Contoh Proposal Ternak Ayam Kampung [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Senin, 12 November 2012 PROPOSAL USAHA PETERNAKAN AYAM KAMPUNG PEDAGING 1. Latar Belakang. Ayam kampung atau ayam buras sudah banyak dikenal oleh masyarakat dan banyak dibudidayakan di pedesaan. Karena perawatannya tergolong mudah, daya tahan hidupnya cukup tinggi, adaptasi dengan lingkungan dan makanan mudah serta banyak digemari masyarakat karena baik daging maupun telurnya memiliki cita rasa yang lebih disukai dibandingkan ayam ras ( Krista dan Bagus, 2010 ). Secara umum, ayam kampung masih banyak dipelihara secara ekstensif-tradisional atau umbaran walaupun sudah ada beberapa peternak yang membudidayakannya secara intensif, namun jumlahnya masih sedikit. Hal ini dapat dilihat dari jumlah populasi ayam kampung yang jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan ayam ras baik secara nasional maupun yang ada di daerah Kabupaten Jayapura Menurut data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2010 populasi ayam kampung atau ayam buras nasional baru mencapai 268.957.000 ekor , sementara populasi ayam ras sudah mencapai 1.249.952.000 ekor . Untuk di kabupaten Jayapura, dinas peternakan provinsi Papua pada tahun 2010 mencatat populasi ayam kampung baru mencapai 1.318.299 ekor , sementara ayam ras sudah mencapai 15.771.780 ekor. Rendahnya tingkat produksi ayam kampung disebabkan oleh beberapa faktor seperti tingkat pertumbuhannya yang relatif lebih lambat bila dibandingkan dengan ayam ras, terbatasnya manajemen pemeliharaan dan tingginya variasi genetik pada ayam kampung itu sendiri



sehingga masih banyak peternak yang kurang membudidayakannya terutama untuk penghasil daging dan telur. Padahal, bila ayam kampung ini dibudidayakan secara intensif dengan pemberian pakan yang baik dan teratur, pertumbuhan ayam jauh lebih cepat dibandingkan dengan pola pemeliharaan ala kadarnya atau umbaran ( Krista dan Bagus, 2010). `Oleh karena itu, dengan pemeliharaan yang intensif, pemberian pakan dan vaksin secara teratur serta menjaga kebersihan kandang maupun lingkungan sekitarnya, pertumbuhan ayam kampung pedaging akan lebih cepat. (www. dinas peternakan provinsi Papua pada tahun 2010) 2. Visi Usaha Untuk Mengembangkan Ternak ayam kampung pedaging. Di kapmung Nolokla Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura Provinsi Papua.



3. Misi Adapun misi tujuan dari Peternakan ini adalah : 1. Menberikan kemudahan bagiyang membutuhan Daging 2. Menciptakan lapangan pekerjaan. 3. Membangun semangat usaha. 4. Menbangun kemandirian mahasiswa dalam menghadapi tantangan global.



4. Tujuan Kegiatan Tujuan dari usaha ini adalah untuk mengembangkan potensi peternakan ayam kampung pedaging sehingga mampu membuka peluang kerja baru yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidup. 5. Manfaat Kegiatan Manfaat dari usaha peternakan ini adalah : 



Mengembangkan potensi peternakan ayam kampung pedaging







Menambah pengalaman dan meningkatkan kerja sama dalam manajemen usaha







Membuka peluang kerja baru







Meningkatkan pendapatan atau penghasilan







Membantu dalam memenuhi kebutuhan daging



6. Jenis Usaha Jenis usaha yang dimaksud adalah peternakan ayam kampung pedaging, 7. Lokasi Pemeliharaan Usaha peternakan ayam kampung pedaging ini berlokasi di Desa Nolokla distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura –Papua. 8. Kelebihan usaha Usaha ternak ayam merupakan salah satu usaha yang menghasilkan daging dan telur dengan keuntungan yang cukup besar. Maka usaha ini banyak diminati para pencari usaha. Selain itu



menjalankan usaha ini juga memiliki waktu yang relative cukup santai, jadi usaha ini tidak mengganggu kegiatan sehari – hari.



