Daftar Pustaka [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAFTAR PUSTAKA Husaini ustman. (2006). Pengantar statistika. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arikunto, suharsimi. (1990). Manajemen penelitian.  Jakarta: Rineka cipta. KATA PENGANTAR Allhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta karunia-Nya karena kami sehingga  dapat menyelesaikan Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah “statistik pendidikan 1” yang berjudul “sampeling,” Kami menyadari sepenuhnya di dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran untuk membangun demi kesempurnaan makalah ini. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagikita semua dan bisa bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah wawasan kita dalam mempelajari “statistik pendidikan 1” . aamiin.



Semarang, 21 september 2015 Penyusun



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i KATA PENGANTAR............................................................................................ ......... ii DAFTAR ISI............................................................................................................ ......... iii



BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................   1 1.1 Latar  Belakang ................................................................................................ 1 1.1 Rumusan Masalah.................................................................................... ......... 1 1.2 Tujuan Pembahasan.................................................................................. ......... 1 BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... ......... 2



A. POPULASI................................................................................................... ......... 2 B. SAMPEL....................................................................................................... ......... 3        C. SAMPELING ............................................................................................... ......... 4 BAB III PENUTUP................................................................................................. ......... 6



KESIMPULAN................................................................................................. ......... 6 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... ......... 7



BAB I PENDAHULUAN 1.1         LATAR BELAKANG Secara umum statistika memuat keterangan dan menghemat waktu karena meringkas sejumlah besar sejumlah informasi kedalam pernyataan atau gambaran yang singakat dan sederhana. Oleh karena itu statistik meemberikan suatu cara yang mudah dan cepat untuk menggambarkan fakta hasil ujian matematika dengan misalnya menghitung rata-rata dan memahami maknanya. 1.2         RUMUSAN MASALAH 1.      Apa itu populasi? 2.      Apa itu sampel? 3.      Sebutkan macam-macam sampel? 4.      Apa itu sampling? 1.3         TUJUAN PENULISAN                  Kami mempunyai dua tujuan dalam membuat makalah ini, yaitu yang pertama untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan statistik 1 lalu yang kedua untuk menambah pengetahuan dan pemahaman dalam pelajaran tersebut.



BAB II PEMBAHASAN A.           Populasi Makna populasi dalam statitiska adalah ukuran-ukuran mengenai sutau variabel tertentu untuk semua anggota kelompok tertentu. Dapat berarti juga populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu tertentu. Sebagai contoh kita ingin mengetahui rata-rata kiriman uang mahasiswa unissula semarang setiap bulan. Dari sini yang menjadi bahan pembicaraan adalah mahasiswa unussula semarang yang berasal dari kota lain diluar semarang. Sehingga populasinya adalah seluruh mahasiswa yang berasal dari kota lain yang kita sebut sebagai mahasiswa pendatang. Disamping itu jumlah kiriman uang mereka setiap bulan yang dijadikan bahan kajian juga dapat menjadi populasi. Banyaknya individu dalam suatu populasi disebut sebagai ukuran populasi. jadi Populasi adalah wilayah



generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan  karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi ini hanya ditekankan pada pengumpulan data yang menyangkut ciri-ciri suatu kelompok individu atau objek, terutama dalam jumlah yang besar. Populasi dapat berhingga atau tak terhingga. Misalnya populasi dari semua bola lampu pijar yang diproduksi disuatu pabrik setiap hari adalah berhingga, sedangkan populasi dari semua kejadian lamanya hidup bola lampu pijar tersebut adalah tak terhingga.  Populasi ini tidak hanya terdiri dari orang tetapi juga binatang seperti tikus, perusahaan, produk perusahaan, ikan, tumbuhan, dan sebagainya tergantung pada apa yang ingin dikaji oleh peneliti. Dibawah ini beberapa pengertian populasi menurut pra ahli:                 Menurut ismiyanto,- populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas yang dapat berupa: orang, benda atau hal yang didalamnya dapat diperoleh dan dapat memberi informasi.                 Menurut, Arikunto- populasi adalah keseluruhan objek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitin maka penelitian merupakan penelitian populasi.                 Menurut sugiono,- populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan  karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dapat dibedakan menjadi beberapa:     Populasi terbatas atau populasi terhingga yaitu populasi yang memiliki batas kuantitatif yang terbatas dan jelas.     Populasi tak terbatas atau tak terhingga yaitu populasi yang tidak dapat ditemukan batasbatasnya, sehingga tidak dapat dinyatakan dengan bentuk atau jumlah secara kuantitatif. Hal yang perlu dipertimbangkan untuk mengamati seluruh anggota populasi: a.         Pertimbangan biaya. Bagaimana kita mengamati pendapatan penduduk diseluruh indonesia, jika biaya dan tenaga pengamatan tidak mencukupi. b.      Mustahil untuk dilakukan. Misalnya untuk mengtahui rat-rata suatu jenis ikan dilaut, mungkin mustahil dilakukan jika kita mengukur semuanya. c.       Tidak perlu dilakukan mengingat sifat populasinya itu sendiri. B.            SAMPEL Sampel adalah bagian dari populasi, bagian yang dipilih dari suatu populasi, sampel juga bisa mencakup seluruh populasi. Contoh ketika kita akan mengetahui rasa suatu jenis masakan. Populasinya adalah seluruh masakan yang tersedia. Untuk mengetahui rasa masakan itu kita dapat mencicipi satu sendok masakan saja sebagai sampel, bukan harus menghabiskan seluruh masakannya. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Prosedur pengambilan sampel merupakan konsep yang paling mendasar dalam penelitian statistik. Hal ini berkaitan dengan bagaimana memilih jenis sampel untuk memperoleh keterangan mengenai karakteristik populasi. Sampel yang representatif adalah sempel yang dapat memberikan gambaran yang tepat tentang karakteristik populasi yang diselidiki. Beberapa jenis sampel yang sering digunakn para peneliti adalah: a)      Sampel Random Sampel random sederhana adalah sampel yang pengambilannya sedemikian hingga setiap elemen populasinya mempunyai kemungkinan yang sama untuk terambil. Proses pengambilan sempel tersebut sebaiknya dilakukan dengan bantuan tabel bilangan. b)      Sampel Sistematis Sampel sistematis adalah sampel yang pemilihanya dilakukan secara sistematis dari populasinya. Contoh proses pengawasan kualitas. Dalam proses ini pemilihan sampel



dilakukan dengan cara pemilihan dan menguji semua produk yang dihasilkan tiap-tiap interval waktu. c)      Sampel Kelompok Sampel kelompok adalah sampel random sederhna dengan sampling unitnya berupa kumpulan atau kelompok elemen. Prosedur pemilihanyya dilkukan secara random terhadap kelompok-kelompok. Misalnya prosedur pemilihan sempel dalam penelitian untuk membuat perkiraan rata-rata pendapatan per rumah tangga disuatu kota. Dalam hal ini kelompoknya terdiri dari beberapa rumah tangga dan disebut RT. Kemudian dipilih secara random block (RT), kemudian dilakukan pendaftaran rumah tngga disetiap RT yang terpilih dan dilakukan penelitian. Sampel yang ideal memiliki sifat-sifat: 1)dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari sebuah populasi yang sedang diteiti 2) Dapat menentukan presicion dari hasil penelitian dengan menentukan standart era dari taksiran yang diperoleh. 3) Sederhana 4) Informatif 5) ekonomis. C.           SAMPLING Pengertian Sampling adalah cara pengumpulan data apabila yang diselidiki berupa sampel dari suatu populasi. Data yang didapat dari hasil sampling merupakan data perkiraan (estimated value). Jadi, jika dari 100 perusahaan hanya akan diselidiki 10 saja, maka hasil dari penyelidikannya merupakan suatu perkiraan. Misalnya : perkiraan jumlah karyawan, perkiraan jumlah modal, perkiraan jumlah produksi, perkiraan rata-rata modal dan lain-lain. Jika nilai yang dihitung berdasarkan seluruh elemen populasi disebut parameter, maka data yang dihitung tersebut berdasarkan sampel disebut statistik {statistic tanpa s, sebab statistic dengan s diartikan ilmu statistik yang sering disebut statistika}.             Pada dasarnya teknik samping itu ada dua macam: 1.             Probability sampling adalah suatu teknik yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi sampel, teknik ini terdiri atas: a.    simpel random sampling pengambilannya dilakukan secara acak tanpa    memperhatikan strata yang terdapat dalam populasi tersebut. Caranya dilakukan jika populasi di anggap homogen. b.    sampling aksidental suatu teknik pengambiln sampel secara kebetulan, yaitu siaapa saja yang secara kebetulan ketemu dengan peneliti dapat di jadikan sampel. Jika dipandang orang yang ditemui itu kebetulan cocok untuk dijadikan sebagai sumber data. c.    porposive sampling suatu teknik penentuan sampling dengan  penentuan tertentu atau dengan seleksi khusus. Misalnya kamu meneliti kriminalitas di kota atau daerah tertentu maka kamu mengambil informnya yaitu kapolresta kota atau daerah, seorang prilaku kriminal dan seorang korban kriminal. d.   sampling jenuh teknik penentuan sampling jika pengguna populasi digunakan untuk sampling. Hal ini sering kali digunakan jika jumlah populasi sedikit atau kecil, yaitu kurang dari 30 orang,  atau peneliti ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang relatif kecil. 2.             Non probability sampling adalah tekik yang tidak memberikan kesempatan atau peluang sama bagi setiap unsur anggota untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini terdiri atas: a.    sampling sistematis teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan anggota populasi yang telah diberi nomer urut. b.    sampling kouta teknik untuk menentukan sampel berdasarkan dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang di inginkan. Misalnya jumlah sampel laki-laki sebanyak 70 orang maka sampel perempuan juga 70 orang.



