Evaluasi Pengolahan Bahan Pakan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

I PENDAHULUAN



1.1



Latar belakang Kualitas nutrisi dalam bahan pakan terus menurun seiring waktu yang



diakibatkan karena banyak faktor, sehingga perlu adanya pengolahan bahan pakan agar menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan kandungan nutrisi pada bahan pakan tersebut. Pengolahan pakan dapat dilakukan dengan cara mekanik, teknis, kimia, biologis bahkan campuran dari berbagai pengolahan. Proses pengolahan secara fisik adalah pengolahan bahan pakan dari bentuk fisiknya dengan menggunakan mesin atau alat bantu yang mengubah bentuk asli dari bahan pakan tersebut menjadi bahan pakan yang mudah digunakan. Pengolahan yang dapat dilakukan salah satunya adalah penggilingan dan juga penyaringan. Hasil pengolahan secara fisik tersebut akan mengubah bentuk dan ukuran partikel sehingga sangat berhubungan dengan densitas. Densitas akan mempengaruhi banyaknya pakan yang akan disajikan, keuntungan dan palatabilitas ternak, dan sangat berhubungan dengan penyimpanan bahan pakan. Pengolahan secara fisik salah satunya, yaitu dilakukan pengeringan. Pengeringan ini sangat penting karena dapat mengurangi kandungan air dan resiko kerusakan bahan sehingga dapat dipertahankan kualitasnya. Pengetahuan mengenai pengolahan bahan pakan ini merupakan hal yang penting dalam penyediaan pakan ternak, maka dilakukan praktikum mengenai Pengolahan Bahan Pakan secara Fisik yang meliputi penggilingan, penyaringan, menghitung densitas dan pengeringan.



1.2



Identifikasi Masalah



1.



Bagaimana pengujian kualitas bahan pakan.



2.



Bagaimana pengolahan bahan pakan secara fisik dengan metode penggilingan dan produktivitas mesin hammer mill.



3.



Bagaimana pengolahan bahan pakan secara fisik dengan metode penyaringan.



4.



1.3



Bagaimana evaluasi pengolahan bahan pakan hasil penggilingan.



Maksud dan Tujuan



1.



Mengetahui kualitas bahan pakan.



2.



Mengetahui pengolahan bahan pakan secara fisik dengan metode penggilingan dan produktivitas mesin hammer mill menggunakan screen



3.



Mengetahui pengolahan bahan pakan secara fisik dengan metode penyaringan.



4.



Mengetahui evaluasi pengolahan bahan pakan secara fisik.



1.4



Waktu dan Tempat



1.4.1



Penggilingan Jagung 1. Hari, Tanggal



: Senin, 16 September 2019



Waktu



: 12.30 – 14.30 WIB



Tempat



: Gedung mini Feedmill Fapet UNPAD



2. Hari, Tanggal



: Senin, 23 September 2019



Waktu



: 12.30 – 14.30 WIB



Tempat



: Gedung mini Feedmill Fapet UNPAD



1.4.2



Evaluasi Pengolahan Fisik Bahan Pakan Hari, Tanggal



: Senin, 30 September 2019



Waktu



: 12.30 – 14.30 WIB



Tempat



: Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Non Ruminansia, dan Industri Makanan Ternak



2.5 Evaluasi Pengolahan Bahan Pakan Menurut Jaelani (2007), Sifat fisik pakan adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk diketahui. Keefisienan suatu proses penanganan, pengolahan dan penyimpanan dalam industri pakan tidak hanya membutuhkan informasi tentang komposisi kimia dan nilai nutrisi saja, tetapi juga menyangkut sifat fisik, sehingga ketinggian akibat kesalahan penanganan bahan pakan. Massa jenis atau kerapatan merupakan karakteristik mendasar yang dimiliki zat. Rapatan (densitas) adalah sifat fisik dari materi. Rapatan digunakan untuk membandingkan dua zat yang memiliki volume yang sama (menempati besaran ruang yang sama, tetapi memiliki massa yang berbeda). Sebuah objek dengan massa per volume yang lebih besar lebih rapat daripada objek dengan massa per volume yang lebih kecil. Zat yang kurang rapat mengapung di atas zat yang lebih rapat (Mariana, Z.T, 2012). Zat atau materi adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Ada beragam jenis zat, salah satu yang membedakannya adalah massa jenisnya.



Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume



benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi akan memiliki volume yang lebih rendah dari pada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (Mariana, Z.T, 2012). Densitas salah satu analisis pakan yang sering dipakai, densitas digunakan untuk mengetahui kekompakan dan tekstur pakan, dan merupakan cara pengukuran yang sederhana. Analisis densitas ini dipakai pada analisis zat cair namun dapat juga dipakai pada analisis bahan padat. Perubahaan terkecil dalam volume pencampuran suatu komponen dan konsentrasi berhubungan erat dengan densitas.



Perubahan perunit densitas merupakan perubahan yang besar dalam konsentrasi bahan (Pomeranz, 1971). Zat baik dalam bentuk padat, cair maupun gas termasuk bahan hasil pertanian memiliki densitas dan bobot jenis. Satuan SI densitas bahan adalah kg/m3 (Gardjitod dkk, 2013). Evaluasi bahan pakan selanjutanya melihat perbedaan bentuk butir bahan dari berbagai pengolahan fisik , serta perubahan sifat kimia ( warna) dari campuran butir jagung akibat reduksi ikatan kimia pati dengan larutan uji iodine. Pengamatan struktur fisik faktor yang memepengaruhi dari perbedaan hasil tersebut pada sampel warna yang diperoleh sesuai dengan warna bahan. Warna sampel yang diuji secara makroskopis tersebut bisa berubah yang diakibatkan sampel sudah dicampur dengan larutan iodine yang berlebihan sehingga membuat warna berubah. Proses pemanasan basah akan meningkatkan komponen warna kuning. ( Damayanthi 2007).



4.1 Uji Kualitas Bahan 4.1.1 Hasil Pengamatan Tabel. 1 Hasil Uji Kualitas Bahan No Screen Kada Air Bahan 1 Awal Akhir 1. 2 17 12,3 2. 3 17 12,7 3. 5 17 12,8 4.1.2



Kadar Air Bahan 2 Awal Akhir 12 10,8 11 10,6 10,7 10,9



Pembahasan Pengujian kualitas bahan pakan dapat ditentukan dengan berbagai uji



diantaranya yaitu uji fisik (kadar air, suhu, organoleptik, dsb.), uji kimia dan uji biologik. Pada praktikum pengujian kualitas bahan pakan yang dilakukan adalah uji fisik dengan menitik beratkan pada kadar air. Kadar air merupakan banyaknya air yang dikandung oleh bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air biji berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air tepung, laju pengumpanan dan interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap kadar air tepung jagung. Berdasarkan pada praktikum ini terdapat perbedaan hasil kadar air dari kedua bahan yaitu pada bahan 1 memiliki kadar air berkisar 12,312,8. Sedangkan pada bahan 2 kadar air berkirsar pada 10,6-10,9. Kadar air jagung menurut SNI maksimal 10%. Secara umum untuk semua perlakuan pada praktikum ini kadar air tepung jagung memenuhi SNI. Perubahan kadar air ini diduga karena jagung menjadi ukuran/bagian yang lebih kecil sehingga memudahkan penyerapan dan penguapan kadar air dari jagung. Hal ini sesuai dengan pendapat Earle (1982) yang menyatakan bahwa semakin kecil bagian-bagian dari suatu bahan akan menjadikan permukaan bahan kontak dengan lingkungan semakin luas sehingga mempermudah proses penyerapan dan penguapan kadar air. Secara umum kadar air tepung jagung cenderung menurun



dengan meningkatnya laju pengumpanan. Hal ini diduga semakin besar laju pengumpanan jagung yang berada didalam ruang penggiling juga semakin banyak sehingga memberikan peluang terjadinya gesekan antar bahan dan ruang penggiling juga besar, sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan suhu yang akan memberi pengaruh pada penguapan kadar air bahan. Taib dkk. (1987) menyatakan bahwa besarnya gesekan bahan yang terjadi selama proses penggilingan akan menghasilkan panas sehingga mengakibatkan terjadinya penguapan air dari bahan.



