Diminati-Di-Tahun-Depan: Marketing Management-R5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Kelompok ke-1 Week 3/ Sesi 4



Selesaikan soal-soal kasus di bawah ini. Soal Kasus I: Waralaba F&B Diprediksi Masih Jadi Waralaba yang Paling Diminati di Tahun Depan Jumat, 03 Desember 2021



https://industri.kontan.co.id/news/waralaba-fb-diprediksi-masih-jadi-waralaba-yang-palingdiminati-di-tahun-depan KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis waralaba masih sanggup mencatatkan pertumbuhan tinggi di saat pandemi Covid-19. Pertumbuhan sektor ini bersaing dengan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang juga masih tumbuh positif. Menurut catatan Kementerian Perdagangan, industri waralaba dalam negeri saat ini masih sanggup mencatatkan pertumbuhan sebesar 3% Ketua Komite Tetap Kadin Indonesia bidang Franchise, Lisensi & Networking Marketing Levita G Supit mengatakan, kondisi bisnis waralaba



Marketing Management-R5



di Indonesia mulai mengalami pemulihan. Mengingat tahun lalu kondisi waralaba sempat lesu dihantam pandemi Covid-19 Pemulihan sektor waralaba di tahun ini tak lepas dari mulai terkendalinya kasus terkonfirmasi dan juga masyarakat yang sudah mulai berani mengunjungi pusat perbelanjaan, mall, restoran dan cafe. "Kami optimis bahwa tahun depan akan lebih cepat pulih lagi bisnis waralaba ini, tahun 2021 ini ada sekitar 25% bisnis waralaba ini sudah kembali kalau sudah pulih," kata Levita kepada Kontan.co.id, Jumat (3/12). Melihat prospek bisnis waralaba yang kian membaik, Levita menilai, tahun depan sektor food and beverage (F&B) masih menjadi sektor waralaba yang moncer. Makanan dan minuman memang menjadi sektor yang favorit di bisnis waralaba bahkan sebelum pandemi. Hal tersebut lantaran makanan dan minuman termasuk kebutuhan pokok yang tak bisa dikesampingkan oleh masyarakat. Melihat F&B yang masih akan cemerlang di tahun depan, Levita juga menilai bahwa waralaba kopi masih akan memiliki prospek cerah. Sebab, kopi sudah menjadi gaya hidup masyarakat di Indonesia. "Istilahnya kan masyarakat boleh enggak belanja macam-macam tapi kan mereka yang namanya urusan perut tetap nomor satu," imbuhnya. Levita menjelaskan sektor F&B di bisnis waralaba menduduki porsi 40% lebih dibandingkan sektor lainnya. Selain F&B prospek waralaba lainnya yang akan cemerlang di tahun depan ialah ritel dan jasa. Namun, Levita mengingatkan meski waralaba akan semakin bangkit di tahun depan, digitalisasi tetap perlu dilakukan oleh pengusaha. Diketahui selama pandemi perilaku masyarakat telah



Marketing Management-R5



beralih dari offline menjadi online, termasuk dalam berbelanja. Maka pengoptimalan pasar digital tetap harus dilakukan meski nantinya pandemi telah dinyatakan selesai. "Digitalisasi itu memberikan kenyamanan bagi masyarakat. Jadi online itu akan tetap berjalan walaupun nanti pandemi istilahnya sudah berkurang atau bahkan hilang, gaya hidup atau kebiasaan orang untuk berbelanja online tetap ada," ujarnya. Senada dengan Levita, Konsultan usaha Erwin Halim juga menilai F&B masih menjadi sektor waralaba yang banyak dicari tahun depan. Selain itu jasa terutama di bidang pendidikan juga masih akan bertahan menjadi bisnis waralaba yang menarik. "Yang pasti sejauh ini waralaba bidang pendidikan masih bertahan, dan waralaba kuliner mulai bergerak membaik. Minuman kopi mulai bergeliat juga bergerak. Mulai pulih waralaba, sudah banyak yang mulai buka waralaba-waralaba kecil. Kalau yang besar kan terus bertahan semasa pandemi ini," kata Erwin. Namun yang perlu menjadi perhatian ialah adanya isu varian baru Covid-19 yang dikhawatirkan akan membuat pemerintah kembali melakukan pembatasan pergerakan masyarakat. Maka Erwin menilai pelaku bisnis waralaba terutama yang baru akan memulai, harus tetap mengoptimalkan penjualan secara digital. "Yang mau mulai bisnis waralaba sebaiknya tetap memanfaatkan layanan logistik dan penjualan secara online lewat marketplace," kata Erwin. Pemulihan bisnis waralaba juga diamini oleh M. Al Ghazali pemilik brand Dr Koffie asal Lampung. Penjualan di Dr Koffie mulai mengalami kenaikan sejak September lalu bahkan kini Al menyebut penjualan sudah melampaui kondisi normal. "Oktober itu baru masuk ke normal 100%. Nah sekarang November kita naik sudah 130% penjualan kita dari kondisi normal. Rata-rata kita sekarang itu sekitar 200-500 cup, kalau weekend 500 cup, hari biasa 200 cup," kata Al