BAB III KESIMPULAN Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data bukan manusia. Kalau semua manusia memberikan data maka banyaknya ukuran populasi atau data akan sama dengan banyaknya manusia. Sedangkan sampel adalah perwakilan dari populasi yang diteliti atau bagian dari populasi yang diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasi, atau sebagai contoh yang di ambil dengan cara-cara tertentu. Adapun teknik-teknik pengambilan sampel yaitu ada dua macam yaitu teknik probabiliti sampling dan non probabilitysampel.



http://ainunnajib1994.blogspot.com/2016/03/makalah-populasi-sampel-dan-sampling.html Sudjana. (1992). Metode statistika.  Bandung: Tarsito. MAKALAH POPULASI DAN SAMPEL



Populasi dan Sampel



Metode Penelitian Dasar "POPULASI DAN SAMPEL"



PRAKATA



Related MAKALAH PUBLIKASI PENELITIAN Makalah “Pengajar” (SBM) Makalah Tafsir Tarbawi, Ahli Hikmah: Anugerah Besar dari Allah Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Metode Penelitian Dasar yang berjudul “Populasi dan Sampel”.



Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan, agar dapat menyempurnakan kembali dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada M. Ghufron Dimyati, M.S.I Selaku dosen pembimbing Metodelogi Penelitian Dasar dan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pihak yang berkepentingan.



_______________, 12 juli 2017



Penyusun



DAFTAR ISI PRAKATA.................................................................................................... i DAFTAR ISI................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2



C. Tujuan Penulisan........................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Populasi........................................................................ B.



Pengertian Sampel.................................................. ………………...4



3



C.



Jenis-jenis Populasi.............................................................................6



D. Cara Pengambilan Sampel atau Teknik Sampling..............................7



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 11 B. Saran ............................................................................................ 11 DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 12 PROFIL PENULIS.........................................................................................13



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang. Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau informasi yang diperolehnya. Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah menentukan poulasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atas komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap objek.



B.



Rumusan Masalah



1.



Apakah yang dimaksud dengan populasi?



2.



Apakah yang dimaksud dengan sampel?



3.



Apa sajakah jenis-jenis populasi?



4.



Bagaimana cara pengambilan sampel atau teknik sampling?



C. Tujuan Penulisan 1.



Untuk mengetahui pengertian populasi dan jenis-jenisnya.



2.



Untuk mengetahui pengertian sampel.



3.



Untuk mengetahui jenis-jenis populasi.



4.



Untuk mengetahui cara pengambilan sampel atau teknik sampling.



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Populasi Dalam kerangka penelitian (terutama sekali penelitian kuantitatif), populasi merupakan salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat perhatian dengan saksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercaya dan tepat guna utuk daerah (area) atau objek penelitiannya. Sax (1978) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan manusia yang terdapat dalam area yang telah ditetapkan, sedangkan Truckman mengemukakan bahwa populasi atau target populasi adalah kelompok dari mana peneliti mengumpulkan informasi dan kepada siapa kesimpulan akan digambarkan.[1] Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karateristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek dan obyek yang diteliti itu.[2]Dalam penelitian populasi dibedakan menjadi 2 (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009), yaitu populasi secara umum dan populasi target (target population). Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran keterbelakuan kesimpulan penelitian kita.



Contoh



:



- Populasi umum adalah seluruh dosen negeri di Yogyakarta



-



Populasi targetnya adalah seluruh dosen M IPA di Yogyakarta



-



Maka hasil penelitian kita tidak berlaku bagi dosen diluar fakultas MIPA



Orang, benda, lembaga, organisasi, dsb. Yang menjadi sasaran penelitian merupakan anggota populasi. Anggota populasi yang terdiri dari orang-orang biasa disebut dengan subjek penelitian, sedangkan anggota penelitian yang terdiri dari benda-benda atau bukan orang sering disebut dengan objek penelitian.



B.



Pengertian Sampel



Sampel adalah bagian darui populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data. Secara sederhana sampel dapat dikatakan, bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sebagian dan mewakili dalam batasan diatas merupakan dua kata kunci dan merujuk pada semua ciri populasi dalam jumlah yang terbatas pada masing-masing karakteristiknya. Ciri-ciri sampel yang baik sebagai berikut: a. Sampel dipilih dengan cara hati-hati, dengan meggunakn cara tertentu dengan benar.



b. Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yng diberikan mewakili keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi. c. Besarnya ukuran sampel hendaklah mempertimbangkan tingkat kesalahan sampel yang dapat ditoleransi dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara statistik.[3] Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel, yaitu sampel harus representatif (mewakili) dan besarnya sampel harus memadai (Atherton & Klemmack, 1982; Goode & Hatt, 1952). Suatu sampel dikatakan representatif apabila ciri-ciri sampel yang berkaitan dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasinya. Dengan sampel yang representatif seperti ini, maka informasi yang dikumpulkan dari sampel hampir sama telitinya dengan informasi yang dapat dikumpulkan dari populasinya.[4] Suatu sampel yang baik juga harus memenuhi syarat bahwa ukuran atau besarnya memadai untuk dapat menmeyakinkan kestabilan ciri-cirinya. Berapa besar sampel yang memadai bergantung kepada sifat populasi dan tujuan penelitian. Semakin besar sampel, akan semakin kecil kemungkinan salah menarik kesimpulan tentang populasi. Bailey (1982) berpendapat bahwa untuk penelitain yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, besar sampel yang paling kecil adalah 30, walaupun ia juga mengakui bahwa banyak peneliti lain menganggap bahwa sampel sebesar 100 merupakan jumlah yang minimum. Dengan pendekatan statistik, kita dapat menentukan besarnya suatu sampel jika kita dapat memperkirakan besarnya simpangan baku (standard deviation) populasi dan kita menetapkan kesalahan maksimum yang dapat kita terima dalam menaksir rata-rata populasi.[5] Ada beberapa kekeliruan yang mengakibatkan bias dalam penarikan sampel (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009) antara lain: a.



Dalam menentukan populasi target.



Contoh : populasi target dalam penelitian adalah guru IPA SMA Negeri, tapi dalam penarikan sampel hanya dilakukan pada guru biologi saja. b.



Karakteristik sampel yang diambil tidak mewakili karakteristik populasi target.



Contoh: penelitiannya adalah presepsi para siswa terhadappemberian layanan BK disekolah, tapi angketnya diberikan kepada seluruh siswa termasuk siswa yang belum mendapatkan layanan BK di sekolah. c.



Salah dalam menentukan wilayah.



Contoh: populasi target adalah seluruh DIY, tapi penarikan sampel hanya dilakukan di daerah perdesaan saja. d.



Jumlah sampel yang terlalu kecil, tidak proporsional dengan jumlah populasinya.



e.



Kombinasi dari beberapa kekeliruan diatas.



C.



Jenis-jenis Populasi



1.



Populasi berdasarkan atas jumlah, dibedakan menjadi:



a. Populasi terbatas (definite), yaitu objek penelitian yang dapat dihitung, seperti luas area sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah mahasiswa. b. Populasi tak terbatas (indefinite), yaitu objek penelitian yang mempunyai jumlah tak terbatas, atau sulit dihitng jumlahnya; seperti tinta, air, pasir di pantai, padi di sawah, atau beras di gudang.[6] 2. Populasi berdasarkan atas turunan dari populasi terbatas tetapi dengan ruang lingkupyang lebih diersempit, yang digolongkan menjadi: a. Populasi teoritis, yaitu populasi yang diturunkan dari populasi terbatas, memugkinkan hasil penelitian berlaku untuk lingkungan populasi yang lebih luas. b. Populasi tersedia (Accessible ppulation), yaitu populasi turunan dari populasi teoritis yang akan dilakukan penelitian dengan mempertimbangkan jumlah dana, waktu dan tenaga yang tersedia dengan memperhatikan karakteristik yang telah ditentukan pada populasi teoritis. 3.



Populasi berdasarkan atas variasi unsur pembentuk sumber data:



a. Populasi bersifat homogen, yaitu populasi dimana sumber datanya yang unsur-unsur pembentuknya memiliki sifat yang sama. Populasi semacam ini banyak dijumpai dalam bidang ilmu keteknikan. b. Populasi bersifat heterogen, yaitu populasi dimana pembentuk sumber data yang unsurunsurnya memiliki sifat-sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan lebih lanjut batas-batasnya baik secara kualitatif maupun kuantitatif.[7]



D. Cara Pengambilan Sampel atau Teknik Sampling Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Macammacam teknik sampling: 1.



Probabillity Sampling(pengambilan sampel bardasarkan peluang)



Probabillity Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi: a.



Simple Random Sampling (pengambilan sampel secara acak)



Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Prosedur pengambilan sampel dalam suatu survei biasanya dilakukan tanpa pengembalian. Pengambilan sampel tanpa pengembalian seperti ini disebut simple random sampling (Bailey, 1982). b.



Propotionate Stratified Random Sampling



Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. c.



Disproportionate Stratified Random Sampling



Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel,bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.



d.



