga berguna untuk pemenuhan tugas KKNI UNIMED. B. TUJUAN PENULISAN CJR Tujuan dari penulisan CJR ini yaitu Mengulas isi jurnal, Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam jurnal serta Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang ada dalam jurnal tersebut. C. MANFAAT PENULISAN CJR Manfaat Nya yaitu Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sejarah Asia Tenggara.”, Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang mengetahui kelebihan jurnal serta kekurangan jurnal.



Asia Tenggara, dan Untuk



D. IDENTITAS JURNAL YANG DIREVIEW 



Jurnal Utama



1. Judul Artikel



:Analisis Jurnal Studi Keislaman



2. Nama jurnal



: Kedatangan dan Penyebaran Islam di Asia Tenggara



3. Edisi terbit



: Desember Tahun 2018



4. PengarangArtikel



: Faizal Amin dan Rifki Abror Ananda



5. Penerbit



: IAIN



6. KotaTerbit



: Pontianak



7. Nomor ISSN



: 2088-9046



8. Alamat Situs



: http://ejournal.radenintan.ac.id







Jurnal Pembanding



1. JudulArtikel



: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam



2. Namajurnal



: Eksistensi Islam di Asia Tenggara



3. Edisi terbit



: 2009



4. PengarangArtikel



: Andi Herawati



5. Penerbit



: Ash Shahabah



6. KotaTerbit



: Jakarta



7. Nomor ISSN



: 1979-2549(e);2461-0461(p)



8. AlamatSitus



: http://journal-uinmakassar.ac.id



BAB II RINGKASAN JURNAL 



Jurnal Utama



A. Pendahuluan Islam tumbuh berkembang tidak hanya menjadi sistem kepercayaan atau agama yang dianut



masyarakat,



imperium/kerajaan



tetapi



juga



sepeninggal



menjadi Nabi



sebuah



Muhammad



peradaban s.aw.



dan



dengan generasi



banyak awal



sahabatnya.2Kerajaan Umayyah, kerajaan Abbasiyah pada periode awal hingga kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Safawi, dan kerajaan Mughal pada periode akhir adalah imperium-imperium kuat dan besar di dunia yang pernah menguasai wilayah Semenanjung Balkan dan Eropa Tengah di Utara sampai wilayah Afrika Hitam di Selatan. Sementara di Timur terdapat wilayah Maroko di Barat sampai dengan Asia Tenggara. ecara kultural, penduduk yang tersebar di kawasan Asia Tenggara ini sangat heterogen dari aspek bahasa, budaya, etnis, agama dan lainnya. Beberapa wilayah menjadi kantong basis agama Islam karena hampir seluruh penduduknya beragama Islam, bahkan telah berhasil membentuk sebuah kerajaan dan pemerintahan yang bernafaskan Islam. Sebahagian besar penduduk di wilayah Asia Tenggara berbudaya Melayu dan beragama Islam, yang menyebrang di Malaysia dan Indonesia hingga Filipina. Sementara negara-negara di Semenanjung Indo-Cina merupakan negara-negara yang mendapat pengaruh dari Cina, sehingga penduduknya banyak memeluk agama Buddha seperti di Myanmar, Vietnam, Laos, dan Kamboja.6Oleh karena itu, kajian tentang Islam Asia Tenggara baik sebagai ranah kebudayaan, maupun Islam di Asia Tenggara sebagai kawasan teritorial merupakan obyek kajian yang menarik dan relevan. Artikel ini bertujuan untuk menelaahteori-teori tentang kedatangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara sebagai bagian dari proses Islamisasi Nusantara. Pembahasan difokuskan pada perdebatan akademik di kalangan para sarjana terkait teori India, teori Arabia, teori Persia, dan Teori Cina. Selain keempat teori tersebut, artikel ini juga membahas teori akomodasi yang merupakan upaya untuk ‘mensintesiskan’ temuan dan argumentasi yang dikemukakan oleh teori-teori sebelumnya. Artikel ini juga dimaksudkan untuk menjadikan kajian Islam Asia Tenggara sebagai bagian sejarah Dunia Islam yang sejajar



