Dasar Teori 1 Fistum2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Daun merupakan suatu organ yang terdapat pada tumbuhan yang sangat penting bagi tumbuhan itu sendiri, karena pada daun terdapat proses fotosintesis, karena pada daun terdapat stomata yang merupakan derivat epidermis yang memiliki fungsi untuk tempat transpirasi. Stomata terdapat pada bagian abaxial daun dan pada adaxial daun. Struktur yang ada pada stomata sangat berpengaruh pada cara kerja serta keefektifan fotosintesis. Dalam proses fotosintesis membutuhkan air untuk melaksanakannya, air didapatkan karena adanya daya hisap daun yang akan mengakibatkan air naik kedaun sehingga air tersedia untuk proses fotosintesis (Khoiroh,2015). Stomata terdapat pada sebagian besar pemukaan tanaman seperti pada daun, pada batang serta pada akar tetapi stomata yang terbanyak ditemukan pada permukaan pada daun. Sebagian besar tanaman angiosprermae daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah daunnya, sehingga disebut hipostomatus (Wilkins,1991 dalam haryanti,2009). Sedangkan pada daun tanaman akuatik yang mengapung diatas air, stomata hanya terdapat pada permukaan atas daunnya saja, namun pada tanaman lainnya stomata terdapat pada kedua permukaannya (Haryanti,2009). Tingkat Kerepatan dari stomata pada daun suatu tumbuhan sangat berbeda-beda, kerapatan daun biasanya bisa mencapai hingga 20.000/cm. Tingkat kerapatan stomata dipengaruhi oleh banyak hal, seperti genetis maupun keadaan alam, misalnya saja, tumbuhan gurun memiliki  kerapatan dari stomata yang rendah dari pada tumbuhan didaerah rawa/perairan hal itu merupakan hasil dari evolusi seleksi alam dari tumbuhan yang ada di gurun (Campbell,2008:358). Stomata sangat erat kaitannya dengan aktivitas dari laju transpirasi dari tumbuhan. Letak dari  stomata satu dengan yang lainnya di pisahkan oleh jarak, hal itu dapat mempengaruhi intensitas penguapan. apabila jarak stomata terlalu dekat akan menghambat penguapan. Kegiatan transpirasi terpengaruh oleh faktor luar dan dalam (Izza,at al,2015). Kelembaban udara sangat berpengaruh bagi berlangsung transpirasi pada tanaman. Transpirasi merupakan hilangnya air dalam bentuk uap air dari tanah melalui tubuh tanaman. Transpirasi terjadi melalui  stomata atau mulut daun serta membutuhkan energi bagi proses tersebut. Stomata membuka apabila ada intensitas RM yang cukup di siang hari. Pada malam hari tidak terjadi transpirasi. Faktor yang mempengaruhi berlangsungnya transpirasi adalah: membukanya stomata, temperatur, kecepatan angin, Kelembaban Udara serta radiasi mataharin (Ismangil,et al,2014). Apabila suatu Tanaman berada pada daerah yang memiliki kondisi tanahnya kering dan memiliki kelembaban udara rendah akan mengalami transpirasi yang tinggi. Pada daerah ini fenomena tekanan akar tidak terlihat. Hal ini dikarenakan air yang ada di dalam pembuluh xilem tidak menerima tekanan, tetapi sebaliknya akar sedang mengalami tarikan (tension). Jadi air bergerak ke atas karena adanya tarikan akibat terjadinya proses transpirasi dari daun sehingga akan menimbulkan daya hisap pada daun(Lakitan,2004).



