Fiqih Wanita [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RISALAH FIQIH WANITA (HAID, NIFAS DAN MASALAH YANG BERKAITAN) :: DAFTAR ISI :: BAB I : HAIDL BAB II : HAMIL DAN KELAHIRAN BAYI BAB III : NIFAS



‫على كــل حـال واســتغفرالله مــن كــل‬ ‫ كتب الله لها بــراءة مــن النــار‬, "‫ذنب‬ ‫وجــوازا علــى الصــراط وأمانــا مــن‬ ‫العذاب ورفع الله تعالى لها بكــل يــوم‬ ‫وليلة درجــة أربعيــن شــهيدا إذا كــانت‬ .‫ذاكرة لله تعالى فى حيضها‬



Penutup



“Telah diriwayatkan dari ‘Aisyah Radliyallahu ‘Anha berkata: Rasul Allah bersabda: “Tiada seorang wanita yang haid, melainkan haidnya itu menjadi pelebur untuk masa lalu dari dosadosanya. Apabila di dalam hari pertama ia membaca: Alhamdulillaah ‘Alaa Kulli Haalin wa Astaghfirullah Min Kulli Dzanbin, maka Allah untuk wanita itu bebas dari api neraka, ia berjalan di atas titian dan aman dari siksa, dan Allah Yang Maha Mulia mengangkat baginya pada setiap hari dan malam derajat empat puluh orang mati sahid ketika ia ingat kepada Allah Ta’ala di dalam haidnya.”



‫بسم الله الرحمن الرحيم‬



‫مقـدمة‬



‫وروى عن عائشـة رضى الله عنها انهـا‬ ‫ قال رسول الله صلى الله عليه‬: ‫قالت‬ ‫ مــا مــن امــرأة تحيــض إل كــان‬: ‫وسلم‬ .‫حيضها كـفارة لمــا مضــى مــن ذنوبهــا‬ ‫وان قالت فــى أول اليــوم "الحمــد للــه‬



KATA PENGANTAR



BAB IV : HUKUM-HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN HAIDL, NIFAS DAN JUNUB Bab V : Keputihan Dan Cairan Yang Keluar Dari Vagina BAB VI. FARDLUNYA MANDI BAB VII : ISTIHADLOH



‫بسم ال الرحمن الرحيم * الحمد ل الـذى هدانـالهذا‬ ‫ومـا كنالنهـتدى لـول ان هـدانـا ال * والصلة‬ ‫والسلم على رسو لـه سيـدناومول نا محمد صلى ال‬ ‫علـيه وسـلم وعلى الـه وصحبـه * ولحو ل ول قوة إل‬ : ‫بالـله العـلى العـظيم *أما بـعد‬



Tiada untaian kalimat yang patut kami ucapkan, kecuali panjatan puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah melimpahkan kenikmatan dan kasih sayang-Nya kepada kami. Kalaulah pertolongan dan kenikmatan serta kasih sayang Allah Azza wa Jalla tidaklah, kami percaya usaha penyusunan kitab ini tidak akan selesai. Pertolongan Allah inilah, ikhtiar penulisan kitab ini dapat selesai tanpa ada hambatan yang berarti. Kitab yang kecil mungil ini memuat tentang masalah darah wanita, darah haid, darah nifas, darah wiladat dan darah istihadlat. Oleh karena itu kami namakan kitab ini, “Risalatul Mahidl, Problematika Darah Wa-nita, Haid, Nifas dan Istihadlat,” menggunakan tulisan latin dan bahasa Indonesia dengan mengambil rujukan dari kitab-kitab Salaf bermazhab Syafi’i yang muktabar dan terkenal di pesantren nusantara ini. Penulisan ini, pula karena terdorong oleh kebutuhan kaum wanita, terutama yang kurang memahami tulisan Arab pegon dan bahasa Jawa kuna, yang sekarang sudah tidak di ajarkan di sekolah atau madrasah.



Selain itu, menuruti atas permintaan sebagian temanteman setia kami yang sedang mengajar di majelis taklim wanita, terutama yang mengajarkan masalah haid, nifas, wiladat dan istihadlat. Di samping itu, kami menganggap perlu penulisan ini dan merupakan tanggung jawab bersama dalam mengatasi kekurangan yang dirasakan kaum wanita, dan sekaligus sebagai sumbangsih terhadap perkembangan dan kemajuan mereka. Kami melihat betapa pentingnya pengetahuan agama, terutama masalah darah wanita ini, sebagaimana yang dinyatakan Syaikh Ibrahim al-Bajuri Dalam kitab karangannya ialah:



‫ويجب على المرأة أن تتعلم ما يحتاج اليه من أحكام‬ ‫الحيض والنفاس والستحاضة فإن كان زوجها عالما‬ ‫لزمه تعليمها وأل فلها الخروج لسؤال العلماء بل‬ ‫يجب عليها وليس له منعها ال ان يسال هو ويخبرها‬ .1/113: ‫ حاشية الباجورى‬/‫ إنتهى‬.‫فيستغنى بذلك‬ “Bahwa hukumnya wajib bagi seorang wanita akan mengaji sesuatu yang dibutuhkan dari hukum-hukum haid, nifas dan istihadlat. Apabila suaminya pintar, maka wajib mengajar istrinya, dan apabila suaminya tidak pintar, maka boleh, bahkan wajib bagi istrinya keluar dari rumahnya untuk keperluan bertanya kepada ulama. Dan hukumnya haram bagi suami yang melarang istrinya keluar dari rumahnya untuk keperluan itu, kecuali suaminya akan bertanya kepada ulama, kemudian mengajarkan hukum-hukum itu kepada istrinya.” (Hasyiyah Al-Bajuri: 1/1134). Akhirul Kalam, harapan penulis atas kitab ini dapatlah bermanfaat bagi setiap teman-teman yang hajat membaca dan



memahami, manfaat dunia dan manfaat di akhirat nanti. Dan dijadikanlah kitab ini sebagai amal Jariyah yang pahalanya akan senantiasa mengalir sepanjang masa. Dan akhirnya kami memohon ampun dan pertolongan kepada Allah Yang Maha Pengayang lagi Maha Pengampun. Kepada Allah Rabbul Izzati Wal Jabarut jualah, penulis berserah dan bertawakal.



>>>1 Tahun Masehi = 365 Hari 6 jam tinggal dikalikan selisihnya dalam kurun 9 tahun dan keluar Secara alami bukan disebabkan melahirkan atau suatu penyakit. Dengan demikian darah yang keluar ketika wanita belum berumur 9 tahun kurang 16 hari kurang sedikit atau disebabkan penyakit ataupun disebabkan melahirkan, tidak di namakan darah haidl



‫ وصلى الله على سيدنا‬, ‫هدانى الله وإياكم‬ ‫محمد وعلى أله وأصحابه أجمعين‬ ‫ أمين‬, ‫والحمد لله رب العالمين‬



a.Fardlu 'ain atas wanita yang sudah baligh b.Fardlu kifayah atas orang laki-laki Tanda-Tanda Baligh Seorang anak dihukumi baligh apabila sudah memenuhi salah satu dari 4 tanda di bawah ini



BAB I HAIDL



1.Genap berumur 15 tahun Hijriah bagi laki-laki atau perempuan. 2.Keluar sperma pada usia minimal 9 tahun Hijriah, bagi laki-laki atau perempuan. Keluar darah Haid setelah umur 9 tahun Qamariyah Taqriban, yaitu kira-kira atau kurang sedikit dari 15 hari, walaupun hanya sebentar (Kasyifatu al Syaja: 16). 4. Keluar bulu kemaluan setelah umur 9 tahun Qamariyah (Tabyinal Ishlah: 157). 5. Dan kedua buah dadanya sudah menonjol ke depan secara jelas (Bidayatul Ummat: )



I.Dalil Haidl Haidl adalah kodrat wanita yang tidak bisa dihindari dan sangat erat kaitan nya dengan ibadahnya sehari hari. Alloh berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 222: “mereka bertanya kepadamu tentang haidl katakan haidl adalah suatu kotoran, oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidl dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci apabila mereka telah suci maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Alloh kepadamu sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang mensucikan diri”. Dan hadits nabi : "ini (haidl) merupakan sesuatu yang telah ditaqdirkan Alloh kepada cucu-cucu wanita Adam (HR Bukhari dan muslim)



Hukum belajar ilmu haidl



6 .Hamil/melahirkan..



