Emailing 8 Pilar Sukses Mendidik Anak. Revisi-4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

8 PILAR SUKSES MENDIDIK ANAK



Judul Asli:



َ‫َرَكائُِزَفِ ْيَتَ ْربِيَ ِةَاألَبَْنَ ِاء‬ Karya : Syaikh Abdurrazzaq Bin Abdul Muhsin Al-Badr Cetakan Pertama Tahun 1437 H/2016 M Penerbit Al-Nazaer Penterjemah : Zakariyal Anshari, Lc.



2|P age



DAFTAR ISI Pengantar..........................................................................................4 Memilih isteri shalehah...........................................................................11 Berdoa........................................................................................................12 Memilih nama yang baik.........................................................................16 Berbuat adil...............................................................................................18 Lemah lembut dan kasih sayang...........................................................20 Nasehat dan Arahan...............................................................................22 Teman yang Baik.....................................................................................28 Suri tauladan baik....... ............................................................................31



3|P age



 Pengantar Segala puji hanyalah milik Allah, Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada hamba Allah dan utusan-Nya, kekasihNya, Nabi kita Muhammad dan keluarganya serta para sahabatnya. Amma Ba’du: Sesungguhnya diantara kewajiban yang sangat penting, amanah yang sangat besar yang diwajibkan kepada seorang hamba, agar ia memperhatikannya dalam kehidupan ini, adalah; Anaknya, dilihat dari sudut pandang pendidikan, pengajaran adab, nasehat dan arahan ( untuk ) mereka. Karena mereka sesungguhnya bagian dari amanah yang sangat besar, yang Allah perintahkan untuk memperhatikan dan menjaganya. Sebagaimana firman Allah ketika menyebutkan sifat – sifat kaum beriman:



     



“ Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya”. [ QS. Al-Ma’arij : 32 ] Dan juga firman Allah : 4|P age



            “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanatamanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”. [ QS. AlAnfaal : 27 ] Sebagaimana Allah telah menganugerahkan kepada orangtua nikmat yang sangat besar ini. Allah berfirman:



                  “ Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki”. [ QS. Asy-Syura: 49 ] Maka Allah mempercayakan amanah tersebut kepada mereka. Allah mewajibkan kepada mereka kewajiban – kewajiban dan hak – haknya. Dan Allah menjadikan nikmat tersebut sebagai ujian dan cobaan bagi orangtua. Apabila mereka menunaikan amanah ( mendidik ) anaknya sebagaimana yang Allah perintahkan, maka mereka berhak memperoleh 5|P age



ganjaran dan pahala yang besar disisi Allah. Apabila mereka menyianyiakannya, maka sungguh mereka telah menawarkan dirinya untuk dihukum, sesuai dengan kelalaiannya. Allah berfirman :



              “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras...”. [QS. At-Tahrim : 6 ] Ayat ini merupakan pondasi agung, mewajibkan agar memelihara anak, mendidik dan memperhatikan kondisi mereka. Berkata Khalifah – yang mendapatkan petunjuk – Ali bin Abi Thalib dalam menjelaskan ayat ini:



‫ َوأ َِّدبُ ْوُى ْم‬، ‫َعلِّ ُم ْوُى ْم‬ “ Ajarkan mereka ilmu dan didiklah mereka “ 1 Ada hadits shahih dari Nabi menegaskan tentang perkara ini, dan menjelaskan wajibnya ( hal tersebut ) bagi orangtua. Beliau bersabda:



1.



Lihat kitab Jami’ Al-Bayan Fii Ta-wil Al-Qur-an karya Imam Thabari ( 23/103 )



