Defibrillator [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN



1.1.



LATAR BELAKANG



Pesawat defibrillator adalah suatu pesawat yang digunakan untuk membantu para medis dibagian perawatan jantung untuk mengatasi kelainan pada jantung (cardioarrytmia). Pada pasien yang mengalami kegagalan jantung seperti ini disebut fibrilasi ventikuler dan keadaan pasien akan bertambah parah dalam beberapa menit apabila keadaan ini tidak diperbaiki, untuk mengembalikan denyutan jantung agar dapat bekerja sebagaimana mestinya, maka digunakan alat yang disebut defibrillator. Dengan memberikan ransangan arus listrik pada sel-sel ventrikuler jantung sehingga semua sel akan diharapkan melewati masa krisis secara bersamaan dan diharapkan jantung akan mulai berdenyut secara teratur. 1.2.



RUMUSAN MASALAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



1.3.



Apa pengertian dari Defibrillator ? Bagaimana blok diagram dari Defibrillator ? Bagaimana fungsi dari blok diagram ? Bagaimana cara penggunaan Defibrillator ? Bagaimana cara penempatan elektroda ? Bagaimana cara perawatan Defibrillator ? Bagaiman spesifikasi dari Defibrillator ?



TUJUAN 1. Memberikan wawasan tentang Defibrillator 2. Mengenal lebih jauh lagi alat Defibrilator 3. Memberi pengetahuan tentang cara penggunaan dan pemeliharaan Defibrillator



1



BAB 2 PEMBAHASAN



2.1. PENGERTIAN Defibrilator merupakan suatu alat pemulihan atau pengobatan bagi pasien yang menderita kelainan pada aritmia jantung, fibrilasi ventrikel, dan melemahnya sinyal tekanan tachycardia pada dinding ventrikel. Proses ini disebut defibrilasi. Defibrilasi adalah suatucara penganan pasien dengan memberikan dosis terapi energi listrik ke jantung denganperangkat yang disebut dengan defibrillator. Defibrilator bekerja dengan cara memancarkan arus listrik sebesar kurang lebih 6 Adengan frekuensi sekitar 60 Hz untuk dapat menembus dada pasien sehingga dapat menjangkau otot-otot jantung yang selanjutnya akan distimulus oleh arus listrik yang dihasilkan defibrillator tadi. Setelah arus yang dialirkan melalui dada pasien, arus tersebutakan mengkoreksi atrial fibrilasi dengan kata lain arus dari defibrillator tersebut menstimulus otot-otot jantung sehingga jantung akan berkontraksi dan dapat menormalkan kembali aritmia jantung.Defibrilator bekerja dengan menangkap sinyal EKG dari elektroda, menjalankan algoritma EKGanalisis untuk mengidentifikasi shockable irama, dan memberikan masukan kepada operator tentang apakah defibrilasi diperlukan. Sebuah defibrilator dasar mengandung listrik tegangan tinggi, penyimpanan kapasitor, induktor opsional dan elektroda pasien.Pada Defibrilator, koneksi yang menghubungkan antara device defibrillator dan tubuh manusia merupakan sebuah elektroda. Elektroda yang digunakan sama dengan elektroda yang ada pada ECG biasanya, yaitu memakai plat logam yang dapat menghantarkan arus listrik. Elektroda tersebut ditempelkan pada dada pasien, untuk selanjutnya dipantau sinyal jantungnya. Setelah ada tanda kelainan pada aritmia jantung,maka elektroda tadi diberi gel lalu ditempelkan ke dada pasien yang selanjutnya diinjeksikanarus listrik agar jantung bekerja normal setelah otot-otot jantung distimulus oleh defibrillator tadi. Agar Listrik dari defibrilator dapat mengalir melalui tubuh, maka paramedic harus menghilangkan artifak(noise/gangguan pada kulit) menggunakan suatu gel elektrolit yang berfungsi menyalurkan arus dari alat ke dada pasien.