Pengertian Haidl



Batas Usia Wanita Haidl



Haidl atau yang di sebut dengan menstruasi secara bahasa berarti mengalir, sedangkan menurut arti syara’ haidl adalah darah yang keluar dari rahim wanita melalui alat kelamin wanita yang sudah mencapai usia 9 tahun kurang 16 hari kurang sedikit (Tahun Hijriyyah) PENGHITUNGN 9 TAHUN DENGAN TANGGALAN/TAHUN HIJRIYYAH BUKAN MASEHI. sebab selisihnya akan sangat banyak sekali



Minimal usia wanita mengeluarkan darah disebut darah haidl adalah 9 tahun qomariyah kurang 16 hari kurang sedikit, yaitu kurangnya waktu yang cukup untuk minimal suci dan minimal haidl. Sehingga jika ia mengeluarkan darah kurang dari usia tersebut, maka darah yang keluar tidak disebut darah haidl namun disebut darah istihadloh (penyakit). Bila darah yang keluar sebagian pada usia haidl dan sebagian pada sebelum usia haidl, maka darah yang dihukumi haidl hanyalah darah yang keluar pada usia haidl.



>>>1 Tahun Hijriyyah = 354 hari 8 jam 48 menit ( kurang lebih )



Contoh: wanita usianya 9 tahun kurang 20 hari, mengeluarkan darah selama 10 hari, maka darah yang 4 hari pertama lebih sedikit dihukumi istihadloh, sedangkan yang 6 hari kurang sedikit dihukumi darah haidl.



b.Bila darah kedua sudah di luar rangkaian masa 15 hari dari permulaan haidl pertama (jumlah masa pemisah ditambah dengan darah pertama tidak kurang dari 15 hari), sementara jumlah masa pemisah ditambah darah kedua tidak lebih 15 hari, maka darah kedua dihukumi darah fasad (kotor).



Ketentuan darah haidl Darah yang keluar dihukumi darah haidl apabila memenuhi 4 syarat: 1.Keluar dari wanita yang usianya minimal 9 tahun kurang 16 hari kurang sedikit. 2.Darah yang keluar minimal sehari semalam jika keluar terus menerus, atau berjumlah 24 jam jika keluar terputus putus dan masih pada waktu 15 hari dari keluarnya darah yang pertama. 3.Tidak lebih 15 hari 15 malam jika keluar terus menerus. 4.Keluar setelah masa minimal suci, yakni 15 hari 15 malam dari haidl sebelumnya. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa: Minimal keluarnya haidl adalah sehari semalam. Maksimal keluarnya haidl adalah 15 hari 15 malam. Pada umumnya wanita setiap bulan mengeluarkan darah 6 atau 7 hari. Paling sedikit jarak waktu yang memisah antara satu haidl dengan haidl sebelumnya adalah 15 hari 15 malam. Maka semuanya dihukumi haidl termasuk masa berhenti di antara dua darah tersebut. Jika masa pemisah kurang dari 15 hari, maka perinciannya sebagai berikut: a.Bila darah pertama dan kedua masih dalam rangkaian 15 hari terhitung dari permulaan keluarnya darah pertama maka semuanya dihukumi haidl termasuk masa berhenti di antara dua darah tersebut. Contoh 1: Keluar darah selama 3 hari. Berhenti selama 3 hari. Keluar lagi selama 5 hari. Contoh 2: Keluar darah selama 2 hari. Berhenti selama 10 hari. Keluar lagi selama 3 hari. Dari kedua contoh di atas, keseluruhan hari, termasuk waktu tidak keluar darah dihukumi haidl, sebab semuanya masih dalam masa maksimal haidl (15 hari).



Contoh 1: Keluar darah pertama selama 3 hari. Berhenti selama 12 hari. Keluar darah kedua selama 3 hari. Maka 3 hari pertama dihukumi haidl,12 hari tidak keluar darah dihukumi suci, dan 3 hari akhir dihukumi darah fasad (kotor). Contoh 2: Keluar darah pertama selama 6 hari. Berhenti selama 9 hari. Keluar darah kedua selama 2 hari. Maka 6 hari pertama dihukumi haidl, berhenti 9 hari dihukumi suci dan 2 hari dihukumi darah kotor. c.Bila masa suci pemisah ditambah darah kedua melebihi 15 hari, maka sebagian darah kedua dihukumi darah fasad (untuk menyempurnakan masa minimal suci pemisah). dan sisanya dihukumi haidl yang kedua, bila memenuhi ketentuan haidl. Contoh: Keluar darah pertama 5 hari. Berhenti selama 10 hari. Keluar darah kedua 10 hari. Maka 5 hari awal dihukumi haidl, 10 hari ditambah 5 hari (sebagai darah kotor) dihukumi masa suci, dan 5 hari akhir dihukumi haidl yang kedua. Ketentuan hukum ini apabila masa keluar darah kedua, setelah dikurangi untuk menyempurnakan masa minimal suci, sisanya tidak lebih dari maksimal haidl (15 hari). Dan jika melebihi masa 15 hari, maka perempuan tersebut dihukumi mustahadloh yang hukumnya disesuaikan dengan pembagian mustahadloh yang akan datang. Contoh: Keluar darah pertama 10 hari.



Berhenti selama 10 hari. Keluar darah kedua selama 25 hari. Maka, 10 yang pertama dihukumi haidl 10 hari saat tidak keluar darah ditambah 5 hari saat keluar darah yang kedua (sebagai penyempurna 15 hari minimal suci yang memisahkan antara dua haidl), dihukumi masa suci. Sedangkan satu hari setelah itu dihukumi haidl yang kedua, dan sisanya dihukumi darah istihadloh. Hal ini jika ia adalah seorang wanita yang pertama kali mengeluarkan haidl dan darah yang dikeluarkan tidak bisa dibedakan antara yang kuat dan yang lemah (mustahadloh mubtadiah ghoiru mumayyizah). Dan jika ia sudah pernah mengalami haidl (mu'tadah ghoiru mumayyizah), maka haidl dan sucinya disesuaikan kebiasaannya. Semisal kebiasaannya 5 hari, maka 10 hari awal dihukumi haidl, 10 hari masa tidak keluar darah ditambah 5 hari saat keluar darah yang kedua dihukumi masa suci. Sedangkan 5 hari setelah itu dihukumi haidl yang kedua, mengikuti kebiasaannya. Dan sisanya dihukumi darah istihadloh. Refrensi serta Rujukan 1.Al-Hawi Al Kabiir Juz I hal 465 2.Jamal Alal Manhaj Juz I Hal 235 3.Subulussalam Juz I Hal 104 4.Bajuri Juz I Hal 112-113 5.Syarqowi Juz I Hal 330 6.Bujairimi Khotib Juz 367 7.I`anah JuzIV hal 80 8.Nihayatuss Zain Hal 11 9.Is`adurrofiq Hal 72-73 dll



