Dicy Sapta Rendra 18206241016 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“BULU MERAK SEBAGAI SUMBER INSPIRASI HIASAN PADA JAM DINDING” Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Produk Kriya yang diampu Oleh: Drs. Muria zuhdi M. Sn.



Disusun Oleh: Dicy Sapta Rendra 18206241016 G .



PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2020



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Burung Merak merupakan burung kebanggaan bagi daerah saya berasal, yaitu Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Hal ini bisa dilihat dari pemanfaatan bulu merak dalam kesenian reog. Dengan adanya mata kuliah Desain Produk Seni Kriya ini, saya mampu untuk merancang sebuah produk karya seni kriya dengan menghadirkan bulu merak sebagai wujud dari Produk karya saya. Selain itu untuk bentuk Desain produk yang akan saya buat yaitu berupa jam dinding yang saya modivikasi dengan adanya bulu merak pada jam dinding tersebut. Dan produk ini dapat di jadikan sebagai penghias interior rumah. Dengan alasan saya mengambil judul Bulu Merak Sebagai Sumber Inspirasi Hiasan pada Jam Dinding, disini saya ingin memperkenalkan burung kebanggaan dari daerah saya, agar bukan hanya orang dari daerah saya saja yang tau tapi, masyarakat indonesia harus tau akan keberadaan burung merak sebagai kebangganan warga masyarakat ponorogo. Dengan hadirnya karya saya saya berharap orang-orang bisa mengenal burung kebanggaan warga ponorogo dengan keindahan dan keeksotisanya padaa burung tersebut melalui produk kriya.



BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori a. Pengertian Desain Produk Desain produk adalah suatu bidang keahlian desain yang mempelajari dan merencanakan benda pakai, yang di produksikan secara industri. Ruang lingkup keahlianya luas, mulai dari benda pakai sederhana seperti per1engkapan rumah tangga, furniture, alat peraga, maupun mainan anak, hingga perlengkapan modern berteknologi tinggi seperti peralatan elektronik otomotif, transportasi, perlengkapan kedokteran, militer, penerbangan serta perkapalan. Desain produk menekankan perhatian utamanya pada hubungan antar manusia sebagai pemakai dan produk sebagai benda pakai. Penekanannya terdapat pada hubungan timbal balik yang melibatkan pertimbangan yang mencakup aspek teknis, fungsi, psikologi dan pasar. Sehingga pengembangan desain suatu produk memerlukan wawasan yang memadai tentang bahan, proses produksi, perilaku manusia serta tuntutan sosial, budaya dan ekonomi. Suatu produk disamping dituntut tidak hanya memiliki fungsi teknis, ekonomis atau sekedar pemenuhan kebutuhan fisik saja, tetapi juga diharapkan dapat menjawab tuntutan akan fungsi simbolik , keindahan, kenyamanan dan keindahan. Misha Black dari Royal College of art london berpendapat bahwa benda produk tidak hanya sekedar efisiensi dalam mekanisme dan ekonomi saja, melainkan juga harus memperhatikan faktor moral, sosial dan dampak lingkungan. Desain produk terdiri dari dua kata yaitu desain dan produk menurut kamus besar bahasa indonesia, desain berarti kerangka bentuk atau rancangan. Sedangkan produk berarti barang atau jasa yang dibuat dan ditambah guna atau nilainya kemudian di proses produksi menjadi hasil akhir proses produksi tersebut. Jadi pengertian desain produk adalah salah satu aktivitas yang merancang suatu bentuk kemudian di proses melalui proses produksi dan hasil akhirnya menjadi suatu barang produk yang dihasilkan dari proses produksi tersebut serta nilai dan kegunaanya dapat memenuhi keinginan konsumen yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan waktu yang berubah - ubah.