6|P age



ِِ ِ ،‫ول َع ْن َر ِعيَّتِ ِو‬ ٌ ُ‫ام َر ٍاع َوُى َو َم ْسئ‬ ٌ ُ‫ُكلُّ ُك ْم َر ٍاع َوُكلُّ ُك ْم َم ْسئ‬ ُ ‫ ا ِإل َم‬، ‫ول َع ْن َرعيَّتو‬ ِ ِِ ِ ِ ‫اعيةٌ ِِف ب ي‬ ِ ‫ت َزْوِج َها َوِى َى‬ ٌ ُ‫ِف أ َْىلِ ِو َوُى َو َم ْسئ‬ َّ ‫َو‬ َْ ْ َ ‫ َوالْ َم ْرأَةُ َر‬،‫ول َع ْن َرعيَّتو‬ ْ ‫الر ُج ُل َر ٍاع‬ ِ ْ ‫ و‬،‫مسئولَةٌ عن ر ِعيَّتِ ِها‬ ٌ ُ‫ِف َم ِال َسيِّ ِدهِ َوُى َو َم ْسئ‬ َ‫ أَال‬،‫ول َع ْن َر ِعيَّتِ ِو‬ ْ ِ ‫اْلَاد ُم َر ٍاع‬ َ َ ْ َ ُْ َ ‫ رواه البخاري ومسلم‬.‫ول َع ْن َر ِعيَّتِ ِو‬ ٌ ُ‫ُكلُّ ُك ْم َر ٍاع َوُكلُّ ُك ْم َم ْسئ‬ “ Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggungjawab terhadap



yang



dipimpin.



Penguasa



adalah



pemimpin,



dan



ia



bertanggungjawab terhadap yang dipimpin ( Rakyatnya ), suami adalah pemimpin didalam keluarganya, dan ia bertanggungjawab atas mereka. Isteri adalah pemimpin dirumah suaminya, dan ia bertanggungjawab terhadap mereka. Seorang budak pemimpin atas harta tuannya, dan ia bertanggungjawab atas harta tersebut. Ketahuilah! setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian bertanggungjawab atas yang ( kalian ) pimpin “. [ HR. Bukhari No. hadits 5188 dan No. hadits Muslim 1829 ] Sabda beliau : ( Bertanggungjawab ) : Mengingatkan pertanyaan Allah kepada Hamba tentang amanah ini, pada saat ia berdiri dihadapan Allah pada hari kiamat. Sebagaian Ahli Ilmu mengatakan: “ Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada seorang ayah tentang anaknya, sebelum Allah bertanya kepada sianak tentang ayahnya. Sebagaimana seorang ayah punya hak kepada anaknya, seperti pula seorang anak punya hak kepada ayahnya “. Abdullah bin Umar berkata: 7|P age



“ Didiklah anakmu, sesungguhnya engkau bertanggungjawab atas anakmu. Apa yang telah engkau didik dia, apa yang telah engkau ajari. Sesungguhnya ia akan ditanya tentang baktimu dan ketaatannya kepadamu”.2 Ketika Allah mewasiatkan kepada seorang anak, agar berbakti kepada orangtuanya dan berbuat baik kepada mereka, dalam firman-Nya:



     “ Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibubapaknya”. [QS. Al-‘Ankabuut : 8 ] Maka Allah juga mewasiatkan orangtua agar mendidik dan mengajarkan adab kepada anak – anaknya. Sebagaimana firman-Nya:



     “ Allah mewasiatkan bagimu tentang anak-anakmu” [ QS. An-Nisa : 11 ] Sungguh Nabi telah menginformasikan, bahwa orangtua memiliki peran memberikan pengaruh yang luar biasa kepada anak – anaknya. Dalam masalah aqidah, agama, apalagi akhlaq dan karakter mereka. Nabi bersabda:



2.



Lihat Tuhfatu Al-Mauluud Bi Ahkami Al-Maulud, Karya Ibnu Al-Qayyim, hal. 229.



8|P age



ٍ ُ‫ُك ُّل مول‬ ‫ أ َْو ُُيَ ِّج َسانِِو َك ِمثْ ِل‬،‫صَرانِِو‬ ِّ َ‫ أ َْو يُن‬،‫ فَأَبَ َواهُ يُ َه ِّوَدانِِو‬،ِ‫ود يُولَ ُد َعلَى الْ ِفطَْرة‬ َْ ِ ِ ِ ‫ رواه البخاري ومسلم‬.‫ َى ْل تَ َرى فِْي َها َج ْد َعاءَ ؟‬،َ‫ج البَ ِه ْي َمة‬ ُ ‫البَهْي َمة تُْنت‬ “ Setiap anak terlahir diatas fitrah, maka kedua orangtuanyalah yang menjadikan ia beragama yahudi, nashrani, atau majusi. Seperti binatang peliharaan melahirkan anaknya, apakah engkau melihatnya ada yang putus ( anggota tubuhnya ) ? ”. [ HR. Bukhari No. Hadits 5188. Muslim No. Hadits 1829 ] Ini merupakan permisalan sempurna yang bisa diinderai. Sesungguhnya binatang peliharaan pada umumnya dan dapat disaksikan, akan melahirkan anak yang selamat dari cacat dan penyakit, tidak didapati ada yang terpotong atau putus tangan, telinga atau kakinya. Hanya saja hal itu bisa saja terjadi karena pemilik atau pengembala ( yang melakukannya ). Bisa jadi karena dibiarkan atau ia langsung yang melakukannya. Begitu pula seorang anak, ia lahir diatas fitrah. Apabila ia belajar berbohong, curang, berbuat kerusakan, dan penyimpangan atau kemungkaran apa saja. Maka sungguh ia telah keluar dari fitrah. Bisa jadi sebabnya karena pendidikan yang buruk, atau karena meremehkan pendidikannya, atau karena pengaruh luar berupa teman – teman yang buruk, atau siapa saja dari teman bergaulnya. Oleh karena penting dan agungnya amanah ini, disini saya akan sebutkan pilar – pilar dan pondasi – pondasi penting yang harus 9|P age



