Defriyanto, Tugas Evolusi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Materi



EVOLUSI (disusun dan didiskusikan pada mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar yang diampu oleh Dr. Frida Maryati Jusuf, M.Pd)



Oleh : Defriyanto Sadu 431418067



Kelas B Pendidikan Biologi



JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO



SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI EVOLUSI MAKHLUK HIDUP Selama perjalanan teori evolusi, sejak pertama kali digagas sampai sekarang, telah mengalami tahapan-tahapan penting. Pada hakekatnya apa yang telah digagas dan dikembangkan oleh para pakar evolusi itu selalu menampilkan pemikiran yang bersifat : 



Sebagai upaya untuk menjelaskan fakta-fakta dan memadukannya dengan konsep esensial dalam teori evolusi, sehingga teori evolusi terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu demikian juga dengan konsep-konsepnya







Teori evolusi tidak bertentangan dengan agama manapun di dunia







Teori evolusi modern dapat menjelaskan proses-proses yang terjadi/ mungkin terjadi pada masa lampau, meskipun sebagian masih bersifat hipotetik, namun selalu didasarkan pada fakta (fenomena) dan asumsi-asumsi yang kuat.



Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles. Darwin adalah ilmuwan pertama peletak dasar-dasar ilmiah teori evolusi, karena telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini. Konsep utama teori Darwin mengenai evolusi adalah tentang seleksi alam yang dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi. PENGERTIAN EVOLUSI Teori evolusi menyatakan bahwa semua makhluk hidup yang beraneka ragam di bumi ini berasal dari satu nenek moyang yang sama. Teori ini menyatakan bahwa kemunculan makhluk hidup yang sangat beragam terjadi melalui variasi- variasi kecil dan bertahap dalam rentang waktu sangat lama. Teori ini menyatakan bahwa mulanya makhluk hidup bersel satu terbentuk. Selama ratusan juta tahun kemudian, makhluk bersel satu ini kemudian berevolusi menjadi ikan dan hewan invertebrata (tak bertulang belakang) yang hidup di laut. Ikan-ikan ini kemudian diduga muncul ke daratan dan berubah menjadi reptil. Tampaknya pada saat pen yusunan



teorinya, Darwin diilhami oleh para ahli biologi evolusionis sebelumn ya, terutama seorang ahli biologi Prancis, Lamarck. Menurut Lamarck, makhluk hidup mewariskan ciri-ciri yang mereka dapatkan selama hidupnya dari satu generasi ke generasi berikutn ya sehingga terjadilah evolusi. Evolusi, sebagai cabang Biologi dalam rumpun Sains, adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan yang terjadi secara berangsur-angsur menuju kesesuaian dengan waktu dan tempat. Sebagai imu pengetahuan, kajian evolusi didasarkan atas data keanekaragaman dan keseragaman makhluk hidup dalam tingkat komunitas, dan kemudian dalam perkembangan berikutnya didukung oleh data-data penemuan fosil, sehingga tidak pernah dapat menerangkan dengan lengkap apa yang pernah terjadi pada masa lampau. Sebenarnya gagasan evolusi pertama kalinya bukan diperkenalkan oleh Darwin, tetapi kita dapat menelusurinya sampai ke Yunani kuno. Thales (636 - 546 SM) dan Anaximander (611 547 SM) biasa memperbincangkan asal-usul biota laut dan evolusi kehidupan. Phytagoras (570 496 SM), Xantus (kira-kira 500 SM) dan Empedocles (490 - 430 SM) juga membicarakan isu yang sama dalam tulisan-tulisan mereka (Comas, 1957). Apa konsep modern tentang evolusi? Evolusi didefinisikan oleh Janusch (1973), sebagai penurunan sifat melalui modifikasi. Lasker (1976), merumuskan evolusi sebagai perubahanperubahan dalam pengayaan sifat keturunan dengan modifikasi yang berkelanjutan melalui tahapan waktu, dan Campbell (2003) mengartikan evolusi sebagai suatu proses yang telah mengubah bentuk kehidupan di atas bumi sejak bentuknya yang paling awal sampai membentuk keanekaragaman yang sangat luas seperti apa yang ditemukan sekarang ini. A. Evolusi makhluk hidup masa Pra-Darwin Biologi mengalami kematangan pada tanggal 24 November 1859, pada saat Charles Darwin menerbitkan buku On The Origin of Species by Means of Natural Selection. Buku tersebut menyajikan kasus-kasus yang meyakinkan tentang evolusi dan telah dapat menghubungkan apa yang sebelumnya dilihat sebagai suatu kumpulan fakta membingungkan dan tidak saling berkaitan menjadi suatu pandangan kohesif mengenai kehidupan.Darwin mengetengahkan berbagai topik yang populer dalam



biologi besarnya keanekaragaman dalam organisme, asal-usul organisme dan kekerabatan, kemiripan dan perbedaannya, penyebaran geografisnya, dan adaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Pemikiran-pemikiran evolusi tentang nenek moyang bersama dan transmutasi spesies telah ada paling tidak sejak abad ke-6 SM ketika hal ini dijelaskan secara rinci oleh seorang filsuf Yunani, Anaximander. Beberapa orang dengan pemikiran yang sama meliputi Empedocles, Lucretius, biologiawan Arab Al Jahiz, filsuf Persia Ibnu Miskawaih, Ikhwan As-Shafa, dan filsuf Cina Zhuangzi. Pada masa pra Darwin, teori evolusi organik memperkirakan bahwa sejak kehidupan muncul di bumi, telah terjadi suatu proses berkesinambungan. Organisme yang hidup berasal dari bentuk-bentuk sebelumnya. Variasi-variasi yang besar adalah sabagai hasil respons makhluk hidup terhadap perubahan lingkungan. Respons ini berupa perubahan struktur dan fungsi tubuh makhluk individu hidup yang kemudian dilangsungkan kepada generasi selanjutnya melalui suatu proses pewarisan sifat yang telah mengalami perubahan itu. Masa praDarwin dapat digolongkan menjadi dua tahapan, yaitu : 1. Masa Fiksisme (Aristoteles, Plato, Leeuwenhoek, Cuvier, Linnaeus, Buffon, Hooke,dll), yang pemikirannya memiliki kedekatan dengan mitos, sehingga pendapatnya juga lebih bercorak sebagai fiksi ilmiah. Konsep-konsep utama yang berkembang masa itu : 



Sampai abad ke-18, paham yang berkembang adalah bahwa organisme adalah sebagai ciptaan Tuhan, sehingga dalam bahasan Biologi tentang “Asalusul Kehidupan” disebut sebagai Teori Ciptaan Khusus (The Special Creation).Leewenhoek, meskipun dengan eksperimen yang menemukan Paraemecium dari potongan jerami yang direndam air selama 7 hari (sesuai dengan kitab Kejadian, saat Tuhan menciptakan dunia dan seisinya), menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda tak hidup, yang disebutnya dengan konsep generatio spontanea.