9. Kekurangan usaha Dalam merawat ayam diperlukan teknik dan pengetahuan yang tepat tentang peternakan. Karena beternak ayam tidaklah mudah, karena takaran makan, minum, luas kandang serta lingkungan kandang juga harus disesuaikan agar ayam dapat tumbuh dengan baik. Karena banyaknya penyakit seperti flu burung, dan penyakit ayam lainnya dapat mengancam usaha. 10. Deskripsi Usaha Usaha ini bergerak di bidang peternakan ayam kampung sebagai penghasil daging. Usaha ini dikelola oleh tiga orang sebagai pemilik usaha dan untuk jangka pendek dibantu oleh satu orang karyawan. Sementara untuk jangka panjangnya diharapkan mampu menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja seiring dengan perkembangan usaha yang dijalankan. Peternakan ayam kampung pedaging ini dimulai dari pemeliharaan DOC ( day old chick) sampai waktu panen sekitar 2,5 bulan dengan perawatan yang intensif. Untuk tempat atau kandang beserta perlengkapan yang lainnya seperti tempat pakan dan minum sudah tersedia. Jadi, pemilik modal atau usaha hanya perlu menyediakan biaya sewa kandang dan perlengkapan tersebut, sementara untuk DOC dibeli dari peternak lain yang menyediakan bibit DOC. 11. Strategi Pemasaran Untuk pemasarannya, pada tahap awal hasil ternak akan dipasarkan langsung ke pasar-pasar tradisional baik yang ada di sekitar peternakan maupun pasar lain yang ada di Sentani dengan terlebih dahulu melakukan survei pasar untuk mengetahui berapa kebutuhan ayam kampung



pedaging ini dipasaran. Selain itu, hasil ternak juga dapat dipasarkan langsung kepada konsumen seperti masyarakat sekitar dan warung-warung yang menyediakan menu ayam kampung. Untuk tahap-tahap selanjutnya akan lebih mudah karena diharapkan usaha peternakan ini sudah mempunyai pelanggan tetap atau pengepul yang menampung hasil ternak. 12. Analisis Usaha a. Biaya Tetap  Sewa kandang 1 tahun untuk 4 periode= Rp1.000.000,00  Pemanas



=Rp200.000,00



 Peralatan makan dan minum



=Rp500.000,00 Jumlah Rp1.700.000,00



b.



Biaya Variabel



 Pembelian DOC 500 ekor @Rp6000= Rp3.000.000,00 



Pakan



DOC



sampai



umur



30



hari



(complete



feed



500 ekor x 30 hari x Rp6.000/Kg =Rp1.800.000,00  Pakan pembesaran ( umur 30 hari sampai panen )= Rp 2.500.000,00  Vaksin dan vitamin= Rp 150.000,00  Pembelian sekam 30 karung @Rp2000/karung= Rp60.000,00



)



21



gram/ekor/hari*



 Biaya transportasi =Rp100.000,00 Jumlah Rp7.610.000,00 Total biaya tatap dan biaya variabel: biayatetap



+



biaya



variable=Rp1.700.000,00+Rp7.610.000,00



= Rp9.310.000,00



Keterangan : *) pakan rata-rata per hari c.



Pendapatan Asumsi bobot rata-rata ayam per ekor 0.8 – 1 Kg dan tingkat kematian ayam pada saat pemeliharaan hingga panen 5%



 475 ekor x Rp25.000/Kg =Rp11.875.000,00 



Penjualan



kotoran



ayam



20



karung



x



Rp3500=



Rp70.000,00



Total pendapatan Rp11.945.000,00 d. . Keuntungan Total keuntungan  Total pendapatan – Total biaya = Rp11.945.000,00 – Rp9.310.000,00 = Rp2.635.000,00/2,5 bulan



13. Penutup



Demikian proposal ini kami ajukan, semoga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang usaha peternakan ayam kampung pedaging ini. Kami ucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungannya baik moral maupun materiil dengan harapan semoga usaha ini dapat berjalan dengan baik dan lancar serta berkelanjutan untuk kedepannya.



