Contoh Essay LPDP Kontribusi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CONTOH ESSAY LPDP: Kontribusiku untuk Indonesia Berikut ini contoh essay yang saya lampirkan saat mendaftar program beasiswa LPDP. Saya menyadarai bahwa essay ini tentunya tidak merepresentasikan contoh yang terbaik, tetapi semoga bisa memberikan gambaran bagi teman-teman, khususnya calon pelamar beasiswa LPDP. Kunci dari essay ini adalah ketulusan hati untuk menggambarkan betapa inginnya kita berkontribusi nyata untuk Indonesia. Wujud keinginan berkontribusi tersebut dijelaskan secara gamblang baik tentang apa yang telah, sedang, dan akan (rencana) yang kita lakukan.Sekecil apapun bentuk kontribusi tersebut akan sangat diapresiasi. Sekali lagi, kuncinya ialah ketulusan hati :) Jadi, jika tidak ingin benar-benar berkontribusi sedikitpun, jangan berharap negara bersedia berkontribusi dalam urusan pendidikanmu! peace!!! Semoga bermanfaat, sukses untuk kita semua! :)



KONTRIBUSIKU BAGI INDONESIA Dadiyo pandekare bangsa, kalimat tersebut adalah pesan Bapak yang selalu saya ingat. Bapak selalu mengingatkan bahwa budaya saling tolongmenolong harus selalu dilaksanakan meskipun kita sendiri sedang dalam kondisi kesusahan. Menjadi pendekar/ pahlawan bangsa tidak bermakna bahwa kita perlu menunggu usia dewasa, atau menunggu kaya, atau menjadi seseorang dengan profesi tertentu, tetapi cukup dimulai dengan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Dasar pemikiran inilah yang kemudian menjadi pedoman hidup saya. Sejak kecil, saya gemar bercerita kepada orang lain tentang pengetahuan dan pengalaman saya. Kegemaran saya inilah yang kemudian dilihat oleh orangtua saya sebagai potensi untuk menjadi seorang guru. Jalan hidup saya seolah-olah sudah terarah untuk menjadi seorang pendidik. Sejak kelas 6 SD, saya sudah mulai mengajar baca tulis alquran di pondok pesantren di dekat rumah. Ketika SMP dan SMA, beberapa tetangga saya bahkan secara langsung meminta bantuan untuk membantu proses belajar anak-anaknya dengan upah seikhlasnya, bahkan gratis. Upah yang diberikan juga lebih sering berupa hasil panen sawah, seperti jagung, terong, dan sebagainya. Sejak saat itulah saya menikmati suka duka menjadi seorang pengajar. Ketika saya kuliah di Surabaya, saya juga menjadi tutor lepas untuk siswa TK-SMA dan berlaku hingga saya lulus. Saya belajar untuk mengontrol emosi dan berinovasi dalam mengajar ketika kesulitan membuat anak-anak mengerti apa yang saya sampaikan. Saya juga menikmati perasaan bahagia ketika berhasil membuat mereka mengerti dan memperoleh nilai yang bagus di sekolah.



Di desa tempat tinggal asal saya, saya juga mengikuti organisasi IPPNU yang memiliki fokus untuk menyelenggarakan kegiatan keagamaan islam sebagai upaya membentuk generasi muda islam yang agamis dan berbudi luhur. Saya juga merupakan anggota karang taruna tingkat RW yang sering mengadakan kegiatan-kegiatan peringatan hari besar seperti HUT RI, sedekah Bumi, hari besar islam, dan lain-lain. Di sekolah, saya aktif mengikuti beberapa organisasi seperti pramuka dan OSIS. Organisasi-organisasi ini membuat saya belajar arti kedisplinan dan kerjasama. Ketika SMA, saya berhenti dari aktivitas pramuka dan OSIS dan beralih menjadi tim KIR (Karya Ilmiah Remaja). Keanggotaan saya di tim KIR membuat saya aktif mengikuti dan mengembangkan berbagai penelitian bidang lingkungan hidup. Kegiatan-kegiatan tersebut membuat saya semakin dekat dengan permasalahan lingkungan hidup yang terjadi di sekitar saya. Pengalaman inilah yang kemudian membawa saya menjadi founderkomunitas Sensus Serangga Air Kali Surabaya. Aktifitas komunitas tersebut memiliki fokus pada kegiatan pemantauan Kali Surabaya dengan bioindikator serangga air yang memberdayakan seluruh elemen masyarakat, khususnya pemuda sekitar DAS. Komunitas ini kemudian berkembang menjadi komunitas ‘Dokter Sungai” dan berhasil mengajak lebih dari 1000 orang dari berbagai kalangan dan usia untuk turun langsung ke sungai melakukan pemantauan kualitas air. Sayangnya, karena beberapa faktor yang tidak dapat saya kontrol, komunitas ini hanya bertahan sekitar lima tahun. Meskipun demikian, saya tidak berhenti hanya sampai di sini. Selama kuliah di Jurusan Biologi Unesa, saya mengajak teman-teman saya untuk mengenal lebih dalam permasalahan linkungan melalui beberapa tugas proyek atau praktikum lapangan. Saya juga sempat menjadi asisten Dosen penggerak kegiatan Eco Campus Unesa sebagai wujud usaha saya untuk terus berpartisipasi dalam bidang lingkungan hidup. Saya juga aktif di kegiatan BEM Jurusan Biologi bidang penalaran dan keilmuwan selama pertengahan masa kuliah S1 di Unesa. Kegiatan utama bidang kerja saya dalam organisasi ini adalah menyelenggarakan olimpiade biologi dan daur ulang limbah se-Jawa dan Bali. Kegiatan tersebut menjadi sarana untuk manampung generasi unggul Indonesia, terutama wilayah Jawa dan Bali dalam bidang olimpiade biologi dan daur ulang limbah. Jika mengingat kembali pesan Bapak, apa yang telah saya lakukan masih belum banyak menjawab tantangan permasalahan di Indonesia sekarang. Oleh karena itu, saya berharap bisa melakukan lebih banyak hal positif bagi kemajuan bangsa Indonesia berbekal pengalaman belajar yang ingin saya tekuni. Pendidikan dan lingkungan hidup merupakan dua bidang yang menjadi minat saya. Pengalaman-pengalaman yang saya sampaikan ini menjadi motivasi bagi saya untuk menjadi seorang tenaga



pendidik khususnya dosen ahli bidang lingkungan hidup dengan fokus berupa pengembangan kegiatan peduli lingkungan berbasis komunitas muda. Dengan menjadi dosen, saya berkesempatan berkontribusi dalam bidang pendidikan dan penelitian bidang lingkungan hidup. Di luar itu, saya juga ingin menjadi seorang social entrepeneur dengan mengembangkan sebuah pusat pembelajaran untuk seluruh kalangan masyarakat yang tidak hanya memberikan sarana bimbingan belajar akademik, tetapi juga melatih siswa menjadi seorang“changemaker”. Saya juga ingin mengembangkan sebuah taman baca di desa. Hal-hal tersebut sebagai upaya untuk membangun masyarakat desa yang unggul.