Marketing Management-R5



Tahun depan Al optimis bisnis waralaba besutannya dapat semakin cemerlang. Terlebih jika pandemi nantinya akan semakin terkendali. Namun tahun depan Al akan fokus pada pengembangan dua brand yaitu Dr Koffie dan Dr Tea. Ia menargetkan Dr Tea dapat menggaet hingga 100 outlet dan Dr Koffie 20 outlet tambahan di 2022. Optimisme juga dipegang oleh Rosie Pakpahan pemilik Tahu Jeletot Taisi. Kini Tahu Jeletot Taisi telah memiliki 531 outlet dengan 5 milik pribadi. "Mitra masih bertambah, kemarin buka di ITC, terus besok kita mau buka di Gambir," ujar Rosie. Meski peningkatan mitra terus terjadi di tahun ini, namun Rosie mengakui bahwa penjualan produknya baru mencapai 50% dari kondisi sebelum pandemi. "Tahun depan kami mau meluncur ke Kalimantan dan Bali dan harapannya bisa tambah 500 outlet lagi," harap Rosie.



Pertanyaan: Berdasarkan kasus di atas, waralaba F&B diprediksi masih jadi waralaba yang paling diminati di tahun 2022. Agar bisnis waralaba tersebut sukses, para pewaralaba harus menyesuaikan strategi mereka untuk menghadapi pasar baru, tantangan dan menangkap peluang. Sebelum menyususn strategi bisnisnya, terlebih dulu harus dilakukan analisis lingkungan pemasaran. 1. Bobot nilai 50%. Berikan salah satu perusahaan waralaba F & B yang terkenal di sekitar Anda. Lakukan analisis lingkungan pemasaran sbb: Kentucky Fried Chicken



Marketing Management-R5



Kentucky Fried Chicken atau yang biasa kita kenal dengan KFC merupakan hak waralaba tunggal dari PT. Fasstfood Indonesia Tbk yang didirikan oleh kelompok usaha glael pada tahun 1978. KFC berawal dari sebuah restoran kecil di tempat pengisian bahan bakar di Corbin, Kentucky, Amerika Serikat yang Bernama “Sanders Court & Café”. Setelah mulai beroperasi selama kurang lebih 7 tahun, ia memperbesar restorannya hingga 142 kursi dan menambahkan motel. Pada tahun 1955, sang pemiliki menjual resep rahasianya dan lima tahun kemudian bisnis waralaba KFC telah mencapat 400 unit di Amerika Serikat dan Kanada. Kemudian sang pemilik menjual KFC kepada perusahaan Amerika Serikat senilai 2 juta dollar dan KFC Coorporation go public pada tahun 1966. 3 tahun kemudian perusahaan ini terdaftar di bursa efek New York. Analisis lingkungan pemasaran : a.



