Dimensionalitas Ilmu (Dimensi Ilmu) Kelompok 10 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DIMENSIONALITAS ILMU (DIMENSI ILMU) “Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok”



PENDIDIKAN AGAMA ISLAM III REGULER 1C CLASTER 2 Kelompok 10 Dosen Pegampu: Hernawan Syahputra, MA



Khodijah Dwi Ambarwati



2010110035



Khodijah Rizki



2010110033



Rindi Dwi Putri



2010110023



FAKULTAS AGAMA ISLAM DAN HUMANIORA PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI TA.2021/2022



KATA PENGANTAR Assalamu’allaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan kemudian kelancaran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa bantuan-Nya tidak mungkin penyusun akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Kemudian Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW. Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Dimensionalitas Ilmu (Dimensi Ilmu)” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini kami susun untuk selalu melakukan yang terbaik dalam perkuliahan. Kemudian dengan penuh kesabaran dan terutama kemudahan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalam nya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untu makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak khusunya kepada dosen kami yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Sekian dan terima kasih. Medan, 25 September 2021



Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1 C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D. E. F.



Cultural Dimention (Dimensi Kebudayaan) ...................................... 3 Historical Dimention (Dimensi sejarah) ............................................ 3 Humanistic Dimention (Dimensi Kemanusiaan) ............................... 3 Recreational Dimension (Dimensi Reaksi) ....................................... 4 System Dimention (Dimensi sistem) .................................................. 4 Struktur Ilmu ...................................................................................... 5



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................... 6 B. Saran ................................................................................................... 6 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 7



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam sejarah perkembangan ilmu, peran Filsafat Ilmu dalam struktur bangunan keilmuan tidak bisa disangsikan. Sebagai landasan filosofis bagi tegaknya suatu ilmu, mustahil para ilmuan menafikan peran filsafat ilmu dalam setiap kegiatan keilmuan. Selama ini, bangunan keilmuan pada lingkungan akademik bukan sama sekali tidak memiliki landasan filosofis. Ilmu logika baik logika tradisonal, yang bercirikan bahasa dan pola pikir deduktif, maupun logika modern (yang juga dikenal dengan logika saintifika) dengan pola induktif dan simbolsimbolnya, jelas tidak sedikit peranannya dalam membangun wawasan ilmiah akademik. Namun, peran ilmu logika dewasa ini dirasakan tidak mencukupi, karena beberapa keterbatasan yang ada dalam ilmu tersebut. Terlihat dalam karakteristiknya, yakni formalisme, naturalisme, saintisme, instrumentalisme. Karenanya, Filsafat Ilmu dianggap sebagai satu-satunya pola pikir yang bisa dipertanggungjawabkan. Berbeda dengan ilmu logika, Filsafat Ilmu menawarkan banyak pola pikir dengan memperhatikan kondisi objek dan subjek ilmu, bahkan pola pikir logika sebagai bagian dalamnya. Begitulah urgensi Filsafat Ilmu, baik sebagai disiplin maupun sebagai landasan filosofis pengembangan ilmu. Untuk lebih lanjut, dalam pembahasan kali ini akan mengupas lebih tajam tentang Struktur Ilmu dan pengetahuan Filsafat Ilmu.



B. Rumusan Masalah 1. Apa itu Cultural Dimention (Dimensi Kebudayaan) 2. Apa itu Historical Dimention (Dimensi sejarah)? 3. Apa itu Humanistic Dimention (Dimensi Kemanusiaan)? 4. Apa itu Recreational Dimension (Dimensi Reaksi)? 5. Apa itu System Dimention (Dimensi sistem)? 6. Apa itu Struktur Ilmu?



1



C. Tujuan penulisan 1. Untuk mengetahui Cultural Dimention (Dimensi Kebudayaan) 2. Untuk mengetahui Historical Dimention (Dimensi sejarah) 3. Untuk mengetahui Humanistic Dimention (Dimensi Kemanusiaan) 4. Untuk mengetahui Recreational Dimension (Dimensi Reaksi) 5. Untuk mengetahui System Dimention (Dimensi sistem) 6. Untuk mengetahui Struktur Ilmu



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Cultural Dimention (Dimensi Kebudayaan) Kebudayaan merupakan salah satu segi penting dalam kehidupan manusia. Dari aspek ini para cendekiawan mengupas science sebagai a cultural force (woolf), a cultural process (Richter), dan a mode of culture (Elkana). B. Historical Dimention (Dimensi sejarah) Dari segi sejarah umat manusia ilmu dapat ditinjau sebagai suatu bagian dari proses historis secara keseluruhan yang berlangsung pada zaman-zaman yang berbeda dan di tempat-tempat berlainan. Langdon Gilkey mengakui bahwa science merupakan a historical force of overwhelming significance, shaping the social existence of mankind in evernew direction (suatu kekuatan historis yang sangat besar arti pentingnya, yang membangun eksistensi sosial manusia dalam arah-arah yang selalu baru).1 C. Humanistic Dimention (Dimensi Kemanusiaan) Science suatu pengalaman yang dihayati menurut Enrico Cantore merupakan suatu faktor yang mencetak suatu kepribadian manusia ilmiah. Dalam makna ini ilmu bersifat humanistik. Dalam kajian Pendidikan Islam ada tujuh macam dimensi-dimensi kemanusiaan



yang mesti



dikembangkan



secara



seimbang



berkesinambungan di antaranya adalah sebagai berikut: 1) dimensi fisik; 2) dimensi akal; 3) dimensi iman; 4) dimensi akhlak; 5) dimensi kejiwaan; 1



Ahmad Tafsir, Filsafat Umum. (Bandung:Remaja Rosdakarya,2008), hlm 90.