2



2.2. BLOK DIAGRAM



2.3. FUNGSI BLOK DIAGRAM Secara garis besar cara kerja blog diagram diatas adalah tegangan PLN masuk memberikan tegangan pada blok power supply, outputan dari power supply digunakan untuk mengisi battery sehingga outputanya berupa tegangan DC. Tegangan DC ini digunakan pada rangkaian driver relay dan pembangkit tegangan. Pada blog driver relay berfungsi sebagai control waktu discharge. Dimana kontrol waktu discharge ini berfungsi sebagai timer atau lamanya pembuangan muatan pada kapasitor yang mana akan dibuang menuju padlle atau elektroda. Sedangkan pada blog pembangkit tegangan digunakan untuk menguatkan tegangan yang nantinyamasuk pada blog SAG Mutltiplier. SAG Multiplier ini berfungsi sebagai penyearah, sehingga akan didapatkan tegangan Dcyang tinggi. Output dari SAG Multiplier berupa tegangan DC yang tinggi. Dan akan masuk pada blok pengisisan pada power kapasitor. Kemudian diberikan pada elektroda yang sebelumnya diatur oleh control waktu discharge tadi. Dan dari elektroda atau padlle akan di exposure pada pasien efek diberikan discharge kapasitor akan memberikan impuls yang kuat ke jantung dengan harapan agar aktifitas jantung yang semula lemas akan timbul aktivitas kembali dengan satuan joule. 2.4. CARA PENGGUNAAN DEFIBRILATOR 1. Nyalakan deflbrilator 2. Tentukan enerji yang diperlukan dengan cara memutar atau mengeser tombol energi. 3. Paddle diberi jeli secukupnya.



3



4. Letakkan paddle dengan posisi paddle apex diletakkan pada apeks jantung dan paddle sternum diletakkan pada garis sternal kanan di bawah klavikula. 5. Isi (Charge) enerji, tunggu sampai enerji terisi penuh, untuk mengetahui enerji sudah penuh, banyak macamnya tergantung dari defibrilator yang dipakai, ada yang memberi tanda dengan menunjukkan angka joule yang diset, ada pula yang memberi tanda dengan bunyi bahkan ada juga yang memberi tanda dengan nyala lampu. 6. Jika enerji sudah penuh, beri aba-aba dengan suara keras dan jelas agar tidak ada lagi anggota tim yang masih ada kontak dengan pasien atau korban, termasuk juga yang mengoperatorkan defibrilator, sebagai contoh: "Enerji siap " "Saya siap " "Tim lain siap" 7. Kaji ulang layar monitor defibrillator, pastikan irama masih VF/VT tanda nadi, pastikan enerji sesuai dengan yang diset, dan pastikan modus yang dipakai adalah asinkron, jika semua benar, berikan enerji tersebut dengan cara menekan kedua tombol discharge pada kedua paddle. Pastikan paddle menempel dengan baik pada dada pasien (beban tekanan pada paddle kira-kira 10 kg). 8. Kaji ulang di layar monitor defibrilator apakah irama berubah atau tetap sama scperti sebelum dilakukan defibrilasi, jika berubah cek nadi untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan RJP, jika tidak berubah lakukan RJP untuk selanjutnya lakukan survey kedua. 2.5. PENEMPATAN ELEKTRODA Elektroda Resuscitation ditempatkan sesuai dengan salah satu dari dua skema. Skema anterior-posterior (conf. gambar) adalah skema yang lebih disukai untuk penempatan elektroda jangka panjang. Satu elektroda diletakkan di atas precordium kiri (bagian bawah dada, di depan jantung). Elektroda lainnya ditempatkan di belakang jantung di daerah antara skapula. Penempatan ini disukai karena terbaik untuk mondar-mandir noninvasif. Skema anterior-apeks dapat digunakan ketika skema anterior-posterior nyaman atau tidak perlu. Dalam skema ini, elektroda anterior ditempatkan di sebelah kanan, di bawah klavikula. Elektroda apex diterapkan ke sisi kiri pasien, tepat di bawah dan ke kiri dari otot dada. Skema ini bekerja dengan baik untuk defibrilasi dan kardioversi, serta untuk monitoring EKG. Biasanya alat ini di gunakan di ruang ICU.