BAB II : HAMIL DAN KELAHIRAN BAYI I. Masa Hamil Minimal masa hamil adalah enam bulan lebih sedikit (waktu bersetubuh dan melahirkan). Masa itu terhitung mulai dari waktu yang mungkin digunakan suami istri bersetubuh setelah akad nikah. Sedangkan pada umumnya, masa hamil adalah sembilan bulan. dan paling lamanya adalah empat tahun.(Al-Bajuri Juz I



halaman 113 dan Al-BujairimiKhotibJuzI353) Sehingga jika ada bayi yang lahir setelah enam bulan setelah pernikahan,maka Nasabnya ikut suami.demikian pula jika lahir sebelum empat tahun dari masa cerai atau wafat.berbeda jika lahir sebelum masa enam bulan dari pernikahan atau setelah empat tahun dari perceraian atau wafat,maka Nasabnya tidak pada suami. ( I`anah at-Tholibin Juz IV hal 49 ) Bulan yang dibuat ukuran minimal, umum dan minimal masa hamil adalah 30 hari, tidak memakai bulan penanggalan. (Bujairimi JuZ I Hal346) II. Aborsi (Pengguguran Bayi) Aborsi yang di lakukan setelah usia kandungan 120 hari (setelah ditiupnya ruh), hukumnya haram. Sedangkan aborsi sebelum kandungan berusia 120 hari, terjadi perbedaan pendapat antara ulama’. Menurut Imam Ibnu Hajar (pendapat yang kuat) hukumnya haram. III. Penggunaan Alat Kontrasepsi. Menggunakan alat kontrasepsi, baik berupa pil, obat suntik atau spiral hukumnya adalah sebagai berikut: a.Apabila penggunaan alat itu bisa menyebabkan tidak bisa hamil selamanya, maka haram. b.Apabila penggunaan alat kontrasepsi hanya untuk memperpanjang jarak kehamilan dan tidak ada udzur, maka hukumnya makruh. c.Apabila penggunaan alat itu untuk memperpanjang jarak kehamilan, dan dilatarbelakangi oleh adanya udzur, seperti demi kemaslahatan merawat anak, khawatir terlantarnya anak dan lain, maka hukumnya tidak makruh. (-Al Jamal Alal Manhaj Juz IV hal 446-447.-Hamisyi Fatawi Al-Qubro Al Fiqhiyyah Libnil Hajar al-musamma bi fatawi Ar-romli Juz IV hal 203) IV.Kesunahan-kesunahan yang berkaitan dengan kelahiran bayi. HAL-HAL YANG DILAKUKAN SETELAH KELAHIRAN BAYI Jabang bayi yang baru dilahirkan dari kandungan ibu sayogyanya diusahakan agar dapat mengikuti jejak sunah Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam, dan para ulama terdahulu yang salih-salih yaitu antara lain sebagai berikut: 1. Hendaklah dibacakan azan pada telinga bayi sebelah kanan dan diiqamati pada telinga sebelah kiri, agar diselamatkan Allah dari gangguan Ummus Sibyan (jin), ank arena mengikuti sunnah Nabi Muhammad Sallallau Alaihi wa Sallam, yang



paduka laksanakan azan dan iqamat itu di telinganya Sayidina Hasan bin Ali, ketika baru dilahirkan dari kandungan Sayidatina Fatimah al-Zahra’ Radliyallahu ‘Anhuma, serta sekaligus menanamkan tauhid ke dalam hati dan pendengarannya. Disebutkan dalam kitab IRSYADUZZAUJAIN :HALAMAN 53-54 Hendaknya mengadzani pada tyelinga bayi ,diceritakan olehsahabat Rofiq dari ayahnya berkata :saya melihat Nabi Muhammad mengadzani ditelinga cucunya Sayyidina Hasan disaat siti fatimah Melahirkanya. Diceritakan dari Nabi Muammad SAW bersabda : Siapa orang yang melahirkan seorang anak maka dia mengadzani di telinga kanannya Dn membacakan Iqomah pada telinga kirinya,maka anak itu akan di jaga dari ummu sibyan (sebangsa jin atau syetan ) Disebutkan dalam kitab JAMAL sarahnya Imam Romli :Hikmah membacakan adzan dan iqomah pada bayi ,bahwasannya syetan itu mengganggu seorang anak diwaktu dilahirkan ,maka syariatnya membacakan adzan dan iqomah karena syaitan itu lari disaat mendengar adzan dan iqomah . 2. Dan disunnahkan untuk membacakan surat Al ikhlas pada telinga kanan bayi karna Nabi pernah membacakan surat Alikhlas pada seorang anak bayi.juga disunnahkan mmbacakan pada telinga kanan bayi yaitu : ‫ا ن نن نيي ا ا ن‬ ‫عيياذهها نبهك هواذننر ي نهتههها نمهن ال نهشيي ه‬ ‫طا نن ال نهرنجييمن‬ Dengan dikehendaki nama apabila laki laki . 3. Hendaklah kepada bayi itu dibacakan surat Ikhlas tiga kali pada telinganya sebelah kanan, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam, juga pernah berbuat demikian. 4. Hendaklah “dicetaki” dengan buah kurma. Kalau tidak ada, biasa dengan makanan manis, yang tidak dimasak dengan api. 5. Hendaklah dibacakan surat Al-Qadar atau surat Innaa Anzalnahu pada telinganya yang kanan, karena bayi yang dibacakan surat tersebut, Allah mentakdirkan, anak tersebut tidak akan berbuat zina selama hidupnya (Hasyiyah Al-Jamal Ala Syarhi Al-Minhaj: V/267, Hasyiyah Al-Bajuri: 11/305, Fathul Qarib: 63, Fathul Wahab pada Hamisy Hasyiyah Al-Jamal: V/265). Mengambil dari ketrangan As-Syekh Dairobi :Bahwasannya disunnahkan untuk membaca pada telinga kanan seorang bayi surat Al Qodar yaitu :



‫انا انزلناه في ليلة القدر الية‬ Karna orang yang melakukan hal tersebut pada seorang bayi Insya Allah anak itu tidak akan melakukan perbuatan zina sepanjang hidupnya . Disebutkan dalam kitab QURROTUL UYUN :Bahwasanya orang yang membacakan 7 ‫يا رقيب‬x kemudian membaca :



‫خييرر هحانف ظ‬ ‫ظا هواههو ا هيرهحام ال نهرانحنمين‬ ‫هفا ا‬ ‫ل ه‬ Pada istri dan anaknya maka Allah akan menjaga istri dan anaknya Juga di sebutkan dalam kitab AL ADZKARUNNAWAWI untuk membaca



‫ا انعيياذهك ) نك ( نبك هل نهما ن‬ ‫ل هشيي ه‬ “‫ل‬ ‫تا ن‬ ‫طانن هوهها نهمنة هونمين اك ن ن‬ ‫ل ال نهتا نهمنة نمين اك ن ن‬ ‫عيينن ل ه نهمنة‬ ‫ه‬



6. Hendaklah sunah mengaqiqahkan putra lelaki dengan menyembelih kambing dua ekor dan putra wanita dengan menyembelih kambing satu ekor. Ketika menyembelih aqiqah disunahkan pada hari yang ketujuh dari kelahirannya. 7. Hendaklah sunah memberi nama yang bagus kepada anak ketika pada hari ke tujuh pula, karena Nabi Muhammad Sallahu Alaihi wa Sallam, bersabda:



‫)عن أبى‬. ‫إنكم تدعون يوم القيامة بأسمائكم وأسماء أبائكم فحسنوا أسمائكم‬ (‫درداء‬. “Bahwa kamu pada hari kiamat akan diundang dengan nama -namamu dan namanama bapakmu, maka bagusilah nama-nama-mu.” (Hadits Dari Abi Darda’). 8. Hendaklah, setelah menyembelih aqiqah, disunahkan memo-tong atau mencukur rambut bayi dan disunahkan pula sede-kah emas atau perak sebobot rambutnya tadi (Syarhu Al-Minhaj serta Hasyiyah Al-Jamal: V/266). 9. Hendaklah memohon kepada Allah agar pada saatnya lahir bayi nanti dimudahkan Allah dan lahir dengan selamat yaitu membaca:



‫خر ل‬ ‫ج‬ ‫ضــي ج ل‬ ‫ة‬ ‫ن ل‬ ‫ع ة‬ ‫ق ة‬ ‫ول لدج م‬ ‫ســ ل‬ ‫ار ج ر ج‬ ‫ة ا مل لــى ل‬ ‫ج أييـ ل‬ ‫م ج‬ ‫هاجال ل‬ ‫ن ب لط م‬ ‫عل ل ل‬ ‫ج بم ر‬ ‫فى‬ ‫ه الدين جليا ا ر ج‬ ‫ك م‬ ‫ل‬ ‫ه ا لل ل م‬ ‫ة الل م‬ ‫قدجلر م‬ ‫ذ م‬ ‫ه م‬ ‫ج ل‬ ‫ذى ل‬ ‫خرر ج‬ ‫ل‬ ‫ن ا مللى ل‬ ‫ل‬ ‫هــ ل‬ ‫ذا‬ ‫و أن جلزل جلنـا ل‬ ‫م ج‬ ‫ر ل‬ ‫ر ل‬ ‫وم ة – ل ل ج‬ ‫عل ر ج‬ ‫قدل ة‬ ‫قلرا ة‬ ‫مك مي ج ة‬



‫ل‬ ‫جال ر‬ ‫ن‬ ‫ه ل‬ ‫صــدد ع‬ ‫ن ل‬ ‫ش ة‬ ‫عا م‬ ‫خا م‬ ‫قجرنآ ل‬ ‫عللى ل‬ ‫مــ ج‬ ‫عا ر‬ ‫ل ل للرأي جت ل ر‬ ‫مت ل ل‬ ‫جب ل ة‬ ‫وت مل جــ ل‬ ‫مث لــا ر‬ ‫خ ج‬ ‫س‬ ‫ل‬ ‫ل نل ج‬ ‫شــي ل م‬ ‫رب ر ل‬ ‫ك ا جل ل ج‬ ‫ة اللــه ل‬ ‫ضــ م‬ ‫ها مللن لــا م‬ ‫م ي لت ل ل‬ ‫و‬ ‫ه إ مل ل ر‬ ‫ن– ر‬ ‫ه ال ل م‬ ‫و ل‬ ‫لل ل‬ ‫ذى ل ل إ مل ل ل‬ ‫و الل ر‬ ‫عل لك ر ج‬ ‫هــ ل‬ ‫ه ل‬ ‫فك لرر ج‬ ‫مل م ر‬ ‫ك جال ر‬ ‫مــ ج‬ ‫ن‬ ‫هي ج م‬ ‫ؤ م‬ ‫ســل ل ر‬ ‫م ل‬ ‫س ال ل‬ ‫مــ ر‬ ‫مــ ر‬ ‫ن ال ج ر‬ ‫م ال ج ر‬ ‫ا لل ج ل‬ ‫و ر‬ ‫قدي ج‬ ‫مــا‬ ‫ه ل‬ ‫حا ل‬ ‫ســب ج ل‬ ‫زي جــرز ال ج ل‬ ‫جال ل‬ ‫ ر‬. ‫مت لك لب دــرر‬ ‫ع ل‬ ‫ن اللــ ر‬ ‫جب لــارر ال ج ر‬ ‫ع م‬ ‫ر ر‬ ‫ير ج‬ ‫ه‬ ‫ه ال ج ل‬ ‫ ر‬.‫ن‬ ‫و ل‬ ‫ورر للــ ر‬ ‫ئ ال ج ر‬ ‫خال م ر‬ ‫و الل ر‬ ‫م ل‬ ‫ص د‬ ‫ه ل‬ ‫رك ر ج‬ ‫ق جاللبا م‬ ‫ش م‬ ‫ت‬ ‫ما م‬ ‫وا م‬ ‫سب د ر‬ ‫ماءر ال ج ر‬ ‫فى ال ل‬ ‫سلنى ي ر ل‬ ‫ح ج‬ ‫ا جل ل ج‬ ‫س ل‬ ‫ه ل‬ ‫ح لل ر‬ ‫س ل‬ ‫م ل‬ ‫ل ج‬ ‫ون رن لــدز ر‬ ‫ن‬ ‫و ر‬ ‫ل م‬ ‫زي جــرز ال ج ل‬ ‫و جال ل‬ ‫مــ ج‬ ‫حك مي جــ ر‬ ‫م– ل‬ ‫هــ ل‬ ‫ض ل‬ ‫ع م‬ ‫وال لجر م‬ ‫ش ل‬ ‫جالـ ر‬ ‫م ج‬ .‫ن‬ ‫مـ ء‬ ‫مـا ر‬ ‫ؤ م‬ ‫و م‬ ‫ولر ج‬ ‫من مي ج ل‬ ‫ة ل مل ج ر‬ ‫ح ل‬ ‫ن ل‬ ‫فاءء ل‬ ‫ه ل‬ ‫قجرنآ م‬ (Hasyiyah Al-Bujairami Ala Al-Khatib: V/310). >>Sebelum dimandikan disunahkan mengadzani ditelinga kanan dan diIqomati ditelinga kiri. Disandarkan pada beberapa hadis antara lain; • Dari Abi Rofi’ radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah mengadzankan Sayyidina Husain di telinganya pada saat Sayyidina Husain baru dilahirkan oleh Sayyidatuna Fatimah dengan bacaan adzan untuk sholat .” (HR. Ahmad, Abu dawud, Tarmidzi, dishohihkannya). • Dari Abi Rofi’ berkata dia, “Aku pernah melihat Nabi melakukan adzan pada telinga Al Hasan dan Al Husain radhiyallahu ‘anhuma.” (HR. Thabrani) • “Barangsiapa yang kelahiran seorang anak, lalu anaknya diadzankan pada telinganya yang sebelah kanan serta di iqomatkan pada telinga yang kiri, niscaya tidaklah anak tersebut diganggu oleh Ummu Shibyan (HR. Ibnu Sunni, Imam Haitsami menuliskan riwayat ini pada Majmu’ Az Zawaid, jilid 4,halaman 59). Menurut pensyarah hadis, Ummu Shibyan adalah jin wanita yang selalu mengganggu dan mengikuti anak-anak bayi. >>Di aqiqohi pada hari ke7 dr kelahiran,jk bayinya laki laki maka menyembelih dua ekor kambing.jk perempuan maka menyembelih 1 ekor kambing. syarat kambing yg digunakan untuk aqiqoh sama dengan syrat kambing yang