Cluster sampling (Area Sampling)



Digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas,misal penduduk dari suatu negara, provinsi atau kabupaten. Arti cluster adalah tandan, rumpun, atau kelompok. Berbeda dengan teknik-teknik sampling sebelumnya, dalam teknik samplin ini yang menjadi unit sampling dalam kerangka sampling adalah rumpun-rumpun, bukan unsur-unsur sampling itu sendiri. Oleh karena itu, dengan teknik sampling ini, akan dilakukan pengambilan sampel lebih dari satu tahap yang disebut multi-stage random sampling. Pada tahap pertama, dipilih beberapa rumpun dari semua rumpun yang ada. Pada tahap kedua, dapat dipilih rumpun-rumpun yang lebih kecil daripada rumpun yang sudah terpilih, atau dapat langsung dipilih unsur-unsurnya, bergantung kepada sifat populasinya. Teknik sampling ini dilakukan jika kerangka sampling yang berisi unsur-unsur sampling tidak dapat dibuat atau tidak praktis untuk membuatnya. Misalnya, suatu penelitian akan dilakukan dengan populasi anak asuh dalam panti-panti asuhan. Pada tahap ketiga, dapat diambil semua anak asuh yang tinggal di rumah atau barak yang terpilih, atau juga dapat diambil sampel lagi dari seluruh anak asuh yang tinggal di rumah atau barak yang terpilih. Dalam hal yang terakhir ini, maka perlu dibuat kerangka sampling ketiga dengan nama-nama anak asuh di rumah atau barak yang terpilih sebagai unit samplingnya. Jika rumpun-rumpun yang menjadi unit sampling merupakan daerah atau wilayah geografis, seperti misalnya kota, kecamatan, atau desa, maka teknik sampling ini disebut area rando sampling[8] 2.



Nonprobability sampling(pengambilan sampel tidak berdasarkan peluang)



Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dengan demikian, sampel yang diambil tidak dapat dikatakan sebagai sampel yang representatif sehingga sukar untuk melakukan generalisasi di luar sampel yang diteliti. Teknik sampling ini meliputi : a.



Teknik sistematis



Adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomer urut. Sampling kuota Adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang di inginkan. Teknik ini mirip teknik stratified random sampling, kecuali tanpa menggunakan teknik acak. Setiap lapisan dalam populasi harus mewakili dengan proporsi yang sama seperti proporsi dala populasinya. Dengan proporsi tersebut maka jumlah unsur atau kuota untuk setiap lapisan dapat ditentukan. Siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel dari setiap lapisan (stratum), diserahkan kepada pengumpul data, asalkan ia termasuk dalam lapisan yang bersangkutan dan jumlahnya sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. b.



Accidental sampling (pengambilan sampel secara kebetulan)



Adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Teknik ini juga disebut incidental sampling atau convenience sampling. Seperti ditunjukan oleh namanya, orang yang diambil sebagai anggota sampel adalah mereka yang kebetulan ditemukan atau mereka yang mudah ditemui atau di jangkau. c.



Sampling purposive



Adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam teknik ini, siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel diserahkan pada pertimbangan pengumpul data yang menurut dia sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Jadi, pengumpul data yang telah diberi penjelasan oleh penelitiakan mengambil siapa saja yang menurut pertimbangannya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. d.



Sampling jenuh



Adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila populasi yang relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.[9] e.



Snowball sampling (pengambilan sampel seperi bola salju)



Adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Dalam teknik ini, penugumpulan data dimulai dari beberapa orang yang memenuhi kriteria untuk dijadikan anggota sampel. Mereka kemudian mejadi sumber informasi tentang orang-orang lain yang juga dapat dijadikan anggota sampel dan selanjutnya diminta menunjukkan orang lain lagi yang memenuhi kriteria menjadi anggota sampel. Demikian prosedur ini dilanjutkan sampai jumlah anggota sampel yang diinginkan terpenuhi.[10]



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Sampel adalah bagian darui populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data. Secara sederhana sampel dapat dikatakan, bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Jenis-jenis populasi diantaranya Populasi berdasarkan atas jumlah, dibedakan menjadi: Populasi terbatas (definite), dan Populasi tak terbatas (indefinite). Populasi berdasarkan atas turunan dari populasi terbatas tetapi dengan ruang lingkupyang lebih diersempit, yang digolongkan menjadi: Populasi teoritis, dan populasi tersedia. Populasi berdasarkan atas variasi unsur pembentuk sumber data yaitu: Populasi bersifat homogen, dan populasi bersifat heterogen. Cara pengambilan sampel atau teknik sampling secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu Probabillity Sampling (pengambilan sampel bardasarkan peluang), dan Nonprobability sampling (pengambilan sampel tidak berdasarkan peluang).



B. Saran Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya. Kami minta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan dan isi makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.



DAFTAR PUSTAKA Yusuf, Muri, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan; Jakarta Kencana. Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: Alfabeta. Soehartono, Irawan, 1995. Metode Peelitian Sosial, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sukandarrumidi, 2012. Metodelogi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.



[1] Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta: Kencana ,2014), hlm. 145. [2] Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.119. [3] Ibid, hlm. 146-161. [4] Dr. Irawan Soehartono, Metode Peelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 58. [5] Ibid, hlm.58. [6] Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta: Kencana ,2014), hlm. 145-161. [7] Prof.Ir. Sukandarrumidi, MSc., Ph.D., Metodelogi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, (Yogyakarta:Gadjah Mada University Press, 2012), hlm. 47-49. [8] Dr. Irawan Soehartono, Metode Peelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 60-62.



[9] Ibid., hlm 62-63. [https://ismail6033.blogspot.com/2017/10/makalah-populasi-dan-sampel.html10] Ibid., hlm. 63. https://ismail6033.blogspot.com/2017/10/makalah-populasi-dan-sampel.html



opulasi, Sampel, dan Teknik Sampel



POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK SAMPLING



MAKALAH Untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif



Dosen Pembimbing: Dr. H. Muhammad Thoyib, S.Pd.I, M.Pd



Disusun oleh; Rusdiyanto Chabib Rochmatulloh Mariyanto



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAKHUL ‘ULA NGLAWAK-KERTOSONO 2017



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling dengan tepat waktu. Dan semoga sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW.



Kami mengakui bahwa kami hanyalah manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna begitu pula dengan makalah ini. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam penulisan makalah ini. Kami melakukan semaksimal mungkin dan dengan kemampuan yang kami miliki. Dengan menyelesaikan makalah ini kami berharap makalah Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ini bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita dalam memahami dan mengamalkannya dalam penelitian demi kesejahteraan masyarakat.



Kediri, 18 Januari 2017



Penyusun.



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Dewasa ini, kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan penarikan sampel, karena metode penarikan sampel lebih praktis, biayanya lebih hemat, serta memerlukan waktu dan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode sensus. Pengambilan sebagian dari keseluruhan objek,



dan atas hasil penelitian suatu keputusan atau kesimpulan mengenai keseluruhan objek populasi dibuat, disebut sebagai metode penarikan sampel (sampling). Penelitian yang memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki karakteristik objek penelitian, dilakukan dengan beberapa alasan antara lain: objek yang diteliti sifatnya mudah rusak, objek yang diteliti bersifat homogen, tidak mungkin meneliti secara fisik seluruh objek dalam populasi, untuk menghemat biaya, untuk menghemat waktu dan tenaga, serta keakuratan hasil sampling. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Kultsum al Khuza'i: ُ ‫ت أَنِّي قَ ْد أَحْ َس ْن‬ ُ ‫ َك ْيفَ لِي أَ ْن أَ ْعلَ َم إِ َذا أَحْ َس ْن‬، ِ‫ُول هللا‬ ‫ي‬ aُ ْ‫ َوإِ َذا أَ َسأ‬، ‫ت‬ َ ‫ يَا َرس‬: ‫ال‬ َ َ‫ فَق‬، ‫َر ُج ٌل‬ َّ ِ‫ أَتَى النَّب‬: ‫ قَا َل‬، ‫وم ْال ُخ َزا ِع ِّي‬ ٍ ُ‫ ع َْن ُك ْلث‬r ‫ت أَنِّي قَ ْد‬ ْ ْ ْ ُ ‫ أَ َسأ‬r: ‫رواه ابن ماجة‬. َ‫ فَقَ ْد أَ َسأت‬، َ‫ك قَ ْد أَ َسأت‬ َ َّ‫ ِإن‬: ‫ َوإِ َذا قَالُوا‬، َ‫ فَقَ ْد أَحْ َس ْنت‬، َ‫ قَ ْد أَحْ َس ْنت‬: َ‫يرانُك‬ َ َ‫ت ؟ فَق‬ َ ‫ال ِج‬ َ َ‫إِ َذا ق‬ ِ‫ال َرسُو ُل هللا‬ Dari Kultsum Al Khuza'i dia berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah di datangi seorang lakilaki seraya berkata; "Wahai Rasulullah, bagaimanakah saya bisa mengetahui diriku jika telah berbuat baik atau berbuat jahat?" maka beliau menjawab: "Jika tetanggamu mengatakan bahwa kamu telah berbuat baik, berarti kamu telah berbuat baik. Namun jika tetanggamu mengatakan bahwa kamu berbuat jahat, berarti kamu telah berbuat jahat." (HR. Ibn Majah)



Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan pendekatan kualitatif, setidaknya terdapat dua hal yang menjadi masalah atau persoalan yang dihadapi, yaitu: pertama, bahwa persoalan sampling adalah proses untuk mendapatkan sampel dari suatu populasi. Di sini sampel harus benar-benar bisa mencerminkan keadaan populasi, artinya kesimpulan hasil penelitian yang diangkat dari sampel harus merupakan kesimpulan atas populasi. Sehingga masalah yang dihadapi adalah bagaimana memperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili elemen lain dalam populasi atau mencerminkan keadaan populasi. Kedua, masalah yang dihadapi dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel, dan berapa banyak unit analisis yang akan diambil. Sehingga masalah yang dihadapi diantaranya teknik penarikan sampel manakah yang cocok dengan karakteristik populasi, tujuan dan masalah penelitian yang akan dikaji. Selain itu berapa banyak unit analisis atau ukuran sampel (sample size) yang akan dilibatkan dalam kegiatan penelitian.