(bukan sekedar pinggiran yang diabaikan) dibandingkan dengan kawasan ranah kebudayaan Islam lainnya. Ruang lingkup pembahasan artikel ini dibatasi pada kajian tentang proses Islamisasi Nusantara yang secara geografis berada di kawasan Asia Tenggara. Hal ini dikarenakan sejarah awal kedatangan Islam di Asia Tenggara adalah salah satu proses yang sangat penting dalam memahami Islam Asia Tenggara, namun kenyataannya merupakan bagian yang paling tidak jelas.9Yang dimaksud dengan Asia Tenggara (indo-Melayu) adalah sebuah kawasan yang terletak di wilayah benua Asia sebelah Tenggara. B. Deskripsi Isi 1. Islam Asia Tenggara dan Kajian Islam Pinggiran Penyebaran Islam ke luar dari jazirah Arab telah menciptakan peradaban Islam yang distingtif dari satu wilayah dengan wilayah lainnya. Sejarah Islam di luar Timur Tengah21dianggap tidak ada. Para ahli dan pengkaji Islam ini tidak memperlakukan sejarah Islam dan dunia Muslim (Muslim world) di luar kawasan Timur Tengah sebagai bagian dari sejarah peradaban Islam. Sejarah peradaban Islam telah berakhir dengan runtuhnya Dinasty Abbasyiah pada tahun 1258 M. Mereka berpendapat bahwa sejarah Islam tidak lebih dari sejarah hidup nabiMuhammad –Khulafā’ al-Rāshidīn–Dinasti Ummayyah dan Dinasti Abbasiyyah. Oleh karena itu wajar jika Islam Indonesia atau Asia Tenggara masih diperlakukan sebagai bukan bagian integral dari dunia Islam dan dunia muslim.22Islam di kawasan ini pada praktiknya dianggap sebagai bagian periferal secara geografis dan marjinal secara doktrinal dari entitas Islam dan muslim Arab. Menurut Azyumardi Azra,31pandangan tidak menguntungkan tersebut mulai dikoreksi oleh sarjana Barat seperti Edward Said, Nikki Keddie, William Roff, Richard W. Bulliet, Anthony Johns dan lainnya pada tahun 1980-an. Mereka berhasil membuktikan bahwa Islam Indonesia adalah tidak periferal dan marjinal sebagaimana dipersepsikan oleh para ahli dan pengkaji Islam sampai dengan dua dasawarsa terakhir. Tingkat ketaatan umat Islam di Indonesia terbukti lebih baik dibandingkan dengan ketaatan umat Islam di Timur Tengah dan negara-negara lainnya. Gejala sinkretisme Islam dengan budayalokal tidak hanya terjadi dan ditemukan di Indonesia, tetapi juga terdapat di banyak wilayah muslim lain dari kawasan Maghrib, Arabia, Asia Selatan dan seterusnya. Carool Kersten bahkan menyesalkan marjinalisasi muslim dan Islam Indonesia atau Asia Tenggara secara keseluruhan karena di kawasan wilayah ini terdapat konsentrasi terbesar umat Islam dunia



