Desain Penelitian Eksperimen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN (disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian)



Oleh : Annisa Maya K.



(120210102079)



Kelas A Reguler



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2015



A. Menurut Sukmadinata Menurut Sukmadinata (2011:203) ada beberapa variasi dari penelitian eksperimental, yaitu eksperimen murni, eksperimen kuasi, eksperimen lemah dan subjek tunggal. 1. Eksperimen Murni Dalam eksperimen murni (true experimental) pengujian variabel bebas dan variabel terikat dilakukan terhadap sampel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Subjek-subjek yang diteliti dalam kedua kelompok tersebut (juga pada masing-masing kelompok) diambil secara acak. Pengambilan sampel secara acak, hanya mungkin apabila subjek-subjek tersebut memiliki karakteristik yang sama. Dalam pelaksanaan penelitian, kesamaan karakteristik subjek tersebut memang dibuat sama atau disamakan. Penyamaannya dilakukan melalui pengujian kecerdasan, bakat, kecakapan, ketahanan fisik dan lain-lain. Pengujian tersebut dalam bidang sosial, seringkali tidak bisa dilakukan terhadap semua karakteristik dan kemampuan. Apabila tidak bisa dilakukan pengujian, maka kesamaan (penyamaan) karakteristik tersebut didasarkan atas asumsi atau keyakinan peneliti. Asumsi tersebut diambil berdasarkan alasan atau argumentasi yang kuat, yang diambil dari hasil-hasil penelitian terdahulu, fakta-fakta atau alasan logis yang kuat. 2. Eksperimen Kuasi Eksperimen ini disebut kuasi, karena bukan merupakan eksperimen murni tetapi seperti murni, seolah-olah murni. Eksperimen ini biasa juga disebut eksperimen semu. Karena berbagai hal, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kemungkinan sukar sekali dapat digunakan eksperimen murni. Eksperimen kuasi bisa digunakan minimal kalau dapat mengontrol satu variabel saja meskipun dalam bentuk matching, atau memasangkan / menjodohkan karakteristik, kalau bisa random lebih baik.



3. Eksperimen Lemah atau Pra Eksperimen Model desain eksperimen ini adalah yang paling lemah, oleh karena itu disebut eksperimen lemah atau “weak experimental”. Desain ini kadang-kadang disebut juga pra eksperimen atau “pre experimental”, karena sepintas modelnya seperti eksperimen tetapi bukan. Mengapa disebut eksperimen lemah atau pra eksperimen, karena tidak ada penyamaan karakteristik (random) dan tidak ada pengontrolan variabel, model ini sebaiknya hanya digunakan untuk penelitian latihan. Tidak digunakan untuk penelitian tesis, disertasi atau penelitian-penelitian yang hasilnya digunakan untuk penentuan kebijkan, pengembangan ilmu, dan sejenisnya. 4. Eksperimen Subjek Tunggal Dalam eksperimen murni,kuasi dan lemah digunakan subjek atau partisipan kelompok. Perbedaan antar kelompok dihitung berdasarkan skor rata-rata antar kelompok-kelompok tersebut. Dalam eksperimen subjek tunggal, subjek atau partisipannya bersifat tunggal, bisa satu orang, dua orang atau lebih. Nama subjek tunggal juga diambil dari cara hasil eksperimen disajikan dan dianalisis berdasarkan subjek secara individual. Pendekatan dasar dalam eksperimen subjek tunggal adalah meneliti individu dalam kondisi tanpa perlakuan dan kemudian dengan perlakuan dan akibatnya terhadap variabel akibat diukur dalam kedua kondisi tersebut.