B.



RUMUSAN MASALAH



Berangkat dari latar belakang diatas penulis akan berusaha memaparkan tentang; 1.



Populasi



2.



Sampel



3.



Teknik Sampel C.



TUJUAN MASALAH



Untuk mengetahui tentang Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel



BAB II PEMBAHASAN



A. POPULASI Kata populasi (population/universe) dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan). Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulannya. Populasi tidak hanya berupa orang, tetapi bisa juga berupa benda yang lainnya. [1] Misalnya populasi bank swasta di Indonesia, tanaman, rumah, alat-alat perkantoran, dan jenis pekerjaan. Berikut ini pengertian populasi dari para ahli: 1. Sugiyono memberikan pengertian bahwa: Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[2] 2. Nazir mengatakan bahwa, populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya.[3] 3. Nawawi menyebutkan bahwa, populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap.[4]



4. Riduwan dan Tita Lestari mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.[5] 5. Djarwanto menjelaskan populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individuindividu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan- satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dst.[6] Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa: populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat- syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Terdapat dua jenis populasi, yaitu populasi terbatas dan populasi tak terbatas (tak terhingga). Populasi terbatas yaitu mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga



dapat dihitung jumlahnya. Sedangkan populasi tak terbatas yaitu sumber datanya tidak dapat di tentukan batasan-batasannya sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.[7] Berdasarkan sifatnya populasi dapat dibedakan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen. Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.Sedangkan populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.[8] Dengan demikian, dilihat dari jenisnya, populasi dapat dibedakan populasi terbatas dengan populasi tak terbatas, sedangkan dari sifatnya, terdapat populasi homogen dan populasi heterogen. B.



SAMPEL



Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Sampel dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang mewakili secara keseluruhan sifat dan karakter dari populasi. Sebagai gambaran sederhana sampel dibutuhkan sebagai acuan untuk memberi gambaran sederhana seperti seseorang yang membeli rambutan. Seorang pembeli yang pintar biasanya akan memilih secara acak (random) dari rambutan yang dijajakan untuk menghindari adanya kecurangan yang dilakukan oleh pedagang. Rasa buah rambutan yang dicicipi akan menjadi alat tafsiran mengenai rasa seluruh rambutan yang ada. Sampel menurut pendapat para ahli adalah sebagai berikut: 1. Arikunto menjelaskan, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel.[9] 2. Nana Sudjana dan Ibrahim menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.[10] 3. Sugiyono memberikan pengertian bahwa, sampel adalah sebagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi.[11] 4. Soehartono menyatakan bahwa sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya.[12] 5. Gulo menjelaskan Sampel sering juga disebut "contoh" yaitu himpunan bagian/subset dari suatu populasi, sampel memberikan gambaran yang benar tentang populasi.[13] Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Atau sampel juga bisa disebut sebagai bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya. Sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut:[14] 1. Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja.



2. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas.



Penggunaan sampel dalam kegiatan penelitian dilakukan dengan berbagai alasan, diantaranya:[15] 1.



Ukuran populasi



Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan data dari seluruh populasi. 2.



Masalah biaya



Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih-lebih bila objek itu tersebar di wilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya. 3.



Masalah waktu



Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan keimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih tepat. 4.



Percobaan yang sifatnya merusak



Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel. 5.



Masalah ketelitian



Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggungjawabkan. Ketelitian, dalam hal ini meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselenggara. Boleh jadi peneliti akan bosan dalam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua, penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian. 6.



Masalah ekonomis



Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seorang peneliti; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi. Jadi, Sampel digunakan jika populasi yang di teliti besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh populasi. Kendala tersebut dapat terjadi karena adanya keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang di miliki peneliti. Sampel yang akan digunakan dari populasi haruslah benar-benar dapat mewakili populasi yang diteliti. Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi.



C.



TEKNIK SAMPLING



Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.[16] Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.[17] Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, random sampling dan non random samping.[18] Atau disebut juga probability sampling dan non probability sampling.[19] Dan dalam makalah ini kami batasi dengan hanya membahas Random sampling atau probability sampling. Random sampling atau probability sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi: simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).[20] 1.



Simple Random Sampling



Dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.[21] Simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Teknik ini dapat dipergunakan bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu populasi tidak terlalu besar.[22] Misal, populasi terdiri dari 500 orang mahasiswa program S1 (unit tampling). Untuk memperoleh sampel sebanyak 150 orang dari populasi tersebut, digunakan teknik ini, baik dengan cara undian, ordinal, maupun tabel bilangan random. Teknik ini dapat digambarkan di bawah ini.



2.



Proportionate Stratified Random Sampling



Stratified random sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis.[23] Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.[24] Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari berbagai latar belakang pendidikan, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 =



45, S2 = 30, STM = 800, ST = 900, SMEA = 400, SD = 300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut yang diambil secara proporsional jumlah sampel. 3.



Disproportionate Stratified Random Sampling



Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.[25] Misalnya pegawai dari PT tertentu mempunyai mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU, 700 orang lulusan SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok itu terlalu kecil bila dibandingkan denan kelompok S1, SMU dan SMP. 4.



Cluste Sampling (Area Sampling)



Teknik ini disebut juga cluster random sampling. teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster.[26] Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.[27] Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15 propinsi, maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Contoh lainnya, apabila penelitian dilakukan terhadap populai pelajar SMU di suatu kota. Untuk random tidak dilakukan langsung pada semua pelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu juga dengan secara sampling.



BAB III PENUTUP



A. KESIMPULAN Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Dilihat dari jenisnya, ada populasi terbatas dan populasi tak terbatas, sedangkan dari sifatnya, terdapat populasi homogen dan populasi heterogin. Sampel adalah sebagai bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya. Sampel diambil dari populasi yang besar yang tidak



memungkinkan diambil data secara keseluruhan karena berbagai hal, seperti waktu, biaya dan lain sebagainya. Teknik Sampling merupakan cara pengambilan sampel. Diantara teknik sampling tersebut ada teknik probability sampling. Yaitu suatu teknik sampling yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, teknik ini terdiri atas: simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan area (cluster) sampling B.



SARAN



Penelitian tidak akan lepas dari populasi, sampel, dan teknik sampling. Ketika unsur-unsur dari penelitian ini dapat dilaksanakan dengan semestinya maka akan dapat menghadirkan penelitian yang valid.



DAFTAR PUSTAKA



Arikunto, Suharsimi. Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 2006. Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo. Statistik Induktif. Jogyakaryta: BPFE Jogyakarta. 1994. Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1985. Nazir, Muh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1983. Nurhayati, Siti. Metode Penelitian Praktis. (edisi ke-2) Pekalongan: Usaha Nasional. 2012. Riduwan dan Tita Lestari. Dasar-dasar Satistika. Dasar-dasar Statistika – Edisi Pertama. Bandung: Alfabeta. 1997. S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2009. Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT.Remaja rosdakarya. 2004. Sudjana, Nana. dan Ibrahim. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2004. Sugiyono. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN Pendekatan Kuantitatif. Kualitatf. dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2016. W. Gulo. Metodologi Penelitian Jakarta: Grasindo. 2010.



[1] Siti Nurhayati, Metode Penelitian Praktis. ( edisi ke-2 ) (Pekalongan: Usaha Nasional, 2012), 36 [2] Sugiyono, METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatf, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2016), 117 [3] Muh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), 372 [4] Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1985), 141 [5] Riduwan dan Tita Lestari, Dasar-dasar Satistika, Dasar-dasar Statistika – Edisi Pertama, (Bandung: Alfabeta, 1997), 3 [6] Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo, Statistik Induktif, (Jogyakaryta: BPFE Jogyakarta, 1994), 420 [7] S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 119 [8] Ibid, 120 [9] Suharsimi Arikunto, Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 131 [10] Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004), 85 [11] Sugiyono, METODE. …, 118 [12] Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT.Remaja rosdakarya, 2004), 57. [13] W. Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: Grasindo, 2010), 78. [14] S. Margono, Metodologi. …, 121 [15] Ibid, 121-122 [16] Sugiyono, METODE. …, 118-119 [17] S. Margono, Metodologi. …, 125 [18] Ibid [19] Sugiyono, METODE. …, 119 [20] Ibid, 120 [21] Ibid [22] S. Margono, Metodologi. …, 126 [23] Ibid [24] Sugiyono, METODE. …,120 [25] Ibid. 121 [26] S. Margono, Metodologi. …, 127



[27] Sugiyono, METODE. …,121 http://cingkrangoke.blogspot.com/2017/01/populasi-sampel-dan-teknik-sampel.html POPULASI DAN SAMPEL



Oleh Haris Rahmat Ahmadi Dan Heri Sunarto              BAB I



PENDAHULUAN



Latar Belakang



Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.



Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahanbahan yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Ketidaktepatan dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya kualitas penelitian. 



Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau informasi yang diperolehnya.



Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap objek.



Istilah populasi, sampel dan teknis sampling sering kali kita dengar, namun terkadang istilah-istilah ini ada yang tidak dipahami betul.  Oleh karena itu, disini kami akan mencoba menjelaskan tentang pengertian mengenai populasi, sampel teknik sampling dan menentkan sampel. 



Rumusan Masalah



Apa pengertian populasi dan sampel? Bagaimana teknik-teknik pengumpulan sampel? Bagaimana menentuan besaran sampel?



BAB II PEMBAHASAN



Pengertian Populasi dan Sampel



Populasi 



Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu. Lingkup wilayah dalam penentuan populasi bisa mencakup seluruh wilayah Negara, satu propinsi atau pun suatu kota atau kabupaten. Kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita di sebut populasi. 



Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri populasi tersebut. Besaran-besaran yang kita kenal antara lain: rata-rata, bentengan, rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter populasi. Parameter suatu populasi adalah tetap nilainya, jika nilainya berubah, maka populasinyapun berubah. 



Data yang di gunakan dalam penelitian (bahan penelitian), dapat berupa populasi (universe) atau sampel. Menurut Drs. S. Margono (2004), populasi dapat di bedakan sebagai berikut:



Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki batas kuantitatif secara jelas karena memiliki karakteristik yang terbatas. Misalnya 5.000.000 orang guru SMA pada awal tahun 1985, dengan karakteristik: masa kerja 2 tahun, lulusan program strata 1, dan lain-lain. 



Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang tidak dapat di temukan batasbatasnya, sehingga tidak dapat di nyatakan dalan bentuk jumlah secara kuantitatif. Misalnya guru di Indonesia, yang berarti harus dihitung jumlahnya sejak guru pertama ada sampai sekarang dan yang akan datang. Dalam keadaan seperti itu jumlahnya tidak dapat di hitung, hanya dapat di gambarkan suatu jumlah objek secara kualitas dengan karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang, dahulu, sekarang, dan yang akan menjadi guru. Populasi ini di sebut juga parameter.



Selain itu, populasi dapat di bedakan ke dalam hal berikut ini:



Populasi teoritis (Theoritical Population), yakni sejumlah populasi yang batas-batasnya ditetapkan secara kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian berlaku juga bagi populasi yang lebih luas, maka di tetapka terdiri dari guru; berumur 25 tahun sampai 40 tahun, program S1, jalur tesis, dll.



Populasi yang tersedia (Accessible population), yakni sejumlah populasi yang secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di kota Bandung terdiri dari guru yang memiliki karakteristik yang telah ditetapkan dalam populasi teoritis. Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian, maka jika seseorang meneliti semua elemen ia harus meneliti semua populasi. Penelitian populasi di lakukan dengan cara sensus. Cara sensus yang baik dilakukan bila sesuai dengan hal-hal berikut:



Tingkat presisi karakteristik subjek penelitian sangat diutamakan (seperti jumlah, jenis, waktu dan ukuran). Misalnya, pada kegiatan sensus penduduk, sensus ekonomi, dll.



Ukuran populasi sangat kecil, bila jumlah populasi sedikit, sempit, sebentar maka cara sensus tepat di terapkan. Misalnya, pada penelitian kelas atau penilaian diri bagi para pembuat kebijakan bagi lingkungan kantor. 



2. Sampel



Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. Masalah sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut ini : Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah populasi sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi.



Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil–hasil kepenelitiannya, dalam arti menegakkan kesimpulan –kesimpulan kepada objek,gejala atau kejadian yang lebih luas.



Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel beikut ini 



Ukuran populasi 



Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) beruppa parameter yang jumlahnya tidak diketahui  dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu  sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu.demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar ,tidak praktis untuk mengumpulkan  data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.



Masalah biaya 



Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih –lebih bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.



Masalah waktu



Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu,apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel,dalam hal ini, lebih cepat.



Percobaan yang sifatnya merusak



Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel. 



Masalah ketelitian



Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat  dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.



Masalah ekonomis



Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian  sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi.



Teknik- teknik Sampel



Teknik sampel adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling. 



Random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).



Probability/Random Sampling



Teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi, baik secara individu maupun kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Teknik ini tidak pilih-pilih dan didasarkan atas prinsip-prinsip matematis yang telah diuji dalam praktek.



Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana



Teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. 



Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan



Teknik ini biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Misalnya sekolah, terdapat beberapa tingkatan kelas. Jika tingkatan dalam populasi diperhatikan, mula-mula harus dipastikan strata yang ada, kemudian tiap strata diwakili sampel penelitian. 



Cluster Sampling atau Sampel Gugus



Teknik ini digunakan jika populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok atau cluster. Misalnya, penelitian dilakukan terhadap populasi pelajar SMU di suatu kota. Untuk itu random tidak dilakukan secara langsung pada semua pelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster.



Nonprobability/ Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak



Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. 



Convenience Sampling atau sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample  (man-on-the-street). Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini,  hasilnya ternyata kurang obyektif. 



Purposive Sampling 



Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.. Misalnya, untuk memperoleh data tentang bagaimana keadaan atau karakteristik suatu sekolah, maka kepala sekolah merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”. 



Quota Sampling



Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja. Dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklassifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu  pada setiap kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung oada unit sampling. Setelah jatah terpenuhi, pengumpulan data dihentikan.



Snowball Sampling – Sampel Bola Salju



Teknik ini adalah teknik  penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelindingyang lama-lama menjadi besar. Teknik ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel.



Systematic Sampling atau Sampel Sistematis



Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”.   Misalnya, setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada  ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25. 



Area Sampling atau Sampel Wilayah



Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Misalnya, dalam penelitian pendidikan kita mengadakan penelitian acak terhadap wilayah-wilayah pendidikan dari suatu populasi atau kabupaten, kemudian terhadap sekolahsekolah, lalu kelas-kelas dan akhirnya para siswa. 



Menentukan Besaran Sempel



Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel yang dikembangkan para ahli.  Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel minimum adalah 100.  Suharsimi Arikunto  memberikan pendapat sebagai berikut : “..jika peneliti memiliki beberapa ratus subjek dalam populasi, maka mareka dapat menentukan kurang lebih 25 – 30% dari jumlah tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100 – 150 orang, dan dalam pengumpulan datanya peneliti menggunakan angket, maka sebaiknya subjek sejumlah itu diambil seluruhnya. Namun apabila peneliti menggunakan teknik wawancara dan pengamatan, jumlah tersebut dapat dikurangi menurut teknik sampel dan sesuai dengan kemampuan peneliti. 



Satu nasihat yang perlu  diingat, bahwa penetapan jumlah sampel yang kelewat banyak selalu lebih baik dari pada kurang (oversampling is always better than undersampling). Namun demikian ada cara untuk memperoleh sample minimal yang harus diselidiki dengan menggunakan rumus:



n ≥ pq    z 1/ 2  2 b



keterangan : n  = jumlah sampel ≥  = sama dengan atau lebih besar 



P  = proporsi populasi persentase kelompok pertama  q  = proporsi sisa di dalam populasi z1/2  =derajat koefisien konfidensi pada 99% 95 % b  = persentase perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam menentukan sampel. Contoh :  Jika diketahui jumlah populasi guru SMA lulusan S1 di Jatim adalah 400.000 orang. Diantara mereka yang tinggal didaerah pedesaan (luar kota) sebanyak 50.000 orang. Bebrapa sampel yang perlu diselidki dalam rangka mengunggkapkan hambatan penanaman disiplin disekolah di wilayah masingmasing. Perhitungan: P= 50.000/400.000 X 100 % = 12,5 %  atau P = 0,125



q  = 1,00 -0,125 = 0,875 Z 1/2     =   1,96 (pada derajat konfidensi 99% atau 0,05) b     =  5 % atau 0,05



Dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut : 



n ≥ 0,125 X 0,875 1,96 2 0,05 n < 168,05 dibulatkan 169 orang.  Jika penenelitian kurang puas dengan jumlah sampel minimal itu, maka dapat dilakukan peningkatan jumlah sampel dengan meningkatkan jumlah sampel dengan sebesar 2,58. Demikian juga ukuran sampel dapat diperbesar lagi dengan memperkecil perkiraan persentase kemungkinaan membuat kesalahan dalam penarikan sampel, misalnya sebesar 2% atau b = 0,02. Dari contoh itu, maka sample minimum menjadi : 



n  ≥ 0,125 X 0,875  2,58   2 0,02



n  > 1.740,21 dibulatkan 1.740 orang. Beberapa rumus lain yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel antara lain :   Rumus Slovin n = N/N(d)2 + 1 n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05. Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah : N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95



Tabel Isaac dan Michael



            Tabel penentuan jumlah sampel dari Isaac dan Michael memberikan kemudahan penentuan jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung menentukan besaran sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang dikehendaki.



Sample yang baik adalah sampel yang memiliki populasi atau yang representatif, artinya yang menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara maksimal walaupun mewakili sample bukan merupakan duplikat dari populasi.



Petunjuk –petunjuk untuk mengambil sampel :



Daerah generalisasi 



Yang pentinga disini adalah menentukan dahulu luas populasinnya sebagai daerah generalisasi, selanjutnya barulah menentukan sampelnya sebagai daerah penelitiannya. Di sampling itu, yang



penting adalah : “ kalau yang diselidiki hanya satu kelas saja, jangan diperluas sampai kelas-kelas lainnya apalagi menyimpulkan untuk sekolah-sekolah lain”.  Pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya



Bila luas populasinya telah ditetapkan , harus segera diikuti penegasan tentang sifat-sifat populasinnya. Penegasan ini sangat penting bila menginginkan adanya valliditas dan reabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab itu, haruslah ditentukan terlebih dahulu luas dan sifat-sifat populasi, dan memberikan batas-batas yang tegas, kemudian menetapkan sampelnya. Jangan terjadi kebalikannya,yaitu menetapkan populasilah yang lebih dahulu baru kemudian sampelnya.



Sumber-sumber informasi tentang populasi



Untuk mengetahui ciri-ciri populasinya secara terperinci dapat diperoleh melalui bermacam-macam sumber informasi tentang populasi tersebut. Misalnya, sensus penduduk dokumen-dokumen yang disusun oleh instansi-instansi dan organisasi-organisasi, seperti pengadilan, kepolisian, kantor P & K, kantor kelurahan, dan sebagainnya. Meskipun demikia, haruslah diteliti kembali apakah informasi tersebut telah menunjukkan validitasnya (kesahihan) . Hal itu perlu karena jangan sampai terjadi data tahun 1954 masih dipakai sebagia sumber untuk tahun 1965, misalnya bila tahun 1954 tercatat jumlah anak rata-rata dalam seiap keluarga 4 orang, maka pada tahun 1965 jumlah anak rata-rata mungkin tidak seperti itu (4 orang).



