14 0 342 KB
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Endokarditis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme pada endokard atau katub jantung. Endokarditis juga merupakan peradangan pada katup dan permukaan endotel jantung karditis bersifat endokarditis rematik di sebabkan langsung karena demam rematik merupakan penyakit sistemik karena infeksi streptokokus. Infeksi endokarditis biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan. Penyakit ini didahului dengan endokarditis, biasanya berupa penyakit jantung bawaan. Endokarditis tidak hanya terdapat pada katub yang mengalami kerusakan akan tetapi pada katub yang sehat misalnya endokarditis yang terjadi pada penyalahgunaan narkotik intravena. Dahulu Infeksi pada endokard banyak disebabkan oleh bakteri sehingga disebut endokariditis bakterial. Sekarang infeksi bukan disebabkan oleh bakteri saja, tetapi bisa disebabkan oleh mikroorganisme. Etiologi endokarditis paling banyak disebabkan oleh streptokokus viridans yaitu mikroorganisme yang hidup dalam saluran napas bagian atas. Sebelum ditemukan antibiotik, maka 90-95% endokarditis infeksi disebabkan oleh streptokokus viridans, tetapi sejak adanya antibiotik streptokokus viridans menjadi 50% penyebab infeksi endokarditis. Penyebab dari infeksi endokarditis yang lebih patogen yaitu stapilokokus aureus yang menyebabkan infeksi endokarditis subakut. Penyebab lainnya adalah streptokokus fekalis, stapilokokus, bakteri gram negatif aerob/anaerob, jamur, virus, ragi, dan kandida. Faktor-faktor predisposisi dan faktor pencetus yaitu faktor predisposisi diawali dengan penyakit-penyakit kelainan jantung dapat berupa penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, katub jantung prostetik, penyakit jantung sklerotik, prolaps katub mitral, post operasi jantung miokarduopati hipertrof obstruksi sedangkan faktor pencetus endokarditis infeksi adalah ekstrasi gigi atau tindakan lain pada gigi dan mulut, kateterisasi saluran kemih, tindakan obstretrik ginekologik dan radang saluran pernapasan.
1
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu Endokarditis Rematik ? 2. Bagaimana etilogi dari Endokarditis Rematik ? 3. Bagaimana patofisologi Endokarditis Rematik ? 4. Bagaimana gambaran pathway dari Endokarditis Rematik ? 5. Apa menifestasi klinis dari Endokarditis Rematik ? 6. Bagaimana piñatalaksanaan medis dari Endokarditis Rematik ? 7. Apa saja pemeriksaan yang dilakukan oleh pasien dengan Endokarditis Rematik ? 8. Bagaimana Asuhan Keperawatannya ?
1.3 Tujuan Mengetahui apa itu Endokarditis Rematik dan bagaimana cara menanganinya dengan asuhan keperawatan (ASKEP).
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Endokarditis Rematik Endokarditis pertama kali ditemukan oleh Rivera tahun 1946. Endokarditis adalah infeksi permukaan endkardial yang biasanya meliputi dinding ventrikel, katup-katup jantung, dinding arteri besar, septum, yang ditandai dengan mudah terjadinya aggresi dari thrombin dan platelet yang disebut vegetasi, ini berisi mikroorganisme (Japardi, tanpa tahun). Endokarditis merupakan infeksi katup dan permukaan endotel jantung yang disebabkan oleh invasi langsung banteri atau organisme lain dan menyebabkan deformitas bilah katup (Muttaqin, 2009). 2.2 Etiologi Endokarditis di sebabkan oleh beberapa bakteri maupun mikroorganisme yang merupakan agen infeksius yang menyerang lapisan jantung. Antara lain : 1. Streptococcus Viridan’s Alpha Hemolytic, sumber berasal dari gigi. 2. Staphylococcus Coagulase Positiv. 3. Streptococcus Faecalis, sumber bakteri berasal dari aborsi dan kateterisasi genitourinarius. 4. Enterococcus . 5. group A beta Streptococcus Hemolitikus Organisme lain yang menyebabkan endokarditis adalah jamur atau fungi. Jamur atau fungi yang paling sering menginvasi adalah candida, aspergillus, dan histoplasma. Penyebab lainnya adalah coxiella burnetii yang menyebabkan demam Q.