B. Menurut Emzir Emzir (2009) mengklasifikasikan desain eksperimen dalam dua kategori yakni 1. Desain Variabel Tunggal, yang melibatkan satu variabel bebas (yang dimanipulasi) yang terdiri atas:



- Pra-Experimental Designs (non-designs) Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Hal ini disebabkan karena masih



terdapat



variabel



luar



yang



ikut



berpengaruh



terhadap



terbentuknya variabel terikat (dependen). Jadi hasil eksperimen yang merupakan



variabel



terikat



(dependen)



itu



bukan



semata-mata



dipengaruhi oleh variabel bebas (independen). Hal ini bisa saja terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara acak (random). Bentuk pra-experimental designs antara lain: a. One-Shot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan) Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur hasilnya. Paradikma dalam penelitian eksperimen model ini dapa di gambarkan sebagai berikut: XO X = Treatment yang diberikan (variabel independen) O = Observasi (Variabel dependen) Adapun cara membacanya sebagai berikut terdapat suatu kelompok diberi treatment atau perlakuan dan selanjutnya di observasi hasilnya. Contoh: Pengaruh penggunaan Komputer dan LCD (X) terhadap hasil belajar siswa (O). Dalam penyelenggaraan rancangan ini subjek disajikan dengan beberapa perlakuan, hanya tidak terdapat kelompok pembanding dan tanpa skor tes awal. b. One Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Pratest-Postest) Kalau pada One-Shot Case Study tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian



hasil



perlakuan



dapat



diketahui



lebih



akurat,



karena



dapat



membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. O1 X O2 O1= nilai pretest (sebelum diberi diklat) O2 = nilai posttest( setelah diberi diklat) Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O2- O1) Kelebihan dari rancangan ini adalah peneliti dapat membandingkan hasil perlakuan yang diberikan, dengan adanya nilai tes awal peneliti bisa membandingkan hasilnya dengan mengobservasi dari nilai tes akhir. Desain



ini



mempunyai



menghasilkan beberapa



beberapa



kelemahan,



karena



akan



ukuran perbandingan. Kelemahan tersebut



antara lain disebabkan oleh faktor historis (tidak menghasilkan perbedaan O1 dan O2), maturitation (subjek penelitian dapat mengalami kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan kadang enggan menjawab jika dinilai tidak sesuai dengan nilai yang berlaku), serta pembuatan instrument penelitian. Kejelekannya yang paling fatal adalah tidak akan menghasilkan apapun c. Intact-Group Comparison Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). X



O1 O2



O1 = Hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan



O2 =Hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak di beri perlakuan Pengaruh perlakuan = O1 – O2



- True Experimental Design Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya / betul – betul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random. Desain true experimental terbagi atas : a. Postest-Only Control Design R X O2 R



O4



Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. b. Pretest-Posttest Control Group Design Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. R



O1 X



O2



R



O3



O4



Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3) c. The Solomon Four-Group Design Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi posttest. d. Rancangan Secara Acak dengan Tes dan Kelompok Kontrol ( The Randomized Posttest Only Control Goup Design Terdapat dua kelompok dalam rancangan ini. Pemilihan kelompok dilakukan secara acak. Kelompok pertama menerima perlakuan sedangkan kelompok lainnya tidak mendapatkan perlakuan. Nilai tes akhir menjadi digunakan untuk mengukur hasil perlakuan. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut. R X R R = Kelompok rambang



O1 O2



X = Treatment yang diberikan O1 = Nilai tes Akhir kelompok yang diberikan perlakuan O2 = Nilai tes akhir kelompok yang tidak diberikan perlakuan e. Rancangan Secara Acak dengan Tes Awal dan Tes Akhir dengan Kelompok Kontrol ( The Randomized Pretest - Posttest Control Goup Design) Rancangan ini merupakan rancangan paling efektif dalam menunjukan hubungan sebab akibat. Rancangan ini melengkapi kelompok kontrol maupun pengukuran perubahan, tetapi juga menyertakan tes awal untuk menilai perbedaan antara dua kelompok. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut.



