Cul de Sac 3.0 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kata Sambutan President CIMSA Indonesia Center for Indonesian Medical Students’ Activities (CIMSA) merupakan organisasi mahasiswa kedokteran Indonesia yang sudah berdiri selama 20 tahun sejak 6 Mei 2001. Hingga saat ini sudah terdapat 27 universitas lokal yang tergabung dalam keluarga besar CIMSA. Melalui 27 lokal tersebut, kita bersama-sama menyusun dan berusaha menggapai Visi dan Misi “empowering medical students, improving nation’s health”. Seiring berkembangnya CIMSA sebagai sebuah organisasi mahasiswa kedokteran, semakin banyak sistem-sistem yang dikembangkan dan dianut dalam pelaksanaannya. Demi memastikan panduan yang terbaru dan terlengkap mengenai CIMSA untuk seluruh lokal, Officials Nasional CIMSA 2020-2021 menyusun Culdesac 3.0. Culdesac 3.0 ini merupakan pengembangan terbaru dari Culdesac sebelumnya sehingga diharapkan informasi dan penjelasan mengenai CIMSA menjadi semakin jelas dan lengkap bagi seluruh member dan lokal CIMSA. Kami ucapkan terima kasih pula kepada kakak-kakak Officials CIMSA 2014-2015 dan 2017-2018 yang sudah menyusun Culdesac ini dan disempurnakan di tahun selanjutnya. Terakhir, saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada teman-teman Officials CIMSA 2020-2021 yang sudah menyusun Culdesac 3.0 ini dengan sebaikbaiknya sehingga dapat memberikan manfaat bagi para member. Semoga Culdesac 3.0 ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya sebagai panduan terbaru untuk seluruh lokal CIMSA demi mencapai visi dan misi kita. Be Active with CIMSA!



Muhammad Orri Baskoro President CIMSA Indonesia 2020-2021



Kata Sambutan Editor Vice President for Internal Affairs CIMSA Indonesia Halo CIMSA! , dengan rasa senang dan bangga akhirnya kami Officials National CIMSA 2020-2021 bisa menyelesaikan Cul De Sac 3.0 ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada kakak-kakak kami officials CIMSA 2014-2015 dan officials CIMSA 2017-2018 yang juga sudah lebih awal menulis Cul De Sac ini dan disempurnakan di tahun selanjutnya. Cul De Sac 3.0 merupakan panduan yang dibuat oleh Officials National CIMSA 2020-2021, tujuannya membantu lokal memahami seluruh kegiatan di CIMSA agar lokal-lokal bisa lebih mudah mencapai lokal yang ideal. Cul De Sac dimulai pembuatannya pada saat kepengurusan officials CIMSA 2014-2015 dan telah di lengkapi oleh kepengurusan officials CIMSA 2017-2018 , tidak bisa dipungkuri bahwa Cul De Sac yang telah dibuat oleh kakak-kakak kita sangat bermanfaat dan membantu seluruh member CIMSA untuk memahami CIMSA itu sendiri. Namun, seiring perkembangan CIMSA yang semakin pesat maka kami Officials National CIMSA 2020-2021 merasa perlu menyempurnakan Cul De Sac sebelumnya agar bisa menjadi referensi lokal dalam menjalankan roda organisasi CIMSA sekarang. Bagi teman-teman yang sudah pernah membaca Cul De Sac 2.0 sebelumnya, Cul De Sac 3.0 ini mengadopsi Cul De Sac sebelumnya namun menambahkan informasi-informasi terbaru tentang CIMSA. Tentunya, informasi yang baru ini berguna untuk teman-teman beraktivitas di CIMSA agar mengikuti perkembangan CIMSA yang dinamis dan sangat pesat, serta perlu diingat, Cul De Sac ini merupakan panduan minimal, masih sangat banyak hal-hal yang perlu dipelajari lagi tentang CIMSA diluar panduanini. Terakhir, saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman officials CIMSA 2020-2021 yang juga membantu saya dalam menyelesaikan panduan ini, terima kasih Orrinas! Terima kasih CIMSA!! Muhammad Ilham Novesar Vice President for Internal Affairs CIMSA Indonesia 2020-2021



APA ITU CIMSA? Apa itu CIMSA? CIMSA merupakan singkatan dari Center for Indonesian Medical Students’ Activities merupakan organisasi mahasiswa kedokteran di Indonesia yang bersifat independen, nasionalis, inklusif, non-politik, dan nonpartisan. Kenapa dulu CIMSA dibentuk ? Kita semua paham bahwa Indonesia merupakan negara yang merdeka dan berdaulat dengan tujuan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Agar dapat mencapai tujuan tersebut dapat tercapai, maka pembangunan manusia Indonesia berdasarkan dua hal fundamental yaitu pendidikan dan kesehatan. Kita sebagai mahasiswa kedokteran juga merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari pembangunan bangsa tersebut. Kita semua mempunyai kewajiban juga untuk membangun kapasitas dan kemampuan yang dimiliki sebagai mahasiswa kedokteran. Karena alasan itulah mengapa CIMSA perlu dibentuk di Indonesia. CIMSA didirikan pada 6 Mei 2001 di Jakarta. Informasi tambahan, bahwa dulu CIMSA pertama sekali mengadakan General Assembly pada tanggal 11-13 Mei 2001. Apa tujuan CIMSA didirikan ? CIMSA didirikan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa kedokteran di Indonesia, dan menggunakan kapasitas serta kemampuan yang dimiliki mahasiswa kedokteran untuk usaha-usaha menyehatkan dan mencerdaskan bangsa Indonesia. Organisasi kita didirikan juga bertujuan untuk turut aktif bekerja sama dengan dunia internasional dalam usaha penyehatan dunia, dan memperjuangkan harkat serta kedaulatan bangsa Indonesia di mata bangsa lain di dunia internasional CIMSA memiliki 6 bidang kerja yaitu Standing Committee on Public Health (SCOPH), Standing Committee on Human Rights and Peace (SCORP), Standing Committee on Medical Education (SCOME), Standing Committee on Sexual and Reproductive Health including HIV/AIDS (SCORA), Standing Committee on Research Exchange (SCORE), dan Standing Committee on Professional Exchange (SCOPE). Pada tahun 2002 CIMSA berafiliasi dengan IFMSA (International Federation of Medical Students’ Association) yang merupakan organisasi mahasiswa kedokteran terbesar di dunia. CIMSA mempresentasikan lebih dari 10.000 mahasiswa kedokteran di Indonesia yang tersebar di 27 Lokal CIMSA di Indonesia yaitu 1. Universitas Syiah Kuala 2. Universitas Malikussaleh 3. Universitas Islam Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara 5. Universitas Andalas 6. Universitas Riau 7. Universitas Jambi



8. Universitas Negeri Lampung 9. Universitas Indonesia 10. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah 11. Universitas Yarsi 12. Universitas Pelita Harapan 13. Universitas Padjadjaran 14. Universitas Islam Bandung 15. Universitas Gadjah Mada 16. Universitas Kristen Duta Wacana 17. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 18. Universitas Sebelas Maret 19. Universitas Muhammadiyah Surakarta 20. Universitas Islam Sultan Agung 21. Universitas Muhammadiyah Purwokerto 22. Universitas Jenderal Soedirman 23. Universitas Airlangga 24. Universitas Brawijaya 25. Universitas Jember 26. Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 27. Universitas Muhammadiyah malang Selain 27 Local CIMSA juga memiliki 1 universitas yang sedang menjalani masa observer yaitu Universitas Lambung Mangkurat VISI CIMSA



Visi CIMSA adalah untuk terciptanya bangsa Indonesia yang lebih sehat, makmur, dan sejahtera. Dimana rakyatnya bisa menikmati kesempatan yang sama dalam pendidikan dan kesehatan, serta dalam usaha untuk memajukan kehidupan serta meraih kesejahteraan dan keadilan sosial. Dan tercapainya kehidupan sehat secara universal merata, untuk dunia yang lebih sehat. MISI CIMSA



Misi CIMSA adalah untuk mendorong mahasiswa kedokteran agar dapat belajar dan aktif berkarya, serta merancang strategi dan melakukan pergerakan untuk memajukan kesehatan dan kesejahteraan bangsa.



Selanjutnya visi dan misi akan disebarluaskan secara resmi dengan artikel ”Empowering Medical Students. Improving Nation’s Health.” Dalam mencapai misi organisasi, dan meraih visi yang telah dirumuskan, CIMSA akan melakukan langkah-langkah yang tercantum dalam tujuan sebagai berikut. 1. Mendasarkan pergerakan organisasi pada 3 strategi utama sesuai dengan konstitusi organisasi bab 3 pasal 2 yaitu penyusunan dan pengembangan basis infrastruktur organisasi, pengembangan sumber daya manusia serta kerja nyata di bidang yang termasuk dalam ruang lingkup atau ranah kerja CIMSA 2. Menciptakan sistem organisasi dan pergerakan bagi mahasiswa kedokteran untuk menyalurkan idealismenya serta wadah untuk belajar dan berkarya. 3. Mempromosikan dan membuka organisasi seluas-luasnya untuk seluruh mahasiswa kedokteran Indonesia, agar dapat memanfaatkan sepenuhnya kesempatan dan potensi yang ada di dalam organisasi. 4. Menyusun dan melaksanakan sistem kaderisasi serta pelatihan bagi anggota organisasi. Agar dapat memiliki kapasitas, ilmu, dan kemampuan yang cukup untuk menjalankan aktivitas yang ada sebagai mahasiswa kedokteran, yang pada akhirnya akan menjadi modal utama untuk dimanfaatkan sebagai seorang dokter di masa depan. 5. Membuka dan menyebarkan informasi serta pintu kerjasama seluas- luasnya tentang pendidikan kedokteran, kesehatan masyarakat, kebijakan kesehatan, penelitian, hak asasi manusia dan kemanusiaan, serta kerjasama internasional, pariwisata dan budaya kepada semua pihak yang berkepentingan agar bisa dimanfaatkan secara luas demi kemaslahatan bersama. 6. Mendorong, mendukung, dan memberikan kontribusi pada pemerintah Indonesia atas usaha dan kebijakannya di bidang pendidikan, kesehatan, dan kepemudaan. 7. Mendorong, mendukung, dan memberikan kontribusi pada masyarakat Indonesia atas usaha bersama meningkatkan derajat pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan. 8. Mempromosikan dan menyebarkan potensi mahasiswa kedokteran khususnya, serta Indonesia pada umumnya di dunia internasional. 9. Mengadakan kerjasama seluas-luasnya dengan dunia internasional sesuai dengan ruang lingkup organisasi, demi tercapainya visi kesehatan global



OFFICIALS NATIONAL CIMSA Officials national atau pengurus nasional CIMSA Indonesia yaitu orang-orang yang menggerakkan organisasi CIMSA Indonesia yang dipilih oleh kongres pada saat sidang umum (May Meeting). Apa saja sih syarat menjadi Official National? Susah gak ya? Nggak kok, ini buktinya bisa dilihat dari syarat-syaratnya menjadi officials national tidak sulit, yaitu 1. Menjadi mahasiswa fakultas kedokteran yang belum melewati Sumpah Dokter lebih dari 6 bulan 2. Merupakan anggota sah dari lokal CIMSA dan Standing Committee 3. Telah menghadiri sekurang-kurangnya satu pertemuan resmi CIMSA 4. Telah berpartisipasi dalam Standing Committee dan/atau proyek dan acara CIMSA selama sekurang-kurangnya satu tahun 5. Memiliki pengetahuan dasar struktur, fungsi, dan hubungan CIMSA 6. Tidak menjadi anggota lokal atau Standing Committee yang melanggar Konstitusi dan Statuta CIMSA. Sebenernya sama gak sih struktur officials lokal dan struktur officials national ? YA! Sama kok, tidak banyak berbeda. Yuk lihat struktur officials national terdiri dari 1. Executive Board



Executive board merupakan badan yang bertanggung jawab terhadap kegiatan CIMSA antara Pertemuan-Pertemuan Sidang Umum, di bawah mandat, panduan, dan keputusan yang diberikan saat sidang umum. yang terdiri dari : President, Vice President for Internal Affairs (VPI), Vice President for External Affairs (VPE), Vice President for Finance (VPF), dan Secretary General (Secgen) 2. Supporting Division



Supporting Division merupakan badan yang mempunyai kapasitas teknis khusus, untuk membantu memenuhi kebutuhan organisasi di bidang tertentu yang dirancang untuk melakukan tugas spesifik pada bidang-bidang yang dianggap penting secara permanen dan berkelanjutan. Yang terdiri dari : Project Development Director (PDD), Human Resource Development Director (HRDD), Research and Development Director (RNDD), Media and Communication Director (MCD), Alumni Director (AD), Marketing, Campaign and Advocacy Director (MCAD), Treasurer, Fundraising Director (FD), dan Merchandise Director (MD).



3.



Liaison Officer



Petugas Penghubung atau Liaison Officer CIMSA dibentuk untuk melakukan tugas tertentu sesuai dengan ranah kerjanya yang penting berkaitan dengan hubungan CIMSA dan pihak luar organisasi yang dianggap perlu yang terdiri atas : Liaison officer to Government Organizations (LO-GO), Liaison officer to Non- Government Organizations (LO-NGO), Liaison officer to Student Organizations (LO-SO), Liaison officer to United Nations Agencies (LO-UNA) 4.



National Officer



National Officer adalah ketua Standing Committee yang bertugas mengepalai suatu standing Committee yang ada di CIMSA, national officer di CIMSA terdiri atas : National Exchange Officer for Incoming (NEO-In), National Exchange Officer for Outgoing (NEO-Out), National Officer on Medical Education (NOME), National Officer on Sexual and Reproductive Health (NORA), National Officer on Research Exchange (NORE), National Public Health Officer (NPO) dan National Officer on Human Rights and Peace (NORP). 5.



Supervising Council



Supervising council merupakan unit acuan bagi seluruh pengurus dan anggota CIMSA mengenai Konstitusi dan Statuta CIMSA. Tidak jauh berbeda kan dengan lokal, tetapi memang ada penyesuaian sedikit. Menjadi officials national itu juga punya kewajiban dan tugas-tugas khusus yang mesti dijalankan, apa aja sih tugas tugas dan kewajiban official national? Kewajiban officials national yaitu 1. Mematuhi Konstitusi dan Statuta CIMSA 2. Memenuhi tugas yang telah dijelaskan sesuai posisi seperti termaktub dalam statuta 3. Menghadiri pertemuan resmi CIMSA dalam masa jabatannya 4. Mengirimkan laporan pertanggungjawaban tertulis kepada semua lokal dan Standing Committee minimal 3x dalam satu tahun kepengurusan 5. Mempresentasikan laporan tertulis di setiap pertemuan resmi pengurus 6. Menyediakan informasi mengenai kegiatannya atas permintaan Standing Committee atau pengurus lain CIMSA 7. Memelihara komunikasi secara teratur dengan Executive Board dan Standing Committee



Tugas officials national secara umum antara lain 1.



Executive Board



○ bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan CIMSA antara pertemuanpertemuan sidang umum, dibawah mandat, panduan, dan keputusan yang diberikan pada saat sidang umum ○ menjalankan fungsi pengambilan keputusan mengenai suatu kebijakan, manajemen, administrasi, serta fungsi pengembangan organisasi ○ memiliki kewenangan mewakili atas nama CIMSA dalam bidang masingmasing ○ Bertanggung jawab untuk menghadiri seluruh pertemuan-pertemuan sidang umum 2.



Supporting Division



○ bekerja atas kewenangan langsung dari Executive Board dan seluruh keputusan supporting division harus disetujui terlebih dahulu oleh Executive Board ○ berkoordinasi dengan Executive Board melalui Vice President ○ melakukan tugas spesifik pada bidang-bidang yang dianggap penting secara permanen dan berkelanjutan ○ menjalankan tugas sesuai dengan kemampuan teknis khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan organisasi di bidang tertentu ○ melakukan koordinasi aktivitas CIMSA dalam bidang tertentu ○ mengumpulkan informasi yang sesuai terkait bidang tertentu ○ menginformasikan dan mendukung Standing Committee, pengurus, dan koordinator proyek CIMSA dalam berbagai hal yang berkaitan dengan aktivitas yang dilakukannya. 3.



Liaison Officer



○ menjadi petugas penghubung CIMSA untuk melakukan suatu tugas tertentu sesuai dengan ranah kerjanya ○ berkoordinasi dengan Executive Board dan berpedoman kepada standar yang telah ditetapkan 4.



National Officer



○ menjadi ketua dari Standing Committee ○ mewakili Standing Committee dalam memberikan suara dan pengajuan saat sidang umum atau pertemuan pengurus CIMSA ○ menghadiri pertemuan sidang umum dan pertemuan Standing Committee terkait



○ berkoordinasi dengan Executive Board 5.



Supervising Council



○ menjadi unit acuan bagi seluruh pengurus dan anggota CIMSA mengenai Konstitusi dan Statuta CIMSA ○ mengevaluasi seluruh aspek kegiatan CIMSA untuk menemukan dan memberikan rekomendasi perbaikan apabila ditemukan pelanggaran terhadap Konstitusi dan Statuta CIMSA ○ memantau semua kegiatan dan keputusan yang dilaksanakan oleh Executive Board CIMSA ○ mengumpulkan laporan tertulis mengenai evaluasi kepengurusan selama setahun pada Sidang Umum May Meeting



NATIONAL MEETING CIMSA CIMSA memiliki 3 pertemuan nasional rutin atau national meeting. Masingmasing pertemuan national meeting memiliki fokus dan keunikan sendiri. National meeting juga dijadikan ajang penambah semangat member untuk semakin cinta kepada CIMSA. Seluruh mekanisme pendelegasian national meeting diatur oleh EB CIMSA Lokal khususnya VLE. October Meeting (OM)



Dari namanya sudah menjelaskan bahwa meeting ini dilakukan setiap bulan Oktober setiap tahunnya. OM merupakan national meeting pertama awal kepengurusan officials national yang terpilih. Pada OM akan dipaparkan gambaran CIMSA satu tahun kedepan, fokus seperti apa yang akan dicapai CIMSA dan goals yang akan diraih. Standing Committee Session lebih ditekankan di OM dengan tujuan untuk memberi bekal kepada member masing-masing SCO untuk setahun kedepan . Pada OM juga akan dijelaskan apa saja rencana strategis yang akan dicapai oleh officials. Rencana strategis ini menjadi landasan utama untuk juga menentukan fokus kepengurusan. Pada OM juga akan digunakan sebagai ajang perkenalan dan bonding lokal dengan kepengurusan officials national yang baru. National Leadership Summit (NLS)



Pertemuan kali ini diadakan diantara Januari hingga Februari. NLS merupakan meeting di pertengahan kepengurusan officials national. Tujuan utama dari NLS ini adalah membentuk kader-kader penerus di CIMSA. Pada NLS akan banyak trainingtraining yang diberikan kepada member sebagai bentuk peningkatan kapasitas individu anggota CIMSA. Training yang diberikan berupa training dengan tingkatan intermediate dan advance. Selain itu, pada meeting ini dikenal dengan “Summit” yang berarti keputusan tertinggi di CIMSA, dimana CIMSA akan mendeklarasikan fokus kerja spesifiknya melalui brainstorming member lokalnya. May Meeting (MM)



May Meeting merupakan pertemuan terakhir dari kepengurusan officials national yang akan dilakukan pada bulan Mei setiap tahunnya. Pada pertemuan ini akan dilakukan pergantian kepengurusan CIMSA, dimana akan dipilih officials yang baru. Laporan pertanggungjawaban officials national sebelumnya akan dipresentasikan pada meeting ini. Selain itu, evaluasi, rekomendasi, dan pencapaian seluruh rencana strategis CIMSA juga akan dipresentasikan agar digunakan sebagai bahan pertimbangan kepengurusan yang akan datang untuk CIMSA yang lebih baik.



REGION CIMSA Regional secara sederhana merupakan sebuah wadah dimana lokal-lokal dihimpun menjadi satu berdasarkan kedekatan wilayah dimana lokal CIMSA berada. Konsep regional CIMSA menjadi makin berkembang dari masa ke masa. Konsep regional sekarang juga sudah berkembang bukan hanya se wilayah saja tapi juga dari lokal-lokal yang berbeda bisa juga menjadi sebuah regional yang mempunyai fungsi khusus yaitu merekatkan dan memperkuat bonding untuk masing masing lokal CIMSA. Regional memiliki peran yang sangat vital di pergerakan CIMSA. Regional menjadi tempat untuk menyelaraskan pergerakan CIMSA. Regional akan menjadi tempat untuk bergerak bersama antara satu lokal dengan lokal yang lain sehingga bisa mencapai lokal yang berkualitas tinggi secara adil dan merata di seluruh Indonesia. Misalkan ada lokal X yang perkembangannya tidak sebagus lokal Y maka di regional lah hal ini akan disamakan. Lokal Y akan ikut membangun lokal X dalam hal memberi saran saran dan arahan untuk sama sama bergerak maju. CIMSA memiliki 7 region yaitu ● Region 1 (Aceh, Sumatera Utara, dan sekitarnya ) : CIMSA FK USK, CIMSA UNIMAL, CIMSA UISU dan CIMSA PEMA FK USU ● Region 2 (Sumatera Barat, Riau, Jambi, Lampung dan sekitarnya ) : CIMSA-BEM KM FK UNAND, CIMSA UNRI, CIMSA FK UNJA, CIMSA UNILA ● Region 3 (Jakarta dan sekitarnya) : CIMSA UI, CIMSA UIN, CIMSA UPH, dan CIMSA YARSI ● Region 4 (Jawa Barat dan sekitarnya) : CIMSA FK UNPAD dan CIMSA FK UNISBA ● Region 5 (Yogyakarta dan sekitarnya) : CIMSA UGM, CIMSA UKDW, dan MMSA UMY ● Region 6 (Jawa Tengah dan sekitarnya) : CIMSA FK UNS, CIMSA UMS, CIMSA UNISSULA, CIMSA UMP, dan CIMSA UNSOED ● Region 7 (Jawa Timur dan sekitarnya) : CIMSA UNAIR, CIMSA UNEJ, PHD FK UWKS, MSCIA UB, dan CIMSA UMM



Tujuan utama dari dibentuknya regional adalah untuk memudahkan koordinasi antara 1 lokal dengan lokal lainnya, memudahkan juga nasional untuk memantau lokal dan juga bisa menjadi tempat bertukar pikiran antara 1 lokal dengan lokal yang lainnya. Sebegitu pentingnya peran regional coordinator dalam membantu nasional khususnya VPI, mereka pun punya standar kompetensi khusus regional coordinator yang tujuannya agar kualitas masing-masing RC terjaga. Standar kompetensi mereka bukan hanya di bagian internal saja melainkan juga ada kompetensi yang harus dikuasai di bagian eksternal, finansial, administrasi dan legalitas, serta SCO. Regional dipimpin oleh 1 orang regional coordinator. Masa jabatan regional coordinator adalah 1 tahun. Pemilihan regional coordinator ini diikuti oleh officials lokal, RC tahun sebelumnya, dan juga VPI terpilih. Bagaimana cara pemilihan regional coordinator untuk setiap regionnya ? Mekanisme ini diatur oleh VPI bersama dengan RC yang menjabat. Bagi kalian yang ingin menjadi RC tentu harus mengisi Application Form terlebih dahulu yang diberikan oleh VPI, kemudian mengikuti magang dengan RC sebelumnya, kemudian membuat visi, misi, dan plan of action. Setelah itu, calon RC akan mengikuti fit and proper test yang terdiri dari Interview dengan EB CIMSA dan mengikuti personality test. Belum selesai sampai disana, calon RC memasuki tahap terakhir yaitu presentasi. Calon RC akan melakukan 2x presentasi yaitu presentasi pertama menggunakan presentasi online dengan seluruh member di region nya. Pada presentasi ini seluruh LOCO di regionnya harus hadir dan minimal ½ dari total seluruh member aktif di regionnya harus hadir. Contoh Region X memiliki member aktif 900 orang, artinya presentasi RC harus dihadiri minimal 450 orang dan ditambah seluruh LOCO di region tersebut. Setelah mengikuti presentasi pertama, calon RC akan mengikuti presentasi kedua yaitu presentasi dengan EB CIMSA, LOCO di regionnya dan RC tahun sebelumnya. Pada kesempatan ini juga akan disampaikan LPJ RC Tahun sebelumnya dan kemudian pemilihan RC. Pemilihan RC menggunakan aturan sesuai konstitusi dan statuta CIMSA. Pihak yang mempunyai hak voting adalah masing-masing LOCO di regionnya, VPI CIMSA, dan RC tahun sebelumnya.. Untuk informasi, terminologi lain yang dibenarkan dan dipergunakan untuk menyebutkan regional adalah region ataupun kaukus. Tetapi terminologi kaukus hanya dipergunakan saat sidang umum. Di Luar sidang umum, kita boleh memakai kata-kata Regional atau Region, jadi jangan sebut regio lagi ya. Selanjutnya regional coordinator ini disebut RC. Tugas RC adalah : ● RC merupakan representatif dari setiap Region CIMSA dan memegang Hak Suara Region pada sidang umum CIMSA



● RC wajib mengikuti setiap Meeting CIMSA (OM,NLS dan MM). Apabila RC berhalangan hadir, maka RC harus menunjuk satu orang pengganti yang akan mengerjakan tugasnya selama pertemuan nasional tersebut seizin oleh Executive Board CIMSA ● RC bertugas sebagai orang yang bertugas untuk mewakili setiap individu organisasi, mengawasi jalannya roda organisasi, melaporkan kondisi organisasi, dan memberi saran dalam dijalankannya organisasi secara umum maupun berkaitan dengan region. ● RC merupakan penerima aspirasi dari individu CIMSA dalam Region, kemudian diteruskan kepada pengurus nasional CIMSA. ● RC wajib mengetahui dan melaporkan keadaan setiap lokal CIMSA dalam regionnya sesuai jadwal yang ditetapkan oleh VPI CIMSA ● RC wajib menjaga hubungan antar lokal dalam regionnya (termasuk dengan lokal observer). ● ● RC harus menjalankan fungsi sebagai konsultan regionnya ● RC mengoordinasi lokalnya dalam menjalankan TNT Region dan Regional Meeting ● RC mengoordinasi lokalnya dalam menjalankan Translocal Project. ● RC membantu persiapan meeting dalam regionnya. ● RC membantu VPE CIMSA untuk melakukan ekspansi ke lokal-lokal baru dalam suatu region ● RC melakukan asesmen dan supervisi pelaksanaan konstitusi dan statuta CIMSA ● RC melakukan asesmen dan supervisi atas penerapan SOP dan Guideline lokal ● RC melakukan supervisi dan asesmen terhadap AD/ART di lokal pada region ● RC melakukan supervisi dan kontrol project region dan outputnya. ● RC merangkap peran sebagai Local Brotherhood Officer (LBO) jika memang dilaksanakan



● RC wajib membuat LPJ yang diberikan pada VPI dan LOCO dalam regionnya. ● RC wajib mengikuti upgrading RC yang dilaksanakan minimal 2x dalam setahun kepengurusan ● RC wajib melakukan visitasi ke Local di Regionnya dan melakukan training Komunikasi menjadi bagian penting yang tidak bisa terlepaskan antara lokal, region, dan nasional. Oleh karena itu, CIMSA menggunakan sistem komunikasi bertingkat segitiga berjenjang.



Sistem ini sebenarnya merupakan suatu siklus yang tak akan pernah terputus. Dimulai dari komunikasi lokal, jika lokal memiliki masalah atau kendala maka akan dihimpun oleh LOCO sebagai ketua dari masing-masing lokal. Setelah seluruh kendala ataupun masalah lokal di dihimpun LOCO, informasi tersebut disampaikan kepada Regional Coordinator region terkait. Setiap keluhan ataupun masalah yang disampaikan kepada RC,lalu RC melaporkan masalah tersebut kepada executive board melalui jalur koordinasi yang sudah ditetapkan dan disediakan sejak awal kepengurusan Pada kondisi dimana RC tidak mampu menyelesaikan permasalahan tersebut, RC boleh melakukan “rujukan” kepada VPI ataupun EB CIMSA. EB CIMSA akan memberikan solusi-solusi dari permasalahan tersebut ke RC, lalu RC akan meneruskan ke lokal terkait. EB CIMSA akan terus melakukan follow up kepada RC terkait secara berkala untuk melihat proses dari permasalahan lokal-lokal tersebut.



