Contoh Laporan Studi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Contoh laporan Studi Kasus http://arasmunandar.wordpress.com/contoh-laporan-studi-kasus/ BAB 1 PENDAHULUAN



1. A.



Latar Belakang



Dalam lembaga pendidikan formal tentu mengacu pada adanya tujuan dari pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan peserta didikanya secara optimal dan mengubah perilaku pserta didik dari hal-hal yang negatif menjadi positif, setiap pihak atau personil disebuah sekolah hampir semuanya mengharapkan para peserta didiknya mampu belajar dengan baik dan hasil dari belajar itulah yang mampu mengubah tingkah laku siswa. Permasalahan yang terjadi dikalangan siswa memang tidak didambakan, dibeberapa media baik itu cetak maupun elektronik kadang kita sering membaca dan mendengar adanya debuah permasalahan yang terjadi dan pelakunya tidak lain adalah siswa. Memang kita sangat berharap hal-hal seperti itu tidak didambakan tapi entah bagaimana sehingga perkelahian, pengeroyokan serta penganiayaan sesama siswa itu kerap terjadi dan hal itu sudah merupakan hal yang sudah tidak lasim lagi dengan kita. Oleh karena itu dari segi permasalahan yang terjadi di sekolah ini perlu antisipasi untuk mengurangi permasalahan yang terjadi di kalangan siswa karena jika tidak diantisipasi maka dalam dunia pendidikan itu hanya bisa dikategorikan oleh masyarakat sebagai lembaga pendidikan yang tidak mengfungsikan tanggung jawabnya sebagai pendidik dan juga tidak profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Untuk itu diharapkan kepada para personil sekolah atau yang berwenang dalam sekolah agar dapat mengatasi atau memecahkan masalah-masalah yang dihadapi yang terjadi di sekolah dengan harapan agar para siswa juga bisa terbentuk kepribadiannya dengan baik. Untuk itu penulis melaksanakan studi kasus ini dengan maksud untuk mencari penyebab perilaku yang menyimpang dan hal itu untuk membantu konseli atau siswa untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan perkelahiahan dan menggangu siswa yang lain khusunya dalam pelajaran. 1. B.



Tujuan Pelaksanaan Studi Kasus



Pelaksanaan studi kasus ini dilaksanakan dalam usaha untuk menguasai pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam memberikan layanan konseling secara individual serta pembuatan laporan studi kasus. Dengan menjunjung tinggi kode etik yang dipegang teguh oleh petugas bimbingan dalam menjalankan tugasnya adalah menjaga kerahasiaan konseli terutama masalah-masalah yang dihadapinya. Segala sesuatu yang dikemukakan oleh konseli akan dirahasiakan oleh konselor.



Dari wujud laporan ini sama sekali tidak bermaksud membeberkan rahasia atau masalah konseli. Namun, jika dalam uraian nanti terdapat kesamaan masalah yang didapati penulis kiranya hal demikian dapat dianggap sebagai hal yang terjadi kebetulan. Segala data atau informasi yang menyangkut pribadi konseli akan dijamin kerahasiaannya dalam hal ini laporan studi kasus ini hanya akan diberikan kepada yang berwenang saja atau pihak yang berwenang dalam laporan studi kasus ini. 1. C.



Konfidensial



Kegiatan ini dilaksanakan dalam usaha menguasai pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam memberikan layanan konseling secara individual serta pembuatan laporan studi kasus. Pelaksanaan studi kasus merupakan persyaratan dalam mengikuti mata kuliah Studi Kasus. Kegiatan studi kasus relatif sama dengan kegiatan konseling yang sebenarnya, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan kegiatan ini merupakan awal bagi calon dan untuk selanjutnya dapat memberikan gambaran bagaimana konseling sesungguhnya di lapangan. Pada studi kasus ini diperlukan berbagai macam data, baik data pribadi maupun data tentang lingkungan (lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat) sebagai faktor yang turut mempengaruhi keberadaan konseli. Meskipun data ini merupakan sesuatu yang bersifat rahasia bagi konseli, namun tentunya tidak akan menimbulkan dampak negatif dan merugikan si konseli. Sebaliknya, konseli justru memperoleh sesuatu yang bersifat positif dan menguntungkan bagi dirinya guna memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, untuk menjaga keraasiaan data tentang konseli yang berupa penyamaran nama dan kesedian penulis untuk tidak memberitahukan pada orang lain. Untuk melaksanakan suatu program layanan bimbingan dan konseling, maka setiap guru pembimbing atau konselor harus memperhatikan dan menjalankan asas-asas yang ada dalam bimbingan konseling, itu merupakan kode etik yan gharus diketahui dan berpegang teguh pada asas itu dan asas yang dimaksud yaitu asas kerahasiaan. Oleh sebab itu hasil dari laporan studi kasus ini yang mengenai semua data-data tentang siswa memang secara sengaja tidak dicantumkan dengan jelas data siswa tersebut. Hal ini bermaksud untuk menjamin kerahasiaan masalah yang dialami oleh siswa yang bersangkutan. Informasi dan data-data mengenai konseli dalam proses pemberian bantuan juga dirahasiakan dan apabila dalam penyajiaan dari studi kasus ini terdapat kesamaan dengan identitas atau masalah dengan orang lain hal itu hanya secara kebetulan saja. 1. D.



