DISKUSI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Diskusi.1 Rabu, 28 November 2018, 10:58 Saudara mahasiswa, Pada pertemuan pertama ini, silahkan dibaca inisiasi 1 dengan baik. Bacaan sederhana ini bisa Saudara kembangkan dengan tambahan referensi lain untuk melengkapinya. Dan jangan lupa untuk menanggapi kasus pada bagian terakhir bacaan ini, yang selanjutnya kita diskusikan. Selamat berdiskusi dan sukses selalu. Salam, MIFTAHUL HUDA DWI WIJAYANTO 030472312 - Senin, 1 Oktober 2018, 12:33



Perencanaan Audit Perencanaan audit dimulai dengan, pengetahuan Saudara sebagai auditor mengenai informasi apa yang terdapat dalam perusahaan yang akan diaudit. Dalam hal ini sebagai auditor Saudara harus mengacu pada SPAP (Standar Pemeriksaan Akuntan Publik). Perencanaan audit mempunyai tiga tujuan utama yaitu : •Mendapatkan bukti yang kompeten •Membantu penekanan biaya audit •Menghindari salah pengertian dengan klien



Komponen Utama Perencanaan Audit: 1.Perencanaan awal



Perencanaan ini meliputi apakah akan menerima atau melanjutkan audit, karena kondisi dilapangan. Sebagai contoh Saudara melihat perusahaan tidak mempunyai pembukuan yang baik dan tidak mempunyai bukti-bukti yang cukup, berharap Saudara yang akan memperbaikinya dengan permintaan diluar kewenangan Saudara. Saudara berhak untuk tidak melanjutkan audit dengan faktor resiko yang akan dihadapi dikemudian hari. Pemilihan staf juga merupakan perencanaan awal, dengan pemilihan staf yang tepat akan mengurangi resiko kesalahan dalam pelaksanaan audit di lapangan. Disamping itu yang tidak boleh dilupakan adalah surat penugasan (engagement letter). Surat penugasan adalah bukti keterwakilan auditor dalam pelaksanaan audit dilapangan. Surat penugasan ini akan menjadi dasar bahwa auditor yang ditunjuk telah layak melaksanakan pekerjaan audit. 2. Informasi Dasar Saudara harus mengetahui informasi mengenai klien secara umum, diantaranya mengetahui bidang usaha, meninjau kantor dan pabrik (jika perusahaan pabrikan), kebijakan perusahaan, dan jangan lupa mengidentifikasi pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan perusahaan , dan apakah dibutuhkan ahli dari luar untuk mengevaluasi perusahaan klien. 3. Mendapatkan Informasi Mengenai Kewajiban Hukum Klien. Umumnya sebagai Auditor Saudara akan memeriksa hal-hal sebagai berikut:



•Akte pendirian dan anggaran dasar perusahaan •Notulen rapat dewan direksi dan pemegang saham •Kontrak-kontrak jika ada



Semua informasi ini akan memberikan saudara gambaran serta kebijakan perusahaan sebelum dan sesudah pelaksanaan audit. 4.Menilai materialitas, resiko audit dan resiko inheren. Auditor akan memperkirakan tingkat kesalahan yang terjadi di perusahaan klien, serta resiko bawaan yang terjadi. 5.Memahami struktur Pengendalian Internal dan menetapkan resiko pengendalian.



Mengembangkan Keseluruhan Rencana dan Program audit Sebagai seorang partner auditor langkah apa yang akan dilakukan berdasarkan materi di atas? Komponen Utama dalam Perencanaan Audit



Diskusi.2 Rabu, 28 November 2018, 10:59 Yth Saudara/i Mahasiswa/i, Apakah Anda ada kesulitan dalam menggungah tugas pada setiap pertemuan? Baiklah Bp/Ibu, pada Diskusi 2 kali ini marilah kita diskusikan mengenai bagaimana cara-cara Pengenalan Klien yang efektif. Selamat Ber-Diskusi!! Salam



AZKIA IRVANA YESSHA 031026316 - Senin, 8 Oktober 2018, 21:40 Memahami klien merupakan sebuah tahap penting yang harus dilakukan seorang auditor. Auditor harus banyak berlatih dan menambah wawasan sebagai kompetensi dasar agar dapat memahami dan mengenali klien dengan baik sehingga mendapatkan penilaian atas suatu entitas atau badan hukum lainnya (termasuk pemerintah) berupa hasil akhir pendapat yang independen tentang laporan keuangan yang relevan, akurat, lengkap, dan disajikan secara wajar ataupun tidak wajar.