EKSPANSI LOKAL Sejak tahun 2001, CIMSA terus mengedepankan untuk menjalankan taglinenya“Empowering Medical Students, Improving Nation’s Health”. CIMSA berharap dapat terus mewadahi mahasiswa kedokteran Indonesia untuk terlibat sedini mungkin dalam bidang kesehatan. Ekspansi adalah usaha untuk membangun lokal CIMSA di universitas yang belum memiliki CIMSA. Melalui ekspansi lokal, diharapkan CIMSA terus berkembang dari segi kuantitas untuk bisa menjangkau seluruh mahasiswa kedokteran Indonesia dengan tetap memperhatikan kualitas keberjalanan lokal CIMSA. Fakultas kedokteran yang hendak ingin membuka CIMSA akan melalui serangkaian kegiatan baik untuk memenuhi syarat untuk menjadi bagian dari CIMSA. Hal ini akan dikoordinasikan secara langsung oleh Vice President for External Affairs (VPE) CIMSA sebagai focal person dalam pelaksanaan ekspansi lokal. Dalam menjalankan tugasnya, VPE juga akan dibantu oleh RC CIMSA untuk mewujudkan pelaksanaan ekspansi baik dalam upaya pencarian, pendekatan, penguatan, dan pendampingan. Namun, pada hakikatnya memperluas jangkauan CIMSA merupakan tanggung jawab dari seluruh komponen CIMSA sehingga seluruh komponen CIMSA melalui kapasitasnya masing-masing dapat terus mendukung keberjalanan proses ekspansi lokal. Hal tersebut dapat dimulai dengan aktif mempromosikan CIMSA kepada teman-teman fakultas kedokteran di universitas yang belum memiliki CIMSA, mengundang pada kegiatan-kegiatan CIMSA, dan kemudian mengkoordinasikan hal ini kepada VPE CIMSA. Peran lokal dalam Ekspansi Lokal CIMSA



Lokal CIMSA merupakan komponen penting CIMSA dalam melakukan ekspansi lokal CIMSA. Lokal CIMSA sebagai perpanjangan tangan National Official untuk menjangkau para calon observer. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh Lokal CIMSA untuk membantu ekspansi lokal CIMSA, diantaranya adalah dengan menemukan universitas yang belum memiliki CIMSA, bisa dilanjutkan dengan menemukan calon inisiator CIMSA di universitas tersebut, dan jangan lupa untuk mengabarkan VPE sebagai focal person. Lokal CIMSA juga dapat secara aktif memperkenalkan CIMSA kepada mahasiswa di universitas yang belum memiliki CIMSA dan aktif mengundang dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh lokal CIMSA terkait. Lokal CIMSA dapat memberikan bimbingan kepada calon observer CIMSA, dan berperan aktif sebagai salah satu acuan dalam menjalankan dan membangun CIMSA.



LOKAL OBSERVER CIMSA Dalam rangka memperluas aktivitas CIMSA sangatlah diperlukan jumlah lokal yang besar. Karena semakin banyak jumlah lokal CIMSA makan dampak yang dihasilkan oleh CIMSA semakin luas dan nyata serta agar menjadikan CIMSA sebagai pusat pengembangan diri yang utama dan bisa diakses oleh seluruh mahasiswa kedokteran yang ada di Indonesia. Lokal Observer adalah fakultas kedokteran yang sedang mengajukan diri dan melengkapi persyaratan untuk menjadi Lokal CIMSA yang disahkan pada saat Sidang Umum CIMSA. VPE merupakan sosok yang bertanggung jawab mendampingi proses pencalonan diri fakultas kedokteran terkait untuk dapat mengajukan diri menjadi bagian dari lokal CIMSA. Setelah sah menjadi Lokal Observer, maka pengembangan observer akan menjadi tanggung jawab dari VPI CIMSA dan RC terkait yang menaungi wilayah dari observer tersebut. Keberhasilan untuk menjadi lokal observer sangat tergantung dengan bagaimana cara ekspansi CIMSA dilakukan. Secara sederhana, semakin bagus ekspansi CIMSA maka akan semakin dikenal lah CIMSA oleh masyarakat maupun juga oleh mahasiswa kedokteran yang ada di Indonesia, maka tidak menutup kemungkinan akan lebih banyak universitas yang tertarik untuk menjadikan CIMSA sebagai salah satu organisasi mahasiswa yang ada di universitas tersebut. Dalam perjalanannya menjadi lokal CIMSA, observer akan memiliki tugas per periode yang diberikan oleh Official Nasional CIMSA, dalam hal ini oleh VPI CIMSA. Dalam pelaksanaan tugas observer ini, observer akan disupervisi langsung oleh VPI CIMSA dan juga dibantu oleh Regional Coordinator terkait. Diharapkan melalui pemberian tugas ini, observer akan berlatih untuk mengasah skill dan juga management sistem sehingga akan memudahkan mereka nantinya setelah menjadi lokal. Sebuah lokal observer dapat menjadi sebuah lokal minimal dalam rentang waktu satu tahun semenjak sidang umum dimana ia mengajukan diri menjadi lokal observer. Contoh: FK X mengajukan diri sebagai local observer ketika MM 2019, maka waktu paling cepat untuk menjadi sebuah lokal resmi (aktif) CIMSA adalah pada saat MM 2020. Satu hal yang paling penting dari observer adalah tidak melulu mengejar target seberapa cepat menjadi sebuah lokal. Ada sebuah tahapan dan juga tingkatan yang akan dilalui untuk menjadi lokal. Disinilah biasanya permasalahan muncul baik dari dalam maupun dari luar dari observer ini. Pemecahan masalah diharapkan akan teruji disini. Sehingga ketika disahkan menjadi lokal, maka observer ini diharapkan akan memiliki stabilitas dan pelan pelan bisa belajar dan mungkin akan bersaing dengan lokal-lokal lainnya dalam mengembangkan CIMSA.



Syarat untuk menjadi observer CIMSA tidak banyak, cukup dengan memenuhi hal hal berikut : ● Mempunyai dokumen-dokumen administratif seperti : ○ pengajuan proposal pendirian organisasi ○ formulir pengajuan observer CIMSA ● Pada saat pengajuan observer, minimal harus sudah ada 10 anggota yang telah mendapat training basic CIMSA dan 5 pengurus lokal yaitu LOCO, Secgen, Treasurer, dan 2 Local Officer. Mengingat calon observer harus mengikuti training basic, lalu bagaimana caranya mengadakan training basic CIMSA pada lokal observer padahal observer belum punya trainer? Nah, ini salah satu fungsinya region, membantu lokal observer agar bisa melaksanakan kaderisasi. Kegiatan training yang dilakukan observer CIMSA harus dilakukan oleh trainer IFMSA atau CIMSA certified agar mampu menjaga kualitas kegiatan capacity building nya. Regional coordinator bakalan memberikan bantuan kepada observer untuk memberikan dan menyiapkan trainer-trainer yang akan melakukan training di observer CIMSA. Apakah observer CIMSA boleh mengadakan kegiatan-kegiatan seperti lokal CIMSA seperti biasanya ? Tentu boleh, tetapi seluruh kegiatannya tersebut masih disupervisi langsung oleh RC dan Officials National khususnya VPI. Observer tetap mengadakan kegiatan kaderisasi dan project kok, nah di SOP Observer sudah ada ketentuan kegiatan kaderisasi dan project seperti apa yang boleh dilakukan. Pada SOP tersebut juga dijelaskan hak dan kewajiban lokal observer seperti apa serta batasan-batasan kegiatan yang dilakukan oleh observer CIMSA seperti tidak diizinkan untuk menjalin kerjasama dengan pihak luar CIMSA dan observer CIMSA menggunakan lambang CIMSA Indonesia tanpa perubahan.



LOCAL OFFICIALS Local Officials atau pengurus lokal adalah seseorang yang ditunjuk oleh CIMSA lokal melalui sidang umum untuk menjadi pengurus dari CIMSA itu sendiri. struktur officials lokal hampir sama dengan officials nasional dan dapat digambarkan sebagai berikut:



Deskripsi Kerja Officials Lokal



Seluruh aspek di CIMSA tidak boleh dipisah-pisahkan secara sendiri, semua divisi saling berintegrasi dan mendukung demi tercapainya tujuan CIMSA. Deskripsi kerja officials lokal seharusnya sudah diatur di masing-masing AD-ART lokal masingmasing. Namun, secara umum kerja officials lokal adalah sebagai berikut. No.



1



Posisi



Local (LOCO)



Coordinator



Job Description



● Mengetuai EB CIMSA Lokal ● Mengadakan



pertemuan



dengan



EB



CIMSA lokal dan pengurus lokal ● Berkoordinasi dengan Local Officer dalam mengembangkan



organisasi



CIMSA



dengan



meningkatkan



kualitas



dan



kuantitas aktivitas yang diadakan ● Berkoordinasi dengan RC dan VPI CIMSA Indonesia ● Menghadiri national meeting CIMSA ● Mewakili



CIMSA



dalam



hubungan



eksternal dan menjaga hubungan baik dengan relasi ● Bertanggung



jawab



dalam



serta



melindungi



mengkoordinasikan



kebebasan beraktivitas CIMSA 2



Supervising Council (SC)



● Memantau semua kegiatan dan keputusan yang dilakukan oleh EB dan officials lainnya ● Mempunyai hak untuk memberhentikan sementara



anggota



EB



atau



officials



lainnya dengan alasan yang kuat dan alasan yang tercantum dalam AD-ART CIMSA lokal ● Sebagai unit acuan bagi officials dan anggota mengenai AD-ART Lokal ● Mengevaluasi



segala



aspek



kegiatan



CIMSA dan memberikan rekomendasi perbaikan



jika



terjadi



pelanggaran



terhadap AD-ART Lokal 3



Vice Local Coordinator for Internal Affairs (VLI)



● Bertanggung



jawab



dalam



pengembangan organisasi melalui sistem, aktivitas, dan keanggotan berdasarkan



kajian yang berkala ● ·Menggantikan



LOCO



apabila



berhalangan, dalam masa hukuman, telah diberhentikan, mengundurkan diri atau meninggal dunia ● Bertanggung jawab dalam pelaksanaan sistem kaderisasi lokal bersama HRDC ● Bertanggung jawab dalam pelaksanaan aktivitas CIMSA yang tepat guna bersama PC dan CDC ● Bertanggung jawab dalam pelaksanaan kajian



dan



pengembangan



organisasi



berbasis data bersama RNDC ● Menjaga



kualitas



hubungan



internal



anggota dan officials ● Berkoordinasi dengan RC dan VPI CIMSA Indonesia 4



Vice Local Coordinator for External Affairs (VLE)



● Bertanggung jawab atas seluruh hubungan CIMSA lokal dengan pihak eksternal meliputi organisasi pemerintahan, organisasi non pemerintah, dan organisasi mahasiswa di tingkat lokal ● Bertanggung jawab atas seluruh hubungan CIMSA lokal dengan media massa ● Bertanggung jawab mengembangkan materi promosi CIMSA lokal ● Menggantikan treasurer apabila berhalangan dalam masa hukuman, telah diberhentikan, mengundurkan diri, atas meninggal dunia ● Menggantikan LOCO apabila berhalangan dalam menjalankan tugasnya untuk



beraudiensi dengan pihak eksternal ● Bertanggung jawab dalam pendelegasian anggota ke national meeting CIMSA ● Berkoordinasi dengan VPE CIMSA 5



Treasurer



● Bertanggung jawab atas administrasi, pengelolaan, dan pembukuan keuangan CIMSA lokal ● Mengumpulkan iuran anggota CIMSA lokal ● Bertanggung jawab terhadap rekening bank CIMSA lokal dan pembukuan yang berlaku secara legal ● Membuat laporan keuangan tertulis untuk Executive Board dan Supervising Counsil CIMSA lokal ● Melaporkan laporan keuangan tahunan kepada sidang umum CIMSA lokal ● Mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Biaya (RAPB) tahunan kepada sidang umum CIMSA lokal ● Berkoordinasi dengan FNMC dalam menggalang dana untuk CIMSA lokal ● Mengembangkan dan menerapkan strategi pencarian dana CIMSA lokal ● Mengajukan daftar SCO yang memiliki hutang kepada CIMSA lokal ● Berkoordinasi dengan VPF dan Treasurer CIMSA Indonesia



6



Secretary General



● Bertanggung jawab atas administrasi, korespondensi, dan persiapan CIMSA lokal ● Menyusun notulensi pertemuan EB, Officials, dan sidang umum CIMSA lokal dan mengirimkan kepada SC ● Menjaga registrasi CIMSA lokal dan strukturnya ● Memperbaharui AD-ART CIMSA lokal berdasarkan keputusan sidang umum CIMSA lokal ● Mempersiapkan dan mengirimkan undangan, draft agenda, dan informasi lain yang sesuai sehubungan dengan



sidang umum CIMSA lokal ● Berwenang menjaga informasi pada mailing list CIMSA lokal ● Bertanggung jawab untuk menyebarkan informasi mengenai aturan-aturan kesekretariatan dan SOP CIMSA lokal kepada pengurus dan anggota CIMSA lokal ● Berkoordinasi dengan Secretary General CIMSA Indonesia 7



Human Resource Development Coordinator (HRDC)



● Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan capacity building untuk member, officials, dan trainer CIMSA ● Mengoptimalisasi pelaksanaan kaderisasi, stabilisasi, dan regenerasi di lokal ● HRDC sebagai TSDD (Training Supporting Division Director) CIMSA lokal ● Meningkatkan rasa memiliki anggota terhadap CIMSA ● Berkoordinasi dengan VLI sebagai EB pengampu dari internal team ● Berkoordinasi dengan HRDD CIMSA Indonesia dalam hal apapun berkaitan dengan pengembangan SDM CIMSA, termasuk pengembangan SDM tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional serta segala paperworks HRD.



8



Project Coordinator (PC)



● Mendata seluruh aktivitas dan kegiatan internal CIMSA lokal ● Mengontrol dan memberikan solusi dalam perancangan dan pelaksanaan project CIMSA lokal ● Melakukan evaluasi dan penilaian terhadap seluruh aktivitas (kecuali comdev dan suspro) dan kegiatan internal CIMSA lokal ● Berkoordinasi dengan PDD dan PDD Team CIMSA Indonesia



9



Community Development



● Bertanggung jawab atas seluruh community development dan sustainable



Coordinator (CDC) ● ●







● ● 10



Research and Development Coordinator (RnDC)



project di CIMSA lokal Menginisiasi community development CIMSA lokal Mendata seluruh community development dan sustainable project lokal di awal kepengurusan Mengontrol dan memberikan solusi dalam perancangan dan pelaksanaan comdev dan suspro CIMSA lokal Melakukan evaluasi dan penilaian terhadap seluruh comdev CIMSA lokal Berkoordinasi dengan PDD dan PDD Team CIMSA Indonesia



● Mengoptimalkan peran RSD sebagai lini pertama dalam pengembangan komponen CIMSA yang berbasis data dalam CIMSA lokal ● Mengadakan asesmen secara berkala terhadap aktivitas dan pengembangan organisasi di CIMSA lokal ● Memanfaatkan data dan riset dalam sistem monitoring dan evaluasi CIMSA, termasuk manajemen mutu ● Melakukan asesmen dan melaporkan perkembangan, prestasi, dan permasalahan lokalnya kepada RnDD CIMSA Indonesia secara berkala, serta mempublikasikan hasilnya ke masyarakat umum ● Menerapkan riset dan data sebagai dasar dari implementasi aktivitas-aktivitas CIMSA lokal untuk mengembangkan dan meningkatkan aksesibilitas data organisasi CIMSA lokal ● Melakukan pendataan perkembangan organisasi CIMSA dalam bentuk rekam jejak CIMSA bersama dengan pengurus lainnya ● Berkoordinasi dengan RnDD CIMSA Indonesia



● 12



Alumni Director (AD)



● Sebagai representatif CIMSA kepada alumni lokal ● Memperkenalkan diri kepada Alumni lokal di awal kepengurusan ● Memperbaharui database alumni sepanjang kepengurusan mengikuti format yang sudah ditentukan oleh Alumni Director Nasional ● Wajib mengundang alumni lokal kedalam kegiatan-kegiatan yang diadakan lokal ● Memberikan update mengenai perkembangan lokal kepada alumni lokal minimal satu setiap periode ● Wajib memiliki grup atau media komunikasi dengan alumni lokal ● Mengadakan kegiatan yang bisa memfasilitasi perkumpulan alumni ● Memberdayakan peran alumni untuk menunjang kegiatan di CIMSA lokal ● Memberikan update mengenai keadaan alumni lokal minimal satu kali dalam satu periode kepada Alumni Director Nasional ● Berkoordinasi dengan Alumni Director CIMSA Indonesia



13



Fundraising and Merchandising Coordinator (FnMC)



● Bertanggung jawab dalam penggalangan dana untuk pemasukan tetap CIMSA lokal ● Bertanggung jawab dalam penggalangan dana untuk menjalankan aktivitas CIMSA lokal ● Berkoordinasi dengan VPF, FD, dan MD CIMSA Indonesia



14



Local Officer (LO)



● Sebagai representatif SCO lokal ● Mengkoordinasikan seluruh aktivitas SCO lokalnya ● Bertanggung jawab mengenai administrasi, korespondensi, dan dokumentasi seluruh kegiatan CO lokal ● Berkoordinasi dengan National Officer



dalam menjalankan tugasnya sebagai koordinator SCOlokal ● Menyerahkan laporan pertanggungjawaban kepada Local Coordinator (LOCO) di setiap akhir periode kerja dan akhir kepengurusan



RAPOR LOCAL Center for Indonesian Medical Students Activities (CIMSA) merupakan organisasi



mahasiswa kedokteran di Indonesia yang memiliki identitas berupa



organisasi non pemerintahan, non profit dan netral. Untuk mencapai visi dan misi CIMSA yaitu empowering medical students, improving nations health maka CIMSA melakukan berbagai usaha usaha dari segala aspek yaitu aspek internal, aspek eksternal, aspek finansial, aspek



administrasi, dan aspek standing committee.



Seluruh aspek ini saling berhubungan dan sinergis untuk mencapai kualitas organisasi yang maksimal. CIMSA sebagai organisasi yang berbasis aktivitas melakukan integrasi kegiatannya berdasarkan 5 aspek tersebut. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh CIMSA dilakukan dari ruang lingkup lokal, nasional, maupun internasional. CIMSA Indonesia khususnya Internal Team CIMSA berkewajiban mengukur dan mendorong CIMSA lokal dan CIMSA nasional untuk memberikan usahanya yang terbaik untuk organisasi ini. Lokal Rapor CIMSA digunakan sebagai: ● Bahan evaluasi dan monitoring CIMSA baik ditingkat lokal, regional, dan nasional; ● Bahan analisis kinerja dari pengurus CIMSA Lokal, Regional Coordinator, dan pengurus CIMSA Nasional; ● Media apresiasi kepada seluruh lokal CIMSA terhadap seluruh kinerja baik yang sudah diberikan selama periode. Selain itu, analisis dari Rapor Lokal CIMSA ini juga digunakan oleh Vice President for Internal Affairs untuk menentukan posisi organisasi menggunakan metode IFAS (Internal Factor Analysis Summary) dan EFAS (External Factor Analysis Summary) agar nanti bisa memprediksi apakah CIMSA berada pada strategi agresif atau strategi diversifikasi atau strategi stabilitas atau strategi defensif.



Rapor Lokal CIMSA ini dibuat setiap periode dan diberikan kepada lokal, regional, dan nasional agar bisa digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja satu periode. Diharapkan juga dengan adanya CIMSA Local Report juga mampu meningkatkan kapasitas dan kompetensi dari seluruh komponen CIMSA demi mencapai tujuan organisasi METODOLOGI Rapor Lokal CIMSA disusun berdasarkan berbagai Indikator yang dibuat oleh National Officials yang terbagi dalam 10 divisi penilaian. Setiap Indikator diberikan penilaian dan penjelasan. Penjelasan setiap indikator bermaksud sebagai deskripsi dari keadaan lokal tersebut terhadap masing-masing indikator. Setiap indikator juga memiliki saran dan rekomendasi yang digunakan sebagai bahan masukan ataupun solusi dari



National Officials terhadap permasalahan lokal tersebut. Beberapa



terminologi dan perhitungan penilaian pada Rapor Lokal CIMSA sebagai berikut. 1. Nilai Periode Nilai periode didapatkan dari rata-rata nilai setiap periode tertentu 2. Division Score Divisi score didapatkan dari rata-rata nilai periode. Divisi score yang dimaksud adalah SCORA score, SCOPH score, SCORP score, SCOME score, SCORE score, SCOPE score, Internal score, Eksternal Score, Finance Score, Admin Score. Masing-masing lokal akan mendapatkan ranking division score yang digunakan sebagai bahan evaluasi untuk



mengetahui posisi divisi lokal



tersebut jika dibandingkan dengan lokal-lokal lain secara nasional. 3. Regional Score Regional score didapatkan dari rata-rata nilai divisi untuk region tersebut. Masing masing lokal akan mendapatkan ranking regional score yang digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui posisi lokal tersebut jika dibandingkan dengan lokal-lokal lain dalam satu region. .



4.



National Score National score didapatkan dari rata-rata nilai divisi untuk seluruh lokal CIMSA di Indonesia



5.



Rating dan Intepretasi Penilaian Rating digunakan untuk memudahkan Vice President for Internal Affairs dalam menggolongkan masing-masing divisi dan lokal. Rating yang dimaksud merujuk kepada standar internasional dalam memberikan penilaian.



6.



Local Score Local score didapatkan dari penjumlahan rata-rata nilai seluruh divisi untuk lokal yang bersangkutan. Lokal score digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui posisi lokal secara menyeluruh jika dibandingkan secara regional dan nasional. .



HANDOVER CHECKLIST LOCAL Regenerasi merupakan ujung tombak dari upaya meningkatkan dan menstabilkan kondisi suatu lokal CIMSA. Rangkaian regenerasi di CIMSA terdapat beberapa kegiatan. Kegiatan terpenting dan pamungkas adalah handover. Apakah kalian tahu handover itu apa? Handover merupakan suatu kegiatan pemindahan kontrol atau tanggung jawab terhadap sesuatu kepada orang. Fungsinya adalah untuk memandu pemegang jabatan yang baru agar mengerti dan mampu meneruskan visi dan misi pemegang jabatan lama dalam pelaksanaan kinerjanya. Handover di CIMSA merupakan proses serah terima jabatan antara official lama (predecessor) dengan official baru (successor). Dengan adanya handover, diharapkan transisi antar jabatan dapat berlangsung baik. Sehingga, officials successor mampu melakukan kinerja dengan baik dan beradaptasi dengan cepat dalam melakukan kinerja sebagai officials. Handover di CIMSA merupakan tanggung jawab khusus untuk monitoring handover ini adalah jabatan HRDC dengan VLI sebagai EB pengampunya. Sejatinya, handover ini merupakan tanggung jawab seluruh officials agar setiap bing di CIMSA tersebut tetap stabil bahkan meningkat di tahun kepengurusan berikutnya. CIMSA memiliki panduan khusus untuk pelaksanaan handover ini. Lalu bagaimana proses handover di CIMSA saat ini? Mari kita bahas! Proses handover di CIMSA terdiri dari beberapa tahap, antara lain: a. Handover jabatan official kepada jabatan official (jabatan – jabatan) Handover jabatan – jabatan merupakan handover pertama dan intens yang dilakukan oleh masing-masing jabatan official predecessor kepada official successor. Handover ini dilakukan untuk menjelaskan secara rinci seluruh visi, misi, dan kegiatan yang dilakukan oleh official predecessor kepada official successor.



b.



Handover team kepada team (team – team) Handover team – team merupakan handover yang dilakukan oleh tim – tim official predecessor kepada tim – tim official successor (executive board, internal,



external,



finance,



SCO).



Handover



ini



dilakukan



untuk



menyampaikan hal-hal yang menjadi fokus tim, baik yang telah dilakukan tim maupun yang menjadi visi tim kedepannya, yang harus diketahui oleh tim official successor. c.



Handover kolaborasi official Handover kolaborasi merupakan handover yang dilakukan oleh official secara bersama-sama dengan salah satu atau lebih official lainnya. Handover ini membahas mengenai kegiatan kolaborasi yang dilakukan selama official predecessor menjabat yang secara kompleks dan kolaboratif harus diketahui oleh official successor. Proses ini bisa saja hanya dilakukan oleh sebagian officials saja, bergantung kembali pada program kerja atau koordinasi yang diperlukan.



d.



Handover official kepada official (official – official) Handover official - official merupakan handover yang terakhir menutup semua rangkaian handover yang dilakukan kepada official successor. Handover ini dilakukan untuk menyampaikan hal-hal penting yang harus diketahui oleh seluruh official successor. Proses ini menekankan bahwa setiap jabatan di officials tersebut bukan hanya merepresentasikan officials tersebut terhadap jabatannya, tapi sekaligus merepresentasikan CIMSA di lokal tersebut. Oleh karena itu semua officials harus sangat paham.



Untuk melakukan handover dengan baik, CIMSA sudah membuat hal-hal apa saja yang minimal disampaikan dan dilaksanakan pada saat handover. Kalau misalnya mau bahas yang lain boleh nggak? Tentu boleh banget asalkan masih sesuai konteks yang relevan. CIMSA mempunyai checklist handover yang bisa kamu minta ke HRDC lokal kamu!



REBRANDING CIMSA Tahukah kamu bahwa CIMSA sudah melakukan beberapa kali rebranding atau pertukaran logo CIMSA ? Sejak awal CIMSA berdiri, CIMSA sudah mengalami beberapa kali pertukaran logo CIMSA. Kenapa diadakan rebranding CIMSA ? Jadi begini ceritanya, usia CIMSA yang semakin bertambah kita semua menyadari bahwa CIMSA sedang dalam ambang mainstream renown atau trend kualitas internal dan eksternal CIMSA yang semakin meningkat. Hal-hal ini terbukti dari jumlah kerjasama skala besar yang dimiliki CIMSA bersama organisasi-organisasi di Indonesia ataupun organisasi internasional. Selain itu, kita juga melihat bahwa kualitas project CIMSA yang semakin baik, hingga minat organisasi kepemerintahan maupun non-kepemerintahan terhadap aktivitas CIMSA yang semakin meningkat. Hal ini membuat CIMSA menginspirasi dan memberikan semangat kompetisi kepada organisasi mahasiswa lainnya untuk berlomba-lomba memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Perkembangan yang sangat pesat tersebut membuat CIMSA membutuhkan tampilan visual yang juga representatif. Ketika perkembangan di dalam maupun diluar berjalan seirama, identitas CIMSA akan semakin kuat. Perkembangan dunia yang juga semakin pesat mendorong CIMSA menyatakan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk membuat wajah baru di CIMSA. Wajah baru yang dapat merepresentasikan seluruh pergerakan dan semangat CIMSA ke depan dengan lebih baik. Dengan demikian, diharapkan CIMSA akan dapat beroperasi bersama visual yang kuat dan mudah dimengerti. Dengan adanya visual dan tampilan baru CIMSA, CIMSA dapat terus berkembang dan siap dalam menghadapi tantangan masa depan. Selain itu, perubahan ini juga akan memudahkan kinerja CIMSA dengan tampilan yang seragam di seluruh lokal sehingga baik pihak internal maupun eksternal akan lebih mudah mengenal CIMSA. CIMSA percaya dengan adanya perubahan ini akan membawa CIMSA ke tingkat yang lebih tinggi, menjadi organisasi yang lebih profesional dan lebih berdampak bagi mahasiswa kedokteran, pemuda, dan kesehatan Indonesia. .