Identifikasi Kasus



Dalam identifikasi kasus ini dimana yang teridentifikasi adalah salah seorang siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 9 Makassar, dengan menggunakan beberapa alat pengumpul data yang diperlukan yaitu melalui Daftar cek masalah,wawancara, angket kebiasaan belajar dan alat pengumpul data lainnya. Siswa yang dimaksud gambaran selanjutnya tentang konseli adalah sebagai berikut: BIODATA SISWA 1. Nama Lengkap



: WD (Inisial)



2. Jenis Kelamin



: Perempuan



3. Agama



: Islam



4. Umur



: 17 Tahun



5. Cita-Cita



: Guru



6. Hoby



: Mendengarkan Lagu



7. Tinggi/Berat Badan



: 120 cm/50 kg



8. Pendidikan



: SMAN 9 Makassar



9. Kelas



: XI IPS 1



10. NIS



: 2106397



11. Tempat/Tgl Lahir



: Makasssar, 30 Mei 1995



12. Alamat Rumah



: Jln. Meranti 1 No 12



13. Suku



: Mandar



14. Warga Negara



: Indonesia



15. Alamat Sekolah



: Jln. Karunrung



16. Keterangan Pendidikan a. Taman Kanak-Kanak Umur



: 4 Tahun



Lama Belajar



: 1 Tahun



b. Sekolah Dasar Umur



: 6 tahun



Lama Belajar



: 6 tahun



c. SMP Umur



: 13 tahun



Lama Belajar



: 3 tahun



d. SMA



Umur



: 17 tahun



Lama Belajar



: 3 tahun



17. Keterangan Keluarga a. Ayah Nama



: Amrin Amir



Agama



: Islam



Umur



: -



Pendidikan Terakhir



: S1



Pekerjaan



: Wiraswasta



Alamat



: Jln. Meranti 1 No 12



Suku/ Kewarganegaraan



: Mandar/Indonesia



b. Ibu Nama



: Suryani



Agama



: Islam



Umur



: -



Pendidikan Terakhir



: S1



Pekerjaan



: Ibu Rumah Tangga



Alamat



: Jln. Meranti 1 No 12



Suku/Kewarganegaraan



: Selayar/Indonesia



c. Saudara Laki-Laki



: -



Perempuan



: 1



Keterangan Tempat Tinggal a. Tinggal Dengan



: Orang Tua



b. Ke sekolah Dengan



: Naik Motor



c. Jarak Rumah Dengan Sekolah : ± 1 KM 18. Keterangan Kesehatan a. Penglihatan



: -



b. Pendengaran



: -



c. Penciuman



: -



d. Penyakit Yang Pernah Diderita : Typus 19. Keterangan Lainnya a. Penampilan Ekspresi Wajah



: Ceria, Jutek



Kerapian



: Rapi



Suara



: Lembut



b. Persentase Kehadiran



: Hadir



c. Tipe Pergaulan



: Kelompok



d. Kegiatan Di Luar Sekolah : e. Kehidupan Belajar Di Rumah Jumlah Jam Belajar



: 1 jam



Sarana/Prasarana



: Lengkap



1. E. Gambaran Secara Menyeluruh Tentang Konseli 2. Psycal Apperence ( penampilan Fisik ) Sesuai dengan hasil pengamatan terhadap si konseli ini WD (Inisial) ini, cara berbicaranya cukup sopan dan mudah di temani bercerita, cara berjalannya Biasa saja dan tegak, serta penampilannya yang sopan, perkembangan kesehatannya naik, keadaan tinggi badan sesuai dengan berat badan yang stabil. Dilihat dari segi fisik, si konseli ini termasuk tipe anak yang mudah bergaul. 1. Personal Apperence ( penampilan pribadinya ) Dilihat dari kesehariannya, si konseli ini adalah anak yang Mudah sekali bergaul dan mudah sekali mendapatkan teman didalam kelas maupun di lingkungan sekolah. Namun biasanya dalam mengikuti pelajaran, si konseli ini biasanya berpindah-pindah tempak duduk. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari temannya, si WD (Inisial) ini sering



menceritakan kejelekan temannya sendiri ke orang lain sehingga membuat dia di benci temannya yang ada dalam kelasnya sendiri. Begitu pun hasil wawancara ( interview ) terhadap salah satu teman dekatnya yang berinisial AR yang mengatakan bahwa si WD (Inisial) sering menceritakan kejelekan temannya sendiri ke orang lain sehingga membuat dia di benci temannya yang ada dalam kelasnya sendiri. Dan temannya juga mengatakan bahwa hal itu terjadi karena pengaruh lingkungannya yang sering bergaul dengan anak nakal yang ada didekat rumaghnya dan mungkin karena kurangnnya perhatian dari orang tuanya terutama ayahnya yang sangat sibuk. 1. F.



