Daur [PDF]

  • Author / Uploaded
  • qurin
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAUR ULANG LIMBAH BAN BEKAS MENJADI BARANG TEPAT GUNA BERNILAI EKONOMI TINGGI DI PENGOLAHAN LIMBAH KASIN Makalah Praktikum Lapangan Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pencemaran Lingkungan yang dibina oleh Ibu Frida Kunti Setiowati, ST, M.Si



Disusun oleh: Dinda Aprilia



(150342602371)



Edi Ramdani



(150342602105)



Esha Ardiansyah



(150342606823)



Ida Nurpitasari



(150342604029)



Lusi Suciati



(150342600695)



Qurin Nikmaturrohana



(150342606771)



Offering GHK



JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG Februari 2017



Daur Ulang Limbah Ban Bekas Menjadi Barang Tepat Guna Bernilai Ekonomi Tinggi di Pengolahan Limbah Kasin Dinda Aprilia, Edi Ramdani, Esha Ardiansyah, Ida Nurpitasari, Lusi Suciati, Qurin Nikmaturrohana, Frida Kunti Setiowati, ST., M.Si Jurusan BIOLOGI, FMIPA, Universitas Negeri Malang [email protected] dan [email protected] Abstrak: Banyaknya jumlah kendaraan bermotor saat ini membawa dampak melimpahnya limbah ban bekas. Dari segi lingkungan maupun dari segi ekonomi, limbah ban bekas dapat didaur ulang menjadi berbagai macam produk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses daur ulang limbah ban bekas di daerah Kasin-Malang menjadi barang yang berguna seperti tempat sampah, meja kursi maupun sandal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui survei dan observasi lapangan. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah produksi daur ulang limbah ban bekas di areaKasin-Malang sekitar 30 barang per hari. Pembuatan dimulai dari ban bekas disayat atau dirapikan terlebih dahulu kemudian dirangkai menjadi barang yang akan dibuat, dan tahap selanjutnya barang dipercantik. Hasil dari daur ulang limbah ban bekas berupa meja dan kursi, tempat sampah, sandal ban bekas, dan beberapa barang lainnya. Kata kunci: limbah ban bekas, daur ulang, Kasin-Malang. Abstract: A large number of vehicles currently carry the impact of the abundance of waste tires. In terms of environmental and economic terms, waste tires can be recycled into various products. The purpose of this study was to determine the recycling of waste tires in the area of Kasin-Malang into useful items such as bins, tables, chairs and slippers. The method used in this research through surveys and field observations. The data collected in this study are primary data and secondary data. The results showed that the amount of the production of recycled waste tires in areaKasin-Malang about 30 items in one day. Manufacture starts from used tires slashed or trimmed first and then assembled into the goods to be made, and the next stage slicked goods look. Results of recycling waste tires in the form of tables and chairs, garbage cans, old tires slippers, and some other stuff.



Keywords: waste tires, recycling, Kasin-Malang.



PENDAHULUAN Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan, yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, atau jumlahnya, baik secara langsung atau tidak langsung akan dapat membahayakan lingkungan, kesehatan,