Desain produk adalah suatu profesi yang kegiatannya berkaitan dengan suatu proses inovasi teknologi.



b. Ruang Lingkup Desain Produk Desain produk merupakan salah satu bidang ke ilmuan yang terintegrasi dengan segala bentuk aspek kehidupan manusia dari masa kemasa. Memadukan unsur khayal dan orientasi penemuan solusi untuk berbagai masalah yang dihadapi manusia dengan menjembatani estetika serta teknologi yang masingmasingnya dinamis dan memiliki pola tertentu dalam perkembangannya. Lingkup desain produk dapat dikatakan hampir tidak terbatas, melingkupi semua aspek yang memungkinkan untuk dipecahkan oleh profesi/ kompetensi ini. Namun demikian jika mengacu pada perkembangan internasional, terdapat wilayah profesi yang tegas terdiri atas desain produk, desain grafis, dan desain interior. Wilayah desain yang disebutkan ini wilayah desain yang diletakkan pada bidang seni rupa. Berdasarkan pembagian wilayah desain tersebut, desain produk merupakan salah satu dari wilayah desain yang ada. Desain produk merupakan terjemahan dari Industrial Design. Sebagian para ahli menerjemahkan Industrial Design dengan desain produk. Sebagian yang lain menerjemahkan dengan desain industri. Penerjemahan yang terakhir dirasa kurang tepat, karena yang didesain bukanlah industrinya melainkan produknya. (Adhi Nugraha,1989). Dalam perkembangan selanjutnya profesi ini terbagi atas beberapa kelompok kompetensi (mungkin juga dapat berkembang sejalan dengan perkembangan jaman), yaitu: a. Desain produk peralatan b. Desain perkakas lingkungan c. Desain alat transportasi d. Desain produk kerajinan (Kriya) Meski dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, namun secara umum mendesain produk mempunyai mekanisme yang sama dalam berpikir kreatif dalam perancangan sebuah produk, sehingga produk tersebut memenuhi nilai-



nilai fungsional yang tepat dan menjadi solusi bagi masalah yang dihadapi manusia dengan tidak meninggalkan aspek kenyamanan user/pengguna melalui teknik-teknik dan ketentuan-ketentuan tertentu dan pada akhirnya diteruskan menjadi siklus hidup produk yang ditentukan oleh pola perancangan awal baik itu inovasi, modifikasi maupun duplikasi. Desain produk adalah pioner dan kunci kesuksesan sebuah produk menembus pasar sebagai basic bargain marketing, mendesain sebuah produk berarti membaca sebuah pasar, kemauan mereka, kemampuan mereka, pola pikir mereka serta banyak aspek lain yang akhirnya mesti diterjemahkan dan diaplikasikan dalam perancangan sebuah produk. Kemampuan sebuah produk bertahan dalam siklus sebuah pasar ditentukan oleh bagaimana sebuah desain mampu beradaptasi akan perubahan-perubahan dalam bentuk apapun yang terjadi dalam pasar yang dimasuki produk tersebut, sehingga kemampuan tersebut menjadi nilai keberhasilan bagi produk itu sendiri dikemudian hari. Dengan krusialnya bentuk tanggup jawab seorang desainer produk industri dalam perancangan sebuah produk, desainer produk harus memiliki pengetahuan dan riset yang baik sebelum merancang sebuah produk, proses tersebut tidak ayal lagi membutuhkan waktu yang kadang-kadang tidak singkat dalam perancangannya. Ketajaman berpikir dan membaca peluang sangatlah dominan dalam menentukan rating desainer tersebut. Sense dapatlah kita katakan begitu, terbentuk dari pengalaman yang panjang dan ditempa berbagai aspek yang melingkupi dan dihadapi sang desainer tersebut. Skala perancangan desain produk sangat luas jika kita lihat dari berbagai aspek; dengan kata lain desain produk merupakan sebuah bahasa dominan dalam perkembangan dan pola pikir manusia sejak dahulu kala. Mekanisme dan system flow yang berkembang saat ini lahir dari kebiasaan yang berkembang sejak dahulu kala. Saat manusia purba menemukan masalah untuk mendapatkan hasil buruan, manusia purba menciptakan senjata dalam bentuk tombak, agar dapat dijadikan alat yang efektif menangkap binatang yang diburu.