2.3 Patofisiologi Endokarditis rematik disebabkan oleh demam rematik yang ditimbulkan oleh reaksi sensitivitas terhadap bakteri streptokokus hemolitikus grup A. Reaksi sensitivitas terhadap bakteri ini menyebabkan inflamasi pada lapisan jantung yaitu miokardium, perikardium, dan endokardium. Leukosit darah yang berperan sebagai pertahanan tubuh akan tertimbun pada jaringan yang terkena dan membentuk nodul. Pada endokardium, inflamasi yang 3
terjadi mengenai bagian bilah jantung sehingga menyebabkan penebalan dan pemendekan pada katup jantung yang menyebabkan jantung tidak dapat menutup dengan sempurna. Katup jantung yang menutup tidak sempurna ini menyebabkan kebocoran yang disebut regurgitasi katup jantung. Namun apabila katup yang mengalami perlengketan satu sama lain maka hal ini akan menyebabkan stenosis katup sehingga mengakibatkan pasien dengan kasus seperti ini akan mengalami gagal jantung, disritmia, dan pneumonia rematik.
2.4 Pathway Endokarditis Rematik
Endokarditis Rematik
Demam Rematik
Reaksi sensitifitas terhadap mikroorganisme
Inflamasi Endokardium
Pelengketan katup
Leukosit tertimbun pada jaringan endokardium
Stenosis katup Nodul (benjolan)
Endokarditis
Penebalan dan pemendekan katup jantung
Darah tidak mengalir 4
Gagal jantung disritmia pneumonia rematik
Jantung tidak dapat menutup sempurna
Kebocoran pada jantung
Regurgitasi katup jantung
2.5 Manifestasi Klinis Gejala umum : demam (38-40 celcius), pembesaran hati dan limfa Gejala-gejala tergantung pada jantung sebelah mana yang terkena. Keparahan gejala tergantung pada ukuran dan letak lesi. Katup mitral paling kanan paling sering terkena, menghasilkan gejala-gejala gagal jantung sebelah kiri : sesak nafas, krakles, dan mengi. Manifestasi klinis atau tanda dan gejala yang muncul akibat endokarditis adalah: 1. Embolisasi pertumbuhan vegetatif jantung yang disebabkan oleh toksisitas infeksi akibat bakteri maupun organisme yang menyerang jantung. 2. Keluhan umum yang dirasakan adalah malaise, anoreksia, penurunan berat badan, nyeri punggung dan persendian. 3. Demam intermiten. 4. Hemoragi splinter dibawah kuku jari dan jari kaki, peteki pada konjungtiva dan membran mukus. 5. Munculnya bintik roth. 6. Manifestasi pada jantung yang dialami adalah kardiomegali, gagal jantung kongestif, dan bising jantung yang menginikasikan kerusakan pada katup. 7. Manifestasi pada sistem saraf yaitu, sakit kepala, iskemia serebal transien, lesi neurologis fokal, dan stroke.
5
8. Emboli yang dapat menyebabkan pneumoni kambuhan, dan abses paru yang selanjutnya mengakbatkan sesak napas, krekels, dan mengi. sedangkan pada ginjal hematuria dan gagal ginjal.
2.6 Penatalaksaan Medis Penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotika intravena dosistinggi. Pemberian antibiotika saja tidak cukup pada infeksi katup buatan. Mungkin perlu dilakukan pembedahan jantung untuk memperbaiki atau mengganti katupyang rusak dan membuang vegetasi. Endokarditis infektif dengan vegetasi ukurankurang dari 1 cm biasanya akan sembuh dengan pemberian antibiotika selama 4-6minggu. Sedangkan untuk vegetasi yang berukuran lebih dari 1 cm dan tidak respon terhadap pemberian antibiotika selama 3 minggu biasanya memerlukanterapi pembedahan. Terapi dan prognosis pada endokarditis bergantung padakeadaan yang mendasari terjadinya endokarditis dan sensitifitas organismeterhadap jenis antibiotika tertentu Selain beberapa hal diatas terdapat pula penatalaksanaan lainnya seperti: 1. pemberian antibiotik sesuai dengan bakteri yang menyerang pada endokarditis (contoh : penisilin G padastreptococus). 2. pemberian obat-obatan apabila terjadi gagal jantung seperti digitalis, diuretic, dan vasodilator. 3. Pembedahan Tindakan pembedahan dilakukan apabila: a. Terjadi komplikasi gagal jantung kongestif. b. Terdapat tanda-tanda disfungsi katup prostetik dari penilaianekokardiografi trans esofageal. c. Vegetasi yang besar. d. Emboli sistemik yang berulang. e. Aneurisma katup mitral. f. Abses pada katup atau endokard jantung. g. Sepsis yang sulit diatasi. h. Terjadi relaps setelah pemberian terapi yang adekuat Sasaran pengobatan adalah eradikasi total organism penyerang melalui dosis adekuat agen antimicrobial yang sesuai. a. isolasikan organism penyebab melalui seri kultur darah. Kultur darah dilakukan untuk memantau perjalanan terapi. 6
b. setelah pemulihan dari prosese infeksi, kerusakan katp serius mungkin membutuhkan penggantian katup. c. suhu tubuh pasien dipantau untuk keefektifan pengobatan, (Dianne, 2000).