disembilih untuk korban. jika tidak mampu aqiqoh dengan menyembelih kambing ( Fakir) alangkah baiknya mengikuti pendapat Ibnu Abbas yang memperbolehkan Aqiqoh dengan menyembelih hewan yang halal,misal ayam,itik atau laenya. (Bughyatul Murtasyiddiin hal 257) Imam Ahmad Bin Hambal Berkata:bayi yang tidak diAqiqohi sedang orang tuanya mampu maka kelak diakhirat tidak diberi Izin oleh Alloh untuk memberikan Syafaat pada kedua orang tuanya. ( I`anatuttolibin Juz II hal 335) jika hari ke 7 blm mampu maka hari ke 14 jk blm mampu mka hari ke 21 jk blm mampu jua tetep mendapatkan kesunahan sampe baligh. dan bila sudah baliqh maka kesunahan pada orang tua udah gugur,tp bagi sianak yg bersangkutan maka diperkenankan untuk memilih Melaksanakan aqiqoh ataupun tidak.tp lebih baik melaksanakan aqiqoh untuk dirinya sendiri. (keterangan Tausekh hal 272) 1.kesunahan menyembelih aqiqoh ketika matahari terbit /pagi hari. 2.andai bayi meninggal sebelum usia 7 hari orang tua tetep mendapatkan kesunahan melaksanakan aqiqoh.(keterangan Tausekh hal 272) >>Kesunahan berikutnya adalah :mencukur seluruh rambut bayi pada hari ke 7 setelah diAqiqohi,kemudian shodaqoh emas atau perak seberat rambut yang dicukur. (Bujairimi Juz I halaman 352 dan I`anatuttolibin Juz II Halaman 339-340) >>Diberi nama yang baik.Nabi bersabda:Sesungguhnya kelak Dihari Qiyamat kalian semua akan dipanggil dengan nama nama kalian semua serta nama nama Bapak kalian.maka Buatlah Nama yang baik.(HR.Abu Daud) Adapun Nama yang paling baik adalah Abdulloh lalu Abdurrohman selanjutnya kata "Abdu"yang dirangkai dengn salah satu Asma Alloh,seperti Abduljalal,Abdul Mu`id dll.selanjutnya nama yang diawali Dengan Muhammad selanjutnya Ahmad. Ibnu Sa’ad dalam kitab At-Thobaqot Al-Kubro menyebutkan, bahwa orang-orang Arab telah lama mendengar dari para ahli kitab tentang akan lahirnya seorang nabi di tanah Arab bernama Muhammad yang waktunya sudah tiba; maka ada beberapa bayi laki-laki yang lahir pada waktu itu diberi nama Muhammad dengan harapan semoga menjadi Nabi; mereka itu adalah Muhammad anak Huzai’i dari Bani DZakwan, Muhammad anak Sofyan dari Bani Tamim,



‫للــه عليــك أن تســميه محمــدا فــإنه يعيــش‬ ‫قالت‪ :‬ففعلت فعاش‬ ‫‪Seorang perempuan telah berkata kepada Rasulullah SAW,”Ya Rasululloh,‬‬ ‫‪aku ini seorang perempuan yang tidak mempunyai anak lelaki yang hidup,” Maka‬‬ ‫‪Rasululloh SAW dawuh,”Bernadzarlah engkau kepada Allah bahwa, apabila‬‬ ‫‪engkau mendapat anak lelaki, engkau akan namakan anak itu Muhammad.” Maka‬‬ ‫‪ia pun melakukannya, ternyata anak lelakinya hidup selamat dan baik.....(sedikit‬‬ ‫) ‪tarjim bebas‬‬



‫‪DOA HAMIL‬‬ ‫‪Ada sebagian kiyai menganjurkan untuk membaca surat-surat Al-Quran berikut:1.‬‬ ‫‪Yusuf 2. Al Kahfi 3. Maryam4. Yasin5. Waqi'ah6. Al Mulk7. Annaba 8. Innaa‬‬ ‫‪Anzalnaa9. Al-IkhlasAbdullah Afif DOA HAMIL IJAZAH DARI SYAIKHONA‬‬ ‫‪KHOLIL‬‬



‫‪Untuk Suami.‬‬



‫صط ل ل‬ ‫ا لل ج ل‬ ‫فى‬ ‫ح ج‬ ‫ح ج‬ ‫ضلر م‬ ‫ة ا مللى ل‬ ‫فات م ل‬ ‫ي ال ج ر‬ ‫م ج‬ ‫ةالن لب م د‬ ‫م‬ ‫ه ل‬ ‫عل لي ج م‬ ‫و س‬ ‫سل ل ل‬ ‫صللى الل ر‬ ‫ل‬ ‫ه ل‬ ‫ا لل ج ل‬ ‫ة ال ل‬ ‫د‬ ‫خ ل‬ ‫حــ ج‬ ‫ح ج‬ ‫عجبــ م‬ ‫ضــلر م‬ ‫ة ا مللــى ل‬ ‫فات م ل‬ ‫شــي ج م‬ ‫ال ج ل‬ ‫جي جللمني‪.‬‬ ‫قامدجر ا لل ج م‬ ‫ا لل ج ل‬ ‫ة ال ل‬ ‫شــي ج‬ ‫هي‬ ‫ح ج‬ ‫ح ج‬ ‫خ ك مي لــا م‬ ‫ضــلر م‬ ‫ة ا مل لــى ل‬ ‫فات م ل‬ ‫غ ل‬ ‫ف لبا ج‬ ‫خملي ج‬ ‫ن‬ ‫مدج ل‬ ‫ن ل‬ ‫طي ج‬ ‫عب جدر الل ل م‬ ‫م ل‬ ‫كال ل ج‬ ‫ل بم ج‬ ‫ح ل‬ ‫ر‬ ‫ن اللر م‬ ‫سم م الل م‬ ‫ه اللر ج‬ ‫بم ج‬ ‫ح م‬ ‫حي جم م‬ ‫م م‬ ‫ب‬ ‫ف × ‪7‬ي ل ج‬ ‫ول جي لت لل لطلــ ج‬ ‫ج م‬ ‫خــرر ر‬ ‫مــ ج‬ ‫صــل ج م‬ ‫ن ال ي‬ ‫ل‬ ‫ن ب لي جــ م‬ ‫ب ×‪3‬‬ ‫والت للرائ م ج‬ ‫ل‬ ‫صــ د‬ ‫ل‬ ‫عــال ل م‬ ‫مــدر مللــ م‬ ‫ب ال ل‬ ‫ه لر د‬ ‫ا لل ج ل‬ ‫ن لالل ل ر‬ ‫مي ج ل‬ ‫هــ ل‬ ‫ح ج‬ ‫م ل‬ ‫فــ ج‬ ‫ح ل‬ ‫ل‬ ‫ســي د م‬ ‫ول لــدل‬ ‫م ا ج‬ ‫م ل‬ ‫مــدج لالل ل ر‬ ‫عل لــى ل‬ ‫هــ ل‬ ‫ح ل‬ ‫دلنا ر‬ ‫ظ ل‬ ‫عللى الدين جليا‬ ‫ها إ مللى ر‬ ‫ه ل‬ ‫ج م‬ ‫جمتي م‬ ‫و ل‬ ‫ن ب لطجن م ل‬ ‫م ج‬ ‫و م‬ ‫خرر ج‬ ‫لز ج‬



‫‪Muhammad anak Al-Jusami dari Bani Suwa’ah; dan ada lagi Muhammad Al-Usaidi‬‬ ‫‪dan Muhammad Al-Qufaini,‬‬



