Destilasi Kukus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Destilasi kukus 1. Jelaskan destilasi kukus dan prinsip kerja nya 2. Kelebihan dan kekurangan destilasi Kusus dari pada destilasi rebus 3. Mengapa jika rendemen destilasi Rebus kecil maka tidk bisa dilakukan destilasi Kukus pada bahan tersebut 4. Faktor yg mempengaruhi destilasi Kukus 5. Bahas data Proses destilasi merupakan proses dimana kita dapat memisahkan campuran menjadi komponen-komponennya melalui proses penguapan dan pengembunan(kondensasi). Destilasi uap air adalah suatu metode destilasi yang bertujuan



untuk memisahkan suatu substansi dari campurannya dengan pertolongan uap air. Destilasi uap air digunakan untuk memisahkan substansi-substansi yang tidak saling campur atau menurunkan titik didih komponen campuran yang titik didihnya tinggi, dengan adanya uap air itu.



3.



Agar suatu substansi dapat dipisahkan dari campurannya dengan destilasi uap air, maka beberapa persyaratan harus dipenuhi, yaitu : 1. Substansi tersebut tidak/hampir tidak larut di dalam air. 2. Tidak mengalami peruraian karena kontak dengan air panas. Mempunyai tekanan uap yang relatif tinggi pada 1000 C (minimal 5 mm Hg). Pada destilasi uap air berlaku Hukum Daltontentang Tekanan Parsialyang menyatakan bahwa : Bila dua atau lebih gas atau uap yang satu sama lain tidak bereaksi kimia dicampur pada suhu yang tetap, maka tiap gas menimbulkan tekanan yang sama seolah-olah gas itu berada sendirian dan jumlah tekanan-tekanan parsial gas-gas itu sama dengan tekanan total yang ditimbulkan oleh sistem campuran gas-gas itu. Destilasi uap digunakan untuk memurnikan zat/senyawa cair yang tidak larut dalam air, dan titik didihnya cukup tinggi. Sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai titik dihdihnya zat cair sudah terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi pengubahan. Maka zat cair tersebut tidak dapat dimurnikan secara destilasi sederhana atau destilasi bertingkat melaikan harus didestilasi dengan destilasi uap. Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air kedalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada temperatur yang lebih rendah daripada dengan pemanasan langsung. Untuk destilasi uap labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan dihubungkan dengan labu pembangkit uap. Uap air yang dialirkan kedalam labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa tersebut, karena titik didih suatu campuran lebih rendah daripada titik didih komponen-komponennya. Penyulingan dengan air-uap dipilih karena lama penyulingan relatif lebih singkat, rendemen minyak lebih besar dan mutunya lebih baik jika dibandingkan dengan minyak hasil dari metode penyulingan dengan air.Kelebihan metode penyulingan dengan air-uap (water and steam distillation) adalah membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses penyulingan dan alatnya sederhana namun dapat menghasilkan minyak atsiri dalam jumlah yang cukup banyak sehingga efisien dalam penggunaan. Metode ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar dari



separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar meminimkan kehilangan air dan mengurangi biaya produksi. Disisi lain, sistem kohobasi ini juga lebih menguntungkan karena terbebas dari proses hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan proses difusi minyak dengan air panas karena bahan tidak berhubungan langsung dengan air yang mendidih. Selain itu dekomposisi minyak akibat panas akan lebih baik dibandingkan dengan metode uap langsung (steam distillation). Metode penyulingan air-uap ini dapat menghasilkan uap dan panas yang stabil oleh karena tekanan uap yang konstan. Uap berpenetrasi secara merata kedalam jaringan bahan dan uap air yang dihasilkan dalam keadaan jenuh basah (tekanan rendah) dan akan naik melalui bahan sehingga dapat mempertahankan suhu sampai 100°C. Kekurangannya adalah metode ini tidak cocok untuk minyak atsiri yang rusak oleh panas uap air, serta membutuhkan waktu destilasi yang lebih panjang untuk hasil yang lebih banyak (Sumitra 2010).



Dasar teori



Istilah distilasi sederhana umumnya berkaitan dengan pemisahan suatu campuran yang terdiri dua atau lebih cairan melalui pemanasan. Pemanasan dimaksudkan untuk menguapkan komponen-komponen yang lebih mudah menguap (titik didih lebih rendah) dan kemudian uap yang diperoleh dikondensasikan kembali menjadi cair dan kemudian ditampung dalam suatu bejana penerima.