dengan dinamika sejarah dan intelektualisme yang intens.32Sebagaimana sarjana terkemuka seperti Wilfred Cantwell Smith, Fazlur Rahman, Dale F. Eickelman, JonW. 2. Asal-usul Kedatangan Islam di Asia Tenggara Masalah pokok dalam kajian Islam Asia Tenggara ataupun Islam di Asia Tenggara adalah kapan tepatnya waktu kedatangan Islam di wilayah Nusantara? Pertanyaan ini secara diplomatis dapat dijawab dengan menyatakan bahwa Islam datang ke Asia Tenggara atau Nusantara pada zaman setelah Muhammad bin Abdullah diutus oleh Allah SWT menjadi Nabi dan Rasulullah SAW. Jawaban ini tentu saja benar tetapi tidak memuaskan kuriositas dan menyisakan perdebatan akademik lebih lanjut. Perdebatan tentang kedatangan Islam di Asia Tenggara lazimnya terkait dengan tiga permasalah pokok, yaitu: waktu dan tempat asal usul kedatangan Islam, serta orang yang membawanya. Perdebatan tentang permasalahan pokok ini telah melahirkan banyak teori dan pembahasan yang tindak kunjung tuntas karena kurangnnya data yang dapat mendukung suatu teori tertentu dan adanya keberpihakan dari berbagai teori yang ada. Terdapat kecenderungan kuat, suatu teori tertentu hanya menekankan aspek-aspek khusus dari ketiga masalah pokok, sementara mengabaikan aspek-aspek lain. Akibatnya, kebanyakan teori gagal menjelaskan kedatangan Islam, konversi ke Islam yang terjadi, dan proses-proses Islamisasi yang terlibat di dalamnya. Setidaknya, ada empat teori utama tentang asal-usul Islam di Nusantara yang diperdebatkan dalam membahas kedatangan, penyebaran dan Islamisasi Nusantara, yaitu: “Teori India”, “Teori Arab”, “Teori Persia”, dan “Teori Cina”. 



Teori India Teori India yang secara umum menyatakan bahwa Islam berasal dari India.



Kebanyakan sarjana orientalis yang menekuni kajian Islam di Asia Tenggara mendukung Teori India dan berpendapat bahwa tempat asal-usul agama Islam di Kepulauan Nusantara adalah dari Anak Benua India; bukan Arab atau Persia.38Teori ini pertama kali diungkapkan oleh Pijnappel. Pijnappel berargumen bahwa penyebaran Islam ke seluruh Nusantara berafiliasi pada madzhab fiqh Shāfi’ī Arab dari Gujarat dan Malabar.40Hal ini dikarenakan daerah-daerah tersebut sangat sering ditemukan dalam sejarah awal Nusantara. Teori Pijnappel kemudian dikembangkan oleh sarjana Belanda lainnya yaitu Snouck Hurgronje. Menurut Hurgronje (1883), India Selatan adalah asal-usul Islam di Nusantara. Hurgronje berargumen bahwa Para pedagang muslim inilah yang merupakan



orang-orang yang pertama kali mengislamkan penduduk di Nusantara. Setelah itu barulah bangsa Arab terutama dari zuriat Raulullah s.a.w. yang menyelesaikan dakwah Islam baik sebagai seorang “pendakwah,” “pangeran pendakwah” atau Sulṭān. Berbeda dengan para pendahulunya, J.P. Moquette (1912) mengatakan bahwa agama Islam dibawa ke Nusantara dari Gujarat, India. Teori Moquette tersebut berdasarkan temuan gaya batu nisan di Pasai khususnya yang berangka tahun 1424 yang sama persis dengan gaya batu nisan yang ditemukan di makam Maulana Malik Ibrahim (w. 1419) di Gresik. Kesimpulan Moquette bahwa agama Islam di Asia Tenggara berasal dari India, yaitu Gujarat ini ditentang keras oleh Fatimi yang berargumen bahwa keliru mengaitkan seluruh batu nisan di Pasai, termasuk batu nisan Mālik al-Shālih dengan batu nisan Gujarat. Karena itulah, Fatimi menyimpulkan bahwa Islam yang datang ke Nusantara berasal dari wilayah Bengal, bukan Gujarat. 