Gambaran Umum Kasus



Dari berbagai informasi yang telah diperoleh melalui pengumpulan data seperti problem cheklist, angket kebiasaan siswa, checklist kebiasaan belajar, Tes Who Am I dan Observasi. Adapun gambaran umum dari kasus konseli sebagai berikut: 1.Konseli dalam proses belajar mengajar sering Pindah-pindah tempat dan megobrol pada saat pelajaran berlangsun. 2.Konseli kurang mampu menyesuaikan dirinya dengan teman maupun pelajaran. 3.Sering menceritakan kejelekan temannya sendiri. 4.Konseli sering bergaul dengan anak yang nakal. 5.Kurang komunikasi dengan ayahnya dirumah dan kurang diperhatikan oleh orang tuanya. 1. G. Alasan memilih Kasus 1. Bagi Penulis Berdasarkan gambaran umum kasus, maka penulis merasa perlu untuk menangani siswa yang bersangkutan dengan persetujuan konselor sekolah dengan menggunakan studi kasus dengan harapan agar: -



Penulis terampil dalam melaksanakan konseling secara individual



-



Penulis terampil dalam menangani siswa yang bermasalah melalui teknik studi kasus 1. Bagi Siswa



Dengan penanganan kasus, siswa yang bersangkutan diharapkan: -



Siswa tersebut dapat meningkatkan motivasi belajarnya



Siswa tersebut dapat merubah sikapnya khsusunya dalam hal belajar baik si rumah maupun di sekolah -



Siswa tersebut dapat lebih memahami dirinya serta masalah yang telah dihadapinya. 1. Bagi Sekolah



Kegiatan ini dapat membantu siswa yang sedang megalami masalah sehingga personil sekolah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Hasil dari kegiatan ini dalam bentuk studi kasus yang berisi data siswa dapat menjadi bahan dokumen yang siap digunakan bilamana dibutuhkan. BAB II PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA 1. A.



Pengumpulan Data



Teknik pengumpulan data yang digunakan selama berlangsungnya penelitian meliputi problem checklist, angket kebiasaan siswa, checklist kebiasaan belajar, Tes Who Am I dan Observasi. Beberapa alat pengumpul data tersebut akan diuraikan sebagai berikut: 1. Problem Cheklist Problem Cheklist merupakan daftar cek masalah yang terdiri atas 330 masalah dan 11 aspek masalah, diantaranya: 1. Aspek kesehatan 2. Aspek keadaan penghidupan 3. Aspek rekreasi dan hoby 4. Aspek muda-mudi 5. Aspek kehidupan sosial dan organisasi 6. Aspek hubungan pribadi 7. Aspek agama dan moral 8. Aspek kehidupan keluarga 9. Aspek masa depan dan cita-cita 10. Aspek penyesuaian pada sekolah 11. Aspek penyesuaian kurikulum 12. Angket Kebiasaan Siswa Angket kebiasaan belajar merupakan sejumlah item atau pertanyaan yang yang harus dijawab oleh siswa yang dapat memberikan keterangan tentang kebiasaan dan sikap belajar. 1. Cheklist Kebiasaan Belajar Cheklist kebiasaan belajar adalah suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga untuk mengungkap kebiasaan-kebiasan belajar siswa yang terdiri atas 40 pertanyaan atau pernyataan 1. Tes Who Am I



Tes Who Am I adalah suatu alat pengumpul data yang berupa tes kepribadian, yang dapat mengukur penyikapan seseorang terhadap Tes Who Am I: 1. Konselor/guru pembimbing dapat mengetahui sebagian aspek kepribadian siswa secara garis besarnya, baik kelebihan maupun kekurangannya. 2. Konselor/guru pembimbing dapat menentukan alternatif-alternatif layanan bimbingan dan konseling yang dapat menimbulkan kekuatan yang ada pada diri siswa dapat mengatasi kelemahan-kelemahannya. 3. Konselor/guru pembimbing membantu siswa untuk dapat lebih mengenal diri sendiri, sehingga mampu melakukan penyesuaian diri yang lebih baik terhadap dirinya maaupun ligkungannya. 4. Observasi Observasi adalah proses pengamatan yang dilakukan secara sengaja terhadap tingkah laku kasus dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan metode observasi adalah sebagai pelengkap dari metode-metode lainnya. Hal in diketahui melalui pengamatan terahadap tingkah lakunya di kelas dalam proses belajar mengajar dan diluar kelas. 1. B.



Penyajian Data



Dalam upaya untuk memahami kasus ini secara detail dan akibat terhadap diri konseli, maka penulis akan menyusun prosedur dan metose peyelidikan dengan rancangan terkait yang disajikan melalui tahapan analisis, sintesis, diagnosa dan prognosis. Dengan tahapan inilah diharapkan dapat memberikan bantuan terhadap diri konseli dan bagaimana alternatif pemecahannya dari masalah tersebut. Adapun penyajiaanya yaitu sebagai berikut: 1. 1.