Lingkungan mikro. Lingkungan mikro terdiri dari aktor-aktor yang dekat dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melibatkan dan melayani pelanggan. Secara sederhana keberhasilan suatu kegiatan bisnis dipengaruhi oleh faktor internal yang terdiri -



atas: Resources



-



(sumber



Capability Core



Competences



daya/bahan



baku);



(kemampuan (keahlian



perusahaan); utama



perusahaan)



Keberhasilan pemasaran juga memerlukan hubungan baik yang dibangun didalam perusahaan (antar departemen/bagian) maupun hubungan dengan pihak lain seperti pemasok, perantara pemasaran, pasar pelanggan, pesaing, dan public/market. 1.Pemasok Bahan baku utama KFC yaitu Ayam Frozen yang semuanya di supply oleh supplier seperti



CPI (Charoen PokphanIndonesia), KPS (Karya Pangan Sejahtera), SR



(Saliman Rasyid), SP (Sierad Product), GSS (Gemilang Sentosa Sejahtera). Ayam



Marketing Management-R5



yang disupply adalah ayam yang sudah dipotong-potong menjadi 9 potongan sesuai standar KFC. Bahan baku pendukung lainnya, yaitu: Sayuran, bumbu-bumbu, minyak goring, dan tepung. 2. Perantara Pemasaran KFC melakukan pemasarannya dengan cara Home Delivery. Dengan menelepon 140222,



pelanggan



dapat langsung memesan berbagai menu KFC yang lezat,



sesuai selera tanpa harus keluar rumah. Selain itu KFC melakukan pemasarannya dengan cara membuat Foodtruck. Inovasi terbaru ini didirikan sejak awal 2017 yang memudahkan custumer untuk menikmati KFC di acara-acara tertentu seperti bazar, dll. 3.Pasar



Pelanggan



Hal yang dilakukan KFC untuk tetap manjaga kepuasan konsumen adalah dengan menggelar berbagai program yang sesuai dengan jiwa anak muda, salah satu segmen pelanggan utamanya, di antaranya dengan  membesut program “KFC Jagonya Musik”. Dalam event tersebut KFC menggelar acara konser musik, komedi stand up dan berbagai kegiatan yang menarik perhatian kaum muda Selain itu, KFC juga memiliki duta produk di bidang olah raga dan musik. Tak ketinggalan promo bareng dengan produk lain seperti Telkomsel Tcash maupun merek minuman yang tersedia di gerainya turut digencarkan.KFC menghela program untuk menarik pelanggan baru. Misalnya, dengan meluncurkan program produk dengan harga yang terjangkau, memberi benefit diskon 50% serta menawarkan produk baru seperti Cheesy Chicken. 4.Pesaing Pesaing



dari



KFC



sendiri



terdiri



dari



dua



jenis



pesaing,



yaitu



pesaing waralaba jenis asing (waralaba yang berasal dari pihak asing) dan waralaba



jenis



lokal



(waralaba



yang



berasal



dari



Indonesia).



Pesaing dari waralaba asing seperti McDonald’s, Burger King, dan Wendys. Sedangkan



pesaing



waralaba



lokal



contohnya



Sabana



dan



Hisana.



5.Publik KFC dalam publik media, memanfaatkan media sosial, majalah sebagai sarana berita, Marketing Management-R5



fitur dan informasi yang dapat diakses oleh public dengan mudah dan cepat. KFC melakukan konsultasi dan meminta asistensi dari pemerintah terkait dengan keamanan serta sertifikasi halal atas produknya. Pada masyarakat umum, KFC memperhatikan sikap masyarakat umum terhadap highlight produknya yaitu ayam kentucky dan segala aktivitas perusahaan. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga citra publik terhadap perusahaan yang dapat mempengaruhi perilaku pembeliannya. b. Lingkungan makro. Perusahaan dan semua aktor lainnya beroperasi dalam lingkungan makro memiliki kekuatan yang lebih besar yang membentuk peluang dan menimbulkan ancaman bagi perusahaan. Bahkan perusahaan yang paling dominan pun dapat rentan terhadap kekuatan yang sering bergejolak dan berubah dalam lingkungan pemasaran. Beberapa dari kekuatan ini tidak dapat diperkirakan dan tidak dapat dikendalikan. Kekuatan utama dalam lingkungan makro perusahaan seperti demografi, ekonomi, natural, teknologi, politik, dan budaya dan globalisasi. 1. Faktor Demografi - Usia : Pada umumnya tidak ada batas usia fokus oleh KFC. Target dan fokus pada setiap individu dalam suatu society. KFC menemukan demografis terbesar disetiap masyarakat muda. - Gender : Baik laki-laki dan perempuan yang difokuskan oleh KFC, jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap pasar.



