Draf Laporan PKP Di Ut Baru2 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • arya
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, suatu pendidikan dikatakan maju apabila mutu dari pendidikan itu meningkat sesuai dengan perkembangan jaman. Untuk mencapai hal tersebut salah satu bentuk usahanya adalah dengan peningkatan kemampuan profesional guru yang ditunjukan dengan kedalaman dan keluasan wawasan serta tanggung jawab. Hopkin mengemukakan: Berkaitan dengan isu-isu seputar profesionslisme, praktik di kelas, kontrol sosial terhadap guru, serta kemanfaatan penelitian pendidikan. Dari segi profesionalisme, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh guru dipandang sebagai suatu unjuk kerja seorang guru yang profesional karena studi sistematik yang dilakukan terhadap diri sendiri dianggap sebagai tanda (hallmark) dari pekerjaan guru yang profesional. (IGAK Wardhani dkk. 2009:1.11). Diantara tujuan pendidikan nasional sesuai dengan pasal 1 UU Sisdiknas 2003, adalah: “ mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan ahlak mulia. “ Sebagai pengetahuan, matematika mempunyai ciri-ciri khusus antara lain : abstrak, deduktif, konsisten, hierarkis dan logis. Dengan ciri-ciri tersebut menyebabkan



matematika tidak mudah untuk dipelajari, yang pada akhirnya



banyak peserta didik yang kurang tertarik terhadap matematika (malah membenci atau “ alergi” terhadap matematika). Ini berarti perlu ada “jembatan” yang dapat menghubungkan keilmuan matematika tetap terjaga dan matematika dapat lebih mudah dipahami. (Muhsetyo, dkk.2011:1.2) Persoalan mencari jembatan merupakan tantangan bagi seorang guru dalam menyajikan proses pembelajaran matematika untuk mencari dan memeilih 1



2



metode yang sesuai/tepat dalam menyajikan pembelajaran, sehingga pelajaran matematika menjadi menarik, mudah dipahami, menggugah semangat,



dan



menantang peserta didik terlibat, yang pada akhirnya menjadikan pesrta didik cerdas matematika. Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran, peningkatan kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya, merupakan suatu upaya ke arah peningkatan mutu pembelajaran. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang baik, mengetahui kebiasaan dan kesenangan belajar peserta didik, agar pesrta didik bergairah dan berkembang sepenuhnya selama proses belajar berlangsung. Untuk itu seharusnya guru mencari informasi tentang kondisi mana yang dapat meningkatkan pembelajaran di sekolah dasar Maka dari itu penelitian semakin diperlukan untuk dilakukan oleh penulis, sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan mutu



pembelajaran



matematika, dan penulis mengadakan penelitian tantang penerapan metode demonstrasi dapat memecahkan masalah peserta didik dalam meningkatkan kemampuan penguasaan materi operasi hitung penjumlahan pecahan yang penyebutnya berbeda, sesuai dengan salah satu karakter anak SD yang senang merasakan atau



melakukan/meragakan sesuatu secara langsung, dengan



pembelajaran aktif (active learning) dan berorientasi pada siswa (student centre) kebermaknaan pembelajaran (meaningful learning) akan menyebabkan peserta didik menjadi terkesan, sehingga ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik akan tercapai. 1.



Identifikasi Masalah Berdasarkan pengalaman yang dilakukan Penulis di kelas V SDN



Pagaden I Subang, pada hari Kamis 14 Maret 2013 setelah dilakukan proses pembelajaran



pada mata pelajaran



matematika, ditemukan masalah karena



sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan ketika diberikan latihan dalam bentuk penyelesaian soal operasi hitung penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda. Dari 18 peserta didik yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 9 orang



3



perempuan, hanya 10 orang peserta didik yang memperoleh nilai sesuai /lebih besar dari KKM (64), dan yang kurang berhasil sebanyak 8 orang peserta didik atau 44,44% masih di bawah KKM. Penulis akhirnya mencoba melakukan identifikasi masalah dari data yang ditemukan dalam pembelajaran dan berdiskusi bersama supervisor 2, identfikasi masalah berdasarkan kepada : a. Peserta didik masih banyak yang mendapatkan nilai di bawah KKM b. Respon peserta didik terhadap pembelajara sangat kurang c. Peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran, tidak ada yang bertanya,dan ketika diberikan pertanyaan pun mereka kurang berani dalam menjawab d. Kemampuan menyelesaikan soal - soal latihan yang diberikan guru rendah



2. Analisis Masalah. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis bersama supervisor 2 berusaha menganalisis penyebab kurangnya kemampuan peserta didik terhadap materi operasi hitung penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda pada pembelajaran Matematika adalah: a. Penjelasan guru terlalu cepat dan kurang rinci. b. Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat. c. Tidak mendemonstrasikan materi pembelajaran dengan alat peraga yang dapat menarik dan memotivasi belajar peserta didik. d. Guru tidak memotivasi peserta didik untuk bertanya. e. Guru kurang menggali potensi dan membangkitkan semangat atau aktuvitas belajar peserta didik, karena kurang memberi penguatan.



B.



Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi pokok permasalahan



pada penelitian ini adalah;



4



1.



Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam penguasaan operasi hitung penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda ?



2. Bagaimana penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam penguasaan operasi hitung penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda pada pembelajaran Matematika ?



C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Tujuan Penelitian ini adalah : 1.



Penggunaan



metoda



demonstrasi



diharapkan



dapat



meningkatkan



kemampuan peserta didik dalam pembelajaran Matematika tentang operasi hitung penjumlahan pecahan yang penyebutnya berbeda. 2.



Penerapan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran Matematika tentang operasi hitung penjumlahan pecahan yang penyebutnya berbeda.



3. D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran Banyak manfaat yang dapat diraih dengan dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas, terutama dalam komponen Pendidikan atau Pembelajaran di kelas antara lain mencakup: 1.



Bagi Guru Membantu



guru



memperbaiki



pembelajaran,



meningkatkan



gaya



mengajar,dan mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, agar guru mampu menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya sehingga mutu pendidikan semakin meningkat. 2.



Bagi Peserta didik Dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran



Matematika sehingga hasil belajar peserta didik diharapkan akan meningkat.



5



3.



Bagi Sekolah Peningkatan kemampuan profesional para guru, perbaikan proses dan hasil



belajar peserta didik, sehingga suasana pendidikan di SDN Pagaden I menjadi kondusif.



BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metoda Pembelajaran 1.



Definisi Metoda Dalam bahasa Inggris, method berarti cara. Apabila kita kaitkan dengan



pembelajaran, metode adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan peserta didik agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif dalam pembelajaran. Karena metode lebih menekankan pada peran guru, istilah metode sering digandengkan dengan kata mengajar, yaitu



metode mengajar. Metode



mengajar merupakan salah satu komponen yang dianggap penting dalam implementasi kurikulum atau dalam proses pembelajaran dan harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Karena untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan pesrta didik diperlukan adanya suatu metode atau cara mengajar yang efektif. Penggunaan metode mengajar harus dapat menciptakan terjadinya interaksi antara peserta didik dengan peserta didik maupun peserta didik dengan guru sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan karena itu, dalam



secara maksimal. Oleh



memilih dan menerapkan metode mengajar guru harus



mengutamakan untuk melakukan tindakan bagaimana caranya membelajarkan peserta didik supaya efektif dan



maksimal dalam



melakukan proses



pembelajaran maupun memperoleh hasil belajar. 2.



Prinsip penggunaan metode mengajar



a. Harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik lebih jauh terhadap materi pelajaran (curiosity). b. Harus memungkinkan peserta didik dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif dalam aspek seni. c. Harus memungkinkan peserta didik belajar melalui pemecahan masalah. d. Harus memungkinkan peserta didik untuk selalu ingin menguji kebenaran sesuatu. 6



7



e. Harus memungkinkan peserta didik untuk melakukan penemuan (inkuiri) terhadap sesuatu topik permasalahan. f. Harus memungkinkan peserta didik mampu menyimak. g. Harus memungkinkan peserta dididk untuk belajar secara mandiri (independent study). h. Harus memungkinkan peserta didik untuk belajar secara bekerja sama (cooperative learning). i. Harus memungkinkan peserta didik untuk lebih termotivasi dalam belajarnya. 3.



Tujuan Metode Pembelajaran Untuk membantu memudahkan seorang guru dalam mencapai tujuan



pembelajaran dan menyampaikan materi pelajaran supaya peserta didik tidak mengalami kesulitan di saat menerima pelajaran dan peserta didik tidak merasa bosan, sehingga proses pembelajaran efektif dan maksimal.



4.



Fungsi Metode Mengajar



a.



Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.



b.



Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh peserta didik dan guru dalam kegiatan pembelajaran.



c.



Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran.



d.



Sebagai bahan pertimbangan untuk bimbingan dalam kegiatan pembelajaran.



5.



Jenis Metode Pembelajaran Beberapa jenis metode mengajar yang kita kenal diantaranya yaitu:



metode Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Simulasi, Pemberian Tugas, Kerja Kelompok, Demonstrasi (Modelling), Eksperimen, Pemecahan Masalah, Inkuiri, Karyawisata dan sebagainya.



8



6.



Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan



pelajaran dengan



mempertunjukan cara langsung pada objeknya atau cara



melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan sesuatu proses. Pengalaman belajar yang diperoleh melalui metode ini, meliputi kemampuan bekerja dan berfikir secara sisitimatis, dan mengamati obyek yang sebenarnya. Selama proses demonstrasi, guru sudah mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan, menguasai bahan pelajaran,



mampu mengorganisasi kelas, dan



mampu melaksankan penilaian proses sehingga dalam pembelajaran dengan metoda demonstrasi peserta didik dapat terlibat secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.