Teori Arabia Agama Islam berasal langsung dari Arabia. Menurut Arnold, sebagaimana dikutip



Azra, bahwa para pedagang Arab juga menyebarkan Islam ketika mereka mendominasi perdagangan di Barat-Timur sejak beberapa abad awal Hijriah atau abad ke-7 dan ke-8 Masehi. Asumsi ini didukung oleh fakta yang disebut-sebut oleh sumber Cina yang menjelaskan adanya seorang pedagang Arab menjadi pemimpin sebuah pemukiman Arab Muslim di pesisir pantai Sumatera pada perempat akhir abad ke-7. Beberapa pedagang Arab ini dilaporkan telah menikah dengan penduduk lokal, sehingga mereka membentuk komunitas muslim yang merupakan campuran pendatang dari Arab dan penduduk lokal. Anggota-anggota komunitas muslim ini juga aktif melakukan kegiatan penyebaran Islam. Teori Arabia juga dipegang oleh Crawfurd yang menyatakan bahwa interaksi penduduk Nusantara dengan kaum muslim yang berasal dari pantai timur India juga merupakan fakrtor penting dalam penyebaran Islam di Nusantara.dan Asia Tenggara. Teori Arab ini juga dipegang oleh Niemman dan de Hollander yang sedikit melakukan revisi dengan menyatakan bahwa Islam di Nusantara bukan berasal dari Mesir, melainkan berasal dari Haḍramawt. ad ke 12 atau ke-13, melainkan dalam abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 Masehi. Argumen al-‘Aṭṭas yang menyatakan kelangsungan asal susul agama Islam di Asia Tenggara dari Arab tersebut selaras dengan narasi historiografi lokal tentang Islamisasi di dunia mereka yang sering bercampur dengan mitos dan legenda. Menurut Azyumardi Azra, historiografi klasik tersebut berisi empat tema pokok, yaitu: (1) Islam dibawa langsung dari Arabia, (2) Islam diperkenalkan oleh para guru dan penyair



“profesional” yang memang bermaksud menyebarkan Islam, (3) yang mula-mula masuk Islam adalah para penguasa, dan (4) kebanyakan para penyebar Islam “profesional” itu datang ke Nusantara pada abad ke-12 dan ke-13. Diantara pendukung teori ini adalah Hoesin Djajadiningra yang menyatakan tiga alasan. Pertama, ajaran manunggaling kawula gustiSheikh Siti Jenar dan/atau waḥdah al-wujūd Hamzah al-Fansūrī Kedua, penggunaan istilah bahasa Persia dalam sistem mengeja huruf Arab, terutama untuk tanda bunyi harakat dalam pengajaranal-Qur’an sepeti kata “jabar”dalam bahasa Persia. 



Teori Persia Teori ini didasarkan pada argument yang relatif sama dengan Teori Persia, Teori ini



didasarkan pada kesamaan unsur budaya Persia, khususnya Shiah yang ada dalam unsur kebudayaan Islam Nusantara, khususnya di Indonesia dengan Persia. Diantara pendukung teori ini adalah Hoesin Djajadiningra ang menyatakan tiga alasan. Pertama, ajaran manunggaling kawula gustiSheikh Siti Jenar dan/atau waḥdah al-wujūd Hamzah alFansūrī Kedua, penggunaan istilah bahasa Persia dalam sistem mengeja huruf Arab, Ketiga,tradisi peringatan 10 Muharram atau ‘Ashshūrā sebegai hari peringatan Shiah terhadap shahidnya Husein bin Ali bin Abi Thalib di Karbala. 



Teori Cina yaitu banyaknya unsur kebudayaan Cina dalam beberapa unsur kebudayaan Islam di



Indonesia. Menurut H.J. de Graaf yang telah menyunting beberapa literatur Jawa Klasik (Catatan Tahunan Melayu) memperlihatkan adanya peranan orang-orang Cina dalam pengembangan Islam di Asia Tenggara. Denys Lombard jugs membuktikan banyaknya silang budaya Cina dalam berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia, seperti makanan, pakaian, bahasa, seni, bangunan, dan sebagainya. 