2. Faktor Ekonomi Di tengah krisis ekonomi yang melanda dunia, dan negara-negara maju lainnya, Indonesia mampu bertahan. Apalagi seperti yang diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri pada tahun 2011 mencapai angka 6,5 %. Itulah yang menyebabkan tingkat permintaan KFC atau konsumen KFC cenderung stabil atau tidak mengalami penurunan secara drastis.



Marketing Management-R5



3. Faktor Sosial Budaya Dalam faktor sosial budaya yaitu ayam merupakan makanan khas bagi penduduk Indonesia yang biasa disajikan pada acara-acara tertentu seperti pernikahan, acara adat istiadat, dan lain lain. 4. Faktor Teknologi KFC Memiliki website yang sudah menerapkan Web 2.0. Pembeli dapat berinteraksi dengan pihak KFC melalui form layanan keluhan yang sudah disediakan. Adapula menu registrasi untuk pemesan menu online. KFC juga memiliki akun media social berupa Facebook (facebook.com/kfcindonesia), twitter (@KFCINDONESIA) dan youtube (youtube.com/user/kfcindonesia), sehingga mereka dapat berinteraksi langsung sesama pembeli juga dapat saling berinteraksi 5. Faktor Politik Faktor politik KFC tidak selalu menggunakan singkatan dari nama asli mereka, tetapi begitu "ayam goreng" dikaitkan secara negatif, perusahaan memutuskan perubahan diperlukan untuk citra merek. KFC adalah satu-satunya restoran cepat saji dengan makanan tidak sehat dalam namanya. Tidak seperti McDonald atau Burger King, di mana penamaan burger masih terbilang tidak negatif. KFC melakukan hal yang cerdas dengan menjatuhkan kat "goreng" tanpa harus sepenuhnya merombak nama dan gambar mereka. Itu adalah perubahan psikologis, KFC masih menjual ayam berkalori tinggi yang sama, tetapi menghilangkan kata itu dari benak konsumen sehingga dapat menyebabkan mereka "melupakan" hubungan antara tidak sehat dan ayam goreng.



c. Lingkungan Demografis Marketing Management-R5



Demografis adalah studi mengeanri populasi manusia seperti julah kepadatan, lokasi, usia, jenis kelamin, ras, jenis pekerjaan dan lainnya. Kekuatan demografi paling utama adalah populasi. Pemasar berhubungan dengan itngkat pertumbuhan populasi di suatu kota, wilayah, dan negara. Pertumbuhan populasi memiliki implikasi yang besar dalam dunia bisnis. hal tersebut terjadi karena jika populasi meningkat maka kebutuhan manusia juga meningkat. Namun hal tersebut bukan berarti pertumbuhan pasar, kecuali pasar memiliki daya beli yang memadai. Pada usaha warabala KFC memiliki segmenting yang cukup luas yaitu keluarga, pria dan Wanita, anak-anak, bahkan remaja. Hal tersebut dapat dilihat dari penyusunan strategi yang dilakukan oleh KFC pada menu mereka. Menu yang disajikan beragam, terdiri dari paket keluarga, personal, hingga anak-anak. Sehingga KFC juga dapat disebut dengan restoran keluarga, karena memposisikan segmentingnya untuk segala usia. Penempatan wilayah dari KFC juga dinilai memiliki strategi yang cukup baik. Aksesibilitas yang cukup mudah dijangkau dan terdepat di sekitar masyarakat di sekitar kota. Hal tersebut merupakan pertimbangan dari gaya hidup masyarakat kota yang sibuk sehingga konsep makanan cepat saji menjadi pilihan untuk mempersingkat waktu dan lebih ekonomis. d. Lingkungan Ekonomi. Lingkungan ekonomi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pengeluaran dari konsumen. Daya beli tersebut bergantung pada tingkat penghasilan, harga, tabungan, utang dan ketersediaan kredit saat ini. Dalam