Adanya kelainan atau cacat tubuh adalah sebagai kutukan, jadi bukanlah sebagai perubahan makhluk hidup yang dilatarbelakangi oleh seleksi alam maupun perubahan genetik (mutasi) makhluk hidup.



Pemikiran yang mulai berbeda dengan teori Ciptaan Khusus kemudian mulai digagas oleh beberapa orang ahli, seperti : 



Linnaeus



mengelompokkan



organisme



berdasarkan



kesamaan



alat



reproduksinya, dan manusia dimasukkan ke dalam kelompok kera (kera = Primata tidak berekor, monyet = Primata berekor) 



Buffon menyatakan bahwa hewan-hewan bersifat plastis. Variasi-variasi kecil yang dihasilkan lingkungan akan berakumulasi membentuk perbedaanperbedaan yang lebih besar. Setiap hewan pada jalur tipe-tipe hewan, berubah dari moyangnya yang keadaanya lebih sederhana.







Cuvier menyatakan bahwa tipe-tipe baru spesies terbentuk setelah ada bencana. Setiap spesies tercipta secara terpisah. Georges Cuvier percaya bahwa bencana dan malapeteka yang terjadi di muka bumi akan mengikis kehidupan yang ada. Dalam setiap peristiwa bencana, selalu ada satu wilayah yang terhindar dari bencana. Kehidupan yang tersisa akan menyebar ke wilayah-wilayah lainnya. Cuvier meyakini bahwa ada kehidupan yang telah mengalami kepunahan.



2. Masa Adaptasi & Transformasi (Hutton, Malthus, Lamarck, Lyell dll.) Konsep-konsep yang berkembang pada tahapan ini adalah : 



Semua ahli yang menyatakan teori evolusi masa ini didasarkan atas adanya perbedaan antara makhluk satu dengan lainnya. Erasmus Darwin, yang tiada lain kakek Charles Robert Darwin, dalam bukunya “Zoonomia” menyatakan bahwa kehidupan itu berasal dari asal mula yang sama. Respons fungsional yang dimiliki oleh individu makhluk hidup akan diwariskan kepada keturunannya.







Lamarck



 Lamarck, adalah biologiwan Perancis yang dikenal karena pendapatnya dalam teori tentang evolusi kehidupan. Dia menyatakan bahwa perbedaan- antar individu terjadi karena kebiasaan atau latihan-latihan yang dilakukan individu tersebut. Hal yang diperoleh melalui latihan dapat diturunkan kepada anaknya. Contoh yang dikemukakan adalah leher jerapah. Hewan ini memiliki leher yang panjang karena mulut di kepala selalu digunakan untuk meraih daun-daun pakannya yang semakin tinggi. Lamarck dikenal sebagai penggagas suatu bentuk teori evolusi kehidupan, yang kemudian dikenal sebagai Lamarckisme. Ia percaya akan adanya perubahan linear pada makhluk hidup dari bentuk tersederhana menuju bentuk yang lebih canggih. Walaupun demikian, ia mendasarkan pada pendapat yang telah berlaku sejak masa kuno yang menyatakan bahwa setiap spesies sudah ada sejak penciptaan kehidupan. Pemikiran ini bertentangan dengan banyak pendapat sarjana Perancis sezamannya, yang lebih condong pada perkembangan spesies. Ketika itu dinyatakan bahwa



spesies-spesies



terbentuk



dalam



perkembangan



proses



kehidupan, tidak "langsung jadi" begitu saja. Perubahan yang terjadi pada spesies adalah sebagai akibat responsmmakhluk hidup terhadap lingkungan (adaptasi). Anggota tubuh yang terlatih akan menguat, sementara yang tidak terpakai akan melemah dan tereduksi. Hasil adaptasi (sedikit demi sedikit) ini lalu diwariskan secara turun-temurun kepada anaknya dan berlanjut sepanjang masa.  Semenjak Charles Darwin dan Alfred Wallace mengemukakan teori mereka, teori Lamarck sering kali disitir untuk menyanggah pendapat Darwinismetentang seleksi alam. Pertentangan pemikiran ini baru tuntas setelah cabang ilmu Genetika semakin dikenal orang pada abad ke-20. Konsep-konsep genetika banyak memberi dukungan pada Darwinisme. 



Para pendukung materialisme dialektika, pemikiran yang berkembang pesat di akhir abad ke-19, menganggap Lamarckisme sesuai dengan ideologi



mereka, dan melahirkan Neo-Lamarckisme. Kaum ini menolak teori evolusi Darwin, mengadopsi Lamarckisme, dan bahkan mempraktekkannya dalam bidangpertanian di negara-negara komunis. Vernalisasi (perlakuan suhu rendah) terhadap benih gandum dianggap dapat "melatih" tanaman sehingga tahan menghadapi musim dingin. Pendapat ini dipercaya karena hasil penelitian Ivan Mitschurin, seorang pemulia tanaman Rusia, menunjukkan hal itu. 



Charles Lyell mengemukakan adanya evolusi geologi. Teori ini berbicara mengenai perubahan ketinggian tanah, sedimen yang dibawa oleh air, perubahan partikel dan perubahan iklim. Dalam teori ini, organismeorganisme hidup di masa geologi sebelumnya







Malthus menyatakan bahwa kenaikan produksi bahan makanan seperti fungsi deret hitung, sedangkan kenaikan jumlah penduduk (populasi) menurut fungsi deret ukur. Karena pertumbuhan makanan tidak sebanding dengan pertumbuhan populasi, maka setiap individu makhluk hidup harus berjuang



untuk



mendapatkan



makan



sebagai



prasyarat



untuk



mempertahankan hidup.



B. Evolusi makhluk hidup masa Charles Darwin 1. Masa Seleksi Alam (Darwin, Wallace) Organisme di bumi yang beraneka ragam itu merupakan hasil dari seleksialam. Kondisi alam yang selalu berubah (dinamik), baik yang berupa faktor nirhayat (abiotik) maupun hayat (biotik), adalah sebagai penyeleksi. Individu yang mampumenyesuaikan diri (karena kuat, tahan penyakit, dsb) terhadap perubahan alamakan dapat bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu akan terseleksi (tereliminasi, mati). Struktur dan fungsi tubuh makhluk yang telah lolos dari seleksi merupakan sifat yang akan diwariskan kepada generasi penerusnya.  Charles Robert Darwin







Darwin mempelajari variasi yang terdapat pada berbagai burung jenis merpatiyang dipelihara (domestikasi) oleh para penggemar burung di Inggris. Darwin menemukan berbagai variasi, seperti : merpati gundul, merpati jambul, merpati pos, merpati ekor merak, pouter, dsb.







Waktu itu Darwin menganggap bahwa variasi itu adalah spesies (ini tidak betul sete-lah ditemukan definisi spesies). Semua variasi itu dinyatakan sebagai peristiwa spesiasi (pembentukan spesies baru) yang berasal dari moyang merpati, yaitu merpati liar (rock pigeon) yang masih banyak hidup di Inggris.