Sejarah Logo CIMSA



2001 • Logo pertama CIMSA adalah logo berbentuk bumi dengan ular dan tulisan CIMSA ditengahnya yang diadopsi dari logo IFMSA • Logo ini bertahan selama 8 tahun dan merupakan logo yang digunakan saat awal berdirinya CIMSA sekaligus perayaan bergabungnya CIMSA sebagai salah satu NMO di IFMSA



2008 •















Logo CIMSA saat itu berbentuk garuda dengan gelombang EKG di tengah sayapnya. Pergantian logo pada tahun 2008 adalah momentum CIMSA menjadi organisasi yang lebih menunjukkan semangat nasionalisme CIMSA mampu bertengger dengan menghasilkan banyak prestasi seperti Polstat CIMSA mengenai Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2011 Prestasi lain melalui logo ini adalah penghargaan juara harapan satu dalam dua kategori Indonesian MDGs Awards dari Kantor Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk MDGs, dan nominee dalam Indonesian MDGs Awards 2012



2015 CIMSA yang diresmikan tahun 2008 • disempurnakan tahun 2015 dengan makna sebagai berikut: Burung Garuda yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan •



Burung Garuda sebagai simbol rasa nasionalisme organisasi.







Warna biru pada bagian kepala dan leher burung Garuda mewujudkan lambang profesionalisme dan kemandirian.











Warna merah-jingga – kuning pada bagian sayap burung Garuda mewujudkan lambang semangat pada anggota dan pengurus CIMSA. Warna hijau pada bagian ekor burung Garuda mewujudkan lambang jiwa muda.



EKG yang terletak antara bagian sayap dan ekor burung Garuda mewujudkan bahwa CIMSA merupakan organisasi mahasiswa kedokteran yang terus hidup.



Akronim CIMSA • Gradasi pada akronim CIMSA mewujudkan lambang regenerasi dan semangat yang harus selalu diperbaharui. •



Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk segitiga yang berkibar.







Bendera Negara mewujudkan bahwa CIMSA tunduk pada hukum dan aturan Negara Kesatuan Republik Indonesia







Kepanjangan CIMSA di bagian paling dasar / paling bawah.



2016 Logo utama CIMSA terdiri dari dua • elemen, ikon dan word mark. Logo ini memotret ide, prinsip, dan tujuan organisasi yang dituangkan •melalui simbol, warna, rupa, dan • ben-tuk. •







Merah menyala dan putih terang sebagai warna utama menujukkan jiwa nasionalisme sebagai organisasi Indonesia, sementara ikon • merepresentasikan nilai-nilai utama CIMSA. • Karakter garuda, diadopsi dari logo lama telah disederhanakan dan dimodernisasi untuk menegaskan semangat pemuda Indonesia.



Siluet tangan menyimbolkan sikap selalu ingin membantu, aktif secara sosial, dan nilai nonprofit Bentuk secara keseluruhan dapat diinterpretasikan baik sebagai bentuk jantung atau sebuah tetesan darah yang memberi makna bahwa CIMSA adalah organisasi yang bergerak di bidang kesehatan



Secara umum, logo CIMSA mengandung pesan bahwa CIMSA adalah sekelompok pemuda mahasiswa kedokteran Indonesia yang siap untuk membantu melalui aktivitas sosial demi peningkatan kesehatan nasional



BRAND MESSAGE WE INITIATE, EMPOWER, AND IMPROVE. CIMSA adalah pionir. Melalui ide dan inovasi dari anggotanya, CIMSA mampu menginisiasi berbagai program kesehatan. Inisiasi ini dapat kita lihat dalam bentuk sustainable project, community development, policy statement, CIMSA Program, CIMSA Statistical System, dan CIMSA Health Statistic. Selain itu, CIMSA menjadi organisasi pemuda yang mendukung sosialisasi dan perwujudan Millenium Development Goals dan Sustainable Development Goals. Inisasi yang dilakukan CIMSA bersifat sustainable dan dinamis. Dalam hal ini, sustainable memiliki arti program yang dilakukan berkelanjutan, dapat dievaluasi untuk pelaksanaan program selanjutnya serta berlangsung terus menerus. Sifat dinamis yang ada dalam CIMSA mengantarkan CIMSA ke dalam perkembangan organisasi baik aspek internal maupun eksternal. CIMSA memberdayakan mahasiswa kedokteran. CIMSA memfasilitasi mahasiswa kedokteran Indonesia untuk dapat mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik. Program yang ada dalam CIMSA untuk memberdayakan mahasiswa kedokteran sangat beragam. Pertama, project. Mahasiswa kedokteran dapat berpartisipasi aktif dalam menuangkan ide dan kreativitas dalam membuat project yang menarik, tepat sasaran, dan berkualitas, Kedua, training. Untuk menghasilkan anggota yang berkualitas, CIMSA memiliki platform training yang telah terakreditasi mulai dari level lokal, regional, nasional, dan internasional. Dengan adanya training yang terstandarisasi dan berisi pembekalan soft skill, kompetensi, dan pengetahuan yang cukup, mahasiswa kedokteran Indonesia dapat memiliki bekal untuk berkontribusi aktif dalam aktivitas baik di dalam maupun di luar CIMSA.



.



Ketiga, meeting. CIMSA memiliki pertemuan di tingkat lokal, regional dan nasional dimana mahasiswa kedokteran dapat berkumpul untuk bertukar pikiran, berdiskusi, dan berbagi pengetahuan dengan mahasiswa kedokteran dari latar belakang yang berbeda. CIMSA pun aktif mengirimkan delegasi ke berbagai kegiatan, conference, dan meeting internasional. Dengan demikian, secara tidak langsung CIMSA memfasilitasi mahasiswa kedokteran untuk membangun networking dengan sesame mahasiswa kedokteran yang berbeda universitas dari seluruh dunia. Keempat, pertukaran pelajar. CIMSA mempunyai dua platform pertukaran mahasiswa kedokteran terbesar di seluruh dunia yakni Professional Exchange untuk pertukaran mahasiswa klinik dan Research Exchange untuk pertukaran riset internasional. Program ini menawarkan mahasiswa kedokteran untuk merasakan atmosfer kedokteran di negara lain selama satu bulan penuh. Selain manfaat akademik dengan mempelajari Global Health, program ini juga bertujuan untuk mengasah pemahaman budaya mahasiswa kedokteran dari seluruh dunia. CIMSA meningkatkan kesehatan Indonesia. Sebagai organisasi yang berbasis aktivitas, CIMSA memiliki project yang langsung ditujukan kepada masyarakat. Project yang ada dalam CIMSA berbasis data sehingga benar-benar dilakukan sesuai masalah yang ada dalam komunitas. Selain itu, project CIMSA yang bersifat promotif dan preventif memberi manfaat bagi masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya kesehatan dan pola hidup sehat. Ranah kerja CIMSA terwujud dalam Standing Committee (SCO). CIMSA memiliki enam Standing Committee dengan fokus pada isu kesehatan yang spesifik yaitu kesehatan masyarakat, kesehatan reproduksi, pendidikan kedokteran, hak asasi manusia dan perdamaian, serta pertukaran mahasiswa kedokteran internasional untuk riset dan klinik. Ranah kerja yang spesifik ini menunjukkan bahwa CIMS memiliki concern dan fokus untuk berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan Indonesia. Sampai saat ini, CIMSA telah menghasilkan 500 lebih project yang tersebar di 23 lokal, kampanye kesehatan yang dilaksanakan setiap bulan, lebih dari 25 community development yang terus berjalan, lebih dari 300 kontrak exchange setiap tahun, hingga kerjasama CIMSA dengan organisasi pemerintah dan non pemerintah termasuk World Health Organization dan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. CIMSA akan terus tumbuh dan berkembang untuk Indonesia. pemudanya, dan kesehatan.



INTERNATIONAL FEDERATION OF MEDICAL STUDENT ASSOCIATION International Federation of Medical Students’ Association (IFMSA) adalah organisasi non-profit, non-pemerintah dan non-partisipan yang mewakili asosiasi mahasiswa kedokteran internasional. IFMSA didirikan pada tahun 1951 dan merupakan salah satu organisasi pelajar dan organisasi pelajar kedokteran tertua di dunia. IFMSA terbagi menjadi 5 region : Asia-Pacific dimana tempat kita berada, America, Eastern-mediterranean, Africa, dan Europe. Menghubungkan mahasiswa kedokteran dari 141 organisasi di 130 negara di seluruh dunia, IFMSA memiliki tujuannya yang terbagi dalam enam area: kesehatan masyarakat, kesehatan reproduksi seksual, pendidikan kedokteran, hak asasi manusia dan perdamaian, pertukaran pelajar profesional, dan pertukaran pelajar penelitian. Setiap tahun, IFMSA menyelenggarakan lebih dari 13.000 program pertukaran penelitian dan klinis bagi mahasiswanya untuk mengeksplorasi inovasi dalam bidang kedokteran, dan sistem kesehatan dalam lingkungan yang berbeda. IFMSA juga secara resmi diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai suara mahasiswa kedokteran internasional, dan memiliki hubungan resmi dengan badan-badan PBB utama, seperti Organisasi Kesehatan Dunia, UNESCO, UNAIDS, UNHCR dan UNFPA, serta pendukung utama seperti World Medical Association (WMA). Ini memastikan bahwa IFMSA dianggap sebagai mitra utama dalam hal masalah kesehatan global, internasional dan lokal. Selain itu, federasi ini memiliki kemitraan resmi dengan beberapa organisasi dan institusi kesehatan dan pembangunan internasional lainnya! Anggota organisasi di IFMSA dinamakan National Member Organization (NMO) dan Indonesia diwakili oleh satu representatif mahasiswa kedokteran Indonesia yaitu NMO CIMSA Indonesia.



STANDING COMMITTEE Standing Committee IFMSA Dalam menjalankan aktivitasnya, IFMSA bergerak dalam enam bidang kerja atau Standing Committee (SC) : • Standing Committee on Public Health (SCOPH) • Standing Committee on Human Rights and Peace (SCORP) • Standing Committee on Sexual and Reproductive Health including HIV/ AIDS (SCORA) • Standing Committee on Medical Education (SCOME) • Standing Committee on Professional Exchange (SCOPE) • Standing Committee on Research Exchange (SCORE) Setiap SCO memiliki ranah kerja masing-masing dan merupakan tombak terdepan IFMSA dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan global bersama seluruh mahasiswa kedokteran di seluruh dunia.



Struktur kepengurusan IFMSA



CIMSA dalam IFMSA



Kevin Alvaro Handoko as SCORE Regional Assistant for Asia-Pacific 2020/2021 Muhammad Gilang Dwi Putra as SCORE Projects Development Assistant 2020/2021 Putri Azzahra Nur Azrina as Asia-Pacific Regional Team Development Assistant 2020/2021 Satria Angga Widitama as Publication and Content Creation Assistant to VPPRC 2020/2021 Batara Bisuk Silalahi as Program Coordinator for EHRH 2020/2021 Ashandi Triyoga Prawira as Asia-Pacific Regional Team General Assistant 2019/2020 Kevin Alvaro Handoko as SCORE Regional Assistant for Asia-Pacific 2019/2020 Muhamad Farisan Kusniadi Putra as Publications and Content Assistant to VPPRC 2019/2020 Muthia Huda Islami as Social Media and community Manager to VPPRC 2019/2020 Muhammad Halim Triwirani Syam as Capacity Building Regional Assistant for AsiaPacific 2019/2020 Batara Bisuk Silalahi as SCORP Regional Assistant for Asia-Pacific 2019/2020 Satria Nur Sya’ban as Supervising Council 2018/2020 Azhar Rafiq as Website and Technology Assistant to VPPRC 2018/2019 Muthia Huda Islami as Publication Assistant to VPPRC 2018/2019 Ashandi Triyoga Prawira as Capacity Building Regional Assistant for Asia-Pacific 2018/2019 Satria Nur Sya’ban as Vice President for Members 2017/2018 Fahmi Kurniawan as Publication Assistant 2017/2018 Ashandi Triyoga as NMO Asia Pacific Strategy Team 2017/2018 Rizki Nur Karim as Regional Assistant for Capacity Building 2017/2018 Satria Nur Sya’ban as Asia Pacific Regional Director 2016/2017 Sefrina Trisadi as SCOPE RA for Asia Pacific 2016/2017 Sirin Salsabila as Project Assistant 2016/2017 Farhan Mar’i Isa as Asia Pacific Regional Director 2015/2016 Armalya Pritazahra as Asia Pacific SCOPE Regional Assistant 2014/2015 Farhan Mar’i Isa as SCOPE Director 2013/2014 Adelya Ulya Rahman as Asia Pacific SCORE Regional Assistant 2013/2014



Rizki Meizikri as Asia Pacific SCOPE Regional Assistant 2013/2014 Theodora Caroline Sihotang as Development Assistant of Media and Publication IFMSA AP 2013/2014 Farhan Mar’i Isa as Asia Pacific SCOPE Regional Assistant 2012/2013 Praise Jeremiah as Asia Pacific SCORE Regional Assistant 2012/2013 Dian Oktavia Giriningrum as Asia Pacific Development Assistant for periode 2012/2013 Alessando Alfieri as SCORA Asia Pacific Regional Assistant 2011/2012 Briliansy Mulyanto as SCOPH Asia Pacific Regional Assistant 2011/2012 Atika Isna Fatya as Asia Pacific SCORE Regional Assistant 2011/2012 Maharita Pandikasari as Project Assistant of Asia Pacific 2011/2012 Sendhy Yustisia as Asia Pacific SCORA Regional Assistant 2010/2011 Rifky Zidni as SCORE Asia Pacific Regional Assistant 2010/2011 Fatia Masriati as SCOME Asia Pacific Regional Assistant 2010/2011 Claudia Lunaesti as SCOPH Asia Pacific Regional Assistant 2010/2011 Festus Andrianto Susilo as Vice President for External Affairs (VPE) Asia Pacific Regional Assistant 2009/2010 Ida Bagus Gita Dharma as SCORA Asia Pacific Regional Assistant 2009/2010 dan masih banyak lagi nama-nama yang mewakili Indonesia dalam IFMSA setiap tahunnya! NMO Indonesia as Host :



1. Host of IFMSA Asia Pacific Regional Meeting 2013 Yogyakarta 2. Host of IFMSA March Meeting 2011, Jakarta. 3. Host of Asia Pacific Regional Meeting 2006, Jakarta.



IFMSA Meetings



IFMSA Memiliki 3 kali meeting rutin yang setiap tahunnya mengumpulkan mahasiswa kedokteran internasional! March Meeting, Asia Pacific Regional Meeting, dan August Meeting. Meeting IFMSA merupakan salah satu kegiatan yang sangatsangat menarik dan tidak terlupakan. Seluruh mata acara di konsep untuk seluruh NMO agar bisa belajar dan membawa materi dan pelajaran baru untuk dibawa ke negaranya masing-masing dengan tujuan dapat membangun NMO yang lebih baik. Beberapa mata acara yang dilaksanakan di IFMSA GA : 1. Theme Session/Grand lecture 2. Small Working Group 3. NMO development session 4. Standing Committee session 5. Activities Fair 6. Exchange Fair 7. Plenary session, dan lainnya. Juga akan ada Pre-GA yang berfokus kepada Capacity Building dan training serta Post-GA sebagai agenda penutup yang paling ditunggu yaitu berkeliling melihat indahnya kekhasan tuan rumah! Pelaksanaan meeting ini selalu dibuka kepada seluruh anggota negara yang siap menjadi tuan rumah. Akankah Indonesia menjadi tuan rumah pada meeting IFMSA selanjutnya? Regions



IFMSA terbagi menjadi 5 besar region yaitu Africa, America, Europe, Easternmediterranean, dan Asia Pacific yang merupakan tempat di mana Indonesia tergabung dalam regionnya. Region Asia Pacific merupakan region yang sangat unik karena Region ini benar-benar terdiri dari banyak negara yang tingkat diversitasnya sangat tinggi mulai dari budaya, kultur, hingga bahasa. Regions dikoordinasikan oleh Regional Director bersama dengan timnya yaitu Regional Assistant. Oh iya, Indonesia merupakan salah satu NMO aktif bersama banyak negara lainnya yang berkontribusi untuk berkembangnya IFMSA di Asia Pacific, lho!



How we get involved?



IFMSA memiliki banyak sekali aktivitas dan kesempatan yang ditawarkan kepada mahasiswa di seluruh kedokteran. Hal ini patut disyukuri dan diperjuangkan bagi kalian mahasiswa kedokteran Indonesia yang memiliki hasrat untuk bisa berkembang dan menjadi mahasiswa kedokteran yang memiliki banyak keterampilan dan pengalaman. Bertemu dengan mahasiswa kedokteran lainnya di seluruh penjuru dunia, bertukar pendapat, belajar, dan saling berbagi ilmu dan pengalaman adalah kesempatan langka yang wajib kalian rasakan sebagai member CIMSA. Bagaimana teman-teman agar bisa terlibat dan mengambil bagian dari ini? 2. Mailing List! Teman-teman harus join Mailing list IFMSA : General: https://groups.google.com/a/ifmsa.org/g/ifmsa-general [email protected])



(ifmsa-



Europe: https://groups.google.com/a/ifmsa.org/g/europe-server/ ([email protected]) EMR: https://groups.google.com/a/ifmsa.org/g/emr-server/ [email protected])



(emr-



Americas: https://groups.google.com/a/ifmsa.org/g/americas-server/ ([email protected]) Africa: https://groups.google.com/a/ifmsa.org/g/africa-server/ [email protected])



(africa-



Asia-Pacific: https://groups.google.com/a/ifmsa.org/g/Asia-Pacific-server/ ([email protected]) SCORE: https://groups.google.com/a/ifmsa.org/g/score-server/ [email protected])



(score-



SCOME: https://groups.google.com/a/ifmsa.org/g/scome-server/ [email protected])



(scome-



SCORA: https://groups.google.com/a/ifmsa.org/g/scora-server/ [email protected])



(scora-



SCOPE: https://groups.google.com/a/ifmsa.org/g/scope-server/ [email protected])



(scope-



SCOPH: https://groups.google.com/a/ifmsa.org/g/scoph-server/ [email protected])



(scoph-



SCORP:



(scorp-



https://groups.google.com/a/ifmsa.org/g/scorp-server/



[email protected]) CIMSA Nasional : [email protected] CIMSA Nasional akan selalu mengatur kesempatan ini dan menyebarluaskannya via social media milik CIMSA. Segera ikuti dan pastikan kalian tidak pernah!



3. CIMSA



Nasional



akan



selalu



mengatur



kesempatan



ini



dan



menyebarluaskannya via social media milik CIMSA. Segera ikuti dan pastikan kalian tidak pernah ketinggalan informasi, ya! 4. Tanyakan kepada pengurus CIMSA lokal! Pengurus lokal CIMSA bertanggung jawab meneruskan dan membagikan seluruh kesempatan yang telah disediakan oleh IFMSA dan CIMSA Nasional. Sebagai NMO dari IFMSA, kesempatan-kesempatan yang ditawarkan merupakan sebuah peluang bagi kita semua untuk bisa berkarya dan menjadi lebih dari sekedar mahasiswa kedokteran. Indonesia merupakan negara yang sangat diperhitungkan di IFMSA. Jadi, jangan ragu untuk libatkan dirimu dan segera buktikan mahasiswa kedokteran Indonesia pada dunia!



STANDING COMMITTEE ON MEDICAL EDUCATION 1. Latar belakang SCO Standing Committee on Medical Education (SCOME) didirikan pertama kali pada tahun 1951 di Copenhagen, Denmark bersamaan dengan berdirinya International Federation of Medical Students' Associations (IFMSA). SCOME bergerak secara khusus dan terarah untuk membekali mahasiswa kedokteran mencapai kompetensi seorang dokter yang baik, selain itu juga SCOME fokus untuk meningkatkan kualitas pendidikan kedokteran melalui perbaikan sistem pendidikan kedokteran. SCOME CIMSA mewadahi forum diskusi atau dapat disebut sebagai fasilitator mahasiswa kedokteran untuk mendapatkan akses dalam hal pendidikan kedokteran termasuk di dalamnya pengembangan wawasan dalam isu pendidikan kedokteran dan kurikulum pendidikan kedokteran. Sebagai mahasiswa kedokteran yang setiap hari selalu langsung berhadapan pendidikan kedokteran sudah sepantasnya kita lebih memahami perbaikan sistem dan isu yang ada di dalam hal pendidikan kedokteran. Saat ini SCOME CIMSA memiliki representatif di 21 lokal CIMSA. SCOME CIMSA telah berkembang pesat begitu juga dengan kualitas dan kuantitas membernya. Salah satu penunjang pengembangan member dalam hal kualitas adalah dengan memaparkan secara dini kepada setiap member mengenai segala sesuatu tentang SCOME dengan harapan dapat meningkatkan sense of belonging member SCOME CIMSA serta dapat menjalankan peran sebagai agent of change dalam hal pendidikan kedokteran dan sama-sama mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dengan terus mengembangkan sumber daya manusia sepanjang hayat sehingga masyarakat mendapatkan akses pelayanan kedokteran secara komprehensif dan berkualitas. 2. Visi & Misi Visi



Terciptanya sumber daya manusia kedokteran Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi sehingga cepat tanggap dan memiliki kemampuan menghadapi setiap perubahan dalam skala lokal maupun global dengan kompetensi yang relevan. Misi



SCOME berkomitmen untuk melakukan upaya aktif mendukung mahasiswa kedokteran untuk mendapatkan pendidikan kedokteran yang komprehensif, termasuk usaha persiapan dalam menghadapi perubahan global.



3. Fokus Area Kegiatan dan aktivitas SCOME CIMSA berfokus kepada lingkup kerja/ranah kerja yang berkaitan dengan: 1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kesehatan (Human Resource for Health). 2. Sumber daya perbaikan serta pengembangan pendidikan kedokteran (Medical Education Resources, Research, and Development System). 4. Activities Kampanye Hari Kolaborasi Kesehatan Nasional (HKKN)



Hari Kolaborasi Kesehatan Nasional (HKKN) diperingati setiap tanggal 12 Oktober yang dilatarbelakangi atas kesepakatan berbagai mahasiswa yang berasal dari berbagai ilmu kesehatan dengan tujuan menjadikan kesehatan Indonesia yang lebih baik melalui terwujudnya kolaborasi interprofesi dalam sistem pelayanan kesehatan. Untuk memperingati hari tersebut, SCOME CIMSA rutin melaksanakan Kampanye Hari Kolaborasi Kesehatan Nasional dengan mengangkat isu interprofessional education dan interprofessional collaboration di Indonesia. Hal ini juga sebagai wujud implementasi dari dokumen pernyataan kebijakan CIMSA terkait pendidikan interprofesi. Kampanye Hari Dokter Nasional (HDN)



Hari Dokter Nasional (HDN) diperingati setiap tanggal 24 Oktober untuk mengapresiasi jasa dokter yang berjuang dalam memberikan pelayanan kesehatan di Indonesia. Hari Dokter Nasional juga dikenal sebagai hari lahirnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Dalam merayakan dan memperingati momen spesial tersebut, SCOME CIMSA rutin mengadakan Kampanye Hari Dokter Nasional dengan mengangkat berbagai isu seputar kedokteran dan kesehatan di Indonesia. Dengan adanya kampanye ini juga diharapkan dapat membangkitkan semangat mahasiswa kedokteran untuk terus aktif belajar serta mengambangkan kapasistas dan kapabilitas dalam dirinya untuk menjadi sosok dokter di masa depan. Kampanye Persebaran Dokter



Kampanye Persebaran Dokter dilaksanakan oleh SCOME CIMSA sebagai wujud dukungan terkait pemerataan distribusi tenaga dokter di Indonesia. Dengan adanya kampanye ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran dari mahasiswa kedokteran terkait kondisi maldistribusi tenaga dokter di Indonesia serta menumbuhkan tekad dan keyakinan mahasiswa kedokteran untuk berani mengabdikan diri di daerah dengan ketersediaan tenaga dokter yang minim demi meningkatkan kualitas kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.



Aktivitas Lokal



Lokal SCOME CIMSA aktif dalam melaksanakan berbagai aktivitas baik berupa one day event, campaign, celebration hingga kepada project yang didalamnya mencakup community development dan sustainable project. Aktivitas yang dilakukan oleh lokal SCOME CIMSA berfokus kepada pengembangan sumber daya manusia dibidang kesehatan serta pengembangan sistem pendidikan kedokteran melalui penelitian, penguatan sumber daya pendukung serta keterlibatan mahasiswa kedokteran dalam pengembangan kurikulum pendidikan kedokteran. Aktivitas lokal SCOME CIMSA juga senantiasa sejalan dengan perkembangan isu pendidikan kedokteran. Berbagai aktivitas yang dilakukan oleh lokal SCOME CIMSA diantaranya seperti pelatihan penguasaan bahasa isyarat oleh mahasiswa kedokteran, seminar mengenai aspek hukum dalam dunia kedokteran, aktivitas seputar peningkatan pengetahuan,



pemahaman



dan



penguasaan



mahasiswa



kedokteran



terkait



interprofessional education dan interprofessional collaboration, Bedah Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI), survei kurikulum pendidikan kedokteran, sosialisasi dan pengenalan mengenai sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, pengenalan serta bedah referensi belajar, penguatan basic skill mahasiswa kedokteran, persiapan menghadapi ujian, serta berbagai aktivitas lainnya yang relevan dengan ranah kerja dan fokus dari SCOME CIMSA. 5. Capacity Building Training Medical Education TrainerI (TMET)



Training Medical Education Trainers (TMET) merupakan capacity building yang dilaksanakan oleh SCOME CIMSA Indonesia dan diadaptasi dari capacity building SCOME IFMSA. TMET dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kualitas mahasiswa kedokteran di bidang pendidikan kedokteran dan meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam pengembangan kurikulum pendidikan kedokteran. Dengan dilaksanakannya TMET diharapkan dapat menghasilkan medical education trainer yang memiliki kompetensi seputar pengembangan sumber daya manusia kedokteran dan isu seputar pendidikan kedokteran. Dalam empat tahun terakhir, SCOME CIMSA Indonesia telah menyelenggarakan TMET sebanyak tiga kali, yaitu pada Pre October Meeting 2018 di Surabaya, Pre October Meeting 2019 di Bandung, dan Pre National Leadership Summit 2020 secara virtual. Hingga tahun 2021, terdapat 11 MET IFMSA-Certified dan 29 MET CIMSA-Certified yang berasal dari Indonesia. Medical Education Trainer (MET) diharapkan dapat menjadi perwakilan



mahasiswa kedokteran dalam mengembangkan pendidikan kedokteran di Indonesia. MET telah diperlengkapi untuk membangun komunikasi dengan pemegang kebijakan di fakultas dan berbagi pikiran untuk meningkatkan sistem pendidikan kedokteran paling tidak dalam lingkup terdekat, dan meningkatkan profesionalitas. Dengan adanya TMET ini, diharapkan dapat mendorong mahasiswa kedokteran peserta aktif dalam perancangan kurikulum dan proses peningkatan institusi mereka sebagai cara untuk meningkatkan pendidikan kedokteran dan juga dapat berdampak untuk meningkatkan kesehatan bangsa. Advocacy in Medical Education Training (AMET)



Advocacy in Medical Education Training (AMET) pertama kali dilaksanakan oleh IFMSA pada Pre-Americas Regional Meeting 2018 di Paraguay. AMET dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan atau memfasilitasi kemampuan advokasi kepada member SCOME untuk menghadapi berbagai isu pendidikan kedokteran di dunia. AMET berfokus kepada penguatan pengetahuan dan peningkatan kemampuan mahasiswa kedokteran dalam melakukan advokasi sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa kedokteran untuk terlibat dalam pengembangan sistem pendidikan kedokteran. Pada tahun 2021, SCOME CIMSA Indonesia untuk pertama kalinya menginisiasi pelaksanaan AMET di Indonesia. Dengan pelaksanaan AMET diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi SCOME CIMSA untuk terus berperan aktif mendorong keterlibatan mahasiswa dalam mengembangkan sistem pendidikan kedokteran khususnya di Indonesia. Local Upgrading



Local upgrading merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kualitas member di suatu lokal sehingga kompetensi dan pengetahuan member dapat sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh SCOME CIMSA Nasional sesuai dengan Visi dan Misi yang dimiliki SCOME. SCOME berperan untuk menangani program pengembangan pendidikan kedokteran Indonesia sekaligus sebagai wadah bagi mahasiswa kedokteran mengembangkan pengetahuan di bidang tersebut. Tetapi sayangnya member belum terpapar secara optimal terhadap isu dan hal-hal yang dibahas oleh SCOME. Penguatan “SCOME Basics and Foundation” menjadi sangat penting untuk meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki SCOME CIMSA. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas member SCOME yang memadai perlu dilakukan upgrading lokal SCOME di 20 lokal dan 1 lokal observer. Materi upgrading lokal SCOME yang diberikan sesuai dengan kurikulum SCOME CIMSA Nasional.