14. Lampiran Gambar



Pemeliharaan Ternak ayam secara Ekstensif



Pemeliharaan secara Intensif



Contoh Bamgunan kandan litter/menggunakan lantai tanah



Contoh Kandang Panggung



Pakan Ternak ayam



Ternak ayam pada saat umur DOC



proposal perternakan ayam kampung



1. LATAR BELAKANG Ayam kampung atau ayam buras sudah banyak dikenal oleh masyarakat dan banyak dibudidayakan di pedesaan. Karena perawatannya tergolong mudah, daya tahan hidupnya cukup tinggi, adaptasi dengan lingkungan dan makanan mudah serta banyak digemari masyarakat karena baik daging maupun telurnya memiliki cita rasa yang lebih disukai dibandingkan ayam ras. Secara umum, ayam kampung masih banyak dipelihara secara ekstensif-tradisional atau umbaran walaupun sudah ada beberapa peternak yang membudidayakannya secara intensif, namun jumlahnya masih sedikit. Hal ini dapat kita dilihat dari jumlah populasi ayam kampung yang jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan ayam ras baik secara nasional maupun yang ada di daerah Kabupaten Bengkalis.Sementara Permintaan daging ayam kampung cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.Menurut Dirjen Bina Produksi Peternakan saat ini pasokan daging ayam kampung baru bisa memenuhi 5,5% dari total kebutuhan daging ayam nasional. Pada 10 tahun mendatang diharapkan pasokan ayam kampung akan mencapai 25% dari kebutuhan total daging ayam nasional. Dengan kenyataan dilapangan tersebut tentunya sangat mendukung untuk memulai usaha Perternakan ayam kampung tersebut karna bisnis tersebut sangat menjanjikan untuk mendapatkan pendapatan yang cukup besar sehingga mampu menggerakkan ekonomi yang notabenenya merupakan usaha skala mikro.Selain itu Pengembangan bisnis ternak ayam kampung sendiri tidak hanya bermanfaat bagi peternak tetapi juga sektor usaha lain misalnya nilai perdagangan dari pakan dan pengolahan daging ayam kampung serta limah kotoran yang bisa ikut dijual kepada petani untuk memberi nutrisi pada tanamannya. Selama ini penyebab Rendahnya tingkat produksi ayam kampung di masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor seperti tingkat pertumbuhannya yang relatif lebih lambat bila dibandingkan dengan ayam ras, terbatasnya manajemen pemeliharaan dan tingginya variasi genetik pada ayam kampung itu sendiri sehingga masih banyak peternak yang kurang membudidayakannya terutama untuk penghasil daging dan telur. Padahal, bila ayam kampung ini dibudidayakan secara intensif dengan pemberian pakan yang baik dan teratur, pertumbuhan ayam jauh lebih cepat dibandingkan dengan pola pemeliharaan ala kadarnya atau umbaran (



Krista dan Bagus, 2010). Oleh karena itu, dengan pemeliharaan yang intensif, pemberian pakan dan vaksin secara teratur serta menjaga kebersihan kandang maupun lingkungan sekitarnya, pertumbuhan ayam kampung pedaging akan lebih cepat panen.



