5 0 234 KB
Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa (Service Company) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa keahlian. Contoh perusahaan jasa seperti kantor akuntan publik, usaha salon, usaha bengkel, bank, asuransi, lembaga pendidikan, sekolah, universitas, klinik dokter, kantor notaris, perusahaan leasing, rumah sakit, usaha rental mobil, jasa pengurusan surat-surat, usaha jasa pengiriman,dan sebagainya.
Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Dalam menjalankan usahanya perusahaan jasa juga melakukan kegiatan transaksi dan juga memiliki laporan keuangan perusahaan jasa yang berbeda dengan laporan perusahaan dagang. Laporan keuangan dapat diidentifikasikan secara jelas dari informasi yang diperoleh oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan perusahaan jasa memiliki komponen seperti berikut: 1. Nama perusahaan pelapor atau identitas lain. 2. Cakupan laporan keuangan, apakah mencakup hanya satu entitas atau beberapa entitas. 3. Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan. 4. Mata uang pelaporan. 5. Satuan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.
Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Laporan keuangan perusahaan jasa yang disajikan setiap akhir periode yang terdiri atas laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca, dan laporan arus kas. 1. Laporan Laba/Rugi (Income Statement) Laporan laba/rugi adalah laporan keuangan perusahaan jasa yang menunjukkan pendapatan dan beban dari suatu perusahaan dalam satu periode akuntansi. Laporan laba/rugi perusahaan disajikan dan memiliki berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Bentuk laporan laba/rugi yang lazim digunakan ada dua, yaitu: o Bentuk Langsung (Single Step) Dalam bentuk ini, seluruh pendapatan dijumlahkan dan semua beban
dijumlahkan. Dari selisih antara jumlah pendapatan dengan jumlah beban dapat diketahui besarnya laba atau rugi usaha.
LAPORAN LABA/RUGI PT. LINTASNESIAUNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 Rp. 28,000,000.00
Pendapatan Jasa Beban gaji
Rp. 10,000,000.00
Beban perjalanan dinas
Rp. 500,000.00
Beban iklan
Rp. 600,000.00
Beban telepon
Rp. 300,000.00
Beban listrik & air
Rp. 700,000.00
Beban perlengkapan kantor
Rp. 300,000.00
Beban sewa
Rp. 350,000.00
Beban penyusutan peralatan kantor
Rp. 400,000.00
Jumlah beban usaha
Rp. 13,150,000.00
Laba usaha
Rp. 14,850,000.00
Bentuk Bertahap (Multiple Step) Dalam bentuk ini, dalam laporan laba/rugi diadakan pengelompokan atas jenis pendapatan dan jenis beban. Di mana pendapatan dibedakan atas pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, serta beban dibedakan pula atas beban usaha dan beban di luar usaha. Kemudian dari selisih pendapatan dan beban diperoleh laba atau rugi perusahaan.