R O1 R O3 R = Kelompok rambang



X X



O2 O4



O1 = Tes awal O2 = Tes akhir X = Treatment yang diberikan O3 = Tes awal O4 = Tes akhir Adalah suatu hal yang penting memperlakukan kedua kelompok dengan cara yang sama. Tujuannya adalah untuk mengukur hasil perlakuan terhadap dua kelompok tersebut. f. Rancangan Secara Acak Empat Kelompok Solomon ( The Randomize Solomon Four Group Design ) Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut. R O1 R O1 R R R = Kelompok rambang



X X



O2 O2 O2 O2



O1 = Tes awal O2 = Tes akhir X = Treatment yang diberikan Terdapat empat kelompok pada rancangan ini. Dua kelompok diberikan tes awal dan dua kelompok lainnya tidak; satu dari kelompok tes awal diberikan perlakuan dan satu dari kelompok non tes awal diberikan perlakuan. Rancangan ini merupakan kombinasi dari dua rancangan sebelumnya.



g. Rancangan Secara Acak dengan Pemasangan Subjek melalui Tes Akhir dan Kelompok Kontrol ( The Randomize Posttest-only Control Group Design) Rancangan



ini



sedikit



berbeda



dengan



rancangan



sebelumnya. dalam rancangan ini terdapat pemasangan subjek secara rambang. Peneliti tidak melakukan tes awal. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut. R X1 R X2 R = Kelompok rambang



O1 O2



X = Treatment yang diberikan O = Nilai tes akhir h. Rancangan Secara Acak dengan Pemasangan Subjek melalui Tes Awal - Tes Akhir dan Kelompok Kontrol ( The Randomize Pretest-posttest Control Group Design, using Mathced Subjects) Rancangan ini hampir mirip dengan rancangan sebelumnya, namun perbedaannya adalah adanya tes awal dalam rancangan ini. Rancangan ini dapat digambarkan seperti berikut. R O1 R O1 R = Kelompok rambang



X1 X2



O2 O2



O1 = Tes awal X = Treatment yang diberikan O2 = Tes akhir - Quasi Experimental Design Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan



experimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari preexperimental design. Quasi Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental.



Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut: a. Time Series Design Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. b. Nonequivalent Control Group Design Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes. c. Conterbalanced Design Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan secara random. 2. Desain Faktorial, yang melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurangkurangnya satu yang dimanipulasi) Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain true-eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu



variabel kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal. C. Menurut John W. Best 1. Pra Eksperimen a. Studi Kasus bentuk tunggal X O Karakteristik: 1) Sangat lemah kekuatannya untuk generalisasi 2) Tidak ada kelompok kontrol 3) Tidak ada pretes 4) Tidak menggunakan rambang b. Pretes – Postes Kelompok Tunggal O1 X O Karakteristik: 1) Sangat lemah kekuatannya untuk generalisasi 2) Ada pretes-postes 3) Tidak menggunakan rambang 4) Tidak ada kelompok kontrol c. Perbandingan kelompok – kelompok statis X O1 X



O2



Karakteristik: 1) Membandingkan suatu kelompok yang menerima treatment eksperimen dengan kelompok lain yang tidak diberi treatment 2) Menggunakan kelompok yang sudah ada (statis) 3) Tidak ada pretes 4) Tidak menggunakan rambang 2. Eksperimen Semu a. Pretes – Postes tidak ekuivalen O1 X O2 O3



X



Karakteristik: 1) Baik untuk



O4 kelompok



kontrol



maupun



kelompok



eksperimen



menggunakan kelas yang ada yang kirakira homogen kondisi kelasnya 2) Terdapat pretes-postes 3) Adanya kelompok kontrol 4) Tidak menggunakan rambang



5) Kedua kelompok sama-sama dimanipulasi, tetapi dengan cara yang berbeda 6) Generalisasi lemah b. Pretest – postes pada kelompok tunggal materinya ekuivalen Ma O1 X O2 Mb



O3



X



O4



Karakteristik: 1) Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakakn kelas yang sama (single group) 2) Putaran pertama sebagai kelompok eksperimen dan putaran berikutnya 3) 4) 5) 6)



sebagai kelompok kontrol, atau sebaliknya Materi ekuivalen (Ma-Mb) Menggunakan pretes-postes Tidak menggunakan rambang Banyaknya kelemahan antara lain: - Sulit mencari materi yang benar-benar sederajat - Ada pengaruh treatmen pertama yang ikut campur pada putaran kedua. Testing pertama memengaruhi nilai testing Putaran kedua siswa lebih matang dari putaran kedua



3.



