DWT [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KALIBRASI PRESSURE GAUGE DENGAN MENGGUNAKAN DEAD WEIGHT TESTER



I.



Judul : Kalibrasi Pressure Gauge dengan menggunakan Dead Weight Tester.



II.



Tujuan : Mengkalibrasi Pressure Gauge dengan menggunakan Dead Weight Tester.



III.



Alat dan Bahan : Alat: Hydraulic Dead Weight Tester



Pressure Gauge (psi)



Pressure Gauge (kg/cm2) Beban



Bahan: Fluida Cair (minyak)



IV.



Prosedur Kerja : a. Disiapkan Dead Weight Tester dan dipasang Pressure Gauge (psi) pada DWT. b. Dipasang beban 1 kg pada DWT. c. Diberikan tekanan oleh pompa hingga piston terangkat dan terlihat garis batas.



d. Dibandingkan antara beban dengan skala yang ditunjukkan pada Pressure Gauge.



e. Jika terjadi ketidaksesuaian maka diatur zero dan span pada Pressure Gauge.



f. Dilakukan kegiatan b, c, d, dan e dengan beban untuk skala maksimum. g. Dilakukan kegiatan b, c, d, dan e dengan beban dari skala maksimum lalu berkurang hingga skala nol. h. Dilakukan kegiatan b, c, d , dan e dengan beban dari skala nol hingga skala maksimum. i. Dipasang beban 1 kg pada DWT. j. Diberikan tekanan oleh pompa hingga piston terangkat dan terlihat garis batas. k. Dibaca dan dicatat nilai yang ditunjukkan oleh Pressure Gauge (psi). l. Dilakukan kegiatan j, k, dan l dengan beban 2 kg, 3 kg, dan 4 kg. m. Dilepaskan Pressure Gauge (psi) setelah dilakukan pengujian. n. Dipasang Pressure Gauge (kg/cm2) pada DWT. o. Dipasang beban 2 kg pada DWT. p. Diberikan tekanan oleh pompa hingga piston terangkat dan terlihat garis batas. q. Dibandingkan antara beban dengan skala yang ditunjukkan pada Pressure Gauge.



r. Jika terjadi ketidaksesuaian maka diatur zero dan span pada Pressure Gauge.



s. Dilakukan kegiatan o, p, q, dan r dengan beban untuk skala maksimum. t. Dilakukan kegiatan o, p, q, dan r dengan beban dari skala maksimum lalu berkurang hingga skala nol. u. Dilakukan kegiatan o, p, q, dan r dengan beban dari skala nol hingga skala maksimum. v. Dipasang beban 2 kg pada DWT. w. Diberikan tekanan oleh pompa hingga piston terangkat dan terlihat garis batas. x. Dibaca dan dicatat nilai yang ditunjukkan oleh Pressure Gauge (psi). y. Dilakukan kegiatan j, k, dan l dengan beban 4 kg, 6 kg, 8 kg dan 10 kg. z. Dilepaskan Pressure Gauge (psi) setelah dilakukan pengujian.



V.



Dasar Teori : Dead Weight Tester (DWT) Dead Weight Tester merupakan suatu alat yang terdiri dari suatu ruangan yang berisi minyak ataupun fluida dan silinder piston kombinasi.



Bagian-bagian DWT



Valve



:berfungsi untuk menguatkan Pressure Gauge yang akan dikalibrasi



dan agar fluida yang terdapat di dalam chamber



tidak keluar dari sistem. Test Gauge



:merupakan tempat untuk menempatkan Pressure Gauge yang akan dikalibrasi.



Limit Stops



:limit batas terangkatnya piston yang dipompa.



Weights



:beban yang akan dibandingkan dengan skala pada pressure gauge yang akan diuji.



Platform



:tempat diletakannya beban.



Cylinder



:untuk meringankan beban yang seharusnya digunakan agar seimbang dengan skala pada penunjukan di Pressure Gauge yang akan dikalibrasi.



Piston



:sebagai media untuk mengangkat beban, disebabkan tekanan dari fluida.



Handle



:untuk memompa yang akan menyebabkan piston terangkat.



Plunger



:alat bantu dorong untuk memompa fluida minyak.



Oil



:media kerja untuk system.