LAPORAN LABA/RUGI PT. LINTASNESIAUNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 Rp. 28,000,000.00
Pendapatan Jasa Beban gaji
Rp. 10,000,000.00
Beban perjalanan dinas
Rp. 500,000.00
Beban iklan
Rp. 600,000.00
Beban telepon
Rp. 300,000.00
Beban listrik & air
Rp. 700,000.00
Beban perlengkapan kantor
Rp. 300,000.00
Beban sewa
Rp. 350,000.00
Beban penyusutan peralatan kantor
Rp. 400,000.00 Jumlah beban usaha
Rp. 13,150,000.00
Laba usaha
Rp. 14,850,000.00
Pendapatan dan beban di luar usaha Pendapatan bunga
Rp 500,000.00
Beban kerusakan komputer
Rp 350,000.00
Laba diluar usaha
Rp. 150,000.00
Laba bersih
Rp. 13,500,000.00
2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement) Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan perusahaan jasa yang menunjukkan sebab-sebab adanya perubahan modal, dari modal awal sampai dengan modal akhir periode. Dalam laporan perubahan modal ditunjukkan dengan perhitungan antara modal pemilik awal periode ditambah laba bersih seperti yang tercantum dalam laporan laba/rugi, kemudian dikurangi dengan pengambilan pribadi pemilik (prive), sehingga diperoleh modal pemilik akhir periode. LAPORAN PERUBAHAN MODAL PT. LINTASNESIAPER MARET 2014 No.Akun Perkiraan Modal usaha (Awal) Laba usaha
Rp. 250,000,000.00 Rp. 13,500,000.00
-
Prive Laba Usaha – Prive
Rp. 236,500,000.00
Modal usaha (Akhir)
Rp. 486,500,000.00
+
3. Neraca (Balance Sheet) Neraca adalah laporan keuangan perusahaan jasa yang menunjukkan keadaan keuangan atau posisi keuangan suatu perusahaan pada akhir periode. Posisi keuangan yang dimaksud terdiri atas jumlah aktiva, kewajiban, dan modal. Dalam penyusunan neraca harus diurutkan sesuai dengan tingkat likuiditasnya atau tingkat kelancarannya. Rekening yang lancar harus
didahulukan penyusunannya dan rekening yang kurang lancar disusun di bawahnya.Neraca dapat disusun dengan dua bentuk, yaitu bentuk stafel dan bentuk skontro. o Bentuk Laporan (Stafel) Neraca yang disusun dalam bentuk stafel artinya neraca disajikan dengan harta atau aktiva di bagian atas dan kewajiban serta modal di bagian bawahnya. Neraca bentuk stafel sering disebut juga bentuk laporan/ vertikal. NERACA PT LINTASNESIAPER 31 JANUARI 2014 No Akun
Perkiraan/ Akun
Debet
Kas
Rp. 180,000,000.00
Piutang sewa crane
Rp. 15,000,000.00
Perlengkapan
Rp. 5,250,000.00
Inventaris kantor
Rp. 6,750,000.00
Kredit
Akumulasi penyusutan inventaris kantor Rp. 400,000.00 Peralatan berat
Rp. 60,000,000.00
Akumulasi penyusutan peralatan berat
Rp. 1,000,000.00
Sewa gedung dibayar di muka
Rp. 20,550,125.00
Utang usaha
Rp. 20,000,000.00
Modal
Rp. 250,000,000.00
Laba bulan berjalan
Rp. 16,150,125.00
Jumlah
Rp. 286,150,125.00 Rp. 286,150,125.00
o Bentuk T (Skontro) atau Bentuk Rekening Neraca yang disusun dalam bentuk T artinya penyajian harta atau aktiva di sebelah kiri, sedangkan kewajiban dan modal di sebelah kanan. Neraca bentuk skontro sering disebut juga bentuk sebelahmenyebelah. NERACA PT LINTASNESIAPER 31 JANUARI 2014 No Akun
Perkiraan/ Akun
Jumlah
No akun
Perkiraan
Jumlah
Kas
Rp. 180,000,000.00
Utang usaha
Rp. 20,000,000.00
Piutang sewa crane
Rp. 15,000,000.00
-
-
Perlengkapan
Rp. 5,250,000.00
Modal
Rp. 250,000,000.00
Inventaris kantor
Rp. 6,750,000.00
Laba bulan berjalan
Rp. 16,150,125.00
Akumulasi penyusutan
Rp. 400,000.00
inventaris kantor Peralatan berat
Rp. 60,000,000.00
Akumulasi penyusutan peralatan berat
Rp. 1,000,000.00
Sewa gedung dibayar di muka
Rp. 20,550,125.00
Jumlah
Rp. 286,150,125.00
Jumlah
Rp. 286,150,125.00
4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) Laporan arus kas adalah laporan keuangan perusahaan jasa yang menunjukkan arus masuk dan arus keluar tentang kas dan setara dengan kas. Kas merupakan uang tunai atau saldo kas dan rekening giro, sedangkan setara kas merupakan investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek yang dengan cepat dapat dijadikan kas. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dapat diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, dengan disesuaikan bisnis perusahaan tersebut. klasifikasi menurut aktivitas bertujuan memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara dengan kas. a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari pendapatan perusahaan. Oleh karena itu arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang memengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Arus kas dari aktivitas operasi meliputi:
penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa,
penerimaan kas dari royalty, fee, komisi, dan pendapatan lain,
pembayaran kas kepada pemasok barang atau jasa,
pembayaran kepada karyawan,
penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya,
pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi,
penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Arus kas dari aktivitas investasi meliputi:
pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri,
penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain,
perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain,
uang muka dari pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan),
pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
c. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klain terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Arus kas dari aktivitas pendanaan meliputi: o penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya, o pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan, o penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya, o pelunasan pinjaman, o pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).Berikut contoh laporan keuangan perusahaan jasa
LAPORAN ARUS KAS PT. LINTASNESIA
PER 31 DESEMBER 2014 I Arus Kas Kegiatan Operasi Penerimaan pendapatan jasa konstruksi Arus kas keluar: Beban upah & gaji Beban perjalanan dinas Beban iklan Beban telepon Beban listrik dan air Beban perlengkapan kantor Beban sewa Penyusutan peralatan Total beban Arus kas masuk dari kegiatan operasi II Arus Kas dari Kegiatan Investasi Pembelian peralatan berat Pembelian investasi kantor Arus kas keluar dari kegiatan investasi Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan Setoran tambahan modal
III
Prive Arus kas masuk dari aktivitas pendanaan
Rp. 28,000,000.00 Rp. 10,000,000.00 Rp. 500,000.00 Rp. 600,000.00 Rp. 300,000.00 Rp. 700,000.00 Rp. 300,000.00 Rp. 350,000.00 Rp. 400,000.00 Rp. 13,150,000.00 Rp. 14,850,000.00 Rp. 60,000,000.00 Rp. 6,750,000.00 Rp. 66,750,000.00 Rp. 50,000,000.00 Rp. 5,000,000.00
Arus kas masuk bersih Saldo kas awal periode 2014 (Januari) Saldo kas akhir periode 2014 (Desember)
” PT LINTASNESIA” RUGI / LABA Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2014
Rp. 45,000,000.00 Rp. 36,000,000.00 Rp. 180,000,000.00 Rp. 216,600,000.00
No.
Keterangan
12/31/13
12/31/14
I
1 1
Pendapatan Pendapatan Jasa
1.901.825.003,00 1.901.825.003,00
2.509.301.099,00 2.509.301.099,00
II
4 1 2 3 4 6 7 8
Biaya Tenaga Kerja Gaji Karyawan Bonus Tunjangan Makan Tunjangan Kesehatan Tunjangan Jamsostek Tunjangan PPh 21 Tunjangan Lain – lain
725.303.352,04 545.547.726,52 179.755.625,52 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1.214.114.383,04 1.006.531.757,52 205.701.625,52 1.881.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00
III 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Biaya Penjualan & umum Perjalanan Perhubungan Listrik & Air Bea Materai & Pajak Lainnya Pelayanan Sewa Pemeliharaan & Perbaikan Pemakaian Kantor Penyusutan Asuransi Amortisasi Pengangkutan Kendaraan Pemeliharaan Kendaraan By.Eksport Iklan Contoh By.Administrasi Komisi & Administrasi Bank Komisi & Perijinan By. Lain-Lain
1.310.729.056,22 156.473.325,52 194.971.927,52 6.064.917,00 11.155.080,00 160.118.625,52 0,00 158.562.359,52 182.604.374,52 37.076.986,42 2.704.750,00 0,00 0,00 26.170.715,00 6.172.005,00 0,00 3.575.000,00 0,00 0,00 3.702.732,18 201.043.225,52 160.333.032,52
1.747.265.144,20 188.210.915,52 239.157.879,52 0,00 3.660.072,00 261.435.133,52 350.000,00 179.417.154,52 197.204.204,52 60.843.393,50 4.177.521,88 0,00 0,00 13.491.500,00 6.128.948,00 0,00 6.761.500,00 0,00 0,00 7.338.404,01 231.066.225,52 348.022.291,71
IV 6
Penghasilan Netto
(134.207.405,26)