4



2.6. PERAWATAN DEFIBRILATOR Usap penutup dengan mengunakan kain halus dan bersih beri cairan desinfektan (alkohol 70 %). Pastikan tidak ada cairan yang masuk ke dalam alat karena kalau sampai ada cairan yang masuk ini akan sangat berbahaya saat digunakan Untuk paddle dapat diusap dengan kain halus beserta cairan disinfektan atau air sabun, pastikan sampai kering Spoon electrode dapat dibersihkan dengan cara penguapan, radiasi dan memakai Ethylene oxide Untuk membersihkan lead sensor dapat mengunakan disinfektan juga, tapi pastikan celah terlepas dari alatnya metsis-defibrilator-life-point-pro-plus. 2.7. SPESIFIKASI DEFIBRILATOR 1. Energi defibrilator Biphasic harus rendah, monitor dengan perekam, memiliki kemampuan untuk menangkap aritmia semua dalam energi maksimum dari 360 Joule. 2. Harus bekerja pada Manual dan defibrilasi Automated eksternal (AED) 3. Harus memonitor EKG melalui dayung, bantalan dan elektroda pemantauan dan defibrillate melalui bantalan dan peddle. 4. Harus mengkompensasi impedansi tubuh untuk berbagai 25 sampai 1500hms. 5. Harus mampu melakukan kardioversi disinkronisasi. 6. Seharusnya dibangun di printer 50mm strip. 7. Seharusnya pengisian waktu kurang dari 5 detik untuk energi maksimum. 8. Seharusnya tampilan electroluminescent cerah untuk melihat pesan dan EKG bentuk gelombang dari 4 detik. 9. Seharusnya peddle eksternal dengan indikator menghubungi peddle untuk kontak peddle yang baik. 10. Harus memiliki fasilitas event ringkasan untuk merekam dan mencetak setidaknya 250 peristiwa dan 50 bentuk gelombang. 11. Harus memiliki fasilitas untuk menyimpan data pasien dalam memori internal dan kartu data yang biasanya lebih dari 90 menit EKG pasien & kegiatan. 12. Jika memiliki baterai yang mampu penggunaan untuk di 90minutes setidaknya atau 40 discharge.



5



13. Harus mampu mencetak pada ringkasan Laporan Event, konfigurasi, uji diri, kapasitas baterai dll. 14. Harus memiliki fasilitas untuk uji diri / periksa sebelum penggunaan dan mengatur fungsi. 15. Seharusnya fasilitas mondar-mandir SP02 dan non invasive. 16. Should mampu memberikan energi dengan penambahan sebesar 1-2 joule sampai 30J dan penambahan sebesar 50J maksimum setelahnya.



6



BAB 3 PENUTUP



3.1. KESIMPULAN Defibrillator adalah alat yang digunakan oleh paramedis dibagian perawatan jantung untuk mengatasi kelaianan jantung (cardioarrhythymia), Pada pengisian muatan capacitor tergantung dari besar tegangan yang mengisi pada pengisian muatan capacitor selain juga tergantung pada waktu pengisian. Namun pada defibrillator karena tegangan yang dihasilkan konstan, jadi besar muatan tergantung pada waktu pengisian, Untuk mengkalibrasi yang presisi sebaiknya digunakan defianalyzer yang berguna untuk mengetahui akan meter muatan defibrillator dengan penunjukkan meter. 3.2. SARAN Kami menyadari pembahasan defibrillator masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik untuk pengembangan lebih lanjut, adapun saran dari kami yaitu pada saat observasi alat di rumah sakit sangat di butuhkan ketelitian, kejelian dan kedisiplinan agar dapat menghindari kerusakan alat. Kami berharap agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan.



7



DAFTAR PUSTAKA



http://bestkencank.blogspot.co.id/2012/05/defibrillator.html?m=1 https://www.medicalogy.com/blog/cara-menggunakan-defibrillator/ http://rasyanto.blogspot.co.id/p/v-behaviorurldefaultvml-o.html?m=1 http://pemelihaaran.blogspot.co.id/2014/05/tentang-alatdefibilator.html?m=1



8