Communication International [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Hsn
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Modul 1 – KB 3 Fungsi Komunikasi Komunikasi merupakan kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar - menukar data, fakta, dan ide (Onong Uchyana Effendy, 2001 : 27 ). Dalam konteks komunikasi internasional, komunikasi berfungsi untuk menjalin hubungan dengan individu atau kelompok antara satu negara dengan Negara lainnya, hingga hubungan suatu negara dengan negara lainnya. Menurut Harold D. Laswell (1992), Komunikasi mempunyai tiga fungsi, yakni : 1. The surveillance of the environment ( Pengamatan terhadap lingkungan ), penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya. 2. Correlation of the components of society in making a response to the environment ( Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menanggapi lingkungan ). 3. Transmission of the social inheritance ( Penyebaran warisan sosial ). Di sini berperan para pendidik, baik dalam kehidupan rumah tangga maupun di sekolah, yang meneruskan Warisan sosial kepada keturunan berikutnya. Dalam sistem sosial, komunikasi berfungsi sebagai : 1. Fungsi Informatif Dalam konteks fungsi informatif komunikasi adalah kegiatan pengumpulan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat. 2. Fungsi Persuasif Komunikasi berfungsi untuk meyakinkan orang lain sebagai usaha mempengaruhi pendapat, sikap, dan tingkah laku yang hanya boleh dilakukan dengan berdasarkan bujukan -bujukan atau ajakan yang menyertakan fungsi motivatif. Onong Uchyana Effendy (2001: 27-28) menjelaskan motivasi sebagai usaha untuk menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.



3. Fungsi Kolaboratif Kolaborasi



merupakan



bentuk



kerja



sama



dalam kegiatan



komunikasi



internasional yang dilakukan negara, misalnya, terjadi kontak diplomasi mengenai pembebasan tawanan intelejen. Ketika kontak berlangsung, terjadi proses negosiasi untuk membebaskan tawanan. Negosiasi itulah yang dinamakan kerja sama. Bila negosiasi berorientasi “menang - menang (win-win solutions)”, berarti komunikasi yang berlangsung telah memenuhi fungsi kolaboratif. Asumsinya, pemecahan dapat dicapai dan memuaskan kebutuhan semua pihak yang terlibat di dalamnya. Dalam kolaboratif, kedudukan kedua belah pihak sama - sama sejajar, karena kuncinya terletak pada bagaimana menemukan solusi “menang - menang” yang membuat masing-masing pihak tidak merasa dirugikan. 4. Fungsi Emotif Siapa pun yang terlibat dalam kegiatan komunikasi, dapat dipastikan akan melibatkan emosi. Ungkapan emosi dapat disadari atau tidak di sadari, hal ini dapat terlihat jelas dalam tahapan komunikasi antarpersona. Ekspresi wajah ataupun bahasa tubuh, nada suara bahkan perilaku, dapat menunjukkan suasana emosi seseorang ketika berkomunikasi. Kepekaan kita menangkap gejala tersebut turut membantu efektivitas komunikasi yang akan dilakukan. Fungsi emotif ini meningkatkan penerimaan (acceptance) isi pesan, karena berkaitan dengan rasa suka tidak suka, benci dan cinta, puas atau tidak puas, kegembiraan dan kesedihan, menyenangkan atau tidak menyenangkan, atau kedekatan emosional lainnya. Keempat fungsi komunikasi tersebut masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lain. Informatif bersifat memberi tahu, persuasif bersifat membujuk, kolaboratif bersifat saling menguntungkan, dan emotif bersifat manusiawi. Pada praktiknya fungsi-fungsi tersebut, meskipun dapat berdiri sendiri, keempatnya juga dapat saling mendukung.