Problem Checklist



Adapun hasil yang diperoleh dari item yang dicek pada setiap aspek masalah dari problem cheklist yakni: 1. Aspek Kesehatan Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek sebanyak 12 , yaitu: ü Kurang Berat Badan ü Kurang Berolahraga ü Terlalu sering sakit ü Sangat Mudah Lelah ü Sering sakit kepala



ü Mata lelah ü Sering tidak lapar ü Berat badan berangsur-angsur menurun ü Bentuk tubuh yang jelek ü Alergi ü Gangguan Haid ü Gangguan pada kaki 1. Aspek Keadaan Penghidupan Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek sebanyak 5 , yaitu: ü Perlu belajar menabung ü Harus meminta kepada orang tua ü Ingin memperoleh penghasilan sendiri ü Ingin lebih banyak barang dengan uang sendiri ü Meminjam Uang 1. Aspek Rekreasi dan Hoby Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 13, sedangkan jumlah item yang dicek sebanyak 8, yaitu: ü Kurang waktu untuk rekreasi ü Tidak banyak menikmati banyak hal yang dinikmati oleh orang lain ü Kurang kesempatan untuk menikmati radio atau televise ü Tiada yang menarik yang dilakukan selama libur ü Tidak boleh berpergian dengan orang yang saya sukai ü Seing tidak diperkenankan pergi pada malam hari ü Kurang kesempatan untuk berolahraga ü Tidak memanfaatkan waktu luang dengan baik



1. Aspek Muda-mudi Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek sebanyak 11, yaitu: ü Canggung dalam berkencan ü Kecewa dalam bercinta ü Pacar Pria ü Menentukan apakah melanggengkan percintaan ü Bercinta ü Memikirkan saya akan mendapat pasangan yang cocok ü Mencintai seseorang yang tidak mencintai kita ü Berpergian dengan orang yang tidak diterima keluarga ü Takut kehilangan orang yang saya sukai ü Khawatir dengan penyakit kelamin ü Terlalu cemburu 1. Aspek Kehidupan sosial dan oraganisasi Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek sebanyak 5, yaitu: ü Ingin berkepribadian yang menyenangkan ü Dikritik oleh orang tua ü Tidak menyukai seseorang ü Menghindari seseorang yang tidak disenangi 1. Aspek hubungan pribadi Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek sebanyak 8 , yaitu: ü Ceroboh ü Melupakan seseuatu ü Malas



ü Tidak cukup serius dalam menanggapi sesuatu ü Takut membuat kesalahan ü Kadang-kadang menginginkan saya tidak mau lahir ü Terganggu oleh mimpi buruk ü Pikiran tentang bunuh diri 1. Aspek agama dan moral Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek sebanyak 12, yaitu: ü Orang tua yang menyebabkan ke tempat ibadah ü Memikirkan bagaimana membedakan yang benar dan yang salah ü Ingim lebih memahami kitab suci ü Memikirkan apa jadinya manusia setelah mati ü Tak dapat melupakan kesalahan yang dibuat ü Hampir selalu tidak bahagia ü Terganggu gagasan tentang surga dan neraka ü Mempunyai kebiasaan buruk ü Kurang mampu mengendalikan diri ü Kadang-kadang tidak sejujur sebagaimana seharusnya ü Terlibat dalam kesulitan ü Memikirkan perasaan bersalah 1. Aspek kehidupan keluarga Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek sebanyak 9 , yaitu: ü Orang tua tidak memahami saya ü Dkritik oleh orang tua ü Orang tua tidak mempercayai saya



ü Ingin lebih bebas dirumah ü Pertentangan pendapat saya dengan orang tua ü Membantah orang tua ü Orang tua mengharapkan terlalu banyak kepada saya ü Menginginkan kasih sayang ü Ingin meninggalkan rumah 1. Aspek masa depan dan cita-cita Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek sebanyak 6, yaitu: ü Perlu mengetahui lebih banyak tentang dunia pengetahuan ü Takut tidak akan pernah belajar diperguruan tinggi ü Takut menganggur setelah lulus ü Tidak tahu apa yang sesungguhnya yang saya inginkan ü Perlu membuat rencana untuk masa depan ü Keluarga menentang beberapa rencana saya 1. Aspek penyesuaian pada sekolah Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek sebanyak 6 , yaitu: ü Kurang memanfaatkan waktu belajar ü Tidak berminat pada beberapa pelajaran ü Kesulitan dalam metematika ü Lemah daya ingat ü Khawatir dengan nilai-nilai hasil belajar ü Khawatir mengenai ujian 1. Aspek penyesuaian kurikulum Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30 , sedangkan jumlah item yang dicek sebanyak 17 , yaitu:



ü Tidak mempunyai tempat belajar ü Ingin mengikuti pelajaran yang tidak ada disekolah ü Disuruh mengikuti pelajaran yang tidak saya sayangi ü Guru-guru terlalu sukar dipahami ü Sering merasa resah dalam kelas ü Terlalu sedikit kebebasan dalam kelas ü Kurang ada kesempatan diskusi dalam kelas ü Kurang buku yang ada diperpustakaan ü Terlalu banyak tugas untuk beberapa mata pelajaran ü Tidak cocok dengan seorang guru ü Peraturan sekolah terlalu keras ü Guru mempertimbangkan perasaan siswa ü Terlalu banyak guru yang tidak baik ü Kegiatan sekolah tidak teratur ü Kurang semangat untuk bersekolah ü Waktu istarahat sekolah terlalu singkat ü Acara kegiatan OSIS teralu singkat 1. 2.



Angket Kebiasaan Belajar



Skor angket kebiasaan belajar adalah No.



1 4



2 2



3 2



4 5



5 4



6 5



7 1



8 5



9 5



10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 5 2 2 5 5 4 4 5 5 2 1



Skor total angket kebiasaan belajar adalah 73 1. 3.