Marketing Management-R5



lingkungan ini pemasar dituntut untuk dapat memperhatian tren dan peluang yang ada. Pertumbuhan ekonomi masyarakat kelas menengah di Indonesia sangat cepat, yaitu setiap tahun kelas menengah meningkat 7 juta. Pertumbuhan tersebut kemudian meningkatkan jumlah konsumsi dan mendorong KFC. Sehingga permintaan produk dari KFC cenderung stabil dan tidak mengalami penurunan. Soal Kasus II: Berikut 2 Contoh Riset Pemasaran dalam Menjalankan Usaha Bagaimanakah contoh riset pemasaran yang umum dilakukan oleh perusahaan? Sebelum membahas tentang contoh tersebut ketahui dulu apa yang dimaksud dengan riset pemasaran tersebut. Riset pemasaran adalah kegiatan penelitian oleh perusahaan yang sistematis dan terstruktur untuk memperkirakan berapa demand efektif serta demand potensial sebuah produk tertentu. Riset pemasaran diperlukan untuk mengetahui apakah rencana yang dibuat oleh perusahaan terkait dengan pemasaran produk akan berjalan sesuai harapan atau tidak termasuk menentukan target pasar. Tanpa dilakukannya riset pemasaran bisa saja rencana tersebut gagal total dan malah berdampak pada penurunan omzet. Itulah mengapa diperlukan cara yang terstruktur agar riset pemasaran bisa menjawab apa yang ingin diketahui. Contoh Riset Pemasaran Produk Sukses dan tidaknya sebuah produk di pasaran sangat dipengaruhi oleh efektivitas dari riset pemasaran yang dilakukan perusahaan. Supaya lebih jelas berikut ini contoh dari riset pemasaran yang umum dilakukan oleh perusahaan.



Marketing Management-R5



1. Riset Pemasaran Mie Instan Tanpa Penguat Rasa, Pengawet, dan Pewarna Buatan



Sumber: https://www.lemonilo.com/blog/berikut-2-contoh-riset-pemasaran-dalam-menjalankanusaha Contoh pertama yaitu riset pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan produsen mie instan. Seperti sudah diketahui bersama bahwa mie instan merupakan jenis makanan favorit siapa saja dari anak-anak sampai orang tua. Memahami bahwa mie instan adalah produk yang tidak pernah ada matinya perusahaan ingin membuat sebuah inovasi baru. Seiring dengan kegemaran masyarakat mengkonsumsi mie instan dibarengi dengan isu kesehatan dan dampaknya bagi tubuh, maka perusahaan berusaha memberikan solusi dengan membuat mie instan yang tidak mengandung penguat rasa, pengawet, dan pewarna buatan (3P). Survei atau riset dilakukan untuk mengetahui seberapa besar minat masyarakat jika produk mie instan tanpa kandungan 3P tersebut ada di pasaran. Metode yang dilakukan adalah melalui



Marketing Management-R5



wawancara langsung dan memberikan kuesioner. Hasilnya menunjukkan masyarakat ingin bisa mengonsumsi mie instan dengan nyaman.



6. Riset Pemasaran Sabun Cuci Baju atau Deterjen



Sumber: https://www.lemonilo.com/blog/berikut-2-contoh-riset-pemasaran-dalam-menjalankanusaha



Marketing Management-R5



Sebaliknya kalau musim hujan tiba masalah yang datang adalah cucian baju tidak kunjung kering dalam beberapa hari. Perusahaan produsen sabun deterjen melakukan riset produk seperti apakah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat. Setelah melakukan riset kepada masyarakat sebagai konsumen melalui metode langsung yaitu wawancara dan tidak langsung dengan memberikan kuesioner maka diperoleh sebuah hasil. Masyarakat membutuhkan produk sabun deterjen yang memiliki keharuman tahan lama sekaligus mengandung zat aktif yang membuat baju lebih cepat kering saat dijemur. Berdasarkan pada hasil riset tersebut maka perusahaan memproduksi sabun deterjen yang sudah dicampur dengan pelembut (softener) serta menambahkan parfum beberapa persen ke dalamnya. Tidak lupa juga pada produk deterjen tersebut produsen menyertakan bahan aktif tertentu yang akan memudahkan baju kering lebih cepat dan anti jamur. Penelitian atau riset yang dilakukan oleh produsen dalam hal ini adalah perusahaan tentu saja memiliki tujuan agar produknya bisa lebih diterima masyarakat karena dianggap mampu memenuhi kebutuhan mereka. Semua itu tidak mungkin bisa dicapai tanpa adanya proses riset pemasaran yang tepat dan efektif oleh perusahaan.