(452.078.428,24)
V
Penghasilan Diluar Usaha Penghasilan Bunga Keuntungan Tukar Valas – Transaksi
8.996.462,66 44.581,12
70.507.676,62 44.456,37
8.926.879,54
61.707.720,25
7 1 2
3 4 5
Klaim Keuntungan Penjualan Aktiva Penghasilan Lain-Lain
0,00 0,00 25.002,00
0,00 0,00 8.755.500,00
VI 8 1 2 3 4 5 6
Pengeluaran Diluar Usaha Beban Bunga Kerugian Tukar Valas – Transaksi Klaim Sumbangan Amortisasi Kerugian Lain – Lain
21.464.587,38 287.778,00 10.376.806,39 0,00 2.600.000,00 8.199.999,99 3,00
70.508.830,87 2.925.429,84 56.303.381,03 0,00 2.950.000,00 8.200.000,00 130.020,00
VII 9
Laba Bersih
(146.675.529,98)
(452.079.582,49)
Sabtu, 05 Desember 2009 JURNAL STANDAR / AKUNTING MANUAL RS UNTUK TRANSAKSI YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR PEMIKIRAN: CUPLIKAN BEBERAPA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, SEBAGAI BERIKUT : LAMPIRAN I PP 24 TAHUN 2005: PENGANTAR
A. SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.
B. Strategi pengembangan SAP dilakukan melalui proses transisi dari basis kas menuju akrual yang disebut cash towards accrual. Dengan basis ini, pendapatan, belanja, dan pembiayaan dicatat berdasarkan basis kas sedangkan aset, utang, dan ekuitas dana dicatat berdasarkan basis akrual.
C. Proses transisi standar menuju akrual diharapkan selesai pada tahun 2007 LAMPIRAN II PP 24 TAHUN 2005: KERANGKA KONSEPTUAL Laporan keuangan pokok terdiri dari:
a. Laporan Realisasi Anggaran; b. Neraca; c. Laporan Arus Kas; d. Catatan atas Laporan Keuangan. Selain laporan keuangan pokok seperti disebut pada paragraf 25, entitas pelaporan diperkenankan menyajikan Laporan Kinerja Keuangan dan Laporan Perubahan Ekuitas. Basis Akuntansi Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/ Daerah atau entitas pelaporan. Entitas pelaporan tidak menggunakan istilah laba. Penentuan sisa pembiayaan anggaran baik lebih ataupun kurang untuk setiap periode tergantung pada selisih realisasi penerimaan dan pengeluaran. Pendapatan dan belanja bukan tunai seperti bantuan pihak luar asing dalam bentuk barang dan jasa disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran.
Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Entitas pelaporan yang menyajikan Laporan Kinerja Keuangan sebagaimana dimaksud pada paragraf 26 menyelenggarakan akuntansi dan penyajian laporan keuangan dengan menggunakan sepenuhnya basis akrual, baik dalam pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan, maupun dalam pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Namun demikian, penyajian Laporan Realisasi Anggaran tetap berdasarkan basis kas. Sehubungan dengan berlakunya PP 24 tahun 2005 tersebut, maka perlu disusun akunting manual / jurnal standar untuk transaksi yang terkait dengan kegiatan operasional pelayanan di Rumah Sakit sbb:
TRANSAKSI REGISTRASI :
AM001
Transaksi Pendaftaran / Registrasi :
Kode Jurnal
:
JV41
Pelaksana
:
Instalasi Pelayanan (RJ/RI)
Periode Posting
:
Rekap Harian
Dr
Cr
Piutang Pasien Sementara (re-klas)
Pendapatan registrasi yg masih akan diterima
TRANSAKSI PEMBERIAN PELAYANAN :
AM002
Jurnal transaksi Pemberian Tindakan kepada Pasien
XXXXX
XXXXX
Kode Jurnal
:
JV42
Pelaksana
:
Instalasi Pelayanan (RJ/RI)
Periode Posting
:
Rekap Harian
Contoh kasus :
Pasien X mendapat tindakan operasi bedah thorak Aortic Replacement kelas III :
Tarif tindakan
:
3.508.000
Komponen tarif :
-
Jasa RS
:
2.030.000
-
Biaya Bahan / alat
:
278.000
-
Jasa Layanan
:
1.200.000
maka jurnal standarnya adalah sebagai berikut:
Dr
Cr
Dr
Piutang Pasien Sementara (re-klas)
3.508.000
Pendapatan tindakan medis yg masih akan diterima
Biaya jasa layanan yang akan diperhitungkan
1.200.000
3.508.000
Dr
Catatan:
AM003
Biaya Bahan / Alat yang akan diperhitungkan kemudian
278.000
Cr
Biaya jasa layanan yg masih harus dibayar (Hutang biaya)
Cr
Biaya Bahan / Alat Sementara (re-klas)
1.200.000
278.000
Akun ”Pendapatan yang masih akan diterima” dan ”Biaya yang akan diperhitungkan kemudian” adalah akun internal Rumah Sakit untuk kepentingan penyusunan Laporan Kinerja Keuangan yang sepenuhnya berbasis akrual.