B. Penjumlahan Pecahan dengan Penyebut yang Berbeda 1.



Matematika dengan teori-teori Pembelajarannya Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani “mathein” atau “



manthenein” artinya “mempelajari” namun diduga kata atau ada hubungannya dengan kata sansekerta “medha” atau “widya” yang artinya “kepandaian”, “ketahuan”, atau “intelegensi” . ( Muhsetyo, dkk.2011:1.39) Matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hierarkis, abstrak, bahasa simbol yang padat anti dan semacamnya sehingga para ahli matematika dapat mengembangkan sebuah sistem matematika. Dari paparan di atas dapat digambarkan bahwa kegiatan belajar matematika adalah sebagai berikut:



9



Konsep: Pecahan



Atribut 2: Pecahan Campuran



Atribut 1: Pecahan biasa



Atribut 3: Pecahan Desimal



Atribut 4: Persen



Gambar 4.1 Strategi Pembelajaran Deduktif Matematika (Anitah W, dkk.2008:1.47)



Dengan memperhatikan gambar tersebut, pembelajaran yang dapat dirancang adalah sebagai berikut: Tujuan Pembelajaran : “Peserta didik dapat menjelaskan macam-macam pecahan”. Bahan Pelajaran



: Konsep Pecahan



Rumusan Konsep



: Pecahan terdiri dari: Pecahan biasa, pecahan campuran, desimal dan persen.



Dalam proses belajar matematika, Bruner (1982) menyatakan pentingnya tekanan pada kemampuan peserta didik dalam berfikir intuitif dan analilitik akan mencerdaskan peserta didik membuat prediksi dan terampil dalam menemukan pola (patern) dan hubungan/keterkaitan (relations). (Muhsetyo, dkk.2011:1.6) Diperlukan guru yang profesional dan kompeten untuk mendukung usaha pembelajaran yang mampu menumbuhkan kekuatan matematikal, karena guru yang profesional dan kompeten adalah guru yang menguasai materi pembelajaran matematika, memahami bagaimana anak-anak belajar, menguasai pembelajaran yang mampu mencerdaskan peserta didik, dan mempunyai kepribadian yang dinamis dan mempunyai wawasan , landasan yang dipakai dalam membuat keputusan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran matematika berupa dasardasar teori belajar yang dapat diterapkan untuk pengembangan dan/atau perbaikan pembelajaran matematika.



10



a. Teori Belajar Matematika Jean Piaget Teori perkembangan intelektual dari Jean Piaget menyatakan bahwa kemampuan intelektual anak berkembang secara bertingkat atau bertahap yaitu: 1) Sensori motor ( 0-2 tahun ) 2) Pra-operasional ( 2-7 tahun ) 3) Operasional kongkrit ( 7-11 tahun ) 4) Operasional ( 12 tahun- Dewasa ). ( Karso, dkk,2008:1.12 )



b. Teori Belajar Jerome Bruner Ada tiga tahapan penampilan mental yaitu Enaktik, Ikonik, dan Simbolik. 1) Enaktif



adalah



penampilan



dimana



anak



pada



dasarnya



mengembangkan keterampilan motorik dan kesadaran dirinya dengan lingkungan. 2) Ikonik adalah penampilan mental anak sangat dipengaruhi oleh presepsinya dimana presepsi tersebut bersifat egosentris dan tidak stabil. 3) Simbolik



adalah



pengembangan



keterampilan



berbahasa



dan



kemampuan untuk mengartikan dunia luar dengan kata-kata dan pemahamannya sendiri. c. Teori Belajar Dienes Matematika sebagai pelajaran struktur, dan mengklasifikasikan relasi-relasi antara struktur. d. Teori Belajar Van Hiele Menurut Van Hiele ada tiga unsur utama dalam pengajaran geometri, yaitu waktu, materi pengajaran, dan metode pengajaran yang ditetapkan.



11



e. Teori Belajar Brownell Menurut William Brownell (1935) belajar itu pada hakikatnya merupakan suatu proses yang bermakna “Meaning Theory (Teori Makna)” sebagai alternatif dari “Drill Theory (Teori Latihan hafal/Ulangan)”.



f. Teori belajar Robert M. Gagne 1) Objek belajar matematika  Objek langsung meliputi fakta, operasi, konsep, dan prinsip.  Objek



tidak



langsung



mencakup



kemampuan



menyelidiki,



memecahkan masalah, disiplin diri, bersikap positif, dan



tahu



bagaimana mestinya belajar. 2) Tipe-tipe belajar Belajar isyarat, stimulus respons, rangkaian gerak, rangkaian verbal, belajar membedakan , konsep, aturan, dan pemecahan masalah. Berdasarkan teori-teori belajar di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa kemampuan intelektual peserta didik berkembang secara bertahap dari semenjak lahir hingga dewasa, sehingga peserta didik dalam menerima pengetahuan tidak hanya dari ide orang lain atau guru saja mereka mengembangkan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilannya, sebelum mendapat pengetahuan dari apa yang disampaikan oleh guru/orang lain. 2. a.



b. c.



d.



Tujuan Belajar Matematika Memenuhi kebutuhan jangka panjang (long-term functionalneed) bagi peserta didik dan masyarakat. (Dreeben, http://adtyaemby.blogspot.com/2012/06/pengaruh-pembelajaran-matematikadengan.html ) Menyiapkan peserta didik menjadi pemikir dan penemu. (Sujono, http://yantominmlg1.blogspot.com/2008/12/matematika-realistik.html ) Menyiapkan peserta didik menjadi warga negara yahg hemat, cermat, dan efisien, dan membantu peserta didik untuk mengembangkan karakternya. (Sujono, http://bambangriyantomath.files.wordpress.com/2009/05/konstruksivisme.doc ) Meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik, sikap kreatifitas dan kritis, juga dapat dilatih melalui pembelajaran matematika yang sistimatis, dan sesuai dengan pola-pola pembelajarannya. (Stanic, http://rustamaji.net/node/20 )



12



3.



Dampak/Pengaruh Belajar Matematika



Melalui pembelajaran matematika dapat menyiapkan peserta dididk menjadi pemikir dan penemu, menjadi warga negara yang hemat, cermat, efisien, dan membantu meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik, sikap, kreativitas, kritis, dan mengembangkan karakternya.



4.



Pembelajaran Matematika dengan Metode Demonstrasi Matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta



didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Model pembelajaran Matematika yang dikembangkan berdasarkan pandangan Kontruktivisme adalah dalam proses pembelajaran seyogianya disediakan serangkaian pengalaman



matematika



berupa kegiatan nyata yang



rasional atau dapat dimengerti peserta didik dan memungkinkan terjadi interaksi sosial. Dengan kata lain, saat proses belajar berlangsung peserta didik harus terlibat secara langsung dalam kegiatan nyata. Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang penulis gunakan dalam kegiatan pembelajaran matematika di kelas V SDN Pagaden I Pagaden-Subang, penyajian



bahan



pelajaran



dengan



mempertunjukan



secara



langsung



/mendemontrasikan cara melakukan penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda. Demonstrasi penjumlahan dilakukan dengan kartu bilangan pecahan. Kartu bilangan yang penulis gunakan dalam demonstrasi penjumlahan seperti gambar di bawah ini:



13



1 4



1 6



3 12



2 12



Gambar 4.2 Kartu bilangansebagai media yang di gunakan dalam penjumlahan pecahan dengan metode demonstrasi.



Penulis menggunakan metode demonstrasi dengan alasan: 1.



Peserta didik dapat memahami bahan pelajaran sesuai dengan objek sebenarnya.



2.



Dapat mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik.



3.



Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis.



4.



Dapat mengetahui hubungan yang struktural atau urutan objek.



5.



Dapat melakukan perbandingan antara teori dengan kenyataan. Sehingga dengan metode demonstrasi dapat menarik minat belajar



peserta didik karena mempelajarinya dengan proses yang sistematis dan nyata, sehingga materi dapat diserap dengan baik. Walaupun



memiliki



kelebihan,



namun



metode



demonstrasi



juga



mempunyai kelemahan antara lain: 1.



Hanya dapat menimbulkan cara berpikir yang kongkrit saja.



2.



Jika jumlah peserta didik banyak dan posisi peserta didik tidak diatur maka demonstrasi tidak efektif.



3.



Bergantung pada alat bantu yang sebenarnya.



4.



Sering terjadi peserta didik kurang berani dalam mencoba atau melakukan praktik yang didemonstrasikan.



BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN



A. Subyek Penelitian Subyek penelitian yang penulis gunakan sebagai penelitian tindakan kelas adalah kelas V SDN Pagaden I



Kecamatan Pagaden-Subang, hal ini



dilakukan karena penulis merupakan staf pengajar di sekolah tersebut. Sehingga memudahkan penulis dalam pelaksanaan, dan tidak mengganggu pembelajaran karena jadwal yang penulis gunakan dalam perbaikan pembelajaran disesuaikan dengan jadwal yang ada di sekolah tempat penulis sebagai staf pengajar tersebut. 1.



Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah SDN Pagaden I yang beralamat di JL. Ahmad



Yani No. 14, Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang dan berada di pinggir jalan raya. Dengan obyek penelitian peserta didik kelas V yang berjumlah 18 orang, terdiri dari 9 orang laki-laki, dan 9 orang perempuan. Sedangkan jumlah guru 9 orang, 8 orang perempuan dan 1 orang laki-laki, penulis melakukan penelitian dengan sasaran penggunaan metode demonstrasi tentang penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda pada pembelajaran matematika. Dasar-dasar yang menjadi pertimbangan memilih subyek penelitian adalah: a.