Air memiliki sifat sebagai pelarut universal karena memiliki sifat polar, ikatan yang sangat besar akan memberikan bentuk kohesi, daya tarik yang timbul dari molekul yang terikat. Sedangkan adhesi adalah daya tarik molekul kepada benda padat layaknya dinding sel. Tegangan permukaan yang ada pada daun dan adhesi pada daun akan menghasilkan kekuasatn yang dapat membuat air tertarik ke arah sistem vaskuler pada tumbuhan. Adhesi, kohesi serta tegangan permukaan daun akan membuat suatu fenomena yang biasa disebut dengan gaya kapilaritas, yang akan membuat air dari tanah dapat naik ke daun dan akan mengakibatkan adanya daya hisap pada daun (Ordog,2011) Kohesi merupakan akibat dari ikatan hidrogen yang berkontrtribusi dalam melakukan pengangkutan air serta mineral terlarut dalam melawan gravitasi yang ada dalam tumbuhan. Air yang berasal dari akar air akan mencapai daun melalui suatu jaringan pengangkut air (Campbell,et al,2008:51). Tegangan permukaan (surface tension), sangat terkait dengan gaya kohesi itu merupakan ukuran seberapa sulit merenggangkannya permukaan cairan. Air memiliki tegangan permukaan yang lebih besar jika dibandingkan besar cairan lainnya. Pada interface antara air dan udara, ada susunan molekul air yang teratur, yang saling terikat-hidrogen satu sama lain dan terikat-hidrogen  dengan air di  di sebelah bawah. Ini menjadikan air memiliki sifat yang seolah-olah diselubungi oleh suatu lapisan yang tak terlilihat (Campbell,et al,2008:52). Pengangkutan zat hara terjadi pada pembulu xilem dan pembulu floem. Pengankutan itu dipengaruhu dua faktor yaitu:  faktor internal dan faktor eksternal. Faktoer internal terdiri dari tekanan yang ada pada akar, daya kapilaritas akar, serta daya hisap daun. Lalu pada faktor eksternal terdiri dari cahaya, tekanan udara, kelembapan udara serta kecukupan ketersediaan air tanah (Angellina:2015). Terdapat tiga unsur dalam teori kohesi untuk menjelaskan naiknya cairan kedaun: daya penggerak, hidrasi (adesi), dan kohesi air. Daya penggerak merupakan gradient potensial air yang semakin menurun (maka akan semakin negatif) dari tanah melalui tumbuhan ke atmosfer. Daya hidrasi antar molekul air dan dinding sel disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen diantaranya, dinamakan adesi dikarenakan adanya daya tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis. Kohesi adalah daya tarik menarik antar molekul sejenis. Inilah daya tarik (akibat adanya ikatan hydrogen) antar molekul air yang ada di dalam lintasan tersebut. Dalam lingkungan khusus daya kohesi sangat tinggi (air mempunyai daya tarik yang besar), akibatnya apabila air ditarik oleh osmosis dan penguapan dari titik tertentu yang  ada pada dinding sel pada puncak pohon yang tinggi tarikan itu berlanjut di sepanjang jalur dan terus ke bawah, melewati batang, akar dan sampai ke tanah (Salisbury, 1995). Proses transportasi tumbuhan diakibatkan oleh tekanan yang ada pada akar, daya kapilaritas batang serta daya hisap yang ada pada daun. Tiga proses inilah yang ada atau mendominasi proses transpirasi pada tumbuhan (Pratisto,et al,2014).



            Terdapat empat  faktor yang menyebabkan terjadinya mekanisme daya hisap daun dan daya tekanan akar, sebagai berikut: 1.      Tekanan akar: jika batang suatu tumbuhan dipotong dan kemudian dihubungkan dengan selang manometer air raksa, maka air yang terdapat di dalam selang akan terdorong ke atas oleh tekanan yang berasal dari akar. 2.      Kapilaritas: merupakan suatu gejala yang timbul akibat adaya interaksi diantara  permukaan benda padat dengan benda cair yang akan membuat  gangguan pada bentuk permukaan cairan yang semula datar. 3.      Sel pemompa: pergerakan air secara vertikal dari akar menuju ke daun adalah karena adanya peranan dari sel-sel khusus yang berfungsi untuk memompa air ke atas 4.      Kohesi: penyerapan air secara vertikal dari dalam tanaman dapat dijelaskan dengan tiga elemen yaitu: adanya perbedaan dari potensi air antara tanah dan atmosfer yang berperan sebagai tenaga pendorong, adanya tenaga hidrasi dari dinding xilem yang dapat mempertahankan molekul air terhadap gaya gravitasi dan adanya gaya kohesi antar molekul air yang menjaga keutuhan molekul air dalam xilem (Gardner, 1991).  IV.            Metode Penelitian 4.1 Alat dan Bahan          Alat 1.      Photometer 2.      Beaker glass 3.      Stop watch 4.      Pipet tetes 5.      Karet Penutup          Bahan 1.      Tumbuahan Pacar Air (Impatiens balsamina L.) 2.      Air 3.      Plastisin 4.      Larutan eosin 4.2 Cara Kerja Menyumbat dengan karet sampai rapat dengan plastisin Menyiapkan ranting tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina L.) dengan ukuran yang sesuai dengan lubang karet. Mengisi unit photometer melalui pipa berbentuk Y pada bagian yang berukuran besar hingga seluruh pipa penuh dengan air.



