Dust Fall Collector1 PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN REKAYASA SARANA SANIATASI “DUST FALL COLLECTOR” ALAT PENANGKAP DEBU JATUH



Oleh : 1. Kartika Ayu Lestari 2. Vendra Beni Aprianto 3. Rahmayanti Amini



(P1337433114024) (P1337433114028) (P1337433114029)



Kelas 3 Reguler A



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN 2017



1



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Udara merupakan campuran gas yang terdiri atas banyak komponen dan terdistribusi secara luas. Pencemaran udara dapat diartikan sebagai adanya bahan-bahan asing atau zat-zat asing di udara dalam jumlah dan waktu tertentu yang dapat menyebabkan perubahan komposisi udara bersih sehingga menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup dan barang-barang berharga lainnya. Salah satu bahan yang dapt menyebabkan pencemaran udara adalah debu. Debu adalah zat kimia padat, yang disebabkan oleh kekuatankekuatan



alami



atau



mekanis



seperti



pengolahan,penghancuran,



pelembutan, pengepakan yang cepat, peledakan, dan lain-lain dari benda, baik organik maupun anorganik (Suma‟mur, 2009). Guna menentukan tercemar atau tidaknya udara suatu daerah oleh debu maka disusunlah penentuan kadar debu di udara yang baku. Maka, dibuatlah alah untuk menentukan kadar debu di udara, sehingga dapat memudahkan ketika penghitungan atau pengukuran. Berdasarkan lamanya partikulat tersespesi dan rentang ukurannya, partel dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu debu jauh (dustfall) dan suspended particulate matter (SPM). Dustfall adalah partikel berbentuk lebih besar dari 10 µm dan keberadaanya terutama berasal dari proses industri dan pembakaran. Karena ukuran partikelnya yang besar, dustfall sangat



2



membahayakan kesehatan manusia terutama gangguan pada system pernafasan.



B. MASALAH DI BIDANG KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SOLUSI Lingkungan sekitar rumah maupun industri terdapat debu di udara yang masih menjadi masalah dalam kesehatan lingkungan untuk itu perlu dilakukan pengukuran kadar debu di lingkungan sekitar yang bertujuan untuk mengetahui kadar debu di udara lingkungan sekitar. Alat yang biasanya digunakan dalam pengukuran kadar debu yaitu LVAS (Low Volume Air Sampler) dan HVAS (High Volume Air Sampler), namun alat tersebut biasanya digunakan secara insidental dan harga alat tersebut cukup mahal. Dari masalah tersebut, sehingga kami berencana akan membuat modifikasi alat Dust Fall Collector yang mudah untuk dibuat, menggunakan bahanbahan lokal, dan rancangan sederhana.



C. AGUMENTASI DAN REFERENSI Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara untuk baku mutu udara ambien nasional pada parameter dustfall (debu jatuh) adalah untuk pemukiman 10 Ton/km2/Bulan dan untuk industri 20 Ton/km2/Bulan dengan metode analisis gravimetrik dalam waktu pengukuran 30 hari. Referensi yang digunakan dalam perancangan alat ini yaitu berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 13-4703-1998 tentang penentuan kadar debu di udara dengan penangkap debu jatuh (dust fall collector). Dari referensi tersebut, kami berencana akan membuat alat untuk



3



penangkap debu jatuh (dust fall collector) dengan memodifikasi alat sehingga lebih mudah dan praktis dalam penggunaan dan penyimpanan.



D. TUJUAN Membuat teknologi sederhana tepat guna yang dapat digunakan dalam pengukuran kadar debu di udara.



E. MANFAAT 1. Alat ini dapat digunakan untuk menentukan kadar debu jatuh di suatu industri ataupun kawasan permukiman. 2. Untuk mengantisipasi dampak negatif paparan debu bagi kesehatan pekerja mapun warga di suatu kawasan pemukiman



F. Indikator



pengukuran



dust



fall



colector



berdasarkan



Peraturan



Pemerintah No. 41 Tahun 1999 yaitu standarnya untuk pengukurang 30 hari adalah : 1. Pemukiman



: 10 ton/km2/bulan



2. Industri



: 20 ton/km2/bulan



4



BAB II DESAIN DAN RAB



A. DESAIN (Terlampir)



B. BIAYA PEMBUATAN No



Bahan



Satuan



Harga



1.



Besi Galvanis



1



Rp. 200.000,-



2.



Corong



12 cm



Rp. 2.000,-



3.



Pipa PVC



1 batang



Rp. 17.000,-



4.



Kawat strimin



1m



Rp. 32.000,-



5.



Galon air @2buah



5L



Rp. 16.000,-



6.