4.4 Evaluasi Pengolahan Fisik Bahan Pakan 4.5.1 Hasil Pengamatan KA >=15% Sarin Massa Pati Kel Densitas gan jenis (kg/m3) 1 2 (gr/ml) 1 30 1,5 661,99 Hita Ku 2 m nin keco g 30 klata kun n ing 3 18 0,6 836,02 Biru Ku 4 keu nin ngu g 18 an ku nin g 5 14 1,61 761,34 Ung Ku 6 u nin g 14 kun ing 7 30 8



30



9 10



18



KA >=10% Massa jenis (gr/ml)



Densitas (kg/m3)



1,5



576,5



1,5



629,711



1,25



653,32



Pati 1



2



Ku nin g Ke ung uan Un gu



Kuni ng kuni ng



Bir u Ke un gua n



Kuni ng kuni ng



18 11 12



14



14



4.5.2



Kuni ng kuni ng



Pembahasan Evaluasi bahan pakan pada prkatikum kali ini dengan kadar air jagung lebih



dari 15 % dan saringan 18 didapatkan massa jenis larutan sebesar 0,6 g/ml. Hal ini



tentunya jauh berbeda dengan hasil penelitian Aditya (2011) menyatakan bahwa jagung giling yang tidak diberi perlakuan atau penyimpanan didapatkan massa senis sebesar 1,15 g/ml, sedangkan jagung giling yang diberi perlakuan atau penyimpanan selama 4 minggu didapatkan hasil sebesar 1,28 g/ml. Tentunya ini dapat terjadi oleh beberapa faktor, faktor yang paling berpengaruh adalah karena human eror. Dan bila dibandingkan dengan jagung yang kadar airnya lebih dari 10 % dengan massa jenis 1.5 g/ml maka hasil peraktikum jauh berbanding dengan hasil penelitian Aditya (2011). karena kadar air yang terkandung lebih rendah dan juga ketika praktikan melakukan praktikum terdapat beberapa kesalah, seperti: tercecernya jagung giling dan juga salah dalam perhitungan. Berdasarkan uji larutan iodin, jagung termasuk sumber energi, pada hari pertama bahan pakan dengan kadar air ≥15% warna biru pekat (keunguan) setelah 5 menit di diamkan warna berubah menjadi kecoklatan. Sedangkan pada hari kedua warna berubah menjadi putih kekuningan. Menurut Fessenden (1986) di Salam pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut. Densitas adalah gambaran volume ruang yang ditempati bahan sejumlah berat tertentu (Susanti dan Nurhidayat, 2008). Pengukuran densitas pada praktikum ini dengan cara memasukan jagung hasil gilingan ke dalam silinder dan dijatuhkan dari ketinggian 15 cm. Tinggi jagung yang hilang atau keluar dari silinder tersebut diukur untuk dihitung densitasnya. Hasil perhitungan menunjukan banyaknya partikel jagung yang mengisi silinder tersebut sebesar 836,02 kg/m3. Ukuran partikel jagung hasil gilingan bila kecil maka semakin sedikit ruang kosong yang



masih tersisa pada silindris, namun jika partikel jagung besar akan semakin banyak ruang kosong silindris. Hal ini berarti bahwa semakin halus atau semakin kecil ukuran bahan pakan, akan semakin efisien dalam penyimpanannya. Keuntungan mengetahui densitas bahan pakan jagung ini, yaitu dapat diperhitungkan secara tepat berapa banyak jumlah bahan dan mengetahui apakah padatan utuh atau serbuk karena perubahan densitas setelah pengolahan fisik akan mempengaruhi konsentrasi pakan. Hal ini sesuai pernyataan Pomeranz (1971) bahwa perubahan perunit densitas merupakan perubahan yang besar dalam konsentrasi bahan. Herdeson dan Perry (1976), menambahkan bahwa kadar kehalusan bahan menunjukan adanya keseragaman hasil penggilingan. Hasil pengamatan bila dibandingkan dengan kelompok lain, densitas jagung pada saringan 18 lebih besar dibandingkan saringan 14. Perbedaan tersebut dipengaruhi ukuran partikel saringan 18 yang lebih halus. Penggilingan dan penyaringan yang dilakukan menjadi faktor yang mempengaruhi besarnya densitas. Menurut Murdinah (1989) densitas digunakan untuk mengetahui kekompakan dan tekstur pakan. Tekstur pakan yang kompak akan tahan terhadap proses penekanan sehinggga ikatan antara partikel penyusun pakan menjadi kuat ruang antara partikel bahan pakan tidak terisi rongga udara.