Teori Akomodasi



Teori akomodasi ini menyatakan bahwa tahap permulaan Islam diNusantara telah terjadi pada abad ke-7M, sedangkan abad ke-13 merupakan proses penyebaran dan terbentuknya masyarakat Islam di Nusantara. Para pembawa Islam yang datang pada abad ke-7 sampai abad ke-13 tersebut adalah orang-orang muslim yang berasal dari rabia, Persia, dan India (Gujarat, Bengal). Dalam konteks ini, Uka Tjandrasasmita menyatakan bahwa sebelum abad ke-13 merupakan tahap proses Islamisasi, sedangkan abad ke-13 merupakan masa pertumbuhan Islam sebagai kerajaan bercorak Islam yang pertama di Asia Tenggara



Setidaknya ada dua teori akomodasi lainnya yang juga patut dipertimbangkan adalah teori “mata air” dan “rempah-rempah”. Teori pertama ini dikemukakan oleh Azyumardi Azra. Teori “mata air” untuk menyatkan bahwa penyebaran sama Islam seperti air yang mengalir dari Asal usul kedatangan Islam di wilayah Asai Tenggara sebagai sebuah “mata air” yang boleh jadi berasal dari Cina sebagaimana dikemukakan Slamet Muljana. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan adanya “mata air” lain yang menjadi asal-usul kedatangan Islam di kawasan Nusantara seperti Kelantan, Benggali, Persia, dan Mesir. Sementara “mata air” terbesar adalah dari Arabia yang mencakup Irak, Yaman, sampai Makkah dan Madinah. ementara teori “rempah-rempah” yang diusung oleh Budi Sulistiono menunjukkan eksistensi para pedagang muslim di kawasan nusantara dalam jalur perdagangan rempah-rempah (spicyroad) dan juga dalam jalur perdagangan sutera (silk-road). Asia Tenggara pernah mengalami pencapaian yang disebut oleh Sejarawan Asia Tenggara Anthoni Reid sebagai “Era Perdagangan” (Age of Commerce)82ini Age of Commerce di Asia Tenggara yang ditandai dengan adanya dinamika perdagangan global yang melibatkan orang-orang luar dan para profesional yang datang dariseluruh penjuru Dunia.







Jurnal Pembanding



A. Pengaruh Islam Di Asia Tenggara 1. Brunei Darussalam Berdasar dari data-data dan kete-rangan di atas, dapat dipahami bahwa sebenarnya, Islam telah menjadi per-hatian raja Brunei sejak masa lalu. Raja Brunei justru mengutus orang Islam dalam misi perdagangan, dan karena itu maka ketika pedagang Islam dari Arab datang ke Brunei mendapat sambutan dari masyarakat setempat, selanjutnya setelah raja Brunei dikukuhkan menjadi sultan, maka orang Melayu di sana secara luas menerima Islam. Artinya bahwa peta perkembangan Islam di Brunei berdasar pada pola top down. 2. Malaysia Sebelum Islam datang wilayah Asia Tenggara, Malaysia adalah berada di jalur perdagangan dunia yang meng-hubungkan kawasan-kawasan di Arab dan India dengan wilayah China, dan dijadikan tempat persinggahan sekaligus pusat perdagangan yang amat penting.10Maka tidak mengherankanjika wilayah ini juga menjadi pusat bertemu pelbagai keyakinan dan agama yang berinteraksi secara kompleks. Orang-orang muslim di Malaysia juga tunduk pada hukum Islam yang diterapkan sebagai hukum status pribadi, dan tunduk pada yurisdiksi pengadilan agama (mahkamah syariah) yang diketua hakim agama. Bersamaan dengan itu, juga ilmu pengetahuan semakin meng-alami perkembangan dengan didirikan-nya perguruan tinggi Islam dan dibentuk fakultas dan jurusan agama. Proses islamisasi di Malaysia yang memainkan peranan penting dalam mengembangkan ajaran Islam adalah ulama atau pedagang dari jasirah Arab, yang pada tahun 1980-an 3. Singapura Wajah Islam di Singapura tidak jauh beda dari wajah muslim di negeri jirannya, Malaysia. banyak didirikan lem-baga-lembaga oleh pemerintah seperti lembaga pendidikan bagi anak-anak Islam, yang disebut MENDAKI dan beberapa lembaga sosial masyarakat lainnya.Upaya pemerintah dan para tokoh muslim ini, akhirnya berdampak positif bagi masyarakat muslim Singapura yang pada awalnya mengalami ketertinggalan. Misalnya pada tahun 1990 masyarakat muslim Singapura sudah banyak yang berpendidikan formal, seperti SD, SMP, SMA bahkan ada pula yang bersekolah sampai perguruan tinggi sampai mereka mendapatkan gelar Ph.D.