Dari contoh tersebut dapat kita lihat mekanisme berpikir kreatif yang sama dalam perancangan sebuah produk, berangkat dari masalah lalu menciptakan sebuah benda agar dapat dijadikan sebuah solusi yang efektif bagi permasalahan tersebut, dan pola pikir ortodok tersebutlah yang menjadi dasar metodologi keilmuan desain produk hingga saat ini.Tetapi ternyata desain dari sebuah produk disatu saat, ketika menjadi sebuah aspek yang paling tinggi dalam kehidupan manusia, dengan nilai-nilai dan orientasi yang dirancang dapat dengan tepat berubah menjadi sebuah sarana atau alat menentukan selera, interaksi dan komponen psikologis lainnya dalam pasar yang dimasuki. Desain produk itu sendiri dapat menjadi teori-teori itu sendiri, mejadi icon-icon, semantik-semantik, serta pengaruh dengan keberadaannya yang dibawa oleh aspek-aspek lain secara mandiri.



c. Perancangan dan Pengembangan Produk Perancangan dan Pengembangan Produk Produk apapun termasuk produk kriya, dalam perjalanannya akan mengalami perubahan, sehingga desain produk perlu secara terus menerus diperbaharui. Walaupun pada kenyataannya seringkali produk baru banyak yang gagal untuk dapat dipasarkan, akan tetapi usaha yang terus-menerus untuk memperkenalkan produk baru harus tetap dilakukan. Keadaan yang memberikan peluang munculnya produk baru diantaranya adalah: 1. Pemahaman Konsumen. 2. Perubahan Ekonomi. 3. Perubahan Sosiologis dan Demografis. 4. Perubahan Teknologi. 5. Perubahan Politik/Peraturan.



d. Tahap-tahap pengembangan produk baru Program pengembangan produk yang dilakukan oleh perusahaan pada dasarnya adalah untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan demikian, para eksekutif puncak, khususnya yang berhubungan dengan program ini, dituntut haruslah benar-benar mengembangkan



dan mengelola produknya dengan sebaik mungkin. Untuk mencapai hal itu, tentu harus mengikuti langkah-langkah dari pengembangan produk ini secara sistematis. 7 Tahap proses pengembangan produk: 1. Gagasan produk Pengembangan produk dimulai dengan pencarian gagasan bagi produk-produk baru. Para desainer harus mendefinisikan produk dan pasar yang ingin ditekankanya menyatakan tujuan produk baru itu. Merek juga harus menyatakan berapa banyak usaha yang harus dicurahkan untuk mengembangkan produk terobosan, memodifikasi produk lama dan meniru produk pesaing. 2. Penyaringan Tahap ini dirancang untuk menghilangkan seluruh gagasan produk yang tidak berhubungan dengan kemampuan atau tujuan perusahaan. Para perwakilan dari pemasaran, teknis dan produksi harus memberikan input pada tahap ini. 3. Pengujian konsep Setelah gagasan disaring, perusahaan menggunakan riset pasar untuk mendaptkan input dari konsumen tentang manfaat dan harga. Gagasan yang telah melewati tahap penyaringan kemudian dilanjutkan dengan membuat konsep serta dilanjutkan dengan mengembangkan konsep produk tersebut. Pada dasarnya konsumen tidak membeli gagasan dari suatu produk melainkan konsep dari produk tesebut. Dari berbagai konsep produk yang ada kemudian dilakukan pengujian yang pada akhirnya di pilih konsep produk yang paling tepat. 4. Analisis bisnis Setelah



mengumpulkan



opini



konsumen,



Adapun



cara



mengevaluasi usulan dengan cara membuat suatu perkiraan tentang tingkat penjualan, biaya produksi, dan keuntungan yang diharapkan sesuai dengan sasaran peruahaan. Analisis usaha biasanya selalu berubah-ubah dalam melakukan perbaikan, jika didapatkan informasi yang baru, sehingga perkiraan yang dibuat semakin mendekati kebenaran.



5. Pengembangan prototype Sewaktu perusahaan telah menentukan potensi profitabilitas produk. Bagian teknik atau riset dan pengembangan akan membuat prototipe. Prototipe ini dapat menjadi sangat mahal, yang sering kali memerlukan peralatan dan pengembangan komponen yang ekstensif. 6.Pengujian produk dan uji pemasaran. Dengan menggunakan hal-hal yang dipelajari dari prototipe, perusahaan menjalankan produksi yang terbatas. Kemudian perusahaan dapat menguji produk tersebut untuk melihat apakah produknya memenuhi persyaratan kinerja. Jika ya, maka produknya akan dijual pada daerah yang terbatas. Karena kampanye promosi dan saluran distribusi harus ditetapkan untuk uji pasar, tahap ini menjadi cukup mahal. 7. Komersialisasi Jika hasil uji pemasaran positif, perusahaan akan memulai produksi dan pemasaran berskala penuh. Komersialisasi yang bertahap, yang bertujuan menyebarkan produk tersebut ke daerah yang semakin luas, mencegah ketegangan yang semestinya tidak perlu terjadi pada kemampuan



produksi



awal.