2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA Rendahnya jumlah populasi ayam kampung baik secara nasional maupun yang ada di daerah Kabupaten Bengkalis.Sementara Permintaan daging ayam kampung cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke waktu Serta keinginan pemerintah agar pasokan ayam kampung mencapai 25% dari kebutuhan total daging ayam nasional Pada 10 tahun mendatang.Sehingga sangat mendukung untuk membuka usaha Perternakan Ayam kampung Pedaging dengan peluang usaha yang cukup besar dan menjanjikan untuk dikembangkan. Sekarang ini Didukung dengan adaya beberapa sentral penjualan bibit DOC di sebagaian daerah dipulau bengkalis khususnya di desa berancah sangat mendukung untuk membuka usaha perternakan ayam kampung.Seperti yang kita ketahui proses perternakan ayam kampung tidaklah terlalu sulit dan tidak membutuhkan keahlian yang khusus serta tidak memerlukan waktu yang lama dalam perawatannya sehingga siapa saja bias memulai usaha perternakan ini termasuk seorang mahasiswa yang memiliki waktu luang yang singkat di pagi hari dan sore hari untuk merawatnya(memberi pakan& minum) dan melakukan perawatan lain di akhir minggu.Ketersedian pakan dipasaran yang selalu stabil tentunya sangat mendukung untuk memulai usaha perternakan ini. Melihat realita dan kenyataanya, Prospek bisnis ayam kampung sangat cerah dan terbuka lebar. Permintaannya pasar cukup besar, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun rumah makan yang belum bisa dipenuhi oleh produsen atau peternak. Serta didukung dengan keadaan di pasar,Ayam kampung pedaging memiliki harga jual tinggi dibandingkan ayam jenis ayam broiler dengan harga yang relatif stabil dan mengikuti bobotnya. Semakin bertambah bobotnya, semakin tinggi harga jualnya. Kondisi ini cukup menguntungkan, karena peternak bisa menentukan waktu panen kapan saja, lebih fleksibel. Pemanenan bisa ditunda beberapa hari atau minggu dengan memperhatikan kondisi harga jual di pasar.Sehingga usaha Perternakan Ayam kampung Pedaging layak untuk dikembangkan dan dapat menghasilkan pendapatan (income) yang cukup besar yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan hidup dengan daya saing yang masih sedikit . 3. ANALISIS PASAR



Kebutuhan konsumen terhadap ayam kampung di era globalisasi ini sangat meningkat tajam baik itu untuk usaha rumah makan maupun untuk konsumsi rumah tangga.hal ini dikarenakan peningkatan taraf hidup dan tingginya tinggat pengetahuan serta kesadaran akan pentingnya peningkatan gizi dalam kehidupan.Sehingga timbul keinginan konsumen untuk memperoleh dan memenuhi gizi yang tepat untuk mengurangi resiko kekurangan gizi terutama pada anak.Apalagi masyarakat mengetahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya banyak menderita anemia (kekurangan zat besi), terutama terjadi pada anakanak. Hal ini dikarenakan kurangnya mengkonsumsi daging berikut olahannya. Berkaitan dengan kasus anemia, dari sekian jenis daging, kandungan gizi terbaik salah satunya ada pada daging ayam kampung.Selain itu alasan lain masyarakat ingin mengkonsumsi ayam kampung karna seiring dengan adanya tren yang berkembang di kalangan penikmat dan pebisnis di bidang kuliner. Mereka mengklaim bahwa mengkonsumsi daging ayam organic yaitu ayam kampung lebih sehat, karena kandungan kolesterolnya lebih rendah dibandingkan dengan kolesterol pada ayam broiler.Selain itu, rasa dagingnya lebih gurih dan lebih kering serta dagingnya tidak lembek Mungkin karena keunggulan-keunggulan inilah daging ayam kampung mula diminati masyarakat, terutama masyarakat golongan menengah ke atas di wilayah urban. Dari usaha perternakan yang dihasilkan nantinya yaitu ayam pedaging yang berusia sekitar 2,5 bulan hingga 3,5 bulan dengan bobot ayam minimal sekitar 1,2 kg hingga 1,5 kg dengan karakteristik daging yang lembut namun tidak lembek sehingga mudah untuk di olah menjadi berbagai masakan demi memenuhi kebutuhan gizi terutama zat besi dan protein hewani atau mungkin jika konsumen ingin membeli ayam tersebut bukan untuk dikonsumsi namun di kembankan lagi menjadi usaha ayam petelur atau untuk usaha bibit induk untuk menghasilkan bibit DOC.Ayam pedaging yang dihasilkan natinnya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dipasaran terhadap Ayam pedaging. Untuk dapat bersaing dipasaran dengan kapasitas pesaing yang masih sedikit tentunya usaha kami memiliki Srategi yang bijak dalam menghasilkan Ayam pedaging yang berkualitas dengan masa panen yang relatif singkat untuk mendongkrak omset pendapatan.Demi tercapainya keinginan tersebut kami mengembangkan teknik berternak ayam tidak seperti perternak lainnya .jika perternak lainnya manajemen bisnis ternak ayam kampung mereka belum efektif dan efisien. ketidak efektifan ternak ayam kampung mereka adalah pada sistem pemeliharaan yang dibuat secara umbaran. Pada model pemeliharaan ayam semacam ini,