kelangsungan



hidup



manusia



atau



makhluk



hidup



lainnya



(Mahida,1984). Limbah ban bekas adalah penyumbang



sampah terbesar didunia dan



termasuk kedalam golongan material yang tidak dapat diuraikan oleh organisme (non bio-degradable), serta bersifat tahan lama (persistent) yang tidak akan membusuk. Apabila limbah ban bekas tersebut dibakar akan menghasilkan salah satu bahan paling berbahaya yaitu Dioksin(Tjokrodimuljo , 2007) Ban bekas sangat sulit terdegradasi oleh alam (mikrobiologi) karena memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengurainya. Struktur molekul karet yang sudah tervulkanisasi pada ban yang merupakan struktur ikatan silang dan jaringan tiga dimensi (network) menyebabkan produk karet termasuk ban tidak dapat didaur ulang (recycle). Pemanfaatan ban bekas saat ini umumnya adalah dengan melakukan pembaharuan telapaknya, atau lebih dikenal sebagai vulkanisir. Namun pembaharuan biasanya terbatas hingga 2-3 kali, setelah itu ban bekas akan kembali menjadi limbah (Alam, 2003). Produksi ban domestik terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. Dewan Karet Indonesia (2011) menginformasikan bahwa produksi ban mobil di Indonesia tahun 2011 mencapai 15,4 juta unit, lebih besar dibanding tahun 2009 dan 2010 yang mencapai 11 juta dan 14,4 juta unit. Peningkatan ini dipicu oleh produksi mobil nasional yang mencapai 837,9 ribu unit pada tahun 2011 dan jumlah ini lebih besar dibanding tahun 2009 dan 2010 yang mencapai angka 600,8 ribu dan 702,5 ribu unit. Peningkatan produksi ban ini menyebabkan jumlah limbah ban bekas bertambah. Walaupun ban bekas dapat di vulkanisir ulang, namun sifat fisiknya tidaklah sama dengan ban baru. Khusus di negara maju limbah ban bekas merupakan masalah yang sangat lazim dan merupakan limbah padat yang



berbahaya. Pembuangan ban bekas di landfill (tempat pembuangan) dapat menimbulkan masalah besar karena ban bekas yang dibuang akan memenuhi ruang di tempat pembuangan tersebut. Tumpukan limbah ban bekas dapat menjadi sarang nyamuk dan penyakit. Oleh karena itu, limbah ban menjadi masalah serius bagi lingkungan. Sebagai upaya untuk ikut mengurangi masalah limbah ban bekas maka dilakukan sebuah usaha penggunaan kembali (reuse) ban bekas menjadi tempat sampah cantik bernilai ekonomi. Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui proses daur ulang limbah ban bekas menjadi barang-barang yang dapat dipakai kembali. METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan pada hari Kamis, 16 Maret 2017 di Tempat Daur Ulang Ban Kasin ( Kasin Ban ), Malang pukul 13.00 – 16.30 WIB. Penelitian ini dilakukan dengan mengetahui proses daur ulang ban bekas serta hasil daur ulang dari bahan ban bekas.



Gambar 1. Peta Lokasi Daur Ulang Ban Bekas Kasin, Malang.



Gambar 1. Lokasi Daur Ulang Ban Bekas Kasin, Malang.



Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh hasil daur ulang ban yang dihasilkan dari proses daur ulang ban di kota Malang. Sampel dalam penelitian ini adalah hasil dan proses daur ulang ban bekas yang berasal dari Kelurahan Kasin, Malang berupa tempat sampah, bak tempat cuci, bak tempat tambal ban, tali timbal, kursi, sandal, sperpat mobil, serutan, zebracross / polti, alas sapi, dan tempat minum sapi/bakoroh. Teknik Sampling dan Besar Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara serta pengamatan secara langsung di tempat proses daur ulang ban. Proses pengambilan sampel dan data langsung dilakukan pada di lokasi yaitu daur ulang ban Kasin, Malang berupa tempat sampah, bak tempat cuci, bak tempat tambal ban, tali timbal, kursi, sandal, sperpat mobil, serutan ,zebracross / polti, alas sapi, dan tempat minum sapi/bakoroh. Besar sampel yang digunakan yaitu hasil ban yang dihasilkan dari proses daur ulang ban di Kelurahan Kasin, Malang. Alat dan Bahan Penelitian dalam upaya mengumpulkan data di lapangan menggunakan alat berupa kamera foto, pulpen, penggaris, pensil, karet penghapus, dan buku catatan. Bahan atau materi penelitian ini berupa hasil dari proses daur ulang ban di Kelurahan Kasin berupa berupa tempat sampah, bak tempat cuci, bak tempat



tambal ban, tali timbal, kursi, sandal, sperpat mobil, serutan, zebracross / polti, alas sapi, dan tempat minum sapi/bakoroh. Prosedur Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa data proses daur ulang ban serta hasil yang diperoleh dari proses daur ulang ban dari tempat daur ulang ban Kasin, Malang berupa tempat sampah, bak tempat cuci, bak tempat tambal ban, tali timbal, kursi, sandal, sperpat mobil, serutan, zebracross / polti, alas sapi, dan tempat minum sapi/bakoroh. Sedangkan data sukender diperoleh dari beberapa jurnal terbaru, buku, data rujukan dari UURI/PPRI, dan data rujukan dari UNEP atau WHO. Prosedur Pengambilan Data