Jurnal transaksi Penjualan Obat kepada Pasien (direkap harian / per tanggal)
Kode Jurnal
:
JV11
Pelaksana
:
Instalasi Apotik / Farmasi
Periode Posting
:
Rekap Harian
Dr
Cr
Dr
Cr
Piutang Pasien Sementara (re-klas)
XXXXX
Pendapatan Obat yg masih akan diterima
HPP Obat yang akan diperhitungkan kemudian
Persediaan Obat
XXXXX
XXXXX
XXXXX
AM004
Jurnal transaksi Pengambilan Bahan Habis Pakai (direkap harian / per tanggal)
Kode Jurnal
:
JV03
Pelaksana
:
Instalasi Apotik / Farmasi
Periode Posting
:
Tidak ada posting
Pada umumnya, biaya bahan dan alat habis pakai dihitung berdasarkan standar yang dimasukan kedalam tarif layanan sehingga pada saat transaksi pengambilan alat / bahan habis pakai, tidak ada jurnal dalam proses pengambilan barang. Proses tersebut adalah proses pemindahan barang dari Apotik ke Gudang Depo yang merupakan unit penyimpanan di masing-masing ruangan. Pemakaian persediaan di gudang depo baru akan dijurnal berdasarkan hasil stok opnam / cek fisik di masing-masing ruangan untuk menghitung sisa alat / bahan habis pakai sehingga dapat diketahui jumlah pemakaian alat / bahan habis pakai. Stok Opname / Cek Fisik barang dapat dilakukan setiap akhir bulan.
AM005
Jurnal transaksi Biaya Akomodasi (direkap harian / per tanggal)
Kode Jurnal
:
JV29 / Memorial
Pelaksana
:
Bagian Akunting
Periode Posting
:
Rekap Harian
Dr
Cr
Piutang Pasien Sementara (re-klas)
Pendapatan akomodasi yg masih akan diterima
XXXXX
XXXXX
PEMBAYARAN PASIEN ATAU PENGALIHAN HUTANG
Berdasarkan Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit, penerimaan pembayaran dari pasien belum diakui sebagai pendapatan selama pasien tersebut belum lunas. Setiap pembayaran akan dimasukan sebagai uang muka pasien.