Menetapkan besar kecilnya sampel



Mengenai berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk sebuah penelitian, memang tidak ada ketentuan yang pasti.



Menetapkan teknik sampling



Dalam masalah sampel, ada yang disebut biased sampel , yaitu sampel yang tidak mewakili populasi atau disebut juga dengan sample yang menyeleweng. Pengambilan sampel yang menyeleweng disebut : biased sampling. Biased sampling adalah pengambilan sampel yang tidak dari seluruh



populasi, tetapi hanya dari salah satu golongan populasi saja, tetapi generalisasinya dikenakan kepada seluruh populasi.Contoh : misalnya mengadakan penelitian tentang penghasilan rata-rata orang indonesia  hanya diambil sample yang kaya raya saja, ataupun hanya yang melarst ? miskin saja. Dengan sendiriny akan mengakibatkan adaanya kesimpulan yang menyeleweng atau disebut biased conclusion.



BAB III PENUTUP Kesimpulan



Pengertian Populasi dan Sampel



Populasi



Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian, Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 



Sampel



Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian.



Teknik- Teknik Sampel



Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling atau probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling.



Menentukan Besaran Sempel



Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel yang dikembangkan para ahli.  Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel minimum adalah 100.   



DAFTAR PUSTAKA Alkaf, NuraidaHalid.MetodologiPenelitianPenelitia.Ciputat: Islamic Research Publishing, 2009. Hadi, Amirul. Metodologi Penelitian Pendidikan II. Bandung, Pustaka Setia, 1998. Haryono.Metode penelitian pendidikan II. Bandung, PT. RemajaRosdakarya, 1998. Mahmud. MetodePenelitianPendidikan. Bandung: CV PustakaSetia, 2011. Margono,MetodologiPenelitianPendidikan. Jakarta, PT. RINEKA CIPTA, 2004. Sukmadinata, Nana. MetodologiPenelitianPendidikan. Bandung: PT. RemajaRosdakarya,2010. Rumus dan contoh penghitungannya dikutip dari, Radiany, Rahmady, HM.,Disertasi, Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kualitas Pelayanan dan Dampaknya Terhadap Keputusan untuk Memilih Jurusan Manajemen pada Perguruan Tinggi Swasta di Kalimantan Selatan, Disertasi Pascasarjana Univ.17 Agustus 1945 Surabaya, 2004. file:http//MADRIDISTABERBAGIILMUMakalahPopulasiDanSampel.htm https://www.mahmudkumpulanmakalah.com/2017/10/populasi-dan-sampel.html



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Teknik sampling adalah cara yang dilakukan untuk mendapatkan sampel sesuai dengan harapan si pengambil keputusan agar diperoleh sampel yang representatif dan dapat mewakili populasi yang sebenarnya. Untuk menentukan teknik sampling ini, yang selalu menjadi perhatian utama adalah bagaimana agar sampel yang diperoleh nantinya akan dapat dinyatakan sebagai representasi dari populasi yang sedang diteliti dan tidak menghasilkan hasil analisis yang bias. Dalam penentuan sampel atas setiap survey yang akan dilakukan oleh Lembaga ataupun Badan tertentu, mereka sering dihadapkan pada persoalan tentang metode apa yang tepat untuk digunakan pada survey yang akan dilaksanakan tersebut. Badan Pusat Statistika juga sebagai salah satu Badan yang tugas dan kegiatannya adalah seputar pelaksanaan sensus dan survey untuk mempresentasikan segala sesuatu hal tentang Indonesia juga tentunya akan



melakukan pemilihan atas metode – metode yang tepat untuk digunakan dalam setiap survey yang akan mereka lakukan. Secara umum, ada dua jenis teknik samplingyaitu : 1. Sampel acak atau random sampling / probability sampling, Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Universitas Sumatera Utara 2. Sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling.Yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Misalnya, lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol). Dari kedua metode umum tersebut di atas, terdapat beberapa metode yang lebih spesifik lagi dalam pengambilan pengambilan sampel yaitu pada 1. Probability Sampling (sampel acak) dapat dibagi atas :  simple random sampling,  stratified random sampling  cluster sampling  systematic sampling, dan  area sampling. 2. Nonprobability sampling(sampel tidak acak) dapat dibagi atas :  convenience sampling  purposive sampling, dan  snowball sampling Dari teknik sampling di atas, tentu bukan merupakan hal yang mudah untuk dapat segera memutuskan metode apa yang akan dipakai untuk sebuah survey yang akan dilakukan tersebut, hal ini tentu akan mengacu kepada jenis sampel dan hasil bagaimana yang akan diharapkan akan diperoleh pada penelitian tersbut. Dalam permasalahan penentuan prioritas ini, pengambil keputusan dihadapkan pada beberapa kriteria dalam memberikan penilaian prioritas terhadap metode – metode sampel yang ada karena tentunya ada kriteria - kriteria tertentu yang menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan prioritas tersebut, atau disebut dengan MCDM (Multi Criteria Decision Making). Permasalahan penentuan prioritas ini juga sering dialami oleh Koordinator Statistik Kecamatan di BPS Kabupaten Asahan (tempat penulis bekerja) dalam Universitas Sumatera Utara pelaksanaan pekerjaan ataupun survey yang dilakukan di Kabupaten Asahan.Sehingga penulis mencoba untuk untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut. Salah satu pendekatan yang banyak digunakan dalam menyelesaikan persoalan MCDM adalah Analytical Hierarchy Process (AHP)karena AHP dapat menyelesaikan masalah yang menggabungkan data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis mengambil judul “Penentuan Prioritas Teknik SamplingMenggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) Studi Kasus Koordinator Statistik Kecamatan BPS Kabupaten Asahan”, untuk menunjukkan bagaimana AHP digunakan dalam penyelesaian masalah penentuan ranking tersebut. 1.2 Perumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan AHP untuk menentukan penggunaan teknik samplingoleh Koordinator Statistik Kecamatan di Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan. 1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang dibahas pada penelitian ini, maka penulis hanya membahas teknik sampling sebagai berikut :  Probability sampling : simple random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, systematic sampling,area sampling  Non-Probability Sampling :convenience sampling, purposive sampling, dan snowball sampling. Universitas Sumatera Utara 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelesaikan persoalan MCDM (Multi Criteria Decision Making) dalam penentuan prioritas penggunaan teknik sampling oleh KSK di Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahansehingga diperoleh skala prioritas dalam penggunaan teknik – teknik tersebut. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat membantu para Koordinator Statistik Kecamatan di Kabupaten Asahan untuk dapat dijadikan acuan dalam menentukan teknik sampling yang ingin digunakan.Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana penggunaan AHP dalam pengambilan keputusan dengan banyak kriteria (MCDM). 1.6 Tinjauan Pustaka Hasan Mustafa (2000) Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau



unsur yang akan diteliti. Sri Mulyono (1996) Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun kontinu.Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran actual atau dari suatu skala yang mencerminkan kekuatan perasaan dan preferensi relatif.AHP memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran dan pada ketergantungan di dalam dan di antara kelompok elemen strukturnya. Universitas Sumatera Utara Thomas Lorie Saaty (1987) AHP merupakan suatu teori pengukuran yang digunakan untuk menderivikasikan skala rasio baik dari perbandingan-perbandingan berpasangan diskrit maupun kontinu.Diperlukan suatu hirarki dalam menggunakan AHP untuk mendefenisikan masalah dan perbandingan berpasangan untuk menentukan hubungan dalam struktur tersebut. Stuktur hirarki digambarkan dalam suatu diagram pohon yang berisi goal ( tujuan masalah yamg akan dicari solusinya ), ktiteria , subkriteria dan alternatif. Thomas Lorie Saaty (1993) menguraikan metode AHP yang dilakukan dengan cara memodelkan permasalahan secara bertingkat yang terdiri dari kriteria dan alternatif. Kardi Teknomo, Hendro Siswanto dan Sebastianus Ari Yudhanto (2005) menguraikan tentang penggunaan AHP yang dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan utama, kriteria-kriteria, subkriteria-subkriteria dan alternatif-alternatif yang akan dibahas. Perbandingan berpasangan dipergunakan untuk membentuk hubungan di dalam struktur. Hasil dari perbandingan berpasangan ini akan membentuk matrik dimana skala rasio diturunkan dalam bentuk eigenvektor utama atau fungsi-eigen. Matrik tersebut berciri positif dan berkebalikan, yakni 𝑎𝑖𝑗 = 1 𝑎𝑗𝑖 Suryadi, Kadarsa, Ramdhani, dan M. Ali, (1998) menyatakan, kelebihan AHP dibandingkan dengan yang lainnya adalah: 1. Struktur yang berhierarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada sub-subkriteria yang paling dalam. 2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan. 3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output pengambilan keputusan. Universitas Sumatera Utara 4. Metode AHP memiliki keunggulan dari segi proses pengambilan keputusan dan akomodasi untuk atribut-atribut baik kuantitatif dan kualitatif (Gualda et, Al. 2003) 5. Metode AHP juga mampu menghasilkan hasil yang lebih konsisten dibandingkan dengan metode-metode lainnya (Minutolo, 2003) 6. Metode pengambilan keputusan AHP memiliki langkah pengerjaan yang mudah dipahami dan digunakan (Shinan & KAbir, 2003) 1.7 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan pengumpulan data dengan memberikan kuisioner kepada Koordinator Statistik Kecamatan Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan tentang preferensi mereka terhadap 9 teknik sampling tersebut di atas. 2. Menggabungkan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh selama penelitian. 3. Menganalisa data yang diperoleh pada penelitian menggunakan AHP (Analytical Hierarchy Process).Pada tahapan ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah :  Mengumpulkan hasil pengisian kuisioner oleh setiap responden, kemudian dari setiap nilai preferensi yang mereka berikan, akan diambil nilai rata-rata dengan rumus 𝑋̅ = ∑ 𝑋𝑖 𝑛 Dimana :𝑋̅= nilai rata-rata 𝑋𝑖= nilai preferensi responden 𝑛 = banyaknya responden  Selanjutnya nilai rata-rata yang diperoleh tersebut dilakukan pembulatan untuk mendapatkan nilai yang akan diaplikasikan pada Tabel Skala Saaty. Universitas Sumatera Utara  Nilai-nilai yang diperoleh tersebut akan diaplikasikan dalam Analytical Hierarchy Process untuk mendapatkan ranking teknik sampling yang dibahas dalam tulisan ini. 4. Pengambilan Keputusan Keputusan yang akan diambil dalam penelitian ini adalah berupa prioritas untuk setiap kriteria yang menjadi bahan penelitian dalam tulisan ini, dimana setiap kriteria akan diurutkan menurut urutan nilai preferensi responden mulai dari yang terbesar sampai yang tekecil. Nilai preferensi tersebutlah yang menunjukkan tingkat kesukaan responden pada setiap kriteria.