Tripot



1



Rp. 200.000,-



Jumlah



Rp. 467.000,-



5



BAB III RANCANGAN ALAT



A. IOM (INSTALATION, OPERATION, AND MANTENANCE) 1. Instalation a. Alat 1) Tang 2) Meteran 3) Gunting 4) Bor 5) Mesin las 6) Gerinda potong b. Bahan 1) Galon air mineral 5L 2) Kawat strimin ukurang 1cm 3) Pipa PVC ¾ inch 4) Pipa galvanis ¾ inch 5) Mur dan baut 6) Lem 7) Cat semprot berwarna hitam c. Prosedur Pembuatan 1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, yaitu berupa Galon air mineral ukuran 5L besera tutup Corong diameter 12,5 cm Pipa PVC ukuran ¾ dengan panjang 50 cm



6



2) Lubangi tutup gallon sesuai diameter Pipa PVC 3) Lem pipa ke corong 4) Masukkan Pipa PVC ke dalam tutup gallon yang telah dilubangi 5) Membuat Tripot 6) Buat lingkaran dari besi dengan diameter 12 cm untuk penyangga corong 7) Potong pipa besi sebanyak 3 buah sebagai tripot 8) Sambung 3 pipa dengan lingkaran untuk penyangga corong 9) Buat tatakan gallon (panampung) dari plat besi dan engsel supaya bisa dilipat untuk mempermudah pada saat membawa. d. Prinsip Kerja Debu yang berada dalam udara sekeliling dikumpulkan atau ditangkap secara pasif dengan pengkap debu jatuh selama waktu tertentu. Selanjutnya debu yang tertangkap dibersihkan dari pengotor, di saring dan ditentukan secara gravitimetri untuk penentuan jumlah debu total, fraksi debu terlarut dan fraksi debu tidak terlarut. e. Cara Kerja 1) Siapkan alat yang akan digunakan 2) Bersihkan alat dan cek kelayakan alat sebelum digunakan 3) Letakkan dust fall colector pada titik/area yang akan di ambil sampel 4) Diamkan alat selam 30 hari pada lokasi pengambilan sampel 5) Catat waktu peletakan alat 6) Setelah 30 hari, tutplah galon pengumpul debu dan bawa ke laboratorium



7



7) Periksa isi botol dan bersihkan dari pengotor seperti daun, serangga dan lainnya. 8) Saring dengan saringan dan kumpulkan debunya. 9) Bersihkan botol pengumpul debu dengan spatula dan bilas dengan ai bersih. 10) Penghitugan jumlah debu terkumpul Dt =



(



)



Keterangan Dt = jumlah debu terkumpul (g/m2/bula) w2 = berat cawan pengering dengan isinya (g) w1 = berat cawan pengering kosong (g) 30 = jumlah hari/bulan V = volume fitrat yang terkumpul (l) A = luas mulut botol pengumpul debu (m2) T = waktu pengumpulan contoh debu (hari) 0,250 = voume filtrate yang digunakan dalam analisis (l) 2. Operation a. Alat dust fall collector dipasang pada lokasi –lokasi yang mewakili dari satu daerah yang debunya akan diukur. Untuk menghindari kesalahan, sebagai pembanding biasanya ditempatkan 2 buah dust fall callector pada suatu lokasi yang diamati b. Biarkan selama kurang lebih 1 bulan, catat waktunya secara tepat c. Biarkan selama kurang lebih 1 bulan, kemudian tutuplah botol pengumpulan debu dan bawa ke Laboratorium untuk dilakukan pengukuran.



8



3. Maintenance a. Membersihkan alat sebelum dan sesudah digunakan b. Pengecekan komponen alat secara berkala 1) Pelumasan pada bagian engsel agar tidak 2) Pengecekan corong dan gallon air mineral.



9



BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN



A. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ALAT 1. Kelebihan a) Keaslian alat Alat Dust Fall Collector merupakan alat hasil modifikasi yang pertama dibuat oleh kelompok kami dengan tujuan agar alat ini lebih praktis ketika digunakan. b) Kepraktisan alat Alat Dust Fall Collector mempunyai 3 kaki tripot yang dapat menyesuaikan kemiringan tempat dan kondisi tempat pada saat pengukuran. Pada bagian penyangga penampungan juga dapat di lipat sehingga lebil memudahkan ketika membawa alat tersebut. 2. Kekurangan a) Harga Harga alat terbilang mahal dan kurang terjangkau untuk skala rumah tangga.



10



DAFTAR PUSTAKA



Adam Pahlevi, Riandy Surya Irawan, Yulianingsih, Agy Wirabudi Pranata, 2017, Penghitungan Konsentrasi Debu Jatuh (DustFall) di Setar Departemen Teknik Sipil Da Lingkungan Dengan Menggunakan Metode Gravimetri, Bogor : Institut Peranian Bogor. SNI 13-4703-1998 Tentang Penenuan Kadar Debu di Udara Degan Penangkap Debu



Jatuh



(Dustfall



Collector)



di



akses



https://safeyou.files.wordpress.com/2010/09/13-4703-1998-penentuankadar-debu-di-udara-dengan-penangkap-debu-jatuh-dust-fall-collector.pdf Lampiran Peraturan Pemeintah No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalia Pencemaran



Udara



di



akses



http://www.cets-



uii.org/BML/Udara/pp4199%20Penc%20udara/lampiran.html



11



LAMPIRAN



12



Kawat Strimin



Gunting Besi



Meteran



Boor



13



Tang



Welding Electrodes



Baut



Pipa Galvanis ¾”



14



Gerenda



Las Listrik



Corong



Galon 5 Liter



15



Proses Pengelasan



Pasangan Kaki Tripod



Proses Pengelasan



Dust Fall Collector



16