AM006
Jurnal transaksi pada saat Penerimaan Pembayaran dari Pasien :
Kode Jurnal
:
JV21
Pelaksana
:
Kasir / Keuangan
Periode Posting
:
Per transaksi atau direkap harian
Dr
Kas kecil bendahara penerima
Cr
AM007
XXXXX
Uang Muka Pasien (Piutang kredit/minus)
XXXXX
Pada saat pasien tersebut lunas maka setelah dilakukan verifikasi oleh bagian akunting, uang muka pasien di debet sebesar biaya yang ditanggung oleh pasien
Kode Jurnal
:
JV29 / Memorial
Pelaksana
:
Bagian Akunting
Periode Posting
:
Rekap harian (dihitung untuk pasien yg lunas)
Dr
AM008
AM009
Uang Muka Pasien (Piutang kredit/minus)
XXXXX
Cr
Piutang Pasien Sementara (re-klas)
XXXXX
Dr
Pendapatan tindakan medis yg masih akan diterima
XXXXX
Dr
Pendapatan akomodasi yg masih akan diterima
XXXXX
Cr
Pendapatan Jasa Layanan RS
XXXXX
Apabila pasien tersebut merupakan pasien dengan penjamin, maka jurnal transaksi pada saat bagian Pelayanan Piutang (IPP) mengajukan klaim kepada pihak penjamin adalah :
Kode Jurnal
:
JV29 / Memorial
Pelaksana
:
Bagian Pelayanan Piutang
Periode Posting
:
Setiap transaksi klaim
Dr
Piutang JAMKESMAS / ASKES / JAMSOSTEK / dll
Cr
Piutang Pasien Sementara (re-klas)
XXXXX
XXXXX
Pada saat pihak Penjamin membayar klaim, maka jurnal untuk transaksi
pembayaran piutang adalah sebagai berikut :
Kode Jurnal
:
JV21 / JV23
Pelaksana
:
Bagian Keuangan
Periode Posting
:
Setiap transaksi pembayaran
Dr
Kas / Bank Penerima
Cr
Piutang JAMKESMAS / ASKES / JAMSOSTEK / dll
XXXXX
Dr
Pendapatan tindakan medis yg masih akan diterima
XXXXX
Dr
Pendapatan akomodasi yg masih akan diterima
XXXXX
Dr
Pendapatan Obat yg masih akan diterima
XXXXX
Cr
AM010
XXXXX
Pendapatan Jasa Layanan RS
XXXXX
Apabila dari klaim yang diajukan ada sebagian klaim yang ditolak, maka setelah dilakukan verifikasi dan dibuat berita acara, jurnal untuk transaksi pengalihan piutang adalah sebagai berikut :
Kode Jurnal
:
JV29 / Memorial
Pelaksana
:
Bagian Keuangan
Periode Posting
:
Setiap kali terjadi surat pembatalan klaim diterima dari penjamin dan sudah diverifikasi oleh bagian PELAYANAN
PIUTANG
Dr
Piutang pasien tidak tertagih
Cr
XXXXX
Piutang JAMKESMAS / ASKES / JAMSOSTEK / dll
XXXXX
PENYESUAIAN BIAYA BAHAN / ALAT HABIS PAKAI :
Pada transaksi pelayanan, biaya bahan dan alat habis pakai dicatat berdasarkan tarif layanan dengan nilai yang bersifat tetap selama kurun waktu berlakunya tarif pelayanan, sedangkan pada kenyataannya pemakaian bahan habis pakai dihitung berdasarkan jumlah dan harga bahan / alat yang digunakan. Untuk mengetahui adanya selisih efisiensi / in efisiensi maka dilakukan perhitungan ulang berdasarkan hasil stok opname. Dari hasil perhitungan opname fisik tersebut dilakukan jurnal penyesuaian Biaya Bahan / Alat habis pakai.