Analisi Data Data jumlah sampah yang diperoleh dari lapangan akan dianalisis menggunakan statistika deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan data yang diperoleh dengan data rujukan dari jurnal terbaru, buku, data rujukan dari UURI/PPRI, dan data rujukan dari UNEP atau WHO. Hasil dari proses penelitian ini adalah mengetahui hasil jumlah produksi daur ulang ban setiap harinya di area di area daur ulang Kasin, Malang serta proses dari daur ulang ban bekas di area daur ulang ban bekas Kelurahan Kasin, Malang. Hasil dari proses daur ulang ban berupa berupa tempat sampah, bak tempat cuci, bak tempat tambal ban, tali timbal, kursi, sandal, sperpat mobil, serutan, zebracross / polti, alas sapi, dan tempat minum sapi/bakoroh.



HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tahun produksi : ± tahun 1950-an Asal Ban



:



1. Penyuplai ban-ban bekas yang tidak terpakai. 2. Tiap hari mengambil 100 ban (Rp.10.000,-/per-ban) Jenis ban yang dipakai 1. Ban Truck Puso



: : ukuran ban 900-1000, lingkaran/ring 20



2. Ban Truck Diesel : ukuran ban 750, lingkaran/ring 16 3. Ban Radial (mobil, angkot) 4. Ban kapal Pembentukan tong sampah dari ban : 1. Ban Truck Puso



: untuk badan tong sampah



2. Ban Truck Diesel : untuk bawahan (silitan) dan tutupan 3. Ban Radial



: untuk tutupan dan lempengan



Pembentukan sandal : 1. Ban kapal Pembentukan tempat minum sapi 1. Truck Puso



: untuk badan



2. Truck Diesel



: untuk bawahan (silitan) dan tutupan



Hasil produksi dari ban : 1. Tempat sampah 2. Bak tempat cuci 3. Bak tempat tambal ban 4. Tali timbal 5. Kursi 6. Sandal 7. Sperpat mobil 8. Serutan 9. Zebracross / polti



10. Alas sapi 11. Tempat minum sapi/bakoroh Jumlah karyawan : 4 orang Satu karyawan mampu memproduksi 30 buah tempat sampah, untuk : 1. Ban puso : 7 biji/hari 2. Ban diesel : 10 biji/hari Harga karyawan : 1. Untuk nyeset



: Rp.20.000,-/ban



2. Untuk merangkai : Rp.4000,-/ban Harga produksi : 1. Tempat sampah polosan (hitam)



: Rp.45.000,-/buah



2. Tempat sampah cat (bergambar/lukis)



: Rp.60.000,-/buah



3. Sandal (bahan halus)



: Rp.20.000,-/buah



4. Sandal (bahan kasar)



: Rp.15.000,-/buah



5. Tempat minum sapi



: Rp.5000,-/buah



Hasil produksi dikirim dari sabang-merauke (medan-makassar-kalimantan) Dari pihak instansi/pemerintah (BUMN, DKP) mengambil secara rutin : 1000 buah tempat sampah/per-tahun. Pembahasan Tidak semua barang bekas adalah barang yang tidak bermanfaat lagi. Akan tetapi bagaimana barang bekas itu mampu kita kelola sehingga mempunyai sebuah nilai dan faedah yang lebih. Bahkan jika kita sedikit kreatif barang bekas itu kemudian akan menjadi sebuah ladang bisnis yang menguntungkan. Kerajinan ban bekas memang sudah banyak dilakukan di beberapa kota lainnya di Indonesia, misalnya Malang, Jawa Timur. Berangkat dari kepedulian terhadap lingkungan yang bersih, warga Kasin memilih ban bekas untuk membuat meja, kursi dan sebagainya ketimbang harus dibuang atau dibakar, karena saat dibakar akan menimbulkan polusi. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah Pasal 3 Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi.