Melakukan observasi tentang asal-usul burung di kepulauan Galapagos. Sasaran pengamatannya adalah burung finch (emprit branjangan). Darwin menemukan fakta bahwa berbagai spesies finch, berdasarkan pada tempat hidup (habitat khusus) dan jenis makanannya, terdapat variasi pada struktur paruh mereka.







Melihat adanya keanekaragaman makhluk hidup, tetapi tidak tahu kenapa hal itu bisa terjadi.



Konsep Darwin tentang spesiasi ini ditulisnya sebagai buku yang berjudu : The Origin of Species by Means Natural Selection and Preservation of The Fits in Struggle for Life, pada tahun 1844. 



Menurut Darwin evolusi terjadi karena adanya seleksi alam (faktor alam yg mampu menyeleksi makhluk hidup. Adaptasi merupakan penyebab terjadinya seleksi alam (mekanisme seleksi alam). Ia juga mengoreksi pendapat Lamarck tentang jerapah. Jerapah yang berleher panjang berasal dari yang berleher panjang pula, sedangkan yang berleher pendek musnah. Faktor yang menyebabkan evolusi (mekanisme evolusi adalah seleksi alam).



 Dari teori yang ada, Darwin menyusun bukti-bukti dan mengemukakan suatu teori untuk menjelaskan bagaimana evolusi tersebut berlangsung. Ia menjelaskan data, yang dikatakannya sebagai bukti, sebagai berikut :



1. Kecepatan reproduksi semua spesies (jenis) melebihi kecepatan penambahan persediaan makanan. Semua organisme menunjukkan variasi, tidak ada dua individu dlm satu jenis yg persis sama. 2. Semakin banyak individu memiliki peluang untuk hidup, tetapi karenaketerbatasan



makanan,



tiap



individu



harus



berjuang



mempertahankan hidup, yang didukung oleh : ukuran tubuh, kekuatan, kemampuan lari, atau ciri apapun untuk bertahan yang menyebabkan individu punya kelebihan tehradap yang lain. 3. Ciri yang mendukung kemampuan bertahan hidup akan diwariskan kepadagenerasi berikutnya. 4. Sepanjang masa geologik, variasi-variasi yang mampu bertahan akan menghasilkan perbedaan yang kian nyata, dan terbentuklah jenis baru. Selanjutnya Darwin menyatakan inti (konsep pokok) teori evolusi dapat dibagi menjadi beberapa pokok berikut ini : 1. Variasi pada tumbuhan dan hewan merupakan suatu variasi karateristik yang muncul dalam penampakan fenotip organisasi tersebut. 2. Rasio pertambahan terjadi secara geometrik, yaitu jumlah setiap spesies relatif tetap. Hal ini terjadi karena banyak individu yang tersingkir oleh predator, perubahan iklim dan proses persaingan. 3. Struggle for existance (usaha yang keras untuk bertahan ) merupakan suatu usaha individu organisme untuk bertahan hidup. Individu dengan variasi yang tidak sesuai untuk kondisi-kondisi yang umum di alam, akan tersingkir. Adapun individu-individu dengan variasi yang menguntungkan dapat melanjutkan kehidupannya dan memperbanyak diri dengan berproduksi. 4. The survival of fittest, ketahanan didapat dari organisme yang memiliki kualitas paling sesuai dengan lingkungan. Individu-individu yang dapat hidup akan mewariskan variasi-variasi tersebut kepada generasi berikutnya.







Seiring dengan berkembangnya pengetahuan biologi pada abad ke-18, pemikiran evolusi Darwin mulai menelusuri kembali pemikiran beberapa filsuf seperti Pierre Maupertuis (1745) dan Erasmus Darwin (1796). Pemikiran biologiawan Jean-Baptiste Lamarck tentang transmutasi spesies juga memiliki pengaruh yang kuat. Charles Darwin merumuskan pemikiran seleksi alamnya pada tahun 1838 dan masih mengembangkan teorinya pada tahun 1858 ketika



Alfred



Russel



Wallace



mengirimkannya



teori



yang



mirip,



melaluisuratnya "Surat dari Ternate". Keduanya diajukan ke Linnean Society of London sebagai dua karya yang terpisah. Pada akhir tahun 1859, publikasi Darwin, On the Origin of Species, menjelaskan seleksi alam secara detail dan memberikan bukti yang mendorong penerimaan luas evolusi dalam komunitas ilmiah.  Sir Alfred Russel Wallace 



Dari hasil perjalanannya ke Malaysia, Borneo, Sulawesi dan Maluku, dia melihat perbedaan fauna di Indonesia bagian Barat dan Timur, yang dibatasi dengan garis imajiner membentang dari utara laut antara pulau Kalimantan dengan pulau Sulawesi, membentang ke selatan membelah selat Lombok. Laut yang disebut sebagai pembatas ini merupakan laut yang dalam. Fauna Kalimantan dan Bali ke barat bersubtipe Malesia yang merupakan tipe flora Asia, sedangkan fauna Sulawesi dan Lombok ke timur bersubtipe Australasia, mirip fauna Australia.







Ia juga menyatakan persetujuannya pada konsep Survival of the fittest (siapa yang kuat dia yang menang) seperti yang dikemukakan oleh Darwin.



2. Masa Teori Genetika (Mendel, De Vries, Tschernov, Bateson, Weismann, dll) 



Gregor Johan Mendel : Hukum Pewarisan SifatPengkajian kembali kembali karya Gregor Johan Mendel mengenai genetika, yang tidak diketahui oleh Darwin dan Wallace, dikemukakan oleh Hugo de Vries untuk menjelaskan tentang pewarisan sifat makhluk hidup kepada keturunannya.







De Vries dan Tschernov : menguatkan kembali hukum Mendel melalui penelitian-penelitian yang dilakukan. Pada masa Darwin teori Genetika dan teori Evolusi merupakan dua disiplin ilmu yang berkembang bersama dan terpisah satu dengan lainnya tanpa ada sangkut pautnya. Mereka berdualah yang menghubungkan antara dua teori tersebut, sehingga teori Evolusi mampu memberikan penjelasan tentang bagaimana perubahan sifat yang terjadi itu dilatarbelakangi oleh mutasi gen-gen, dan kemudian diwariskan kepada keturunannya. Dalam perjalanan waktu, mutasi dapat berlangsung berulang kali, sehingga perbedaan (penyimpangan) sifat (yang dibawa oleh gen hasil mutasi) semakin jauh. Hasilnya adalah makhluk hidup yang makin beragam hingga kini.







Bateson menyatakan bahwa kesesuaian antara warna tubuh makhluk hidup dengan lingkungannya, atau disebut mimikri, merupakan adaptasi dalam bentuk warna penyamaran, sehingga tidak tampak mencolok. Contoh yang diambil olehnya adalah warna sayap berbagai kupu-kupu. Penyamaran warna ini sebagai perlindungan makhluk, baik terhadap hewan lain sebagai pemangsa (predator) alaminya maupun bagi predator ketika mencari korban (prey).