Operasi satuan ini bersumber pada kenyataan bahwa zat-zat cair memiliki tekanan uap yang berbeda-beda pada temperatur tertentu. Pada suatu campuran zat cair yang bersifat mudah menguapnya lebih banyak. Sebaliknya jika komponen yang mudah menguapnya lebih sedikit. Maka cairan yang tersisa dalam borler akan lebih banyak (Cook dan Cullen, 1986). Kandungan minyak yang mudah menguap dalam rempah-rempah dapat ditentukan dengan berbagai cara, diantaranya yang terkecil adalah metode cleverger, atau dengan penyulingan percobaan. Caranya melalui percobaan penyulingan dengan air mendidih atau dengan uap yang bertekanan rendah, disertai atau tanpa kohobasi. Bahan rempah-rempah atau daun-daunan yang digunakan antara 500 gr sampai 1000 gr. Kadar air serai tidak boleh mengandung lebeh dari 16% kadar air. Pada metode Brown-Duvel, sejumlah cengkeh yang dketahui bobotnya bersama dengan minyak lubrikasi, (flash point atau tidak nyata tidak lebih rendah dari 200 oC) ditempatkan kedalam alat penyulingan dan dipanaskan sampai 190oC.Air yang menguap didestilasi, dikumpulkan dan diukur dengan gelas ukuran silinder. Metode ini teliti, tetapi memerlukan waktu yaitu beberapa jam. Penyulingan suatu partai serai dengan alat penyulingan yang baik diperlukan 8 sampai 24 jam, tergantung pada ukuran isolasi dari alat penyulingan, sifat alami dan volume tetap, kondisi serai dan sebagainya cukup banyak pada penyuling serai menggunakan serai utuh (Guenther, 1990). Destilasi fraksional atau refrifikasi ialah kombinasi dari destilasi dengan kondensasi parsial uap melalui fraksional kolom. Uap yang terkondenssi dikembalikan ke boiler yang terdapat dibawah kolom fraksionasi. Cairan akan bersentuhan dengan uap yang muncul dikolom yang sedang dalam perjalanan menuju ke kondensor. Distilasi uap dilaksanakan dengan cara memanaskan cairan dengan air atau uap air yang secara aktif dimasukkan kedalamnya melalui pipa. Operasi biasanya diinginkan untuk dua caiaran yang tidak dapat dicampur (contohnya anilin dengan



air). Metode lain yang diterapkan untuk mendistilasi campuran yang peka terhadap panas ialah distilasi vakum. Prinsipnya tekanan dalam sistem diperkecil untuk menurunkan titik didih dari cairan yang didestilasi (Cook dan Cullen, 1986). Tekanan uap tekanan komponen murni suatu larutan idealnya biasanya berbeda, dan karena alasan ini maka larutan akan memilki komposisi berbeda dengan fase uapnya yang berkesetimbangan denganya. Teknik pemisahan campuran kedalam komponen-komponenya murninya lewat distilasi bertingkat, yaitu proses yang komponen-komponennya secara bertingkat diuapkan dan diembunkan. Suatu cairan dapat diuapkan dengan berbagai cara. Yang paling mudah memang mendidihkannya sampai semua menguap dan komposisi akhirnya sama dengan cairan asalnya. Dalam kolom destilasi, suhu menurun dengan ketinggian kolom. Komponen yang kurang atsiri mengembun dan jatuh kembali dalam labu, tetapi yang lebih atsiri terus naik ke puncak kolom masuk kedalam kondensor air dingin, mengembun dan dikumpulkan dalam wadah penampung (Oxtoby, 2001). Ditinjau dari segi kimia fisika, minyak atsiri hanya mengandung dua golongan senyawa, yaitu oleoptena dan stearoptena. Oleoptena adalah bagian hidrokarbon didalam minyak atsiri dan berwujud cairan. Steroptena adalah senyawa hidrokarbon teroksigensi yang umunya berwujud padat. Pada dasarnya semua minyak atsiri mengandung campuaran senyawa kimia dan biasanya senyawa tersebut sangat kompleks. Beberapa tipe senyawa organik mungkin terkandung dalam minyak atsiri, seperti hidrokarbon, alkohol, oksida, ester, aldehida, dan eter. Komponen minyak atsiri sangat kompleks, tetapi biasanya tidak melebihi 300 senyawa. Yang menentukan aroma minyak atisri biasanya komponen yang presentasinya tinggi. Beberapa jenis bahan tumbuhan di gunakan dalam pengobatan karena kandungan minyak atsirinya. Contoh adalah serai, cengkeh dan pala. Beberapa kasus minyak atsiri digunakan sendiri sebagai obat setelah diekstraksi atau disuling dari sumbernya, misalnya minyak kayu putih.



Minyak atsiri larut dengan baik di dalam lemak, sehingga kebanyakan minyak atsiri dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan selaput lendir. Secara konvensional ada beberapa metode yang bisa diterapkan untuk memperoleh minyak atsiri dari tumbuhan asalnya. Metode konvensional itu adalah penyulingan, ekspresi, ekstraksi dengan pelarut mudah menguap, pengikatan dengan lemak padat, dan lain sebagainya (Agusta, 2000). Minyak daun serai diperoleh dengan cara destilasi uap dari daun pohon serai, Hasil utama daun serai adalah daun serai yang mengandung minyak atsiri dengan kualitas yang lebih bagus bila dibandingkan dengan daunnya tetapi harganya sangat mahal. Konstituen minyak daun serai dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama merupakan senyawa Fenolat dan eugenol yang merupakan komponen paling besar. Senyawa ini mudah diisolasi dengan NaOH dan kemudian dinetralkan dengan asam mineral. Destilat yang mempunyai titik didih 65o-110oC/mmhg ditampung. Distilat yang diperoleh berupa cairan yang berwarna kaku dan jernih. Massa jenis pada suhu 30oC adalah sebesar 0,9994 (Guenther, 1963). Eugenol dapat diisolasi dengan cara sebagai berikut: Sejumlah minyak daun serai hasil destilasi yang ditambah dengan larutan NaOH. Jumlah mol NaOH yang digunakan harus proporsional dengan kandungan eugenol dalam minyak daun serai yang sesuai yang ditunjukkan pada kromotogram gas. Euegenol memilki bau yang kuat seperti serai dan bila di cicipi mempunyai rasa pedas ( Hardjono, 2004).