Sebaiknya,



keterlambatan



dalam



komersialisasi dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan lain untuk mengeluarkan produk saingan. Sedangkan menurut Philip Kotler Tahaptahap pengembangan produk ada 8 diantaranya: 



Lahirnya Gagasan (Idea Generation)







Penyaringan Ide (Idea Screening)







Pengembangan dan pengujian konsep







Pengembangan strategi pemasaran (Marketing Strategi Development)







Analisis bisnis (Business Analysis)







Pengembangan produk (Product Development)







Pengujian pasar (Market Testing)







Komersialisasi (Commercialization)



Dari dua pendapat di atas, tahap yang di gunakan cenderung sama, akan tetapi di dalam bukunya Phillip Kotler terdapat 8 tahap pengembangan produk dan pada bukunya Ricky W. Griffin terdapat 7 pengembangan produk, perbedaanya terdapat pada Pengembangan strategi pemasaran (Marketing Strategi Developmen). Pada tahap ini perusahaan melakukan



pengembangan



perencanaan



strategi,



dimana



strategi



pemasaran lebih dahulu mengalami penyaringan.



e. Burung Merak Burung Merak Burung merak hijau merupakan burung yang memiliki karakteristik khusus. Meskipun memiliki sayap sebagaimana burung pada umumnya, burung merak jarang terbang ke udara. Hal ini merupakan salah satu satu kelemahan dalam membentengi keselamatan diri karena jika ada bahaya yang mengancam dirinya burung merak hanya bisa berlari sehingga akan tertangkap oleh musuh, khususnya binatang buas, dengan mudah. Kondisi seperti itu telah menyebabkan populasi burung merak dari waktu ke waktu semakin menurun jumlahnya (Tarigan, 2001). Kelangsungan hidup merak hijau jawa (Pavo muticus) pada saat ini sangat terancam, populasinya menurun tajam (dari status vulnurable ke endangered tahun 2010) akibat perburuan liar dan penyempitan habitat oleh kegiatan manusia. Penangkaran merupakan salah satu upaya pengelolaan merak hijau yang dapat menunjang kelestariannya di alam. Keberhasilan penangkaran dipengaruhi oleh pengetahuan terhadap kehidupan merak hijau jawa dan faktorfaktor pengelolaannya (Purwaningsih, 2010). Burung merak termasuk ke dalam famili Phasianiade, kerabat ayam hutan, atau burung kuau. Burung merak jantan memiliki ekor panjang yang terdiri atas 120 – 150 helai bulu. Bulu ekor ini tumbuh dari pangkal ekor sehingga dapat berbentuk seperti sebuah kipas yang sangat besar dan indah. Burung merak merupakan salah satu jenis burung hias yang tertua di dunia karena lebih dari 4000 tahun yang lalu telah dikenalkan pada budaya Mezopotania dengan jalan perdagangan dari Mezopotania ke bangsabangsa Mediteranian.