diperhatikan oleh kedua orangtua, agar bisa terwujud baginya keinginan dan tujuan yang sangat mulia.



10 | P a g e



Memilih isteri shalehah Sesungguhnya diantara pilar pertama dalam pendidikan adalah memilih isteri yang shalehah, hal ini sebelum engkau dikarunia anak. Hendaknya benar – benar bersungguh – sungguh mencari isteri yang dikenal keistiqamahan, keshalehan dan ketaqwaannya. Karena ia akan menjadi penolongmu dalam mendidik, mengajarkan adab mereka ( anak – anak ) dan mengasuhnya dengan pengasuhan yang baik. Sekalipun isteri yang shalehah belum bisa membantumu dalam mendidik anak, ia tidak akan membahayakan agama dan akhlak mereka. Oleh karena itu ada anjuran dari nabi kita, agar memilih wanita yang memiliki ( pengetahuan ) agama. Beliau bersabda:



ِ ‫ فَاظْ َفر بِ َذ‬، ‫ ولِ ِدينِها‬، ‫ و ِِلم ِاِلا‬، ‫ و ِِلسبِها‬، ‫ لِم ِاِلا‬: ‫تُْن َكح الْمرأَةُ ألَرب ٍع‬ ‫ات‬ َ َ َ ََ َ َ َ َ َ َ َ َْ ْ َ ُ ْ ‫ رواه البخاري ومسلم‬.‫اك‬ َ ‫ت يَ َد‬ ْ َ‫الدِّي ِن تَ ِرب‬ “ Wanita itu dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, nasabnya, kecantikan dan karena agamanya. Pilihlah ( wanita ) yang memiliki agama, niscaya engkau akan beruntung “. [ HR. Bukhari No. Hadits 5090, Muslim No. Hadits 1466 ]



11 | P a g e



Berdoa Diantara pilar yang paling penting adalah: Mendoakan anak. Doa ini ( dipanjatkan ) sebelum dan sesudah kedatangan mereka. Kedua orangtua berdoa agar Allah menganugerahkan kepada mereka keturunan yang shaleh. Setelah Allah karuniakan kepadanya anak, keduanya juga mendoakan mereka petunjuk, kebaikan, istiqamah dan teguh diatas agama,. Karena ingin mencontoh para nabi. Sebagaimana Allah kabarkan tentang kekasih-Nya Ibrahim, ketika ia berkata:



      “ Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh “. [ QS. Ash-Shaaffat : 100 ] Allah juga berfirman:



      



“ Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat,…. “. [ QS. Ibrahim : 40 ] Begitu pula Nabi Zakaria:



12 | P a g e



                  “ Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa". [ QS. Ali – Imran : 38 ] Diantara doa hamba Ar-Rahman, mereka yang disanjung oleh Rabb semesta alam, yaitu mereka mengatakan:



         



 



" Ya Tuhan Kami, anugerahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa “.[ QS. Ar-Rahman : 74 ] Diantara nikmat dan kebaikan Allah, Dia menjadikan doa kedua orangtua mustajabah ( dikabulkan ) untuk anak – anaknya, tidak akan ditolak. Sebagaimana hadits dari Rasulullah, berliau bersabda:



13 | P a g e



ٍ َّ ‫ات َال َش‬ ُ‫ َوَد ْع َوة‬،‫ َد ْع َوةُ الْ َوالِ ِد‬: ‫ك فِي ِه َّن‬ ُ ‫ثَََل‬ ٌ َ‫ث َد َع َوات ُم ْستَ َجاب‬ ِ ُ‫ ودعوةُ الْمظْل‬،‫الْمسافِ ِر‬ ‫ رواه أبو داود والرتمذي‬.‫وم‬ َ َْ َ َُ “ Tiga doa yang dikabulkan, tidak diragukan lagi padanya. Doa kedua orangtua, doa musafir ( orang yang bepergian ), dan doa orang yang didzalimi ( ditindas )”. [ HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi ]3 Yang harus juga diperhatikan pada kesempatan ini adalah: hendaknya kedua orangtua berhati – hati mendoakan keburukan kepada anak – anaknya, terutama ketika marah. Janganlah tergesa – gesa sampai mendoakan keburukan kepada mereka, kemudian doanya dikabulkan lalu setelah itu mereka benar – benar menyesal. Sungguh Rasulullah telah mewanti –wanti hal tersebut. Beliau bersabda:



‫ َوالَ تَ ْد ُعوا َعلَى‬،‫ َوالَ تَ ْد ُعوا َعلَى أ َْوالَ ِد ُك ْم‬،‫الَ تَ ْد ُعوا َعلَى أَنْ ُف ِس ُك ْم‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ رواه‬.‫يب لَ ُك ْم‬ َ ‫ الَ تُ َواف ُقوا م َن اللَّو َس‬،‫أ َْم َوال ُك ْم‬ ُ ‫ فَيَ ْستَج‬،ٌ‫اع ًة يُ ْسأ َُل ف َيها َعطَاء‬ ‫مسلم‬



3.



Imam Abu Daud mengeluarkan hadits ini didalam As-Sunan, dan lafadz ( hadits tersebut ) miliknya. At-Tirmidzi mengeluarkannya di Al-Jami’ No. hadits 1905 dari hadits Abu Hurairah. Dishahihkan oleh Imam Al-Bani didalam Ash-Shahihah no. hadits 596



14 | P a g e



“ Janganlah berdoa keburukan untuk diri kalian, untuk anak – anak kalian, dan jangan pula untuk harta kalian. Tidaklah kalian bersesuaian dengan waktu dikabulkannya doa dari Allah, dimana kalian memohon pemberian pada waktu tersebut, sehingga doa kalian dikabulkan “. [ HR. Muslim No. hadits 3009 ]



          “ Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa “. [ QS. Al-Isra : 11 ] Imam Qotadah berkata: “ Ia berdoa keburukan untuk hartanya, maka ia melaknat harta dan anaknya. Seandainya Allah kabulkan untuknya, niscaya Allah akan membinasakannya “.4 Abdurrahman As-Sa’di mengatakan : “ Ini termasuk kebodohan manusia, kecerobohannya, ketika ia berdoa keburukan untuk jiwa, anak – anak, dan hartanya pada saat ia marah. Ia segera berdoa demikian sebagaimana ia segera berdoa kebaikan “.5



4. 5.



Lihat kitab Jami’ Al-Bayan Fii Ta-wil Al-Qur-an karya Imam Thabari ( 14/513 ) Lihat kitab Taisir Al-Karim Ar-Rahman fi Tafsir Al-Kalam Al-Mannan. Hal. 454.



15 | P a g e



Memilih nama yang baik Diantara perkara yang dapat membantu mendidik anak dengan pendidikan yang baik, hendaknya orangtua memilih nama yang baik lagi bagus untuk anak – anaknya, yang menambat mereka dengan ketaatan kepada Allah. Seperti engkau menamainya dengan: ABDULLAH, ABDURRAHMAN, MUHAMMAD, SHALEH dan semisalnya nama – nama baik yang bisa mengingatkannya dengan ikatan kebaikan dan ibadah serta hal yang terpuji. Pada umumnya hal tersebut dapat memberikan pengaruh bagi dirinya. Sebagaimana disebutkan: “ Setiap orang punya peran dari namanya ”. Sebagaimana hadits dari Nabi :