Modul 2 – KB 1 KONSEP DASAR KOMUNIKASI INTERNASIONAL Pengertian dan Batasan Komunikasi Internasional Secara umum komunikasi dapat dilihat sebagai ‘transmisi pesan’ serta sebagai ‘produksi dan pertukaran makna’. John Fiske menyebutkan transmisi pesan sebagai Mazhab Proses serta produksi dan pertukaran makna sebagai Mazhab Semiotika. Mazhab proses cenderung menggunakan ilmu-ilmu sosial, terutama psikologi dan sosiologi, dan cenderung memusatkan dirinya pada tindakan komunikasi yang mendefinisikan interaksi sosial sebagai proses di mana seseorang berhubungan, mempengaruhi perilaku, atau respon emosional orang lain. Sedangkan Mazhab Semiotika cenderung menggunakan linguistik dan subjek seni, dan cenderung memusatkan dirinya pada karya komunikasi dan mendefinisikan interaksi sosial sebagai sesuatu yang membentuk individu sebagai anggota dari suatu budaya atau masyarakat tertentu. Fiske menggambarkan, model struktur negosiasi saebagai sebuah segitiga dengan anak panah yang menunjukkan interaksi konstan dan dinamis seperti gambar dibawah ini:



Kegiatan komunikasi tidak hanya dipandang sebagai transmisi pesan saja. Berita berita, misalnya, tidak hanya sekedar menyampaikan atau melaporkan informasi mengenai peristiwa. Namun, di dalamnya juga menyertakan kode-kode dan simbol-simbol.



I.



Pengertian Komunikasi Komunikasi



merupakan



suatu



proses



‘dinamik



transaksional’



yang



mempengaruhi perilaku sumber (komunikator) dan penerimanya (komunikan). Komunikator dengan sengaja menyandi (to code) perilaku mereka untuk menghasilkan pesan yang mereka salurkan lewat suatu saluran (channel / media) guna merangsang atau untuk memperoleh sikap atau perilaku tertentu. Sikap dan perilaku yang diharapkan, hanya akan diperoleh jika si penerima pesan menyerap perilaku yang disandi, dan memberikan makna kepadanya. Beberapa prinsip dasar komunikasi menurut William J. Seiler (1988), yaitu : a. Komunikasi sebagai suatu proses Komunikasi merupakan suatu proses atau aktivitas yang dinamik, berlangsung secara terus-menerus, selalu berubah dan menimbulkan perubahan, serta tidak memiliki awal dan akhir. b. Komunikasi sebagai suatu yang sistemik Unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi menunjukkan bahwa komunikasi adalah sesuatu yang sistemik. Setiap unsur atau komponen komunikasi memiliki tugasnya masing-masing, dan berhubungan satu sama lain untuk menghasilkan suatu komunikasi. Bila terdapat gangguan pada satu komponen saja, akan berpengaruh pada komunikasi secara keseluruhan. Dengan kata lain, semua komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang sulit dipisahkan untuk menghasilkan komunikasi yang utuh. c. Komunikasi bersifat transaksi dan interkasi Berinteraksi berarti saling bertukar komunikasi. Sebagai proses yang interaktif, komunikasi berlangsung dalam konteks fisik dan konteks sosial. Artinya, interaksi tidaklah terisolasi, namun berada dalam suatu lingkungan fisik tertentu dan dinamika sosial tertentu. Sementara sebagai sifat transaksi, proses komunikasi yang dilakukan oleh manusia sehari-hari tidak selamanya seteratur itu dalam prosesnya. d. Komunikasi terjadi disengaja atau tidak disengaja Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang mempunyai maksud tertentu dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan. Sebaliknya, tidak disengaja apabila pesan tersebut tidak sengaja dikirimkan atau tidak dimaksudkan kepada orang tertentu untuk menerimanya.



II.



Pengertian Komunikasi Internasional Komunikasi internasional adalah



komunikasi



yang dilakukan antara



komunikator yang mewakili suatu negara untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan berbagai kepentingan negaranya kepada komunikan yang mewakili negara lain dengan tujuan untuk memperoleh dukungan yang lebih luas. Di dunia internasional, komunikasi berfungsi untuk mendinamisasikan hubungan internasional yang dijalin antara dua negara atau lebih, sekaligus membantu meningkatkan pencapaian tujuan hubungan internasional. Komunikasi internasional sangat penting untuk memelihara hubungan antar bangsa, memperkuat posisi dan meningkatkan reputasi. Dan dalam konteks tertentu, komunikasi internasional dapat menjadi alat yang efektif untuk memperluas dan menanamkan pengaruh baik itu ideologi, politik, ekonomi, sosial, maupun kebudayaan. Dedi



Jamaludin



Malik,



Jalaludin



Rahmat,



dan



M.