‫حدثنا أبو العباس جعفر بن محمد الوراق ثنا‬ ‫محمد بن علي بن الحسن ‪ ،‬ثنا عبــد المــؤمن‬ ‫بن خلف ‪ ،‬ثنا جدي‪ :‬الطفيل بــن زيــد ‪ ،‬وثنــا‬ ‫نصر بن عبد الكريم ‪ ،‬ثنا محمد بن الفضــل ‪،‬‬ ‫عن عثمان بن عطاء ‪ ،‬عن أبيــه‪ ،‬قــال‪ » :‬مــا‬ ‫من امرأة حبلى جعلـت فــي نفســها إن ولــد‬ ‫لها غلم أن تسميه محمـدا إل ولــدت غلمــا‪،‬‬ ‫وما من أهل بيت فيهــم اســم محمــد إل لــم‬ ‫يزالوا يتعارجون ما دام بين أظهرهم‪”-‬‬ ‫‪Barang siapa memiliki istri yang sedang mengandung dan bercita – cita‬‬ ‫‪hendak menamakan anak yang masih dalam Rahim itu dengan nama Muhammad,‬‬ ‫‪Allah Ta’ala akan mengaruniakan kepadanya anak lelaki, dan jika ada seorang yang‬‬ ‫‪bernama Muhammad didalam sebuah rumah, niscaya Allah Ta’ala mengaruniakan‬‬ ‫‪berkah didalam rumah itu‬‬



‫خبرنا عبد اللــه بــن محمــد بــن رضــوان ‪ ،‬ثنــا‬ ‫أحمد بن محمــد بــن الحصــين الســتراباذي ‪،‬‬ ‫ثنا أبي‪ ،‬ثنا عبد الله بن محمد بــن خلد ‪ ،‬ثنــا‬ ‫عبد الرحمن بــن محمــود بــن جبلــة ‪ ،‬حــدثتنا‬ ‫زبيدة بنت سعد ‪ ،‬قالت‪ » :‬حدثتني أم كلثوم‬ ‫بنت قطبة‪ ،‬عن أمها جليلة بنت عبد الجليــل‬ ‫قــالت‪ :‬قلــت‪ :‬يــا رســول اللــه‪ ،‬أنــا امــرأة ل‬ ‫يعيش لها ولد فما تــأمرني؟ فقــال‪ :‬اجعلــي‬



‫مل لئ م ل‬ ‫م ل‬ ‫ن‬ ‫كـــــ م‬ ‫مجر ل‬ ‫قلرب مجيـــــ ل‬ ‫ســـــل مي ج ل‬ ‫ة ال ج ر‬ ‫وال ج ل‬ ‫وال ج ر‬ ‫ن ل‬ ‫ل‬ ‫عل لــى‬ ‫ول مليا م‬ ‫صــللى اللــه ل‬ ‫صــال م م‬ ‫حي ج ل‬ ‫و ل‬ ‫وال ل‬ ‫ن ل‬ ‫ء ل‬ ‫وال ل ج‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ن‬ ‫م م‬ ‫حب م م‬ ‫واملــ م‬ ‫مــ ة‬ ‫ســي د م‬ ‫ه ا ج‬ ‫صــ ج‬ ‫م ل‬ ‫ل‬ ‫عجيــ ل‬ ‫ج ل‬ ‫ح ل‬ ‫دلنا ر‬ ‫و ل‬ ‫ه ل‬ ‫د ل‬ ‫ن‬ ‫عال ل م‬ ‫مدر ملل م‬ ‫ب ال ل‬ ‫ه لر د‬ ‫وال ج ل‬ ‫مي ج ل‬ ‫ح ج‬ ‫ل‬ ‫‪.Untuk Istri‬‬



‫صــطل ل‬ ‫ا لل ج ل‬ ‫فى‬ ‫ح ج‬ ‫ح ج‬ ‫ضلر م‬ ‫ة ا مللى ل‬ ‫فات م ل‬ ‫ي ال ج ر‬ ‫م ج‬ ‫ة الن لب م د‬ ‫م‪.‬‬ ‫ه ل‬ ‫عل لي ج م‬ ‫و س‬ ‫سل ل ل‬ ‫صللى الل ر‬ ‫ل‬ ‫ه ل‬ ‫د ال ج ل‬ ‫ا لل ج ل‬ ‫ة ال ل‬ ‫قامدجر‬ ‫خ ل‬ ‫ح ج‬ ‫ح ج‬ ‫عب ج م‬ ‫ضلر م‬ ‫ة ا مللى ل‬ ‫فات م ل‬ ‫شي ج م‬ ‫جي جللمني‪.‬‬ ‫ا لل ج م‬ ‫ا لل ج ل‬ ‫ة ال ل‬ ‫شــي ج‬ ‫هي‬ ‫حــ ج‬ ‫ح ج‬ ‫خ ك مي لــا م‬ ‫ضــلر م‬ ‫ة ا مل لــى ل‬ ‫فات م ل‬ ‫غ ل‬ ‫ف لبا ج‬ ‫خملي ج‬ ‫ن‬ ‫مدج ل‬ ‫ن ل‬ ‫طي ج‬ ‫عب جدر الل ل م‬ ‫م ل‬ ‫كال ل ج‬ ‫ل بم ج‬ ‫ح ل‬ ‫ر‬ ‫ن اللر م‬ ‫سم م الل م‬ ‫ه اللر ج‬ ‫بم ج‬ ‫ح م‬ ‫حي جم م‬ ‫م م‬ ‫ب‬ ‫ف × ‪7‬ي ل ج‬ ‫ول جي لت لل لطلــ ج‬ ‫ج م‬ ‫خــرر ر‬ ‫مــ ج‬ ‫صــل ج م‬ ‫ن ال ي‬ ‫ل‬ ‫ن ب لي جــ م‬ ‫ب ×‪3‬‬ ‫والت للرائ م ج‬ ‫ل‬ ‫صــ د‬ ‫ل‬ ‫عــال ل م‬ ‫مــدر مللــ م‬ ‫ب ال ل‬ ‫ه لر د‬ ‫ا لل ج ل‬ ‫ن لالل ل ر‬ ‫مي ج ل‬ ‫هــ ل‬ ‫ح ج‬ ‫م ل‬ ‫فــ ج‬ ‫ح ل‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ول لــ م‬ ‫سي د م‬ ‫م ا ج‬ ‫م ل‬ ‫مــدج لالل ل ر‬ ‫عللى ل‬ ‫د ج‬ ‫هــ ل‬ ‫ح ل‬ ‫دلنا ر‬ ‫ظ ل‬ ‫ن‬ ‫ي إ مللى ر‬ ‫ه ل‬ ‫عللى الــدين جليا م‬ ‫ج م‬ ‫م‬ ‫مــ ج‬ ‫م ج‬ ‫و م‬ ‫خرر ج‬ ‫ن ب لطجن م ج‬ ‫وا ج‬ ‫ة‬ ‫م م‬ ‫شـ م‬ ‫ها إ مللى ال م‬ ‫مــ م‬ ‫ف م‬ ‫خلر م‬ ‫ي بم ر‬ ‫مدلت م ل‬ ‫حجر ل‬ ‫ه ل‬ ‫ر‬ ‫ة ل‬ ‫عـ ج‬ ‫صط ل ل‬ ‫م‬ ‫فى‬ ‫صللى الله ل‬ ‫عل لي ج م‬ ‫و ل‬ ‫سل ل ل‬ ‫ي ال ج ر‬ ‫ل‬ ‫م ج‬ ‫ه ل‬ ‫الن لب م د‬ ‫فاءر ل‬ ‫شــ ل‬ ‫شــ ل‬ ‫شــ ل‬ ‫ف مل ل ج‬ ‫ت ل‬ ‫فاءع‬ ‫ك م‬ ‫فاءل ا مل ل م‬ ‫شــا م‬ ‫ا لن جــ ل‬ ‫ســ ل‬ ‫جل ع ل ل ي ر ل‬ ‫ل‬ ‫ما‪ ،‬لالل ل ر‬ ‫غــامدجر ل‬ ‫وجرهر‬ ‫هــ ل‬ ‫ق ع‬ ‫م ل‬ ‫عــا م‬ ‫صــ د‬ ‫ت ل‬ ‫مان عــا‬ ‫مي جل لــ ع‬ ‫سن ل ع‬ ‫ج م‬ ‫ة ل‬ ‫ولرةع ل‬ ‫وث لب دــ ج‬ ‫ح ل‬ ‫ه إ مي ج ل‬ ‫قل جب لــ ر‬ ‫ر‬ ‫ة ل‬ ‫ص ج‬ ‫ول م ل‬ ‫بم ل‬ ‫ه‬ ‫مــ ة‬ ‫ســي د م‬ ‫م ل‬ ‫ك ل‬ ‫وب ملر ر‬ ‫صــللى اللــ ر‬ ‫ح ل‬ ‫دلنا ر‬ ‫د ل‬ ‫س ج‬ ‫ك ل‬