AM011
Setiap akhir bulan, ruangan yang mempunyai stok bahan / alat habis pakai melakukan opname fisik bahan habis pakai. Atas bahan habis pakai yang digunakan dalam bulan itu maka dilakukan posting untuk menghitung biaya riil biaya bahan habis pakai sbb:
Kode Jurnal
:
JV29 / Memorial
Pelaksana
:
Bagian Akunting
Periode Posting
:
Setiap akhir bulan atas hasil opnam bahan / alat habis pakai yg digunakan oleh setiap ruangan / instalasi
Dr
Biaya Bahan / Alat Sementara (re-klas)
Cr
Persediaan bahan / alat medis
XXXXX
XXXXX
AM012
Berdasarkan selisih Biaya bahan / alat yang akan diperhitungkan kemudian yaitu antara tarif layanan dibandingkan dengan hasil opnam, maka dilakukan posting selisih efisiensi / in-efisiensi bahan habis pakai sehingga akan didapat biaya pemakaian bahan habis pakai yang sesungguhnya:
Apabila terjadi selisih KURANG pemakaian bahan habis pakai, maka :
Dr
Biaya Bahan / Alat yang akan diperhitungkan kemudian
Cr
Selisih in-efisiensi bahan habis pakai
XXXXX
XXXXX
Apabila terjadi selisih LEBIH pemakaian bahan habis pakai, maka :
Dr
Cr
Selisih efisiensi bahan habis pakai
XXXXX
Biaya Bahan / Alat yang akan diperhitungkan kemudian
XXXXX
PEMBERIAN DISKON / KERINGANAN BIAYA OLEH PIHAK RS
Berdasarkan kebijakan Rumah Sakit, diskon dapat diberikan kepada pasien atas usulan dari kepala ruangan / kepala instalasi dan disetujui oleh Direktur Keuangan. Pemberian diskon oleh RS merupakan pengurangan keuntungan rumah sakit dan tidak mengurangi biaya jasa layanan atau kewajiban kepada pihak lain.
AM013
Jurnal transaksi pemberian diskon / keringanan biaya oleh pihak Rumah Sakit
Kode Jurnal
:
JV31
Pelaksana
:
Bagian Keuangan
Periode Posting
:
Dijurnal pada saat transaksi pemberian diskon, dilampiri dengan bukti usulan dari kepala ruangan / instalasi yang telah disetujui oleh Direktur Keuangan RS
Dr
Diskon / keriganan biaya perawatan pasien
Cr
Piutang Pasien Sementara (re-klas)
XXXXX
XXXXX
PEMBERIAN DISKON OLEH DOKTER
Diskon dari Dokter / Tenaga Medis dapat diberikan kepada pasien atas usulan dari Dokter yang bersangkutan dan diketahui oleh Direktur Keuangan. Pemberian diskon oleh Dokter/Tenaga Medis adalah pengurangan Jasa Pelayanan atas Dokter ybs dan tidak mengurangi laba rumah sakit.
AM014
Jurnal transaksi pemberian diskon / keringanan biaya atas permintaan Dokter
Kode Jurnal
:
JV31
Pelaksana
:
Bagian Keuangan
Periode Posting
:
Dijurnal pada saat transaksi pemberian diskon, dilampiri dengan bukti persetujuan pemberian diskon oleh Dokter/tenaga medis yang bersangkutan.
Dr
Biaya Jasa Layanan ymh dibayar (Hutang jasa Dr X)
Cr
XXXXX
Piutang Pasien Sementara (re-klas)
XXXXX
SUBSIDI
Subsidi adalah selisih biaya yang timbul akibat dari selisih tarif normal Rumah Sakit dibandingkan dengan tarif kesepakatan (plafon) dengan pihak ketiga seperti ASKES / YAYASAN / JAMSOSTEK / DPR / Shareholder (Pemerintah) / dll. Pada dasarnya, subsidi adalah biaya atas kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba (pendapatan sesuai dengan tarif normal)
AM015
Jurnal transaksi pemberian subsidi
Kode Jurnal
:
JV30
Pelaksana
:
Bagian Keuangan
Periode Posting
:
Dijurnal pada setiap transaksi yang mengakibatkan terjadinya subsisi, atau total subsidi direkap harian dan divalidasi oleh bagian Akunting.
Dr
Cr
Subsidi RS terhadap ASKES / DPR / Pemerintah / …
Piutang Pasien Sementara (re-klas)
XXXXX
XXXXX
Demikian akunting manual ini dibuat sebagai sumbangan pemikiran untuk pelaksanaan standar akuntansi pada Rumah Sakit yang berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dengan beberapa tambahan akun yang tidak bertentangan dengan aturan pemerintah. Semoga sumbangan pemikiran ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan yang mengelola akunting di RS Pemerintah di Indonesia … aamiin.
sumber :sim RS
Diposkan oleh akuntansi dan manajemen RS di 22.33