Contoh Puisi Tentan Kebudayaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CONTOH PUISI TENTAN KEBUDAYAAN Juni 11, 2017 Contoh puisi tentang kebudayaan Puisi 1 Negri elok penuh pesona Menebar istiadat bangsa Pusaka nenek moyang kita memukau mata dunia Indah ragam budaya indonesia Gemulai tarian daerahnya Tangkasnya pencak silat Lugunya wayang golek Uniknya ukiran batik Merdunya suara gamelan Itulah indonesia Aku bangga…. Menjadi anak indonesia Melestarikan budaya bangsa Warisan leluhur kita Puisi 2 Indonesiaku….. Negeri yang kaya akan budaya dan keanekaragamannya Beragam adat istiadat, bahasa dan suku bangsa Beraneka ragam flora dan fauna Indonesia, negeri yang melimpah akan rempah-rempahnya Menjadi ciri khas bangsa Negeri yang di penuhi dengan keberagaman keindahan budaya indonesia Sangat bangga rasanya dilahirkan disini Pulau jawa yang kaya akan keindahan batiknya Kalimantan yang kaya akan pohonnya



Papua yang indah dengan raja ampatnya Oh negeriku, Sungguh beragam budaya ku ini Semoga kebudayaan indonesia tak akan pernah luntur Akan selalu ada disanubari kita Tak boleh ada satupun yang merampas kebudayaan indonesia Mari kita jaga kebudayaan kita agar tidak ada yang merampasnya Puisi 3 Indahnya negeri ini dalam buaian ibu pertiwi negri ini di penuhi dengan keberagaman nuansa keindahan budaya indonesia Bangsa ini kaya akan budaya penuh dengan symphoni yang indah mengapa tidak kita lestarikan ? mengapa tidak kita pertahankan ? Ini bangsa kita.. ini negri kita.. ini kebudayaan kita.. kita hidup, kita dewasa dalam negeri tercinta ini Puisi 4 Nusantara Indonesia Beribu pulau yang ada Bepuluh-puluh provinsi pun juga Daur-baur globalisasi merajalela Tak lepas jua budayanya Bali punya kecak Betawi punya pencak semua bak meninggalkan bercak-bercak Benih rasa budaya luhur yang selalu siap memberontak Lihatlah awan mulai menipis



Itulah.. nenek moyangmu sedang menangis Dilihatnya budaya luar yang masuk dengan beringis mencuci otak rakyat tradisional sampai habis Yang tertinggal hanyalah pusaka Yang tertera hanyalah nama Unik, apa itu Indonesia? Bukan lagi hingga kini dan nanti Menunggu generasi muda membangkitkan budaya yang telah mati Puisi 5 Negeri yang berbendera merah dan putih Begitu pula kaya akan seni dan budaya Serta menjunjung tinggi akan semangat patriotisme Semangat kami hanya untuk bangsaku Indonesia Takkan ada lagi tumpah darah di negeriku Terbanglah setinggi tinggi nya sang garuda Berkobarlah bendera sang merah putih Ini budaya ku Tak kan ada yang merampasnya Engkau merampasnya? Akan ada pertumpahan darah yang mengalir Demi bangsa ku, bangsa Indonesia Pulau jawa akan keindahan batiknya Kalimantan kaya akan pohon bangkirai Papua yang indah dengan wisata raja ampatnya Oh negeriku Sungguh ragam budaya ku ini Puisi 6 Indahnya negeri ini dalam buaian ibu pertiwi negri ini di penuhi dengan keberagaman



nuansa keindahan budaya indonesia Bangsa ini kaya akan budaya penuh dengan symphoni yang indah mengapa tidak kita lestarikan ? mengapa tidak kita pertahankan ? Ini bangsa kita.. ini negri kita.. ini kebudayaan kita.. kita hidup, kita dewasa dalam negeri tercinta ini Kini saatnya untuk kita saling bersatu saling melestarikan budaya saling menjaga apa yang akan kita lestarikan dan mempertahankan nuansa budaya indonesia. Puisi 7 terhampar ribuan pulau dimana banyak kehidupan tempat berbagi bahagia tempat kuterlahir yang akan selalu terngiang diingatanku selalu….. terdapat bermacam budaya yang menyatukan kita satu…Indonesia kultur budaya yang indah yang terhampar dari sabang hingga merauke kaulah kebanggaanku kaulah jati diriku kubangga hidup dibumi pertiwi ini sejuta kata tak dapat kugambarkan akan indah budaya yang kau miliki kucinta kau Indonesiaku