Penulis merupakan staf pengajar di SDN Pagaden I Kecamatan PagadenSubang, sehingga memudahkan penulis untuk mengadakan penelitian.



b.



Sekolah memberikan keleluasaan kepada guru untuk mengembangkan pembelajaran, walaupun dengan sarana dan prasarana yang apa adanya sehingga terjadinya inovasi dalam dunia pendidikan.



c.



Adanya dukungan dari pengawas TK/SD, dan rekan-rekan guru di SDN Pagaden I dalam memahami dan mendalami penelitian tindakan kelas, demi tercapainya perbaikan dalam pembelajaran, dan meningkatnya kualitas pendidikan.



14



15



2.



Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dibantu oleh pembimbing 1(supervisor 1) dan



pembimbing 2 (supervisor 2) dalam waktu dua bulan, yakni : mulai dari 14 Maret 2013



sampai



dengan



28



April



2013.



Untuk



perbaikan



pembelajaran



pelaksanaannya sebanyak dua siklus perbaikan. Di bawah ini penulis sajikan jadwal pelaksanaan kegiatan perbaikan. Tabel 2.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran



No



Waktu



Siklus



Fokus Penelitian  Penggunaan metode demonstrasi pada penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda dengan media kartu



1.



21 Maret 2013



1



bilangan.  Metode demonstrasi yang dilakukan dengan kartu bilangan dapat menarik dan memotivasi belajar peserta didik.  Penggunaan metode demonstrasi pada penjumlahan pecahan dengan penyebut



2.



28 Maret 2013



2



yang berbeda dengan media kartu bilangan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik.  Metode demonstrasi yang disajikan dengan kartu bilangan dapat merangsang peserta didik dalam memahami penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda.



16 Tabel 2.2 Jadwal Bimbingan Pelaksanaan Penelitian Pembelajaran Matematika dengan Pembimbing 1 (Supervisor 1)



No.



Hari/Tanggal



Hasil /Komentar 1. Orientasi o Hakikat PKP



1.



Senin, 11 Maret 2013



o Tugas-tugas pihak terlibat o Ketentuan dalam PKP 2. Refleksi pembelajaran 1. Pembahasan hasil Refleksi prasiklus. 2. Penjelasan :



2.



Senin, 18 Maret 2013



o Cara menyusun RPP perbaikan. o Lembar pengamatan. o Instrumen pengumpulan data. 1. Reviu RPP perbaikan dan Lembar Pengamatan.



3.



Senin, 25 Maret 2013



2. Persiapan pelaksanaan perbaikan pembelajaran. 3. Mrnjelaskan RPP siklus 2 yang masih draf 4. Contoh penggunaan hasil refleksi untuk memperbaiki draf RPP 1. Diskusi hasil perbaikan siklus 1.



4.



Senin, 1 April 2013



2. Refleksi hasil perbaikan pembelajaran. 3. Reviu RPP perbaikan siklus 2. 1. Refleksi dan diskusi hasil perbaikan.



*5.



Minggu, 7 April 2013



2. Menjelaskan sistimatika laporan. 3. Memberi contoh : o Cara mengutif dan mencari literatur. o Menyusun laporan PKP.



*6.



Minggu, 14 April 2013



Membuat draf laporan PKP.



7.



Minggu, 21 April 2013



Konsultasi pembuatan laporan PKP.



8. Minggu, 28 April 2013 Penyerahan Laporan. *Tidak dilakukan pembahasan dalam laporan ini dikarenakan sesuai acuan dari UT



17



Jadwal Bimbingan Pelaksanaan Penelitan Pembelajan Matematika dengan Pembimbing 2 (Supervisor 2) a. Kamis, 14 Maret 2013 Membantu merumuskan



masalah yang dihadapi penulis untuk



merencanakan perbaikan pembelajaran tentang penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda, yaitu : 1) Dalam apersepsi tidak ada pertanyaan sebagai pengaitan pelajaran yang lalu dengan pelajaran yang akan dipelajari. 2) Media yang digunakan dalam pembelajaran kurang menarik minat belajar peserta didik, sehingga peserta didik pasif dalam pembelajaran. 3) Metode yang digunakan kurang melibatkan peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. 4) Dalam menjelaskan materi pelajaran



terlalu cepat dan



kurang banyak



memberikan contoh.



b. Kamis, 21 Maret 2013 Observasi di kelas untuk pembimbingan perbaikan pembelajaran siklus 1 dan merencanakan perbaikan pembelajaran siklus 2. 1) Kurang memberi penguatan kepada peserta didik, sehingga peserta didik kurang berani dalam bertanya dan menjawab pertanyaan . 2) Media pembelajaran berupa kartu yang di demonstrasikan masih kurang menarik sehingga membuat peserta didik kurang



terlibat dalam



pembelajaran. 3) Kurang memotivasi peserta didik untuk aktif dalam kerja kelompok.



c. Kamis, 28 Maret 2013 Observasi di kelas untuk pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 1) Penggunaan metode demontrasi dengan media kartu , pada penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda menjadikan proses pembelajaran optimal dan efektif, terbukti dengan meningkatnya hasil evaluasi belajar pesertadidik.



18



2) Penggunaan media kartu dengan metode demonstrasi memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses bembelajaran, sehingga peserta didik



mengerjakan,



menerapkan,



eksperimen, penemuan, pengamatan,



menyelesaikan



soal,



melakukan



simulasi dan sejenisnya,



sesuai



dengan salah satu pilar pendidikan yaitu belajar untuk berbuat ( learning to do). ( Anitah, dkk. 2008:2.6)



3.



Mata Pelajaran Sebagai bahan penelitian penulis mengambil mata pelajaran matematika,



dengan alasan : a.



Banyak peserta didik yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) matematika yang ditetapkan (64).



b.



Peserta didik kurang tertarik, membenci, bahkan alergi terhadap matematika, karena dengan ciri keabstrakan matematika beserta ciri lainnya yang tidak sederhana, menyebabkan matematika tidak mudah untuk dipelajari.



c.



Taraf berfikir peserta didik masih belum formal dan relatif masih konkret, sehingga pembelajaran matematika kurang optimal, maka tanggung jawab guru untuk menjembatani sehingga matematika menjadi sesuatu yang dipahami dan menarik untuk dipelajari peserta didik.



4.



Kelas Kelas V merupakan obyek penelitian yang penulis ambil, karena penulis



merupakan wali kelas/guru di kelas V. Berikut penulis sajikan daftar kelas V SDN Pagaden I tahun pelajaran 2012-2013.



19 Tabel 2.3 Data Peserta didik Kelas V SDN Pagaden I



No



Nama



JenisKelamin L/P L



1.



DIMAS



2.



ARTI SUMIATI



P



3.



AINUN MUSADI



L



4.



AGUS NAZAR SONJAYA



L



5.



AHMAD SOFIAN



L



6.



DANDI NUGRAHA



L



7



DELIA FEBY FEBIANA



P



8.



FIRMAN NUGRAHA



L



9.



FADILLAH CHOERUNISSA



P



10.



LENA MEILINA



P



11.



NOVAL WAHYUDI



L



12.



RISMA DELVIA



P



13.



SEKAR ARUM CAHYA



P



14.



VINI NOVIANI



P



15.



YULIA RAHMAYANTI



P



16.



AKBAR ARDIANSYAH



L



17.



ADNAN KAMALUDIN



L



18.



NURUL ATSYIFA UTAMI



P



5.



Ket



Karakteristik Peserta Didik Keadaan ekonomi peserta didik mayoritas berasal dari ekonomi lemah, hal ini



dibuktikan dengan pekerjaan orang tua peserta didik yang mayoritas sebagai buruh dan sebagian sebagai pedagang kecil, sehingga sangat berpengaruh terhadap pembelajaran dan prestasi peserta didik di sekolah, karena pola pikir yang rendah serta wawasan yang kurang menyebabkan kurangnya perhatian dari orang tua terhadap proses dan hasil belajar. Ada kejadian yang unik dan menarik untuk di paparkan, ada seorang peserta didik yang sering tidak masuk sekolah ketika penulis selidiki ternyata



20



peserta didik tersebut tidak sekolah karena menjaga adiknya yang masih kecil (usia ± 3 th), sementara Ibunya berjualan di Pasar dari tengah malam sampai siang hari, akhirnya penulis mengusulkan terhadap peserta didik tersebut untuk membawa serta adiknya ke sekolah dengan pertimbangan agar pesesrta didik tidak bolos Sekolah dan adiknya ada yang mengasuh. Jarak tempat tinggal peserta didik ke sekolah ± 200-300 m. Bahasa seharihari yang digunakan adalah Bahasa Sunda sehingga dalam



menyampaikan



bahan ajar, guru menggunakan Bahasa Indonesia yang di campur dengan Bahasa Sunda.



B. Deskripsi Per Siklus 1.



Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) a. Meminta ijin dari Kepala Sekolah SD Pagaden I Kecamatan PagadenSubang, dan meminta dukungan guru-guru dalam pelaksanaan penelitian tersebut. b. Meminta kesediaan salah satu pengawas TK/SD di UPTD Pendidikan Kecamatan Pagaden untuk menjadi Supervisor 2. c. Pengamatan, Observasi, dan Wawancara. Kegiatan pengamatan, observasi, dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan acuan awal mengenai kondisi dan situasi sekolah SDN Pagaden I secara keseluruhan, terutama siswa kelas V yang dijadikan subyek penelitian. d. Pengkajian Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) serta mengidentifikasi buku sumber yang digunakan. e. Menentukan



metode, strategi, dan media pembelajaran yang relevan



dengan kebutuhan dari bahan ajar dan proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan. f. Merumuskan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). g. Menyusun instrumen penelitian pada setiap tahapnya.