6. SCO Nasmeet Make Medical Education Update (MMU)



Make Medical Education Update atau dapat disingkat menjadi MMU ialah meeting nasional SCOME CIMSA yang pertama kali diadakan pada tahun 2014. Meeting SCOME CIMSA yang terkemas dalam MMU ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan sumber daya manusia member SCOME CIMSA terkait isu seputar pendidikan kedokteran baik di Indonesia maupun di dunia. MMU telah diinisiasi dari tahun kepengurusan 2011 – 2012. Dengan tekad yang kuat dan berlandaskan kepentingan untuk meningkatkan sense of belonging member SCOME CIMSA serta mempersiapkan mahasiswa kedokteran untuk dapat bersaing secara global. Tujuan dari pelaksanaan MMU meliputi: 1. Menjadi sarana pengembangan pengetahuan dan wawasan anggota SCOME CIMSA mengenai isu pendidikan kedokteran. 2. Menjadi wadah pengembangan diri member SCOME CIMSA. 3. Meningkatkan hubungan yang erat antara delegasi MMU. 4. Mempersiapkan proses regenerasi National Committee on Medical Education (NCME) SCOME CIMSA.



Hingga saat ini MMU berhasil dilaksanakan sebanyak 3 kali, dengan host sebagai berikut: 1. MMU 2014, CIMSA FK UIN SH sebagai host. 2. MMU 2015, CIMSA UKDW sebagai host. 3. MMU 2018, CIMSA UNRI sebagai host.



STANDING COMMITTEE HUMAN RIGHTS AND PEACE 1. Latar belakang SCO Standing Committee on Human RIghts and Peace (SCORP) terbentuk pertama kali di IFMSA (International Federation of Medical Students’ Association) pada tahun 1983. Pada saat itu, committee ini didirikan atas dasar mencuatnya masalah-masalah mengenai kesehatan dan kondisi sosial para pengungsi akibat Perang Dunia ke II; sehingga pada tahun 1983, dibentuklah sebuah committe baru di IFMSA yang bernama Standing Committee on Refugees (SCOR). Isu pengungsi muncul secara global sehingga para mahasiswa kedokteran merasa perlu untuk mengangkat isu tersebut dan melakukan aksi. Misi SCOR adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya masalah pengungsi dan orang-orang rentan terhadap masalah kesehatan dan pelanggaran HAM. Namun, setelah berjalan beberapa tahun, SCOR menyadari kegiatan dan usaha yang dilakukan hanya terbatas untuk jangka waktu yang singkat dan hanya bersifat paliatif. Untuk menanggapi tantangan zaman yang telah berkembang dan untuk menemukan solusi jangka panjang, usaha yang dilakukan harus mengenai akar masalahnya, yaitu pencegahan konflik dan pelanggaran HAM; sehingga, pada tahun 1994 SCOR berganti nama menjadi SCORP (Standing Committee on Refugees and Peace). Tetapi, semenjak tahun 2005, kata refugees diganti dengan human rights karena masalah global yang dihadapi sekarang jauh melampaui masalah pengungsi & perdamaian saja, tetapi juga hal terkait isu hak asasi manusia. Dengan bergantinya nama menjadi SCORP (Standing Committee on Human Rights and Peace), kini SCORP berkecimpung dalam menanggapi isu-isu yang terkait perdamaian, hak asasi manusia, prevensi terjadinya konflik, dan masalah korban bencana. 2. Visi & Misi Visi :



Terwadahinya aktivitas mahasiswa kedokteran Indonesia di bidang hak asasi manusia dan perdamaian sehingga tercipta lingkungan mahasiswa dan masyarakat yang sadar akan hal-hal yang berkaitan dengan hak asasi manusia dan perdamaian. Misi :



SCORP berkomitmen mempromosikan HAM dan perdamaian. Sebagai tenaga medis profesional masa depan, kami bekerja untuk memperbaiki dan meningkatkan kesehatan pengungsi dan golongan rentan lainnya.



3. Fokus Area 1. Vulnerable People : SCORP-CIMSA bekerja dengan berfokus pada perlindungan dan perbaikan hak serta kesehatan orang orang rentan, terutama rentan dalam konteks bencana dan kesehatan. 2. Refugee’s Health : SCORP-CIMSA berfokus juga kepada kesehatan dan juga kesejahteraan pengungsi maupun pencari suaka. 3. Disaster Management : SCORP-CIMSA berfokus kepada Pra-bencana (mitigasi dan pencegahan) dan juga Pasca-bencana (pemulihan dan rekonstruksi) serta berusaha mencegah timbulnya golongan rentan baru akibat bencana. 4. The Right to Health : SCORP-CIMSA senantiasa berjuang agar seluruh layanan kesehatan dan juga informasi kesehatan dapat diakses oleh setiap individu. 4. Activities Human Rights Day :



Perayaan Human Rights Day difokuskan kepada isu-isu HAM di tingkat global maupun nasional yang dinilai penting untuk disebarluaskan dan juga di advokasikan kepada stakeholder terkait. Seperti isu diskriminasi kepada kelompok disabilitas, isu rasisme, sampai dengan hak untuk memperoleh udara bersih bagi anak anak. Human Rights Day juga salah satu dari 2 campaign utama di SCORP IFMSA International Day of Peace :



Perayaan International Day of Peace merupakan salah satu dari 2 campaign utama SCORP IFMSA yang mengangkat mengenai isu perdamaian di dunia seperti kesejahteraan pengungsi dan juga pencari suaka. International Women’s Day :



Merupakan



kampanye



kolaborasi



bersama



SCORA



yang



bertujuan



untuk



meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kesetaraan gender, eradikasi kekerasan berbasis gender dan juga hak-hak wanita.



International Day of Disaster Risk Reduction :



International Day of Disaster Risk Reduction berfokus kepada peningkatan kewaspadaan dan juga pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan dan juga penanggulangan bencana serta bagaimana caranya menurunkan risiko terjadi bencana di masa mendatang. Earth Day :



Merupakan kampanye yang berfokus kepada isu isu lingkungan hidup dan bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat akan bahaya dari perubahan iklim serta mengajak untuk melakukan gerakan untuk pencegahan hal tersebut. Earth Hour :



Earth Hour berfokus juga kepada gerakan-gerakan peduli lingkungan hidup namun secara spesifik kepada penghematan energi listrik dan juga penggunaan energi terbarukan. 5. Capacity Building : Training New Human Rights Trainer (TNHRT) :



Training New Human Rights Trainer merupakan sebuah kegiatan pelatihan yang diinisiasi oleh anggota Standing Committee on Human Rights and Peace (SCORP) IFMSA demi mencapai misi SCORP untuk meningkatkan kesadaran hak asasi manusia di kalangan mahasiswa kedokteran serta memberdayakan kaum pemuda untuk mengambil tindakan kemanusiaan dalam bermasyarakat. TNHRT memfasilitasi mahasiswa kedokteran yang memiliki minat terhadap pendidikan hak asasi manusia dan menyediakan pelatihan soft skills, pengembangan minat, dan kemampuan diri, serta informasi-informasi yang membantu mahasiswa kedokteran dalam membangun jejaring peer educator di bidang kemanusiaan. TNHRT akan menghasilkan Human Rights Trainer CIMSA yang akan memberikan pengetahuan mendasar tentang hak asasi manusia kepada mahasiswa kedokteran dan masyarakat mengenai pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia, serta memberdayakan mahasiswa kedokteran agar bertindak sebagai pendukung hak asasi manusia.



CIMSA’s Humanitarian Response Team (CHRT) CIMSA's Humanitarian Response Team, atau sering disebut sebagai CHRT



adalah sebuah tim yang terdiri atas member-member SCORP-CIMSA yang telah mendapat pelatihan terstandarisasi untuk melakukan aksikemanusian seperti melakukan peninjauan kebutuhan pengungsi, menjaga pengungsi untuk tetap sehat (merencanakan program-program kesehatan di pengungsian), dan membangun serta mengusahakan tempat pengungsi yang layak. CHRT berpedoman pada Sphere Project dan bertugas membimbing lokal CIMSA untuk memberikan bantuan kemanusiaan langsung kepada korban bencana sebagai penyalur bantuan dari CIMSA se-Indonesia. Tujuan dari CHRT yaitu sebagai perpanjangan tangan CIMSA untuk memberikan bantuan secara langsung dalam bentuk konkret kepada korban bencana dalam rangka membantu pemulihan diri serta sebagai bentuk kepedulian terhadap bencana kemanusiaan yang terjadi di Indonesia. Dalam menjalankan tugas, CHRT memiliki koordinasi sebagai berikut: 1) Masing-masing anggota CHRT berada di bawah koordinasi langsung official CIMSA melalui NORP CIMSA. 2) Koordinasi intra CHRT merupakan tanggung jawab CHRT Coordinator. CHRT Coordinator dipilih seusai pelatihan anggota CHRT. 3) Koordinasi dilakukan minimal 1x per periode (4 bulan) lewat Cyber Meeting kecuali apabila terjadi bencana, maka akan diadakan Cyber Meeting darurat. National Training on Human Rights Education (NTHRE) :



Human Rights Education (HRE) adalah sebuah proses pendidikan, pelatihan dan informasi yang bertujuan membangun budaya universal hak asasi manusia tentang hak personal dan hak orang lain dalam kerangka pelatihan yang partisipatif dan interaktif. SCORP-CIMSA memiliki keyakinan bahwa pendidikan hak asasi manusia yang komprehensif tidak hanya memberikan pengetahuan dasar tentang hak asasi manusia dan mekanisme yang melindunginya, tetapi juga menanamkan keterampilan yang dibutuhkan untuk memajukan, membela, dan menerapkan hak asasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Untuk merealisasikan hal tersebut SCORP-CIMSA menyelenggarakan National Training on Human Rights Education yang memiliki tujuan mencetak Human Rights Education Facilitator yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk dapat menumbuhkan sikap dan perilaku yang diperlukan dalam penegakkan hak asasi manusia di dalam kehidupan sosial dan menjadi peer educator bagi sesama anggota CIMSA.



STANDING COMMITTEE ON SEXUAL & REPRODUCTIVE HEALTH AND RIGHT INCLUDING HIV AIDS 1. Latar belakang SCO Standing Committee on Sexual & Reproductive Health and Rights including HIV & AIDS (SCORA) dibentuk pada tahun 1992 dengan nama Standing Committee on AIDS and Sexually Transmitted Disease (SCOAS) memiliki keinginan untuk aktif



berkontribusi dalam intervensi HIV dan AIDS, infeksi menular seksual, dan mendukung orang dengan HIV dan AIDS melalui usaha untuk mengurangi stigma dan diskriminasi. SCORA merupakan satu dari enam Standing Committees IFMSA yang merupakan badan aktivitas dari seluruh mahasiswa kedokteran di dunia. SCORA bersama member-nya telah berkembang dengan lima fokus area yang memiliki keterkaitan dengan kesehatan dan hak seksual dan reproduksi. Pada tahun 1998, SCORA berganti nama menjadi Standing Committee on Reproductive Health including AIDS (SCORA), kemudian pada tahun 2014, SCORA kembali berganti nama



menjadi Standing Committee on Sexual and Reproductive Health including HIV/AIDS untuk menegaskan cakupan topik dan masalah yang SCORA targetkan



sebagai dasar aktivitas yang dilakukan. Pada March Meeting 2019, nama SCORA kembali diubah menjadi Standing Committee on Sexual & Reproductive Health and Rights including HIV & AIDS, untuk menggambarkan dengan lebih baik aktivitas yang



dikembangkan oleh SCORA dan memperjelas perbedaan antara HIV dan AIDS. 2. Visi & Misi Visi:



SCORA CIMSA sebagai wadah pengembangan diri dan aktivitas mahasiswa kedokteran Indonesia demi meningkatkan taraf kesehatan masyarakat Indonesia dibidang seksual dan reproduksi yang memiliki dampak positif, terukur, dan dapat dipertanggungjawabkan.



Misi:



1.



Menciptakan lingkungan mahasiswa dan masyarakat yang sadar dan peduli akan hal-hal berkaitan dengan hak kesehatan seksual dan reproduksi termasuk HIV dan AIDS.



2.



Menciptakan kesempatan bagi mahasiswa kedokteran untuk bisa berkarya nyata bagi masyarakat di bidang hak kesehatan seksual dan reproduksi termasuk HIV dan AIDS.



3.



Terwadahinya aktivitas mahasiswa kedokteran Indonesia di bidang hak kesehatan seksual dan reproduksi termasuk HIV dan AIDS.



4.



Terciptanya pelaksanaan program hak kesehatan seksual dan reproduksi termasuk HIV dan AIDS yang selaras dengan kondisi bangsa Indonesia.



5.



Melakukan upaya aktif terhadap hak kesehatan seksual dan reproduksi termasuk HIV dan AIDS melalui jalur edukasi.



6.



Meningkatkan efektivitas struktural kerja SCORA CIMSA dengan berasaskan kekeluargaan dan profesionalisme.



7.



Meningkatkan rasa kepemilikan dan kekeluargaan serta profesionalitas seluruh anggota SCORA CIMSA.



8.



Meningkatkan kualitas sumber daya manusia SCORA CIMSA melalui sistem kaderisasi yang terstandarisasi.



9. 10.



Meningkatkan akuntabilitas SCORA CIMSA. Melakukan eksplorasi, audiensi dan ekspansi kepada pihak stakeholder.



3. Fokus Area 1. Comprehensive Sexuality Education Meningkatkan kesadaran dan kepedulian member SCORA dan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi seksual yang dapat dicapai dengan peer education. 2. Maternal Health Meningkatkan kesadaran dan kepedulian member SCORA untuk memfasilitasi masyarakat mengenai kesehatan ibu dan anak termasuk KB serta pelayanan antenatal care.



3.



Sexual and Gender Identity Membantu orang yang memiliki permasalahan dalam identitas seksual dan jenis kelamin dalam memerangi stigma negatif yang beredar dalam masyarakat dan mengembalikan hak-hak mereka.



4.



Gender-based Violence Bergerak melawan tindak kekerasan berbasis jenis kelamin termasuk kekerasan seksual, fisik, emosional, ekonomi, dan praktik tradisional yang berbahaya.



5.



HIV and Other STIs Bergerak aktif dalam mengeradikasi HIV/AIDS dan menghapus stigma negatif serta diskriminasi terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).



4. Activities 1. Breast Cancer Awareness Month SCORA setiap tahunnya merayakan Breast Cancer Awareness Month pada bulan Oktober. Pada Breast Cancer Awareness Month atau selanjutnya disingkat sebagai BCAM, SCORA fokus mengarahkan project dan campaignnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kanker payudara seperti membuat trivia seputar kanker payudara, menjadi wadah bagi masyarakat yang ingin bertanya seputar kanker payudara, dan edukasi masyarakat pada ground campaign. 2. World AIDS Day World AIDS Day (WAD) diperingati setiap tanggal 1 Desember. WAD dilakukan pertama kali pada 1988 dan menjadi hari kesehatan global yang pertama kali diadakan. WAD menjadi sarana penting agar seluruh orang bersatu melawan HIV, menunjukan dukungan kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA), memperingati mereka yang telah meninggal karena penyakit terkait AIDS, mengingatkan publik dan pemerintah bahwa HIV belum hilang sepenuhnya, dan masih ada kebutuhan vital untuk meningkatkan dana, kesadaran, pendidikan, dan melawan stigma.



3. Sexual and Reproductive Health Awareness Day Pada tanggal 12 Februari setiap tahunnya diperingati sebagai Sexual and Reproductive Health Awareness Day. Tahun 2021, kampanye Sexual and Reproductive Health Awareness Day pertama kali yang dirayakan oleh SCORA



CIMSA sebagai momen khusus untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan seksual dan reproduksi, yang meliputi dimensi kesejahteraan fisik, emosional, mental, dan sosial. Tahun ini, kami mengusung tema besar Puberty: Understand The Changes untuk menggambarkan pentingnya pendidikan



seksualitas



komprehensif



yang



diberikan



kepada



remaja



dalam



mempersiapkan dan menghadapi perubahan fisik dan emosional terkait dengan pubertas. 4. International Women’s Day Tanggal 8 Maret pada setiap tahunnya diperingati sebagai International Women’s Day atau Hari Perempuan Internasional. Semua dimulai pada awal tahun 1900-an, ketika banyak perempuan mulai berani bersuara mengenai tindak penindasan dan ketidakadilan yang mereka alami sebagai seorang perempuan, hingga puncaknya pada tahun 1910, Women’s Day mulai digaungkan di berbagai negara, yang mana masih terus berlanjut hingga saat ini. Pada era modern ini, International Women’s Day dirayakan sebagai wujud apresiasi atas perjuangan dan pencapaian setiap perempuan di seluruh dunia, serta sebagai bentuk dukungan bagi terwujudnya hak-hak perempuan dan kesetaraan gender. Setiap tahunnya, orang-orang dari berbagai negara, mulai dari perempuan, anak perempuan, hingga laki-laki bersama menyuarakan pendapatnya mengenai kesetaraan gender dan isu-isu berkaitan lainnya dalam peringatan International Women’s Day, melalui berbagai macam aktivitas. 5. World Maternal Mental Health Day Setiap tanggal 6 Mei setiap tahunnya SCORA merayakan World Maternal Mental Health Day yang berfokus pada kesehatan Ibu dan keluarga. Kampanye ini bertujuan untuk mendukung para perempuan untuk mengidentifikasi sumber daya dan kemampuan pribadi masing-masing. Hal ini dapat meningkatkan dan mengingatkan kembali akan betapa kuatnya Ibu dalam menghadapi tantangan hidup dan mendukung untuk membesarkan buah hati.



5. Capacity Building Local Peer Educator Training (LPET) merupakan proyek lanjutan dari NPEW. PETRA yang lulus dari NPEW bertugas untuk menyebarkan ilmu yang didapatkan dalam LPET ini. LPET ini bertaraf lokal sesuai dengan dari lokal mana PETRA berasal. Sehingga, ilmu yang diperoleh dapat disalurkan ke seluruh member dalam lokal tersebut. LPET ini terdiri dari lima tingkatan: ●



Tingkatan 1 (SCORA kepada SCORA)







Tingkatan 2 (SCORA kepada CIMSA)







Tingkatan 3 (SCORA kepada Masyarakat Kampus)







Tingkatan 4 (SCORA kepada Masyarakat Umum)







Tingkatan 5 (SCORA kepada Komunitas)



. SCO Nasmeet 1. National Peer Education Workshop (NPEW)



National Peer Education Workshop (NPEW) adalah rangkaian kegiatan SCORA berskala nasional yang diadakan dua tahun sekali. Tujuan NPEW adalah menghasilkan PETRA dengan materi ranah kerja SCORA dan materi dasar training dengan penyampaian materi dalam bentuk training, small working group, dan roleplay. Pemberi materi NPEW berasal dari PETRA yang telah lulus NPEW sebelumnya. 2. Peer Education Superclass (PES)



Peer Education Superclass (PES) adalah National Meeting SCORA yang diadakan dua tahun sekali, bergantian dengan NPEW. PES dihadiri oleh PETRA yang telah lulus NPEW sebelumnya. Tujuan PES adalah meningkatkan capacity building dan mengupgrade kompetensi PETRA. Materi yang dibawakan dalam PES mengarah kepada kebijakan pemerintah, regulasi, isu dan solusi yang dihadapi SCORA, aksesibilitas informasi, dan skill serta pengetahuan member SCORA. PETRA yang mengikuti PES adan dinobatkan sebagai advanced PETRA.



STANDING COMMITTEE ON PUBLIC HEALTH 1. Latar belakang SCO Pada tahun 1952, mahasiswa kedokteran yang tergabung dalam IFMSA membentuk SCOSH (Standing Committee on Students’ Health). Alasan utama dibentuknya SCOSH adalah adanya keinginan kuat untuk berpartisipasi aktif dalam rangka tindakan pencegahan dan pembuatan kebijakan yang menyangkut masalah kesehatan. Kemudian di tahun 1963 berubah menjadi SCOH (Standing Committee on Health) karena dirasa bukan hanya mengutamakan students’ health. Alasan lain adalah jumlah serta pembagian ranah kerja Standing Committee di IFMSA dahulu belum seperti sekarang, sehingga dianggap perlu untuk lebih general dan mencakup semua ranah. Pada akhirnya, di tahun 1983, SCO ini kembali berubah nama menjadi SCOPH (Standing Committee on Public Health), nama yang kita kenal hingga kini. Pada tahun 1999 SCOPH masuk pertama kali di Indonesia tepatnya di Semarang, Jawa Tengah. Kemudian saat CIMSA berdiri pada 6 Mei 2001, SCOPH menjadi bagian dari CIMSA yang merupakan afiliasi dari IFMSA



2.Visi & Misi Visi Standing Committee on Public Health bekerja untuk kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan pengetahuan, keterampilan, dan kesempatan untuk hidup sehat secara fisik, mental, dan sosial. Misi



1. Melakukan usaha promosi, edukasi, dan prevensi di bidang kesehatan masyarakat. 2. Meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang isu-isu global kesehatan masyarakat. 3. Melakukan advokasi untuk kebijakan kesehatan sebagai suara mahasiswa kedokteran Indonesia. 4. Melakukan pelatihan untuk mahasiswa kedokteran sebagai tenaga kesehatan profesional di masa depan 5. Bekerja sebagai sebuah tim dan berkolaborasi dengan organisasi kesehatan masyarakat eksternal.



3. Fokus Area a. Health Promotion Berkaitan erat dengan tujuan SCOPH dalam memberlakukan usaha preventif dan promotif dalam membangun kesehatan masyarakat. Melalui berbagai aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan awareness publik, memberikan edukasi, maupun memberikan pelatihan kepada masyarakat terkait berbagai macam isu kesehatan masyarakat sebagai bentuk prevensi CDs dan NCDs dan upaya pelaksanaan gaya hidup sehat. b. Social and Environmental Determinants of Health (SDH)



Merupakan seluruh elemen di sekitar manusia dimana mereka lahir, hidup, tumbuh, bekerja, dan bertambah tua. SCOPH memandang konsep kesehatan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan berupaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan melihat berbagai sisi. c. Universal Health Coverage



Berdasar dari Goal SDGs nomor 3 untuk mencapai health for all, SCOPH melalui aktivitasnya berupaya untuk mencapai keadaan dimana UHC dapat diterima secara merata oleh siapapun, dimanapun, dan kapanpun (health equity). d. Health in All Policies (HiAP)



Banyaknya kebijakan yang dibuat oleh stakeholders baik di dunia maupun Indonesia, disini SCOPH berusaha memastikan seluruh kebijakan tersebut untuk dalam penyusunan sebuah kebijakan, para stakeholders harus memperhatikan aspek atau dampak kesehatan yang ditimbulkan dari kebijakan tersebut. e. Global Health, International Health, and Public Health



SCOPH berusaha untuk mengupas isu bukan hanya isu kesehatan masyarakat, namun juga isu kesehatan internasional dan kesehatan global untuk mencapai taraf kesehatan tertinggi yaitu “One Health”. 4. Activities a. Hari Anak Nasional



Hari Anak Nasional diperingati pada tanggal 23 Juli setiap tahunnya dan dimaknai sebagai bentuk kepedulian bangsa Indonesia terhadap perlindungan anak Indonesia agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Untuk merayakan Hari Anak Nasional, SCOPH CIMSA mengadakan kampanye yang mengangkat isu mendesak terkait berbagai isu kesehatan anak terutama stunting yang merupakan masalah negara dan menjadi fokus Kementerian Kesehatan RI.



b. World Mental Health Day World Mental Health Day dirayakan pada tanggal 10 Oktober setiap tahunnya sebagai sebuah kesempatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat umum mengenai isu-isu kesehatan mental dan memobilisasi berbagai upaya yang mendukung hal-hal terkait kesehatan mental. Peringatan ini menjadi sebuah wadah bagi semua pemangku kepentingan dan pihak yang berfokus pada isu kesehatan mental untuk membicarakan pekerjaan mereka dan apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan mental di seluruh dunia. c. Hari Kesehatan Nasional - World Diabetes Day



Hari Kesehatan Nasional dan World Diabetes Day diperingati setiap tanggal 12 November dan 14 November sebagai pengingat publik bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya akan terwujud, apabila semua komponen bangsa berperan serta dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, salah satunya dalam upaya penanggulangan masalah diabetes melitus di Indonesia. Untuk memperingati HKN-WDD, SCOPH CIMSA mengadakan kampanye



yang



mengangkat



isu



terkait



diabetes



melitus



dan



penanggulangannya melalui implementasi gaya hidup sehat yang menjadi salah satu fokus Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. d. Hari Gizi Nasional



Hari Gizi Nasional diperingati setiap tahunnya pada tanggal 25 Januari yang merupakan hari penting dalam meningkatkan kepedulian dan komitmen dari berbagai pihak sebagai usaha bersama meningkatkan konsumsi gizi seimbang menuju bangsa Indonesia yang sehat dan berprestasi. Melalui kampanye Hari Gizi Nasional, SCOPH CIMSA bergerak untuk menyatakan dukungan terhadap salah satu pernyataan kebijakan CIMSA dalam bidang Non-communicable Diseases atau Penyakit Tidak Menular. e. World Tuberculosis Day



World Tuberculosis Day diperingati setiap tahunnya pada tanggal 24 Maret yang memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dunia terkait epidemi global dari tuberkulosis dan upaya pencegahan serta pemberantasannya. Melalui kampanye World Tuberculosis Day, SCOPH CIMSA bergerak untuk menyatakan dukungan terhadap salah satu pernyataan kebijakan CIMSA dalam bidang Communicable Diseases atau Penyakit Menular.



f. World No Tobacco Day World Tuberculosis Day diperingati setiap tahunnya pada tanggal 24 Maret yang memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dunia terkait epidemi global dari tuberkulosis dan upaya pencegahan serta pemberantasannya. Melalui kampanye World Tuberculosis Day, SCOPH CIMSA bergerak untuk menyatakan dukungan terhadap salah satu pernyataan kebijakan CIMSA dalam bidang Communicable Diseases atau Penyakit Menular. 5. Capacity Building a. Public Health Leadership Training (PHLT) Public Health Leadership Training (PHLT) merupakan sebuah workshop yang dibuat untuk meningkatkan kapasitas dan kesadaran mahasiswa kedokteran untuk menjadi seorang pemimpin yang harapannya dapat membantu dalam menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat. Terdapat 3 core dari PHLT, yaitu: ● Leadership ● Activity Management ● Public Health Knowledge Lulusan dari PHLT sendiri disebut dengan Public Health Leader (PHL). Dimana untuk kelulusan PHL sendiri diatur sesuai dengan guideline PHL yang sudah dibuat oleh SCOPH CIMSA. b. PHL and PHLT-T a. Public Health Leader (PHL) vs. Public Health Leadership Training-Trainer (PHLT-T) Public Health Leader merupakan seseorang yang telah mengikuti Public Health Leadership Training yang diadakan oleh Standing Committee on Public Health (SCOPH). Baik dalam lingkup CIMSA maupun IFMSA. Seorang PHL diharapkan dapat menjadi pemimpin di lingkungannya dan membantu lokal SCOPH dalam pengembangan diri. Sedangkan, Public Health Leadership Training-Trainer merupakan seseorang yang telah mengikuti PHLT-T Online Course yang diadakan oleh SCOPH IFMSA selama kurang lebih 6 bulan dan telah lulus dari ujian yang diberikan. Selain itu PHLT-T mempunyai hak untuk menyelenggarakan PHLT dan mencetak PHL baru.