http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/60589/Chapter %20I.pdf;jsessionid=49C5C9312F7D4BEA9D81D5C017579EE6?sequence=5



KATA PENGANTAR             Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas yang berjudul SAMPLING  ” tepat pada waktunya.  Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.    Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Amin



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR                                       …………………………………..1 DAFTAR ISI                                                     …………………………………..2 BAB I                                                                 …………………………………..3 a.       Latar Belakang                                       …………………………………..3 1.      BAB I I a.       Pembahasan                                      …………………………………..5 b.      Pengertian sampling                         …………………………………..5



c.       Konsep Sampling                             …………………………………..5 d.      Teknik Sampling                               …………………………………..6 e.       Program Sampling                            …………………………………..7 2.      BAB III a.       Penutup                                            …………………………………..8 b.      Daftar Pustaka                                  …………………………………..9



BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Penelitian dilakukan untuk menganalisis suatu hal, sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan hal tersebut atau menemukan hal baru yang lebih efektif. Secara kompleks penelitian merupakan aktivitas pengumpulan fakta, bukti atau hasil secara sistematis dalam rangka untuk menemukan, mengembangkan atau menguji pengetahuan tentang fenomena alam maupun sosial. Penelitian memiliki fungsi yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, hasil-hasil penelitian sebaiknya dapat diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat. Proses penelitian berdasarkan metodenya dapat dibedakan menjadi penelitian experimental dan penelitian survai. Pada kesempatan ini, akan coba dibahas mengenai penelitian survai. Penelitian survai biasanya digunakan untuk mengkaji populasi dengan cara mengkaji atau menentukan sampel untuk menemukan insidensi, distribusi maupun korelasi variabel-variabel yang diteliti. Dalam penelitian survai ada yang menggunakan sensus dan ada yang menggunakan sampel. Jumlah populasi yang terbatas memungkinkan peneliti dapat menggunakan sensus, akan tetapi pada populasi yang sangat banyak, maka dapat dilakukan sampling untuk efisiensi tenaga, waktu dan biaya. Metode sampling dapat dibedakan menjadi probability sampling dan non probability sampling. Probability sampling memberikan kesempatan pada setiap unsur untuk dipilih, sedangkan non probability sampling tidak memberikan kesempatan yang sama untuk dipilih. Probability sampling terdiri dari:



1. Simple Random Sampling Merupakan pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama pada setiap unsur populasi untuk dipilih. Cara ini dapat menggunakan bantuan tabel random maupun menggunakan cara seperti yang biasa dilakukan ibu-ibu arisan dengan cara membuat gelas kocokan. Data yang digunakan harus homogeny. 2. Stratified Random Sampling Merupakan cara pengambilan sampel dengan cara melakukan stratifikasi pada populasi yang tidak homogen, sehingga sampel yang diperoleh dapat homogen. Acak dapat dilakukan pada setiap subgrup. 3. Cluster Sampling Merupakan cara pengambilan sampel dengan cara diklasterkan menjadi grup untuk diambil secara acak. Contoh, meneliti perguruan tinggi sepulau jawa. Perguruan tinggi dijadikan klaster primer (pengambilan acak) dan jumlah mahasiswa dari masing-masing perguruan tinggi sebagai klaster sekunder (pengambilan acak). 4. Stratified Cluster Sampling Merupakan cara pengambilan sampel dengan cara distratifikasi kemudian dikelompokkan berdasarkan klaster. Contoh, meneliti perguruan tinggi sepulau jawa. Perguruan tinggi distratifikasi menjadi besar, sedang (Strata primer), kecil kemudian diacak untuk diambil perguruan tinggi dari masing-masing stratifikasi (klaster primer). Kemudian distratifikasi menjadi mahasiswa tingkat I sampai IV (strata sekunder) dan kemudian diacak 25 mahasiswa tiap angkatan (klaster sekunder). Non probability sampling terdiri dari: (1) Purposive Sampling, Merupakan pengambilan sampel populasi dengan menggunakan kriteria-kriteria khusus; (2) Quota Sampling, Merupakan pengambilan sampel berdasarkan jumlah yang ditentukan; dan (3) Accidental Sampling, Merupakan pengambilan sampel berdasarkan kebetulan. Pengambilan sampel harus tepat dan benar, karena hal ini memiliki pengaruh yang besar dalam keberhasilan proses penelitian. Semoga informasi dan ulasan ini dapat memberi tambah untuk ilmu pengetahuan dan dapat diambil manfaatnya.



BAB II PEMBAHASAN



A.    PENGERTIAN SAMPLING Sampling adalah proses dan cara mengambil sampel/ contoh untuk menduga keadaan suatu populasi.  Contoh serangga diambil dari suatu area untuk diduga berbagai karakteristik populasinya seperti kepadatan populasi,  sebarannya dalam habitat, jumlah relatif masingmasing stadia, dan fluktuasi jumlah serangga menurut waktu.  Penarikan contoh diperlukan karena tidak mungkin pengamatan terhadap keseluruhan populasi dilakukan. Sampling serangga di penyimpanan diperlukan bagi praktisi pengendalian hama pascapanen untuk memonitor keberadaan serangga hama pascapanen dalam hal             Spesies apa yang ditemukan, sehingga dapat ditentukan arti pentingnya berdasar informasi sebelumnya tentang status hama.              Berapa jumlah masing-masing serangga, berguna untuk menentukan saat intervensi pengendalian Monitoring serangga adalah elemen kunci dalam PHT hama pascapanen.  Umumnya, sampling hama pascapanen tidak dilakukan tersendiri tetapi merupakan bagian dari sampling mutu bahan simpan secara umum. B.     KONSEP SAMPLING Sampling dapat dilakukan sebelum atau setelah tindakan pengendalian hama pascapanen.  Tujuan sampling hama pascapanen sebenarnya adalah untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk intervensi tindakan dan untuk menentukan apakah intervensi pengendalian telah efektif menekan populasi serangga.  Tujuan ini menentukan area sampling, peralatan sampling, cara mengumpulkan data dan bagaimana data dianalisis.  Hal pertama yang harus diketahui adalah konsep sampling.      Unit contoh/sampel                 Unit contoh adalah fraksi dari area yang dihuni suatu populasi serangga sasaran, yang disebut universe.  Contohnya, bila sampling terhadap permukaan stapel beras di gudang menggunakan colokan (spear), maka unit contoh adalah kuantitas beras dalam colokan sedangkan permukaan stapel beras adalah universe.  Bila menggunakan perangkap, unit contoh sebenarnya adalah area efektif perangkap dan durasi pemerangkapannya.  Namun area efektif suatu perangkap sulit diukur, sehingga untuk praktisnya, unit contoh adalah perangkap.             Ukuran unit contoh                 Ukuran unit contoh ditentukan oleh peralatan yang digunakan, misalnya volume setiap unit contoh beras tergantung ukuran spear yang digunakan.  Ukuran unit contoh harus tepat.  Meskipun ukuran unit contoh yang besar dapat mengurangi jumlah titik sampel yang diperlukan, hal ini biasanya butuh waktu dan biaya penanganan lebih besar.  Unit contoh yang kecil dengan jumlah titik sampel yang banyak lebih efisien dan lebih representatif, namun perlu dijaga supaya ukuran unit contoh cukup besar sehingga masih dapat menangkap serangga dalam kepadatan populasi yang rendah. 