Ban bekas maupun baru mengandung karet, karbon, dan unsur kimia lainnya yang sangat berbahaya apabila dibakar begitu saja. Selain itu, pembakaran ban akan menimbulkan polusi udara. Api pembakaran ban bekas, apalagi dalam jumlah banyak, memerlukan waktu lama untuk bisa padam. Uji coba di Virginia, AS (1983) membuktikan, api pada pembakaran 5 juta ban bekas memerlukan waktu sembilan bulan untuk bisa padam. Scott Holden, salah seorang pejabat di Integrated Technology Group, mengharapkan kesadaran semua orang untuk mencegah polusi lingkungan yang ditimbulkan oleh efek modernisasi. Termasuk pembuangan ban bekas di sembarang tempat, apalagi kalau sampai membakarnya di ruang terbuka. Temuan Integrated Technology Group sejauh ini dianggap sebagai solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan ban bekas. Uni Eropa sejak 2006 memberlakukan aturan bahwa semua ban bekas harus didaur ulang dan tidak boleh dibuang di tempat sampah (Ansari M. Shodiqin, 2013). Penggunaan ban-ban bekas yang berwawasan lingkungan banyak mendapat perhatian. Sekitar enam ribu ton ban bekas dihasilkan setiap tahun di Eropa, Amerika dan Jepang. Hal ini akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya industry otomotif dunia. Upaya pemusnahan dengan cara pembakaran yang biasa dilakukan ternyata menghasilkan dampak polusi yang berbahaya karena berpengaruh buruk pada kesehatan manusia (Tumanggor S. et al, 2016). Jika dibuang begitu saja, ban bekas tentunya akan mencemari lingkungan sekitarnya mengingat ban bekas tidak dapat terurai dengan mudah secara biologis (Baharuddin, 2010). Membuat kerajinan dengan ban bekas bukanlah hal mudah mengingat pengolahannya yang cukup rumit. “Gampang-gampang susah,” dibutuhkan keahlian khusus untuk mengolahnya, mulai dari mengupas pelapis luar ban, melipat, membalik hingga proses memaku saat pembuatan. Tidak sembarang orang bisa memaku setiap sambungan ban bekas saat membuat kerajinan. Kawatkawat kecil padat yang berada dalam ban membuatnya relatif sulit saat dipaku. Mengupas ban-ban bekas fuso yang terbilang besar dan berat adalah tantangan tersendiri, karena ban-ban tersebut cukup dikuliti menggunakan silet atau pisau lipat berukuran kecil. Hasil daur ulang ban bekas dapat berupa :



1. Sendal Ban Bekas, Produk sendal ban bekas ini terdiri dari beberapa ukuran sesuai dengan ukuran kaki. Sendal ban bekas juga mampu digunakan dalam waktu yang lama karena dasar bahan produk yang terbuat dari karet ban bekas yang berbeda dengan sendal lain yang rata-rata terbuat dari karet biasa. 2. Meja, Kursi Ban Bekas, Produk Meja dan kursi ban bekas terdiri dari beberapa model dan bentuk, produk ini juga memiliki daya tahan yang kuat serta tahan lama, yang menjadi kendala pada produk ini adalah masalah paku yang kadang menjadi berkarat. Sehingga jika sudah mencapai waktu tertentu paku harus diganti agar masih bisa digunakan. 3. Tempat Sampah Ban Bekas, Produk Tempat Sampah Ban Bekas ini memiliki beberapa model, jadi tempat sampah dari ban bekas ini memiliki daya tahan yang cukup kuat dan tahan lama, yang membuatnya berbeda dengan tempat sampah lain, yaitu mengenai ukuran produk yang bisa mencapai ukuran yang cukup besar, dan masih banyak lagi hasil dari daur ulang ban bekas. Bagian ban bekas yang paling penting dipergunakan dalam kerajinan ini adalah ring, Bagian yang paling keras yang terdapat pada bundaran dalam ban. Setiap bagian penyangga –bagian yang paling banyak menerima beban kerajinan, seperti kaki, alas atas dan bawah, sandaran dan lainnya memakai ring yang di dalamnya terdapat besi dan kawat yang cukup kuat. Ring menjadi bahan utama dalam pembuatan meja dan kursi. Bagian lainnya dipergunakan sebagai pelengkap bagian kerajinan sekaligus variasi, misalnya untuk sandaran kursi atau meja bagian atas. Ban bekas yang sudah diambil ringnya, diiris dan dipotong untuk membuat sandaran dan alas atas dan bawah meja atau kerajinan lainnya. Ban yang sudah diiris dan dipotong ini lalu dianyam biasa seperti anyaman tikar atau sesuai kebutuhan. Untuk membuat satu meja dibutuhkan tidak kurang dari enam ring untuk penyangga kiri, kanan, muka, belakang, bagian atas dan bawahnya. Enam ring tersebut digabungkan sesuai kebutuhannya kemudian direkatkan dengan paku atau tali. Setelah itu anyaman irisan ban bekas tadi dipaku di bagian atas meja sebagai alasnya. Sama dengan meja, kursi juga membutuhkan sembilan ring untuk penyangganya. Di samping enam ring untuk bagian yang sama dengan meja, juga dibutuhkan tiga ring lain untuk kerangka sandaran dan dua sisi tangan kursi.



