Drama Kenakalan Remaja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Skenario Drama : 1. Tema Drama



: Kenakalan Remaja



2. Pemain dan Watak : -



Faris Alfarisi sebagai Fajriani, wataknya : Ramah, pemaaf



-



Ferry Wahyudi sebagai Gusmurli, wataknya : ramah



-



Abdulloh sebagai Danil, wataknya : jahil, sinis, kasar



-



Ach. Firmansyah sebagai Anil, wataknya : jahil, sinis, kasar



-



Hasmi sebagai Icha, wataknya : sopan, ramah



-



Siti Aminatus Zehroh sebagai Wulan, wataknya : ramah Fajriani adalah seorang anak desa. Karena orang tuanya hendak mengadu



nasib di kota, akhirnya ia terpaksa dipindahkan sekolah di kota. Dan terdaftarlah ia di sebuah sekolah bernama sekolah PELITA BANGSA. Dimana ia mendapati dua orang yang sangat jahil. Alkisah Gusmurli, seorang guru Matematika sedang mengajar di kelas XI IPA 1. Datanglah Fajriani sebagai murid batu. Tok…tok…tok… Fajriani



: Assalamu’alaikum. (tersenyum dengan sopan)



Gusmurli



: Wa’alaikumsalam, silahkan masuk. (membalas dengan sopan kepada Fajriani)



Fajriani



: Permisi, Pak. Saya murid baru nama saya Fajriani.



Gusmurli



: Oh ya, silahkan perkenalkan diri kamu di depan murid yan lain.



Fajriani



: Baik, Pak. Assalamu’alaikum. Hai, teman-teman. Nama saya Fajriani. Saya baru pindah dari SMA (Kebon Salak)



Danil dan Anil



: Hahaha…(dengan wajah dengki)



Anil



: Daerah mana tuh? Gak pernah dengar. Kayaknya terpencil banget. (muka sinis)



Danil



: Yoi, my men… (mereka berdua tos sambil tertawa meremehkan anak baru tersebut)



Icha



: Apaan sih kalian ini. Udah, jangan ngejekin dia dong. (wajah kasin)



Gusmurli



: Diam anak-anak. Fajriani silahkan duduk disana disamping Icha. (mempersilahkan)



Fajriani



: Baik, Pak. Terima kasih. (tersenyum mengikuti perintah)



Fajriani pun berdiri menuju tempat Icha dan mereka berdua berkenalan. Pak Guru kembali melanjutkan mata pelajarannya. Bel pun berbunyi. Gusmurli



: Baik, anak-anak. Bel istirahat sudah berbunyi. Silahkan gunakan waktu kalian dengan sebaik mungkin.



Anak-anak



: Baik, Pak.



Saat Fajriani dan Icha sedang berbincang-bincang datanglah Anil dan Danil. Danil



: Heh, anak baru! Bagi dong…! (memaksa, wajah suram)



Fajriani



: Maaf, uangku cuma dikit. Cuma buat makan aku doing! (wajah lugu)



Anil



: Alah alasan! Cepat keluarin uang kamu. (marah dan memaksa)



Icah



: Ehh...! Kalian ngapain sih! Pajak-pajakin Fajriani. Emang ini sekolah milik nenek moyang kalian apa! Ayo Fajriani, mending ke kantin aja. (sambil menarik tangan Fajriani) Icha dan Fajriani pun pergi meninggalkan Danil dan Anil.



Danil



: Idih gaya banget sih Icha itu. Sok-sok an jadi pahlawan kasiangan. Awas aja nanti. (dendam kepada Icha) Setelah Fajriani dan Icha selesai makan dikantin, mereka hendak kembali ke



kelas. Namun, Icha terjatuh akibat ulah Anil dan Danil yang iseng menyangga kaki Icha. Icha



: Aduh…, kalian jahat banget sih. (terjatuh kesakitan)



Danil



: Salah kamu tuh, jalan gak liat-liatan sih. (tertawa licik)



Wulan



: Ehhh…, ada apa ni rebut-ribut? (marah kepada Danil dan Anil)



Fajriani



: Mereka gangguin kita. (marah kepada Danil dan Anil)



Wulan



: Gimana ceritanya? (bingung)



Fajriani



: Jadi tadi pas kita udah selesai makan dan mau balik ke kelas, mereka gangguin jalan kita, sampai Icha jatuh. (mengadu pada Wulan)



Danil



: Bohong! (dengan wajah kesal)



Icha



: Nih buktinya kakiku sakit… (dengan wajah kesakitan)



Danil



: Alah, ak usah sok suci! (mengejek Icha yang kesakitan)



Wulan



: Heh…, bentar dulu bentar dulu Danil, Anil.



Tunggu dulu! Kamu gak kasian apa sama orang tua kamu yang udah capek banting tulang untuk menyekolahkan kamu. Dimana rasa syukur kamu? Singkat cerita sekolah pun usai dan pada keesokan harinya. Anil



: Icha, Fajriani. (memangil dengan wajah menyesal)



Icha



: Masih pagi nih, kalian mau gangguin kita lagi? (dengan masih kesal)



Anil



: Bukan gitu….



Fajriani



: Teruss…? (bingung)



Anil



: Aku mau minta maaf…, aku sadar… (wajah menyesal)



Icaha



: Udah kita maafin. (dengan wajah sopan dan ramah)



Fajriani



: Iya…, tapi jangan diulangi lagi yah!



Anil



: Iya, aku berjanji. (tersenyum dan berkawan)