21



2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian



Tindakan



Kelas



dilaksanakan



dengan



cara



berkesinambungan selama dua siklus, dan pada siklus kedua penulis telah dapat merumuskan masalah yang dihadapi. Tindakan penelitian yang dilakukan tiap siklus adalah: dari mengadakan apersepsi sampai evaluasi. Jika hasil evaluasi belum mencapai target yang diharapkan, maka penulis dibantu dengan Supervisor 2 mengadakan refleksi dengan melihat hasil observasi, untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya, sampai target yang diharapkan terlampaui. Berikut uraian tindakan kelas yang dilakukan secara rinci : a. Siklus 1 1) Perencanaan Perbaikan Pembelajaran. a) Pengamatan, observasi, dan Wawancara. b) Pengkajian



Kurikulum



Satuan



Pendidikan



(KTSP)



serta



mengidentifikasi buku sumber yang digunakan. c) Menentukan metode, strategi, dan media pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan dari bahan ajar dan proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan. d) Merumuskan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP). e) Menyusun instrumen penelitian pada setiap tahapnya.



2) Pelaksanaan Tindakan Kelas. a) Berdoa, Mengabsen kehadiran peserta didik, menyiapkan sarana dan prasarana yang menunjang lancarnya pembelajaran. b) Mengajukan pertanyaan untuk mengaitkan materi yang telah dipelajari sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan. c) Menginformasikan materi pembelajaran yang akan dipelajari, dan tujuan perbaikan pembelajaran. d) Peserta didik menyimak demonstrasi penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda yang dilkuakan guru dengan menggunakan kartu bilangan, seperti pada gambar di bawah ini :



22



1 4



1 6



3 12



2 12



Gambar 4.3 Kartu bilangan sebagai media yang di gunakan dalam penjumlahan pecahan dengan metode demonstrasi



e) Peserta didik mendemonstrasikan penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda di depan kelas untuk mengecek pemahaman, seperti yang terlihat pada foto di bawah ini :



Foto 5.1 Peserta didik sedang mendemonstrasikan penjumlahan pecahan dengan kartu bilangan.



Dengan melakukan/meragakan sesuatu



secara langsung,



melalui pembelajaran aktif, dan berorientasi pada peserta didik sehingga pembelajaran semakin bermakna. f) Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya. g) Peserta didik berdiskusi mengerjakan LKS dengan kelompoknya Seperti pada foto di bawah ini :



23



Foto 5.2 Peserta didik mengadakan diskusi kelompok



pada perbaikan pembelajaran



peserta didik melakukan



diskusi kelompak, karena dengan bekerja kelompok dapat memupuk kebersamaan (cooperrative learning) antar peserta didik dalam memecahkan masalah dalam pembelajaran. h) Peserta didik melaporkan hasil diskusi. i) Peserta didik dibimbing oleh guru menyimpulkan



hasil



pembelajaran. Berikut rincian singkat kegiatan siklus 1: Materi



: Penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda.



Media



: Kartu bilangan.



Metode



: Ceramah, demonstrasi, tanya jawab, diskusi (kelompok kecil), penugasan.



Evalusi



: Tes tertulis.



3) Instrumen Penelitian Ada beberapa instrumen yang dapat membantu dalam penelitian ini yaitu :



24



(a) Tes Tertulis Tes ini digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai keterserapan dan tingkat pemahaman peserta didik. (b) Lembar Observasi Observasi dilakukan secara langsung oleh penulis bersama supervisor 2 untuk mengumpulkan data tentang proses kegiatan secara kualitatif.



4) Refleksi Kolabolarasi dengan supervisor 2 dalam perolehan data akhirnya mengadakan refleksi sebagai berikut : a) Apakah Rencana Perbaikan Pembelajaran yang saya rancang dapat berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya? Jawaban : Rencana Perbaikan Pembelajaran yang saya rancang terlaksana dengan lancar namun masih terdapat kekurangan. b) Apa kelemahan dalam rancangan dan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran yang saya lakukan? Jawaban : Peserta didik kurang terlibat aktif dalam pembelajaran, dan kurang termotivasi untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. c) Apa



yang



menjadi



penyebab



kelemahan



dan



bagaimana



memperbaikinya? Jawaban : Saya akan memperbaikinya dengan metode demonstrasi, karena dengan metode demonstrasi peserta didik akan melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis dengan obyek yang sebenarnya. d) Apa



kekuatan



dan



kelebihan



saya



dalam



merancang dan



melaksanakan perbaikan penbelajaran? Jawaban :



peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya dan



mendapatkan perhatian secara menyeluruh, sehingga pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan secara kondusif dan hasil evaluasi ada peningkatan .



25



e) Apayang menjadi kelebiha dan kekuatan saya dalam merancang dan melaksanakan perbaikan pembelajaran? Jawaban : Penguasaan materi yang baik menjadikan penjelasan yang dilakukan dapat mengaitkan materi pelajaran yang lalu dengan materi yang akan dipelajari berikutnya.



b. Siklus 2 1) Perencanaan Perbaikan Pembelajaran a) Pengamatan, Observasi dan Wawancara. b) Pengkajian



Kurikulum



Satuan



Pendidikan



(KTSP)



serta



mengidentifikasi buku sumber yang digunakan. c) Menentukan



metode, strategi, dan media pembelajaran yang



relevan dengan kebutuhan dari bahan ajar dan proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan. d) Merumuskan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).



2) Pelaksanaan Tindakan Kelas a) Berdoa, Mengabsen kehadiran peserta didik, menyiapkan sarana dan prasarana yang menunjang lancarnya pembelajaran. b) Mengajukan pertanyaan untuk mengaitkan materi yang telah dipelajari sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan. c) Menginformasikan materi pembelajaran yang akan dipelajari, dan tujuan perbaikan pembelajaran. d) Dua orang siswa disuruh mengambil kartu bilangan pecahan dengan penyebut berbeda yang disediakan, lalu menempelkannya di papan tulis. e) Dengan metode demonstrasi guru menjelaskan penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda menggunakan kartu bilangan. Kartu bilangan yang penulis gunakan dapat dilihat pada foto di bawah ini :



26



Foto 5.3 Kartu bilangan sebagai media pembelajaran yang digunakan dalam perbaikan pembelajaran siklus 2



Kartu bilangan yang diguanakan pada siklus 2 dibuat lebih bervariasi lagi , penulis berusaha membuat tampilan alat peraga yang lebih menarik hasil karya dari penulis untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna (meaningful learning) sehungga dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan peserta sisik. f) Untuk mengecek pemahaman, satu atau dua orang siswa diminta untuk mendemonstrasikan penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda di papan tulis, siswa yang lainnya memperhatikan dan menganalisa, seperti terlihat pada foto di bawah ini :



Foto 5.4 Peserta didik sedang mendomonstrasikan penjumlahan pecahan denganan kartu bilangan



27



Foto 5.5 Peserta didik sedang menganalisa penjumlahan pecahan



g) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas. h) Siswa dibagi kedalam kelompok dengan ketentuan 6 orang dalam setiap kelompok, nama kelompok diambil dari nama pecahan yaitu, kelompok pecahan biasa, kelompok pecahan campuran, kelompok pecahan persen. i) Siswa mengerjakan tugas kelompok pada LKS yang dibagikan guru. j) Guru membimbing dan mengamati kegiatan siswa, sambil terus memberikan motivasi untuk aktif dalam kegiatan kelompok. k) Siswa melaporkan hasil diskusi. l) Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Berikut rincian singkat kegiatan siklus 2: Materi



: Penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda.



Media



: Kartu bilangan.



Metode



: Ceramah, demonstrasi, tanya jawab, diskusi (kelompok kecil), penugasan.



Evalusi



: Tes tertulis.



28



3) Instrumen Penelitian Ada beberapa instrumen yang dapat membantu dalam penelitian ini yaitu : (a) Tes Tertulis Tes ini digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai keterserapan dan tingkat pemahaman peserta didik. (b) Lembar Observasi Observasi dilakukan secara langsung oleh penulis bersama supervisor 2 untuk mengumpulkan data tentang proses kegiatan secara kualitatif.



4) Refleksi Kolabolarasi dengan supervisor 2 dalam perolehan data akhirnya mengadakan refleksi sebagai berikut : a) Apakah Rencana Perbaikan Pembelajaran yang saya rancang dapat berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya? Jawaban : Rencana Perbaikan Pembelajaran yang saya rancang terlaksana dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan. b) Apa kelemahan dalam rancangan dan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran yang saya lakukan? Jawaban : Peserta didik masih kurang berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, pemberian kesempatan untuk melakukan demonstrasi penjumlahan di depan kelas masih kurang. c) Apa



yang



menjadi



penyebab



kelemahan



dan



bagaimana



memperbaikinya? Jawaban : Peserta didik kurang percaya diri untuk spontan bertanya dan menjawab pertanyaan, guru harus jeli untuk menunjuk peserta didik, Demonstrasi tidak mungkin dilakukan oleh semua peserta didik karena keterbatasan waktu . d) Apa kekuatan dan kelebihan saya dalam merancang dan melaksanakan perbaikan pembelajaran?



