Faktor Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan Program [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

5. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Dalam pelaksanaan program-program KKN Tematik Program PKBM di Kelurahan Ciroyom ini, kami menemui banyak faktor pendukung dan juga faktor penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan program di lapangan. Berikut adalah penjabaran dari faktor-faktor tersebut: 5.1 Faktor Pendukung Keramahan yang tinggi dari masyarakat menjadi faktor pendukung bagi kami dalam melaksanakan setiap program kerja KKN Tematik Program PKBM ini di Kelurahan Ciroyom. Faktor ini membuat setiap program kerja yang kami laksanakan mendapat bantuan dan sambutan hangat dari masyarakat. Contohnya terlihat dari kemudahan perizinan untuk menggunakan balai desa sebagai lokasi kegiatan penyuluhan atau penggunaan masjid dan rumah warga sebagai lokasi kegiatan pembelajaran baca-tulis, kemudahan untuk ikut mengajar di RA Al-Amanah serta antusiasme tinggi dari masyarakat untuk mengikuti Program Pengajaran Keterampilan Seni Tari. 5.1 Faktor Penghambat Selain faktor-faktor pendukung di atas, terdapat juga faktor-faktor yang menghambat kami dalam melaksanakan KKN tematik program PKBM di Desa Mekarwangi ini. Faktor-faktor tersebut adalah: 1. Kesulitan berkomunikasi Seperti telah disebutkan pada sub-bab “Profil Sasaran”, kondisi geografis Desa Mekarwangi yang dikelilingi oleh pegunungan menyebabkan sinyal telekomunikasi tidak bisa menjangkau lokasi desa ini. Hal ini tentunya amat menyulitkan kelompok kami dalam berkomunikasi, baik itu komunikasi dengan sesama anggota kelompok, dengan masyarakat desa, maupun komunikasi ke luar desa, misalnya komunikasi dengan dosen pembimbing. 2. Lokasi geografis desa Lokasi geografis Desa Mekarwangi yang berada di tengah-tengah hutan menyebabkan beberapa kesulitan bagi kami untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan guna pelaksanaan program, misalnya pembelian alat-alat tulis, layanan cetak, fotokopi atau layanan informasi. Selain itu, ketiadaan alat transportasi, jauhnya jarak tempuh dan mahalnya ongkos transportasi umum, menghambat kami untuk pergi ke kantor Kecamatan Sindangkerta guna berkoordinasi dengan pihak kecamatan atau kelompok lainnya. 3. Kondisi desa Desa Mekarwangi adalah desa yang memiliki areal yang cukup luas, tetapi penduduknya belum terlalu padat. Hal ini menyebabkan terdapat jarak yang cukup jauh antar masing-masing dusun/RW/RT. Kondisi tersebut membuat kami tidak bisa menjalankan program kerja dengan menjangkau desa secara keseluruhan, sehingga kami hanya memfokuskan pelaksanaan program di dusun 2 saja. Di dusun 2 pun, lokasi-lokasi RWnya terpisahkan oleh jarak yang cukup jauh, sehingga warga yang lokasi Rwnya cukup jauh, merasa kesulitan untuk bisa berpartisipasi dalam program Pengajaran Keterampilan Seni Tari yang pelatihannya diselenggarakan di posko kami. 4. Sikap malu-malu dari warga desa Warga Desa Mekarwangi, terutama warga yang usianya sudah tidak muda lagi, cenderung merasa malu-malu untuk mengikuti salah satu program kami, yaitu Program Pemberantasan Buta Aksara. Mereka merasa malu kepada kami sebagai



pengajar dan kepada warga lainnya yang sudah bisa membaca. Hal ini tentunya menghambat kami dalam melaksanakan program. Untuk mengatasinya, kami melakukan pendekatan secara pribadi kepada warga serta meminta bantuan ketua RW untuk menggerakkan warganya yang tuna aksara untuk mengikuti program ini.