4. Indonesia Pasca pemerintahan Soeharto, yaitu era reformasi nampaknya merupakan momentum untuk melahirkan ekspresi Islam masing-masing, ICMI, NU dan Muhammadiyah tidak lagi menjadi pusatperhatian banyak pengamat asing. orum Komuni-kasi Islam Ahlussunnah wal Jamaah dengan Laskar Jihadnya, dan lain-lain. Masing-masing organisasi Islam ini lahir dengan karakternya masing-masing. Yang menarik, gerakan organisasi ini mampu menyedot perhatian media massa baik dalam dan luar negeri. Fenomena munculnya gerakan baru Islam ini juga didukung oleh menguatnya wacana penerapan syariat Islam yang dibarengi oleh kebijakan pemerintah dengan otonomi daerah masa presiden Abdurrahman Wahid. Pemerintah memberikan keleluasaan daerah untuk mengatur pemerintahnnya sendiri. Sejak itulah Islam Indonesia banyak dikenal lebih pada gerakannya. Peradaban Islam Indonesia masa reformasi ini semakin maju. komunitasIslam bangkit dengan dibentuknya poros tengah dan berhasil mengangkat tokoh–tokoh Islam di panggung politik menguasai pemerintahan Indonesia.



BAB III PEMBAHASAN A. KAJIAN PENELITIAN 1. Metode Penelitian Pada jurnal Utama dalam melakukan penelitian menggunakan metode rancangan penelitian serta jenis dan sumber data yang teliti sedangkan dalam jurnal pembanding menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif 2. Tujuan Penelitian Artikel ini bertujuan untuk menelaahteori-teori tentang kedatangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara sebagai bagian dari proses Islamisasi Nusantara. Pembahasan difokuskan pada perdebatan akademik di kalangan para sarjana terkait teori India, teori Arabia, teori Persia, dan Teori Cina. Selain keempat teori tersebut, artikel ini juga membahas teori akomodasi yang merupakan upaya untuk ‘mensintesiskan’ temuan dan argumentasi yang dikemukakan oleh teori-teori sebelumnya. Artikel ini juga dimaksudkan untuk menjadikan kajian Islam Asia Tenggara sebagai bagian sejarah Dunia Islam yang sejajar (bukan sekedar pinggiran yang diabaikan) dibandingkan dengan kawasan ranah kebudayaan Islam lainnya. 3. Pokok Permasalahan Pokok permasalahan jurnal utama telah dirumuskan sebagai berikut: 



Bagaimana aspek kebahasaan dari prasasti asal mula islam di Asia Tenggara, ?







Bagaimana Perbedaan pendapat para ahli dalam kajian teori islam?







Bagaimana sikap Indonesia dalam menanggapi teori teori yang dipaparkan?



Sedangakn pokok permasalahan jurnal pembanding telah dirumuskan sebagai berikut: 



Bagaimana aspek kebahasaan dan isi yang disebutkan dalam analisis islam di Asia Tenggara?