Weismann, seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman yang hidup pada tahun 1834-1912, menyatakan bahwa evolusi terjadi karena adanya seleksi alam terhadap faktor genetis. Variasi yang diwariskan dari induk kepada anaknya bukan diperoleh dari lingkungannya tetapi perubahan yang diatur oleh faktor genetik atau gen. Dalam percobaannya Weismann memotong ekor tikus sampai 20 generasi, tetapi anaknya tetap saja berekor. Percobaan ini menyanggah teori evolusi Lamarck.



Berdasarkan pendapat para ahli seperti yang telah disebut di atas, perdebatan mengenai mekanisme evolusi terus berlanjut. Ketika Darwin mencetuskan teori evolusinya, ia tidak dapat menjelaskan sumber variasi terwariskan yang diseleksi oleh seleksi alam. Seperti Lamarck, ia beranggapan bahwa orangtua (parental)



mewariskan adaptasi yang diperolehnya selama hidupnya, teori yang kemudian disebut sebagai Lamarckisme. Pada tahun 1880-an, August Weismann mengindikasikan bahwa perubahan ini tidak diwariskan, dan Lamarckisme berangsur-angsur ditinggalkan. Selain itu, Darwin tidak dapat menjelaskan bagaimana sifat-sifat diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Pada tahun 1865, Gregor Mendel menemukan bahwa pewarisan sifat-sifat dapat diprediksi. Ketika karya Mendel ditemukan kembali pada tahun 1900-an, ketidakcocokan atas laju evolusi yang diprediksi oleh genetikawan dan biometrikawan meretakkan hubungan model evolusi Mendel dan Darwin. C. Perbedaan pendapat dan tanggapan yabg berkembang Teori evolusi merupakan filsafat yang muncul bersamaan dengan kebangkitan filsafat materialitis kuno dan kemudian menyebar luas di abad ke-19. Pada awal abad ke-19, orang-orang umumnya percaya bahwa spesies tidak berubah sejak diciptakan. Definis evolusi itu sendiri yaitu sebagai penurunan dengan modifikasi yang berarti turunan dari spesies nenek moyang ynang berbeda dari spesies yang ada. Evolusi secara sempit sebagai perubahan komposisi genetik suatu populasi dari generasi kegenerasi, evolusi menurut konsep darwin yaitu ada 3 adaptasi, reproduksi dan modifikasi dan yang terakhir adalah seleksi alam. Konsep darwin harus ada bukti yang konkrit berupa : Fosil, Persamaan homologinya, Embriologi, Bukti molekuler yaitu DNA dan Gen, dan Biogeografi asal usul kehidupan dan spesies berdasar pada konsep "adaptasi terhadap lingkungan". Menurut Darwin, aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal dari nenek mo-yang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat kondisi alam. Individu-individu beradaptadi dengan habitat mereka dengan baik, akan menurunkan sifat-sifat kepada generasi berikutnya. Sifat-sifat yang menguntungkan ini lama-kelamaan akan mengubah suatu individu menjadi spesies yang sama sekali berbeda dengan nenek moyangnya. Adaptasi muncul akan berpusat pada seleksi alam suatu proses tempat individu-individu dengan sifat warisan tertentu memiliki lebih banyak keturunan dari pada individu dengan sifat-sifat lainya. Mengenai asal-



usul spesies akibat seleksi alam, biasa di sebut the origin of spesies di dalam bukunya, darwin mengembangkan dua gagasan utama : bahwa penurunan dengan modifikasi menjelaskan kesatuan dan keanekaragaman makhluk hidup, bahwa seleksi alam menyebabkan kecocokan antara organisme dengan lingkungannya. Di dalam bukunya juga Selain beranggapan bahwa manusia adalah makhluk mirip kera yang telah berevolusi, Darwin juga ber-pendapat bahwa beberapa ras manusia berkembang lebih maju dibandingkan ras-ras lain, dan ras-ras terbelakang ini masih memiliki sifat kera. Dalam bukunya The Descent of Man yang diterbitkannya setelah The Origin of Species, dengan berani ia berkomentar tentang "perbedaan-perbedaan besar antara manusia dari beragam ras”. Bukti fosil merupakan makhluk hidup yang tertimbun oleh tanah . pada umumnya fosil yang telah ditemukan dalam keadaan tidak utuh, hancurnya tubuh makhluk hidup yang telah matidisebabkan pengaruh air, angin, bakteri pembusuk, dan lain-lain. Umumnya fosil berada dilapisan paling dalam, mempunyai umur paling tua sedangkan umur fosil yang ditemukan pada di lapisan paling luar mempunyai umur yang muda. Dari evolusi bahwa keadaan lingkungan dimasa lampau berbeda dengan sekarang. Perubahan lingkungan terjadi secara bertahap dan diikuti dengan penyesuaian dari organisme yang ada di dalamnya. Selanjutnya adalah bukti yang ke-2 persamaan hemologinya bukti evolusi berasal dari analisis kesamaan antara organisme yang berbeda yaitu fungsi sama tapi strukturnya berbeda. Pada organisme nenek moyang berubah (melalui seleksi alam) pada keturunannya seiring waktu ketika organisme berhadapan dengan kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Akibatnya, spesies yang berkerabat bisa memiliki karakteristik dengan kesamaan yang mendasar walaupun mungkin memiliki fungsi yang sangat berbeda. Yang ke-3 adalah embriologi pada beberapa tahap dalam perkembangan embrioniknya, semua vertebrata memiliki ekor yang terletak posterior atau dibelakang anus disebut dengan (post-anal) dan kantong faringeal (tekak). Turunan dari nenek moyang bersama dapat menjelaskan kemiripan semacam itu. ke-4 adalah bukti molekuler berupa DNA dan RNA ahli biologi mengamati kemiripan organisme pada tingkat molekuler. Semua bentuk kehidupan



menggunakan bahasa genetika yang sama, yakni DNA dan RNA, dan kode genetik pada dasarnya bersifat universal. Dengan demikian ada kemungkinan bahwa semua spesies merupakan keturunan dari nenek moyang bersama yang menggunakan kode ini. Namun homologi molekuler lebih dan sekedar kode yang sama. Misalnya organisme yang sedemikian berbeda, misalnya manusia dan bakteria, sama-sama memiliki gen yang diwariskan dari nenek moyang bersama yang sangat jauh. Seperti tungkai depan manusia dan paus. Gen-gen ini seringkali telah memperoleh fungsi yang berbeda. Yang terakhir adalah biogeografi yang mendukung evolusi. Distribusi geografis dari organisme dipengaruhi oleh banya faktor, termasuk hanyutan benua, pergerakan lambat benua dibumi seiring waktu. Sekitar 250 juta tahun silam, gerakan-gerakan ini menyatukan semua massa daratan bumi menjadi satu disebut pangea. Pangea mulai terpecah-pecah pada 20 juta tahun lalu, benua-benua yang kita kenal sekarang berbeda beberapa ratus kilometer jauhnya dari posisi saat ini.