penyakit sulit dikontrol dan efisiensi pakan juga sangat rendah, sehingga resiko kemungkinan ayam mati cukup besar dan waktu panen cukup lambat sehingga tidak menguntungkan. Namun pada rencana usaha perternakan Ayam pedaging yang akan kami jalankan nanti akan menerapkan system perternakan secara intensif karna dengan system intensif memiliki beberapa keuntungan. Di antaranya, perputaran modal berlangsung relatif cepat karna siklus produksi yang pendek,sehingga peternak bisa lebih cepat memetik hasil dari usaha pembesaran ayam kampung. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung,maka kami sangat memperhatikan beberapa aspek berikut ini. 1.



Bibit Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit.kami sangat memperhatikan DOC ayam kampung yang sehat dan baik yang akan kami beli dengan kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.



2.



Pakan



Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur/warung dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika. 3.



Perkandangan kandang yang akan kami buat nantinya dengan jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri.ukuran kandang yanga akan kami buat natinya ialah 4 m2..dengan bambu dan nantiya kandang tersebut akan dikeliligi oleh jarring agar nantinya ayam



lebih leluasa bermain ditanah.untuk ayam yang masih berusia 1 – 4 bulan akan berada pada kandang yang telah disediakan sendiri. 4. Manajemen Pemeliharaan Manajemen atau tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada ayam kampung dilakukan dengan Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan dengan ketat. 5. Pengendalian Penyakit Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Kita semua akan setuju dengan statement “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tindakan antara lain : 



Menjaga sanitasi lingkungan kandang,







peralatan kandang dan manusianya







Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak







Melakukan vaksinasi secara teratur







Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit







Manajemen pemeliharaan yang baik







Kontrol terhadap binatang lain



6. Memberikan perlakuan khsusus seperti membedakan ayam jantan dan ayam betina dengan alasan agar terjadi persaingan yang seimbang dalam makan dan lainnya. 4. METODE PELAKSANAAN Usaha ini bergerak di bidang peternakan ayam kampung sebagai penghasil daging. Usaha ini dikelola oleh satu orang sebagai pemilik usaha dan untuk jangka panjangnya diharapkan mampu menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja seiring dengan perkembangan usaha yang dijalankan. Peternakan ayam kampung pedaging ini dimulai dari pemeliharaan DOC ( day old chick) yang dibeli dari peternak lain yang menyediakan bibit DOC hingga sampai waktu panen sekitar 3,5 bulan dengan perawatan yang intensif. Untuk tempat atau kandang beserta perlengkapan yang lainnya seperti tempat pakan dan minum belum tersedia. Jadi, pemilik modal atau usaha harus memenuhi semuanya sendiri. Untuk pemasarannya nanti akan dijual ke tempat penampungan ayam dan ke rumah makan yang mengelola masakan ayam kampung atau orang yang membeli langsung ke tempat perternakan 5. ASPEK KEUANGAN



5.1.Rencana Anggaran Biaya No



Jenis Anggaran



1.



Modal Investasi



Jumlah (Rp)



a. Sarana Prasarana  Pembuatan kandang 4m2 dari bambu



Rp.200,000



 Kandang DOC+ nampan pakan Rp.200,000



b.Peralatan  Tempat minum 6 buah



Rp.90,000



 Tempat pakan 6 buah



Rp.90,000 Modal Kerja



2.



a. Bahan Baku  DOC 100 ekor



Rp.1,000,000



 Pakan DOC 30 hari



Rp.504,000



 Pakan pembesar s/d panen



Rp.1,200,000



 Sekam padi



Rp.200,000



 Vitamin + vaksin



Rp.150,000



 Listrik 3.5 bulan



Rp.70,000



b. Oprasional Rp.100,000



 Biaya transportasi Lain – lain



3.



a. Penyusunan laporan



Rp.10,000



Total



Rp.3,814,000



5.2.Rencana dan Target Penjualan No Jenis Produk



Jumlah



Harga Jual



1.