Pengenalan klien yang efektif dapat menjadi penentu keberhasilan dari perencanaan audit, karena langkah pertama dalam perencanaan audit adalah "Memahami Bisnis dan Industri Klien". Informasi yang harus diperoleh tentang klien untuk tercapainya pengenalan klien yang efektif yaitu dengan memahami: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.



Kondisi ekonomi secara umum klien Industri dimana klien berusaha Rasio-rasio keuangan rata-rata industri klien Entitas klien Karakteristik penting kepemilikan dan manajemen: struktur korporasi, pemilik, struktur permodalan, dewan komisaris, manajemen dan fungsi audit intern Bisnis entitas: produk, pasar, pemasok, sumber pembiayaan, dan operasi Kinerja keuangan (prosedur analitik) Lingkungan pelaporan Peraturan perundangan yang terkait Kebijakan dan prosedur akuntansi Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan nama auditornya Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan manajemen Kasus hukum yang sedang dihadapi.



Referensi: Amilin, Oman Rusmana. 2015. Laboratorium Auditing (Edisi 2). Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.



AMANDA MAULANA 031176552 - Selasa, 9 Oktober 2018, 14:31



Menambahkan pendapat sebelumnya yaitu 1. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani klien yang ada sekarang. Penentuan ini biasanya dilakukan oleh auditor yang berpengalaman yang berwenang mengambil keputusan penting. Auditor ingin membuat keputusan ini lebih awal, sebelum mengeluarkan biaya yang cukup besar yang tidak bisa ditutup kembali. 2. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit. Informasi ini akan memperngaruhi bagian dari proses perencanaan selanjutnya. 3. Untuk menghindari kesalahpahaman, auditor harus memahami syarat-syarat penugasan yang ditetapkan klien. 4. Auditor mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, termasuk staf penugasan dan setiap spesialis audit yang diperlukan.



Diskusi.3 Rabu, 28 November 2018, 11:00 Yth Saudara/i Mahasiswa/i, Setelah membaca inisiasi 3 tentang pemeriksaan kas kecil. Silakan Anda diskusikan bagaimana langkah-langkah yang efektif dalam mengaudit kas kecil. Selamat berdiskusi. Salam, ADIKA PUTRA GHANDY PAMUNGKAS 040342683 - Selasa, 16 Oktober 2018, 15:40



Menurut saya, ada beberapa tahapan dalam pemeriksaan terhadap kas kecil yang efektif, yaitu: 1. Mencari tahu dan memastikan tentang Peraturan tentang kas kecil, sebagai contoh:



a. Mencari tahu berapa batasan saldo kas kecil, b. Berapa maksimal pembayaran transaksi yang menggunakan kas kecil. c. Hal hal yang berkaitan dengan pengisian kembali. d. Mencari tahu peraturan tentang sumber dana kas yang masuk ke kas kecil. dll. 2. Melakukan cash opname dan membuat BAP atas cash opname yang dilakukan. 3. Melakukan penarikan data pencatatan terhadap in-out kas kecil. Apabila pencatatan transaksi sudah menggunakan ERP. kita dapat menarik data tersebut pada sistem GL yang tersedia. atau melihat pada pencatatan buku besar. 4. Melakukan cek fisik terhadap Voucher transaksi atas in-out kas kecil kemudian dicocokan dengan data pencatatan pada buku besar or data dari GL untuk akun KAS KECIL. 5. Membuat Kertas kerja Audit untuk hasil pemeriksaan Kas kecil dengan mengandung unsur nilai yang terbukukan, dan actual di lapangan. Demikian langkah-langkah pemeriksaan terhadap kas kecil menurut saya. apabila ada kekurangan mohon ditambahkan, sebagai bahan pembelajaran. Terimakasih.



AISYAH NURUL FITHRI 031283474 - Kamis, 18 Oktober 2018, 10:47



Tujuan melakukan Pemeriksaan Kas Kecil adalah untuk menguji detil saldo, cut off transaksi, akurasi, kelengkapan dan eksistensi. Adapun langkah yang dilakukan untuk pemeriksaan Kas Kecil secara efektif terbagi menjadi 3 Tahap utama yaitu: 



Tahap 1



1.1 Melakukan identifikasi proses bisnis klien dan risiko yang terkait dengan Kas Kecil 1.2 Menentukan tingkat salah saji yang dapat ditoleransi 1.3 Menilai pengendalian untuk siklus Kas Kecil 



Tahap 2



2.1 Membuat desain dan menguji pengendalian Kas Kecil a. Melakukan observasi mengenai pengamanan dan wewenanng pihak terkait terhadap Kas Kecil 