Memotong didalam air untuk mencegah ruang udara pada pembuluh xylem. Membiarkan ujung yang berkaret ini tetap terbuka, tutup ujung pipa kapiler dengan jari tangan.  



Memasukkan ke dalam pipa Y sampai pangkal terendam dalam air. Meletakkan satu unit percobaan di tempat teduh dan satu unit lagi di tempat terang. Mencegah terjadinya kebocoran atau penguapan air selain melalui tumbuhan percobaan dengan mengolesi ujung selang dengan karet pipa dengan plastisin.



.



Mengamati berapa jumlah air yang dihisap oleh daun dengan melihat pergerakan air dalam pipa kapiler setiap 5 menit.  



4.3 Hasil Pengamatan Waktu Pengamatan 5 10 15 20 25 Rata-rata



Teduh 5 Daun 0,05 0,08 0,11 0,13 0,18 0,11



Teduh 7 Daun 0,03 0,04 0,06 0,09 0,1 0,064



Teduh 10 Daun 0,05 0,07 0,09 0,1 0,12 0,086



Terik 5 Daun 0,01 0,02 0,03 0,035 0,045 0,028



Terik 7 Daun 0,02 0,03 0,035 0,04 0,055 0,036



Terik 10 Daun gagal



V.            Pembahasan Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan mengenai “Pembuktian Daya Hisap Daun”. Bahan yang kami gunakan pada praktikum kali ini adalah Impatiens balsamina  L. dengan nama daerah pacar air. Pertama yaitu menyiapkan fotometer lalu menempelkan plastisin ke sekat-sekat pada photometer atau perbatasan atau lubang yang ada pada photometer yang sekiranya dapat dimasuki udara ditutup atau dilapisi dengan plastisin. Alasan di gunakannya plastisin adalah agar udara tidak dapat masuk ke dalam photometer pipa kapiler berbentuk Y karena plastisin merupakan bahan kedap udara yang tidak dapat di lalui oleh udara, ini sangat di butuhkan dalam percobaan ini karena dalam porcobaan ini udara yang masuk sangatlah mengganggu kerja dari pembuktian kerja dari daya hisap daun. Lalu memotong batang pacar air tersebut didalam air, hal ini dilakukan agar untuk mencegah adanya atau terbentuknya ruang udara pada pembuluh xylem yang ada pada batang, sehingga kerja daya hisap daun bisa mudah untuk diamati dan tidak diganggu dengan adannya ruang udara pada jaringan xylem. lalu memasukkan air melalui pipa yang berukuran besar yang ada



    