Soelhi



(1993)



menggambarkan penanaman pengaruh Komunikasi Internasional dalam tiga perspektif, yaitu : a. Perspektif Diplomatik Dalam perspektif diplomatik, komunikasi dilakukan secara interpersonal, atau kelompok kecil yang diwakili oleh pejabat tinggi negara. Dengan demikian, komunikasi yang berlangsung adalah antar pejabat tinggi negara. Komunikasi internasional diplomatik ditempuh untuk mengembangkan dan memelihara hubungan bilateral maupun multilateral. Bertujuan untuk mengatasi ketidaksepakatan



dan



memperluas



pengaruh,



salah



pengertian,



ataupun



pertentangan dalam masalah tujuan dan kepentingan setiap negara yang terlibat di dalamnya. Serta untuk memperteguh keyakinan dan menghindarkan konflik, serta untuk tujuan-tujuan perdamaian dunia yang lebih baik. b. Perspektif Propaganda Perspektif propaganda ditujukan agar menanamkan gagasan ke dalam benak masyarakat negara lain untuk mempengaruhi pemikiran, perasaan, dan tindakan. Propaganda merupakan instrumen paling ampuh untuk memberikan pengaruh, memperkuat dan memperluas dukungan rakyat dan negara sahabat, mempertajam atau mengubah sikap dan cara pandang suatu kebijakan luar negeri tertentu, melemahkan dan meruntuhkan pemerintahan atau penggagalan kebijakan.



Daugherty mengklasifikasikan propaganda dalam tiga jenis :  Propaganda Putih (white propaganda) : adalah propaganda yang diketahui sumbernya, dan dilakukan secara terang-terangan.  Propaganda



Hitam



(black



propaganda)



:



adalah



propaganda



yang



menunjukkan sumbernya, tetapi bukan sumber yang sebenarnya.  Propaganda Kelabu (gray propaganda) : adalah propaganda yang menghindari identifikasi, baik sebagai sumber yang bersahabat, maupun sebagai sumber yang mempunyai sikap permusuhan. c. Perspektif Jurnalistik Dalam perspektif jurnalistik dilakukan melalui saluran media massa cetak dan elektronik yang bersifat nirmasa sehingga mampu ‘menyamarkan’ propaganda ke dalam bentuk berita. III.



Ruang Lingkup Komunikasi Internasional Secara umum, ruang lingkup komunikasi internasional meliputi : a. Hubungan individual, yaitu hubungan yang terjadi antara individu dengan individu lainnya yang berada di luar negaranya. Dengan kata lain, hubungan yang terjadi bersifat antar bangsa. b. Hubungan antar kelompok, yaitu hubungan yang terjadi antara lembaga - lembaga sosial, keagamaan, perdagangan, dan lain-lain yang mewakili suatu negara yang berlangsung secara insidental, periodik, maupun permanen. c. Hubungan antar negara, yaitu hubungan yang dilakukan oleh satu Negara dengan negara lainnya, baik regional maupun universal. Secara umum, hubungan antar negara dapat terjadi secara : a. Hubungan Bilateral, merupakan hubungan yang terjalin antara dua negara, Kerja sama yang terjalin dalam hubungan ini biasanya menyangkut kepentingan spesifik kedua negara. Hubungan spesifik tersebut bertujuan untuk memperdalam hubungan yang mungkin telah terjalin sebelumnya. Misalnya, hubungan sebagai sesama anggota ASEAN. b. Hubungan Multilateral, yang berarti hubungan yang melibatkan lebih banyak Negara, jumlah negara yang terlibat lebih dari dua yang berdasarkan kedekatan wilayah geografis, persamaan ideologi, ataupun kepentingan ekonomi.