Fungsi Public Health Leader di CIMSA: ● Menjadi representasi pemimpin-pemimpin yang kompeten dalam bidang kesehatan bagi Indonesia di masa depan. ● Membimbing Mahasiswa Kedokteran dan anggota CIMSA agar dapat memiliki dan mengembangkan kemampuan dalam bidang kepemimpinan (leadership). ● Meningkatkan kesadaran Mahasiswa Kedokteran dan anggota CIMSA mengenai isu kesehatan masyarakat yang terjadi dan cara menyelesaikan masalah tersebut. ● Meningkatkan kemampuan Mahasiswa Kedokteran dan anggota CIMSA dalam merancang suatu aktivitas yang dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia. ● Menjadi fasilitator dalam Public Health Leadership Training (PHLT) maupun training di lokal CIMSA ataupun tempat lain sesuai dengan kemampuan yang dimiliki yaitu terkait kepemimpinan (leadership), activity management, dan public health. c. Sertifikasi Public Health Leader di CIMSA ● Sertifikasi CIMSA (CIMSA Certified) ● Sertifikasi IFMSA (IFMSA Certified) 6. Nasmeet Indonesian Disease Today (IDT) Indonesian Disease Today (IDT) merupakan salah satu acara berskala nasional SCOPH CIMSA yang diadakan dua tahun sekali. IDT bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan mahasiswa kedokteran, khususnya member SCOPH, terhadap masalah kesehatan yang terjadi di Indonesia. IDT juga merupakan salah satu upaya CIMSA, terkhusus SCOPH, dalam mencapai SDGs poin 3 yaitu good health and well being. Berbeda dari national meeting lainnya, IDT mempunyai cara agar member atau delegasi dapat lebih dekat dan merasakan secara langsung kehidupan di masyarakat serta dapat menerapkan berbagai macam skill yang telah dimiliki. Hal ini ditunjang dengan 5 inti acara IDT, yaitu: 1.



Grand Lecture



4.



Training



2.



Clinical Visit



5.



Community Live



3.



Social Program



STANDING COMMITTEE ON RESEARCH EXCHANGE 1. Latar belakang SCO Standing Committee on Research Exchange (SCORE) merupakan satu dari enam standing committee yang ada di CIMSA dan IFMSA. SCORE berdiri pada tahun 1991 dengan nama “Standing Committee on Electives Exchanges” dan diubah menjadi SCORE pada tahun 1998. SCORE didirikan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa kedokteran dalam meningkatkan keterampilan terkait penelitian melalui program pertukaran pelajar berbasis penelitian. Tidak hanya itu, SCORE juga aktif berkontribusi untuk research education melalui berbagai kampanye dan kegiatan capacity building serta implementasi kebijakan mengenai Access to Research and Research Education dan Open Science. Hingga saat ini, SCORE telah melibatkan lebih dari 80 negara dengan menawarkan lebih dari 1500 proyek penelitian bagi lebih dari 3000 mahasiswa setiap tahunnya. Program pertukaran pelajar yang dimiliki oleh SCORE merupakan kegiatan yang dikoordinasikan secara sukarela oleh mahasiswa kedokteran dari masing-masing national member organization (NMO) aktif. Pada tingkat internasional atau IFMSA, SCORE dikoordinasikan oleh SCORE Director bersama dengan SCORE International Team. SCORE dipimpin oleh National Officer on Research Exchange (NORE) di tingkat nasional dan dipimpin oleh Local Officer on Research Exchange (LORE) di tingkat lokal atau universitas yang biasa juga disebut dengan Local Committee on Research Exchange (LCRE). NORE bersama dengan National Committee on Research Exchange (NCRE) bekerja sama dalam mendukung dan melakukan pengawasan terhadap keberlangsungan lokal dan bertanggung jawab atas program kerja SCORE CIMSA nasional, terutama pelaksanaan program Research Exchange di CIMSA. Hingga saat ini, SCORE CIMSA telah memiliki 14 lokal aktif yang tersebar di pulau Sumatera dan Jawa. SCORE CIMSA memiliki sebuah buku panduan bagi pengurus maupun anggota SCORE yang dinamakan SCOREADER. Selain itu, SCORE CIMSA juga memiliki majalah periodik yang bernama SCOREVIEW yang memuat artikel aktivitas dari seluruh lokal. Dengan demikian, anggota SCORE dapat mengetahui aktivitas dari tiap-tiap lokal sehingga dapat memotivasi untuk mengembangkan SCORE di lokalnya 2. Visi & Misi Visi



SCORE CIMSA sebagai wadah yang memberikan kesempatan terbuka kepada seluruh mahasiswa kedokteran di Indonesia untuk memiliki pengalaman pertukaran pelajar dalam bidang penelitian dan budaya di seluruh dunia, serta mengembangkan minat dan bakat anggota dalam bidang penelitian.



Misi



1. Memperkenalkan mahasiswa kedokteran pada prinsip dasar penelitian medis. 2. Memperluas cakrawala dan memberi kesempatan kepada mahasiswa kedokteran untuk mendapatkan pengalaman di bidang pelayanan kesehatan, etika penelitian, penelitian medis, pendidikan, dan terapi. 3. Memberikan kesempatan kepada anggota SCORE CIMSA dalam mengembangkan minat dan bakat dalam bidang penelitian melalui aktivitas di setiap lokal SCORE CIMSA. 4. Meningkatkan kualitas kurikulum akademik mahasiswa kedokteran baik secara teoritis maupun praktis. 5. Memfasilitasi kolaborasi dan kemitraan antar universitas kedokteran, lembaga penelitian, dan mahasiswa kedokteran di seluruh dunia yang terhimpun di dalam IFMSA untuk berbagi dan menyebarkan prestasi baru dalam penelitian medis. 3. Fokus Area SCORE CIMSA memiliki empat ranah kerja, yaitu: a. Research Exchange SCORE CIMSA memfasilitasi program pertukaran pelajar berbasis penelitian bagi seluruh mahasiswa kedokteran. Dalam hal ini, SCORE bertanggung jawab dalam pelaksanaan research exchange bagi 2 pihak, yaitu incoming dan outgoing. Untuk outgoing, SCORE berkewajiban untuk melaksanakan proses seleksi, persiapan



keberangkatan,



pengawasan



jarak



jauh



selama



program



berlangsung, konsultasi bagi mahasiswa exchange, dan juga sebagai penghubung antara CIMSA dengan hosting NMO. Kemudian, SCORE juga berkewajiban dalam memastikan beberapa hal terkait hosting incoming, yaitu kesiapan proyek penelitian beserta tutor, tempat tinggal/lodging dan makan sehari-hari/boarding, serta pengawasan incoming dalam kegiatan sehari-hari. b. Research Promotion SCORE CIMSA memiliki peran untuk meningkatkan research awareness dan mengkampanyekan open science kepada mahasiswa kedokteran Indonesia dan masyarakat secara luas.



c.



Exchange Promotion SCORE CIMSA sebagai representatif Indonesia di tingkat SCORE IFMSA berperan dalam mempromosikan program IFMSA Exchanges, terutama research exchange program, dan memastikan penyebaran informasi yang efektif bagi seluruh mahasiswa kedokteran di Indonesia.



d.



Research Activities SCORE CIMSA mendorong para anggotanya untuk melaksanakan berbagai aktivitas berbasis penelitian.



4. Activities a. Upon Arrival Training (UAT) Sebagai bagian dari Academic Quality SCORE, Upon Arrival Training wajib dilaksanakan oleh setiap lokal SCORE ketika melaksanakan kegiatan hosting incoming. UAT umumnya dilaksanakan pada minggu pertama exchange untuk membekali incoming dengan pengetahuan seputar sejarah dan budaya di Indonesia dan di kota lokal penerima, pengenalan terhadap rumah sakit dan universitas, penjelasan terkait tutor dan proyek penelitian, tips dan trik selama berada di lokal tersebut, sistem kesehatan dan sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, serta materi lain yang menunjang kegiatan incoming. UAT penting dilaksanakan agar incoming dapat beradaptasi dengan lebih mudah demi mengoptimalkan kualitas dan manfaat yang diperoleh selama melaksanakan program exchange di Indonesia. b. Social Program Social Program merupakan bagian dari rangkaian kegiatan hosting incoming program research exchange yang dikoordinir oleh lokal SCORE. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan dan juga mempromosikan tempat-tempat wisata dan bersejarah serta budaya setempat yang terdapat di daerah lokal tersebut kepada para mahasiswa asing yang sedang mengikuti exchange. Selain itu, Social Program juga bertujuan untuk dapat mendekatkan hubungan antar anggota dan juga incoming yang sedang melakukan kegiatan exchange di lokal tersebut. Pelaksanaan Social Program dapat dilakukan dalam bentuk one day event dengan dikembalikan kepada lokal yang menyelenggarakan. Kegiatan pada umumnya dilaksanakan bersama dengan Standing Committee on Professional Exchange (SCOPE) dan dapat diselenggarakan bersama dengan lokal lain yang berada dalam 1 region CIMSA yang disebut Regional Social Program (RSP).



c.



Project Hunting (Prohunt) Project Hunting merupakan kegiatan mencari proyek penelitian (research projects) sebagai wadah kegiatan incoming selama menjalani research exchange di Indonesia. Prohunt wajib dilakukan oleh setiap lokal SCORE karena research projects merupakan inti dari kerja sama antar-NMO dalam hal research exchange. Jika Prohunt tidak terlaksana, lokal tidak bisa menerima incoming maupun mengirim outgoing. Prohunt tidak hanya dilakukan oleh LORE, tetapi juga oleh seluruh member SCORE atau tim khusus yang dibentuk di setiap lokal. Terdapat 4 tipe research projects yang bisa disediakan oleh SCORE, yaitu: ● Basic Science - Penelitian berbasis laboratorium yang mempelajari aspek biomedik dasar ● Clinical Research with Lab Work -



Penelitian klinis dengan kerja



laboratorium ● Clinical Research without Lab Work - Penelitian klinis tanpa kerja laboratorium ● GAP Exchange - Penelitian mengenai permasalahan noncommunicable diseases (NCDs) atau neglected tropical diseases (NTDs) yang disertai kerja lapangan (fieldwork) sehingga dalam pelaksanaannya perlu bekerja sama dengan SCOPH d) Pre Exchange Training (PET)



Pre Exchange Training merupakan pelatihan yang wajib dilaksanakan oleh seluruh lokal SCORE yang akan mengirimkan outgoing. PET diadakan untuk mempersiapkan keberangkatan outgoing sehingga dapat lebih termotivasi dan siap terlibat dalam kegiatan exchange. PET biasanya diisi dengan pengenalan konsep dasar program research exchange dan alur pelaksanaannya, dokumen penting yang dibutuhkan, exchange rules, serta tips dan trik menjadi seorang outgoing. Selain itu, PET juga bisa dilengkapi dengan materi tentang bioetik, pembelajaran antar budaya (intercultural learning), kesehatan global (global health), maupun materi yang menunjang pelaksanaan kegiatan penelitian.



e.



f.



g.



Exchange Fair



Exchange Fair merupakan sebuah rangkaian kolaborasi tahunan bersama SCOPE CIMSA yang bertujuan dalam mengenalkan program IFMSA Exchanges kepada mahasiswa kedokteran Indonesia agar dapat berkesempatan untuk memiliki pengalaman approach health care, ethical research standards, medical research, edukasi dan pandangan baru mengenai sistem kesehatan di dunia. Exchange Fair dilakukan dalam lingkup lokal dan nasional dengan berbagai bentuk kegiatan seperti seminar, campaign, exchange booth, dan kegiatan lainnya yang dapat menarik minat dan antusiasme para calon outgoing. Pada pelaksanaan Exchange Fair, pendaftaran untuk mengikuti seleksi Research Exchange dan Professional Exchange akan dibuka secara serentak dan terbuka untuk seluruh mahasiswa kedokteran di Indonesia. SCORE Goes Public (SGP) SGP merupakan aktivitas SCORE CIMSA yang wajib dilaksanakan oleh seluruh lokal SCORE setiap satu tahun kepengurusan. SGP bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan para anggota SCORE dalam ranah penelitian. Tidak hanya itu, SGP juga membantu para anggota untuk saling berkolaborasi dan berpikir kritis mengenai isu kesehatan yang ada di tengah masyarakat. Dengan adanya SGP, SCORE CIMSA secara nyata mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 4, yaitu Quality Education atau pendidikan bermutu. Selain itu, SGP juga mengimplementasikan salah satu CIMSA Program, yaitu Human Resource for Health. SGP terdiri atas 4 level yang mana setiap lokal wajib melaksanakan 2 level, yaitu level 1 (Training for Trainers) ditambah dengan level 3 (University Research) atau 4 (Community Research). Global Action Project (GAP) Exchange GAP Exchange merupakan proyek kolaboratif antara Standing Committee on Research Exchange (SCORE) dan Standing Committee on Public Health (SCOPH) berupa program pertukaran mahasiswa di bidang penelitian yang mengangkat tema penyakit endemik. Penyakit endemik yang biasa ditemukan di Indonesia yaitu Neglected Tropical Diseases (NTDs) dan Non Communicable Diseases (NCDs). Penyakit yang dijadikan tema dalam GAP Exchange merupakan penyakit endemik dengan prevalensi cukup tinggi dan menjadi perhatian di daerah lokal penyelenggara GAP Exchange. SCORE dan SCOPH di lokal penyelenggara GAP Exchange saling bekerja sama selama program exchange berlangsung. Dalam GAP Exchange harus terdapat research work dengan judul penyakit endemik yang diangkat karena GAP Exchange merupakan bagian dari research exchange sehingga setidaknya porsi kegiatan research work dalam GAP Exchange adalah sekitar 60%.



Hal yang membuat GAP Exchange berbeda dengan research exchange biasa, yaitu: ● Tema yang diangkat merupakan penyakit endemik yang memberi dampak langsung terhadap kesehatan masyarakat di daerah tersebut. ● Terdapat training mengenai penyakit endemik yang diangkat sebagai tema GAP Exchange dengan porsi setidaknya 10% dari seluruh kegiatan GAP Exchange. ● Terdapat field work/community work yang berhubungan dengan judul penyakit endemik yang diangkat. Field work/community work dapat dilakukan di rumah sakit, puskesmas, atau pelayanan kesehatan lainnya di daerah tersebut. Porsi dari kegiatan ini adalah sekitar 30% dari seluruh kegiatan GAP Exchange. h.



Research Campaign



Sejak tahun 2018, SCORE CIMSA melaksanakan aktivitas Research Campaign yang pada umumnya dilakukan satu kali setiap satu periode kepengurusan. Research Campaign bertujuan untuk mencapai visi dan misi SCORE CIMSA itu sendiri. Tujuan Research Campaign juga dapat diperjelas sebagai berikut: 1. Meningkatkan motivasi dan kompetensi mahasiswa kedokteran Indonesia dalam dan untuk melaksanakan penelitian 2. Meningkatan kesadaran dan ketertarikan dalam penelitian yang sejajar dengan SDGs ke-4 3. Membuka mata mahasiswa kedokteran Indonesia dalam isu penelitian global 4. Memberikan paparan dini mengenai penelitian kepada mahasiswa kedokteran indonesia Aktivitas Research Campaign tiap tahunnya memiliki judul yang berbeda dengan tema yang sama, yaitu penelitian dan/atau promosi penelitian yang juga mendukung kebijakan Access to Research and Research Education yang dikeluarkan oleh International Federation of Medical Students’ Association (IFMSA). Dengan adanya Research Campaign tiap tahunnya, SCORE CIMSA berharap dapat menjadi bagian dalam perjuangan pengembangan ilmu pengetahuan di dunia terutama di Indonesia.



5. Capacity Building a. IFMSA PRET Professional and Research Exchange Training (PRET) merupakan pertemuan internasional IFMSA yang dapat dihadiri oleh pengurus exchange seperti LORE/LEO dan juga NORE/NEO untuk berpartisipasi dalam training, workshop, serta small working group yang membahas seputar exchange. PRET bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para exchange officers untuk dapat melaksanakan program exchange yang berkualitas. b. IFMSA Research Camp Research Camp merupakan kegiatan peer-taught workshop tahunan yang diadakan selama 5 hari dengan tujuan untuk membangun tenaga profesional yang berorientasi ilmiah. Research camp berfokus untuk mengajarkan dasardasar penelitian, termasuk pembuatan proposal penelitian, academic writing, research ethics, dan lain sebagainya, sehingga mahasiswa kedokteran dapat mulai menciptakan proyek penelitiannya sendiri. Kegiatan ini diadakan pertama kali pada tahun 2018 di Hungaria dan diadakan kembali di Jordan pada tahun 2019. c. IFMSA TNET Training New Exchange Trainer (TNET) merupakan kegiatan workshop yang diadakan selama 3 hingga 4 hari dengan berisikan presentasi dan sesi interaktif yang mengulas berbagai topik mengenai soft skill dalam training dan juga mengenai exchanges. TNET berfokus untuk memperluas pengetahuan partisipan dalam manajemen program exchange, termasuk global health, ethics, dan academic quality in exchanges. Tujuan akhir dari TNET adalah menciptakan exchange trainer bersertifikat IFMSA. 6. SCO Nasmeet a. T-REX T-REX atau Training for Research Exchange merupakan National meeting SCORE CIMSA yang bertujuan untuk mempertemukan dan menyatukan seluruh anggota SCORE CIMSA dari berbagai lokal. Anggota SCORE CIMSA akan diberikan training mengenai research exchange seperti research practice community, project hunting, dan berbagai hal lainnya yang meningkatkan pengetahuan para anggota. Para anggota SCORE juga melakukan community research, dimana mereka melakukan penelitian terjun ke masyarakat. T-REX merupakan project nasional SCORE yang diadakan di salah satu lokal CIMSA.



STANDING COMMITTEE ON PROFESSIONAL EXCHANGE 1. Latar belakang SCO Standing Committee on Professional Exchange (SCOPE) didirikan oleh International Federation of Medical Students’ Association (IFMSA) pada tahun 1951 yang bergerak di bidang pertukaran pelajar, untuk memfasilitasi keinginan dalam mendapatkan wawasan serta pengalaman kepaniteraan klinik kepada mahasiswa kedokteran di seluruh dunia. IFMSA terbagi atas 5 region yaitu, Africa; America; Asia Pacific; Eastern Mediterranean; dan Europe. CIMSA Indonesia termasuk dalam Region Asia Pacific. SCOPE CIMSA Indonesia sendiri berdiri pada tahun 2001 dan sekarang telah berafiliasi dengan 17 universitas yang tersebar di seluruh Indonesia.



2. Visi & Misi Visi



SCOPE CIMSA sebagai fasilitator program pertukaran pelajar yang profesional dengan program yang terstandarisasi dan teregulasi dengan baik sehingga dapat mendukung CIMSA dan visi SCOPE IFMSA dalam mencapai global health dan kerja sama seluruh tenaga kesehatan. Misi



Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi SCOPE CIMSA adalah: 1. Meningkatkan kualitas sistem pertukaran pelajar dengan regulasi dan standar yang jelas. 2. Menjalin hubungan komunikasi yang baik dan berkelanjutan antar lokal, lokal dengan nasional, serta nasional dengan SCOPE NMO lain dan IFMSA. 3. Mendorong SCOPE lokal agar aktif membuat project yang berkualitas dan memenuhi kriteria standarisasi project yang telah ditetapkan. 4. Memberikan pendidikan dan pelatihan tentang program exchange dan soft skill lainnya kepada lokal demi terbentuknya agent of exchange yang berkualitas agar program exchange dapat berjalan dengan lancar dan sesuai tujuan. 5. Meningkatkan hubungan dengan pihak eksternal SCOPE yang sudah terjalin, serta merintis hubungan dengan pihak eksternal terkait lainnya.



3. Fokus Area SCOPE memiliki 3 ranah area sebagai fokus kami yaitu: a. Incoming Hosting dan Outgoing Sending



SCOPE CIMSA adalah satu-satunya NMO yang terafiliasi dengan IFMSA yang mempunyai program pertukaran pelajar. Program ini memiliki komitmen untuk memberikan upaya terbaik untuk memfasilitasi seluruh mahasiswa kedokteran luar negeri yang hendak melakukan pertukaran pelajar ke Indonesia maupun seluruh mahasiswa kedokteran Indonesia yang hendak melakukan pertukaran pelajar ke negara lain. SCOPE CIMSA akan mempersiapkan seluruh mahasiswa kedokteran Indonesia sebelum memulai program pertukaran pelajar mereka yang meliputi informasi mengenai pertukaran dasar, perbedaan budaya, atau yang lainnya. SCOPE CIMSA juga akan mempersiapkan beberapa aktivitas untuk menjadi tuan rumah yang baik pada seluruh mahasiswa kedokteran luar negeri yang hendak datang ke Indonesia. b. Exchange Promotion



Tujuan dari promosi kegiatan ini adalah untuk mengekspos program pertukaran pelajar, menginformasikan mekanisme pertukaran pelajar pada mahasiswa kedokteran, dan untuk memfasilitasikan mahasiswa kedokteran jika mereka ingin mengikuti program kami. Dalam promosi ini, SCOPE CIMSA akan memberikan informasi meliputi kesehatan global, budaya, dan masalah sosial yang terkait dengan pertukaran pelajar. Hal ini dilakukan dengan harapan bisa membekali peserta tentang pertukaran pelajar dan juga meningkatkan keinginan untuk bergabung pada program pertukaran pelajar SCOPE CIMSA. c. Global Health Awareness and Cultural Understanding



Pada era globalisasi ini, dunia sudah terhubung dan membuat hal menyebar dengan mudah. Hal tersebut juga terjadi pada suatu penyakit, suatu penyakit dengan gampang melintasi negara-negara. Untuk mencegah hal ini terjadi, seorang dokter harus mengamati dan mempelajari tentang sistem kesehatan global dari negara lain. Bidang yang mempengaruhi suatu sistem kesehatan juga harus dipelajari seperti sosial, agama, geografis, politik dan juga keuangan. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan juga dokter-dokter, SCOPE CIMSA merekomendasikan mahasiswa kedokteran untuk membuat kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan dan pemahaman budaya global.



4. Activities Standarisasi aktivitas nasional sebagai berikut: a. Pre Departure Training (PDT)



Pre Departure Training (PDT) adalah proyek SCOPE CIMSA yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa yang hendak pergi mengikuti program pertukaran pelajar. Pada PDT, mahasiswa Indonesia akan mendapatkan pelatihan tentang basic professional exchange, regulasi saat mereka memulai program exchange, beberapa tips dan trik bagaimana cara



mempraktekkan ilmu kedokteran dasar, dan



mendapatkan pemaparan tentang budaya dan juga perbedaan di seluruh dunia. b) Pre Incoming Arrival Training (PIIT)



Pre Incoming Arrival Training (PIIT) adalah pelatihan yang ditujukan kepada anggota SCOPE, bertujuan untuk menambah pengetahuan dalam standardisasi hosting incoming. Kami berharap dari pelatihan ini, anggota SCOPE dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan sebelum, saat, dan setelah kedatangan incoming ke daerahnya masing-masing, dengan harapan incoming dapat memaksimalkan pengalaman pertukaran mereka selama di Indonesia. c) Upon Arrival Training (UAT)



Saat Incoming datang dan menjalankan pertukaran di Indonesia, pastinya mereka harus beradaptasi pada lingkungan dengan budaya yang berbeda dari negara asalnya. Oleh karena itu, training ini diberikan untuk Incoming agar dapat menyesuaikan diri dengan lebih mudah dan mengurangi adanya culture shock. Training ini juga diharapkan dapat memberikan Incoming dengan informasi yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang lebih baik selama pertukaran. d) Exchange Fair



Exchange fair merupakan event terbesar di SCOPE yang bekerja sama dengan SCORE, karena dalam project ini kami akan mempromosikan program pertukaran pelajaran kami ke seluruh mahasiswa kedokteran di Indonesia. Exchange Fair adalah tempat bagi mahasiswa kedokteran mendapatkan informasi tentang pertukaran profesional dan negara apa saja yang turut berpartisipasi, cara mengikuti pertukaran dan juga dapat menjadi tempat bagi mahasiswa yang sudah melakukan program pertukaran pelajar dengan SCOPE untuk berbagi pengalaman mereka selama mengikuti program kami. Proyek ini juga merupakan peluang besar bagi mahasiswa kedokteran untuk mendaftarkan dirinya untuk mengikuti program kami.



Selain dari aktivitas nasional yang telah disebutkan di atas, setiap lokal SCOPE CIMSA juga memiliki aktivitas autentik. Yang mana aktivitas autentik lokal SCOPE CIMSA merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terencana dan dilaksanakan oleh lokal SCOPE CIMSA dalam jangka waktu atau periode tertentu serta memiliki tujuan dan hasil akhir yang jelas, sesuai dengan visi misi SCOPE CIMSA serta topik CIMSA PROGRAM yang mendukung ranah kerja SCOPE CIMSA. Sejauh ini sudah banyak sekali bentuk aktivitas autentik yang telah dilaksanakan oleh lokal SCOPE CIMSA, baik aktivitas autentik yang secara langsung dilaksanakan oleh lokal SCOPE itu sendiri maupun aktivitas autentik yang dilaksanakan bersama dengan SCO lain di lokal tersebut. Adapun contoh dari aktivitas autentik lokal SCOPE yang dapat dilakukan adalah hari bioetik sedunia yang dapat dilakukan dalam bentuk kampanye, perayaan, atau seminar dengan mengangkat tema tersebut. Aktivitas tentang hari bioetik ini bisa dilaksanakan oleh lokal SCOPE secara langsung atau dapat bekerjasama dengan SCORE di lokalnya. Selain itu, aktivitas autentik lain yang dapat dilakukan oleh lokal SCOPE adalah yang berkenaan dengan sistem kesehatan atau pendidikan kedokteran dari berbagai negara yang ada di dunia. Aktivitas ini bisa dilaksanakan oleh lokal SCOPE secara langsung atau dapat pula bekerjasama dengan SCOME atau SCOPH di lokalnya. Kemudian, aktivitas autentik yang dapat pula dilaksanakan oleh lokal SCOPE adalah aktivitas yang berkaitan tentang pertukaran kebudayaan yang berbeda dari berbagai negara yang ada di dunia. Aktivitas autentik seperti ini juga dapat mendukung peningkatan pengetahuan dari mahasiswa kedokteran tentang kebudayaan yang berbeda dari setiap negara yang ada, sehingga bisa membahas lebih jauh tentang adanya hubungan yang erat antara kebudayaan dengan pola dan sistem kesehatan di suatu negara. 5. Capacity Building Training New Exchange Trainer (TNET) IFMSA



Training New Exchange Trainer (TNET) merupakan merupakan workshop yang memiliki tujuan untuk menghasilkan Exchange Trainer baru yang memiliki pengaruh dalam kolaborasi internasional serta memiliki pemahaman Kesehatan Global yang mendalam untuk para dokter masa depan melalui training Exchange Officers. Workshop ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai Exchanges dan kualitas pekerjaan Exchange Officers pada tingkat lokal.



Pengenalan Exchange Trainers akan meningkatkan kualitas training pada Professional and Research Exchange Trainings (PRETs), Regional Meeting, GAs, National Meeting, dan Local Meeting, karena para trainers dapat memberikan pelatihan dalam semua aspek Exchanges. a. Hasil yang diharapkan dari TNET adalah sebagai berikut: i.



Membuat partisipan mampu berperan aktif dalam meningkatkan kualitas IFMSA Exchange Program



ii.



Membuat partisipan mampu merepresentasikan organisasinya ke fakultas dan lembaga nasional dengan memberikan keterampilan dalam pengembangan pertukaran pelajar internasional, termasuk Student Leadership dan External Representation



iii.



Membuat partisipan mampu menyampaikan pengetahuan sebagai Trainers in Exchanges, dengan memberikan keterampilan dalam Exchange Management, Self-Development, dan Group Management



iv.



Menyediakan Trainer dengan pengalaman untuk Professional and Research Exchange Trainings (PRETs), yang dapat meningkatkan kualitas dari pelatihan dan hasil yang baik serta berkualitas, sesuai dengan kebutuhan dari Standing Committee



v.