pada photometer sambil menutup ujungnya dengan menggunakan jempol untuk menghindari terbentuknya gelembung udara pada alat photometer. Kemudian memasukkan tangkai daun pacar air yang telah dipotong ke dalam lubang yang kecil dan menutup lubang besar dengan plastisin. Lalu melepaskan ujung lubang yang di tutupi dengan menggunakan jempol tadi, apabila air tidak keluar atau menetes pemasangan photometer telah berhasil jika jika air keluar berarti ada sekat yang masih bisa dimasuki oleh udara  maka harus di tutupi lagi dengan plastisin, setelah itu di lanjutkan pada proses selanjutnya yaitu pemberian eosin pada photometer. Kemudian meletakan satu unit percobaan  pada tempat yang terang dan satu unit percobaan  pada tempat yang gelap. Terdapat empat  faktor yang menyebabkan terjadinya mekanisme daya hisap daun dan daya tekanan akar, sebagai berikut: 1.      Tekanan akar: jika batang suatu tumbuhan dipotong dan kemudian dihubungkan dengan selang manometer air raksa, maka air yang terdapat di dalam selang akan terdorong ke atas oleh tekanan yang berasal dari akar. 2.      Kapilaritas: merupakan suatu gejala yang timbul akibat adaya interaksi diantara  permukaan benda padat dengan benda cair yang akan membuat  gangguan pada bentuk permukaan cairan yang semula datar. 3.      Sel pemompa: pergerakan air secara vertikal dari akar menuju ke daun adalah karena adanya peranan dari sel-sel khusus yang berfungsi untuk memompa air ke atas 4.      Kohesi: penyerapan air secara vertikal dari dalam tanaman dapat dijelaskan dengan tiga elemen yaitu: adanya perbedaan dari potensi air antara tanah dan atmosfer yang berperan sebagai tenaga pendorong, adanya tenaga hidrasi dari dinding xilem yang dapat mempertahankan molekul air terhadap gaya gravitasi dan adanya gaya kohesi antar molekul air yang menjaga keutuhan molekul air dalam xilem (Gardner, 1991). Selain faktor-faktor diata, daya hisap daun juga dipengaruhi oleh beberapa faktor faktor lagi seperti Struktur yang ada pada stomata karena, struktur stomata sangat berpengaruh terhadap cara kerja serta keefektifan fotosintesis (Khoiroh,2015). Karena fotosintesis sangatlah bergantung pada adanya daya hisap daun karena dalam fotosintesis membutuhkan air yang didaptakan adanya daya hisap daun yang akan mengakibatkan air naik kedaun sehingga air tersedia untuk proses fotosintesis. Lalu daya hisap daun juga di pengaruhi oleh temperatur dimana tumbuhan itu berada, serta ketersediaan air tanah yang sangat mencukupi bagi kebutuhan tumbuhan itu sendiri. Temperatur berperan pada membuka serta menutupnya stomata, apabila sinar matahari yang mengenai permukaan daun sangat optimal maka stomata yang membuka juga akan semakin banyak, apabila suatu tumbuhan didukung dengan penyinaran matahari yang sangat optimum maka pembukaan dari stomata akan sangat optimal, maka dari itu laju transpirasipun akan semakin tinggi. Karena pada proses transpirasi membutuhkan air dari dalam tanah yang akan menggalami gerakan vertikal dari akar menuju



daun dengan adanya daya hisap daun. Jadi semakin tinggi laju dari transpirasi tumbuhan maka akan tinggi pula laju dari daya hisap pada daun. Dari pernyataan ini dapat dikatakan bahwa percobaan pada praktikum kali ini berhasil, karena laju dari daya hisap daun pada kondisi terik dan teduh sangat terlihat perbedaannya, lebih banyak cepat daya hisap daun pada kondisi terik dari pada jika dibandingkan dengan kondisi teduh.             Pengaruh dari sedikit dan banyaknya daun yang terdapat pada suatu tumbuhan pada daya hisap daun. Pada semua bagian tumbuhan terutama pada daun terjadi proses transpirasi yang sangat membutuhkan banyak ketersediaan air dari akar, dengan adannya perbandingan jumlah daun juga akan membuat faktor dari laju transpirasi itu berbeda, semakin banyak daun maka laju dari transpirasi itu akan tinggi dan sebaliknya jika jumlah daun sedikit akan membuat laju dari transpirasi itu akan rendah. Hala ini juga berpengaruh pada daya hisap yang ada, laju dari daya hisap akan menyesuaikan laju dari transpirasi, jika laju dari transpirasi tinggi maka laju dari daya hisap pun akan menjadi tinggi. Jadi jika terdapat banyak daun pada tumbuhan maka laju dari daya hisap akan tinggi. Hal itu telah sesuai dengan percobaan pada praktikum kali ini yaitu pada perlakuan pada kondisi terik laju dari daya hisap daun cenderung tinggi pada tumbuhan yang memiliki 7 helai daun dari pada pada tumbuhan yang hanya memiliki 5 helai daun saja. Namun pada perlakuan pada kondisi teduh teori itu tidak lah terbukti karena pada perlakuan pada kondisi teduh cenderung mendapatkan hasil yang sebaliknya, bahwa laju dari hisap daun sangat rendah pada kondisi tumbuhan yang hanya memiliki 5 helai daun saja jika dibandingkan dengan tumbuhan yang memiliki 10 helai daun. Kegagalan percobaan atau hasil dari perlakuan pada tempat teduh ini mungkin dikarenakan kesalahn praktikan dalam melihat skala yang ada pada photometer, atau mungkin karena terjadi kebocoran pada photometer saat di gunakan untuk percobaan. Terdapat tiga unsur dalam teori kohesi untuk menjelaskan naiknya cairan kedaun: daya penggerak, hidrasi (adesi), dan kohesi air. Daya penggerak merupakan gradient potensial air yang semakin menurun (maka akan semakin negatif) dari tanah melalui tumbuhan ke atmosfer. Daya hidrasi antar molekul air dan dinding sel disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen diantaranya, dinamakan adesi dikarenakan adanya daya tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis. Kohesi adalah daya tarik menarik antar molekul sejenis. Inilah daya tarik (akibat adanya ikatan hydrogen) antar molekul air yang ada di dalam lintasan tersebut. Dalam lingkungan khusus daya kohesi sangat tinggi (air mempunyai daya tarik yang besar), akibatnya apabila air ditarik oleh osmosis dan penguapan dari titik tertentu yang  ada pada dinding sel pada puncak pohon yang tinggi tarikan itu berlanjut di sepanjang jalur dan terus ke bawah, melewati batang, akar dan sampai ke tanah (Salisbury, 1995). Pada praktikum kali ini percobaan di diberikan dua perlakuan yaitu dengan menemptkan satu unit pada tempat yang terang dan satu unit lainnya diletakan  pada tempat yang gelap, tujuan dari pemberian perlakuan berbeda tersebut adalah untuk mengetahui bahwa cahaya akan mempengaruhi kerja dari daya hisap daun, cahaya mempengaruhi membuka serta menutupnya stomata pada daun, yang mempengaruhi laju dari tranpirasi dan