2.7 Pemeriksaan Fisik 1. Respirasi : (B1: Breathing) Apabila gangguan sudah mengenai katup jantung, biasanya klien terlihat sesak dan frekuensi nafas melebihi normal. Terjadi akibat pengarahan tenaga dan kenaikan tekanan terakhir diastolic pada ventrikel kiri yang meningkatkan tekanan vena pulmonalis ini terjadi karena kenaikan curah darah di ventrikel pada saat melakukan kegiatan fisik. a. Data Subyektif: Napas pendek ,memburuk pada malam hari. b. Data Obyektif: 1. Dyspnea nocturnal. 2. Batuk. 3. Inspirasi wheezing. 4. Takipnea. 5. creackles dan ronchi lemah. 6. Respirasi lambat 2. Sirkulasi (B2: bleeding) Inspeksi : keluhan nyeri di daerah substernal atau di atas pericardium. Palpasi : denyut nadi perifer melemah, panas tinggi (38,90-400). Auskultasi : tekanan darah menurunan akibat penurunan volume darah. Perkusi : pada batas jantung terjadi pergeseran untuk kasus lanjut pembesaran jantung. a. Data Subyektif: Mempunyai riwayat demam rematik, keturunan penyakit jantung, pernah operasi jantung, by-pass sering berdebar b. Data Obyektif : 1. Takikardi, disritmi , friction rub perikardia, murmur, disfungsi otot-otot papila,irama gallop S3/S4 , edema. 2. Peningkatan vena jugularis,ptekia (konjungtiva dan membran mukus). 3. Perdarahan pada bagian tertentu. 4. Osler’s nodes pada jari/jari kaki. 5. Janeway lessions (telapak tangan,dan kaki)
7
3. Persyarafan (B3: Brain): biasanya composmentis. Menisfestasi sistem saraf pusat mencangkup sakit kepala iskemia transien dan stroke yang di akibatkan oleh emboli pada arteri serebral. 4. Perkemihan (B4: Bladder) Pengukuran volume keluaran urine yang berhubungan dengan adanya penurunan suplai darah ke ginjal yang merupakan menisfestsi dari penurunan perfusu perifer. a. Data Subyektif: 1. Riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal. 2. Riwayat frekuensi pemasukkan urin menurun b. Data Obyektif: Konsentrasi urine keruh/pekat. 5. Pencernaan (B5:Bowel) Klien di dapat mual dan muntah tidak nafsu makan dan berat badan menurun, nyeri abdomen. 6. Aktivitas/istirahat: a. Data Subyektif: Keletihan, kelemahan. b. Data Obyektif: 1. Takikardia 2. Tekanan darah menurun. 3. Dispnea pada saat aktivitas
2.8 Pemeriksaan Penunjang 1. EKG menunjukkan adanya iskemia, hipertropi, blok konduksi, disritmia (elevasi ST), PR depresi. 2. Echocardiografi: untuk melihat katup aorta, adanya efusi perikardial, hipertropi perikardial, disfungsi katub, dilatasi atrium. 3. Enzim jantung: peningkatan CPK, tapi MB inzuenzim tidak ada. 4. Rontgen: terlihat pembesaran jantung, infiltrat pulmonal. 5. Kultur darah : untuk mengisolasi penyebab bakteri , virus dan jamur. 6. BUN: mengevaluasi uremia (kemungkinan faktor pencetus). 7. Laboratorium : biakan organism dari darah yang di ambil tiap hari berturut-turut 2-5 hari sebanyak 10 ml kemudian biakan selama 1-3 minggu. 8. Penegakaan diagnosis dapat di lakukan jika ditemukan kelainan jantung bawaan demam, emboli, kelainan katub.
8
2.9 Asuhan Keperawatan No
Dx.Keperawatan
NOC
NIC
1.
Domain 4 :
Setelah dilakukan tindakan
Domain 2 : Fisiologis Kompleks
Aktivitas / Istirahat
keperawatan dalam waktu lebih
Kelas N : Manajemen Perfusi
Kelas 4 : Respon
dari 1 jam diharapkan klien dengan
Jaringan
Kardiovaskuler /
kriteria hasil:
4040 : Perawatan Jantung
Pulmonal
Domain 2 : Kesehatan Fisiologi
Evaluasi adanya nyeri dada
00029 : Penurunan
Kelas E : Jantung Paru
Catat adanya disritmia jantung
Curah Jantung
0400 : Keefektifan Pompa Jantung
Catat adanya tanda gejala
Ttv dalam rentang normal Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan Tidak ada edema paru, perifer dan asites Tidak ada penurunan kesadaran
penurunan cardiac output Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia Monitor toleransi aktivitas pasien Atur istirahat untuk menghindari kelelahan
No
Dx.Keperawatan
NOC
NIC
2.