Check List Kebiasaan Belajar



Berdasarkan lembar jawaban cheklist kebiasaan belajar konseli dengan skor sebagai berikut: 1. 1. Jawaban



A= 0



21. Jawaban



A= 0



2. Jawaban



A= 0



22. Jawaban



A= 0



3. Jawaban



A= 0



23. Jawaban



A= 0



4. Jawaban



A= 0



D.24. Jawaban



A= 0



1. 5. Jawaban



A= 0



25. Jawaban



6. Jawaban



A= 0



26. Jawaban



A= 0



7. Jawaban



B=1



27. Jawaban



A= 0



8. Jawaban



B=1



28. Jawaban



A= 0



9. Jawaban



A= 0



29. Jawaban



A= 0



10. Jawaban A = 0



30. Jawaban



A= 0



11. Jawaban A = 0



31. Jawaban



A= 0



12. Jawaban A = 0



E.32. Jawaban



A= 0



13. Jawaban A = 0



33. Jawaban



B=1



14. Jawaban A = 0



34. Jawaban



B=1



1. 15. Jawaban A = 0



35. Jawaban



16. Jawaban A = 0



36. Jawaban



B=1



17. Jawaban A = 0



37. Jawaban



A= 0



18. Jawaban A = 0



38. Jawaban



A= 0



19. Jawaban A = 0



39. Jawaban



A= 0



20. Jawaban A = 0



40. Jawaban



B=1



Skor mentahnya adalah 6 1. 4.



Tes Who Am I



Interpretasi tes Who Am I: Skor mentah yang diperoleh konseli: 1=4



9 =3



2=5



10 = 5



A= 0



A= 0



3=5



11 = 4



4=5



12 = 4



5=4



13 = 4



6=4



14 = 5



7=5



15 = 3



8=3 Skor mentahnya adalah 63 1. 5.



Observasi



Ada beberapa pernyataan yang dicek pada observasi didalam kelas diantaranya 1. Sikap pada umumnya ü Berpindah-pindah tempat ü Sering jalan-jalan di kelas ü Tak mau diam ü Cara duduk yang seenaknya ü Memilih tempat yang menguntungka ü Sering mengganggu ketertiban dikelas ü Sering mengobrol waktu belajar ü Selalu bertanya pada guru ü Tidak mau bekerja sama ü Ingin banyak diperhatikan guru 1. Perhatian terhadap pelajaran dan guru ü Tidak pemperhatikan pelajaran ü Tidak mencatat pelajaran ü Mendengarkan dengan sebelah telinga ü Mempermaikan sesuatu pada saat pelajaran



ü Mengerjakan tugas lain pada saat belajar ü Tidak mau melihat guru ü Bertanya yang bukan-bukan 1. Cara merespon dan mengerjakan pekerjaan ü Menyatakan sesuatu yang dibuat-buat ü Susunan bahasa kurang baik ü Selalu mengganti pekerjaan ü Bekerja tergesa-gesa ü Sering kebingungan ü Ceroboh dalam bekerja 1. Alat pekerjaan dan pengunaannya ü Tidak punya buku-buku ü Tidak punta alat-alat pelajaran ü Buku dan alat-alat pelajaran tidak terurus ü Tidak ada persiapan alat-alat pelajaran ü Lebih senang menggunakan alat-alat orang lain BAB III PROSEDUR PEMILIHAN BANTUAN A.Analisis 1. 1.



Problem Checklist



Berdasakan hasil analisis dari daftar cek masalah dengan menggunakan rumus: NM X 100 % N Dimana:



NM : Jumlah butir yang dicek oleh siswa pada satu topik permasalahan N



: Jumlah item dari aspek masalah



Kemudian ditranformasikan kedalam predikat nilai A,B,C,D, dan E sebagai berikut: 0%



: A (sangat baik)



1%-20%



: B (Baik)



21%-25%



: C (Cukup)



26%-50%



: D (Kurang)



51%-100%



: E (Kurang sekali)



Adapun hasil yang diperoleh dari item yang dicek pada setiap aspek masalah dari problem cheklist yakni: 1. Aspek Kesehatan Persentase yang diperoleh adalah 12 X 100 %



= 40 %



30 Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang) 1. Aspek Keadaan Penghidupan Persentase yang diperoleh adalah 5 X 100 %



= 16, 66 %



30 Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah B (Baik) 1. Aspek Rekreasi dan Hoby Persentase yang diperoleh adalah 8 X 100 %



= 26, 66 %



30 Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang) 1. Aspek Muda-mudi Persentase yang diperoleh adalah 32.36 11 X 100 %



= 36,66 %



30 Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang) 1. Aspek Kehidupan sosial dan oraganisasi Persentase yang diperoleh adalah 5 X 100 %



= 16,66 %



30 Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah B (Baik) 1. Aspek hubungan pribadi Persentase yang diperoleh adalah 8 X 100 %



= 26,66 %



30 Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang) 1. Aspek agama dan moral Persentase yang diperoleh adalah 12 X 100 % 30



= 40 %



Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang) 1. Aspek kehidupan keluarga Persentase yang diperoleh adalah 9 X 100 %



= 30 %



30 Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang) 1. Aspek masa depan dan cita-cita Persentase yang diperoleh adalah 6 X 100 %



= 20 %



30 Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah B (Baik) 1. Aspek penyesuaian pada sekolah Persentase yang diperoleh adalah 6 X 100 %



= 20 %



30 Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah B (Baik) 1. Aspek penyesuaian kurikulum Persentase yang diperoleh adalah 17 X 100 %



= 56,66 %



30 Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah E (Kurang Sekali)



1. a.



