Di Balik Lagu "Dung Sonang Rohangku-It Is Well With My Soul" [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Di Balik Lagu “Dung Sonang Rohangku -It is Well With My Soul” Pernahkah Anda mendengar/menyanyikan sebuah lagu rohani berjudul ‘Dung Sonang Rohangku-It is well with my soul’? Well, jika direnung-renungkan secara pribadi lagu ini pasti akan sangat menyentuh hati Saudara. Lirik, melodi dan alunannya seakan mengajak kita untuk merenungkan segala kejadian yang telah kita alami. Ia seperti berusaha mengingatkan kita pada sesuatu yang masih utuh di balik setiap kehilangan yang kita alami. Tahukah Anda cerita di balik penciptaan lagu ini? Ada tragedi pilu yang melatarbelakanginya. Penciptanya bernama Horatio G. Spafford. Pada akhir tahun 1860-an, ia dapat dikategorikan sebagai orang yang kaya raya. Dari rahim istrinya, Anna, Tuhan mengaruniakan lima orang anak. Spafford adalah seorang ahli huku yang sukses di Chicago, Amerika. Di jamannya, ia sangat akftif dalam gerakan reformasi dan selalu membuka pintu rumahnya bagi setiap aktifis lainnya. Meski ia sangat sibuk, sebagai seorang Kristen yang taat ia masih menyempatkan dirinya untuk turut melayani di gereja sebagai penatua. Kelihatannya keluarga Spaffor hampir memiliki segala hal, dan sangat berkelebihan. Ia memiliki investasi besar di bidang perumahan elit di daerah tepi Danau Michigan. Akan tetapi, semua itu tidak bertahan lama. Tahun 1870 adalah tahun yang berat, iman mereka diuji di dalam penderitaan yang terjadi atas diri mereka. Anak keempatnya yang bernama Horatio, Jr., menemui ajal karena wabah penyakit. Spafford sangat terpukul menerima kenyataan itu. Ujian pun mendatanginya kembali. Pada tahun 1871, seluruh investasi perumahan yang dibangunnya mulai dari nol mengalami kebangkrutan. Ia rugi besar! Situasi itu semakin



buruk karena setelahnya, pada bulan Oktober di tahun itu juga, terjadi kebakaran besar di Chicago (daerah tempat tinggal mereka). Kebakaran itu sangat besar, sehingga hampir seluruh Chicago musnah. Ada 250 orang yang meninggal dan 90.000 orang kehilangan tempat tinggalnya. Puji syukur, Allah masih berbaik hati atas mereka sehingga Spafford tidak lekas putus asa. Rumah tempat tinggal dan seluruh keluarganya selamat. Meskipun memang uang mereka sudah habis, ia dan Anna tetap mampu berjuang, menggunakan apa saja yang dimilikinya untuk memberi makan orang-orang yang kelaparan, menolong tunawisma, menjaga dan merawat semua korban kebakaran Chicago itu. Kebakaran besar ini merupakan tragedi, dan apa yang dialami Spafford juga sangat buruk. Namun, ia tetap teguh, dan tetap dapat menunjukkan kasih Kristus bagi mereka yang membutuhkan. Lagu yang diciptakannya setelah peristiwa tragis ini punya makna, bahwa apapun yang terjadi di dalam hidup, baik atau buruk pun itu, Tuhan akan tetap menghibur jiwa kita. Jikapun kita merasa sendirian dalam penderitaan itu, Tuhan akan menunjukkan anugerahNya bagi hidup kita selanjutnya, sehingga dengan demikian, kita dapat menjadi perpanjangan tanganNya untuk menolong orang lain. Sekarang, lagu ciptaannya telah diterjemahkan ke dalam ribuan bahasa, termasuk bahasa Batak, untuk dapat meneguhkan jutaan hati manusia. Anda dapat menemukan versi Bataknya dalam Buku Ende No. 213, yang salah satu ayatnya saya kutip di sini:



Dung Sonang Rohangku BE. 213 Dung sonang rohangku dibaen Jesus i. Porsuk pe hutaon dison. Na pos do rohangku di Tuhanta i, Dipasonang tongtong rohangkon. Sonang do, sonang do, Dipasonang tongtong rohangkon.