29



Jawab : Pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan secara kondusif dengan hasil yang memuaskan, terbukti dengan perolehan nilai yang meningkat. e) Apa yang menjadi kelebihan dan kekuatan saya dalam merancang dan melaksanakan perbaikan pembelajaran? Jawab :



Penggunaan metode demonstrasi dengan media kartu



pada penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda, membuat peserta didik memahami bahan ajar, karena peserta didik dapat melakukan pembelajaran dengan obyek yang sebenarnya.



c. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan penulis melalui dua siklus, yang terdiri dari siklus 1 dan siklus 2, setiap siklus terdiri dari empat tahap dimulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Karena tindakan yang dilakukan pada siklus 1 belum berhasil memecahkan masalah maka tindakan dilanjutkan pada siklus ke 2, dengan melakukan empat tahapan seperti pada siklus 1 dimulai dengan perencanaan. Alur penelitian seperti pada gambar di bawah ini :



PERENCANAAN REFLEKSI



TINDAKAN



PENGAMATAN . Gambar 4.4 Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas (IGAK Wardhani, 2008:2.4)



Deskripsi pelaksanaan penelitian yang penulis lakukan adalah tahap perencanaan, merupakan langkah pertama



yang penulis lakukan dalam



penelitian setelah menemukan masalah di dalam pembelajaran yang penulis laksanakan di kelas, kemudian dengan bantuan teman sejawat penulis menyusun perencanaan tindakan kelas yang akan dilakukan. Langkah kedua, setelah rencana tersusun untuk merealisasikannya penulis melaksanakan suatu tindakan berupa perbaikan pembelajaran yang disusun sesuai skenario



30



yang di buat. Bersamaan dengan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dengan bantuan supervisor 2 penulis melakukan pengamatan yang merupakan langkah ke tiga, dengan acuan



lembar observasi yang telah



disusun. Dari hasil observasi dan pengamatan, penulis mengadakan refleksi sebagai langkah ke empat dari pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran . Penulis akhirnya mengetahui kualitas dan keberhasilan pelaksanaan penelitian melalui data yang diperoleh dari lembar observasi, refleksi, dan evaluasi, yang ternyata masih belum mendapatkan hasil yang memuaskan, maka perbaikan dilanjutkan pada siklus 2 dengan melakukan alur yang sama seperti pada siklus 1, akhirnya pada siklus 2 tujuan perbaikan pembelajaran tercapai.



BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



A. Hasil Penelitian 1. Data tentang Rencana Perencanaan perbaikan yang telah disusun sedemikian rupa, mungkin tidak akan terlaksana persis seperti apa yang diharapkan tetapi pasti akan terjadi hal-hal di luar rencana yang telah dirancang. Hal seperti ini dapat terjadi mungkin disebabkan karena penelitian yang dilakukan belum sepenuhnya teridentifikasi, karena manusia mempunyai keterbatasan hanya mampu membuat rencana yang pada akhirnya Tuhanlah yang menentukan. Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan dari dua siklus (siklus1 dan siklus 2) yang menekankan pada penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam penguasaan operasi hitung penjumlahan pecahan dengan



penyebut yang berbeda pada



pembelajaran matematika di kelas V SDN Pagaden I Subang, peserta didik tidak mengetahui dan tidak menyadarinya, karena proses penelitian dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran yang ada, dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan seperti pembelajaran pada umumnya, dengan harapan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berjalan sesuai rencana dengan hasil yang memuaskan.



2. Pengamatan Penulis melakukan pengamatan melalui dua cara yaitu : a. Secara Kualitatif Pengamatan yang dilakukan dari hasil perolehan nilai evaluasi peserta didik pada akhir pembelajaran. b. Secara Kuantitatif Pengamatan dengan menggunakan lembar observasi oleh supervisor 2 yang dilakukan sebelum, dan selama proses perbaikan pembelajaran berlangsung.



31



32



3. Refleksi Refleksi dilakukan bersama



supervisor 2 dengan menggunakan



lembar refleksi khusus, yang dilakukan setelah perbaikan pembelajaran berlangsung. Langkah ini untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran.



4. Keberhasilan dan Kegagalan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Berdasarkan data-data yang diperoleh dalam melaksanakan tindakan kelas akan dijadikan acuan keberhasilan penelitian., Karena perolehan hasil evaluasi dari siklus 1 sampai siklus 2 yang terus meningkat menandakan ketercapaian perbaikan pembelajaran yang dilakukan. Kategori penilaian dibagi menjadi tiga kategori yakni: kategori rendah dengan rentang nilai 0-60 kategori sedang 61-70, kategori tinggi 71-100 dengan patokan nilai berdasarkan KKM yakni 64. Di bawah ini tabel dan grafik tentang keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).



Tabel 2.4 Prosentase Perolehan Nilai Peserta Didik dari Tiap Siklus



No



Kategori



Proesentase Perolehan Nilai Siklus 1



Siklus 2



1.



Rendah



27,78%



16,67%



2.



Sedang



33,33%



27,78%



3.



Tinggi



38,89%



55,56%



Dari hasil data di atas dapat kita peroleh grafik sebagai berikut



33 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% Siklus 1



0,00% Siklus 1 siklus 2



Rendah



Sedang



Tinggi



27,78% 16,67%



33,33%



38,89% 55,56%



27,78%



Siklus 2



Garafik 3.1 Prosentase Perolehan Nilai Peserta Didik dari Tiap Siklus



Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas dapat dilihat dari grafik di atas, dengan semakin meningkatnya perolehan nilai



dengan



kategori tinggi yang



dicapai oleh peserta didik (dari 38,89% menjadi 55,56%) dan semakin menurunnya perolehan nilai dengan kategori rendah (dari 27,78% menjadi 16,67%). Peserta didik yang perolehan nilainya masih di bawah KKM, ada 3 orang dengan prosentase sebesar 16,67% . Hal ini penulis rasakan bukan suatu kegagalan yang mutlak, karena melihat dari latar belakang peserta didik tersebut bisadikatakan wajar, karena mereka memang memilki daya fikir atau kecerdasan yang kurang. B. Pembahasan dari Tiap Siklus 1.



Siklus 1 (Tindakan 1) Pada pelaksanaan



pembelajaran



matematika tentang penjumlahan



pecahan dengan penyebut yang berbeda, penulis mendapatkan perolehan nilai peserta didik di bawah KKM (64) yang ditentukan sebesar 44,44% dari



34



keseluruhan peserta didik yang berjumlah 18 orang. Melihat data tersebut penulis merasakan perlu adanya tindakan, maka penulis berdiskusi dengan teman sejawat yang merupakan Kepala Sekolah tempat penulis mengajar, selanjutnya dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulis meminta kesediaan dari Pengawas TK/SD untuk jadi supervisor 2. Dari perolehan nilai, jumlah dan perilaku peserta didik penulis diskusikan bersama supervisor 2 dijadikan data awal untuk identifikasi masalah, dengan wawancara pada guru dan sebagian peserta didik.



a. Pelaksanaan Tindakan Kelas 1 (siklus 1) Berdasarkan hasil dari identifikasi masalah yang penulis diskusikan bersama supervisor 2, akhirnya disusunlah perencanaan perbaikan pembelajaran siklus 1, penekanan kepada penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam penguasaan operasi hitung



penjumlahan



pecahan dengan penyebut yang berbeda pada



pembelajaran matematika. Tindakan ini dilakukan pada hari Kamis, 21 Maret 2013. Dengan langkah-langkah sebagai berikut : Penulis



mengawali



kehadiran peserta didik,



pembelajaran



dengan



berdoa,



mengabsen



mempersiapkan alat peraga, apersepsi,



menginformasikan materi ajar dan tujuan perbaikan pembelajaran. Dalam kegiatan inti tindakan kelas, peserta didik memperhatikan demonstrasi



penjumlahan



dengan



menggunakan



kartu



bilangan,,



selanjutnya untuk mengecek pemahaman satu atau dua orang peserta didik diminta



untuk



mendemonstrasikan



penjumlahan



pecahan



denga



menggunakan kartu bilangan di depan kelas. Pada awalnya peserta didik merasa enggan ketika di minta untuk memperagakan penjumlahan di depan kelas, tapi ketika seorang peserta didik ada yang maju akhirnya mereka



ingin membantu dan melakukan



juga. Setelah itu peserta didik berdiskusi bersama kelompoknya dengan panduan LKS untuk menyelesaikan penjumlahan pecahan, penulis



35



membimbing



dan



mengamatinya



dengan



menggunakan



lembar



pengamatan sambil terus memotivasi untuk aktif bekerja kelompok. Kemudian masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya, peserta didik bersama penulis menyimpulkan hasil pembelajaran, dan langkah terakhir peserta didik dievaluasi secara perorangan, hasil dari evaluasi dinilai dan dianalisa, peserta didik yang nilainya ≥ KKM diberi tugas sebagai pengayaan dan yang nilainya ≤ KKM diberi tugas sebagai remedial. Berikut hasil evaluasi peserta didik pada siklus 1:



Tabel 2.5 RekapitulasI Nilai Tes Akhir Siklus I



No



Nama Peserta Didik



Nilai



Tuntas



TidakTuntas



1.



(*)DIMAS



40







2.



ARTI SUMIATI



50







3.



AINUN MUSADI



50







4.



AGUS NAZAR SONJAYA



80







5.



AHMAD SOFIAN



100







6.



DANDI NUGRAHA



50



7.



DELIA FEBY FEBIANA



80







8.



FIRMAN NUGRAHA



70







9.



FADILLAH CHOIRUNNISA



70







10.



LENA MEILINA



80







11.



NOVAL WAHYUDI



70







12.



RISMA DELVIA



70







13.