Ayam Pedaging



95 ekor X 1.5 kg Rp.40,000 / Kg



Rp.5,700,000



2.



Kotoran Ayam



4 karung



Rp.20,000



Rp.5,000/karung



Total



Keterangan: 



Asumsikan bobot ayam selama 3.5 bulan adalah 1,5 kg / ekor



Pendapatan



RP.5,720,000







Tingkat kematiannya 5%.jadi kemungkinan ayam mati ialah 5 ekor.



5.3.Break Event Point (BEP) 



Modal => Modal investasi + Modal kerja + Lain – lain = Rp.3,814,000







Rencana pendapatan = Rp.5,720,000







Keuntungan = pendapatan - Modal = Rp.5,720,000 - Rp.3,814,000 = Rp. 1906000 



Kesimpulan : Total modal yang dikeluarkan selama usaha yaitu Rp.3,814,000 dalam waktu 3,5 bulan ayam siap di jual dengan harga pasar Rp. 40,000 / kg.dan menghasilkan pendapatan kotor Rp.5,720,000 dan sehingga pengusaha dapat balik modal dan menghasilkan untung Rp. 1,906,000



Contoh Proposal Ayam Kampung Super CONTOH PROPOSAL USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG SUPER I. PENDAHULUAN Permintaan daging ayam kampung cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Menurut Dirjen Bina Produksi Peternakan saat ini pasokan daging ayam kampung baru bisa memenuhi 5,5% dari total kebutuhan daging ayam nasional. Pada 10 tahun mendatang diharapkan pasokan ayam kampung akan mencapai 25% dari kebutuhan total daging ayam nasional. Dengan target sebesar tersebut pengembangan bisnis ayam kampung akan mampu menggerakkan ekonomi pedesaan yang notabenenya merupakan usaha skala mikro, kecil dan koperasi.



Pengembangan bisnis ternak ayam kampung sendiri tidak hanya bermanfaat bagi peternak tetapi juga sektor usaha lain misalnya nilai perdagangan dari pakan dan pengolahan daging ayam kampung. Kenyataannya budidaya ayam kampung menemui kendala utama yaitu pertumbuhan yang cenderung lebih lambat jika dibandingkan dengan ayam ras pedaging yang mampu panen dalam waktu 40 hari. Dengan adanya teknologi baru, kini hadir ayam kampung super atau ayam jawa super. Ternak ayam kampung super secara nyata lebih menjanjikan karena dalam masa pemeliharaan panen membutuhkan waktu 55-60 hari saja. Masa panen yang cepat pada ayam kampung super memberikan keuntungan yang cukup menggiurkan diantaranya tingkat kematian yang realatif rendah, penghematan biaya pemeliharaan dan pakan. Ayam kampung super merupakan hasil persilangan terbaru yang melibatkan teknologi persilangan ternak sehingga didapatkan pertumbuhan yang cepat dan memiliki karakteristik daging dan bentuk ayam kampung. Nilai harga jual ayam kampung lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, harga berkisar antara Rp. 19.000–Rp. 25.000 menurut riset pasar selama tahun 2013-2014. II. DASAR PEMIKIRAN Data di atas menunjukkan kepada kita betapa negeri tercinta ini merupakan pasar yang sangat potensial, perlu dibina dan dikembangkan untuk meningkatkan produksi ayam kampung di dalam negeri. Atas dasar itu, beternak ayam kampung super merupakan suatu peluang usaha yang cukup menjanjikan. Kami ingin mengembangkan ternak ayam kampung super sebagai usaha yang produktif.