Tahap 3



3.1 Menentukan prosedur pemeriksaan a. Melakukan Stock Opname terhadap Kas Kecil b. Melakukan Vouching terhadap dokumen pendukung Kas Kecil 3.2 Menentukan waktu dilakukannya pengujian a. Melakukan pengujian dengan waktu yang mendadak dan tidak diketahui klien Sumber: 1. Arens, Alvin A. dkk. 2015. Auditing dan Jasa Assurance. Erlangga: Jakarta



Diskusi.4 Rabu, 28 November 2018, 11:01 Hallo sadara/i mahasiswa/i, Setelah membaca inisiasi 4, silakan Anda diskusikan bagaimana langkah-langkah yang efektif mengaudit piutang!! Salam, MUTAKIN 021161444 - Rabu, 24 Oktober 2018, 13:08 pengertian piutang:Menurut Donald E. Keiso (2004:386), piutang adalah klaim uang, barang, jasa kepada pelanggan atau pihak – pihak lainnya. Sedangkan menurut Sukrisno Agoes, (2004:173), piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit.Piutang timbul dari beberapa jenis transaksi, di mana yang paling umum ialah dari penjualan barang atau jasa secara kredit. Kredit dapat diberikan dalam bentuk perkiraan terbuka atau berdasarkan instrumen kredit yang sahih, yang disebut surat promes (wesel). Surat promes (promissory note), yang sering disebut wesel (nota), adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu atas permintaan atau pada suatu tanggal yang telah ditetapkan.



prosedur mengaudit piutang antara lain : 1. Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan. 2. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang pertanggal neraca.Minta aging shedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent collections-nya. 3. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger. 4. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice. 5. Kirimkan konfirmasi piutang: (1) Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirim surat konfirmasi. (2) Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau konfirmasi negatif. (3) Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di surat konfirmasi. (4) Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk dicari perbedaannya. (5) Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi 6. Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field work). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai subsequent collectionshanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode yang sedang diperiksa. 7. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent liability. 8. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan terlalu kecil. 9. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain, lebih kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. Periksa apakah barangbarang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal



neraca. Kalau belum cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya. 10. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan correspondence file untuk mengetahi apakah ada piutang yang dijadikan sebagai jaminan. 11. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK 12. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.



Diskusi.5 Rabu, 28 November 2018, 11:02 Halo sadara/i mahasiswa/i, Saat ini kita telah memasuki inisiasi 5, adakah kendala yang dihadapi selama mengikuti kelas PRATON Lab Audting (EKSI4414) kelas 00 ini, mohon share di sini yaa!! Salam



AISYAH NURUL FITHRI 031283474 - Senin, 29 Oktober 2018, 06:02



Terima kasih Pak karena sudah mau membuka sesi diskusi untuk memahami kendala yang kami hadapi dalam belajar. Mohon ijin untuk menyampaikan kendala yang saya alami dalam pembelajaran Praton Lab Audit ini. 1. Saya kurang mengerti penggunaan indeks pada kertas kerja audit, selama ini saya hanya mengikuti contoh yang ada di buku. Tapi saya pribadi tidak mengetahui secara jelas misalnya mengapa untuk skedul persediaan menggunakan indeks M. Apakah itu sifatnya mutlak atau terserah auditonya. 2. Apakah bisa diberikan contoh nyata kertas kerja audit yang digunakan oleh KAP supaya kami bisa lebih paham antara teori buku dan kenyataan apakah ada perbedaan atau memang yang kita pelajari selama ini persis sama dengan praktik sesungguhnya? Demikian Pak, kendala yang saya hadapi untuk pembelajaran Praton Lab Audit. Abdul Azis - Rabu, 7 November 2018, 11:25



Pemberian Indeks pada setiap kertas kerja bertujuan untuk memudahkan auditor dalam pencarian data-data yang telah dikerjakan oleh auditor. Penamaan atau penomorannya biasanya setiap kantor akuntan publik sudah memiliki standar tersendiri yang dalam laporan kertas kerja audit sudah terdapat daftar indeksnya. untuk pertanyaan nomor 2 mu, saya sendiri sebagai auditor tidak akan memberikan itu kepada kamu. karena itu termasuk rahasia setiap KAP. Semua hal yang terkait dengan kertas kerja menjadi dokumen rahasia yang tidak boleh disebarluaskan ke publik. Publik hanya dapat melihat Laporan keuangan yang sudah di publish oleh pihak perusahaan.