SEKAR ARUM CAHYA



70







14.



VINI NOVIANI



100







15.



YULIA RAHMAYANTI



80







16.



AKBAR ARDIANSYAH



80







17.



(*)ADNAN KAMALUDIN



40



18.



NURUL ATSYIFA UTAMI



70







1160



13



JUMLAH











5



36



Rata-rata (mean)



64,44



Nilai Tengah (median)



75



Nilai terbanyak (Modus)



70



KKM



64



Nilai Tertinggi



100



Nilai Terendah



40



Catatan (*) Peserta Didik yang memperoleh Nilai Terendah Tabel 2.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Evaluasi Siklus 1



No 1.



Interval Nilai 0 – 60



Kategori Rendah



Frekuensi 5



Persentase 27,78%



2.



61 – 70



Sedang



6



33,33%



3.



71 - 100



Tinggi



7



38,89%



18



100%



Jumlah



Berdasarkan tabel di atas hasil nilai akhir siswa pada perbaikan pembelajaran siklus I belum sesuai dengan apa yang diharapkan karena pemahaman siswa dari mulai prasiklus sampai dengan siklus I belum ada peningkatan yang signifikan. nilai rata-rata (mean) pada siklus I adalah 64,44. Pada siklus 1 anak yang belum tuntas 5 orang (27,78%), yang tuntas hanya 13 orang (72,22%), yang mendapat nilai tertinggi 100 hanya 2 orang dan yang mendapat nilai terendah 1 orang dengan nilai 40. Nilai dengan kategori rendah (27,78), kategori sedang (33,33%), kategori tinggi (38,89), dengan nilai tengah (median) 75, nilai terbanyak (modus) 70.



Prosentase keberhasilan mencapai



standar minimal belum memuaskan penulis. Atas dasar identifikasi masalah tersebut di atas maka penulis bersama supervisor 2 sepakat perbaikan pembelajaran harus dilanjutkan ke siklus 2. 2.



Siklus 2 (Tindakan 2) Dari hasil refleksi yang penulis lakukan bersama dengan supervisor 2 dan



kepala sekolah diperoleh kesimpulan bahwa pemahaman siswa tentang penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda pada pembelajaran



37



matematika masih kurang. Temuan ini dijadikan acuan untuk menyusun tindak lanjut dalam perbaikan pembelajaran Matematika pada siklus 2. Selanjutnya pada hari Kamis, 28 Maret 2013



penulis melakukan



pembelajaran siklus 2 (tindakan 2). a. Pelaksanaan Tindakan Kelas 2 (Siklus 2) Berdasarkan data perolehan nilai pada perbaikan pembelajaran siklus 1, lalu penulis merencanakan perbaikan pembelajaran Matematika siklus 2 dengan penerapan metode demonstrasi secara maksimal dengan alat peraga kartu bilangan yang lebih bervariasi. Kegiatan yang dilakukan adalah: Mengembangkan



dan



mengorganisasikan



materi



pembelajaran.,



Mengoptimalkan penggunaan metode pembelajaran (metode demonstrasi) Merencanakan skenario perbaikan pembelajaran, Menentukan cara-cara menggali kemampuan peserta didik dengan menampilkan demonstrasi penjumlahan yang dilakukan peserta didik didepan kelas menggunakan kartu bilangan, seperti nampak pada foto di bawah ini :



Foto 5.6 Peserta didik sedang mendemonstrasikan penjumlahan pecahan dengan media kartu.



Menurut Heinich, dkk. (1993) .media merupakan alat saluran komunikasi, dan mempunyai hubungan antara media dengan pesan dan metode (Methods) dalam proses pembelajaran (Anitah, dkk. 2008:6.36.4).



38



Setelah diberi kesempatan untuk bertanya, peserta didik dibagi kedalam kelompok kecil untuk mengerjakan LKS, sambil terus diamati dan diberi motivasi untuk lebih aktif dalam kerja kelompok, seperti terlihat pada foto di bawah ini :



Foto 5.7 Peserta didik antusias bekerja kelompok dengan motivasi dan bimbingan penulis pada perbaikan pembelajaran siklus 2



Peserta didik melaporkan hasil kerja tiap kelompoknya, hasil dari pembelajaran



peserta didik dengan bimbingan penulis menyimpulkan hasil



pembelajaran , sebagai kegiatan penutup untuk mengukur keterserapan materi peserta didik dievaluasi secara perorangan, dan hasil evaluasi dinilai dan dianalisa. Di bawah ini tabel perolehan nilai peserta didik pada siklus 2 :



39 Tabel 2.7 RekapitulasI Nilai Tes Akhir Siklus 2



No



Nama Peserta Didik



Nilai



Tuntas







1.



DIMAS



50



2.



ARTI SUMIATI



70



3.



AINUN MUSADI



70



4.



AGUS NAZAR SONJAYA



80







5.



AHMAD SOFIAN



100







6.



DANDI NUGRAHA



60



7.



DELIA FEBY FFBIANA



8.



FIRMAN NUGRAHA



80







9.



FADILLAH CHOIRUNNISA



70







10.



LENA MEILINA



100







11.



NOVAL WAHYUDI



80







12.



RISMA DELVIA



80







13.



SEKAR ARUM CAHYA



80







14.



VINI NOVIANI



100







15.



YULIA RAHMAYANTI



100







16.



AKBAR ARDIANSYAH



80







17.



(*)ADNAN KAMALUDIN



40



18.



NURUL ATSYIFA UTAMI



70







JUMLAH



1330



15



Rata-rata (mean)



73,89



Nilai Tengah (median)



80



Nilai terbanyak (Modus)



80



KKM



64



Nilai Tertinggi



100



Nilai Terendah



40



Catatan (*) peserta didik yang mendapatkan nilai Terendah



TidakTuntas











3



40 Tabel 2.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Evaluasi Siklus 2



No 1.



Interval Nilai 0 – 60



Kategori Rendah



Frekuensi 3



Persentase 16,66%



2.



61 – 70



Sedang



4



22,22%



3.



71 - 100



Tinggi



11



61,11%



18



100%



Jumlah



b. Analisis



Hasil data di atas menunjukkan tingkat pemahaman pada perbaikan pembelajaran



matematika siklus 2 tentang penjumlahan pecahan dengan



penyebut yang bebeda dikatakan sudah berhasil. Dengan perolehan nilai kategori rendah 3 orang (16,66%), kategori sedang 4 orang (22,22%), kategori tinggi 11 orang (61,11%). Sedangkan nilai rata-rata (mean) 73,89, ini menunjukkan nilai di atas KKM (64), Nilai tengah (median) 80, nilai terbanyak (modus) 80, nilai tertinggi ada 4 orang (100), dan nilai terendah ada1orang ( 40),50. Dengan catatan (*) peserta didik yang mendapat nilai terendah dan di bawah KKM (64) pada siklus 2 adalah peserta didik yang mendapat nilai yang rendah pada siklus 1. Peserta didik yang mendapat nilai rendah diberikan remedial dan bimbingan khusus tidak secara klasikal, karena jika siklus dilanjutkan selain akan menimbulkan kebosanan bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai KKM, juga tidak akan tercapainya terget kurikulum yang sudah ditentukan. Data di atas jika sajikan dalam bentuk grafik adalah :



41 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Rendah Interval Nilai



siklus 2



0 - 60 16,67%



Sedang



Tinggi



61 -70



71 - 100 55,56%



27,78% grafik 3.2



Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Evaluasi Siklus 2



3.



Pembahasan Dari hasil perolehan nilai peserta didik antara siklus 1 dan siklus 2 dapat



dilihat peningkatan yang cukup signifikan, pada tabel di bawah ini : Tabel 2.9 Hasil Evaluasi Tertulis Peserta Didik Pada Siklus 1 dan Siklus 2



No



Nama Peserta Didik



Nilai



Keterangan



Siklus 1



Siklus 2



1.



*DIMAS



40



50



Meningkat



2.



ARTI SUMIATI



50



70



Meningkat



3.



AINUN MUSADI



50



70



Meningkat



AGUS NAZAR SONJAYA



80



80



Tetap



5.



AHMAD SOFIAN



100



100



Tertinggi



6.



* DANDI NUGRAHA



50



60



Meningkat



7.



DELIA FEBY FEBIANA



80



100



Meningkat



8.



FIRMAN NUGRAHA



80



Meningkat



4.



70



42



No



9.



Nama Peserta Didik



FADILLAH CHOIRUNNISA



Nilai



Keterangan



Siklus 1



Siklus 2



70



70



Tetap di atas KKM



10.



LENA MEILINA



80



100



Meningkat



11.



NOVAL WAHYUDI



70



80



Meningkat



12.



RISMA DELVIA



70



80



Meningkat



13.



SEKAR ARUM CAHYA



70



80



Meningkat



14.



VINI NOVIANI



100



100



Tertinggi



15.



YULIA RAHMAYANTI



80



100



Meningkat



16.



AKBAR ARDIANSYAH



80



80



Tetap di atas KKM



17.



*ADNAN KAMALUDIN



40



40



Tetap di bawah KKM



18.