3



dan



6) dimensi keindahan, dan 7) dimensi sosial-kemasyarakatan. Berbeda halnya dengan pandangan kajian bimbingan dan konseling yang menyatakan bahwa dimensi-dimensi kemanusiaan meliputi: 1) dimensi keindividualan; 2) dimensi sosial; 3) dimensi kesusilaan; dan 4) dimensi keberagamaan. Dengan dimikian antara kajian Pendidikan Islam dengan Ilmu Konseling



memberikan



pengembangan



semua



semacam



pemahaman



dimensi-dimensi



berkenaan



dengan



melalui



kegiatan



tersebut



pendidikan, karena sekecil apapun kegiatan pendidikan tidak terlepas dari proses latihan dan bimbingan, sehingga terwujudlah kepribadian manusia yang mulia bagi setiap individu. Kepribadian manusia yang mulia itu adalah kepribadian yang mampu menginplementasikan dimensi-dimensi kemanusiaannya.



D. Recreational Dimension (Dimensi Reaksi) Ditinjau dari segi permainan yang menggembirakan atau hiburan yang



menyegarkan



dapatlah



dipahami



beberapa



pendapat



yang



menyatakan science adalah game. Buzzati Traverso menyatakan ” ilmu adalah suatu permainan; ini dapat menggembirakan, dapat bermanfaat, dapat berbahaya secara mengerikan. Ilmu adalah suatu permainan yang ditimbulkan oleh keingintahuan manusia yang tertahankan untuk menemukan alam semesta dan dirinya sendiri, dan untuk memperbesar kesadarannya akan dunia tempat ia hidup dan bekerja.”2



E. System Dimention (Dimensi sistem) Jika memang realitas di dunia ini mengandung banyak sekali kebulatan yang teratur maka wajar jika science ditinjau dari segi kebulatan system yang terdiri dari unsur-unsur yang berada dalam keadaan berinteaksi. 2



Ibid.,hlm 91-92



4



F. Struktur Ilmu Ilmu dalam pengertiannya sebagai pengetahuan merupakan suatu sistem pengetahuan sebagai dasar teoritis untuk tindakan praktis (Ginzburg) atau suatu sistem penjelasan mengenai saling hubungan diatara peristiwa-peristiwa yang terjadi. Sistem pengetahuan ilmiah mencakup lima kelompok unsur,sebagai berikut: 1.Jenis-jenis sasaran 2.Bentuk-bentuk pernyataan 3.Ragam-ragam proposisi 4.Ciri-ciri pokok 5.Pembagian sistematis Pertama-pertama mengenai sasaran atau objek pengetahuan ilmiah itu perlu diberikanpenjelasan yang memadai. Setiap cabang ilmu khusus mempunyai objek sebenarnyayang dapat dibedakan menjadi objek material dan objek formal. Objek material adalahfenomena dunia yang ditelaah oleh ilmu, sedang objek formal adalah pusat perhatiandalam penelaahan ilmuwan terhadap fenomena itu. Penggabungan antara objekmaterial dengan objek formal sehingga merupakan pokok soal tertentu yang dibahasdalam pengetahuan ilmiah merupakan objek yang sebenarnya dari cabang ilmu yangbersangkutan. Pembagian objek-objek ini dikemukakan oleh George Klubertanz. Objekmaterial secara tak menentu



dan



dalam



keseluruhannya



menunjukkan



pokok



soal



suatupengetahuan (terutama pengetahuan demonstratif) dalam hubungan dengan proposisi-proposisi yang dapat dibuat tentangnya.3



3



The liang gie, filsafat ilmu



5



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Di dalam Dimensionalitas Ilmu (Dimensi Ilmu) membahas 6 dimensi yaitu Cultural Dimention (Dimensi Kebudayaan), kebudayaan merupakan salah satu segi penting dalam kehidupan manusia. Historical Dimention (Dimensi sejarah), dari segi sejarah umat manusia ilmu dapat ditinjau sebagai suatu bagian dari proses historis secara keseluruhan yang berlangsung pada zaman-zaman yang berbeda dan di tempat-tempat berlainan. Humanistic Dimention (Dimensi Kemanusiaan), keberagamaan. Dengan dimikian antara kajian Pendidikan Islam dengan Ilmu Konseling memberikan semacam pemahaman berkenaan dengan pengembangan semua dimensi-dimensi tersebut melalui kegiatan pendidikan, karena sekecil apapun kegiatan pendidikan tidak terlepas dari proses latihan dan bimbingan, sehingga terwujudlah kepribadian manusia yang mulia bagi setiap individu. Recreational Dimension (Dimensi Reaksi), System Dimention (Dimensi sistem) dan yang terakhir Struktur Ilmu B. Saran Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan makalah ini mengenai dimensi ilmu. Penulis menyarankan kepada semua pembaca untuk mempelajari tentang dimensi ilmu dalam membuat kalimat. Dengan mempelajari diksi diharapkan mahasiswa dan mahasiswi memiliki ketetapan dalam menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar yang disampaikan mudah dipahami dengan baik



6



DAFTAR PUSTAKA Tafsir, ahmad, 2008. Filsafat Umum. Bandung:Remaja Rosdakarya The liang gie, filsafat ilmu



7