Burung merak hijau termasuk ke dalam Ordo Galliformes yang mempunyai salah satu ciri yaitu kaki yang kuat, sehingga banyak aktivitas yang tergantung pada kakinya. Aktivitas tersebut antara lain adalah berjalan, mencari makan, bertengger, dan pada saat akan tidur burung merak duduk di atas dadanya dengan jari kaki mencengkeram cabang atau ranting pohon tempat ia tidur (Palita dalam Purwaningsih, 2010). Burung merak yang mempunyai warna bulu yang indah dan anggun dapat dikembangbiakkan atau dipelihara dalam kandang secara pribadi ataupun di kebun binatang. Dengan pemeliharaan dan perawatan yang baik, burung merak dapat hidup dalam waktu yang cukup lama yaitu sekitar 20 – 30 tahun (Grzimek’s Animals Life Encyclopedia dalam Tarigan, 2001:17). Burung merak jantan dan betina menjadi dewasa setelah berumur 2,5 tahun ke atas. Burung merak betina dapat bertelur 3 - 5 butir per ekor pada setiap periode bertelur dan dalam satu tahun dapat mengalami 3 kali periode bertelur. Burung merak mengerami telurnya selama kurang lebih 28 s/d 33 hari. Burung merak termasuk jenis burung poligami, dimana seekor burung merak jantan dapat mengawini hingga 5 ekor betina. Selain burung merak hijau (Pavo muticus) terdapat beberapa jenis burung merak lainnya yang dikenal hingga saat ini, antara lain malaysian peacock pheasant poliplectron malacence, yang banyak terdapat di Sumatera dan Kalimantan, mountain peacock pheasant inopinatum yang banyak terdapat di Malaysia, grey peacock pheasant polyptron bicalcaratum yang banyak terdapat di Himalaya, Cina, Myanmar, Thailand, dan Laos, german peacock pheasant polyptron germani yang banyak terdapat di Cochin Cina, merak congo yang banyak terdapat di lembah sungai Congo Afrika, serta burung merak hijau (pavo muticus s atau Java greeen) yang banyak terdapat di daerah ASEAN, India, Cina, pulau Jawa dan Bali. Berikut adalah perbandingan antara burung merak jantan dan betina, khususnya burung merak hijau, yang banyak terdapat di Pulau Jawa dan Bali, untuk membedakan identitas masing-masing.



Tabel 1. Perbedaan Burung Merak Jantan dan Betina No Identitas 1 Panjang Tubuh 2



3 4



Bulu



Ekor Kaki



5



Taji



6



Jambul



7



Bulu Hias



Merak Jantan 210 cm (dari kepala hingga ekor) Mempunyai bulu hijau berkilauan di bagian leher dan dadanya, sedangkan sayapnya berwarna cokelat Memiliki ekor panjang Memiliki kaki yang kokoh berwarna hitam kebirubiruan berkilap Memiliki taji yang panjang Memiliki jambul panjang tegak di kepalanya Memiliki bulu hias ekor yang panjang dan berocelus



Merak Betina 120 cm (dari kepala hingga ekor) -



Memiliki ekor pendek Mempunyai taji yang pendek Memiliki jambul pendek tegak di kepalanya Tidak mempunyai bulu hias



Di Indonesia, ada dua jenis burung merak yakni burung merak hijau dan burung merak biru. Merak hijau (Pavo muticus) merupakan burung yang tergolong langka dan terancam punah. Merak hijau termasuk satwa yang berstatus vulnerable (IUCN, 2004) dan dilindungi di Indonesia. Merak hijau di pulau Jawa masih terdapat di beberapa taman nasional pada habitat daerah dataran rendah, terutama di daerah Jawa bagian tengah dan timur (Balen van, Prawiradilaga, Indrawan 1995). Salah satu daerah habitat merak hijau adalah Taman Nasional Baluran. Ancaman penurunan populasi merak hijau yang utama adalah karena perusakan habitat dan perburuan yang terus-menerus. Merak hijau banyak dijumpai di Pulau Jawa, di sekitar hutan jati yaitu Ujung Kulon, Sindang Barang (Cianjur), Cikelet (Sukabumi), Jepara, Pati, Mantingan, Randu Blatung (Blora), Meru Betiri, Baluran, Alas Purwo, Gunung Raung, Krepekan, Lijen, Lebak Harjo dan Pasir Putih (Situbondo) (Maryanti, 2007). Merak hijau jantan memiliki tubuh yang besar, tingginya dapat mencapai 1,20 meter, panjangnya mencapai 3 meter dengan bulu ekor yang menjuntai