Angket Kebiasaan Belajar



Analisis skor angket: Setiap responden memiliki skor total yang diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap item soal skor maksimal yaitu 18×5=90, sedangkan skor minimal 20×1. setelah diperoleh skor dari responden, skor diubah kedalam lima kategori dengan klasifikasi sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.



64-80 42-63 32-41 16-31 0-5



Sangat tinggi Tinggi Cukup tinggi Rendah Sangat rendah



Berdasarkan tabel diatas, nampak bahwa kebiasaan belajar berada pada kategori rendah 64-80 Sangat Tinggi 1. b.



Check List Kebiasaan Belajar



Analisis skor angket : 65-80



: A (sangat baik)



49-64



: B (Baik)



33-48



: C (Cukup)



17-32



: D (Kurang)



0-16



: E (Kurang sekali)



Untuk itu berdasarkan skor yang dicapai oleh konseli yaitu 6, dengan rumus Jumlah skor siswa SK=



x 100%



Jumlah Item 6 =



x 100%



= 15 berada pada kategori E (Kurang sekali)



40 Maka berdasarkan hasil analisis tersebut maka konseli dikategorikan mengalami kebiasaan belajar Kurang baik, sehingga perlu dikembangkan



1. c.



Tes Who Am I



Berdasarkan hasil skor mentah diatas senilai 63/2: 31.5 berada pada interval nilai 30,5-37. Jadi dapat disimpulkan bahwa konseli Berkepribadian optimis,agak menyenangkan dalam bergaul dan percaya pada diri sendiri Skor mentah yang diperoleh konseli disesuaikan dengan norma interpretasi Tes Who Am I sebagai berikut: Tabel Norma Interpretasi Kepribadiaan Tes Who Am I Urutan Skor mentah Interpretasi 01 37,5 – 45 Memiliki kepribadian optimis sekali, sangat menyenangkan dan sangat percaya diri 02 30,5 – 37 Berkepribadian optimis,agak menyenangkan dalam bergaul dan percaya pada diri sendiri 03 23,5 – 30 Cukup optomis, agak menyenangkan dan cukup percaya pada diri sendiri 04 16 – 23 Kurang optimis, kurang menyenangkan dan kurang percaya pada diri sendiri 1. d. Observasi 1. i. Sikap pada umumnya Berpindah-pindah tempat, Sering jalan-jalan di kelas, Tak mau diam, Cara duduk yang seenaknya, Memilih tempat yang menguntungkan, Sering mengganggu ketertiban dikelas, Sering mengobrol waktu belajar, Selalu bertanya pada guru, Tidak mau bekerja sama, Ingin banyak diperhatikan guru 1.



ii.



Perhatian terhadap pelajaran dan guru



Tidak pemperhatikan pelajaran, Tidak mencatat pelajaran, Mendengarkan dengan sebelah telinga, Mempermaikan sesuatu pada saat pelajaran, Mengerjakan tugas lain pada saat belajar, Tidak mau melihat guru dan Bertanya yang bukan-bukan. 1.



iii.



Cara merespon dan mengerjakan pekerjaan



Menyatakan sesuatu yang dibuat-buat, Susunan bahasa kurang baik, Selalu mengganti pekerjaan, Bekerja tergesa-gesa, Sering kebingungan dan Ceroboh dalam bekerja. 1. Alat pekerjaan dan pengunaannya Tidak punya buku-buku, Tidak punta alat-alat pelajaran, Buku dan alat-alat pelajaran tidak terurus, Tidak ada persiapan alat-alat pelajaran, Lebih senang menggunakan alat-alat orang lain 1. B.



Sintesis



Sintesis merupakan kegiatan untuk menghubungkan data sehingga tampak jelas hal-hal yang menjadi latar belakang adanya suatu masalah yang dihadapi oleh konseli sebagaimana yang telah dipaparkan pada uraian sebelumnya yakni pada tahapan-tahapan analisis. Adapun faktor pendukung yaitu :  



Konseli termasuk anak yang rajin kesekolah Konseli berusaha terbuka dan berpartisipasi pada saat diskusi dikelas



Adapun faktor penghambat yaitu : 



Konseli kurang komunikasi dengan orang tua dirumah dan guru disekolahnya.konseli merasa bebas dalam bergaul denagan anak yang nakal dilingkungannya sehinggaia sering bertengkar dengan siswa.



1. C.



Diagnosis



Berdasarkan hasil sintesis di atas yang didapat dari berbagai macam-macam tes psikologi, berikut ni dikaji diagnosis yang menyebabakan sehingga konseli mengalami masalah belajar. Adapun uraian diagnosis berdasarkan data yang telah dikumpul oleh penulis sebagai berikut: Dengan melihat uraian pada analisis data dan sintesis, maka penulis dapa menyimpulkan bahwa masalah yang dialami si WD ini yang disebabkan oleh faktor antara lain yaitu : 1. Kurangnya perhatian orang tua terhadap pergaulan anaknya 2. Orang tua klien sering bertengkar dan membuat mengalami kesulitan belajar 3. Sering menceritakan keburukan temannya 4. Adanya kesalahpahaman antara konseli dan temannya 1. D.