‫ رواه مسلم‬.‫الر ْْحَ ِن‬ َّ ‫َح‬ ْ‫بأ‬ َّ ‫ َعْب ُد اللَّ ِو َو َعْب ُد‬: ‫َْسَائِ ُك ْم إِ ََل اللَّ ِو‬ َ ‫إِ َّن أ‬ “ Sesungguhnya nama kalian yang paling Allah cintai adalah : Abdullah dan Abdurrahman “. [ HR. Muslim No. Hadits 2132 ] Sepantasnya orangtua menjelaskan kepada anaknya arti dari namanya, dan dari sisi mana nama ini dicintai Allah. Sebagai contoh apabila namanya ABDULLAH. Engkau katakan kepadanya: engkau adalah hamba Allah yang telah menciptakan dan mengadakan engkau, memberi engkau nikmat dengan nikmat yang sangat 16 | P a g e



banyak yang mengharuskan engkau bersyukur dan patuh kepada-Nya... Dan perkataan semisalnya.



17 | P a g e



Berbuat adil Sesungguhnya diantara pilar yang sangat agung dalam mendidik anak adalah, berbuat adil dengan mereka, menjauhi sifat dzalim, aniaya, dan kesewenangan. Seorang ayah apabila ia tidak berbuat adil dengan anak – anaknya, ia akan mendapatkan permusuhan, hasad dan saling membenci diantara mereka. Jika ia berusaha berbuat adil dengannya, maka hal itu merupakan sebab yang paling besar yang menjadikan mereka berkasih sayang, saling mencintai, dan mereka berbakti kepadanya. Didalam shahih Bukhari disebutkan ( hadits ) dari sahabat Nu’man bin Basyir, bahwa ayahnya memberikan kepadanya sebidang tanah. Dan ibunya meminta kepada ayahnya agar hal tersebut disaksikan oleh Rasulullah. Tatkala ia datang kepada Rasulullah. Beliau berkata kepadanya: “ Apakah engkau beri semua anakmu sama seperti ini ( sebidang tanah ) ?. ia menjawab: Tidak. Nabi lalu berkata: Bertaqwalah engkau kepada Allah, dan berbuat adillah diantara anak – anakmu. [ HR. Bukhari no. Hadits 2587 ] Dalam riwayat lain disebutkan: “ Aku tidak akan bersaksi diatas kedzaliman “. [ HR. Bukhari No. Hadits 2650, dan Muslim No. Hadits 1623 ] Dalam riwayat Imam Muslim Nabi berkata kepadanya:



18 | P a g e



‫ رواه مسلم‬.‫ فََلَ إِ ًذا‬: ‫ال‬ َ َ‫ ق‬.‫ال بَلَى‬ َ َ‫ ق‬.‫ك ِِف الِْ ِِّب َس َواءً ؟‬ َ ‫أَيَ ُسُّرَك أَ ْن يَ ُكونُوا إِلَْي‬ “Apakah membahagiakanmu jika sekiranya mereka sama baktinya kepadamu ?. Ia menjawab: Tentu. Nabi bersabda: Kalau begitu mengapa tidak ( engkau berbuat sama ). [ HR. Muslim No. Hadits 1623 ] Ini merupakan peringatan dari berbuat sewenang – wenang dan kedzaliman diantara anak, dan penjelasan akibat yang ditimbulkannya berupa durhaka dan tidak berbakti ( kepada orangtua ) serta saling memutus ( tali silaturrahim ) dan tidak saling sapa diantara saudara.



19 | P a g e



Lemah lembut dan kasih sayang Termasuk pilar mendidik anak adalah: Murah hati dan berlemah lembut, bergaul dengan mereka penuh dengan kasih sayang dan kebaikan. Waspada dan menjauhi sikap keras, kejam dan antipati. Sesungguhnya : ” Kelembutan tidaklah ada pada sesuatu melainkan akan menghiasinya, dan tidak pula kelembutan itu dicabut dari sesuatu melainkan menjadikannya buruk “. [ HR. Muslim No. Hadits 2594 ] Kasih sayang dan kelembutan ini wajib segera dimulai bersama anak – anak, ketika mereka masih kecil dan masih muda. Terus berlalu dan berlangsung bersama mereka. Karena hal tersebut menjadikan sebab kedekatan anak kepada orangtuanya, kecintaan mereka kepadanya. Dengan adanya kedekatan dan kecintaan ini, membuat orangtua mudah



mengarahkan



mereka



kepada



kebaikan,



dan



gampang



menasihatinya. Begitu pula mereka mudah menerima dan menyambut nasehat. Banyak sekali dalil – dalil dari sunnah Nabi menjelaskan pilar ini. Ada hadits dari Abu Hurairah bahwa Nabi mencium Hasan bin Ali, sementara Al-Aqra’ bin Haabis duduk disamping beliau. Ia berkata: Aku memiliki 10 orang anak, satupun aku tidak pernah mencium mereka. Lalu Nabi melihat kepadanya seraya berkata:



‫َم ْن الَ يَ ْر َح ْم الَ يُْر َح ْم‬ 20 | P a g e



“ Barangsiapa yang tidak penyayang, ia tidak disayang “ [ HR. Bukhari No. Hadits 5997 dan Muslim No. Hadits 2594 ] Dari Ummul Mukminin ‘Aisyah berkata: Seorang arab badui datang kepada Rasulullah seraya berkata: Kalian ( biasa ) mencium anak – anak ? kami tidak pernah menciumnya. Lalu Nabi bersabda: ” Aku tidak punya kemampuan ( meletakkan sifat kasih sayang kedalam hatimu ) jika Allah telah mencabut sifat kasih sayang itu darinya “. [ HR. Bukhari No. Hadits 5998 ]



21 | P a g e



Nasehat dan Arahan Diantara pilar mendidik anak yang sangat agung adalah : Senantiasa memberikan nasehat dan arahan, apalagi persoalan – persoalan penting, budi pekerti yang baik. Dimulai dari belajar aqidah agama, kewajiban – kewajiban agama islam dan rukun – rukunnya serta perintah – perintah syariat. Begitu pula ketika memberikan peringatan dan mencegah, ia memulai dengan dosa – dosa besar dan seluruh larangan – larangan syariat. Perkara – perkara ini, wajib mendapatkan porsi terbesar ketika memberikan nasehat dan arahan. Setelah itu ayah dan ibu baru berpindah kepada perkara – perkara lain didunia yang membuat kondisi mereka menjadi baik, seperti makanan dan pakaian dan lain sebagainya. Termasuk wasiat yang membekas, bermanfaat dan tepat, apa yang Allah sebutkan didalam al-Qur-an tentang Lukman Al-Hakim, ketika ia menasehati anaknya didalam surat Lukman, ia memulainya dengan perkara tauhid , kedua; perintah berbakti kepada kedua orangtua, setelah itu ia memperingatkan bahwa Allah meliputi semua makhluknya, hal tersebut memberikan isyarat pentingnya merasa senantiasa diawasi oleh Allah dalam segala perbuatan. Kemudian ia memotivasi anaknya agar mendirikan shalat yang merupakan amalan badan yang paling besar. Dan ia menutup wasiatnya 22 | P a g e



dengan memperhatikan beberapa akhlak mulia dan urusan – urusan penting lainnya. Allah berfirman:



                                                                                







            



                               



       



       



23 | P a g e



“ Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepadaKulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). 24 | P a g e



Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. [ QS. Lukman : 13 – 19 ] Sungguh para Nabi dan orang – orang shaleh telah menempuh metode ini sebagaimana wasiat yang telah lalu. Allah menyebut tentang nabi Ibrahim dan Nabi Ya’qub. Dia berfirman:



                                             Dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".



25 | P a g e



Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". [ QS. Al-Baqarah : 132 – 133 ] Rabb semesta alam menyanjung Nabi Ismail, karena ia memerintahkan keluarganya melaksanakan shalat dan membayar zakat. Allah berfirman:



    



“ Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat...”. [ QS. Maryam : 55 ] Dan Allah memerintahkan Nabi-Nya Muhammad agar menjaga shalat – shalat fardhu, dan memerintahkan hal itu juga kepada keluarganya, serta memotivasi mereka agar senantiasa melaksanakannya. Sebagaimana firman Allah :



     



“ Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya....”. [ QS. Thahaa : 132 ]



26 | P a g e



Termasuk juga memberikan nasehat dan arahan kepada anak – anak yaitu: orangtua menjauhkan mereka dari segala apa saja yang dapat merusak akhlak dan agamanya. Seperti: mendengarkan nyanyian – nyanyian, chanel – chanel televisi yang berbahaya, alat – alat yang diharamkan. Begitu pula ia mewaspadai pergi bersama anak – anaknya ketempat – tempat melalaikan yang diharamkan.