D. Neo Darwinisme Neo Darwinisme adalah versi modern dan modifikasi dari Darwinisme atau teori evolusi Darwin. Ini memasukkan fakta-fakta baru dan penemuan biologi modern. Ini menjelaskan mutasi, variasi, faktor keturunan, isolasi serta seleksi alam. Karena itu, dasar Neo Darwinisme adalah Darwinisme. Menurut Neo Darwinisme, spesiasi dan asal-usul spesies baru terjadi sebagai akibat dari efek gabungan dari faktor-faktor yang disebutkan di atas. Konsep atau teori baru ini dibangun dengan dukungan Wallace, Hondey, Heinrich, Haeckel, Weismann dan Mendel. Selain itu, Teori Sintetis Modern tentang Evolusi adalah nama lain untuk Neo Darwinisme. Neo Darwinisme dapat mengatasi kedatangan singkat Darwinisme. Charles Darwin adalah seorang Naturalis Inggris. Dia mengusulkan teori yang disebut Darwinisme atau teori spesiasi evolusi melalui seleksi alam. Dengan demikian, teori ini menjadi dasar bagi studi evolusi modern. Lebih lanjut, dengan kemajuan baru dalam biologi evolusi, fakta dan penemuan baru dimasukkan ke dalam teori Darwin



dan membangun Neo Darwinisme. Karenanya, Neo Darwinisme adalah teori evolusi Darwinisme yang modern dan termodifikasi. o Apa Persamaan Antara Darwinisme dan Neo Darwinisme? Baik Darwinisme maupun Neo Darwinisme berbicara tentang evolusi suatu spesies. Keduanya memperhitungkan seleksi alam sebagai faktor. Teori Darwinisme dan Neo Darwinisme mencakup temuan Charles Darwin. o Apa Perbedaan Antara Darwinisme dan Neo Darwinisme? Darwinisme adalah teori evolusi asli yang diajukan oleh Charles Darwin dan versi modifikasi dari teori Neo Darwinisme. Karena itu, Neo Darwinisme menghilangkan kekurangan Darwinisme. Infografis di bawah ini memberikan rincian lebih lanjut tentang perbedaan antara Darwinisme dan Neo Darwinisme. Perbedaan utama antara Darwinisme dan Neo Darwinisme adalah bahwa Darwinisme tidak memasukkan genetika Mendel sementara Neo Darwinisme menggabungkan penemuan-penemuan baru tentang pewarisan dan gen Darwinisme dan Neo Darwinisme adalah dua teori evolusi. Darwinisme adalah teori asli yang diajukan oleh Charles Darwin sedangkan Neo Darwinisme adalah modifikasi dari teori asli Darwin. Neo Darwinisme telah menghilangkan kekurangan dan kekurangan Darwinisme. Ini menjelaskan berbagai faktor seperti variasi, mutasi, isolasi, keturunan dan seleksi alam, dll. Ini adalah perbedaan antara Darwinisme dan Neo Darwinisme. Sudut pandang keyakinan padamulanya lebih banyak dikenal sebagai alasan yang dikemukakan untuk menolak evolusi, namun selain itu ada pula alasan- alasan lainya yang disandarkan pada bukti-bukti ilmiah yang tidak han ya berisi opini ataupun halhal dogma. Secara berbeda justru pembuktian oleh orang-orang berikut ini melahirkan pemikiran sebaliknya bahwa teori evolusi Darwin adalah dogma bagi orang-orang atheis yang ingin menentang Tuhan. 1. George Mendel George Mendel merupakan bapak genetika. Penulis dalam hal ini menemukan masih tersedia secara online transkrip journal Eric yang mengangkat materi



tentang hukum Mendel diterbitkan pada tahun 1974. Meskipun agak cukup lama dan sudut pandang mungkin sudah jauh berbeda pada saat sekarang ini, akan tetapi artikel ini masih sangat mungkin kita baca dan dalami bagaimana pandangan orang pada saat itu mengenai hukum Mendel Pada mulanya banyak orang yang merasa bingung dengan pernyataan Mendel mengenai pewarisan sifat untuk diterapkan pada manusia padahal Mendel sendiri membuktikanya melalui percobaan kacang Polong (Spencer,1974). Kemunculan hukum Mendel seharusnya meruntuhkan teori evolusi. Hukum Mendel telah memposisikan Darwinisme pada keadaan yang genting. Karenan ya kemudian, para ilmuwan pendukung Darwinisme bersepakat mengembangkan suatu rumusan evolusi lain di perempat pertama abad ke-20. Kemudian lahirlah “neo-Darwinisme” atau pembaharu Darwin. Karenan ya disini kita hendakn ya meluruskan kesalah pahaman umum terkait hukum Mendel dan Evolusi. Mendel tak hanya menentang model evolusi Lamarck, tetapi juga Darwin. seperti yang dia tuliskan dalam karyanya berjudul “Mendel’s Opposition to Evolution and Darwin” Penentangan Mendel atas Evolusi dan Darwin] yang dipublikasikan dalam Journal of Heredity. Dijelaskan bahwa Mendel sangat memahami The Origin of Species [Asal Usul Spesies] dan ia menentang teori Darwin; Darwin mendukung munculnya keturunan dengan perubahan melalui seleksi alam, sedangkan Mendel mendukung keyakinan agama tentang penciptaan khusus.” (Yahya, 1994). Para Ilmuwan yang bersikeras menyatukan Darwinisme dengan ilmu genetika, dengan berbagai cara mereka kemudian berkumpul dalam sebuah pertemuan yang diadakan oleh the Geological Society of America (Perkumpulan Masyarakat Geologi Amerika) pada tahun 1941. Setelah pembicaraan panjang, mereka setuju pada kesepakatan untuk membuat penjelasan baru tentang Darwinisme; dan beberapa tahun setelah itu, para ahli menghasilkan sebuah sintesis [rumusan hasil perpaduan] dari erbagai bidang mereka menjadi sebuah teori evolusi yang telah diperbaharui.Para ilmuwan yang berperan serta dalam membangun teori baru ini termasuk ahli genetika G. Led yard Stebbins dan