Itulah contoh riset pemasaran yang biasanya dilakukan oleh perusahaan sebelum meluncurkan produk baru ataupun menetapkan harga jual baru dan sebagainya. Dengan melakukan riset, perusahaan akan jauh lebih mudah menentukan strategi apa yang paling sesuai dengan produk yang ditawarkan. Jadi, jangan sampai melewatkan riset pemasaran pada usaha Anda! Pilih salah satu dari dua contoh riset pemasaran di atas, kemudian lakukan analisis terhadap riset pemasaran pada soal kasus yang terpilih. 1. Riset Pemasaran Mie Instan Tanpa Penguat Rasa, Pengawet, dan Pewarna Buatan atau



Marketing Management-R5



2. Riset Pemasaran Sabun Cuci Baju atau Deterjen Pertanyaan 1. Bobot nilai 10%. Termasuk jenis penelitian eksplorasi, penelitian deskriptif, atau penelitian kausal? Berikan penjelasan Anda. 2. Bobot nilai 40%. Dari contoh kasus riset pemasaran di atas, buatlah ringkasan sesuai dengan kaidah riset pemasaran yang benar, yaitu: a. Apakah masalah dan tujuan penelitian tersebut di atas? b. Bagaimana cara mengumpulkan data/ informasi dan melakukan risetnya? c. Bagaimana hasil analisis datanya? d. Bagaimana hasil interpretasi hasil penelitiannya? Selamat mengerjakan. Jawaban 1.



Penelitian Eksploratif : bertujuan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber



untuk memahami lebih jauh masalah penelitian dan untuk mengembangkan lebih jauh hipotesis penelitian. Penelitian eksploratif bertujuan untuk mencari hubungan-hubungan baru yang terdapat pada suatu permasalahan yang luas dan kompleks. Penelitian ini bertujuan pula untuk mengumpulkan data sebanyak- banyaknya. Penelitian Deskriptif : merupakan penelitian yang berupaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan suatu kondisi yang saat ini terjadi. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan melukiskan keadaan subyekobyek penelitian seseorang, lembaga,



Marketing Management-R5



masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.



Penelitian Kausal : merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengungkap hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain. Penelitian ini dilakukan dalam suatu percobaan yang cermat dengan memberikan variabel bebas secara sengaja kepada obyek penelitian sehingga diketahui akibatnya di dalam variabel terikat. Jadi berdasarkan jenisnya, Riset mengenai Pemasaran Sabun Cuci Baju atau Deterjen termasuk kedalam jenis penelitian Deskriptif karena jenis penelitian ini memiliki prosedur pemecahan masalah dan mendeskripsikan suatu populasi, situasi, atau fenomena yang sedang diteliti. Riset ini akan senantaisa berfokus pada menjawab pertanyaan dan menjelaskan objek penelitian atau fenomena apa yang terjadi 2.



Beradasarkan pada hasil riset mengenai Pemasaran Sabun Cuci Baju Atau Deterjen yang



telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dikemukakan oleh penulis, dapat kita bahwa rumusan masalah yang terkandung dalam riset Pemasaran Sabun Cuci Baju Atau Deterjen adalah pengaruh musim hujan yang menjadikan cucian baju sulit untuk kering dan meninggalkan bau tidak sedap karena tidak terserap oleh sinar matahari dengan baik. Oleh karena itu salah satu tujuan dari penelitian atau riset terhadap Sabun Cuci Baju Atau Deterjen adalah untuk mengetahui strategi pemasaran yang diperlukan oleh perusahaan Sabun Cuci Baju Atau Deterjen agar dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. b. Dalam riset Pemasaran Sabun Cuci Baju Atau Deterjen, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan melakukan observasi secara langsung kepada audiens



Marketing Management-R5



melalui sesi wawancara dan observasi tidak langsung dengam menyebarkan kuesioner kepada beberapa responden.



Sumber : http://blog.ub.ac.id/rquinntita/2012/10/12/strategi-bisnis-kentucky-fried-chicken-kfc-dan-faktorfaktor-eksternal-yang-mempengaruhinya/ https://pdfcoffee.com/kentucky-fried-chicken-pestel-pdf-free.htmlhttps://pdfcoffee.com/ kentucky-fried-chicken-pestel-pdf-free.html



Marketing Management-R5