Prognosis



Berdasarkan dari hasil diagnosis terhadap masalah-masalah yang menyebabkan rendahnya tingkat belajar konseli berikut ini akan diuraikan kemungkinan-kemungkinan pemberian bantuan. Pemberian bantuan berdasarkan latar belakang penyebab masalah itu muncul. Kemungkinaan-kemungkinan pemberian bantuannya sebagai berikut: 1. Memberikan bimbingan belajar berupa: -



Informasi cara belajar yang efektif



-



Informasi tentang bagaimana mengatur waktu yang baik



-



Informasi bagaimana menghadapi kesulitan belajar 1. Melaksanakan Konseling Realitas



Melaksanakan konseling Realitas yang memfokuskan pada apa yang di lakukan konseli dan bagaimana mengarahkan mereka untuk mengevaluasi apakah tingkah laku mereka merupakan tingkah laku yang bertanggung jawab dan akan memberi identitas keberhasilan bagi konseli. Dimana praktikum akan mengusahakan supaya WD bisa menerima realita yang ada di kelurganya. WD diajak untuk mengkaji kembali mengapa selalu timbul dalam pikirannya rasa tidak diperhatikan oleh orang tuanya terutama ayahnya. Setelah itu memberikan pandangan dan contoh-contoh kongkrit tentang kerugian-kerugian yang akan ditimbulkannya dengan sikap seperti itu. Selanjutnya meyakinkan WD bahwa dia mampu melakukan dan menghilangkan apa yang selama ini dipikirkannya dan belajar lebih memahami orangtuanya dan mau memaafkan dan menuruti apa yang diinginkan orang tua kepadanya. 1. Latihan Assertif Teknik untuk melatih keberanian konseli dalam mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru model-model sosial. Maksud utama teknik latihan asertif adalah : (a) mendorong kemampuan konseli mengekspresikan berbagai hal yang berhubungan dengan emosinya; (b) membangkitkan kemampuan konseli dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak atau memusuhi hak asasi orang lain; (c) mendorong konseli untuk meningkatkan kepercayaan dan kemampuan diri; dan (d) meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah laku-tingkah laku asertif yang cocok untuk diri sendiri. BAB V PELAKSANAAN LAYANAN BANTUAN 1. A.



Jenis Bantuan yang Diberikan



Usaha pemberian bantuan tidak begitu saja dilaksanakan tapi perlu adanya perencanaan meskipun dalam pelaksanaanya tidak semua bantuan yang diberikan dapat dengan baik karena dengan adanya kendala atau rintangan yang akan menghambat. Adapun alternatif bantuan yang telah dipilih oleh konseli adalah sebagai berikut: 1. Bantuan melalui Bimbingan: -



Informasi tentang penggunaan waktu belajar, bermain/pergaulan.



-



Informasi tentang cara berkomunikasi dengan orang tua.



-



Informasi tentang kedudukan orang tua dalam kehidupan. 1. Bantuan Melalui Konseling



Memberikan bantuan pada konseli melalui konseling Realitas yaitu menempatkan pokok kepentingannya pada peran konseli dalam menilai kualitas tingkah lakunya sendiri dalam menentukan apa yang membantu kegagalan yang di alaminya. Konseling Realitas menekanka pertimbangan-pertimbangan nilai.



1. B.



Pelaksanaan Layanan Bantuan



Setelah rencana bantuan ditetapkan maka selanjutnya diberikan bantuan sebagai berikut 1. Melalui Pemberian Bimbingan Adanya informasi yang diberikan berupa :  



Bagaimana cara belajar yang efektif Mengatur waktu belajar







Cara bergaul yang sehat







Cara menghadapi pikiran-pikiran yang sering mengganggu.







Kedudukan orang tua dan kewajiban sebagai anak.



1. Pemberian Konseling Mengingat bahwa masalah-masalah yang dihadapi oleh konseli lebih kebanyakan masalah pribadi dan belajar, sehingga praktikan mengambil inisiatif untuk memberikan bantuan melalui teknik konseling Realitas yang diharapkan konseli dapat berpikir mana yang baik dan bertanggung jawab dalam mengahadapi persoalan dan mampu menemukan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapinya. Adapun langkah-langkah dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut :  



Membangun hubungan pribadi dengan konseli WD Mendengarkan dengan penuh perhatian ungkapan dan perasaan WD







Mengadakan analisis kasus, yaitu mencari gambaran yang lengkap mengenai masalahnya







Setelah mengetahui gambaran Berupaya menghilangkan keyakinan-keyakinan yang kurang baik







Mengakhiri hubungan pribadi dengan WD



1. Latihan Assertif Menurut Alberti 1997 (Gunarsa, 2007: 216-217) prosedur dari latihan asertif adalah sebagai berikut: 1. Latihan keterampilan, dimana perilaku verbal maupun nonverbal diajarkan, dilatih dan diintegrasikan kedalam rangkaian perilakunya. Teknik untuk melakukan hal ini adalah peniruan dengan contoh, umpan balik secara sistematik, tugas pekerjaan rumah atau melalui permainan. 2. Mengurangi kecemasan, yang diperoleh secara langsung atau tidak langsung. 3. Menstruktur kembali aspek kognitif, di mana nilai-nilai, kepercayaan, sikap yang membatasi ekspresi diri pada konseli, diubah oleh pemahaman dan hal-hal yang dicapai dari perilakunya.