Anyaman irisan ban bekas dipakai untuk sandaran dan tempat duduknya.. Sebagai bak sampah dan pot bunga, ban bekas pun memiliki daya tahan yang baik. “Tidak mudah pecah dan tidak rusak meskipun sering kena air. Demikian pula dengan tempat pembuatan pupuk organik yang sengaja dibuat untuk membantu penanganan sampah terutama limbah rumah tangga. Pembuatan kompos bisa dilakukan menggunakan tempat dari ban bekas karena tidak mudah rusak dan kelembaban mudah diatur. Hasil produksi daur ulang ban bekas, mempunyai variasi harga mulai dari 5000 rupiah hingga 45000 rupiah. hasil produksi, dikirim dari sabang sampai merauke (Medan-MakasarKalimantan). PENUTUP Kesimpulan Dengan adanya kegiatan mendaur ulang sampah seperti di daerah Kasin ini maka dapat disimpulkan masih banyak masyarakat yang peduli dan menaruh iba pada keadaan lingkungan saat ini. Bertambahnya jumlah limbah dalam lingkungan masyarakat telah membuka dan mengubah pola fikir masyarakat dalam memanfaatkan dan mengubah limbah yang



memiliki daya jual dan



ekonomis rendah menjadi barang bermanfaat dan memiliki daya ekonomis yang tinggi. Dengan menggunakan daya kreatifitas yang tinggi sampah limbah ban bekas dapat disulap menjadi produk-produk yang dapat dijual. Ban-ban bekas yang didaur ulang oleh warga Kasin dibentuk menjadi berbagai macam barangbarang ekonomis, misalnya seperti sendal, meja, kursi, dan tempat sampah. Saran Variasi barang yang dibuat dari bahan limbah ban kedepannya bisa ditambah dengan variasi yang lebih banyak lagi. Dan untuk pemerintah seharusnya pemerintah mendukung gerakan daur ulang sampah setidaknya dengan memberikan fasilitas yang memadai untuk waraga Kasin dalam mendaur ulang sampah dan limbah ban atau limbah sampai lainya sehingga dapat mengurangi jumlah sampah-sampah di Indonesia.



Daftar Rujukan Alam, A. 2003. Hasil Distilasi Kering Limbah Proses Pembaharuan Telapak Ban Sebagai Bahan Bakar dan Bahan Kompon Karet Alam. Bogor: Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. Ansari M. Shodiqin. 2013. Pemanfaatan Limbah Ban Bekas. Medan. Baharuddin. 2010. Pembuatan Elastomer Dari Campuran Karet Alam dan Popipropilen. UPT Perpustakaan ITS. Dewan Karet Indonesia 2011. Program Percepatan Hilirisasi Usaha Industri Karet Periode Tahun 2012-2015. Jakarta: Dewan Karet Indonesia. Tjokrodimuljo, Kardiyono.2007. Teknologi Beton. Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada. Tumanggor S. et al. 2016. Karet Lembaran yang Terbuat dari Campuran Serbuk Ban Bekas dan Karet Alam yang Disetarakan Dengan SIR-20 untuk Pembuatan Sol Sepatu Olah Raga. Vol. 2 Nomor 1. Jurnal Ikatan alumni Fisika Universitas Negeri Medan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.



Lampiran