27 | P a g e



Teman yang Baik Sesungguhnya



menjaga



anak



dalam



pergaulan



dan



pertemanan termasuk diantara pilar – pilar yang paling besar dalam pendidikan yang wajib mendapatkan perhatian. Karena teman adalah penarik ( temannya ) dan pasti ia mempengaruhi temannya. Nabi telah memberikan kepada



kita permisalan dalam



menjelaskan pengaruh teman kepada temannya, dalam kebaikan dan keburukan. Beliau bersabda:



ِ ‫السوِء َكح ِام ِل الْ ِمس‬ ِ ِ‫اِلَل‬ ِ ِ‫اِلَل‬ ‫ك َونَافِ ِخ الْ ِك ِري فَ َح ِام ُل‬ ْ ‫الصالِ ِح َو‬ ْ ‫َمثَ ُل‬ َّ ‫يس‬ َ ْ َّ ‫يس‬ ْ ِ ِ ‫الْ ِمس‬ ‫اع ِمْنوُ َوإَِّما أَ ْن ََِت َد ِمْنوُ ِرُيًا طَيِّبَةً َونَافِ ُخ‬ َ َ‫ك إَِّما أَ ْن ُُْيذي‬ َ َ‫ك َوإَِّما أَ ْن تَ ْبت‬ ْ ‫ رواه البخاري ومسلم‬.ً‫ك َوإِ َّما أَ ْن ََِت َد ِم ْنوُ ِرُيًا َخبِيثَة‬ َ َ‫الْ ِك ِري إَِّما أَ ْن ُُْي ِر َق ثِيَاب‬ “ Perumpamaan teman yang baik dan yang buruk, seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Penjual minyak wangi, bisa jadi ia memberimu ( minyak wangi ), atau engkau membeli darinya, atau engkau mendapatkan wangi yang harum darinya. Tukang pandai besi, bisa jadi ia dapat membakar pakaianmu, atau engkau mendapati bau busuk darinya “. [ HR. Bukhari No. Hadits 5534, Muslim No. Hadits 2628 ]



28 | P a g e



Sabda nabi :



ِِ ِ ِ ‫ رواه أبو داود‬.‫َح ُد ُك ْم َم ْن ُُيَالِ ُل‬ َ ‫الْ َم ْرءُ َعلَى دي ِن َخليلو فَ ْليَ ْنظُْر أ‬ ” Seseorang itu berada diatas agama temannya, maka hendaknya salah seorang kalian memperhatikan kepada siapa ia berteman “. [ HR. Abu Daud No. Hadits 4833 ]6 Hendaknya orangtua memperhatikan anak – anaknya kepada siapa mereka berteman, duduk – duduk di sekolah dan sebagainya. Dan terus memantaunya. Sungguh ada hal baru pada zaman ini, mode teman dan kawan duduk, yang belum pernah ada dizaman sebelumnya. Ia tidak sedikit memberikan pengaruh pada temannya daripada teman yang sebelumnya. Dia adalah saluran televisi satelit, situs – situs internet, media – media sosial lewat aplikasi handphone dan yang semisalnya. Anak – anak dapat membawanya kemanapun mereka berada. Dirumah, ketika mereka keluar ( rumah ). Alat – alat ini, jika tidak diawasi dan dipantau oleh orangtua, maka bahayanya sangat besar bagi akal, agama, akhlak dan adab. Betapa banyak orang yang tersesat, menyimpang dari kalangan pemuda dan pemudi disebabkan olehnya. Berubah perkara itu bagi



6.



Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud dalam sunan no. Hadits 4833. Lihat silsilah ash-shahihah no. 927



29 | P a g e



mereka menjadi kemungkaran dan musibah yang sangat besar, tidak ada yang mengetahui ujungnya melainkan Allah.



30 | P a g e



Suri tauladan baik Diantara pilar – pilar ( pendidikan ) yang sangat agung adalah: hendaknya orangtua bisa menjadi qudwah bagi anak – anaknya. Jika ia perintahkan kebaikan kepada mereka, ia bersemangat menjadi orang yang pertama melakukannya. Jika ia melarang mereka dari keburukan, ialah orang yang ( pertama ) yang paling jauh dari keburukan tersebut. Maka jangan sampai perkataannya berseberangan dengan perbuatannya. Sehingga melahirkan kontradiktif dipandangan anak – anak dan rasa goncang membuat mereka meninggalkan, masa bodoh dengan nasehat dan arahan orangtua. Hendaknya kita menghadirkan ( kedalam hati ) firman Allah dalam mencela Bani Israil :