Membuat manajemen yang lebih baik terkait program pertukaran pelajar dalam segala aspek, termasuk peningkatan Academic Quality



C. TNET dilakukan pada pre General Assembly pada seluruh General Assembly IFMSA dan akan diberikan sertifikasi dari IFMSA Capacity Building yang dilakukan oleh SCOPE CIMSA adalah: a. Local Upgrading Local upgrading merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kualitas member di suatu lokal sehingga kompetensi dan pengetahuan member dapat sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh SCOPE CIMSA sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki SCOPE. Mengingat visi dan misi SCOPE CIMSA sebagai fasilitator program pertukaran pelajar dan juga meningkatkan pengetahuan akan global health, kami sudah mempersiapkan beberapa modul yang dipakai untuk local upgrading antara lain adalah: I. Pre Incoming Arrival Training



III. SCOPE and Basic Exchange 101



II. Professional Exchange Activity



IV. External Representation



6. SCO Nasmeet Professional and Research Exchange Training (PRET)



Professional and Research Exchange Training merupakan salah satu meeting internasional IFMSA di mana para exchange of officer dan juga member yang mempunyai minat yang besar tentang exchange IFMSA, baik dalam bidang kepaniteraan klinik, preklinik, dan juga riset dapat bertemu dan berpartisipasi dalam rangkaian training, workshop, dan juga small working groups. Tujuan utama diadakannya PRET adalah: 3.



Memotivasi para peserta untuk mengoptimalkan exchange di tiap lokalnya.



4.



Berbagi pengalaman, ide project, dan juga pemecahan masalah.



5.



Memberikan training dengan topik yang bermacam-macam.



6.



Memfasilitasi SWG mengenai masalah-masalah yang sering muncul di setiap lokal dan bersama-sama bertukar ide dan opini untuk menemukan solusi terbaik.



7.



Memfasilitasi peserta dengan materi yang komprehensif mengenai IFMSA dan exchange.



8.



Memfasilitasi Exchange Trainer untuk memberikan materi terkait exchange kepada member.



Weekend Exchange Training (WET)



Weekend Exchange Training merupakan salah satu acara SCOPE yang berskala nasional. WET bertujuan untuk meningkatkan kualitas Local Exchange Officers dan juga member SCOPE. Melalui acara ini, kami berharap bahwa kami bisa meningkatkan kualitas pertukaran mahasiswa kedokteran baik ke luar negeri (outgoing) maupun yang datang dari luar negeri (incoming). WET juga merupakan salah satu upaya CIMSA, khususnya SCOPE, dalam mencapai SDG poin 4 yaitu quality education. Berbeda dari national meeting lainnya, WET mempunyai cara agar member atau delegasi dapat lebih dekat dan meningkatkan pengetahuan mereka dengan cara memiliki inti acara yaitu: 1. Small Working Groups 2. Training 3. Workshop .



ACTIVITIES IN CIMSA Aktivitas adalah salah satu komponen penting untuk menjalankan roda organisasi CIMSA. Dalam satu tahun, lebih dari 400 aktivitas dilakukan oleh lokal CIMSA di seluruh Indonesia. Banyak aspek yang menyusun aktivitas CIMSA, seperti CIMSA Program, paperworks, Annual Report, dan lain sebagainya. Ingin tahu lebih dalam? Yuk, kita pahami bersama-sama! AKTIVITAS CIMSA



Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas adalah keaktifan atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan tiap bagian dalam organisasi atau lembaga. Sedangkan aktivitas CIMSA, didefinisikan sebagai berbagai kegiatan dalam bidang yang sesuai dengan minat mahasiswa kedokteran dan mendukung visi misi CIMSA sebagai sebuah organisasi. Suatu aktivitas CIMSA dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan skala dari aktivitas tersebut. Berdasarkan bentuk aktivitasnya, aktivitas CIMSA terbagi atas: a. Project Suatu aktivitas yang terencana, tersusun atas serangkaian intervensi yang cukup panjang dan dilaksanakan dalam periode waktu tertentu, di mana antar intervensinya saling berkesinambungan dan mendukung untuk mencapai tujuan akhir yang jelas. Contoh dari project: ● Community Development ● Sustainable Project b. Event Merupakan aktivitas yang terencana, mengangkat sebuah tema, dilaksanakan dalam periode waktu tertentu yang relatif singkat, serta memiliki tujuan yang jelas. Contoh event yaitu: ● Seminar ● Workshop c. Campaign Suatu aktivitas yang terencana dan memiliki tujuan akhir yang jelas dalam menyebarluaskan serta menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap suatu isu yang diangkat. Contoh campaign CIMSA antara lain: ● Youth Collaboration Toward Action ● CIMSA Anniversary Project .



d. Celebration Suatu aktivitas terencana yang bertujuan memperingati suatu isu yang sedang terjadi atau hari raya dengan mengangkat hal tersebut menjadi tema dari aktivitas yang dilaksanakan. Contoh dari celebration antara lain: ● World Diabetes Day ● World AIDS Day ● Human Rights Day Perlu diingat bahwa satu aktivitas dapat digolongkan menjadi satu atau lebih klasifikasi aktivitas, semoga bisa dipahami ya, Teman-Teman! Nah kalau tadi kita sudah melihat klasifikasi aktivitas berdasarkan bentuknya, sekarang, yuk kita bahas jenis aktivitas berdasarkan skalanya. Check it out! a. Aktivitas Lokal Aktivitas lokal CIMSA adalah aktivitas yang diinisiasi dan dikerjakan oleh local committee CIMSA dengan lingkup aktivitas terbatas pada lokal yang bersangkutan. b. Aktivitas Regional Aktivitas regional CIMSA adalah aktivitas yang diinisiasi dan dikerjakan oleh dua atau lebih lokal yang tergabung dalam satu region, dengan lingkup aktivitas terbatas pada region yang bersangkutan. c. Aktivitas Nasional Aktivitas nasional CIMSA adalah aktivitas yang diinisiasi dan dikerjakan oleh lebih dari satu local committee CIMSA yang berada di region yang berbeda, baik secara bersama-sama maupun terpisah. d. Aktivitas Internasional Aktivitas internasional CIMSA adalah aktivitas yang melibatkan satu atau lebih organisasi internasional di mana minimal salah satunya adalah anggota National Member Organization (NMO) IFMSA. .



MANAJEMEN AKTIVITAS



Dalam membuat suatu aktivitas yang impactful, pastinya membutuhkan manajemen aktivitas yang keren dong! Nah, manajemen aktivitas di CIMSA dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi.



1. Perencanaan Terdapat beberapa hal yang wajib dilakukan pada tahap ini, antara lain assessment, identifikasi masalah, penetapan tujuan aktivitas, dan pembuatan konsep aktivitas. 2. Pelaksanaan Pada tahap ini, beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu efektivitas penggunaan sumber daya, koordinasi panitia, dan kesesuaian aktivitas dengan rancangan aktivitas. 3. Evaluasi Evaluasi merupakan proses pengukuran capaian kinerja selama perjalanan aktivitas, yang berkontribusi terhadap capaian tujuan aktivitas. Selain evaluasi, follow-up yang sesuai dengan tujuan aktivitas juga perlu dilakukan pada tahap ini guna mendapatkan data yang akurat dan mampu menjadi pelajaran di masa mendatang. Pada tahap perencanaan dan evaluasi, lokal CIMSA atau penyelenggara aktivitas wajib mengumpulkan beberapa paperworks kepada CIMSA nasional untuk dilakukan monitoring, pemberian feedback, dan pencatatan data aktivitas. .



COMDEV DAN SUSPRO Aktivitas di CIMSA memiliki berbagai latar belakang, tujuan, serta metode yang berbeda-beda sesuai dengan permasalahan yang terjadi di komunitas. Community Development (Comdev) dan Sustainable Project (Suspro) termasuk dalam project CIMSA yang memiliki tujuan akhir memberdayakan komunitas dengan penerapan sistem yang berkelanjutan, sehingga diharapkan komunitas berdaya untuk menyelesaikan permasalahannya sendiri dengan aset yang mereka miliki. Jadi sebenarnya, apa sih itu comdev dan suspro? a. Community Development Berdasarkan arti katanya, komunitas merupakan sekelompok manusia yang hidup dan saling berinteraksi, serta memiliki kesamaan atau keterikatan dalam hal geografis, sejarah, bahasa, kepercayaan, minat, atau hal-hal lainnya (Cambridge Dictionary). Development atau perkembangan adalah proses di mana seseorang atau sesuatu tumbuh atau berubah dan menjadi lebih maju (Cambridge Dictionary). Community development adalah salah satu klasifikasi aktivitas CIMSA yang melibatkan sekelompok orang dengan minat/tujuan/lingkungan geografis yang sama dalam upaya mengatasi masalah mereka sendiri dan meningkatkan kualitas hidup. Keberhasilan suatu community development dapat diukur dari perubahan sikap, pemanfaatan keahlian, peningkatan pengetahuan, dan pemanfaatan aset yang telah ada dalam penyelesaian suatu masalah oleh suatu komunitas. Pelaksanaan comdev CIMSA perlu memperhatikan beberapa hal untuk menjamin keberlanjutan dan pengembangan komunitas target. Hal tersebut dirangkum dalam prinsip-prinsip community development CIMSA, antara lain: 1. Masalah Community development harus berawal dari masalah yang ditemukan di masyarakat dan dibuktikan oleh data. 2. Holistik Pelaksanaan comdev memerlukan pendekatan secara holistik dengan mempertimbangkan berbagai aspek di masyarakat, antara lain ekonomi, sosial, dan budaya. 3. Sustainable Community development harus bersifat berkelanjutan sehingga ketika comdev sudah selesai dilakukan, dampak yang diberikan masih terus berlanjut. 4. Motivasi Motivasi komunitas adalah fondasi dari berjalannya comdev yang efektif. Tanpa motivasi yang memadai, maka partisipasi dan komitmen anggota komunitas dalam comdev akan rendah yang akan menghambat berjalannya comdev. .



5. Inklusif



Community development bersifat inklusif, yaitu terbuka untuk anggota komunitas, melibatkan semua komponen komunitas, serta menghargai nilainilai yang dianut komunitas dan keanekaragamannya. 6. Aksi



Komunitas diharapkan dapat mentransformasi ide-idenya menjadi sebuah aksi yang bermanfaat untuk membangun komunitas itu. Tanpa adanya aksi yang nyata, comdev tidak akan berkembang. Untuk menunjang comdev yang efektif juga diperlukan keseimbangan antara proses dan aksi 7. Partisipasi dan kepemilikan komunitas



Anggota komunitas secara aktif terlibat dalam pengambilan keputusan dan memiliki kepemilikan atas setiap keputusan dalam comdev.



CIMSA dan



anggota masyarakat merupakan sebuah kesatuan dalam pengambilan keputusan, implementasi, serta evaluasi comdev. 8. Advokasi



Dalam comdev, CIMSA dapat membantu komunitas menyuarakan aspirasinya kepada pihak pembuat kebijakan, guna meningkatkan kualitas hidup komunitas. 9. Networking



Menghubungkan, membentuk aliansi, berkolaborasi, dan bekerja dengan individu, kelompok, organisasi lain, atau pemerintah dapat membantu berlangsungnya comdev dalam sebuah komunitas b.



Sustainable Project



Project atau proyek adalah aktivitas yang dilakukan dalam waktu yang relatif lama dan terdiri dari beberapa intervensi yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Sustainable adalah mampu bertahan/ terus ada (Oxford Dictionary). Sustainable project adalah salah satu klasifikasi aktivitas CIMSA yang merupakan kelanjutan dari community development, yang diterapkan pada komunitas lain dengan masalah/ kondisi yang serupa dan dibuktikan oleh data. Sustainable Project bertujuan untuk memberikan kontribusi dan dampak yang lebih luas guna meningkatkan taraf kesehatan bangsa. Prinsip comdev harus tetap berlanjut di suspro sehingga menjamin pengembangan kedua komunitas dalam menyelesaikan permasalahan mereka sendiri dengan aset yang mereka miliki.



CIMSA PROGRAM Dalam rangka melaksanakan pergerakan organisasinya, CIMSA memiliki



banyak kegiatan yang dilakukan, antara lain aktivitas, capacity building, riset, dan advokasi. Melalui tagline “Empowering Medical Students, Improving Nations Health”, mahasiswa kedokteran di Indonesia diberdayakan untuk membuat kegiatan yang berdampak sehingga dapat memberikan manfaat seutuhnya kepada anggotanya dan masyarakat Indonesia. Selain itu, CIMSA merupakan organisasi mahasiswa kedokteran yang menjadikan Sustainable Development Goals (SDGs) suatu prioritas utama tujuan pencapaian organisasi khususnya pada poin 3, 4, 5, dan 13. CIMSA Program merupakan sarana monitoring implementasi pernyataan kebijakan CIMSA terhadap SDGs. CIMSA Program hadir sebagai bentuk upaya CIMSA dalam menentukan sejauh mana langkah CIMSA dalam merealisasikan fokus yang CIMSA tuju dalam topik tertentu. Diharapkan, CIMSA Program dapat memberikan data yang lebih jelas dalam implementasi kegiatan di CIMSA melalui Annual Report serta dapat menjadi bentuk awal adaptasi CIMSA terhadap IFMSA Program. Terdapat delapan topik CIMSA Program yang disesuaikan dengan fokus SCO CIMSA yang sesuai dengan indikator poin SDGs, yaitu: 1. Maternal Health 2. HIV/AIDS and Other STDs 3. Non Communicable Disease 4. Communicable Disease 5. Human Rights Equality 6. Health Systems 7. Human Resources for Health 8. Environmental Sustainability Setiap topik CIMSA Program akan dibawahi oleh satu Program Coordinator yang akan bertanggung jawab terhadap enrollment kegiatan, monitoring, serta pembuatan Annual Report bersama dengan Project Development Director. .



HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT IN CIMSA Ketika kami melihat ke depan ke abad berikutnya, pemimpin mereka yang akan memberdayakan orang lain - Bill Gates



Sumber daya manusia sebagai salah satu tonggak utama penggerak organisasi merupakan bagian yang paling penting dalam mendukung upaya sebuah organisasi untuk mencapai tujuan utama dari eksistensi organisasi tersebut. Sumber daya manusia dalam suatu organisasi dapat diibaratkan sebagai otak yang merupakan sumber dari segala aksi. Terutama dalam CIMSA, untuk terus memberdayakan mahasiswa kedokteran di seluruh Indonesia serta meningkatkan taraf kesehatan nasional dibutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai kapabilitas dan etos kerja yang baik serta memiliki komitmen yang tinggi untuk terus aktif berpartisipasi bersama CIMSA demi mewujudkan CIMSA yang lebih berdampak. Sehingga upayaupaya untuk terus meningkatkan pengembangan sumber daya manusia sangat perlu direncanakan dan direalisasikan dengan baik. Dalam CIMSA sendiri, upaya pengembangan sumber daya manusia dapat terlaksana dengan bantuan pihak-pihak yang berkontribusi di dalam CIMSA terutama officials. Terkait hal ini, Human Resource Development Coordinator (HRDC) lokal memegang peranan paling dominan, tentunya di bawah pengawasan Executive Board terutama Vice Local Coordinator for Internal Affairs (VLI) untuk skala lokal. Dalam skala nasional, Human Resource Development Director atau HRDD CIMSA Indonesia memegang tanggung jawab untuk menjaga kualitas dari proses pengembangan sumber daya manusia CIMSA secara menyeluruh. Namun, upaya tersebut juga tidak dapat dilakukan dengan maksimal tanpa bantuan aparat pengembangan sumber daya manusia lainnya yaitu trainer. Trainer berperan dalam meningkatkan pengetahuan dan penanaman nilai terhadap member-member CIMSA sebagai usaha untuk melakukan kaderisasi terhadap member. . .



.



Berikut adalah framework dari konsep pengembangan SDM di CIMSA:



Lantas apa yang dimaksud dengan kaderisasi? Kaderisasi terdiri dari 1 kata dan 1 akhiran, yaitu kader dan –isasi. Kader adalah orang yang diharapkan akan memegang peran yang penting dalam pemerintahan, partai, maupun organisasi. Sementara, -isasi merupakan sebuah akhiran yang bermakna ‘proses’. Kaderisasi di CIMSA mengacu pada sebuah rangkaian untuk mempersiapkan orang yang akan menjalani roda pergerakan maupun pemerintahan CIMSA yang dimulai sejak newbie hingga sebelum 6 bulan setelah sumpah dokter yang kemudian disebut sebagai alumni. Komponen kaderisasi terdiri dari 2 hal secara umum, yaitu subjek kaderisasi dan objek kaderisasi. Subjek kaderisasi adalah orang yang melakukan proses kaderisasi itu seperti officials dan trainer tingkat expert. Sedangkan objek kaderisasi adalah target atau sasaran dari kegiatan kaderisasi tersebut. Dalam kata lain, mereka-mereka yang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin di masa yang akan datang, terdiri dari member, officials, dan trainer. . .



.



Mengapa kaderisasi itu penting? Kaderisasi ibarat aliran mesin untuk menggerakkan sebuah mesin. Selain itu ada juga yang mengibaratkan kaderisasi sebagai jantung dari suatu organisasi, jika komponen ini tidak ada maka sulit dibayangkan suatu organisasi mampu bergerak maju dan dinamis. Maka jelas kita ketahui bersama nih teman-teman semua bahwa kaderisasi ini nantinya akan menciptakan embrio-embrio baru yang nantinya akan memegang tongkat estafet perjuangan dari organisasi. Karena sukses atau tidaknya dalam sebuah organisasi dapat diukur dari kesuksesan dalam proses kaderisasi yang di kembangkannya. Hmm.. kenapa bisa begitu? Karena wujud dari keberlanjutan organisasi adalah munculnya kader-kader yang memiliki kapabilitas dan komitmen terhadap dinamika organisasi untuk masa depan. Seperti apakah kaderisasi di CIMSA? Hmm berbicara kaderisasi di CIMSA, tadi sudah sempat kita bahas di atas ada subjek dan ada objek. Nah kalau subjeknya adalah orang yang melakukan kaderisasi yakni Human Resources Development lokal yang dibawah supervisi EB (khususnya Vice Local Coordinator Internal) dan dibantu oleh Trainer sebagai salah satu aparat dari kaderisasi. No.



Tahapan



1.



Para calon anggota tertarik untuk bergabung mengetahui lebih dalam tentang CIMSA



Hal yang Harus Dilakukan



Hasil yang Diharapkan



mereka Untuk di tahapan agar lebih paham ini calon merasa tentang CIMSA untuk di CIMSA dan mendapatkan (mengakomodasikan pengetahuan rasa keingintahuan calon minimal tentang anggota tersebut. Misal CIMSA. Selain itu dengan mengadakan kita bisa juga open house ataupun mengerahkan trainer lokal training. sehingga mereka



● Memfasilitasi



● Tidak hanya training saja menjalankan yang dipersiapkan. Kita fungsinya sebagai juga harus memikirkan salah satu aparat kaderisasi. alur dari pendaftaran hingga



seleksi



calon



anggota ini ● Tetap



menjaga



semangat dari para calon anggota



dengan



mengadakan yang



ada



Peran



kegiatan di



senior



CIMSA. juga



diperlukan



loh



untuk



membantu



bisa



menyemangati



disini calon



anggota. 2.



Tahapan wawancara Tahapan ini fungsinya untuk mengetahui motivasi dari calon anggota tersebut untuk bergabung di CIMSA. Tidak hanya wawancara saja lho teman-teman, tapi kita bisa melihat aspek psikologisnya juga (mungkin dengan personality test)



tahapan ● Jangan lupa menjaga Dari semangat para wawancara ini kita anggota, itu penting mengharapkan terpilihnya calon dan wajib hukumnya :) anggota yang ● Membuat rubrik memang memiliki wawancara dan motivasi untuk mekanisme bergabung wawancara (termasuk dengan CIMSA menyesuaikan jadwal) dan



menempatkan



anggota di masingmasing SCO



3.



Tahapan pengesahan Pada tahapan ini calon anggota disahkan menjadi anggota CIMSA. Biasanya setiap lokal mengadakan kegiatan yang menarik bersama pengesahan



Setelah pengesahan anggota, maka disini peran HRD sangat diperlukan yaitu membekali mereka dengan skill serta nilai- nilai yang dibutuhkan untuk mengembangkan CIMSA. Materi-materi sudah



member ini (ada outbond, penampilan member baru masingmasing SCO tergantung lokal yang bersangkutan)



. .



.



disusun dalam suatu kurikulum yang dimiliki CIMSA, yaitu Kurikulum Kaderisasi CIMSA atau materi-materi yang diassesment sendiri di masing-masing lokal.



Selain menerapkan kurikulum kaderisasi CIMSA, maka diperlukan juga sokongan untuk mendukung tujuan kaderisasi: ● Capacity Building Capacity Building adalah suatu proses untuk melakukan sesuatu atau serangkaian kegiatan dalam melakukan perubahan multilevel pada diri individu, kelompok-kelompok, dan sistem-sistem untuk memperkuat kemampuan penyesuaian individu dan organisasi dalam menghadapi perubahan lingkungan yang ada. ● Rewarding Hmm.. reward artinya ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan. Dalam konsep manajemen organisasi, reward merupakan salah satu alat untuk peningkatan motivasi anggota. Metode ini bisa meng-asosiasi-kan perbuatan dan kelakuan seseorang dengan perasaan bahagia, senang, dan biasanya akan membuat mereka melakukan suatu perbuatan yang baik secara berulang-ulang. Selain motivasi, reward juga bertujuan agar seseorang menjadi giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah dapat dicapainya. ● Komunikasi Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor- faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya.



. .



.



Trainer Kece CIMSA, apa tuh ? Pasti udah pada tau dong trainer itu apa? Yup! Trainer adalah orang yang memberikan training atau pelatihan kepada para peserta training/trainee. Seorang trainer mampu membuat peserta training menjadi memiliki skill/keahlian sesuai dengan materi yang disampaikan. Sudah disinggung di atas kan tadi kalau trainer adalah salah satu aparat kaderisasi CIMSA. Trainer di CIMSA lumrah disebut sebagai backbone karena trainer menempati posisi yang krusial dalam pengembangan sumber manusia di CIMSA, layaknya tulang belakang yang menghantarkan impuls saraf dari otak (pengurus) menuju ekstremitas (anggota). Trainer CIMSA juga tergabung dalam suatu divisi pengembangan sumber daya manusia CIMSA atau yang kerap kali disebut Training Supporting Division (TSD) yang diketuai oleh Human Resource Development Director (HRDD) CIMSA. Training New Trainer Indonesia Kegiatan ini dilakukan setahun sekali yaitu sebelum National Meeting CIMSA. Program ini akan mendapatkan sertifikasi trainer IFMSA atau CIMSA sesuai dengan program di setiap tahunnya. Training New Trainer Regions Kegiatan ini dilakukan di masing-masing region yang ada di CIMSA. Sertifikasi yang didapatkan adalah sertifikasi trainer CIMSA. Tetapi dalam pelaksanaannya tetap disupervisi oleh trainer IFMSA sehingga diharapkan berkualitas sama seperti Trainer lulusan IFMSA. Training New Trainer pada International Meetings Event ini dilakukan pada sebelum international meetings seperti pre March Meeting, Pre August Meeting, dan Pre Asia Pacific Regional Meeting atau Sub Regional Training. Sertifikasi yang didapatkan adalah trainer IFMSA. Trainer yang bersertifikasi IFMSA berkesempatan untuk bergabung ke Trainers Pool IFMSA, sehingga bisa mengikuti kesempatan mengisi training kegiatan IFMSA. Oleh karena itu, yuk jangan ragu untuk jadi bagian Backbones of CIMSA! .



.



RESEARCH AND DEVELOPMENT IN CIMSA A. Data, Riset, dan RSD Pengertian: a. Research: Berdasarkan Oxford Dictionaries, research didefinisikan sebagai ' The systematic investigation into and study of materials and sources in order to establish facts and reach new conclusions' yang dapat diartikan sebagai 'Suatu teknik sistematis dalam mempelajari sumber dan bahan ajar untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman, fakta, serta kesimpulan baru terhadap suatu permasalahan, yang hasilnya dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut ataupun sebagai dasar pembelajaran masalah-masalah lainnya'. b. Data: Menurut KBBI data merupakan keterangan yang benar dan nyata. Data bisa didefinisikan sebagai fakta atau informasi yang umum digunakan untuk mengkalkulasi, menganalisis, dan merencanakan sesuatu. c. RSD: RSD (Research Supporting Division) merupakan tim yang dibawahi oleh RnDD (Research and Development Director) dan tersebar di lokal-lokal CIMSA. RSD terdiri atas minimal 3 anggota dari tiap lokal. Alasan utama dibentuknya RSD adalah untuk memaksimalkan fungsi penelitian dan pengembangan CIMSA di skala lokal dengan tujuan utama mewujudkan CIMSA sebagai organisasi dengan aktivitas yang berbasis data.



Penjelasan mengenai diagram di atas: Data merupakan suatu kumpulan informasi yang benar, nyata, dapat dipercaya, dan valid. Apabila data yang diperoleh mengandung unsur-unsur tersebut, maka data itu dapat menjadi petunjuk atau acuan dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah à mengarahkan pembuatan keputusan dan perencanaan (action plan) terkait masalah tersebut. Hal ini sangat berhubungan dengan lingkup kerja RSD. .



Tugas RSD berkaitan dengan data, yaitu menyusun perangkat asesmen untuk mengumpulkan data, melakukan analisis data, melampirkan data dan memberikan rekomendasi sebagai landasan pembuatan keputusan dan perencanaan selanjutnya. Maka dari itu, data sangat berperan penting dalam kelangsungan ranah kerja RSD. Lalu, guna memperoleh suatu data yang dapat dipercaya, sesuai dengan fakta, dan valid, perlu dilakukan suatu proses yang sistematis dengan metode yang tepat seperti riset. Riset dilaksanakan berdasarkan data dan untuk mencari data. Riset yang dilaksanakan oleh RSD merupakan riset pada seluruh aspek organisasi, mulai dari aktivitas hingga intervensi bidang internal dan eksternal. Hasil dari riset yang dilakukan oleh RSD dijadikan sebagai bahan dasar pertimbangan penyusunan keputusan dan rencana aksi selanjutnya ataupun sebagai bahan untuk advokasi dan juga publikasi B. RSD, Fungsi RSD, dan Optimalisasi RSD a. Fungsi RSD RSD merupakan tim yang berfungsi sebagai pusat kerja riset dan statistik CIMSA. RSD bertugas untuk memaksimalkan fokus kerja dari RnDD, yang terdiri dari: ·



Penelitian dan pengembangan



·



Pengawasan dan evaluasi



b. Struktur dan Alur Koordinasi RSD Keterangan · RSD terdiri atas minimal 3 anggota per lokal dengan pembagian tugas disesuaikan dengan kebutuhan. · Dalam skala lokal, RSD berada di bawah garis koordinasi VLI. · Dalam skala nasional, RSD berada di bawah garis koordinasi RnDD dan RnD team. · RSD memiliki konsultan di tingkat nasional yaitu RnD Team yang berhak memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan perangkat riset. · Konsultan RSD dipilih oleh RnDD dan berkoordinasi langsung dengan RnDD dalam skala nasional. · RnDD memegang keputusan tertinggi mengenai struktur, fungsi, regenerasi, keanggotaan, dan kinerja RSD.