NURUL ATSYIFA UTAMI



70



70



Tetap di tas KKM



JUMLAH Rata-rata (mean)



1160 64,44



1160 73,89



Nilai Tengah (median)



75



80



Nilai terbanyak (Modus)



70



80



KKM



64



64



Nilai Tertinggi



100



100



Nilai TerendahTerendaT



40



40



Catatan (*) Peserta Didik yang memperoleh nilai di bawah KKM pada tiap siklus (siklus1dan siklus 2)



43 Tabel 2.10 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Evaluasi Siklus 1dan Siklus 2 No



1



Interval Nilai



0 - 60



Kategori



Frekuensi Suklus 1 Siklus 2



Persentase Siklus 1 Siklus 2



Rendah



5



3*



27,78%



16,66%



2



61 – 70



Sedang



6



4



33,33%



22,22%



3



71 – 100



Tinggi



7



11



38,89%



61,11%



18



18



100%



Jumlah



Catan (*) Peserta Didik yang memperoleh nilai terendah mendapat bimbingan dan remedial khusus



Tabel di atas dapat di sajikan dalam bentuk grafik seperti di bawah ini :



70,00% 60,00% 50,00%



40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Siklus 1 siklus 2



Rendah



Sedang



Tinggi



27,78% 16,67%



44,44%



38,89% 55,56%



27,78%



Grafik 3.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2



Perolehan nilai berdasarkan Mean, Median, dan Modus dapat dilihat pada tabel di bawah ini :



44 Tabel 2.11 Perbandingan Mean, Median, dan Modus



No



Aspek Penilaian



Perolehan Nilai Siklus1



Siklus 2



64,44



73,89



1



Rata-rata (mean)



2



Nilai Tengah (median)



75



80



3



Nilai Terbanyak (modus)



70



80



Dalam bentuk grafik dapat disajikan seperti di bawah ini :



90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00%



Siklus 1



40,00%



Siklus 2



30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Rata-rata (mean)



Nilai Tengah (median)



Nilai Terbanyak (modus)



Siklus 1



64,44



75



70



Siklus 2



73,89



80



80



Grafik 3.4 Perbandingan Mean, Median, dan Modus Siklus 1 dan Siklus 2



Melihat dan memperhatikan data serta perolehan nilai dari pesrta didik pada siklus 1 dan 2 yang menunjukkan peningkatan yang signifikan, kategori rendah siklus 1 (27,78%) pada sikklus 2 menjadi (16,67%), kategori sedang



45



( 44,44%) menjadi (27,78%), kategori tinggi (38,89) menjadi (55, 56), nilai ratarata pada silkus 1 (64,44) pada siklus 2 (73,89), nilai tengah (75) menjadi (80), nilai terbanyak (70) menjadi (80).



Hal ini membuktikan bahwa metode



demonstrasi dapat dijadikan salah satu solusi dalam menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik tentang materi penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda pada pelajaran matematika, sehingga pelajaran matematika tidk lagi menjadi momok/pelajaran yng menyeramkan bagi peserta didik. Dalam melaksanakan kegiatan



perbaikan pembelajaran yang penulis



lakukan alhamdulillah sudah sesuai dengan harapan, walaupun dalam proses perbaikan pembelajaran penulis banyak menemukan kendala baik yang berkaitan dengan teknis maupun non teknis, dengan bantuan dari suvervisor 2 penulis berusaha untuk berusaha seoptimal mungkin dengan mengadakan observasi, refleksi, perencanaan yang matang agar perbaikan pembelajaran berjalan sesuai harapan dan rencana yang telah ditetapkan, sehingga peserta didik dapat memahami, menyerap, memanfaatkan hasil pembelajaran juga bagi penulis maupun bagi teman sejawat, amien.



.



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pada perolehan data dan pelaksanaan tindakan yang penulis lakukan di kelas V SDN Pagaden I–Subang, dari siklus 1sampai siklus 2 sebagai mana telah penulis paparkan pada bab IV, dapat penulis rumuskan kesimpulan sebagai berikut : 1.



Setelah melakukan pembelajaran matematika di kelas V SDN Pagaden ISubang, dengan didik dalam



menggunakan metoda demonstrasi kemampuan peserta



penggunaan



operasi hitung penjumlahan pecahan



dengan



penyebut yang berbeda meningkat, dapat dilihat dari kategori rendah siklus 1 (27,78%) pada sikklus 2 menjadi (16,67%), kategori sedang ( 44,44%) menjadi (27,78%), kategori tinggi (38,89) menjadi (55, 56), nilai rata-rata pada silkus 1 (64,44) pada siklus 2 (73,89), nilai tengah (75) menjadi (80), nilai terbanyak (70) menjadi (80). Hal ini terjadi karena dengan metode demonstrasi peserta didik melakukan pembelajaran



matematika melalui



objek sebenarnya secara sistimatis, sehungga mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik antara hubungan yang struktural atau urutan obyek dengan melakukan perbandingan dari beberapa obyek. 2.



Pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam penguasaan operasi hitung penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda pada pelajaran matematika dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, hal ini dapat dilihat dari perolehan data pada tiap tindakan (siklus), baik secara kualitatif (perolehan nilai peserta didik), maupun kuantitatif ( proses berlangsungnya pembelajaran).



B. Saran Dari pengalaman



penulis setelah melaksanakan tindakan kelas, agar



terciptanya kualitas pembelajaran bagi guru maka sebaiknya : 1.



Dalam proses pembelajaran untuk menghasilkan kompetensi peserta didik perlu mendapatkan penanganan dari guru yang secara sadar bersedia 46



47



bekerja secara interaktif, kreatif, dan responsif dengan membuat Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP) yang relatif berbeda dengan sebelumnya (tidak monoton), diantaranya dengan variasi pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran. 2.



Keabstrakan matematika pada objeknya yang berupa fakta, konsep, operasi dan prinsip, diperlukan adanya “jembatan “ yang dapat menghubungkan keilmuan matematika tetap terjaga dan lebih mudah dipahami peserta didik, salah satunya dengan menggunakan metode demonstrasi.



3.



Karena metode demonstrasi adalah metode/cara mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu, sehingga metode demonstrasi merupakan salah satu metode yang harus digunakan dalam setiap pembelajaran terutama pada pelajaran



matematika yang bersipat abstrak, sehingga dengan belajar



langsung



melalui objek



akan



tercipta kebermaknaan dalam belajar



(meaningfull learning). 4.



Untuk memperbaiki pembelajaran khususnya pelajaran matematika, maka seorang guru yang profesional seyogianya melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena dengan PTK seorang guru mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, sehingga dalam belajar matematika mampu menyerap materi pelajaran dalam suasana menyenangkan (joyfull learning).



yang



48



DAFTAR PUSTAKA



A. Buku Anitah, W, Sri, dkk. (2008). “Strategi Pembelajaran di SD.” Jakarta: Universitas Terbuka. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2008). “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar,



Model Silabus Kelas V.”



Jakarta: Depdiknas. Sumanto, YD, Heny Kusumawati, Nur Aksin. ((2008). “Gemar Matematika. 5” Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Wardani, IGAK dan Kuswaya Wihardit (2009). “Penelitian Tindakan Kelas.” Jakarta: Universitas Terbuka. Muhsetyo, Gatot, dkk. (2011). “Pembelajaran Matematika SD.” Jakarta: Universitas Terbuka. Muhsetyo, Gatot, dkk. (2011). “Pembelajaran Matematika SD.” Jakarta: Universitas Terbuka. Dkk, Karso (2008). “Pendidikan Matematika 1.” Jakarta: Universits Terbuka. Wardani, IGAK, dan Kuswaya Wihardit. (2009). “Penelitian Tindakan Kelas.” Jakarta: Universita Terbuka.



c.



Internet Dreeben, online Tersedia Http Sujono, online Tersedia Http Sujono, online Tersedia Http Stanic, online Tersedia Http



49



LAMPIRAN



1.



Surat Kesediaan supervisor 2 sebagai pembimbing.



2.



Surat Pernyataan mahasiswa.



3.



Perencanaan PTK (Identifikasi masalah, analisis masalah, alternatif pemecahan masalah, rumusan masalah).



4.



Berkas RPP Siklus 1, Siklus 2,dan Lembar observasi/



5.



Copy Jurnal Supervisor 1 dan 2.



6.



Hasil pekerjaan peserta didik.



7.



Copy APKG 1 dan APKG 2.



8.



Rekap Nilai.



9.



Copy registrasi.



10. Copy Kartu Mahasiswa.



50 KESEDIAAN SEBAGAI SUPERVISOR 2 DALAM PENYELENGGARAAN PKP



Kepada Kepala UPBJJ-UT Bandung Di Bandung Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa : Nama



: H. TASMO, S.Pd.



NIP



: 19661221 198803 1 002



Tempat Tugas



: UPTD Pendidikan Kec. Pagaden



Alamat Kantor



: Jln Raya Kamarung No. 208 Pagaden



Telepon



: 085 220 346 227



Menyatakan bersedia sebagai supervisor 2 untuk membimbing dalam pelaksanaan PKP atas : Nama



: ROHAYATI IMAWATI



NIM



: 816 087 619



Program Studi



: S I PGSD



Tempat Mengajar



: SDN Pagaden I



Alamat Sekolah



: Jln Ahmad Yani No. 14 Pagaden



Telepon



: 085 220 367 462



Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Mengetahui, Kepala Sekolah



Pagaden, 13 Maret 2013 Supervisor 2,



TUTI GUMIARSIH, S.Pd.SD. NIP: 19630708 198305 2 006 No. Tlp/HP : 081 322 402 829



H. TASMO,S.Pd. NIP: 19661221 198803 1 002 No.Tlp/HP: 085 220 346 227



51



SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa: Nama



: ROHAYATI IMAWATI



NIM



: 816 087 619



UPBJJ- UT



: BANDUNG



Menyatakan bahwa : Nama



: H. TASMO, S.Pd.



Jabatan



: Pengawas TK/SD



Unit Kerja



: UPTD Pendidikan Kec. Pagaden



Alamt Kantor : Jln. Raya Kamarung No.208 Pagaden Adalah supervisor 2 yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4501 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.