Untuk itu, kami mengajak kepada para investor untuk berinvestasi dalam usaha ternaka ayam kampung super yang kami kelola. III. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud Maksud kami mengajukan penawaran investasi ini adalah untuk mengembangkan usaha ternak ayam kampung super sebagai sumber pendapatan (income) yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan hidup. 2. Tujuan Tujuan proposal ini adalah untuk mengajak para investor untuk berinvestasi pada usaha ternak ayam kampung super. IV. JENIS USAHA Jenis usaha yang dimaksud adalah TERNAK AYAM KAMPUNG SUPER V. LOKASI PEMELIHARAAN Dikarenakan masih sangat besarnya potensi ternak ayam kampung super, maka kami mulai merintis usaha peternakan ayam kampung super yang berlokasi di Kampung. Gledokan Desa Welahan RT 04 RW 04 Welahan, Jepara, Jateng VI. FOTO AYAM KAMPUNG SUPER *jika ada* VII. KONSEP USAHA Konsep dari usaha ternak ayam kampung super ini adalah bagi hasil/syariah yang melibatkan pemodal dan peternak sebagai pengelola. Bagi hasil dari usaha ini adalah: - Pemilik modal (investor) : 50% dari laba bersih - Peternak (pengelola ternak) : 50% dari laba bersih Jangka waktu investasi adalah 3 tahun dengan surat perjanjian bermaterai, tetapi nantinya investor dapat berinvestasi kembali dengan surat perjanjian yang baru.



VIII. ANALISIS USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG SUPER Berikut ini adalah analisis usaha ternak ayam kampung super per 500 ekor A



.



-Pembuatan



Modal



kandang



litter



DOC



+



-Tempat



minum



15



-Tempat



pakan



-Kandang



-



40



dari



nampan x



20



Lain-lain



m2



tak



= =



15.000



Rp.



(Biaya



bambu



pakan



Rp.



x



Tetap



15.000 terduga)



Rp. Rp



3.000.000 200.000



=



Rp



225.000



=



Rp.



300.000



=



Rp.



225.000



-Jumlah = Rp. 3.950.000 B.



Modal



-DOC



500



-Pakan



20



ekor sak



-Vitamin -Sekam -



x



Rp.



x



Rp.



+ padi



Kerja 5000



=



Rp.



2.500.000



260.000



=



Rp.



5.200.000



vaksin 8



Listrik



sak per



=



x



Rp.



2



Rp.



15.000



bulan



= =



150.000 Rp. Rp.



120.000 80.000



-Jumlah = Rp.8.050.000 C.



Jumlah



-Modal -



tetap Modal



kerja



Modal



Yang



Dibutuhkan



=



Rp.



3.950.000



=



Rp.



8.050.000



-Jumlah = Rp. 12.000.000 D. Biaya Penyusutan Biaya penyusutan kandang dan sarana diambil 6 % dari modal tetap yaitu 6 % x Rp. 3.950.000 = Rp. 237.000



E.



Hasil



Produksi



2



bulan



-Dari 500 ekor ayam mengalami kematian 2% (10 ekor) maka tersisa 490 ekor dengan berat rata-rata 1 kg sehingga hasil -Harga



rata-rata



ayam



panen adalah 490 ekor x kampung



adalah



Rp.



1 kg = 490 kg 22.000



/



kg



-Hasil produksi = 490 kg x Rp. 22.000 = Rp. 10.780.000 F.



Biaya



-Biaya -



Produksi



penyusutan Modal



= kerja



=



2



bulan



Rp.



237.000



Rp.



8.050.000



-Jumlah = Rp. 8.287.000 G. Keuntungan per 2 bulan Keuntungan = Hasil produksi - Biaya produksi = Rp. 10.780.000 – Rp. 8.287.000 = Rp. 2.493.000 H. Bagi Hasil - Investor (pemodal) 50%xRp. 2.493.000 = Rp. 1.246.500 - Peternak (pengelola) 50%xRp. 2.493.000 = Rp. 1.246.500 Jadi investor (pemodal) mendapatkan bagi hasil Rp. 1.246.500 per periode panen (2 bulan). Dengan asumsi satu tahun bisa 6 kali panen maka bagi hasil yang diperoleh adalah 6xRp. 1.246.500 = Rp. 7.479.000 per tahun. IX. PENUTUP Demikianlah proposal penawaran investasi usaha ternak ayam kampung super ini. Semoga proposal ini dapat memberikan gambaran kepada para investor untuk menanamkan modal pada usaha ternak ayam kampung super. Lebih dan kurangnya akan diperbaiki bersama sesuai kesepakatan dan perkembangan yang ada.