.



c. Deskripsi Kerja Secara umum, RSD memiliki tugas sebagai berikut: · Membantu terlaksananya riset dan pengembangan CIMSA skala lokal. · Mendukung terwujudnya CIMSA sebagai organisasi yang berbasis pada data. · Memaksimalkan pelaksanaan aktivitas CIMSA yang berbasis riset dan data. · Memaksimalkan pelaksanaan asesmen dalam berbagai aspek CIMSA seperti internal, eksternal, administrasi, finansial, dan sistem organisasi sesuai dengan kebutuhan. · Memberikan rekomendasi organisasi berdasarkan riset. · Menghimpun data sebagai arsip dari segala aktivitas CIMSA. · Berkoordinasi dengan VLI dalam asesmen skala lokal. · Bertanggung jawab atas pelaksanaan CIMSA Quality Assurance dalam skala lokal. d. Alur Regenerasi Keterangan · RSD mengalami regenerasi setiap pergantian masa kepengurusan CIMSA Nasional, yakni pasca May Meeting, namun diperbolehkan untuk regenerasi mengikuti alur lokal · Masa kerja RSD dalam satu periode terhitung semenjak October Meeting hingga 30 Juni tahun berikutnya. · Anggota yang telah mengikuti pelatihan RSD awal diwajibkan untuk memenuhi first assignment RSD sesuai dengan ketentuan yang diberikan dan mengumpulkannya selambat-lambatnya 30 hari pasca pelaksanaan pelatihan RSD. · Apabila terdapat kendala dalam regenerasi RSD dalam suatu lokal, maka akan dilakukan peninjauan dan penyesuaian teknis regenerasi sesuai dengan kesepakatan antara RnDD, Loco, VLI, dan RSD terkait C. RnDC Research and Development Coordinator (RnDC) merupakan salah satu bagian dari pengembangan RSD di tingkat lokal. RnDC bertindak sebagai koordinator dari RSD yang ada di lokal dan menjadi officials lokal dalam statusnya. Berhubungan dengan status tersebut, RnDC secara legal harus ada dalam Konstitusi dan Statuta (KS) lokal sebagai officials mandiri yang berada pada bidang internal dibawah VLI. Penentuan RnDC ini tidak seperti officials lainnya yang digagas oleh lokal. RnDC harus direkomendasikan oleh nasional, dalam hal ini RnDD, berdasarkan kinerja RSD dan juga penilaian nasional terhadap kestabilan lokal tersebut.



.



EXTERNAL IN CIMSA CIMSA terdiri dari beberapa komponen seperti internal, eksternal, keuangan, dan juga administrasi. Semua komponen ini saling berintegrasi dalam mencapai tujuan CIMSA Indonesia. Salah satunya adalah komponen eksternal. Eksternal merupakan katalisator pergerakan CIMSA Indonesia dalam mencapai visi, misi, serta tujuannya sehingga diperlukan peningkatan capacity building sumber daya manusia yang berkaitan dengan bidang eksternal guna memaksimalkan fungsi eksternal CIMSA Indonesia. Perangkat komponen eksternal CIMSA dijalankan oleh Tim Eksternal. Tim eksternal CIMSA Nasional terdiri dari Vice President for External Affairs (VPE), Media and Communication Director (MCD), Marketing, Campaign, and Advocacy Director (MCAD), Alumni Director (AD), Liaison Officer to Government Organizations (LO GO), Liaison Officer to Non Government Organizations (LO NGO), Liaison Officer to Students Organizations (LO SO), and tor (AD), Liaison Officer to United Nations’ Agencies (LO UNA). Tim Eksternal bertugas untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan CIMSA melalui hubungan kerja sama dan kolaborasi dengan pihak eksternal maupun Alumni CIMSA, publikasi dan promosi melalui media cetak maupun media online, si serta menentukan strategi pemasaran guna mendukung mimpi CIMSA untuk Empowering Medical



Students dan Improving Nation’s Health. Selain itu, tim



eksternal juga memegang salah satu kunci penting untuk dapat terus memperluas jangkauan CIMSA melalui kegiatan ekspansi CIMSA. Bagian ini akan menjelaskan fungsi dan deskripsi terkait tiap-tiap komponen eksternal CIMSA, terbagi menjadi: 1.



Ekspansi CIMSA



2.



Media CIMSA



3.



Marketing, Campaign, dan Advocacy CIMSA



4.



Hubungan Kerja Sama dan Kolaborasi CIMSA



5.



Alumni CIMSA



MEDIA IN CIMSA Media berfungsi sebagai sarana komunikasi dan saluran informasi. Informasi tersebut membantu publik dalam membangun hubungan dengan dunia dan memahami apa yang terjadi di sekitar dan juga pada hal lainnya. Pemahaman tersebut dapat membentuk opini dan perspektif tertentu sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa media memiliki kapabilitas untuk mempengaruhi seseorang hingga sekelompok orang. Media CIMSA terdiri dari beberapa satuan, yaitu media CIMSA Nasional, Standing Committee CIMSA, CIMSA lokal, dan CIMSA Secured Member Portal. Media CIMSA lokal kemudian terbagi sesuai dengan jumlah lokal CIMSA. Pengembangan media CIMSA melalui perambahan fitur setiap media untuk menjamin penyampaian informasi secara kreatif, efektif, efisien, dan tepat sasaran. Menyadari pentingnya komunikasi dalam dinamika organisasi, Media and Communication



Coordinator



/



Director



(MCC/MCD)



diperlukan



dalam



mengembangkan informasi dan media lokal. MCC/MCD lokal bertanggungjawab terhadap pengembangan informasi dan media CIMSA lokal yang mencakup visualisasi informasi, strategi dan sistem publikasi, dan pengelolaan sumber daya (Media and Communication Team lokal). CIMSA Visual Guideline menjadi dasar visualisasi dalam pengembangan materi publikasi. Visualisasi informasi yang berdasarkan panduan tersebut diharapkan dapat mencerminkan brand value dan visi misi CIMSA secara konsisten.



.



MARKETING, CAMPAIGN DAN ADVOCACY Marketing, Campaign, dan Advocacy di CIMSA dimonitor dan dikoordinir pelaksanaannya oleh Marketing, Campaign, and Advocacy Director CIMSA di External Team CIMSA Nasional yang dibawahi langsung oleh Vice President for External Affairs CIMSA. Marketing, Campaign, and Advocacy Director sendiri merupakan National Official sebagai Supporting Division yang bertugas sebagai Marketing Headquarter, Campaign Headquarter, dan Advocacy Director dalam pergerakan tiga komponen tersebut dan juga sebagai MCA Team Leader. 1. Marketing Marketing atau pemasaran adalah suatu usaha untuk memperkenalkan atau mengkomunikasikan suatu nilai jual dari suatu produk atau jasa melalui suatu rencana strategis dengan tujuan untuk meningkatkan. Sebagai organisasi mahasiswa kedokteran yang ingin memberdayakan mahasiswa kedokteran Indonesia dan meningkatkan taraf kesehatan Indonesia, CIMSA harus dapat melaksanakan marketing sebagai upaya memperluas dampak seluas-luasnya dalam setiap aktivitasnya. Dalam pelaksanaannya, CIMSA memiliki brand value atau nilai jual sebagai organisasi mahasiswa kedokteran yang memiliki identitas sebagai organisasi kepemudaan yang profesional dan sekaligus membahas isu kesehatan serta banyak ranah kerja lainnya untuk mencapai visi dan misi CIMSA. Contoh kegiatan Marketing CIMSA, antara lain: a. Marketing CIMSA kepada organisasi lain seperti NGO, GO, SO, YO, dan UNA. b. Kerja sama dengan media partner. c. Kerja sama dalam member card benefit. Langkah-langkah dalam melaksanakan Marketing CIMSA seperti Member Card Benefit ataupun Media Partner, antara lain: a. Menciptakan brand atau citra dari CIMSA. Hal ini dapat terbagi luas menjadi banyak brand identity, diantaranya seperti identitas visual dan logo yang memiliki ciri khas di mata masyarakat terutama partner eksternal. Brand identity lainnya meliputi sifat dan cara kerja CIMSA (profesionalitas dan sistematis) sebagai suatu organisasi. Secara mudah, brand merupakan sesuatu yang dapat membedakan CIMSA dari organisasi lainnya. b. Melakukan riset dalam membentuk rencana strategis untuk melaksanakan marketing. Riset ini haruslah dilaksanakan dalam aspek internal dan eksternal. Aspek internal terkait kebutuhan CIMSA terhadap target marketing baik untuk member, officials, ataupun aktivitas CIMSA dan aspek



a. eksternal dimana target marketing haruslah memiliki visi dan misi serta ranah yang sejalan dan tidak menyalahi identitas CIMSA. b. Melakukan persiapan jika ingin mengaudiensikan CIMSA kepada partner eksternal. Persiapan ini dapat dipermudah dengan Marketing Toolkit yang sudah difasilitasi oleh nasional. c. Sebelum menandatangani Perjanjian Kerja Sama atau Memorandum of Understanding, keuntungan yang didapatkan dapat diupayakan untuk semaksimal mungkin dari kedua belah pihak. Dalam marketing, aspek kualitas masih menjadi prioritas nomor satu dalam pelaksanaannya, yaitu hubungan yang baik serta sustainable. d. Setelah bekerja sama, evaluasi secara berkala terkait kontraprestasi yang sudah disetujui kedua belah pihak. Hal ini dapat dilakukan dengan mengevaluasi SWOT secara rutin. 2. Campaign Campaign atau kampanye CIMSA merupakan salah satu bentuk aktivitas CIMSA yang bertujuan untuk menyebarluaskan serta meningkatkan kesadaran target audiens terhadap suatu isu atau topik yang diangkat. Seluruh campaign CIMSA dilaksanakan dalam skala nasional yang dikoordinasikan langsung oleh MCAD dengan supervisi oleh Vice President for External Affairs. Setiap lokal memiliki kewajiban untuk menyebarkan dan mengikuti campaign nasional CIMSA melalui Local Officer ataupun Vice Local Coordinator for External Affairs. Campaign CIMSA dapat dilaksanakan dengan metode daring sebagai social media campaign dan luring sebagai ground campaign dimana lokal berkewajiban untuk mengikuti campaign nasional setidaknya pada social media campaign. Lokal dapat menyesuaikan tema maupun metode campaign sesuai dengan konsep yang dilaksanakan secara nasional. Campaign CIMSA terdiri dari: a. Campaign standing committee, mengangkat isu spesifik suatu standing committee dilaksanakan oleh National Officer dengan National Committee Standing Committee-nya berkoordinasi dengan MCAD dalam pelaksanaannya.



a. Campaign general, mengangkat isu diluar isu spesifik yang menjadi fokus standing committee. Dilaksanakan oleh MCAD dengan MCA Team. b. Campaign



kolaborasi



internasional,



berkolaborasi



bersama



sekurang-



kurangnya satu National Member Organization IFMSA dan dapat mengangkat isu spesifik suatu standing committee ataupun diluar isu tersebut. Pada awal kepengurusan National Officials, MCAD akan berkoordinasi dengan National Officers untuk menyusun campaign calendar selama satu tahun kedepan. Campaign calendar dapat menjadi referensi bagi lokal untuk membuat aktivitas di lokalnya masing-masing.



3. Advocacy Advokasi secara umum adalah sebuah usaha untuk mempromosikan, merepresentasikan, ataupun membela suatu orang, kepentingan, atau opini atau secara singkat suatu usaha untuk mendukung suatu kepentingan. Advokasi juga sering diartikan sebagai suatu aktivitas dalam rangka membuat perubahan baik di masyarakat maupun individu. Hal ini sering disangkutpautkan dengan istilah lobbying yaitu pendekatan dengan fokus mengubah atau mempengaruhi kebijakan publik kepada para pembuat kebijakan yang berwenang. Advokasi di CIMSA memiliki pengertian lebih luas diantaranya meliputi usaha tidak langsung untuk memengaruhi suatu kebijakan dengan cara memberikan edukasi kepada publik dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan suatu isu dalam bentuk kampanye. Advocacy CIMSA bersifat community-based advocacy dan berbasis riset dan ‘helicopter view’ assessment atau melihat suatu permasalahan secara holistik dari



seluruh aspek yang terdampak. Peran CIMSA sebagai youth advocate bertindak dengan cara memberdayakan komunitas agar berani menyuarakan masalahnya (empowerment), memediasi komunitas dan pemangku kebijakan dalam mencapai hasil advokasi terbaik (mediate), serta membangun relasi bersama dengan organisasi atau komunitas lainnya yang sejalan dengan prinsip CIMSA (networking) sebagai community advocates. Dalam pelaksanaannya, CIMSA dapat melaksanakan grasstops advocacy maupun grassroots advocacy sesuai dengan skala dan kapasitasnya. Namun, advokasi di lokal CIMSA direkomendasikan untuk melaksanakan grassroots advocacy berbasis komunitas dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di komunitas tersebut. Hal ini sesuai dengan banyaknya sifat aktivitas CIMSA yang sustainable dan berinteraksi langsung ke masyarakat.



.



. .



.



Partnership and Collaboration in CIMSA A. KERJA SAMA DAN KOLABORASI Hubungan kerja sama merupakan hubungan yang dilakukan oleh organisasi dengan publik di luar organisasi seperti masyarakat sekitar, organisasi, institusi, dan pihak lainnya yang ada kaitannya dan diduga ada kaitannya dengan organisasi tersebut dengan kegiatan komunikasi dua arah secara timbal balik dalam rangka membina kerja sama yang akrab demi kepentingan dan keuntungan bersama yang dilandasi asas saling pengertian dan saling mempercayai. Kolaborasi adalah suatu bentuk interaksi, diskusi, kompromi, kerjasama yang berhubungan dengan individu, kelompok atau beberapa pihak lainnya, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung untuk mencapai tujuan bersama. Komponen kolaborasi yang efektif memiliki poin-poin yaitu memiliki arah tujuan yang sama, persamaan persepsi, rasa keinginan untuk saling berkompromi, tekad untuk mencari solusi bersama-sama, dan lain-lain. ❖ Hubungan eksternal berfungsi untuk: 1. Memperluas networking dengan pihak eksternal; 2. Menciptakan image publik atau citra organisasi; 3. Menciptakan sikap dan gambaran positif dari publik terhadap organisasi serta mempererat hubungan dengan pihak luar organisasi tersebut, sehingga akan tumbuh opini publik yang relevan dengan organisasi; 4. Meningkatkan eksistensi dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat atau pihak eksternal; 5. Memelihara



hubungan



baik



dengan



pemerintah,



organisasi



nonpemerintahan, student organizations, youth organizations, dan United Nations’ Agencies; 6. Memelihara hubungan baik dengan media partner (media pers, dll). ❖ Bentuk kerja sama dan kolaborasi: 1. Hubungan dengan komunitas (community relations); 2. Hubungan dengan media massa dan pers (media & press relations); 3. Hubungan dengan government organizations; 4. Hubungan dengan non government organizations; 5. Hubungan dengan student or youth organizations; 6. Hubungan dengan United Nations’ Agencies;



Partnership and Collaboration in CIMSA A. KERJA SAMA DAN KOLABORASI Hubungan kerja sama merupakan hubungan yang dilakukan oleh organisasi dengan publik di luar organisasi seperti masyarakat sekitar, organisasi, institusi, dan pihak lainnya yang ada kaitannya dan diduga ada kaitannya dengan organisasi tersebut dengan kegiatan komunikasi dua arah secara timbal balik dalam rangka membina kerja sama yang akrab demi kepentingan dan keuntungan bersama yang dilandasi asas saling pengertian dan saling mempercayai. Kolaborasi adalah suatu bentuk interaksi, diskusi, kompromi, kerjasama yang berhubungan dengan individu, kelompok atau beberapa pihak lainnya, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung untuk mencapai tujuan bersama. Komponen kolaborasi yang efektif memiliki poin-poin yaitu memiliki arah tujuan yang sama, persamaan persepsi, rasa keinginan untuk saling berkompromi, tekad untuk mencari solusi bersama-sama, dan lain-lain. ❖



Hubungan eksternal berfungsi untuk: 1.



Memperluas networking dengan pihak eksternal;



2.



Menciptakan image publik atau citra organisasi;



3.



Menciptakan sikap dan gambaran positif dari publik terhadap organisasi serta mempererat hubungan dengan pihak luar organisasi tersebut, sehingga akan tumbuh opini publik yang relevan dengan organisasi;



4.



Meningkatkan eksistensi dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat atau pihak eksternal;



5.



Memelihara



hubungan



baik



dengan



pemerintah,



organisasi



nonpemerintahan, student organizations, youth organizations, dan United Nations’ Agencies; 6. ❖



Memelihara hubungan baik dengan media partner (media pers, dll). Bentuk kerja sama dan kolaborasi:



1.



Hubungan dengan komunitas (community relations);



2.



Hubungan dengan media massa dan pers (media & press relations);



3.



Hubungan dengan government organizations;



4.



Hubungan dengan non government organizations;



5.



Hubungan dengan student or youth organizations;



6.



Hubungan dengan United Nations’ Agencies;



7.



Grants dan sponsorship.



A. LIAISON OFFICER Liaison Officer merupakan salah satu bagian dari tim eksternal nasional CIMSA. Liaison officer adalah seseorang yang bertugas menghubungkan dua lembaga untuk berkomunikasi dan berkoordinasi mengenai kegiatan antar lembaga. CIMSA memiliki empat Liaison Officer, yaitu: 1. Liaison Officer to Government Organizations a. Definisi Lembaga negara atau pemerintahan adalah sebuah lembaga yang berdiri pada sebuah pemerintahan dengan status lembaga tersebut dimiliki dan dibentuk oleh negara. Lembaga pemerintahan atau negara yang dibentuk berdasarkan konstitusi, hukum, atau peraturan yang lebih rendah. Lembaga negara di tingkat pusat yaitu:



● ● ● ●



Lembaga yang didirikan oleh Konstitusi sebagai Presiden, Wakil Presiden, MPR, DPR, DPD, BPK dan KY; Lembaga yang ditetapkan oleh hukum sebagai Jaksa Agung, Bank Indonesia, Komisi, KPK, KPI, PPATK, dan sebagainya; Lembaga yang didirikan oleh peraturan pemerintah atau Keputusan Presiden; dan



Didirikan oleh badan pengatur. Lembaga di tingkat daerah disebut lembaga daerah yang dapat dibedakan pula, yaitu: ● Institusi daerah yang dibentuk berdasarkan Konstitusi, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah atau pengangkatan anggota yang dibuat oleh Keputusan Presiden, Peraturan Daerah atau Peraturan Pemimpin Daerah setempat dsb. b. Hubungan dan bentuk kerja sama ● Narasumber untuk aktivitas, kampanye, edukasi, atau training; ● Penggunaan materi untuk infografik atau modul kesehatan; ● Memperoleh data sekunder untuk keperluan aktivitas; ● Memperoleh rekomendasi target komunitas untuk keperluan intervensi berdasarkan data yang dimiliki oleh dinas setempat; ● Forum diskusi; ● Surat rekomendasi dari kementerian atau dinas; ● Bantuan dana organisasi kemahasiswaan; dan ● Kolaborasi aktivitas tertentu contohnya kolaborasi untuk Hari AIDS Sedunia, Hari Gizi Nasional, dll.



a. Manfaat ● Memperoleh pengakuan kedudukan dan eksistensi organisasi di wilayah setempat yang diakui oleh pemerintah di wilayah tersebut; ● Memperluas networking dengan mendapatkan kesempatan-kesempatan lainnya yang dapat diberikan oleh pemerintah; ● Memperoleh akses data sekunder dari dinas kesehatan atau puskesmas untuk melaksanakan aktivitas; ● Mendapatkan pengetahuan dan perspektif dari pemerintah mengenai kebijakan



dan



sikap



terhadap



isu-isu



kesehatan,



pendidikan,



pengembangan pemuda, dll di Indonesia. 2. Liaison Officer to Non Government Organizations a. Definisi Lembaga Non Pemerintah atau yang lebih umum disebut dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Civil Society Organization (CSO) adalah sebuah organisasi bersifat swasta yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang secara sukarela dan tidak terkait dengan birokrasi pemerintah yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Lembaga Non Pemerintah dapat diakui secara hukum maupun tidak. Berdasarkan skala cakupan wilayah kerjanya, Lembaga Non Pemerintah terbagi menjadi dua macam yaitu Lembaga Non Pemerintah skala nasional dan Lembaga Non Pemerintah skala internasional. Contoh dari Lembaga Non Pemerintah skala nasional antara lain Yayasan Pulih, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Indonesia, Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI), dan lain-lain. Sedangkan contoh dari Lembaga Non Pemerintah skala internasional antara lain Vital Strategies, Save the Children, dan lain-lain. b. Hubungan dan bentuk kerja sama ● Narasumber untuk aktivitas, kampanye, edukasi, atau training; ● Penggunaan materi untuk infografik; ● Memperoleh data sekunder untuk keperluan aktivitas; ● Forum diskusi dan advokasi; ● Kolaborasi aktivitas tertentu contohnya kolaborasi untuk Hari AIDS Sedunia, Hari Gizi Nasional, dll.



a. Manfaat; ● Memperluas dampak dan eksistensi organisasi di wilayah tersebut; ● Memperluas networking dengan mendapatkan kesempatan-kesempatan lainnya; ● Memperoleh pemateri dan materi untuk aktivitas, kampanye, edukasi, atau training; ● Mendapatkan pengetahuan dan perspektif dari berbagai lembaga nonpemerintahan mengenai kebijakan dan sikap terhadap isu-isu kesehatan, pendidikan, pengembangan pemuda, dan lain-lain yang ada di Indonesia. 3. Liaison Officer to Student Organizations a. Definisi Student Organization atau organisasi kemahasiswaan adalah sebuah lembaga perkumpulan berbasis akademis/pendidikan tertentu dengan mahasiswa sebagai pemimpin dan anggotanya. Terdapat dua jenis organisasi kemahasiswaan, yaitu organisasi



kemahasiswaan



intra



kampus



dan



ekstra



kampus.



Organisasi



kemahasiswaan intra kampus melekat pada pribadi kampus dan memiliki kedudukan resmi di tingkat perguruan tinggi. Contohnya yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HIMA), Senat Mahasiswa, dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Organisasi kemahasiswaan ekstra kampus tidak terikat oleh kampus, bersifat fleksibel, dan independen. Contoh dari Student Organization yang pernah bekerja sama dengan CIMSA adalah AMSA-Indonesia, ISMKI, ALSA Indonesia, dan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia Youth Organization atau organisasi kepemudaan adalah sebuah lembaga yang



memiliki



suatu



topik



fokus



tertentu



dengan



mengutamakan



youth



empowerment, tidak berbasis akademis, dan anggotanya adalah pemuda berusia 1630 tahun (WHO). Contoh dari Youth Organization yang pernah bekerja sama dengan CIMSA yaitu AIESEC Indonesia, ASEAN Youth Organization, Sobat Diabet, dan Indonesian Young Health Professionals’ Society (IYHPS).



b. Hubungan dan bentuk kerja sama ● Narasumber aktivitas, kampanye, edukasi, training, wawancara, dan testimoni; ● Penggunaan materi untuk infografik; ● Forum diskusi, upgrading organisasi, dan advokasi; ● Media and community partner; ● Kolaborasi aktivitas tertentu seperti kolaborasi health campaign. c. Manfaat ● Meningkatkan networking dan eksistensi CIMSA terhadap mahasiswa dan pemuda; ● Memperoleh pemateri dan materi untuk aktivitas, kampanye, edukasi, atau training; ● Melakukan upaya pemberdayaan dan peningkatan kapasitas serta kualitas pemuda terutama mahasiswa; ● Mendapatkan pengetahuan dan perspektif dari berbagai organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan mengenai kebijakan dan sikap terhadap isu-isu kesehatan, pendidikan, pengembangan pemuda, dan lain-lain yang ada di Indonesia. 4. Liaison Officer to United Nations’ Agencies a. Definisi United Nations’ Agencies adalah organisasi antar pemerintah yang mengkoordinasikan pekerjaan mereka melalui United Nations atas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). UN Agencies merupakan organisasi independen yang memiliki keanggotaan, kepemimpinan, dan anggaran sendiri. b. Hubungan dan bentuk kerja sama ● Narasumber aktivitas, kampanye, wawancara, dan testimoni; ● Penggunaan materi untuk infografik; ● Forum diskusi dan advokasi; ● Legitimasi modul maupun pembuatan modul; ● Pendanaan kegiatan joint bersama CIMSA; ● Kolaborasi aktivitas tertentu seperti kolaborasi campaign maupun topik lainnya.



c.



Manfaat ● Mendapatkan



rekognisi



yang



dapat



membawa



CIMSA



ke



kesempatan-kesempatan lainnya; ● Memperluas networking CIMSA dengan berbagai macam organisasi yang bekerja sama dengan UN Agencies tersebut; ● Mendapatkan pengetahuan dan perspektif dari mitra global terkait mengenai kondisi, perkembangan, progres, maupun langkah kunci yang dapat dilakukan di Indonesia.



.



. .



.



ALUMNI CIMSA Alumni CIMSA adalah status yang diperoleh anggota CIMSA yang telah mendapatkan gelar dokter selama lebih dari enam bulan. Alumni CIMSA sendiri sebelumnya merupakan anggota dari salah satu Standing Committee CIMSA dan telah menanggalkan statusnya sebagai anggota CIMSA. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hampir setiap tahun lokal CIMSA menghasilkan ratusan alumni. Alumni CIMSA berhak untuk menghadiri rapat tahunan anggota CIMSA sebagai pengamat dan mempunyai hak bicara dalam rapat tersebut namun tidak memiliki hak suara, hak untuk memilih, dan dipilih. Selain itu, Alumni CIMSA memiliki kewajiban untuk menjaga nama baik CIMSA dan wajib menghormati aturan yang tercantum dalam Konstitusi dan Statuta CIMSA. Alumni merupakan katalisator yang baik untuk sebuah organisasi yang harus bisa diberdayakan melalui pengalaman, ide, saran, relasi, keterampilan, dan keahlian yang dimilikinya untuk pengembangan organisasi CIMSA serta Alumni sebagai “carrier pathway” bagi anggota CIMSA yang harus bisa dimaksimalkan di masa yang akan datang sehingga terbit brand value bahwa berorganisasi dalam CIMSA menjadi pengalaman lengkap yang tidak dapat diraih di organisasi mahasiswa kedokteran manapun. Layaknya anggota CIMSA, Alumni CIMSA akan semakin bertumbuh dan bertambah banyak. Hal ini menjadi latar belakang diperlukannya seseorang untuk menjadi koordinator yang dapat memaksimalkan hubungan antara CIMSA dengan Alumni yaitu Alumni Director (AD). Alumni Director CIMSA Indonesia merupakan Official Supporting Division yang mempunyai kapasitas teknis khusus untuk membantu CIMSA dalam memenuhi kebutuhan organisasi di bidang tertentu yakni melalui koordinasi dan menjaga hubungan dengan alumni baik skala nasional maupun skala lokal melalui Alumni Director/Koordinator Alumni Lokal.



.



.



FINANCE IN CIMSA Dalam menjalankan roda suatu organisasi, banyak komponen yang perlu diperhatikan keberlangsungannya agar tujuan organisasi dapat tercapai. CIMSA terdiri dari beberapa komponen, salah satunya adalah keuangan. Keuangan merupakan komponen yang tidak kalah penting dari komponen lainnya. Kondisi keuangan juga ikut menentukan jalannya kegiatan dalam organisasi. Untuk itu, organisasi membutuhkan sumber dana yang cukup agar kegiatan didalamnya dapat terus berjalan. Oleh karena itu, diperlukan suatu tim yang berfokus pada pengelolaan dan pencarian dana. Komponen keuangan CIMSA dijalankan oleh tim keuangan yang terdiri dari Vice President for Finance (VPF), Treasurer, Fundraising Director (FD), dan Merchandise Director (MD). Tim keuangan bertugas untuk mengelola sistem keuangan, mengelola sumber pendapatan, serta menjalin kerja sama dengan pihak luar dalam hal keuangan guna menjaga kestabilan kondisi keuangan di internal organisasi. Bagian ini akan berfokus untuk menjelaskan terkait aspek-aspek dalam keuangan CIMSA. Sistem Keuangan CIMSA



A.



Integrated Financial System (IFS)



Integrated Financial System (IFS) atau sistem keuangan terpusat merupakan sistem keuangan yang saat ini digunakan oleh CIMSA nasional maupun lokal dengan metode central budgeting. IFS adalah sebuah sistem keuangan dimana semua uang terkumpul di dalam satu rekening dengan pembukuan yang berbeda. Dalam pelaksanaan IFS, semua aktivitas keuangan baik lokal maupun SCO dilakukan sesuai dengan anggaran yang telah dibuat dan disetujui di awal kepengurusan. Treasurer lokal memiliki hak dalam mengontrol semua aktivitas keuangan CIMSA maupun SCO di lokal. Treasurer memiliki hak dalam mengelola pembukuan khusus untuk IFS yang disebut dengan Laporan Keuangan Terintegrasi CIMSA. Dalam IFS dikenal istilah top up dan refund. Top up adalah penambahan uang kas dari uang kas SCO itu sendiri yang dipegang oleh Treasurer lokal. Top up dilakukan apabila uang kas SCO tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk bulan selanjutnya. Nominal top up disesuaikan dengan anggaran yang telah disahkan sebelumnya. Refund adalah pengembalian uang kas SCO yang dipegang oleh Treasurer SCO lokal kepada Treasurer lokal. Kas tersebut selanjutnya akan digabungkan ke dalam kas SCO yang disimpan oleh Treasurer lokal. Refund dilakukan apabila uang kas SCO tersebut melebihi kebutuhan SCO untuk bulan selanjutnya.