Theodosius Dobzhansky, ahli ilmu hewan Ernst Ma yr dan Julian Huxley, ahli paleontologi George Gaylord Simpson dan Glenn L. Jepsen, dan ahli genetika matematis Sir Ronald A. Fisher dan Sewall Wright.Untuk menyanggah fakta “stabilitas genetik” (genetic homeostasis), kelompok ilmuwan ini menggunakan gagasan “mutasi”, yang telah diperkenalkan oleh ahli botani Belanda Hugo de Vries pada awal abad ke-20. Mutasi adalah kerusakan yang terjadi, untuk alasan yang tidak diketahui, dalam mekanisme penurunan sifat pada makhluk hidup. Organisme yang mengalami mutasi memperoleh bentuk yang tidak lazim, yang menyimpang dari informasi genetik yang mereka warisi dari indukn ya. Konsep “mutasi acak” diharapkan bisa menjawab pertan yaan tentang asal usul variasi [keragaman] menguntungkan yang menyebabkan makhluk hidup berevolusi sesuai dengan teori Darwin—sebuah kejadian yang Darwin sendiri tidak bisa menjelaskann ya, tetapi hanya mencoba menghindarin ya dengan mengacu kepada teori Lamarck. Kelompok The Geological Societ y of America [Perkumpulan Masyarakat Geologi Amerika] menamai teori baru ini, yang dirumuskan dengan menambahkan gagasan mutasi pada teori seleksi alam Darwin, sebagai “teori evolusi sintesis” atau “sintesis modern“. Dalam waktu singkat, teori ini menjadi dikenal dengan nama “neo-Darwinisme” dan pendukungn ya sebagai “neo-Darwinis.” Namun terdapat sebuah masalah besar: Memang benar bahwa mutasi mengubah informasi genetik makhluk hidup, tetapi perubahan ini selalu terjadi dengan dampak merugikan makhluk hidup bersangkutan. Semua mutasi yang teramati menghasilkan makhluk yang cacat,lemah, atau berpenyakit dan, kadangkala, membawa kematian pada makhluk tersebut. Oleh karena itu, dalam upaya untuk mendapatkan contoh “mutasi-mutasi menguntungkan” yang memperbaiki informasi genetik pada makhluk hidup, neo-Darwinis melakukan banyak percobaan dan pengamatan. Selama puluhan tahun, mereka melakukan percobaan mutasi pada lalat buah dan berbagai spesies lainnya. Namun tak satu pun dari percobaan ini memperlihatkan mutasi yang memperbaiki informasi genetik pada makhluk



hidup. Saat ini permasalahan mutasi masih menjadi kebuntuan besar bagi Darwinisme. Meskipun teori seleksi alam menganggap mutasi sebagai satusatunya sumber dari “perubahan menguntungkan”, tidak ada mutasi dalam bentuk apa pun yang teramati yang benar-benar menguntungkan (yaitu, yang memperbaiki informasi genetik). Setelah pembicaraan yang panjang, kelompok pro Darwin membuat penjelasan baru tentang Darwinisme dan beberapa tahun setelah itu, para ahli menghasilkan pembaharuan mengenai Darwinisme. Kaum ini terdiri atas ahli genetika G.Led yard Stebbins dan Theodosius Dobzhansky, ahli ilmu hewan Ernst Mayr dan Julian Huxley, ahli paleontologi George Ga ylord Simpson dan Glenn L. Jepsen, dan ahli genetika matematis Sir Ronald A. Fisher dan Sewall Wright. Untuk menyanggah fakta “stabilitas genetik” (genetic homeostasis), kelompok ilmuwan ini menggunakan gagasan “mutasi”, yang telah diperkenalkan oleh ahli botani Belanda Hugo de Vries pada awal abad ke-20. Mutasi adalah kerusakan yang terjadi, untuk alasan yang tidak diketahui, dalam mekanisme penurunan sifat pada makhluk hidup. Organisme yang mengalami mutasi memperoleh bentuk yang tidak lazim, yang menyimpang dari informasi genetik yang mereka warisi dari induknya. Konsep “mutasi acak” diharapkan bisa menjawab pertan yaan tentang asal usul variasi [keragaman] menguntungkan yang men yebabkan makhluk hidup berevolusi sesuai dengan teori Darwin— sebuah kejadian yang Darwin sendiri tidak bisa menjelaskann ya, tetapi hanya mencoba menghindarinya dengan mengacu kepada teori Lamarck. Kelompok The Geological Society of America [Perkumpulan Masyarakat Geologi Amerika] menamai teori baru ini,yang dirumuskan dengan menambahkan gagasan mutasi pada teori seleksi alam Darwin, sebagai “teori evolusi sintesis” atau “sintesis modern“. Dalam waktu singkat, teori ini menjadi dikenal dengan nama “neoDarwinisme” dan pendukungn ya sebagai “neo-Darwinis.” Namun terdapat sebuah masalah besar: Memang benar bahwa mutasi mengubah informasi genetik makhluk hidup, tetapi perubahan ini selalu terjadi dengan dampak merugikan makhluk hidup bersangkutan. Semua mutasi yang teramati



menghasilkan makhluk yang cacat,lemah, atau berpenyakit dan, kadangkala, membawa kematian pada makhluk tersebut. Oleh karena itu, dalam upaya untuk mendapatkan contoh “mutasi- mutasi menguntungkan” yang memperbaiki informasi genetik pada makhluk hidup, neo-Darwinis melakukan banyak percobaan dan pengamatan. Selama puluhan tahun, mereka melakukan percobaan mutasi pada lalat buah dan berbagai spesies lainnya. Namun tak satu pun dari percobaan ini memperlihatkan mutasi yang memperbaiki informasi genetik pada makhluk hidup. Saat ini permasalahan mutasi masih menjadi kebuntuan besar bagi Darwinisme. Meskipun teori seleksi alam menganggap mutasi sebagai satu-satunya sumber dari “perubahan menguntungkan”, tidak ada mutasi dalam bentuk apa pun yang teramati yang benar-benar menguntungkan (yaitu, yang memperbaiki informasi genetik) hingga sejauh ini. 2. Georges Cuvier Georges Cuvier lahir pada tahun 1769 di kota kecil Montbeliard yang berbahasa Prancis di daerah Wurttemberg, tidak jauh dari Prancis. Dia adalah putra kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya perwira di ketentaraan dan keluarganya adalah penganut agama Kristen Lutheran yang sangat taat. Minatnya terhadap zoologi dan botani telah tampak sejak dini. Dia menempuh pendidikan dasar di Montbeliard. Ia mempelajari zoologi dan botani. Kemudian dia bekerja sebagai pegawai pemerintah di sebuah kota kecil. Selama tujuh tahun di Normandi, Cuvier memanfaatkan waktu senggangnya untuk mempelajari tanaman dan hewan lokal, terutama hewan invertebrata di sepanjang pesisir. Sumbangan ilmiah besar yang diberikan Cuvier adalah bahwa dia "telah memantapkan ilmu anatomi perbandingan dan paleontologi." (Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari fosil hewan, manusia, dan tumbuhan.) Dia juga memberikan sumbangan berarti untuk proses penggolongan hewan dan tumbuhan. Selama masa awal Cuvier di Museum Sejarah Alam, dia bekerja sama dengan Profesor Etienne Geoffroy Saint-Hilaire. Segera tampak bahwa pandangan Cuvier mengenai dunia hewan berbeda jauh dengan pandangan Geoffroy dan pakar



