Ilmu Kalam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Sifat wajib Allah (Dalil dan Keterangannya)



1. Wujud (Ada) Wujud: artinya 'ada'. Lawan dari sifat wujud Allah ini adalah tiada, yang bukan termasuk sifat mustahil Allah. Wujud artinya ada. Maksudnya, adanya Allah itu bukan karena ada yang menciptakan-Nya, tetapi Dia memang ada dengan sendirinya. Pada hakikatnya, keyakinan terhadap adanya Allah bagi manusia terjadi ketika manusia itu dilahirkan. Allah adalah sesuatu yang gaib. Akal manusia tidak mungkin dapat memikirkanNya. Oleh sebab itu, Rasulullah melarang orang yang berusaha memikirkan dan mencari hakikat dari keberadaan Allah. Dalam surat As Sajadah ayat 4, Allah berfirman ;



ِ َّ ‫اَل ٰلّه الَّ ِذي خلَق‬ ِِ ‫اسَت ٰوى َعلَى‬ َ ‫الس ٰم ٰوت َوااْل َْر‬ ْ َّ‫ض َو َما َبْيَن ُه َما يِف ْ ستَّة اَيَّ ٍام مُث‬ َ َ ْ ُ ‫ش َما لَ ُك ْم ِّم ْن ُد ْونِهٖ ِم ْن َّويِل ٍّ َّواَل َش ِفْي ۗ ٍع اَفَاَل َتتَ َذ َّكُر ْو َن‬ ِ ۗ ‫الْ َع ْر‬ Artinya; "Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari pada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa’at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan" (Q.S As Sajadah ayat 4). 2. Qidam (Awal/Terdahulu) Dalil Aqli : Qidam artinya dahulu. Maksudnya bahwa Allah itu terdahulu, yang paling awal dan tidak didahului oleh sesuatu. Maka tidak mungkin bagi Tuhan Semesta Alam yang menciptakan, tapi ia sendiri tidak berada diawal. yang berarti ia didahului dan diciptakan oleh pencipta yang lain. Sedangkan bagi tuhan adalah hal yang tidak mungkin ia setara dengan yang lain/makhluk. Dan segala sesuatu di dunia ini adalah tidak mungkin sebelumNya.



Dalil Naqli : Yang pasti adalah bahwa alam semesta ini baru ada setelah diciptakan oleh Dia Sang Maha Pencipta. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Hadid ayat 3;



ِ َّ‫هو ااْل ََّو ُل وااْل ٰ ِخر والظ‬ ِ ‫اهر والْب‬ ‫اط ۚ ُن َو ُه َو بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِْي ٌم‬ َ َُ َُ َ َُ artinya: "Dialah yang awal dan yang akhir. Yang zhahir dan yang bathin, dan Dia maha mengetahui segala sesuatu". 3. Baqa (Kekal) Dalil Aqli : Baqa artinya kekal. Allah itu kekal, berbeda dengan makhluk-Nya yang semuanya berproses menuju kepada kehancuran atau kebinasaan. Misalnya manusia mengalami proses pertumbuhan; dari janin dalam kandungan, kemudian dilahirkan menjadi bayi, lalu tumbuh menjadi anak-anak, remaja, dewasa, tua dan pada waktunya akan meninggal. Hal yang demikian itu merupakan sunnatullah atau hukum alam. Jadi, semua makhluk berubah-ubah, berproses menuju kehancuran. Tidak menpunyai sifat kekal. Sementara Allah sebagai pencipta bagi makhluk bersifat kekal, tidak berubah-ubah, dan tidak terikat hukum sebab akibat. Dalil Naqli : Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Qasas ayat 88 ;



ِ ِ ِ ٍ ‫ك اِاَّل َو ْج َه ٗه ۗ لَهُ احْلُ ْك ُم‬ ٌ ِ‫َواَل تَ ْدعُ َم َع ال ٰلّ ِه اهٰل ًا اٰ َخ ۘ َر ٓاَل اٰلهَ ااَّل ُه ۗ َو ُك ُّل َش ْيء َهال‬ ‫ࣖ َواِلَْي ِه ُت ْر َجعُ ْو َن‬ artinya: "Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNya-lah segala penentuan dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan." (Q.S Al Qasas ayat 88).