Puisi 8 Aku dan Indonesiaku Kami di sini menjadi penghuni selat dan samudera yang luas Indonesiaku yang kaya Kaya akan budaya Beragam adat istiadat Menjunjung tinggi martabat santun Safanah bagi kekayaan alam yang melimpah ruah Aku berdiri di sini Memandang langit Indonesiaku Cerah Terang Namun ada kekalutan pada butiran awan gemawangnya Aku tak tahu kenapa Tak tahu bertanya pada siapa Karena hanya sepi yang sekelilingku Indonesiaku masih dalam sepi yang berkalut Katanya budaya di sini diagungkan Masyarakatnya tepoh selero Gemah ripah lohjinawi Sering kudengar ungkapan itu di televisi Belum lagi kisah pemimpinnya yang perkasa Terhormat di singgasana instananya Memimpin negeri menjadi garang Ditakuti lawan disegani kawan Indonesiaku Memang masih tetap berdiri Akar-akarnya belum tercerabut Tapi dedaunnya mulai rontok Bukan Bukan karena penjajah masuk lagi Bukan Bukan karena si asing-asing yang datang dari seberang sana ingin bertransaksi jual beli



seperti tempo dulu Bukan Bukan Kekalutan ini karena rakyatnya, termasuk aku Sedang berada di persimpangan prahara Kami lagi sibuk membanggakan diri, tapi dengan budaya korupsi Kami lagi sibuk menyenangkan diri, lupa akan toleransi Kami tengah sibuk mempersiapkan pemilu, lupa makna demokrasi Kami tengah sibuk menghujat para pembesar negeri, lupa memaknai diri sebagai warga negeri Kami menyibukkan diri dengan budaya luar, lupa bahwa budaya sendiri tengah diincar oleh negara lain Kami menyibukkan diri membangun aliansi ke luar negeri, rapuh persatuan di dalam negeri sendiri Oh…, kami seakan telah lupa makna bhinneka tunggal ika Kami lupa, kami pelupa Aku Di mana aku? Masih sendiri ku lihat awan tak beranjak Ia bahkan mulai menghitam Lalu perlahan memuntahkan hujan Hujan Indonesiaku Membasahi tanah airku Membersihkan semua hati legam yang berkecamuk Dan semoga saja mengembalikan semua yang telah rusak agar aku bisa bersama lagi dengan Indonesiaku Agar kami bisa menikmati kembali Lantunan lagu di pagi hari Berdecak kagum pada gerak penari Berdendang riang dalam memanen padi Menegakkan simbol-simbol pemersatu Menjadi bangsa kuat sekali lagi Agar aku dan Indonesiaku bukan lagi katanya berbudaya, tapi memang begitulah adanya.



Puisi 9 Semburat menyadarkan aku dari lamunanku Bergegas maniti kali Mengejar waktu sampai di titian sana Bertemu dengan sahabatku Bercerita tentang wak haji yang ingin menikah lagi Kudengar di televisi Seorang eyang menyimpan banyak istri Yang banyak istri menyimpan harta korupsi Harta korupsi dibagi-bagi atau dimakan sendiri Kulihat mata telanjang Para penari berlenggak lenggok Di karpet merah yang terhampar Para pesohor memamerkan lekuk, sepatu, dan berupa-rupa anting Oh… si penjual minyak keliling tak mau kalah Gayanya flamboyan Mengikuti gerak angin Langkahnya pasti Pasti bulan depan tersandung hutang lagi Kata orang negeri ini bagai peri cantik Sayapnya emas, tubuhnya penuh kilauan yang meyilaukan Berjajar dari Sabang hingga Merauke Menjadi pemantik kedatangan orang untuk berkenalan Paradoks Kini anak bangsa tak lagi perduli Mereka hanya mementingkan diri sendiri Tak mau lagi berkahwan dengan pribumi Gayanya kebarat-baratan Meniru tarian kuda Bahkan terang-terangan menghina budaya sendiri Tengoklah itu Mereka tak lagi hidup sederhana Mereka tak perduli lagi akan kesantunan bangsa



Jika sudah seperti ini Tak perlu nanti mereka menjerit-jerit ketika warisan bangsa diakui oleh negara lain Tak perlu Karena ketika ibu pertiwi sudah menangis Mereka tak perlu mencium kakinya Tak perlu meminta maaf Karena budaya telah terkikis Oleh deburan keangkuhan, keegoisan Mungkin saja Kita tengah menunggu Menunggu sebuah kehancuran