Eksperimen Murni a. Postes pada kelompok ekuivalen R X O1 R



C



O2



Karakteristik: 1) Ekuivalensi dengan cara rambang (dua kelompok) 2) Tidak menggunakan pretes 3) Adanya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 4) Generalisasi kuat b. Pretes – postes pada kelompok ekuivalen R O1 X O2 R



O3



C



O4



Karakterisrik: 1) Adanya pretes-postes 2) Ekuivalensi kelompok eksperimen dan kontrol 3) Pengambilan sampel dengan random



4) Pencapaian X = O2 – O1 5) Pencapaian C = O4 – O3 6) Generalisasi kuat c. Empat kelompok homogen R O1 X O2 R



O3



C



R



X



O5



R



X



O6



O4



Karakteristik: 1) Merupakan kombinasi dari dua jenis eksperimen murni tersebut diatas 2) Terdapat dua eksperimen yang berlangsung simultan 3) Bersifat kompleks dan sulit dilaksanakan pada sampel besar 4) Memungkinkan untuk mengevaluasi pengaruh atau efek utama variabel eksperimen dan faktor- faktor yang mengancam validitas eksperimen 5) Generalisasi kuat



D. Menurut Fraenkel dan Norman 1. Pra Eksperimen a. Studi Kasus bentuk tunggal X O Karakteristik: 5) Sangat lemah kekuatannya untuk generalisasi 6) Tidak ada kelompok kontrol 7) Tidak ada pretes 8) Tidak menggunakan rambang b. Pretes – Postes Kelompok Tunggal O1 X O Karakteristik: 1) Sangat lemah kekuatannya untuk generalisasi 2) Ada pretes-postes 3) Tidak menggunakan rambang 4) Tidak ada kelompok kontrol c. Perbandingan kelompok – kelompok statis X O1 X



O2



Karakteristik: 1) Membandingkan



suatu



kelompok



yang



menerima



treatment



eksperimen dengan kelompok lain yang tidak diberi treatment 2) Menggunakan kelompok yang sudah ada (statis) 3) Tidak ada pretes 4) Tidak menggunakan rambang 2. Eksperimen Semu a. The matching only Postest Control Group Design M X1 O1 M



C2



O2



Karakteristik: 1) Dilakukan matching terhadap subjek pada kelompok kontrol dan 2) 3) 4) 5)



eksperimen. Hanya dilakukan postes Tidak menjamin terpenuhinya ekuivalensi Proses matching tidak secara random Generalisasi lemah



b. The matching only pretes – postes control group design O1 M X O2 O3



M



C



O4



Karakteristik: 1) Dilakukan matching terhadap subjek pada kelompok kontrol dan 2) 3) 4) 5)



eksperimen. Dilakukan pretes-postes Tidak menjamin dipenuhinya ekuivalensi Proses matching tidak secara random Generalisasi lemah



c. A Three-treatment counterbalanced X1 O X2 O X3 X2



O



X3



O



X4



O O



X3 O X1 O X2 O Karakteristik: 1) Terdiri dari tiga kelompok 2) Masing-masing kelompok dikenai treatment 3) Tidak menggunakan randomusasi



4) Tidak ada pretes 5) Dilakukan postes d. A basic time series o o o o



x



o



o



o



o



Karakteristik: 1) Dilakukan pengukuran yang berulang kali pada periode waktu 2) 3) 4) 5)



sebelum dan sesudah treatment Hanya ada kelompok tunggal (hanya kelompok treatment) Tidak menggunakan randomisasi Adanya pretes dan postes Generalisasi lemah



e. Factorial Design R O X1



r1



O



R



O



C1



r1



O



R



O



X1



r1



O



R



O



C1



r2



O



Karakteristik: 1) Mencari interaksi variabel independen dengan variabel lain, yang 2) 3) 4) 5) 6) 3.