‫ر‬ ‫وا ج‬ ‫ه‬ ‫شــ م‬ ‫ها إ مللى ال م‬ ‫مــ م‬ ‫ف م‬ ‫خــلر م‬ ‫م‬ ‫مــ ل‬ ‫مدلت م ل‬ ‫م ج‬ ‫ع أ د‬ ‫ه ل‬ ‫ن ر‬ ‫ة ل‬ ‫صط ل ل‬ ‫ه‬ ‫صللى الله ل‬ ‫عل لي جــ م‬ ‫م م‬ ‫بم ر‬ ‫ي ال ج ر‬ ‫حجر ل‬ ‫فى ل‬ ‫م ج‬ ‫ة الن لب م د‬ ‫فاءر ل‬ ‫شــ ل‬ ‫شــ ل‬ ‫ف مل ل ج‬ ‫ت ل‬ ‫ك‬ ‫فاءل ا مل ل م‬ ‫شــا م‬ ‫م ا لن جــ ل‬ ‫و ل‬ ‫ســل ل ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ســ ل‬ ‫شــ ل‬ ‫م‬ ‫جل ع ل ل ي ر ل‬ ‫فاءع ل‬ ‫م‬ ‫ما‪ ،‬الل ر‬ ‫غــامدجر ل‬ ‫هــ ل‬ ‫ق ع‬ ‫عــا م‬ ‫ت ل‬ ‫ه‬ ‫مي جل لــ ع‬ ‫ســن ل ع‬ ‫ج م‬ ‫ة ل‬ ‫ولرةع ل‬ ‫وث لب دــ ج‬ ‫ح ل‬ ‫قل جب لــ ر‬ ‫وجرهر ر‬ ‫ل‬ ‫ة ل‬ ‫ص ج‬ ‫ص د‬ ‫ول م ل‬ ‫ماعنا ب م ل‬ ‫صــللى‬ ‫مــ ة‬ ‫ســي د م‬ ‫م ل‬ ‫ك ل‬ ‫وب ملر ر‬ ‫ح ل‬ ‫دلنا ر‬ ‫إ مي ج ل‬ ‫د ل‬ ‫س ج‬ ‫ك ل‬ ‫ة‬ ‫ه ل‬ ‫وا جل ل م‬ ‫م م‬ ‫خــلر م‬ ‫عل لي جــ م‬ ‫و ل‬ ‫ســل ل ل‬ ‫اللــ ر‬ ‫فــي الــدين جليا ل‬ ‫ه ل‬ ‫و ج‬ ‫هــا‬ ‫م ال ج‬ ‫ه م‬ ‫ر ج‬ ‫قــ ل‬ ‫ول لدلت م ل‬ ‫ن ب لطجن م ل‬ ‫لالل ل ر‬ ‫مــ ج‬ ‫جــ ر‬ ‫ه ل‬ ‫هــا ل‬ ‫ت م‬ ‫خ م‬ ‫ة‬ ‫مي جلنــ ل‬ ‫ســي ددلت ملنا ا ل م‬ ‫هل ج ل‬ ‫ت ل‬ ‫س ل‬ ‫ما ل‬ ‫و ل‬ ‫س ج‬ ‫ل‬ ‫ما ك ل ل‬ ‫سل مي ج ع‬ ‫هل ع ل‬ ‫ه‬ ‫ه ل‬ ‫هــا م‬ ‫لر م‬ ‫ج ل‬ ‫وا ج‬ ‫ول لدلت م ل‬ ‫عن ج ل‬ ‫عل جــ ر‬ ‫ي اللــ ر‬ ‫هــا ل‬ ‫ضــ ل‬ ‫عن جــدل م‬ ‫ه‬ ‫وجال م‬ ‫دا م‬ ‫ســ م‬ ‫خــلر م‬ ‫ج ل‬ ‫ول ل ت ل ج‬ ‫عي ج ع‬ ‫ل‬ ‫عجلــ ر‬ ‫ة ل‬ ‫فــي الــدين جليا ل‬ ‫ل‬ ‫وت ل ل‬ ‫قب لــ ج‬ ‫مــا‬ ‫ل در ل‬ ‫خليان لــ ع‬ ‫و م‬ ‫وك لــ م‬ ‫عائ لن لــا ك ل ل‬ ‫ة ل‬ ‫ذي جعبا ل‬ ‫غي جعبا ل‬ ‫ول م ل‬ ‫عاءل ن لب مي د ل‬ ‫تل ل‬ ‫د‬ ‫ت در ل‬ ‫مــ ة‬ ‫سي د م‬ ‫م ل‬ ‫قب لل ج ل‬ ‫ك ل‬ ‫ك ولر ر‬ ‫ح ل‬ ‫دلنا ر‬ ‫س ج‬ ‫ف ج‬ ‫ح ل‬ ‫ه ل‬ ‫عل لي ج م‬ ‫وللــدل‬ ‫م ا ج‬ ‫م لالل ل ر‬ ‫و ل‬ ‫ه ل‬ ‫سل ل ل‬ ‫صللى الل ر‬ ‫ل‬ ‫ظ ل‬ ‫ه ل‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ذي ا ج‬ ‫عالم م الظلم م ا ملى ل‬ ‫ن ل‬ ‫ت م‬ ‫ال ل م‬ ‫خلر ج‬ ‫ج ل‬ ‫م ج‬ ‫عال م ل‬ ‫حا ل‬ ‫قل ع ل لطمي ج ع‬ ‫فــا‬ ‫مل ع ل‬ ‫عا م‬ ‫ص م‬ ‫كا م‬ ‫حي ج ع‬ ‫ج ل‬ ‫وا ج‬ ‫عل ج ر‬ ‫ه ل‬ ‫ر ل‬ ‫الن ي ج‬ ‫و م‬ ‫عاملمــا ع‬ ‫ه ل‬ ‫و ل‬ ‫شــا م‬ ‫ه ع‬ ‫ج ل‬ ‫م ا ج‬ ‫لالل ل ر‬ ‫و ر‬ ‫عجلــ ر‬ ‫هــ ل‬ ‫ملبالركــا ع ل‬ ‫دا ل‬ ‫وك ملتاب مــــ ل‬ ‫مــــ ل‬ ‫ك‬ ‫حا م‬ ‫فظعــــا ل مك لل ل م‬ ‫و ل‬ ‫ك ال ج ل‬ ‫ن ل‬ ‫و م‬ ‫مك جن رــــ ج‬ ‫ل‬ ‫ح ر‬ ‫و ج‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫ل ر‬ ‫و م‬ ‫ح ج‬ ‫صــ د‬ ‫م ج‬ ‫ظ لالل ل ر‬ ‫ع ج‬ ‫هــ ل‬ ‫ال ج ل‬ ‫و ل‬ ‫مــلرهر ل‬ ‫طــ د‬ ‫فــ ج‬ ‫ة ال ر‬ ‫وا ل ج‬ ‫ن‬ ‫ه لم م‬ ‫قــلراءل م‬ ‫صــ ج‬ ‫ل‬ ‫ح لم ل‬ ‫ج ل‬ ‫ســان ل ر‬ ‫ف ل‬ ‫قــجرنآ م‬ ‫ســدلهر ل‬ ‫ض‬ ‫صب جعرا م‬ ‫دي ج م‬ ‫ح م‬ ‫ج ل‬ ‫م ا ج‬ ‫وال ج ل‬ ‫ث لالل ل ر‬ ‫مــ ل‬ ‫ن ال ج ل‬ ‫عل ج ر‬ ‫ه ل‬ ‫ه ل‬ ‫ل‬ ‫مــلر م‬ ‫ج‬ ‫ج‬ ‫ج‬ ‫ل‬ ‫وال من جت م ل‬ ‫د‬ ‫مــ ة‬ ‫ســي د م‬ ‫ش ب مب للركــ م‬ ‫م ل‬ ‫وال ل‬ ‫ة ل‬ ‫ح ل‬ ‫دلنا ر‬ ‫قام م ل‬ ‫ل‬ ‫عط م‬ ‫ء‬ ‫ع ال لن جب مي لــا م‬ ‫صللى اللــه ل‬ ‫ج م‬ ‫عل لي جــ م‬ ‫و ل‬ ‫و ل‬ ‫ســل ل ل‬ ‫ل‬ ‫م ل‬ ‫ه ل‬ ‫مي جــ م‬