Laporan Keuangan



Segala aktivitas keuangan di CIMSA akan secara rutin dicatat oleh Treasurer dalam laporan keuangan. Laporan keuangan yang digunakan baik oleh lokal maupun SCO CIMSA diberikan oleh Finance Team CIMSA Indonesia sehingga semua lokal dan SCO menggunakan satu format yang sama. Periode tahun laporan keuangan yang berlaku di CIMSA adalah tanggal 1 Juli hingga 30 Juni. Ada beberapa jenis laporan keuangan yang berlaku di CIMSA dan harus diisi oleh Treasurer, di antaranya: 1. Laporan Aktivitas Keuangan Terintegrasi Laporan aktivitas keuangan terintegrasi merupakan laporan keuangan yang mencakup laporan keuangan kas lokal CIMSA dan SCO lokal CIMSA dengan menggunakan format file excel. Laporan ini mencakup segala transaksi yang menggunakan anggaran umum lokal dan aktivitas top up - refund SCO lokal CIMSA.



2. Laporan Aktivitas Keuangan Laporan aktivitas keuangan CIMSA lokal merupakan laporan yang mencatat setiap transaksi keuangan termasuk pemasukan, pengeluaran, dan saldo akhir dari kas lokal tersebut secara detail menggunakan format file excel.



3. Laporan Keuangan Periode Laporan keuangan periode merupakan laporan keuangan yang dibuat setiap akhir periode. Laporan ini berisi rangkuman saldo akhir dari setiap bulan pada periode tersebut dan juga disertai grafik keuangan menggunakan format file excel. Tujuan dari laporan keuangan periode adalah untuk melihat pergerakan keuangan lokal/SCO selama periode tertentu.



C.



RAPB



Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) merupakan sebuah rencana yang dirancang atas pendapatan dan pengeluaran untuk periode waktu tertentu. RAPB akan disusun pada awal periode suatu kepengurusan. Dalam CIMSA, RAPB disusun untuk jangka waktu satu tahun kepengurusan. Fungsi dari penyusunan RAPB adalah agar pengurus dapat memperkirakan dengan matang berapa jumlah pemasukan dan pengeluaran yang sesuai untuk membiayai aktivitas yang akan mereka jalankan. Nasional, lokal, dan SCO memiliki RAPB masing-masing. RAPB juga merupakan suatu komponen yang penting dalam menjalankan Integrated Financial System (IFS). Treasurer memegang tugas utama dalam penyusunan RAPB. Dalam proses penyusunan RAPB, Treasurer akan berkoordinasi dengan FNMD/FNMC untuk memperkirakan pemasukan yang bisa didapatkan dan berkoordinasi dengan pengurus lainnya untuk memperkirakan biaya yang akan dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas yang direncanakan. Treasurer berhak mempertimbangkan dan mengevaluasi apakah pengeluaran dan pemasukan sudah cukup, kurang, atau berlebih. Sebuah RAPB yang baik akan selalu memiliki anggaran untuk hal tidak terduga minimal 10% dari total pengeluaran yang direncanakan. Setelah RAPB disepakati oleh seluruh pengurus, selanjutnya RAPB akan disahkan di sidang CIMSA lokal maupun nasional.



Fundraising in CIMSA Kegiatan penggalangan dana atau yang biasa disebut fundraising dibutuhkan dalam rangka membantu mencukupi kebutuhan dana yang diperlukan untuk mengadakan suatu aktivitas. Kegiatan fundraising di tingkat nasional dijalankan oleh Fundraising Director (FD). Fundraising dalam CIMSA terbagi menjadi empat pilar, antara lain sponsorship, Corporate Social Responsibility (CSR), crowdfunding, dan grants. Salah satu kegiatan tambahan dalam fundraising CIMSA adalah Member Card Benefit (MCB). Penawaran kerja sama fundraising diawali dengan pembuatan proposal. Dalam fundraising, CIMSA dilarang mengadakan kerja sama dengan beberapa jenis perusahaan, antara lain perusahaan rokok, farmasi, susu formula, dan senjata. Apabila sudah ada kesepakatan antara pihak CIMSA dan target fundraising, kedua belah pihak akan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang berisi ketentuan kerja sama antara kedua belah pihak. Pengajuan proposal kerja sama sebaiknya dilakukan dalam rentang waktu bulan Januari hingga Oktober untuk menghindari periode tutup buku di akhir tahun. A.



Sponsorship Sponsorship adalah bentuk kegiatan pencarian dana suatu organisasi atau



aktivitas yang didapatkan dari kerja sama antara dua pihak yang saling menguntungkan satu sama lain melalui dana maupun jasa yang ditukarkan dengan publisitas. Kerja sama sponsorship dapat dijalin dengan perusahaan, unit usaha, donatur, media partner, dan lain-lain. Aktivitas internal dan eksternal, tingkat lokal, nasional, maupun



internasional



dapat



mengajukan



proposal



sponsorship.



Kegiatan



sponsorship dapat dilakukan secara mandiri oleh lokal CIMSA. B.



Corporate Social Responsibility (CSR) Corporate Social Responsibility atau CSR adalah suatu bentuk atau tindakan



tanggung jawab sosial sebuah perusahaan atas dampak yang ditimbulkan terhadap kehidupan sosial dan lingkungan di sekitarnya. Proposal CSR dapat diajukan secara mandiri oleh lokal CIMSA di bawah supervisi Fundraising Director. Aktivitas yang dicantumkan dalam proposal adalah aktivitas yang memiliki dampak terukur, nyata, dan berkelanjutan. Aktivitas juga harus memiliki unique selling point yang dapat menarik perhatian perusahaan.



C. Crowdfunding (CF) Crowdfunding adalah kegiatan penggalangan dana dari sejumlah besar orang untuk memodali suatu aktivitas atau usaha yang umumnya dilakukan melalui internet di halaman web page tertentu. Crowdfunding hanya dapat diadakan oleh CIMSA nasional dengan perantara dan supervisi Fundraising Director. Dana hasil crowdfunding digunakan untuk mendanai aktivitas SCO maupun lokal CIMSA. Aktivitas yang dipilih untuk didanai melalui crowdfunding adalah aktivitas yang berskala besar dan dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat (misalnya pembuatan bak sampah, pembagian kelambu di daerah rawan demam berdarah) atau kondisi tertentu dengan tingkat urgensi yang tinggi (misalnya bantuan bencana alam). D. Grants Grants adalah sebuah dukungan finansial kepada organisasi yang bersifat hibah oleh pihak lain (umumnya lembaga pemerintah atau foundation) untuk melakukan suatu aktivitas sesuai kesepakatan antar pihak atau sebagai hibah karena telah terlaksananya suatu aktivitas. Hadiah berupa dana yang didapat dari hasil kompetisi ataupun award juga dapat disebut grants. E. Member Card Benefit (MCB) Member Card Benefit atau MCB adalah sebuah keuntungan ataupun manfaat yang didapatkan oleh pemilik kartu keanggotaan CIMSA (member card CIMSA). Member card CIMSA merupakan tanda pengenal yang dimiliki oleh anggota CIMSA dan hanya diproduksi oleh CIMSA nasional. Kerja sama MCB dapat dijalin oleh CIMSA lokal maupun nasional dengan pihak eksternal yang dapat memberikan manfaat sesuai dengan kebutuhan member. Member card benefit dapat dimanfaatkan oleh seluruh member CIMSA. Member suatu lokal CIMSA juga dapat memanfaatkan benefit dari hasil kerja sama yang dijalin oleh lokal lain.



.



Merchandise CIMSA Penjualan merchandise dapat dilakukan dalam usaha mengumpulkan dana dan menjadi salah satu sumber pemasukan baik bagi CIMSA lokal maupun nasional. Seluruh kegiatan produksi merchandise CIMSA nasional dibawahi oleh Merchandise Director (MD). Dalam prosesnya, Merchandise Director dibantu oleh Merchandise Team.



Merchandise CIMSA dapat dibeli oleh seluruh member CIMSA. Member dari suatu lokal juga dapat membeli merchandise hasil produksi lokal lain. Bagian ini akan menjelaskan lebih lanjut terkait jenis, aturan pembuatan hingga alur pemesanan merchandise. A.



Jenis Merchandise



Dalam CIMSA, ada beberapa jenis merchandise yang diproduksi dan diperjual belikan, antara lain : 1.



Merchandise CIMSA



Merchandise CIMSA adalah jenis merchandise utama yang dimiliki oleh CIMSA dan diproduksi oleh CIMSA nasional. Contoh merchandise CIMSA yaitu jaket CIMSA (jacims) , kartu ID, buku tulis, tas, stiker, dan lainnya. 2.



Merchandise SCO



Merchandise SCO adalah jenis merchandise utama yang dimiliki oleh masingmasing SCO di CIMSA. Merchandise SCO diproduksi oleh FnMC SCO tetapi tetap di bawah supervisi dari Merchandise Director. Bentuk dari merchandise SCO sendiri dapat sangat beragam sesuai dengan kreativitas dari setiap SCO. 3.



Central Merchandise



Central merchandise merupakan jenis merchandise yang menjadi identitas suatu SCO. Setiap SCO memiliki warna dan logo sebagai ciri khas yang membedakan satu SCO dengan yang lainnya, sehingga central merchandise tiap SCO disesuaikan dengan warna dan logo SCO tersebut. Bentuk central merchandise antara lain varsity, PDH, polo, dan emblem. Kegiatan produksi central merchandise dibawahi langsung oleh Merchandise Director dan hal ini yang membedakan central merchandise dan merchandise SCO. 4.



Merchandise Trainer



Merchandise trainer adalah jenis merchandise yang diperjual belikan khusus untuk trainer CIMSA. Produksi merchandise trainer dibawahi oleh Merchandise Director dan dilakukan pada bulan-bulan tertentu. Selain itu, produksi merchandise trainer juga dapat disesuaikan untuk kegiatan pelatihan calon trainer. Bentuk merchandise trainer antara lain kaos, tas, pin, dan buku tulis.



5. Merchandise Campaign Merchandise campaign yaitu jenis merchandise yang diproduksi sesuai dengan tema campaign yang diadakan CIMSA. Contoh merchandise campaign yang pernah diproduksi CIMSA antara lain merchandise SDGs dan CIMSA Anniversary Project (CAP) merchandise. 6.Merchandise Lokal Merchandise lokal adalah merchandise yang diproduksi oleh suatu lokal CIMSA. Lokal dapat menjual merchandise hasil produksinya kepada member lokal itu sendiri maupun member dari lokal lain. Lokal dapat mempromosikan merchandise nya melalui website CIMSA dengan koordinasi dari Merchandise Director. B.Pembuatan Merchandise Dalam membuat merchandise, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Secara umum, hal-hal yang diatur adalah pemilihan warna, penggunaan font, penempatan dan ukuran logo. Aturan ini tertulis jelas dalam CIMSA Visual Identity Guideline dan Merchandise Design Guideline. C. Alur Pemesanan Merchandise Pemesanan merchandise dimulai dengan pembukaan pre-order oleh Merchandise Director. Pre-order akan diadakan setiap bulan untuk merchandise CIMSA dan pada bulan-bulan tertentu untuk jenis merchandise lainnya. Timeline preorder adalah sebagai berikut : -



Tanggal 1 – 12



: waktu pemesanan merchandise



-



Tanggal 13 – 16



: waktu pembayaran merchandise



-



Tanggal 17 – 30



: waktu produksi dan distribusi merchandise



Member dapat memesan merchandise melalui FnMD masing-masing lokal dan FnMD akan memasukkan pesanan lokal mereka melalui form yang sudah disediakan Merchandise Director. Lalu, Merchandise Team akan membantu merekap pesanan dan Treasurer akan memberikan invoice. Setelah lokal melunasi invoice, Merchandise Director akan memulai proses produksi dan distribusi merchandise.



.



FINANCE TEAM LOKAL CIMSA terbagi menjadi 2 bagian, lokal dan nasional. Di tingkat lokal, keuangan CIMSA diatur oleh Finance Team lokal yang terdiri dari Treasurer dan Fundraising and Merchandise Director / Coordinator (FNMD / FNMC). Treasurer merupakan bagian dari Executive Board (EB) lokal dan bertindak sebagai pengambil keputusan tertinggi untuk finance dalam lingkup lokal. Secara umum, Treasurer bertugas mengelola administrasi keuangan. Fundraising and Merchandise Director / Coordinator (FNMD / FNMC) akan berkoordinasi langsung dengan Treasurer lokal dan bertugas untuk mencari dana di lokal dengan menjalin berbagai bentuk kerja sama bersama pihak eksternal serta memproduksi dan mendistribusikan merchandise. Treasurer dan FNMD/FNMC memiliki hak dan kewajiban, di antaranya : 1. Treasurer a. Hak i. Bersama dengan EB lokal menyusun anggaran pendapatan dan belanja lokal; ii. Berkoordinasi dengan EB lokal dalam hal keuangan; iii. Memberikan keputusan tertinggi dari sisi finansial; iv. Mendapatkan pelatihan keuangan dan akuntansi dasar; dan v. Melakukan kontrol dan evaluasi terhadap seluruh aktivitas keuangan lokal agar sesuai dengan anggaran yang telah dibuat. b. Kewajiban i. Mendokumentasikan seluruh transaksi keuangan, baik pemasukan maupun pengeluaran, dalam laporan keuangan kepada Vice President for Finance, Treasurer, dan Local Coordinator setiap bulannya; ii. Mengarsipkan semua financial records; iii. Bertanggung jawab terhadap penggunaan rekening bank lokal; iv. Membayar seluruh tagihan yang diwajibkan nasional kepada lokal; v. Berkoordinasi dengan FNMD lokal membuat strategi untuk menambah pemasukan lokal; dan vi. Berkoordinasi dengan seluruh Treasurer SCO lokal mengenai keuangan aktivitas lokal.



1. Fundraising and Merchandise Director / Coordinator (FNMD / FNMC): a. Hak i. Bersama dengan Treasurer lokal menyusun rencana pendapatan lokal; ii. Mengatur sepenuhnya strategi pendapatan lokal; iii. Mendapatkan pelatihan keuangan dan dasar penggalangan dana; dan iv. Memiliki tim di lokal untuk melakukan program kerja FNMD / FNMC. b. Kewajiban i. Membuat merchandise khas lokal untuk dijual; ii. Mempromosikan merchandise nasional kepada member di lokal; iii. Mencari pihak eksternal yang bisa diajak kerja sama dengan lokal untuk pendanaan mandiri / fundraising; iv. Mengatur strategi dana usaha harian untuk menunjang aktivitas lokal; dan v. Berkoordinasi dengan Treasurer lokal mengenai keuangan dan laporan laba rugi hasil penjualan.



pemasukan



Di tingkat nasional, keuangan CIMSA diatur oleh Finance Team CIMSA Nasional yang terdiri dari Vice President for Finance, Treasurer, Fundraising Director (FD) dan Merchandise Director (MD). Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, finance team nasional dan lokal saling berkoordinasi satu sama lain. Treasurer lokal dan FNMD/FNMC lokal memiliki koordinasi vertikal dengan Vice President for Finance. Untuk jabatan spesifik, Treasurer lokal berkoordinasi dengan Treasurer nasional sedangkan FNMD lokal berkoordinasi dengan Fundraising Director dan Merchandise Director. Alur koordinasi antara finance team nasional dan lokal tergambar dalam bagan berikut.



.



. .



ADMINISTRATION IN CIMSA Administrasi merupakan pilar yang sangat penting dimana seluruh kegiatan suatu organisasi akan membutuhkan fungsi administrasi. Fungsi administrasi di CIMSA dikelola oleh Sekretariat Umum, dimana sekretariat umum tersebut merupakan tanggung jawab Secretary General. .Sekretariat Umum CIMSA memiliki dua bentuk, bentuk kantor dan bentuk virtual. Kantor Sekretariat Umum beralamat di



Gedung C Lantai 4 Rumpun Ilmu Kesehatan Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat 16424



Sedangkan untuk sekretariat virtual beralamat di [email protected]. Seperti yang sudah disebutkan diatas, sekretariat umum berfungsi untuk menjalankan fungsi administrasi. Fungsi administrasi yang dimaksud terbagi menjadi dua kategori besar yaitu 1. Korespondensi 2. Dokumentasi Korespondensi merupakan alur komunikasi antara kedua belah pihak dalam bentuk persuratan. Sekretariat Umum bertugas untuk mengatur dan menjalanlan alur tersebut. Dokumentasi yang dimaksud disini adalah pengarsipan, dimana sekretariat umum bertugas untuk mengarsip seluruh dokumen-dokumen CIMSA secara rapih dan lengkap. Selain itu, Sekretariat Umum juga bertugas untuk menyebarkan Stationary Kit kepada instansi yang membutuhkannya, dan juga bertugas untuk membuka pendaftaran-pendaftaran dan penerimaan berkas bagi Calon Pengurus CIMSA, Calon Host National Meeting CIMSA, Amandemen Konstitusi dan Statuta, dan lainnya.



Fungsi administrasi CIMSA Nasional dibantu oleh fitur dari Google yaitu Gsuite yang di dalamnya terdapat Gmail, Google Drive, Google Docs, dan Google Calendar. • •











Gmail menjadi tempat komunikasi resmi pengurus CIMSA Nasional, baik antara pengurus maupun pengurus dengan pihak-pihak lain. Google Drive merupakan tempat utama dalam menyimpan file-file dan melakukan kolaborasi dokumen, dimana kolaborasi tersebut juga dilakukan dalam Google Docs. Google Docs menyediakan fitur ‘real-time collaborating’ dimana fitur tersebut membuat pengurus-pengurus CIMSA dapat bekerja bersama untuk satu dokumen dalam waktu yang bersamaan tanpa harus saling mengirimkan file. Google Calendar menjadi pusat bagi pengurus CIMSA untuk melihat agenda dan event-event yang mereka miliki. Google Calendar juga memberikan Reminders untuk tugas-tugas yang harus dilakukan oleh pengurus.



.



. .



.



BASIC CONSTITUTION BYLAWS Constitution Bylaws atau Konstitusi dan Statuta CIMSA merupakan landasan hukum dan aturan yang berlaku di CIMSA. Konstitusi bertindak sebagai landasan hukum sedangkan Statuta bertindak sebagai landasan aturan. Artinya, seluruh keputusan CIMSA tidak boleh menentang Konstitusi dan seluruh kegiatan CIMSA harus sesuai dengan aturan di Statuta. Isi dari Konstitusi meliputi hal-hal dasar seperti Identitas, Visi, Misi, Tujuan, Ranah Organisasi dan lainnya. Isi dari Statuta lebih kompleks dan mengatur banyak hal seperti mengatur jalannya Sidang Umum, mengatur proses pendaftaran pengurus CIMSA, mengatur proses amandemen Konstitusi dan Statuta, dan lainnya. Konstitusi dan Statuta dapat diamandemen oleh seluruh member CIMSA dengan beberapa ketentuan. Konstitusi hanya dapat diamandemen di May Meeting CIMSA dan proposal amandemen harus diterima oleh Sekretariat Umum sebelum tanggal 1 April. Statuta dapat diamandemen kapan saja dengan batas pengumpulan proposal yaitu H-1 Plenary Session hari pertama. Beberapa lokal memiliki Konstitusi dan Statuta masing-masing atau ada yang menyebutnya sebagai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Konstitusi dan Statuta Lokal dibuat tidak boleh bertentangan dengan Konstitusi dan Statuta Nasional. Anda dapat mendapatkan akses terhadap Konstitusi dan Statuta CIMSA dengan mengontak Secretary General Lokal anda.



.



.



. .



PLENARY SESSION 101 Plenary Session atau Sidang Umum merupakan agenda dimana keputusan tertinggi CIMSA dibuat. Plenary Session biasanya dilaksanakan di National Meeting CIMSA, namun apabila ada hal-hal penting dan mendesak untuk dibuat keputusannya, maka Sidang Umum dapat dilaksanakan diluar National Meeting dengan sebutan Sidang Umum Luar Biasa atau Extraordinary General Assembly (EO GA). Plenary Session terdiri atas Kongres, Presidium dan Komite Konstitusi dan Statuta. Kongres merupakan badan yang memiliki hak untuk memberikan suara dan keputusan untuk CIMSA. Kongres terdiri atas Standing Committee, Kaukus, Executive Board, dan Supervising Council. Presidium merupakan tim pemimpin jalannya Sidang Umum, terdiri atas Ketua Presidium, Wakil Ketua Presidium, Sekretaris Presidium, Asisten Sekretaris Presidium, dan Petugas Presidium. • •



• •



Ketua Presidium merupakan orang yang memimpin Sidang Umum Wakil Ketua Presidium membantu Ketua Presidium dalam memimpin Sidang Umum, biasanya Wakil Ketua membantu dalam hal-hal teknis seperti pergantian slide atau pergantian file. Sekretaris dan Asisten Sekretaris bertugas untuk menotulensikan Mosi dan tanyajawab serta keputusan akhir dari Sidang Umum. Petugas Presidium terdiri atas dua orang yang bertugas dalam membantu terkait halhal teknis seperti penyebaran microphone, dan membantu dalam proses voting.



Komite Konstitusi dan Statuta (KKS) merupakan tim berisi 2-5 orang yang memastikan Plenary Session berjalan sesuai dengan Konstitusi dan Statuta. KKS juga memastikan seluruh keputusan yang dibuat oleh Kongres tidak bertentangan dengan Konstitusi dan Statuta serta menyelesaikan sengketa di Sidang Umum yang berhubungan dengan Konstitusi dan Statuta Selain tiga perangkat diatas, Plenary Session juga berisi Mosi dan Voting. Mosi diajukan oleh Kongres dan disahkan di Sidang Umum. Pengesahan mosi di Plenary Session melewati sebuah alur seperti berikut.



.



.



. .



.



Dalam sebuah alur pengesahan mosi terdapat Proposer dan Seconder. Proposer merupakan pengaju mosi dan seconder adalah anggota yang setuju terhadap mosi tersebut (anggota yang dimaksud adalah anggota kongres). Apabila di dalam sebuah mosi ada kesalahan maka mosi tersebut dapat diamandemen, namun sebuah amandemen bisa sah apabila Proposer setuju dan memiliki Seconder. Apabila ada yang tidak setuju terhadap mosi, maka mosi dapat dilawan dengan Direct Negative. Direct Negative dapat dilanjutkan dengan mengajukan mosi alternatif dan dilakukan voting akan mosi awal dan mosi alternatif ATAU voting setuju atau tidak terhadap mosi awal tanpa ada mosi alternatif. Apabila ada pencalonan/kandidat, maka akan dilakukan voting terlebih dahulu, contohnya pemilihan pengurus, pemilihan host national meeting, amandemen Konstitusi, amandemen Statuta, dsb. Suara voting di CIMSA disebut Mayoritas, ada beberapa jenis mayoritas sebagai berikut:



Berikut adalah syarat-syarat sah kandidatur. Kandidat



Syarat



Kandidat



Syarat



Host National Meeting



Mayoritas Absolut



Observer



Mayoritas Absolut



Pengurus



Mayoritas Absolut



ObserveràLokal



Mayoritas Absolut



Pengurus Dua



Ronde



Mayoritas Relatif



Amandemen Konstitusi



Mayoritas 2/3



Pengurus Tiga



Ronde



Suara Presidium



Amandemen Statuta



Mayoritas Biasa



Penentu



Keterangan: • •



Ronde yang dimaksud adalah pengulangan apabila ada lebih dari satu kandidat yang tidak memenuhi syarat keputusan Kandidat lain apabila perlu pengulangan maka dilakukan dengan syarat yang sama



SECURE MEMBER PORTAL Secured Member Portal (SMP) (https://cimsa.or.id/member) adalah sebuah situs yang merupakan derivat dari official site CIMSA yaitu https://cimsa.or.id/. SMP merupakan



salah satu media penyebaran informasi eksklusif yang hanya bisa diakses oleh member dan alumni CIMSA. SMP dibentuk dengan tujuan integrasi penyebaran informasi dan database yang kedepannya masih bisa dikembangkan lagi Selain berfungsi untuk menyebarkan informasi, SMP juga berfungsi sebagai integrasi database di mana SMP dapat memberikan ID number CIMSA secara otomatis kepada member baru. Oleh karena itu, alur registrasi (sign up) dibedakan antara member lama dengan member baru. Member lama adalah member CIMSA yang sudah pernah mendapatkan ID number CIMSA, sedangkan member baru adalah member CIMSA yang baru disahkan oleh lokal CIMSA dan belum pernah mendapatkan ID number CIMSA. Seorang member atau alumni yang baru melakukan sign up belum dapat langsung masuk (sign in) setelahnya untuk mengakses SMP. Akun yang didaftarkan harus diverifikasi oleh administrator. Hal ini bertujuan untuk mencegah akses pengguna di luar member dan alumni CIMSA demi menjamin autentikasi penggunaan SMP. Setelah akun diverifikasi oleh administrator, member atau alumni dapat sign in dan mengakses SMP. Berikut alur registrasi dan alur verifikasi akun SMP.



Fitur Secure Member Portal 1. Sign Up Laman ini memfasilitasi pengguna untuk melakukan registrasi akun di SMP



Sebelum melakukan registrasi, pengguna harus memilih tiga kategori di atas yang didefinisikan sebagai berikut: • Alumni adalah pengguna yang telah mendapatkan gelar dokter selama lebih dari enam bulan. • Member adalah pengguna yang masih terhitung sebagai anggota CIMSA dan TELAH mendapatkan ID number CIMSA. • Member baru adalah pengguna yang merupakan anggota CIMSA yang baru disahkan di lokalnya dan BELUM mendapatkan ID number CIMSA. Setelah memilih kategori seperti yang telah tertera di atas, maka pengguna dapat mengisi data yang diperlukan untuk registrasi pada laman selanjutnya. 2.



Sign In Laman ini memfasilitasi pengguna untuk masuk ke dalam SMP, setelah melakukan sign in, pengguna dapat langsung mengakses SMP.



3. Edit Profile Laman ini memfasilitasi member agar dapat mengubah profilnya seperti nama, email, dan nomor telepon sehingga terdapat perubahan akan langsung terupdate dalam database. Perubahan profile diharapkan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi terkini user dan dalam sepengetahuan administrator terkait. 4. Reset Password Pada laman Sign In, terdapat fasilitas forgot password. Setelah “forgot password” ditekan, sebuah email akan dikirimkan ke email pengguna yang terdaftar di SMP. Email tersebut memfasilitasi pengguna untuk membuat password baru.



Konten Secure Member Portal 1. Dashboard Dashboard adalah sebuah halaman beranda yang menampilkan informasi dan modul terbaru yang baru saja diunggah. 2. Information Laman informasi menampilkan seluruh informasi yang telah diunggah. Informasi dibedakan menjadi 8 kategori dimana user dapat menyortir kategori informasi yang ingin dilihat. Kategori tersebut adalah sebagai berikut: • All members • Alumni • SCOME • SCORA • SCOPH • SCORP • SCORE







.



.



. .



.



SCOPE



Jenis informasi yang akan dimuat dalam SMP dapat berupa: • Registration, seperti host national meeting registration, plenary team registration, dan lain-lain • Opportunities, seperti IFMSA meetings, external meetings, dan lain-lain • Publikasi, seperti candidature plan kandidat national officials, rencana strategis, dan lain-lain • Submission, seperti artikel untuk MSI, artikel untuk AORTA, dan lain-lain • Discussion, seperti issue discussion, dan lain-lain. 1. Alumni Laman ini memuat database, track record, serta pemetaan alumni CIMSA. 2. Module Laman module memuat berbagai modul training dan juga video training yang telah dilaksanakan pada national meeting dan workshop.



.



.



. .



.