panjang. Pada saat-saat tertentu bulu ekor tersebut akan diangkat ke atas membentuk semacam kipas di ekornya. Burung betina berukuran lebih kecil dari jantan, bulu-bulunya kurang mengkilap, berwarna hijau keabu-abuan, dan tanpa penutup ekor. Burung betina biasanya menghasilkan telur antara 4 sampai 6 butir dengan daya tetas yang rendah antara 0 – 36%. Habitat merak hijau adalah di hutan terbuka, hutan sekunder, pinggir sungai, dan tepi hutan. Burung ini sering hidup bergerombol dan menyukai tempat dekat sumber air. Jenis makanan yang disukai adalah biji-bijian, tanaman vegetasi hutan, berbagai rumput hijauan dan beberapa jenis serangga (Septiana, 2009). f. Bulu merak Bulu merak tidak hanya memiliki bentuk yang indah, bulu merak sendiri mempunyai arti dari segi bentuk dan warnanya. Secara keseluruhan bulu merak mencakup seluruh kehidupan karena memiliki arti saling membutuhkan. Dilihat dari struktur bentuk bulu merak terdiri dari warna biru gelap menyerupai bentuk bulan sabit, warna biru muda yang melingkari bentuk bulan sabit melambangkan langit, warna cokelat yang melingkari warna biru berbentuk telur diibaratkan bumi, warna hijau yang melingkari bentuk telur sebagai garis batas atmosfer, bulu-bulu merak sebagai alur yang hampir tidak beraturan menjadi medan magnet. Bentuk struktur yang mencakup seluruh kehidupan itulah yang menjadi arti bulu merak melambangkan kehidupan yang saling membutuhkan.



BAB III PEMBAHASAN



A. TEMA Burung Merak merupakan burung kebanggaan bagi daerah saya berasal, Hal ini bisa dilihat dari pemanfaatan bulu merak dalam kesenian reog. Dengan adanya mata kuliah Desain Produk Seni Kriya ini, saya mampu untuk merancang sebuah produk karya seni kriya dengan mengahdirkan bulu merak sebagai wujud dari Produk karya saya. Selain itu untuk bentuk Desain produk yang akan saya buat yaitu berupa jam dinding yang saya modivikasi dengan adanya burung merak pada jam dinding tersebut. Dan produk ini dapat di jadikan sebagai penghias interior rumah. Dalam bentuk produk karya saya yang satu ini, disini saya akan bayak mengeksplor berbagai macam teknik dan bahan dalam pembuatan karya, sehingga gagasan dan ide saya dalam pembuatan karya mampu menciptakan hal-hal yang baru dalam penciptaan Desain Produk kriya yang ada di nusantara. Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, kebudayaan, dan tradisi adat istiadat yang sangat beragam, terutama di daerah saya sendiri yaitu Kabupaten Ponorogo, nah disinilah saya akan memperkenalkan burung yang menjadi kebanggaan warga Ponorogo yang saya kemas kedalam sebuah bentuk Prodak Seni Kriya yang saya buat ini. Dan harapannya dengan hadirnya produk karya saya ini, mampu membuat inovasi dan kreasi ide baru dalam berkarya seni, dan mampu mengembangkan bahan dan teknik menjadi sebuah karya seni yang memiliki nilai jual tinggi, sehingga dapat menciptakan ekonomi kreatif dalam berkarya seni.



Sketsa Gambar Desain Produk



Gambar Kerja Desain Produk



Gambar diatas merupakan konsep dari produk karya kriya saya yang akan saya kaitkan dengan burung kebanggan dari darah saya, namun disni saya mengambil dari bulu meraknya saja, yang dimana dapat kita lihat disini saya membuat sebuah karya seni yang saya beri judul “Bulu Merak Sebagai Sumber Inspirasi Hiasan pada Jam Dinding” Dalam produk yang saya buat ini akan saya kemas kedalam bentuk karya seni kriya yaitu jam dinding, yang dimana di fungsikan sebagai penghias interior rumah. Dalam karya yang saya buat ini saya membuatnya menggunakan teknik ukir. Dengan ukuran, panjang 50 cm dan lebar 50 cm. Dengan menggunakan bahan kayu jati.



B. Komposisi Dalam proses pembuatan produk karya saya, disini untuk bahan dan yang saya gunakan saya menggunakan bahan utamanya yaitu kayu jati. Dengan menggunakan teknik ukir untuk menggali bentuk nya.



Daftar Pustaka http://eprints.polsri.ac.id/326/3/BAB%202.pdf https://eprints.uny.ac.id/4131/2/Handout_Desain_Produk_Kerajinan.pdf https://jurnal.uns.ac.id/rural-and-development/article/download/810/792 http://journal.isi.ac.id/index.php/invensi/article/view/3224 http://repo.iain-tulungagung.ac.id/5670/5/BAB%20II.pdf