YAYUK DEWI ASTUTI 030673734 - Senin, 29 Oktober 2018, 23:12



Kendala yang saya hadapi saat ini adalah, saya masih bingung mengenai dasar urutan proses pembuatan Kertas Kerja Audit. Mohon bimbingannya. Abdul Azis - Rabu, 7 November 2018, 11:32



Jika yang kamu tanyakan formatnya, maka aturan sudah ada standar format untuk kertas kerja audit yang telah disusun oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Namun, jika yang kamu tanyakan adalah urutan proses kertas kerja yang mana harus dikerjakan terlebih dahulu, misalnya "apakah kertas kerja piutang atau hutang terlebih dahulu yang harus dikerjakan?". maka jawabannya adalah semuanya harus dikerjakan secara bersamaan selama SDM dari KAP mencukupinya. akan tetapi, ketika SDM nya terbatas, maka yang dikerjakan terlebih dahulu adalah sesuai dengan Judgement Auditors nya. Mana dari akun-akun tersebut yang memiliki risiko yang tinggi sehingga akun tersebut menjadi akun penting untuk ditelusuri.



ARIF WIBOWO 031062953 - Selasa, 30 Oktober 2018, 09:37



Mohon izin menyampaikan beberapa kendala yang saya hadapi selama pelaksanaan Praton Lab Auditing s.d. inisiasi 5 ini : 1. Sama seperti yang disampaikan Mbak Aisyah NF sebelumnya, saya begitu paham mengenai ketentuan pengisian indeks pada kertas kerja audit. Mohon penjelasan lebih lanjut pak\ 2. Saya belum sepenuhnya memahami langkah/ prosedur audit secara nyata dalam praktik di lapangan. Jika Bapak berkenan, mohon kiranya untuk inisiasi selanjutnya dapat disampaikan kasus/ praktik audit untuk setiap tema atau tujuan audit dalam format excel beserta gambaran umum langkah"nya, sehingga diharapkan dapat memudahkan/ menambah pengetahuan kami terkait audit secara praktik di lapangan



Demikian pak, terima kasih Mohon bimbingan dan arahannya Abdul Azis - Rabu, 7 November 2018, 11:35



Pemberian Indeks pada setiap kertas kerja bertujuan untuk memudahkan auditor dalam pencarian data-data yang telah dikerjakan oleh auditor. Penamaan atau penomorannya biasanya setiap kantor akuntan publik sudah memiliki standar tersendiri yang dalam laporan kertas kerja audit sudah terdapat daftar indeksnya. untuk pertanyaan keduamu, saya tidak memiliki kuasa atas hal itu. akan tetapi, insya Allah akan saya sampaikan pendapatmu ini ke pihak UTnya.



AZKIA IRVANA YESSHA 031026316 - Selasa, 30 Oktober 2018, 16:10



Terima kasih pak sudah membuka diskusi ini, saya mengalami kendala di tugas mingguan. Selama ini hanya berusaha menjawab melalui contoh yang ada di buku laboratorium auditing. Tetapi di buku juga tidak dicantumkan mengenai cara mengisi Ref dan Index. Apakah tidak masalah jika hanya dikosongkan saja? Lalu pada tugas 1, pada kertas kerja prosedur penelaahan analitis neraca (ARP 1.1 dan ARP 1.2) dan Laporan Laba Rugi (ARP 1.3) cara menghitung presentasinya yg benar bagaimana ya pak, karena jawaban saya salah dan masih tidak paham sampai sekarang.. Abdul Azis - Kamis, 8 November 2018, 10:25



Indeks dan ref, itu penting bagi para pengguna dan para auditor. kegunaannya ialah agar memudahkan siapapun yang membacanya paham kemana harus mencari keterangan mengenai akun atau transaksi-transaksi tersebut. Pada intinya, indeks dan ref membantu para pengguna dan auditor dalam menelusuri akun-akun yang ingin dicari agar lebih mudah menemukannya. Oleh karena itu, indeks dan ref, wajib diisi Nilai pada kenaikan atau penurunan dibagi dengan nilai pada tahun 2017



Diskusi.6 Rabu, 28 November 2018, 11:03 Hallo sodara mahasiswa, Setelah membaca inisiasi 6, silakan Anda diskusikan mengenai bagaimana tahapan pemeriksaan yang paling efektif untuk siklus perolehan dan pembayaran beban dibayar di muka! Selamat Berdiskusi!! Salam,



Bernadus adi saputra 031198289 - Senin, 5 November 2018, 15:36



Ijin menyampaikan pendapat... Beban dibayar dimuka merupakan hasil dari konsep penandingan beban dengan pendapatan. Beban dibayar dimuka dicatat sebagai aktiva selama aktiva tersebut belum expired. Jika sudah expired (yang ditandai dengan habisnya manfaat dari aktiva tersebut untuk setiap periode akuntansi), maka bagian dari akun yang sudah expired harus diakui sebagai biaya dengan mengkredit akun aktiva yang bersangkutan. Beberapa contoh aktiva beban dibayar dimuka:



1. 2. 3. 4. 5.