Bagaimana persepsi tokoh atau ahli terhadap teori seorang ahli?



4. Kelebihan dan Kekurangan Kedua Jurnal



A. Kelebihan Buku 1. Penuturan kalimat dalam jurnal disusun secara berstuktur sehingga enak dibaca 2. Penempatan kalimat demi kalimat kedua jurnal sangat rapi sehingga pembaca senang membaca jurnal 3. Penjelasan jurnal sangat jelas kejiannya yang sibuat secara teratur 4. Kedua jurnal langsung memaparkan metode,tujuan,bahasan sehingga orang yang ingi mereview jurnal sangat mudah. B. Kekurangan Buku 1. Kedua jurnal kurang memaparkan bukti bukti dar tiap teori 2. Pada jurnal utama pokok pembahasan jurnal nya terlalu sedikit dibandingkan denga jurnal pembanding 3. Pada jurnal pembanding Penulis kurang menyertakan sumber data yang dia paparkan dalam jurnalnya 4. Penjelasan isi jurnalnya sangat minim sehinnga pembaca kurang paham dalam menganalisis jurnal 5. Penulisan jurnal masih ada yang bersalahan.



BAB IV PENUTUP A. Penutup 



Jurnal utama Secara keseluruhan teori India, teori Arabia, teori Persia, dan Teori Cina, dan teori



akomodasi adalah merupakan upaya para sarjana untuk menjawab tiga permasalahan pokok, yaitu kapan, dari mana, dan siapa pembawa agama Islam ke Asia Tenggara. Perbedaan yang muncul diantara teori-teori tersebut disebabkan kurangnnya data pendukung dan adanya keberpihakan yang cenderung hanya menekankan aspek-aspek khusus dari ketiga permasalahan pokoknya, Alih-alih mempertentangkan argumen yang pedebatannya tidak akan pernah tuntas, teori-teori tersebut sejatinya saling melengkapi dan menutupi kekurangan satu sama lainnya.Kawasan Asia Tenggara adalah wilayah kepulauan yang dapat dijangkau dari berbagai penjuru dan masing-masing wilayah berbeda-beda karakteristinya. Oleh karena itu, Islam di Asia Tenggara dan Islam Asia Tenggara adalah dua hal yang berbeda tapi tidak dapatdipisahkan. Islam di Asia Tenggara adalah Islam historis, yang tumbuh dan berkembang di kawasan Asia Tenggara Islam dari masa ke masa sesuai dengan konteks ruang dan waktunya. Sementara Islam Asia Tenggara adalah salah satu ranah kebudayaan Islam yang distingtif dan setara dengan tujuh ranah kebudayaan Islam lain di Dunia Muslim. Islam di Asia Tenggara dipengaruhi oleh sejumlah faktor-faktor dan saluran-saluran dalam Islamisasi yang menjadi dasar pembentukan karakteristik distingtif Islam Asia Tenggara. 



Jurnal pembanding



1) Islam masuk di Asia Tenggara pada abad VII yang dibawa oleh para pedagang Arab, India dan Benggali (kini Bangla-des). 2) Negara-negara di Asia Tenggara yang mayoritas penduduknya muslim dikarenakan Islam diterima dengan pola top dawn,yaitu pola penerimaan Islam oleh masyarakat elit, penguasa kerajaan, kemudian disosialisasikan dan berkem-bang kepada masyarakat bawah. 3) Perkembangan dan kehidupan keaga-maan di Brunai Darussalam dan Malaysia relatifbaik dan aman, diban-dingkan dengan Negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Indonesia.



B. Rekomendasi Adapun yang menjadi kekurangan kedua jurnal ini seperti yang saya sampaikan tadi agar diperhatikan penulis dan memperbaikinya sehingga jurnal ini menjadi lebih baik kedepannya dan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas



DAFTAR PUSTAKA http://ejournal.radenintan.ac.id http://journal-uinmakassar.ac.id