                Saat ini telah dikembangkan standar ukuran unit contoh untuk tiap bahan simpan.  Biasanya disyaratkan 500-1000 biji untuk diamati per unit contoh.  Jumlah tersebut setara dengan berat biji tertentu seperti tersaji di bawah ini Biji jagung (ukuran 200 g kecil) Biji jagung (ukuran besar) Biji sorghum



250 g 25 g



Kacang polong (cowpea)



150 g



Butir gandum



25 g



Butir millet



10 g



Butir padi



15 g



C.    TEKNIK SAMPLING     Teknik sampling adalah metode yang meliputi pemilihan unit contoh yang tepat a serta proses penarikan contoh.  Unit contoh apa yang akan dipakai disesuaikan dengan sifat bioekologi serangga.  Misalnya, unit contoh berupa perangkap berumpan hanya tepat untuk sampling serangga yang tertarik umpan tersebut.  Proses penarikan contoh bisa bisa dilakukan secara random atau sistematik (non ramdom). Pada proses random, pemilihan titik contoh berdasarkan tabel angka acak.  Sebaliknya, titik contoh pada sampling sistematik mengikuti aturan tertentu, misalnya jarak yang sama antar titik contoh, posisi pengambilan sampel yang sama untuk bahan simpan yang sedang bergerak dan lain-lain.      Statistik Dasar Hampir semua hipotesis statistik berdasar pada asumsi bahwa sampel data terdistribusi normal.  Sebaran data jumlah serangga per unit contoh, lama perkembangan hidup serangga, jumlah serangga yang mati setelah fumigasi dan sebagainya apabila diplotkan akan menghasilkan kurva yang berbentuk seperti genta, terutama bila unit contoh cukup besar (>30).  Apabila data pengamatan dalam suatu unit contoh dihitung/diukur dan dilambangkan dengan x, maka rata-rata atau mean data per unit contoh  adalah:                      Varian (s2) adalah jumlah kuadrat dari selisih data unit contoh (xi) dan mean , sehingga rumus sederhananya adalah                 dengan n-1 derajat bebas.  Akar kuadrat dari varian (s2=s) disebut deviasi standar sampel dan menunjukkan seberapa dekat mean hasil perhitungan sampling terhadap mean populasi sebenarnya.



    Program sampling Semua pengetahuan terdahulu tentang sampling biasanya menghasilkan program sampling.  Program sampling menunjukkan unit contoh apa yang digunakan, berapa banyaknya titik contoh, kapan dilakukan sampling, bagaimana distribusi spasial (dispersi serangga), analisis statistik apa yang digunakan dan sebagainya.  Program sampling sangat berguna untuk menentukan apakah pada saat tertentu perlu atau tidak dilakukan intervensi pengendalian.  Program sampling yang dilaksanakan dengan baik akan menjadi salah satu kunci pengendalian hama pascapanen di penyimpanan. BAB III PENUTUP



Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya. http://www.makalah.co.id/2012/12/makalah-sampling.html



MAKALAH POPULASI & SAMPEL Dosen : HM. Suprawi Djhri, M.Ag   BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Masalah Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang. Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahanbahan yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Ketidaktepatan dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya kualitas penelitian.



Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau informasi yang diperolehnya Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap objek. Untuk  itu kami akan mengkaji lebih dalam mengenai populasi dan sampel. B.     Rumusan Masalah 1.    Apa pengertian populasi? 2.    Apa saja jenis-jenis populasi? 3.    Apa pengertian sampel? 4.    Bagaimana ciri-ciri sampel yang baik? 5.    Apa alasan menggunakan sampling? 6.    Apa keuntungan penggunaan sampel? 7.    Bagaimana cara mengambil sampel? C.    Tujuan Penulisan 1.    Untuk mengetahui pengertian populasi 2.    Untuk mengetahui jenis-jenis populasi 3.    Untuk mengetahui pengertian sampel 4.    Untuk mengetahui ciri-ciri sampel yang baik 5.    Untuk mengetahui alasan penggunaan sampling 6.    Untuk mengetahui keuntungan penggunaan sampel 7.    Untuk mengetahui  bagaimana cara mengambil sampel



BAB II PEMBAHASAN A.    Populasi 1.    Pengertian Populasi Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117).  Menurut Nazir (1983:327) mengatakan bahwa popuasi adalah berkenaan dengan data bukan barang atau bendanya. Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi yang menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian. Sedangkan Ridwan (2002: 3) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran menjadi objek penelitian. Menurut Margono (2010:118) populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya dalam Sugiyono (2006:117) Menurut Muri (2007:182) secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik populasi adalah: a.    Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang akan diinginkan. b.    Dapat berupa manusia/individu, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda atau objek



maupun kejadian-kejadian yang terdapat dalam suatu area/ daerah tertentu yang telah ditetapkan. c.    Merupakan batas-batas (boundary) yang mempunyai sifa-sifat tertentu yang memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu. d.    Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat digeneralisasikan. 2.    Jenis-Jenis Populasi Menurut Muri (2007:183) Populasi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu: a.    Populasi terbatas (definite) yaitu objek penelitiannya dapat dihitung, seperti luas sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah mahasiswa. b.    Populasi tak terbatas (infinite) yaitu objek penelitian yang mempunyai jumlah yang tak terbatas, atau sulit dihitung jumlahnya; seperti pasir di pantai. Disamping itu persoalan populasi bagi suatu penelitian harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini: a.    Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja. b.    Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi uang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.



B.    Sampel 1.    Pengertian Sampel Menurut Muri (2007:186) secara sederhana dapat dikatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sedangkan menurut Suharsimi (2002:109), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Beberapa pendapat ahli tentang pengertian sampel adalah sebagai berikut: a.    Sax (1979: 181) mengemukakan bahwa sampel adalah suatu jumlah yang terbatas dari unsur-unsur yang terpilih dari suatu populasi, unsur-unsur tersebut hendaklah mewakili populasi. b.    Warwick (1975:69) mengemukakan pula bahwa sampel adalah sebagian dari suatu hal yang luas, yang khusus dipilih untuk mewakili keseluruhan. c.    Kerlinger (1973:118) menyatakan: Sampling is taking any portion of a population or universe as representative of that population or universe. d.    Leedy (1980:111) mengemukakan bahwa sampel dipilih dengan hati-hati sehingga dengan melalui cara sedemikian peneliti akan dapat melihat karakteristik total populasi. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi betul-betul representatif (mewakili). 2.    Ciri-Ciri Sampel yang Baik Berangkat dari berbagi pendapat yang telah diutarakan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri sampel yang baik adalah: a.    Sampel dipilih dengan cara hati-hati; dengan menggunakan cara tertentu dan benar. b.    Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yang diberikan mewakili keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi. c.    Besarnya ukuran sampel hendaknya mempertimbangkan tingkat kesalahan sampel yang dapat ditolerir dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara statistik. 3.    Alasan Sampling Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel menurut Sudjana (2002:161) adalah :



a.    Ukuran populasi Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu  sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya. b.    Masalah biaya Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih–lebih bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya. c.    Masalah waktu Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih cepat. d.    Percobaan yang sifatnya merusak Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel. e.    Masalah ketelitian Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat  dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua, penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian. f.    Masalah ekonomis Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian  sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi 4.    Keuntungan Penggunaan Sampel Ada beberapa keuntungan jika kita menggunakan sampel, yaitu a.    Biaya menjadi berkurang b.    Lebih cepat dalam pengumpulan dan pengolahan data c.    Lebih akurat d.    Lebih luas ruang cakupan penelitian 5.    Cara Pengambilan Sampel atau Teknik Sampling Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non Probability sampling. Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Non Probability sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling (Sugiyono, 2012:81). a.    Probability Sampling Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi dipilih untuk menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi: 1)    Simple Random Sampling Dikatan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada salam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. 2)    Proportionate Stratified random sampling



Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. 3)    Disproportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. 4)    Cluster Sampling (Area Sampling) Sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, missal penduduk suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Tempat sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secra sampling juga. b.    Nonprobability Sampling Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi: 1)    Sampling Sistematis Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sambil berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang, dari semua anggota itu diberi nomot urut yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. 2)    Sampling Kuota Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan izin mendirikan bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Lalu pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan. 3)    Sampling Insidental Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. 4)    Sampling Purposive Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan pada penelitian kualitatif. 5)    Sampling Jenuh Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila populasi yang relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. 6)    Snowball Sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang tetapi dengan dua  orang ini belim merasa lengkap terhadap data yang diberikan maka peneliti mencari orang yang lebih tahu dan



dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Penelitian kualitatif banyak menggunakan purposive dan snowball.



BAB III PENUTUP A.    KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1.    Populasi seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. 2.    Jenis-jenis populasi adalah populasi terbatas dan populasi tidak terbatas. 3.    Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut atau sebagai wakil dari populasi yang diteliti. 4.    Ciri-ciri sampel yang baik adalah sampel dipilih dengan cara hati-hati, harus mewakili populasi dan besarnya ukuran sampel dapat diterima secara statistik. 5.    Alasan penggunaan sampling adalah ukuran populasi, masalah biaya, masalah waktu, percobaan yang sifatnya merusak, masalah ketelitian dan masalah ekonomis. 6.    Keuntungan penggunaan sampel adalah biaya menjadi berkurang, lebih cepat dalam pengumpulan dan pengolahan data, lebih akurat dan lebih luas ruang cakupan penelitian. 7.    Cara mengambil sampel atau teknik sampling pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non Probability sampling. B.    SARAN             Besar harapan kami pembaca dapat merasakan manfaat dari hasil kerja kami dan kritik pembaca yang bersifat membangun dapat menjadi pelajaran berharga untuk kami menjadi lebih baik lagi mambuat suatu makalah selanjutnya.        Dan kami berharap dalam melakukan penelitian, mahasiswa diharuskan mengikuti aturanaturan dan juga prosedur-prosedur, agar penelitian yang dilakukan diharapkan memiliki  jawaban yang akurat terhadap suatu permasalahan.



DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari. 2009. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta. Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta Dedy. 2012. Makalah Populasi dan Sampel. http//www//.populasi dan sampel\makalah-populasidan-sampel2.html. Akses tanggal 10 April 2014 Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Narbuko, Cholid dan Abu Achamadi.2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara Nazir. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Malang: Andi yogyakarta Sholihi, Ribbi. 2013. Populasi dan Sampel. http//www//.populasi dan sampel\makalah-populasidan-sampel.html. Akses tanggal 10 April 2014



Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Darsito. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta ---------------------------Abu ilyas - 087730000021



http://ilyas-atsary.blogspot.com/2015/11/makalah-populasi-sampel-dosen-hm.html