Sewa dibayar dimuka Biaya Organisasi Pajak dibayar dimuka Paten Asuransi dibayar dimuka, dll



Prosedur pemeriksaan terhadap beban dibayar dimuka: a. Prosedur untuk Compliance Test 1. Pelajari dan evaluasi internal control atas beban dibayar dimuka. 2. Lakukan tes transaksi (compliance test) atas beban dibayar dimuka 3. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas beban dibayar dimuka



b. Prosedur pemeriksaan substantif 1. Minta rincian beban dibayar dimuka per tanggal neraca 2. Cek ketelitian perhitungan matematis 3. Cocokkan saldo beban dibayar dimuka per tanggal neraca dengan saldo buku besar beban dibayar dimuka 4. Cocokkan saldo awal beban dibayar dimuka dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu. 5. Lakukan vouching untuk pembayaran beban dibayar dimuka di tahun berjalan. 6. Tie-up/tie-in (cocokkan) total yang dibebankan sebagai biaya sewa/biaya asuransi 7. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.



Sumber BMP Lab Audit Terimakasih... AISYAH NURUL FITHRI 031283474 - Kamis, 8 November 2018, 15:33



Dalam proses bisnis perusahaan, terdapat siklus perolehan dan pembayaran. Secara umum siklus tersebut merupakan tahapan bagaimana perusahaan memperoleh barang dan jasa serta melakukan pembayaran atas transaksi tersebut. Dalam beberapa literatur, siklus ini dikenal juga dengan siklus pengeluaran karena berujung pada pembayaran kas atas barang dan jasa yang telah diperoleh. Dengan pembahasan yang lebih spesifik pada inisiasi 6 kali ini mengenai audit siklus perolehan dan pembayaran beban di muka, kita perlu mengetahui terlebih dahulu bagaimana tahapan dari siklus perolehan dan pembayaran. Siklus Pengeluaran merupakan merupakan aktivitas bisnis terkait pembelian dan pembayaran barang dan jasa. Tujuan utama dari siklus pengeluaran adalah meminimalisasi total biaya akusisi dan memelihara bahan baku, persediaan, dan jasa yang dibutuhkan perusahaan. Dalam siklus pengeluaran terdapat 4 tahapan yaitu 1. 2. 3. 4.



memesan bahan baku, persediaan, dan jasa menerima bahan baku, persediaan, dan jasa menerima tagihan (invoice) dari supplier melunasi utang dagang/ tagihan supplier dengan pengeluaran kas



Adapun Beban di Bayar di Muka merupakan kelompok aktiva yang dimiliki perusahaan, yang akan dilakukan penyusutan nilai sesuai dengan penggunaan nilai manfaatnya. Contoh



beban di bayar dimuka yang umumnya digunakan perusahaan adalah Asuransi di bayar dimuka umumnya untuk pengamanan pabrik dari bencana kebakaran, Sewa dibayar dimuka untuk bengunan kantor yang belum menjadi hak milik perusahaan dan masih sewa dari pihak eksternal. Sejumlah kas yang telah dibayarkan untuk jasa sewa tempat tersebut dijadikan sebagai aset yang nilainya akan disusutkan sesuai masa manfaat dari sewa tersebut. Berikut ini adalah ilustrasi sewa di bayar di muka. Audit yang dapat dilakukan untuk Siklus Perolehan dan Pembayaran Beban dibayar dimuka adalah bagian dari audit keuangan yang bertujuan untuk menentukan kewajaran penyajian saldo akun beban di bayar di muka dan saldo akun kas perusahaan. Untuk pemeriksaan siklus perolehan dan pembayaran beban dibayar di muka secara efektif terbagi menjadi 3 Tahap utama yaitu: Tahap 1 1. Mengidentifikasi proses bisnis klien dan risiko yang terkait dengan akun beban dibayar di muka 2. Menentukan tingkat salah saji yang dapat ditoleransi 3. Menilai pengendalian untuk siklus perolehan dan pembayaran beban dibayar di muka



Tahap 2 1. Membuat desain dan menguji pengendalian dan tes subtantif atas transaksi pembayaran kas untuk akun beban dibayar di muka dan siklus perolehan



Tahap 3 1. Membuat desain dan menguji prosedur analitis akun beban di bayar di muka 2. Merencanakan detection risk untuk masing-masing tujuan audit 3. Melakukan penyelesaian kertas kerja dan laporan audit