Cara Kerja



Dead Weight Tester merupakan alat untuk memproduksi dan mengukur tekanan. DWT digunakan untuk mengkalibrasi Pressure Gauge. Kalibrasi Pressure Gauge merupakan perbandingan antara pressure yang secara akurat telah diketahui dari beban, dengan pressure yang ditunjukkan pada gauge yang akan dikalibrasi. Cara kerjanya yaitu sebagai berikut: Pertama, valve nya ditutup lalu tempatkan beban di platform. Setelah itu, dengan mengoperasikan plunger, tekanan dari fluida bekerja pada sisi piston yang lain hingga dapat mengangkat piston-beban kombinasi. Ketika itu terjadi, beban pada piston kombinasi mengapung bebas hingga silinder mencapai limit stops. Pada



kondisi



setimbang



ini,



kekuatan



tekanan



dari



fluida



menyeimbangkan melawan gaya gravitasi dari beban ditambah friction drag :



akan



Dimana: P



= tekanan



M



= massa (kg)



g



= percepatan gravitasi (m/s2)



F



= friction drag (N)



A



= luas area piston – luas silinder kombinasi (m2) Dengan demikian, tekanan P yang disebabkan karena beban yang ditempatkan



pada platform dapat dihitung. Setelah perhitungan P, plunger dapat di release. Sekarang Pressure Gauge yang akan dikalibrasi dipasang pada Dead Weight Tester. Lalu beban yang telah diketahui pressure nya ditempatkan pada platform. Karena berat, piston bergerak ke bawah dan mengerahkan tekanan P pada fluida. Kemudian, valve pada alat ini dibuka sehingga tekanan fluida P ditransmisikan ke gauge yang digunakan untuk mengukur nilai tekanan pada gauge. Nilai pada Pressure Gauge ini harus sama dengan nilai P yang telah diketahui berdasarkan beban. Demikianlah cara pengkalibrasian dengan DWT. Spesifikasi Dead Weight Tester



VI.



Data Pengamatan PERCOBAAN 1 PERSENTASE NO.



BEBAN



PEMBACAAN I



PEMBACAAN II (%)



1.



2 Kg



2 Kg/cm2



2 Kg/cm2



20



2.



4 Kg



4 Kg/cm2



4 Kg/cm2



40



3.



6 Kg



6.05 Kg/cm2



6.05 Kg/cm2



60



4.



8 Kg



8.05 Kg/cm2



8.05 Kg/cm2



80



5.



10 Kg



10 Kg/cm2



10 Kg/cm2



100



PERCOBAAN 2 NO.



BEBAN



PEMBACAAN I



PEMBACAAN II



1.



1 Kg



14.3 psi



13.8 psi



2.



2 Kg



28 psi



28 psi



3.



3 Kg



42 psi



42.3 psi



4.



4 Kg



56.8 psi



56.8 psi



PERCOBAAN 3 NO.



BEBAN



PEMBACAAN I



PEMBACAAN II



1.



2 Kg



2 Kg/cm2



2.05 Kg/cm2



2.



4 Kg



3.98 Kg/cm2



4 Kg/cm2



3.



6 Kg



6 Kg/cm2



6.05 Kg/cm2



4.



8 Kg



8.05 Kg/cm2



8 Kg/cm2



5.



10 Kg



10 Kg/cm2



10 Kg/cm2



PERCOBAAN 4 NO.



BEBAN



PEMBACAAN I



PEMBACAAN II



1.



1 Kg



14.22 psi



14 psi



2.



2 Kg



28.4 psi



28 psi



3.



3 Kg



42.3 psi



42.5 psi



4.



4 Kg



56.5 psi



56.5 psi



VII. Pembahasan :



PERCOBAAN I Pembacaan No. Beban



Pembacaan Pembacaan I



Ideal



Error I



Error II



II



1



2 Kg



2 Kg



2 Kg/cm2



2 Kg/cm2



0%



0%



2



4 Kg



4 Kg



4 Kg/cm2



4 Kg/cm2



0%



0%



3



6 Kg



6 Kg



6.05 Kg/cm2



6.05 Kg/cm2



0.83 %



0.83 %



4



8 Kg



8 Kg



8.05 Kg/cm2



8.05 Kg/cm2



0.63 %



0.63 %



5



10 Kg



10 Kg



10 Kg/cm2



10 Kg/cm2



0%



0%



Error I



Error II



PERCOBAAN 2 Pembacaan No.



Beban



Pembacaan Pembacaan I



Ideal



II



1.



1 Kg



14.22 psi



14.3 psi



13.8 psi



0.56 %



-2.95 %



2.