ٍ َ‫ُك ُّل م ۡن علَ ۡيها ف‬ )27( ‫ك ذُو ا َۡجل ٰل ِل َوا ۡلاِ ۡكَرا ‌ۚ ِم‬ َ ِّ‫) َّويَ ۡب ٰقى َو ۡجهُ َرب‬26( ‫ان‬ َ َ َ Artinya; "Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal wajah Rabb-Mu yang mempunyai kebesaran serta kemuliaan." (Q.S Ar Rahman ayat 26-27). 4. Mukholafatu Lilhawaditsi (Berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya) Dalil Aqli : Mukhalafatuhu lil-hawadisi artinya berbeda dengan semua makhluk. Telah ditegaskan dalam berbagai ayat Alquran dan hadits bahwa tidak ada satu pun makhluk yang dapat menyamai Allah SWT. Karena ketidakmungkinan oleh pencipta itu sama seperti makhluk ciptaannya. Jikalau tuhan yang menciptakan sama dengan makhluknya, maka tuhan akan mengalami kematian, sama seperti yg terjadi pada setiap makhluknya. Dan tidak layak tuhan itu mati, karena setelahnya, makhluknya yang belum mati akan jadi lebih hebat daripada tuhan yang telah menciptakannya mati sebelum kematiannya. Dalil Naqli : Umat Muslim dituntut untuk meyakini bahwa tidak mungkin Allah Yang Maha Pencipta sama dengan makhluk ciptaan-Nya, baik Zat-Nya maupun sifat-sifatnya. AlQur’an menegaskan dalam surat Al Ikhlas ayat 4 ;



‫ࣖ َومَلْ يَ ُك ْن لَّهٗ ُك ُف ًوا اَ َح ٌد‬ "Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. (Q.S Al Ikhlas ayat 4).



ِ ‫الس ٰم ٰو‬ ِ َ‫ف‬ ِ ‫ض جعل لَ ُكم ِّمن اَْن ُف ِس ُكم اَْزواجا َّو ِمن ااْل َْنع‬ ۗ ‫اج ۚا‬ ‫و‬ ‫ز‬ ‫ا‬ ‫ام‬ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ت‬ ‫ر‬ ‫اط‬ ‫اْل‬ َ َ َّ ْ ِ ْ َ ً َ َ َ ً َ ْ ْ ْ َ ََ ُ ِ‫ي ْذرُؤ ُكم فِي ۗ ِه لَيس َك ِمثْل‬ ِ ‫الس ِميع الْب‬ ‫صْيُر‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫و‬ ۚ ‫ء‬ ‫ي‬ ‫ش‬ ٖ ‫ه‬ َّ َ َ ُْ َُ َ ٌ ْ َ ْ ْ ْ ََ



"Tidak ada satupun yang serupa dengan Dia dan Dialah yang Maha Mendengan dan Melihat." (Q.S Asy Syura ayat 11).



5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri) Maksud dari sifat wajib Allah 'Qiyamuhu Binafsihi' yaitu bahwasanya Allah tidak bergantung pada siapa atau apa pun. Dia juga tidak membutuhkan bantuan siapa pun, tidak terikat dengan apapun, artinya berdiri sendiri. Maksudnya adalah Allah tidak membutuhkan bantuan apa pun dan dari siapa pun. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Fatir ayat 15 ;



ٓ‫ٰي‬ ‫َّاس اَْنتُ ُم الْ ُف َقَراۤءُ اِىَل ال ٰلّ ِه ۚ َوال ٰلّهُ ُه َو الْغَيِن ُّ احْلَ ِمْي ُد‬ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫ا‬ ُّ َ َ ُ



Artinya;



“Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah, dan Allah Dialah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji.” (QS. Fatir: 15).



ِ ‫ومن ج‬ ٰ ِ ِ ِ ِ ِ َ ‫اه َد فَامَّنَا جُيَاه ُد لَن ْفسهٖ ۗا َّن اللّهَ لَغَيِن ٌّ َع ِن الْ ٰعلَمنْي‬ َ َ ْ ََ



Artinya;



"Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta." (Q.S Al Ankabut ayat 6).