HERBERT SIRINGO RINGO 030032087 - Minggu, 11 November 2018, 00:25



Selamat Pagi Salah satu contoh prepaid expense adalah sewa gedung atau lahan. Prosedur pemeriksaan terhadap beban dibayar dimuka: a. Prosedur untuk Compliance Test 1. Pelajari dan evaluasi internal control atas beban dibayar dimuka. Pelajari kontrak sewa yang ada, kapan kontrak disetujui, kapan beban diakui, berapa masa sewa yang ada, dan bagaimana pengakuan serta pengukuran atas beban tersebut. 2. Lakukan tes transaksi (compliance test) atas beban dibayar dimuka 3. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas beban dibayar dimuka



b. Prosedur pemeriksaan substantif



1. Minta rincian beban dibayar dimuka per tanggal neraca. Prepaid expense bisa saja terdiri dari beberapa jenis misal sewa gedung, jasa asuransi, sewa lahan, dan lain-lain. 2. Cek ketelitian perhitungan matematis. Lakukan perhitungan atas jumlah prepaid expense dengan detail. 3. Cocokkan saldo beban dibayar dimuka per tanggal neraca dengan saldo buku besar beban dibayar dimuka 4. Cocokkan saldo awal beban dibayar dimuka dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu. Bagaimana dan kapan beban diakui oleh perusahaan. Apakah ada perubahan yang memerlukan pemeriksaan (misal nilai prepaid expense mengalami peningkatan sementara tidak ada perjanjian sewa baru) 5. Lakukan vouching untuk pembayaran beban dibayar dimuka di tahun berjalan. 6. Tie-up/tie-in (cocokkan) total yang dibebankan sebagai biaya sewa/biaya asuransi 7. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan. Misal perusahaan lupa untuk mengakui beban sewa pada akhir tahun laporan keuangan.



Sumber BMP Lab Audit Yarco 031060365 - Minggu, 11 November 2018, 08:35



Siklus pembelian identik dengan pengeluaran kas, sedangkan siklus penjualan berhubungan dengan penerimaan kas yang nantinya akan mempengaruhi laba perusahaan. Tujuan utama dari siklus pengeluaran adalah meminimalisasi total biaya akusisi (pemerolehan) dan memelihara bahan baku, persediaan, dan jasa yang dibutuhkan perusahaan. Dalam siklus pengeluaran terdapat 4 tahapan yaitu memesan bahan baku, persediaan, dan jasa; menerima bahan baku, persediaan, dan jasa; menerima tagihan dari supplier; dan melunasi utang dagang/ tagihan pemasok dengan pengeluaran kas A. Prosedur pemeriksaan untuk Compliance test 1. Pelajari dan evaluasi internal control atas biaya dan pajak dibayar di muka  



Dalam hal ini internal control question (ICQ) yang digunakan tercakup dalam ICQ atas pengeluaran kas dan bank. Lakukan test transaksi (compliance test) atas biaya dan pajak dibayar dimuka.



2. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya dan pajak dibayar di muka. Jika tes transaksi dari auditor tidak menemukan sesuatu kesalahan, maka auditor bisa menyimpulkan bahwa pengendalian intern atas biaya dan pajak dibayar di muka berjalan efektif. Karena itu tes substantive atas perkiraan biaya dan pajak dibayar di muka bisa dipersempit, salah satunya dengan test substantive. B. Prosedur pemeriksaan substantive sewa dibayar di muka (prepaid rent) 1. 2. 3. 4. 5.



Minta rincian prepaid rent per tanggal neraca. Mengecek ketelitian perhitungan matematis. Cocokan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan saldo buku besar prepaid rent. Cocokan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu. Lakukan vouching untuk pembayaran prepaid rent di tahun berjalan dan periksa lease agreement. 6. Cocokkan total yang dibebankan sebagai biaya sewa ke buku besar (general ledger) biaya sewa. 7. Dalam hal ini ada biaya sewa langsung dibebankan ke perkiraan biaya sewa tanpa melalui prepaid rent, jumlah biaya sewa di buku besar akan terlihat lebih besar. 8. Buat usulan audit penyesuaian jika diperlukan.



C. Prosedur pemeriksaan substantive asuransi dibayar di muka (prepaid insurance) 1. Minta rincian akun asuransi dibayar di muka per tanggal neraca.