Pagaden, 13 Maret 2013 Supervisor 2,



Mahasiswa



H. TASMO,S.Pd. NIP: 19661221 198803 1 002 No. Tlp/HP: 085 220 346 227



ROHAYATI IMAWATI NIM: 816 087 619 No. Tlp/HP: 085 220 367 462



52



PERECANAAN PTK FORMAT PERENCANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN



Fakta/data pembelajaran yang terjadi di kelas



 Hasil belajar peserta didik rendah, 5 dari 18 peserta didik (27,78%) nilainya di bawah KKM (64).  Pemahaman peserta didik terhadap materi kurang.  Respon peserta didik terhadap pembelajaran kurang..  Peserta didik pasif dalam pembelajaran.



Identifikasi



 Hasil belajar peserta didk tidak sesuai harapan.



Masalah



 Peserta didik kurang memahami materi penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda.  Peserta didik tidak mampu menyelesaikan operasi hitung penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda.  Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran.



Analisis Masalah



 Gaya mengajar kurang menarik bagi peserta didik.  Media/alat peraga kurang bervariasi.  Guru kurang menggali keaktifan peserta didik.  Guru kurang memberikan penguatan.



Alternatif dan



 Menggunakan metode demonstrasi.



Prioritas



 Meningkatkan



Pemecahan



penjumlahan



Masalah



berbeda.



kemampuan peserta didik tentang pecahan



dengan



penyebut



yang



 Meningkatkan hasil belajar peserta didik. Rumusan Masalah



 Bagaimana penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam penguasaan operasi hitung penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda dalam pembelajaran Matematika.



53



RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS 1



A.



Nama Sekolah



: SD Negeri Pagaden I



Mata Pelajaran



: Matematika



Kelas/Semester



: V/ II (Dua)



Alokasi Waktu



: 1 x 35 Menit



Hari/Tanggal



: Kamis 21 Maret 2013



STANDAR KOMPETENSI 5. Menggunakan Pecahan dalam pemecahan masalah



B.



KOMPETENSI DASAR 5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan



C.



INDIKATOR 1.



D.



Menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama



TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik dapat :



E.



1.



Menentukan KPK dari penyebut pecahan yang berbeda



2.



Menjumlahkan pecahan penyebut yang berbeda



3.



Menyederhanakan pecahan



TUJUAN PERBAIKAN 1.



Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan operasi hitung penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda melalui penerapan metoda demonstrasi.



F.



MATERI AJAR Operasi Hitung Pecahan 1.



Menjumlahkan pecahan yang penyebutnya berbeda



54



2. Pada penjumlahan dua pecahan atau lebih berpenyebut tidak sama, pengerjaannya dilakukan dengan cara menyamakan penyebutnya terlebih dahulu, dengan mentukan KPK dari penyebutnya. Setelah itu pembilangnya dijumlahkan.



3. Comtoh: 1 + 1 = 3 + 2 = 3 + 2 = 5 4 1



6



12



12



12



12



= 1x3 = 3 4 x 3 = 12 KPK dari 4 dan 6



G.



METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN 1. Metode Pembelajaran a.



Ceramah



b.



Tanya Jawab



c.



Demonstrasi



d.



Diskusi



2. Model Pembelajaran a.



H.



Model Pembelajaran PAIKEM



ALAT/BAHAN DAN SUMBER BELAJAR 1. Sumber Belajar a.



KTSP 2006 Dediknas Jakarta



b.



Buku Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 5. Y.D. Sumanto, Heny Kusumawati, Nur Aksin. PUSAT PERBUKUAN Departeman Pendidikan Nasional Halaman 102-103



2. Alat Peraga a. Kartu bilangan b. Lingkungan sekitar



55



I.



LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Kegiatan awal (± 5 menit ) Apresepsi/ Motivasi a. Mengingatkan kembali cara menjumlahkan pecahan yang telah dipelajari di kelas sebelumnya. b. Menginformasikan materi pembelajaran yang akan dipelajari c. Menginformasikan tujuan pembelajaran



2. Kegiatan Inti (± 20 menit) a.



Guru menyiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran



b.



Peserta didik memperhatikan penjelasan materi pelajaran yang akan didemonstrasikan



c.



Peserta



didik



menyimak



dan



memperhatikan



demonstrasi



penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda yang dilakukan guru dengan menggunakan kartu bilangan d.



Untuk mengecek pemahaman, satu atau dua orang speserta didik diminta untuk mendemonstrasikan penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda di depan kelas



e.



Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas



f.



Peserta didik dibagi kedalam kelompok dengan ketentuan 6 orang dalam setiap kelompok



g.



Peserta didik mengerjakan tugas kelompok pada LKS yang dibagikan guru



h.



kegiatan peserta didik dibimbing dan diamati



i.



Peserta didik melaporkan hasil diskusi



j.



Dengan bimbimbingan guru Peserta didik



menyimpulkan hasil



pembelajaran 3. Kegiatan Penutup (± 10 menit) a.



Guru memberikan pertanyaan penjajakan kepada Peserta didik



b.



Peserta didik dievaluasi secara perorangan



56



c.



Guru memeriksa hasil tes akhir pembelajaran, menganalisis dan menginformasikannya kepada Peserta didik.



d.



Peserta didik yang memeperoleh nilai < dari KKM diberikan PR sebagai tugas perbaikan, dan Peserta didik yang memperoleh nilai ≥ KKM diberikan PR sebagai tugas pengayaan.



J.



PENILAIAN 1. Prosedur penilaian a.



Tes awal (Pree test)



b.



Tes proses



c.



Tes akhir (Post test)



2. Jenis Tes a.



Tes Lisan



b.



Tes Perbuatan



c.



Tes Tertulis



3. Alat Tes a. Soal Tes Kerjakan soal-soal berikut! 1.



3 + 2 = 6 9



2.



6 + 3 = 18 36



3. 3 + 5 + 4 = 5 20 10 4. 5.



9 + 12 + 15 = 28 14 7 18 + 22 + 25 = 32 16 8



b. Kunci jawaban 1. 9 + 2 = 11 18 18 2.



12 + 3



= 15 = 5



57



36



36



12



3.



12 + 5 + 8 20



= 25 = 1 5 = 1 1 20 20 4



4.



9 + 24 + 60 = 93 = 3 11 28 28 28



5.



18 + 44 + 100 = 162 = 5 2 32 32 32



4. Kriteria Penilaian a.



Setiap Jawaban benar, diberi scor 2



b.



Setiap jawaban salah diberi scor 0



c.



Nilai = Jumlah jawaban benar x 2



Mengetahui



Pagaden, 21 Maret 2013



Kepala Sekolah



Mahasiswa



TUTI GUMIARSIH, S.Pd.SD. NIP.19630708 19830



ROHAYATI IMAWATI NIM. 816087 619



Super visor 2



H. TASMO, S.Pd NIP.19661221 198803 1 002



58



LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS 1 Mata Pelajaran



: Matematika



Kelas/smester



: V/2



Hari/Tanggal



:



Materi pokok



: Menjumlahkan pecahan dengan



Alokasi waktu



: 1 x 10 menit



21 Maret 2013 penyebut berbeda



Petunjuk Kegiatan 1. Selesaikanlah lembar kerja ini secara berkelompok 2. Diskusikanlah setiap masalah dengan benar 3. Tanyakan pada guru bila ada kesulitan 4. Bekerjalah dengan tertib



Petunjuk khusus Diskusikan dengan kelompokmu tugas di bawah ini!



1.



3 + 4 11 22



2.



8 + = ..................................................................................... 9 27



3.



12 + 8 + 13 = ...................................................................... 6 24 8



4.



10 + 9 + 14 = ........................................................................ 9 27 3



5.



= ..................................................................................



15 + 11 + 20 = ....................................................................... 12 9 36



Nama Kelompok : ....................................... Ketua



: ......................................



Anggota



: 1. ...................................



4. ...........................................



2. ..................................



5. ..........................................



3. ...................................



59



INSTRUMEN PENILAIAN PESERTA DIDIK SIKLUS 1



Nama sekolah



: SDN PAGADEN I



Mata Pelajaran



: Matemmatika



Kelas /semester



: V/ 2



Hari/Tanggal



; Kamis, 21 Maret 2013



Materi pokok



: Penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda



Soal Tes Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar! 1. 3 + 2 = 6 9 2.



6 + 3 = 18 36



3. 3 + 5 + 4 = 5 20 10 4. 5.



9 + 12 + 15 = 28 14 7 18 + 22 + 25 = 33 16 8



Jawaban 1.



..............................................................................................................



2.



..............................................................................................................



3.



...............................................................................................................



4.



..............................................................................................................



5.



.............................................................................................................



Nama : ............................................



Nilai : .............................



60



LEMBAR PENGAMATAN KERJA KELOMPOK SIKLUS 1



Mata Pelajaran



: Matemmatika



Kelas /semester



: V/ 2



Hari/Tanggal



; Kamis, 21 Maret 2013



Materi pokok



: Penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda



======================================================== N ASPEK O PENGAMATAN 1 Kerja sama



NAMA KELOMPOK A B C 8 8 8



2



Tanggung jawab



8



9



7



3



Keaktifan



7



8



7



4



Disiplin



8



8



7



6



Curah pendapat



7



8



7



7



Kerapihan



8



7



8



8



Kebersihan



8



7



7



JUMLAH



54



55



51



6,75



6,88



6,38



NILAI AKHIR



KET



Kriteria penilaian 10



: Baik Sekali



8–9



: Baik



6–7



: Cukup Baik