biasanya disebut variabel moderat Variabel moderat juga diberikan treatment Penentuan sampel dengan randomisasi Dilakukan pretes dan postes pada setiap kelompok dan eksperimen Generalisasi cukup kuat Desain ini merupakan modifikasi pretes – postes control group dasign



Eksperimen Murni a. Postes pada kelompok ekuivalen R X O1 R



C



O2



Karakteristik: 1) Ekuivalensi dengan cara rambang (dua kelompok) 2) Tidak menggunakan pretes 3) Adanya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 4) Generalisasi kuat b. Pretes – postes pada kelompok ekuivalen R O1 X O2 R



O3



C



O4



Karakteristik: 1) Adanya pretes-postes 2) Ekuivalensi kelompok eksperimen dan kontrol 3) Pengambilan sampel dengan random 4) Pencapaian X = O2 – O1 5) Pencapaian C = O4 – O3 6) Generalisasi kuat c. Empat kelompok homogen



R



O1



X



O2



R



O3



C



O4



R



X



O5



R X O6 Karakteristik: 1) Merupakan kombinasi dari dua jenis eksperimen murni tersebut diatas 2) Terdapat dua eksperimen yang berlangsung simultan 3) Bersifat kompleks dan sulit dilaksanakan pada sampel besar 4) Memungkinkan untuk mengevaluasi pengaruh atau efek utama variabel eksperimen dan vaktorvaktor yang mengancam validitas eksperimen 5) Generalisasi kuat d. Randomized posttest only control group design using matched subject M1 X1 O M1 C2 O Karakteristik: 1) Menggunakan penjodohan subjek dengan cara random 2) Tidak melakukan pretes 3) Adanya kelompok eksperimen dan kontrol 4) Adanya ekuivalensi dari kedua kelompok 5) Dasar penentuan pasangan adalah penelitian pendahuluan, teori, dan pengalaman peneliti 6) Generalisasi kuat E. Menurut Sugiyono Menurut Sugiyono (2011:73) terdapat beberapa bentuk desain eksperimen, yaitu: (1) pre-experimental (nondesign), yang meliputi one-shot case studi, one group pretestposttest, intec-group comparison; (2) true-experimental, meliputi posttest only control design, pretest-control group design; (3) factorial experimental; dan (4) Quasi experimental, meliputi time series design dan nonequivalent control group design. Penjelasan mengenai bentuk-bentuk desain tersebut adalah sebagai berikut. 1. Pre-experiments



Disebut pre-experiments karena desain ini belum merupakan desain sungguhsungguh. Masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu ukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dikarenakan tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Dalam preexperimental design terdapat tiga alternatif desain sebagai berikut. (a)One-shot case study Jenis one-shot case study dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan pengukuran dan nilai ilmiah suatu desain penelitian. Adapun bagan dari one-shot case study adalah sebagai berikut. X Perlakuan



terhadap



independen



(Treatment



independent variable)



variabel of



Pengamatan terhadap



O atau variabel



pengukuran dependen



(Observation or measurement of dependent variable)



Dengan X: kelompok yang akan diberi stimulus dalam eksperimen dan O: kejadian pengukuran atau pengamatan. Bagan tersebut dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Contoh: Pengaruh penggunaan Komputer dan LCD (X) terhadap hasil belajar siswa (O).



(b)The one group pretest-posttest design Perbedaan dengan desain pertama adalah, untuk the one group pretestposttest design, terdapat pretest sebelum diberi perlakuan, hasil perlakuan dapat diketahui dengan lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Bentuk bagan desain tersebut adalah sebagai berikut.



O1 X Pretest Treatment Pengaruh perlakuan: O1 – O2.