2 Kg



28.44 psi



28 psi



28 psi



-1.5 %



-1.54 %



3.



3 Kg



42.67 psi



42 psi



42.3 psi



-1.6 %



-0.87 %



4.



4 Kg



56.89 psi



56.8 psi



56.8 psi



-0.2%



-0.2 %



Error I



Error II



PERCOBAAN 3 Pembacaan



Pembacaan



No. Beban



Pembacaan I Ideal



II



1



2 Kg



2 Kg



2 Kg/cm2



2.05 Kg/cm2



0%



2.5 %



2



4 Kg



4 Kg



3.98 Kg/cm2



4 Kg/cm2



0.5 %



0%



3



6 Kg



6 Kg



6 Kg/cm2



6.05 Kg/cm2



0%



0.83 %



4



8 Kg



8 Kg



8.05 Kg/cm2



8 Kg/cm2



0.63 %



0%



5



10 Kg



10 Kg



10 Kg/cm2



10 Kg/cm2



0%



0%



Error I



Error II



0%



-0.02 %



-0.14



-0.02



%



%



PERCOBAAN 4 Pembacaan No.



Beban



Pembacaan Pembacaan I



Ideal 1.



2.



1 Kg



2 Kg



14.22 psi



28.44 psi



II 14.22 psi



28.4 psi



14 psi



28 psi



-0.86 3.



3 Kg



42.67 psi



42.3 psi



42.5 psi



-0.4 % %



4.



4 Kg



56.89 psi



56.5 psi



56.5 psi



-0.68%



-0.7 %



DWT adalah alat kalibrator yang menggunakan sistem perbandingan antara berat beban dikali luas penampang piston dengan tekanan yang terukur pada skala Pressure Gauge.



Percobaan kali ini akan menggunakan 2 Pressure Gauge yang memiliki perbedaan skala. Lalu nantinya akan dikerjakan 2 kali percobaan kalibrasi ini tiap Pressure Gauge, agar dapat membandingkan error yang dimiliki Pressure Gauge tersebut. Pada pengukuran nilai error digunakan rumus nilai yang terbaca dikurangi oleh nilai yang ideal, setelah itu dibagi dengan nilai ideal itu sendri. Pada percobaan pertama alat yang akan diuji adalah Pressure Gauge yang menggunakan skala Kg/cm2 (bar). Pada percobaan ini dilakukan dengan mengambil sampel yang menggunakan presentase dari skala Pressure Gauge tersebut. Setelah menentukan presentase yang akan diukur maka dilakukan kegiatan pengujian. Didapatlah hasil yang terbaca pada Pressure Gauge. Setelah hasil dibaca dari Pressure Gauge maka dihitung dengan menggunakan rumus diatas. Contoh pada percobaan I no 3 :



(6,05-6)/6=0,00833→ 0,00833 x 100%=0,833%



Pada percobaan kedua alat yang akan diuji adalah Pressure Gauge yang menggunakan skala psi. Karena psi rumit disesuaikan dengan beban yang akan dibandingkan maka persentase yang akan digunakan diabaikan. Maka yang akan di fokuskan yaitu bebannya saja. Beban dibuat 1 Kg hingga 4 Kg agar tekanan pada psi dapat disesuaikan untuk perhitungan. Setelah hasil yang dibaca didapatkan maka akan diperhitungkan error Pressure Gauge tersebut. Contoh pada percobaan II no 1 : (14,3-14,22)/14,22=-0,0295→ -0,0295 x 100%=-2,95%



VIII. Kesimpulan : Setelah melakukan praktek kalibrasi pressure gauge kali ini, dapat disimpulkan bahwa kalibrasi yang dilakukan pada Pressure Gauge (Kg/cm2) sudah cukup baik untuk percobaan 1 karena error yang dihasilkan tidak melebihi ± 1 %, namun pada percobaan 3 terdapat nilai error yang melebihi batas ± 1 %. Sedangkan kalibrasi yang dilakukan pada Pressure Gauge (psi) kurang baik untuk percobaan 2 karena error yang dihasilkan melebihi batas akurasi dari Pressure Gauge yaitu sebesar ± 1 %, namun pada percobaan 4 sudah cukup baik karena nilai error tidak melebihi batas ± 1 %. Hal tersebut bisa terjadi karena kekurangtelitian petugas kalibrasi dalam mengkalibrasi dan presisi pembacaan skala yang ditunjukan pada Pressure Gauge.