akan secara otomatis hal itu juga yang akan berpengaruh pada daya hisap daun lalu  untuk mengetahui bahwasannya cahaya akan mempengaruhi daya hisap daun maka dibuatlah dua perlakuan pada percobaan kali ini. Dari data yang diperoleh dari pengamatan kali ini antara kedua perlakuan tersebut dapat dilihat dari hasil rata–rata didapatkan bahwa, hasil yang didapatkan pada tumbuhan dengan 5 daun yang diletakan ditempat gelap dan terang di dapatkan rata–rata yaitu teduh dengan rata-rata 0.11 dan terang dengan rata-rata 0.28, daya hisap yang tinggi terjadi pada daun yang ditempatkan pada tempat yang terang hal itu telah sesuai dengan teori. Menurut teori kecepatan dari daya hisap daun lebih cepat pada tumbuhan yang berada pada tempat yang terik karena daya hisap dari daun mengikuti laju dari transpirasi, ketika temperatur lingkungan naik maka kecepatan laju transpirasi akan semakin tinggi sehingga daya hisap daun juga akan mengikuti kecepatan dari laju transpirasi tersebut. Ketika temperatur lingkungan naik otomatis tanaman akan kehilangan banyak air akibat dari tingginya laju transpirasi yang dilakukan oleh tumbuhan tersebut, maka untuk menutupi kekurangan air, tanaman akan mengambil air dari dalam tanah melalui akar, namun air untuk bisa sampai pada bagian atas tumbuhan maka peran dari daya hisap sangatlah membantu. Karena jika suatu tanaman kehilangan banyak air, maka potensial osmotic sel-sel mesofil daun akan naik dan ini bisa menimbulkan terbentuknya daya hisap terhadap air di saluran xilem. Pada percobaan dengan 7 helai daun yang diletakan ditempat teduh dengan rata–rata  0.064 dan terang dengan rata–rata 0.036. Hasil yang didapatkan yaitu kecepatan daya hisap daunnya lebih cepat terjadi pada batang yang diletakkan di tempat teduh, hal itu tidaklah sesuai dengan teori. Jadi, percobaan yang dilakukan terdapat kesalahan-kesalahan yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi. Menurut teori kecepatan dari daya hisap daun lebih cepat pada tumbuhan yang berada pada tempat yang terik karena daya hisap dari daun mengikuti laju dari transpirasi, ketika temperatur lingkungan naik maka kecepatan laju transpirasi akan semakin tinggi sehingga daya hisap daun juga akan mengikuti kecepatan dari laju transpirasi tersebut. Ketika temperatur lingkungan naik otomatis tanaman akan kehilangan banyak air akibat dari tingginya laju transpirasi yang dilakukan oleh tumbuhan tersebut, maka untuk menutupi kekurangan air, tanaman akan mengambil air dari dalam tanah melalui akar, namun air untuk bisa sampai pada bagian atas tumbuhan maka peran dari daya hisap sangatlah membantu. Karena jika suatu tanaman kehilangan banyak air, maka potensial osmotic sel-sel mesofil daun akan naik dan ini bisa menimbulkan terbentuknya daya hisap terhadap air di saluran xilem. Kesalahan dalam percobaan ini terjadi karena beberapa hal seperti kesalahan praktikan dalam melihat skala pada photometer, mungkin saja terjadi perbedaan hasil yang ditimbulkan dengan perbedaan ukuran maupun lebar daun pada tumbuhan yang digunakan untuk