2. Mengecek ketelitian perhitungan matematis. 3. Cocokkan saldo prepaid insurance per tanggal neraca dengan saldo buku besar prepaid insurance. 4. Cocokkan saldo awal prepaid insurance dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu. 5. Lakukan vouching untuk pembayaran premi asuransi di tahun berjalan, perhatikan apakah ada diskon untuk pembayaran tertentu. 6. Periksa polis asuransi dan cocokkan data dalam polis asuransi dengan rincian prepaid insurance. 7. Cocokkan yang dibebankan sebagai biaya asuransi ke buku besar biaya asuransi. 8. Periksa nilai pertanggungan (incourage coverage) cukup atau tidak dalam arti tidak terlalu besar atau terlalu kecil. 9. Perhatikan apakah di dalam pola asuransi terdapat Banker’s Clause, dalam hal ini polis asuransi tersebut ada salah satu pasal yang menyebutkan bahwa kalau terjadi klaim, karena yang diasuransikan terbakar atau hilang, maka ganti rugi harus dibayarkan kepada bank. 10. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.



D. Prosedur pemeriksaan substantive iklan dibayar di muka (Prepaid Adverstising) 1. Minta rincian prepaid adverstising per tanggal neraca. 2. Check footing dan cocokkan saldo akhir prepaid adverstising ke buku besar dan saldo awal ke kertas kerja dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu. 3. Periksa bukti pembayaran dan surat perjanjian dan bukti pembelian perusahaan. 4. Periksa kebenaran pembebanan ke biaya; untuk barang-barang tertentu, ada stock opname (perhitungan fisik) pada akhir tahun.



E. Prosedur pemeriksaan substantive pajak dibayar di muka (Prepaid Taxes) 1. Minta rincian prepaid taxes per tanggal neraca, biasanya per jenis pajak, PPh, PPN, PPNBm, dan lain-lain. 2. Check footing dan crossing untuk mencocokkan saldonya ke buku besar. 3. Untuk pajak penghasilan, bandingkan angka prepaid taxes di rincian PT PPh Badan. 4. Untuk PPN Masukan, bandingkan angka prepaid taxes di rincian pajak dengan Surat Pemberitahuan (SPT Masa).



Mohon koreksi Tutor. Terima kasih. Re: Diskusi.6 oleh Abdul Azis - Senin, 12 November 2018, 13:52



Sudah benar semua kok, bagus. nilai tugasmu minggu ini juga bagus. pertahankan terus ya nilaimu



Diskusi.7 Rabu, 28 November 2018, 11:04 Saudara/i mahasiswa/i. Pada diskusi 7 ini kita telah sampai di penghujung inisiasi, Silakan Anda sebutkan kendalakendala apa saja yang sering ditemui pada saat melakukan audit!! Salam,



YAYUK DEWI ASTUTI 030673734 - Senin, 12 November 2018, 13:01



Mohon ijin untuk menjawab. Kendala-kendala atau keterbatasan yang sering ditemui pada saat melakukan audit, diantaranya : 1. Biaya yang memadai (reasonable cost). Hal ini dapat menimbulkan terbatasnya pengujian, atau penarikan sampel dari catatan akuntansi atau data pendukung yang dilakukan secara selektif. 2. Jumlah waktu yang memadai (reasonable length of time) Hambatan waktu dapat mempengaruhi jumalh bukti yang diperoleh tentang peristiwa dan transaksi setelah tanggal neraca yang berdampak pada laporan keuangan. 3. Kerangka Kerja Akuntansi yang ditetapkan untuk menyusun Laporan Keuangan.



LANANG SARWA CITA LAKSANA WIJAYA 031232421 - Jumat, 16 November 2018, 10:19



berikut ini kendala-kendala yang sering ditemui pada saat melakukan audit yang dapat saya gambarkan. 1. sulit/mudahnya memperoleh informasi untuk mendukung proses audit, karena terkadang entitas yang diaudit memeiliki regulasi masing-masing terkait data internal yang dapat diakses oleh pihak luar. 2. mau atau tidaknya pihak/entitas yang diaudit bekerja sama dalam artian memberikan keterangan sebenar-benarnya tanpa mengubah atau mengarang agar terlihat baik dibandingkan keadaan sebenarnya. 3. sinergi tim audit atau kerjasama dalam tim audit juga dapat menjadi kendala apabila tim audit tidak kompak atau salah satu tim tidak independent/memihak entitas yang diaudit sehingga terjadi konflik kepentingan. 4. time table yang ditetapkan mungkin tidak selalu dapat terlaksana karena audit yang berjalan seiring dengan berjalannya proses bisnis entitas yang diaudit sehingga terkadag mungkin ada beberapa kegiatan audit yang tertunda dari jadwal/time table yang direncanakan sehingga memengaruhi timetable audit secara keseluruhan terutama proses audit yang harus dilaksanakan berurutan setelahnya akan ikut tertunda. Demikian, mohon tambahan dan koreksinya, terimakasih.