4. C.



Penilaian Hasil Layanan



Berdasarkan beberapa tahap yang dilakukan maka selanjutnya diadakan follow up atau penilaian atau evaluasi untuk mengetahui sejauh mana perubahan-perubahan yang terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung. 1. Secara langsung, dilakukan oleh penulis dengan melakukan pengamatan langsung kehidupan sehari-harinya di sekolah. 2. Secara tidak langsung, yaitu penulis memperoleh informasi dari orang-orang yang ada disekitar konseli (orang tua, teman, sahabat dan guru). Berdasarkan follow up dan penilaian yang diberikan, penulis telah melihat perubahanperubahan yang terjadi yang terangkum dalam 2 aspek berikut: a. Aspek Keberhasilan : 1. Konseli dengan senang hati mendengar dan menerima setiap arahan dan bimbingan dari kakak pembimbingnya. 2. Siswa mulai bergairah dan cukup antusias dalam mengikuti pelajaran 3. Konseli telah memahami permasalahannya dan berusaha untuk memecahkannya secara mandiri. 4. Konseli telah mengetahui dan menerima segala kekurangan dan potensi yang dimilikinya dan berusaha akan mengoptimalkan potensinya. 5. Konseli telah berjanji untuk berusaha dengan sungguh-sungguh memperbaiki cara belajarnya. 6. Konseli sudah tidak mau lagi meninggalkan kelas pada saat jam pelajaran. 7. Konseli telah berjanji untuk belajar menuruti kemauan orangtuanya b. Aspek Ketidakberhasilan 1. Pemberian bantuan yang diberikan belum mencapai taraf optimal karena dibatasi waktu yang sangat terbatas sehingga tidak mencapai hasil yang optimal pula. 2. Siswa belum mampu secara optimal melaksanakan semua saran dan bimbingan yang diberikan sekaligus, sehingga butuh pengawasan dan pemberian motivasi terusmenerus kepada anak/konseli tersebut.



BAB V TINDAK LANJUT Untuk mencapai hasil yang maksimal terhadap usaha bantuan dalam bentuk pelimpahan dan tindak lanjut ini diperlukan untuk mengetahui dan mengikuti perkembangan atas kemajuan konseli nantinya, berhubungan dengan keterbatasan waktu maka penulis dalam melaksanakan tugas mata kuliah studi kasus ini. Maka dalam kegiatan ini sangat diharapkan peranan dari pihak konselor dan orang tua siswa untuk memberikan perhatian yang lebih intensif dan berkesinambungan kepada konseli. Untuk itu penulis mengharapkan masing-masing kepada: 1. Guru pembimbing atau konselor di sekolah senantiasa memperhatikan perkembangan konselinya khususnya pada saat konseli berada di lingkungan sekolah, mengamati lebih lanjut, perkembangan kemajuan bukan hanya perhatian pada pelajaran tetapi juga pergaulan siswa yang bersangkutan. 2. Guru pembingbing dan orang tua konseli membina hubungan kerja sama yang baik sehingga konselor akan lebih mudah memperoleh informasi tentang konseli di rumah dan begitupun sebaliknya. Konselor dapat memberikan informasi mengenai keadaan konseli di sekolah kepada orangtuanya agar dapat mengetahui kondisi anaknya pada saat berada di lingkungan sekolah. 3. Diharapkan kepada orang tua agar lebih memperhatikan keadaan psikologis anaknya, dimana ketika ada masalah antara kedua org tuanya supaya tidak di pelihatkan kepada konseli sahingga tidak mengganggu proswes balajar konseli. 4. Konseli yang bersangkutan diharapka mulai terbuka dengan berbagai permasalahan yang dihadapinya, antusias menyampaikan semua unek-uneknya tanpa malu-malu, selalu bertekad memperbaiki sifatnya, menyadari kekeliruan sikapnya terhadap orang tuanya dan berusaha memperbaikinya dan mendapatkan masalah disarankan unutk berkonsultasi dengan konselor atau wali kelasnya. BAB VI PENUTUP 1. A.



Kesimpulan



Berdasarkan hasil laporan studi kasus yang dilaksanakan untuk mengetahui penyebab siswa melakukan perilaku menyimpang dan cara mendapatkan informasi dapat dilakukan dengan metode wawancara ( interview ) dan observasi tentang tingkah laku konseli. Adapun prosedur pemberian bantuan yang diberikan kepada konseli yaitu: 1. Memberikan bimbingan belajar 2. Melaksanakan Konseling Realitas



3. Latihan Assertif 1. B. Saran Adapun saran yang dapat penulis berikan kepada guru pembimbing dan orang tua konseli yaitu: 1. Kepada guru pembimbing yang ada di sekolah sebaiknya memperhatikan perkembangan siswa baik dari segi pergaulan dan tingkah laku sisawa saat berada dilingkungan sekolah. 2. Kepada orang tua siswa seharusnya memperhatiakn pergaulan anaknya dirumah dan menasehati anaknya serta menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan anknya.