O2 Posttest



Desain ini mempunyai beberapa kelemahan, karena akan menghasilkan beberapa ukuran perbandingan. Kelemahan tersebut antara lain disebabkan oleh faktor historis (tidak menghasilkan perbedaan O1 dan O2), maturitation (subjek penelitian dapat mengalami kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan kadang enggan menjawab jika dinilai tidak sesuai dengan nilai yang berlaku), serta pembuatan instrument penelitian. Kejelekannya yang paling fatal adalah tidak akan menghasilkan apapun. (c)The static-group comparison Penelitian jenis ini menggunakan satu group yang dibagi menjadi dua, yang satu memperoleh stimulus eksperimen (yang diberi perlakuan) dan yang lain tidak mendapatkan stimulus apapun sebagai alat kontrol. Masalah yang akan muncul dalam desain ini adalah meyangkut resiko penyeleksian terhadap subjek yang akan diteliti. Oleh karena itu, grup tersebut harus dipilih secara acak. Adapun bagan desain penelitian ini adalah sebagai berikut X O1 O2 O1: hasil pengukuran satu grup yang diberi perlakuan, dan O2: hasil pengukuran satu grup yang tidak diberi perlakuan. Pengaruh perlakuan: O1 – O2. Ketiga bentuk desain preexperiment itu jika diterapkan untuk penelitian akan banyak variabel luar masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi rendah. 2. True experiments Disebut sebagai true experiments karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Jadi, validitas internal (kualitas pelaksnaaan rancangan penelitian) menjadi tinggi.



Sejalan dengan hal tersebut, tujuan dari true experiments menurut Suryabrata (2011 : 88) adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan grup kontrol yang tidak diberi perlakuan. True experiments ini mempunyai ciri utama yaitu sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain dalam true experiments pasti ada kelompok kontrol dan pengambilan sampel secara random. Selanjutnya, jenis penelitian yang termasuk dalam true experiments adalah: pretest posttes control group design, posttest-only control group design, extensions of true experimental design, multigroup design, randomized block design, latin square design, factorial design. Adapun penjelasan mengenai jenis-jenis penelitian tersebut dapat dielaborasi sebagai berikut.  Pretest-posttes control group design Dalam desain ini terdapat dua grup yang dipilih secara random kemudian diberi pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara group eksperimen dan group kontrol. Hasil pretest yang baik adalah jika nilai group eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Bagan dari desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut R O1 X O2 R O3 O4 Pengaruh perlakuan adalah: (O2 - O1) - (O4 - O3)  Posttest-only control group design



Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Grup pertama diberi perlakuan (X) dan grup yang lain tidak. Bagan penelitian ini adalah sebagai berikut. R R



X



O1 O2



Pengaruh adanya perlakuan adalah (O1:O2).



Dalam penelitian, pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji beda menggunakan statistik t-test. Jika ada perbedaan yang signifikan antara grup eksperimen dan grup kontrol maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan. 3. Factorial Design Desain merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan terhadap hasil. Semua grup dipilih secara random kemudian diberi pretest. Grup yang akan digunakan untuk penelitian dinyatakan baik jika setiap kelompok memperoleh nilai pretest yang sama. 4. Quasi experiments Quasi experiments disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain ini merupakan pengembangan dari trueexperimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain digunakan jika peneliti dapat melakukan kontrol atas berbagai variabel yang berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan eksperimen yang sesungguhnya. Dalam eksperimen ini, jika menggunakan random tidak diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup kontrol. Bentuk-bentuk quasiexperiments antara lain: - Time Series Design Ciri desain ini adalah grup yang digunakan tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, grup diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan grup sebelum diberi perlakuan. Jika hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti grup tersebut dalam kondisi tidak stabil dan tidak konsisten. Setelah kondisi tidak labil maka perlakuan dapat mulai diberikan. - Nonequivalent control group design



Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, tetapi pada desain ini group eksperimen maupun group kontrol tidak dipilih secara random