SURYA DANIALA 031069877 - Jumat, 16 November 2018, 17:30



Ada tiga pihak utama yang terkait langsung dalam kegiatan audit, yaitu pemegang saham (pemilik modal) sebagai pihak yang meminta diaudit, manajemen sebagai pembuat laporan keuangan dan auditor sebagai pemeriksa laporan keuangan. kendala yang umum dihadapi selama proses audit adalah sebagai berikut:



1. Masalah komunikasi (miscommunication) adalah hal yang paling sering terjadi antara manajemen dan pemegang saham dengan auditor. Hal ini terjadi karena auditor dan manajemen biasanya hanya memiliki sedikit waktu pertemuan sehingga pembicaraan tidak sampai pada detail program audit hanya sebatas garis besar program audit, hal ini menyebabkan perbedaan persepsi antara manajemen dengan audior terkait program audit dan jadwal audit. 2. Penundaan kegiatan audit juga hal yang cukup sering terjadi yang disebabkan oleh berbagai alasan, misalnya kekurangan personil audit, masalah dalam penyediaan data atau informasi, program audit yang tidak dibuat dengan baik, bahkan sampai personil yang mengundurkan diri di tengah proses audit. 3. Manajemen tidak kooperatif dalam memberikan atau menyediakan semua data, informasi atau bukti yang diperlukan dalam audit. Sebagaimana teori agensi, manajemen adalah pihak yang paling berkuasa atas informasi yang dimilikinya. Mereka mempunyai berbagai insentif untuk tidak memberikan informasi yang diperlukan auditor atau memberikan informasi palsu yang ruwet dan tidak berguna, tujuannya untuk menutupi kecurangan, menutupi kesalahan atau kekeliruan pengelolaan organisasi (mismanagement), berusaha agar laporan keuangan tersaji sebagaimana yang diinginkannya, dll. 4. Sistem pengendalian internal yang buruk menambah beban pekerjaan audit. Perusahaan yang tidak menerapkan sistem penegendalian internal yang baik memaksa auditor harus menurunkan tingkat accepted risk dan tingkat materialitas, sehingga akan semakin banyak bukti yang perlu dikumpulkan. 5. Perbedaan penafsiaran kebijakan akuntansi termasuk pengukuran, pengakuan, dan pengungkapan. 6. Adanya usaha manajemen perusahaan untuk mempengaruhi pendapat auditor seperti pemberian gratifikasi, hadiah, fasilitas, dll 7. Sikap pemegang saham (pemilik modal) yang ingin laporan keuangannya terlihat baik, ada kasus dimana pemegang saham tidak peduli dengan apa yang dilakukan manajemen, yang mereka inginkan adalah laporan keuangan yang terlihat baik. Pemegang saham yang juga merangkap sebagai manajemen di perusahaannya akan menambah sulit audit. 8. Perubahan standar dan regulasi juga membuat proses audit sedikit lebih sulit karena auditor harus menyesuaikan kriteria dengan yang baru.



Demikian, terimakasih.



Diskusi.8 Rabu, 28 November 2018, 11:05 Hallo sodara/i mahasiswa/i, Silakan Anda diskusikan mengenai: 1. Skedul pra-perikatan audit 2. Skedul kertas kerja neraca 3. Skedul kertas kerja laba rugi 4. Skedul prosedur penelaahan analitis neraca 5. Skedul prosedur penelaahan analitis laba rugi Selamat Berdiskusi!!! Salam, Bernadus adi saputra 031198289 - Selasa, 20 November 2018, 19:31



Selamat sore, izin mengemukakan pendapat..



1. Skedul pra-perikatan audit Perikatan (engagement) adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan suatu ikatan perjanjian. Klien yang memerlukuan jasa auditing mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan auditor. Dalam ikatan perjanjian tersebut, klien menyerahkan pekerjaan audit atas tersebut berdasarkan kompetensi profesionalnya. Langkah awalnya berupa pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perikatan dari calon klien untuk melanjutkan atau menghentikan perikatan audit dari klien berulang. 2. Skedul kertas kerja neraca Skedul kertas kerja neraca adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan audit yang dilakukan terhadap akun-akun neraca yaitu aktiva, utang dan modal. 3. Skedul kertas kerja laba rugi Skedul kertas kerja laba rugi adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan audit yang dilakukan terhadap akun-akun laba rugi yaitu unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih 4. Skedul prosedur penelaahan analitis neraca Kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi tentang evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan nonkeuangan, meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor pada akun-akun neraca 5. Skedul prosedur penelaahan analitis laba rugi Kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi tentang evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan nonkeuangan, meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor pada akun-akun laba rugi yaitu unsur-unsur pendapatan dan beban.