          







“ Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”. [ QS. Al-Baqarah : 44 ] Dan perkataan Nabi Syu’aib kepada kaumnya:



31 | P a g e



       



“ Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang”. [QS. Huud : 88 ] Dan juga firman Allah :



 



                



“ Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? “ Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” [ QS. Ah-Shaf : 2 – 3 ] Para ulama telah menyebutkan bahwa qudwah dengan perbuatan lebih mengena daripada qudwah dengan perkataan. Inilah beberapa pilar mudah yang membantu dalam mendidik anak, mengajarkan adab dan memperbaiki mereka. Dan hendaknya seorang muslim mengetahui, dengan memperhatikan pilar – pilar ini dan mengaplikasikannya, maka ia orang yang pertama kali memetik buah dari pendidikan ini, pada saat ia masih hidup dan setelah ia mati.



32 | P a g e



Adapun pada saat ia masih hidup: anaknya akan menjadi anak yang shaleh, berbakti kepadanya, menjaga hak – haknya, menjauhi durhaka



kepadanya.



Karena



agama



islam



yang



mendidiknya



memerintahkan dan menganjurkan untuk melakukan hal tersebut. Adapun setelah kematiannya: seorang anak akan bersungguh – sungguh mendoakannya. Nabi telah bersabda:



ِ ‫إِ َذا مات اِبن‬ ٍ ِ ،‫ َو ِعلْ ٍم يُنْتَ َف ُع بِِو‬،‫ص َدقَ ٍة َجا ِريٍَة‬ َ ُْ َ َ َ :‫آد َم انْ َقطَ َع َع َملُوُ إَِّال م ْن ثَََلث‬ ٍ ‫ رواه مسلم‬.ُ‫صالِ ٍح يَ ْد ُعو لَو‬ َ ‫َوَولَد‬ “ Apabila anak adam meninggal, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang senantiasa mendoakannya “. [ HR. Muslim No. Hadits 1631 ] Ini yang wajib diperhatikan, bahwa persoalan, yaitu - mendidik anak - adalah persoalan besar dan agung. Wajib bagi setiap ayah memperhatikannya dengan sungguh – sungguh. Karena keumuman rusaknya anak, disebabkan orangtua meremehkan dan membiarkan mereka. Berkata Ibnu Qayyim : “ Barang siapa yang meremehkan pengajaran apa saja yang bermanfaat bagi anaknya dan meninggalkannya terlantar, sungguh ia telah benar – benar berbuat buruk kepadanya. Mayoritas anak, mereka menjadi rusak disebabkan orangtua, dan mereka membiarkannya, tidak 33 | P a g e



mengajari mereka kewajiban – kewajiban agama dan sunnah –sunnahnya “.7 Disini masalah penting, wajib bagi orangtua menghadirkan ( kedalam hatinya ), yaitu: dengan memperhatikan sebab – sebab ini dan pilar – pilar yang agung dalam mendidik anak – anaknya, hendaknya ia menyerahkan segala urusannya kepada Allah, berserah diri kepada-Nya. Hatinya tidak bergantung dengan sebab – sebab ini. Tetapi menyerahkan urusannya kepada Allah dan bertawakkal kepada-Nya semata dalam memperbaiki, menjaga anak – anaknya. Sebagaimana Allah menjaga hamba – hamba-Nya yang shaleh. Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin: “ Aku tidak mengira seseorang bertaqwa kepada Allah dalam (menjaga ) anak – anaknya, ia menempuh jalan syariah dalam mengarahkan mereka, melainkan Allah akan memberikan petunjuk kepada anak – anaknya “.8 Aku memohon kepada Allah agar Dia menolong kita semuanya untuk mendidik anak – anak kita, dan mengarahkan mereka kepada arahan yang benar. Dan agar Dia memperbaiki, melindunginya dari segala fitnah, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Dan supaya Dia menjadikan mereka pembawa hidayah yang mendapatkan petunjuk, bukan orang – orang yang sesat dan menyesatkan, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan.



7.



Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam shahihnya no. 5534, Imam Muslim dalam shahihnya No. 2628 8. Fatawa Nur Ala Ad-Darbi ( 24/2 )



34 | P a g e



Semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam-Nya kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. Depok, 12 November 2017



Penterjemah Zakariyal Anshari, Lc.



35 | P a g e