biologi Prancis lain yang terkenal, Jean- Baptiste de Lamarck. Cuvier "beranggapan bahwa ciri-ciri anatomi yang membedakan kelompok hewan, membuktikan bahwa spesies tidak pernah berubah sejak masa kejadian. Setiap spesies begitu sempurna terkoordinasi, baik secara fungsi maupun secara struktur, sehingga tidak mungkin bisa bertahan menghadapi perubahan yang berarti." Maksudnya, Cuvier percaya bahwa hewan-hewan diciptakan dalam kelompok yang berbeda dan tetap, seperti dikatakan oleh Alkitab, Sebaliknya, "baik Lamarck maupun Geoffroy Saint-Hilaire mendukung gagasan bahwa semua hewan bisa disusun dalam "sebuah rantai besar makhluk" dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit." Lebih lanjut, mereka juga percaya bahwa dengan berlalunya waktu, satu spesies bisa secara bertahap berevolusi menjadi spesies yang lebih tinggi. Lamarck mengatakan bahwa mekanisme yang memungkinkan terjadinya perubahan ini adalah "dipakai tidaknya berbagai anggota tubuh hewan." Lamarck juga percaya bahwa dalam dokumen fosil terdapat cikal- bakal hewan-hewan modern. Dalam perdebatan panjang tersebut, argumentasi paling kuat yang diajukan Cuvier adalah bahwa Lamarck tidak bisa membuktikan adanya transformasi spesies. Sedangkan Cuvier bisa menunjukkannya dari bukti- bukti yang dibawa kembali ke Prancis oleh tentara Napoleon. Bukti-bukti itu memperlihatkan bahwa hewan peliharaan tidak berubah sejak zaman Mesir kuno. Dia juga menunjukkan bahwa lenyapnya berbagai jenis hewan adalah karena hewan tersebut punah, bukan karena berubah menjadi spesies baru." Cuvier dengan tepat menunjukkan bahwa dokumen fosil justru menentang evolusi dan bukan mendukungnya. Dia mengatakan bahwa "jika spesies memang berubah secara bertahap, kita seharusnya bisa menemukan jejak perubahan itu; antara (fosil) paleotherium dan spesies yang ada sekarang seharusnya ada bentuk antara: tapi ini tidak pernah ada." Hingga sekarang hal ini masih belum terbantah, meskipun berjutajuta fosil baru telah ditemukan sejak zaman Cuvier. Cuvier dan Lamarck juga tidak sepaham mengenai bagaimana kehidupan dimulai. Lamarck percaya



adanya pemunculan spontan, yaitu bahwa kehidupan bisa berasal dari benda tak bernyawa. Namun, Cuvier menunjukkan bahwa "kehidupan selalu berasal dari kehidupan. Kita melihat kehidupan dialihkan tapi tidak pernah diciptakan." Sampai hari ini, tidak pernah ditemukan adanya kehidupan yang berasal dari yang non-hidup. Meskipun begitu, kaum evolusionis bersikukuh bahwa hal ini pasti pernah terjadi pada suatu saat. Anatomi perbandingan tidak membuktikan adanya hewan yang sedang dalam proses transformasi menjadi spesies lain, melainkan menunjukkan bahwa berbagai jenis hewan memiliki struktur yang serupa. Kaum evolusionis seringkali menyatakan, ini membenarkan keyakinan mereka bahwa satu jenis hewan bisa berubah menjadi hewan lain. Cuvier sendiri menolak gagasan keserupaan struktur tulang sebagai dasar pembenaran evolusi. Dalam mempelajari anatomi berbagai hewan, para ilmuwan kadang menemukan organ yang fungsinya tidak diketahui. Organ semacam ini dikenal sebagai "organ vestigial". Kaum evolusionis mengasumsikan bahwa organ- organ ini adalah sisa dari organ yang dulu berguna bagi nenek-moyang makhluk yang berevolusi. Meskipun Curier mengakui bahwa "organ vestigial ada dan karena itu harus dipelajari," dia tidak menganggap hal itu penting, karena dua alasan. Pertama, pada masa Cuvier tidak banyak ditemukan organ yang tidak jelas fungsinya. Kedua, Cuvier menganggap organ-organ itu sebagai "bagian penting dari Penciptaan, dan oleh karena itu keberadaannya pasti mempunyai alasan, sekalipun kita tetap tidak tahu." Cuvier yakin bahwa organ yang disebut "vestigial" bukanlah sisa-sisa evolusi yang tak ada manfaatnya, melainkan organ berguna yang masih belum diketahui fungsinya. Temuan ilmiah akhir-akhir ini membenarkan keyakinan Cuvier mengenai kegunaan organ-organ tersebut. Misalnya, ujung tulang belakang manusia (sering disebut sebagai tulang ekor) dulu dianggap sebagai sisa (yang tidak berguna) dari ekor monyet yang dianggap Sebagai nenek-moyang kita. Sekarang diketahui bahwa tulang itu adalah titik kaitan penting bagi otot-otot penopang tubuh dan isi perut kita. Contoh lain adalah amandel, yang dulu dianggap tidak berguna dan biasanya dibuang jika



mengalami peradangan. Sekarang diketahui bahwa "amandel adalah alat penting untuk melawan penyakit. Seratus delapan puluh organ lain yang dulu dianggap tidak berguna dan hanya sebagai sisa evolusi saja, sekarang diketahui mempunyai fungsi penting." 3. Harun Yahya Adnan Hoca atau Adnan Oktar merupakan ilmuan sekaligus seorang saintis asal Turki yang dikenal dengan nama pena Harun Yahya. Dia adalah seorang Creationisme yaitu orang-orang yang menentang teori evolusi. Orang-orang ini menganut paham tentang penciptaan dan percaya bahwa segala sesuatu yang ada dibumi ini bukan sebagai kebetulan semata. Mereka yang menganut paham ini adalah orang-orang yang tidak percaya akan evolusi makhluk yang terjadi antar spesies, bahwa spesies yang ada berasal dari hasil evolusi makhluk sebelumnya. Teori Penciptaan adalah pandangan dunia yang termotivasi secara keyakinan untuk menolak teori evolusi. Para pendukung penciptaan menyatakan bahwa struktur biokimia, morfologis dan pola-pola prilaku tidak dapat berkembang tanpa intervensi dari kekuatan supernatural (Nieminem, R yokas & Mustonen, 2015). didalam karyanya "Runtuhnya Teori Evolusi Harun yahya menulis bahwa berdasarkan catatan fosil, jika teori Darwin benar, maka seharusn ya pernah ditemukan spesies-speies peralihan selama masa perubahan yang disebutkan sedemikian panjang hingga ratusan tahun. namun pada ken yataan ya semua bukti-bukti fosil yang ditemukan justru memberi bukti bahwa kehidupan dibumi ini ada secara tiba-tiba dan dalam kondisi yang lengkap dan utuh berdiri sendiri (tidak bercampur antar spesies sebagai bukti peralihan), seandainya teori Evolusi benar adanya, maka seharusnya akan ada ditemukan makhluk hidup transisi seperti ikan setengan reptil, dan bentuk- bentuk yang lain ya. Selama empat dekade terakhir, bio-kimia modern telah berhasil menyingkap rahasia sel. Hal ini menuntut puluhan ribu orang mendedikasikan bagian terbaik dari hidup mereka untuk pekerjaan laboratorium yang membosankan. Usaha kumulatif meneliti sel, yang berarti