Domain 4 :
Setelah dilakukan tindakan
Domain 2 : Fisiologis Kompleks
Aktivitas / Istirahat
keperawatan dalam waktu lebih
Kelas N : Manajemen Perfusi
Kelas 4 : Respon
dari 1 jam diharapkan klien dengan
Jaringan
Kardiovaskuler /
kriteria hasil:
4104 : Perawatan Emboli Perifer
Pulmonal
Domain 2 : Kesehatan Fisiologi
Monitor adanya daerah
00204 :
Kelas E : Jantung Paru
tertentu yang hanya peka
Ketidakefektifan
0407 : Perfusi Jaringan Perifer
terhadap panas, dingin, tajam
Perfusi Jaringan
Tekanan sistol dan diastol dalam
dan tumpul
Perifer
rentang yang diharapkan
Monitor adanya paratese
Tidak ada ortostatik hipertensi
Monitor adanya tromboplebitis
Tidak ada tanda-tanda
Batasi gerakan pada kepala,
peningkatan tekanan intrakranial ( tidak lebih dari 15mmhg)
leher dan punggung Kolaborasi pemberian analgetik 9
No
Dx.Keperawatan
NOC
NIC
3.
Domain 4 :
Setelah dilakukan tindakan
Domain 2 : Fisiologis Kompleks
Aktivitas / Istirahat
keperawatan dalam waktu lebih
Kelas K : Manajemen Pernafasan
Kelas 4 : Respon
dari 1 jam diharapkan klien dengan
3140 : Manajemen Jalan Nafas
Kardiovaskuler /
kriteria hasil:
Buka jalan nafas
Pulmonal
Domain 2 : Kesehatan Fisiologi
Posisikan pasien untuk
00032 :
Kelas E : Jantung Paru
Ketidakefektifan
0402 : Status Pernafasan:
Pola Nafas
Pertukaran Gas
pemasangan alat jalan nafas
Ttv dalam rentang normal
buatan
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih tidak ada siaonosis dan dyspnea Menunjukkan jalan nafas yang paten
memaksimalkan ventilasi Identifikasi pasien perlunya
Auskultasi suara nafas Monitor respirasi dan status oksigen Pertahankan jalan nafas yang paten Lakukan fisioterapi dada
No
Dx.Keperawatan
NOC
NIC
4.
Domain 9 : Koping
Setelah dilakukan tindakan
Domain 3 : Perilsku
/ Toleransi Stres
keperawatan dalam waktu lebih
Kelas R : Bantuan Koping
Kelas 2 : Respon
dari 1 jam diharapkan klien dengan
5230 : Peningkatan Koping
Koping
kriteria hasil:
Gunakan pendekatan yang
00146 : Ansietas
Domain 3 : Kesehatan Psikososial Kelas M : Kesejahteraan Psikososial 1211 : Tingkat Kecemasan
menenangkan Pahami prespektif pasien terhadap situasi stres Temani pasien untuk
Ttv dalam batas normal
memberikan keamanan dan
Klien mampu mengidentifikasi
mengurangi takut
dan mengungkapkan gejala
Identifikasi tingkat kecemasan
cemas
Bantu pasien untuk
Postur tubuh, ekspresi wajah dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya
mengungkapkan perasaan ketakutan Intruksikan pasien 10
kecemasan
menggunakan tekhnik relaksasi’berikan obat untuk mengurangi kecemasan
11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Endokarditis adalah suatu penyakit yang disebabkan infeksi langsung bakteri atau organisme lain pada lapisan endotel jantung, yang ditandai oleh vegetasi yang biasanya terdapat pada katup jantung, namun dapat terjadi pada endokardium di tempat lain. Infeksi endokarditis biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan. Penyakit ini didahului dengan endokarditis, biasanya berupa penyakit jantung bawaan, maupun penyakit jantung yang didapat. Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah mengalami kerusakan, tetapi juga pada endokard dan katub yang sehat, misalnya penyalahgunaan narkotik perintravena atau penyakit kronik.
3.2 Saran Agar dalam memberi asuhan keperawatan menjadi lebih efektif, sebaiknya perawat lebih mengeksplorasi pengetahuannya mengenai penyakit endokarditis sehingga diharapkan perawat dapat membantu pasien dalam proses mencapai kesembuhan
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/69425755/Makalah-Endokarditis-IKM (selasa,18-04-2017 jam 08.15)
Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:EGC
Aradero, Mary et all. 2008. Klien dengan Gangguan Kardiovaskular. Jakarta:EGC
Bulechek, Gloria, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi keenam. Jakarta: ELSEVIER
Herdman, T. Heather. 2015. Nanda International Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC
Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction
13