percobaan, bisa dimungkinkan jika daun yang digunakan berbeda-beda antara lebar daun pada praktikum pada tempat terang dan pada tempat gelap, hal ininlah yang memungkinkan terjadinya kecepatan pada lahu daya hisap pada tempat terang dan tempat gelap.  Lalu pada percobaan 10 helai daun ditempat teduh dan dotempat terang tidak dapat dibandingkan hasilnya, dikarenakan adanya kegagalan percobaan pada unti yang ditempatkan pada ruang yang terang, kegagalan dikarenakan terjadinya eror pada alat photometer sehingga alat tersebut tidak dapat digunakan dalam percobaan. VI. Penutup 6.1 Daya isap daun merupakan tarikan terhadap molekul air yang terdapat pada sel–sel di bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan oleh molekul demi molekul untuk menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom air pada bagian xilem Sehingga menyebabkan air akan tertarik ke atas dari akar menuju ke daun. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan daya hisap daun sangat terkait dengan faktor yang mempengaruhi kecepatan dari laju transpirasi, yaitu faktor eksternal serta faktor internal. Faktor eksternal, yaitu temperatur, kecepatan angin, kelembaban udara, ketersediaan air dalam tanah. Dan faktor internal yaitu banyak sedikitnya daun serta jumlah stomata. 6.2. Sebaiknya saat proses pemotongan pacar air (Impatiens balsamina L.) dan  perlakuan perbedaan ditempat terik lebih diperhatikan dengan baik



Daftar Pustaka Angellina Christy, Marmi Sudarmi, Debora Natalia Sudjito.2015. Desai Pembelajaran IPA Terpadu Dengan Topik Sistem Kapilaritas Membantu Proses Fotosintesis Pada Tumbuhan. Radiasi. 6(2) 10 -11 Campbell, A. Neil,et al.2008.Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2.Jakarta:Erlangga. Gardner, F.P., R. E. Pearce., & R. I. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: UI press. Haryanti, Sri.2009.Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata Daun Kedelai (Glycine Max (L) Merril) Pada Pagi Hari Dan Sore.Jurnal bioma.ISSN: 1410-8801 Vol. 11, No. 1.Undip:Semarang Ismangil. Dkk.2014.Suhu, Tekanan, Kelembaban Tanaman.Purwokerto:Unsoed press.



Udara



dan



Pengaruh



Terhadap



Izza,Faizatul, et al.2015. Karakteristik Stomata Tempuyung (Sonchus arvensis L.) dan Hubungannya dengan Transpirasi Tanaman di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Lakitan, B. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Khoiroh , Yasminatul.201 4.Pertumbuhan Serta Hubungan Kerapatan Stomata Dan Berat Umbi Pada Amorphophallus Muelleri Blume DanAmorphophallus Variabilis Blume . Jurnal Biotropika | Vol. 2 No. 5 | . Universitas Brawijaya :Malang Ordog, Vince. 2011. Plant Physiology. Suriah:zoltan monar Pratisto, Yogo.,dkk.2014. Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler.Jurnal teknik pomits vol. 3, no. 1, (2014) issn: 23373539. Surabaya:ITS Salisbury&Cleon. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung: ITB.