meneliti kehidupan di tingkat molekuler, menghasilkan sebuah kputusan tajam, jelas "Ini adalah desain". Hasilnya sangat signifikan, sehingga harus dikategorikan sebagai sebuah pencapaian terbesar dalam sejarah ilmu pengetahuan (Behe, 1996). Darwin sendiri sebenarnya mengalami kebimbangan pada pemikiranya yang Ia tuangkan dalam bukunya The Origin Of species. Darwin sendiri menyadari keraguan hatinya akan mendapati banyak kesulitan dari teorinya. Ia mengakui ini dalam tulisanya pada bab "Difficulties of the Theory". Kesulitankesulitan ini terutama pada penemuan akan catatan fosil dan organ-organ rumit makhluk hidup (misalnya mata) yang mustahil dijelaskan dengan konsep kebetulan dan naluri makhluk hidup. Darwin berharap kesulitan-kesulitan ini akan teratasi oleh penemuan-penemuan baru,akan tetapi pada akhirn ya Darwin tetap memberikan sejumlah penjelasan yang sangat sederhana untuk menjelaskan sebagian kesulitan itu. Hal yang paling meragukan adalah belum ditemukanya makhluk transisi dari pada setiap perubahan yang terjadi antar spesies. Hal inilah yang kemudian memunculkan konsep missing link atau garis keturunan yang hilang (Mardikaningsih, 2013).



E. Bentuk bentuk adaptasi suatu kehidupan Adaptasi merupakan salah satu konsep krusial dari teori-teori evolusi. Dalam hal ini, satu tujuan utama biologi evolusi moderen adalah untuk menjelaskan bentukbentuk adaptasi yang kita temui pada kehidupan organisme di dunia. Adaptasi menunjuk kepada ‘bentuk’ makluk hidup yaitu suatu bentuk organ makluk hidup yang berubah agar supaya makluk hidup tersebut dapat bertahan hidup (survive) dan bereproduksi di alam. Konsep adaptasi menjadi mudah dipahami dengan dibantu contoh-contoh. Banyak atribut (ciri-ciri atau karakter) pada suatu makluk hidup yang dapat digunakan untuk mengilustrasikan adaptasi, karena kebanyakan ciri atau karakter berupa struktur, metabolisme, dan tingkah laku suatu makluk hidup akan terbentuk agar supaya mereka dapat bertahan hidup. Contoh yang sering digunakan Darwin untuk



menjelaskan konsep ini adalah perubahan yang terjadi pada burung finch. Burung finch menunjukkan banyak bentuk adaptasi terutama pada ciri bentuk paruhnya. Adaptasi ciri-ciri ini memungkinkan burung finch menggali lubang di dalam pohon untuk menyimpan makanan, memakan insekta yang terdapat di dalam pohon, dan menghisap getah dari pada pohon. Lubang di pohon digunakan juga untuk meletakkan telur. Burung finch mempunyai banyak bentuk bentuk paruh yang telah berkembang dalam adaptasi. Dengan paruh yang panjang, untuk mencari insekta yang cocok dari dalam lubang. Mereka juga mempunyai paruh dengan pelindung gigi yang kuat sebagai pengerat, kaki yang pendek, dan mempunyai kuku jari yang panjang untuk menaiki pohon. Burung finch lebih mampu bertahan hidup dalam habitat alami oleh karena memiliki mekanisme adaptasi dari atribut-atribut yang dimiliki tersebut. Kamuflase adalah contoh lain yang lebih khusus untuk menjelaskan adaptasi. Organisme-organisme tertentu berkamuflase dalam macam-macam warna, bentukbentuk tubuh khusus, dan tingkah laku, yang memungkinkan makluk hidup tertentu itu tidak kelihatan pada lingkungan alami mereka. Dengan bantuan kamuflase ini, dimaksudkan agar makluk hidup dapat bertahan hidup (survive) dengan jalan adaptasi warna, bentuk, dan tingkah laku agar tidak kelihatan oleh pemangsa (predator) di alam. Adaptasi adalah suatu konsep yang tidak hanya terbatas menunjuk kepada beberapa sifat khusus pada suatu kehidupan. Pada manusia, sebagai contoh, menggunakan hampir setiap bagian tubuh. Sayap burung adaptasi untuk terbang, mata untuk melihat, saluran usus untuk pencernaan makanan, kaki untuk bergerak; semua fungsi ini sebagai bantuan untuk dapat bertahan hidup. Meskipun kebanyakan yang teramati tercatat sebagai adaptasi, tidak setiap bentuk dan tingkah laku detail organisme dapat beradaptasi. Darwin memperkenalkan adaptasi sebagai masalah kunci pemecahan setiap teori evolusi. Dalam hal ini teori Darwin sebagaimana dalam biologi evolusi moderen masalah dipecahkan melalui seleksi alam (natural selection).



Seleksi alam artinya bahwa beberapa jenis individu dalam satu populasi yang cenderung berkemampuan menghasilkan banyak keturunan ke generasi berikut dibanding yang lain. Bahwa keturunan yang mirip orang tua dihasilkan, menyebabkan setiap atribut (ciri atau karakter) suatu organisme tertinggal pada kebanyakan keturuanan, kemudian meningkat frekuensinya dalam populasi sejalan dengan waktu; komposisi populasi kemudian akan berubah secara automatis.



DAFTAR PUSTAKA Behe, Michael J., 1996. “Darwin’s Black Box”. Newyork: Freepress. Coyne, Jerry A., 2009. “Why Evolution Is True”. New York: Penguin Group Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Nitchel, L.G., 2003. Biologi: Edisi Kelima Jilid. 2. (Diunduh 16 April 2017) Coyne, Jerry A., 2009. “Why Evolution Is True”. New York: Penguin Group Lindsay, M.B., Petto, A.J., & Benjamin, C., 2014. “Evolution: education &Outreach”. USA: Springer Nieminem. 2015. “Experiential Thining In Creation-A Textual Analysis”. Finland: PLOSone Park, Michael A., 2012. “Exploring Evolution”. London: Vivays Publishing Snobelen, 2001. Men and Angels: The Competing Myth of Isabelle Duncans Pre-Adamite Man (1860). United Kingdom: Elsavier. Volume 2 No.1 Sugiri, N., 1988. “Hakiki Evolusi”. Bogor: PAU IPB Kaufman, W.R., 2014.