‫م‬ ‫ل‬ ‫وا جل ل م‬ ‫م م‬ ‫خــلر م‬ ‫عل لي ج م‬ ‫ة لالل ل ر‬ ‫و ل‬ ‫هــ ل‬ ‫ســل ل ل‬ ‫فــي الــدين جليا ل‬ ‫ه ل‬ ‫هل ع‬ ‫و ج‬ ‫ال ج‬ ‫ه م‬ ‫ر ج‬ ‫قــ ل‬ ‫ســ ج‬ ‫ي ل‬ ‫مــ ج‬ ‫ج ر‬ ‫ي ل‬ ‫ول لدلت مــ ج‬ ‫ن ب لطجن مــ ج‬ ‫ت م‬ ‫خ م‬ ‫ي‬ ‫مي جلنــ ل‬ ‫ة لر م‬ ‫سي ددلت ملنا ا ل م‬ ‫هل ج ل‬ ‫ت ل‬ ‫س ل‬ ‫ما ل‬ ‫و ل‬ ‫ما ك ل ل‬ ‫سل مي ج ع‬ ‫ل‬ ‫ضــ ل‬ ‫ج‬ ‫في‬ ‫ه ل‬ ‫دا م‬ ‫س م‬ ‫ها م‬ ‫عي ج ع‬ ‫ج ل‬ ‫وا ج‬ ‫ه ل‬ ‫ول لدلت م ل‬ ‫عن ج ل‬ ‫عل ر‬ ‫الل ر‬ ‫ها ل‬ ‫عن جدل م‬ ‫ه ل‬ ‫ذي جعبا‬ ‫وجال م‬ ‫وك لــ م‬ ‫خــلر م‬ ‫ج ل‬ ‫ول ل ت ل ج‬ ‫عل جــ ر‬ ‫غي جب عــا ل‬ ‫ة ل‬ ‫الــدين جليا ل‬ ‫مــا ت ل ل‬ ‫وت ل ل‬ ‫قب ل ج‬ ‫ت در ل‬ ‫ل در ل‬ ‫خليان ل ع‬ ‫عــاءل‬ ‫و م‬ ‫قب لل جــ ل‬ ‫عائ لن لــا ك ل ل‬ ‫ة ل‬ ‫ل‬ ‫ول م ل‬ ‫ن لب مي د ل‬ ‫ه‬ ‫مــ ة‬ ‫ســي د م‬ ‫م ل‬ ‫ك ل‬ ‫ك ولر ر‬ ‫صــللى اللــ ر‬ ‫ح ل‬ ‫دلنا ر‬ ‫د ل‬ ‫س ج‬ ‫فــ ج‬ ‫ح ل‬ ‫ذي‬ ‫ل‬ ‫وللــدل اللــ م‬ ‫عل لجيــ م‬ ‫م ا ج‬ ‫م لالل ل ر‬ ‫و ل‬ ‫هــ ل‬ ‫ســل ل ل‬ ‫ظ ل‬ ‫ه ل‬ ‫ر‬ ‫ال ج‬ ‫عال لم م الظيل جم م ا مللى ل‬ ‫ن ل‬ ‫ت م‬ ‫خلر ج‬ ‫ج ل‬ ‫م ج‬ ‫عال م ل‬ ‫م الن ي ج‬ ‫و م‬ ‫حا ل‬ ‫قل ع ل لطمي ج ع‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫مل ع ل‬ ‫عا م‬ ‫ص م‬ ‫كا م‬ ‫حي ج ع‬ ‫ج ل‬ ‫وا ج‬ ‫فا لالل ل ر‬ ‫ه ل‬ ‫عل ج ر‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ه ل‬ ‫فظعــا‬ ‫و ل‬ ‫حا م‬ ‫شــا م‬ ‫عال ممــا ع و ل‬ ‫ه ع‬ ‫ج ل‬ ‫ا ج‬ ‫و ر‬ ‫عل ج ر‬ ‫ملبالركــا ع ل‬ ‫دا ل‬ ‫وك ملتاب م ل‬ ‫م ل‬ ‫ح ر‬ ‫م‬ ‫و م‬ ‫ل مك لل ل م‬ ‫م ج‬ ‫ظ لالل ل ر‬ ‫هــ ل‬ ‫ك ال ج ل‬ ‫ك ال ج ل‬ ‫ف ج‬ ‫ن ل‬ ‫و م‬ ‫مك جن ر ج‬ ‫وا ل ج‬ ‫و ج‬ ‫ه‬ ‫ل ر‬ ‫ص ج‬ ‫ح ل‬ ‫ح ج‬ ‫ص د‬ ‫ح لم ل‬ ‫ج ل‬ ‫سان ل ر‬ ‫ع ج‬ ‫ف ل‬ ‫و ل‬ ‫سدلهر ل‬ ‫ملرهر ل‬ ‫طل د‬ ‫ة ال ر‬ ‫ه‬ ‫لم م‬ ‫دي ج م‬ ‫حــ م‬ ‫قــلراءل م‬ ‫ج ل‬ ‫م ا ج‬ ‫وال ج ل‬ ‫ث لالل ل ر‬ ‫عل جــ ر‬ ‫هــ ل‬ ‫ن ل‬ ‫قــجرنآ م‬ ‫وال ج ل ج‬ ‫وا جل من جت م ل‬ ‫ش‬ ‫صــب جعرا م‬ ‫مــ ل‬ ‫ن ال ج ل‬ ‫ل‬ ‫قــام م ل‬ ‫ض ل‬ ‫عطــ م‬ ‫مــلر م‬ ‫ب مب للر ل‬ ‫ه‬ ‫صــللى اللــه ل‬ ‫عل لجيــ م‬ ‫مــ ة‬ ‫ســي د م‬ ‫كــ م‬ ‫م ل‬ ‫ة ل‬ ‫ح ل‬ ‫دلنا ر‬ ‫د ل‬ ‫ن‬ ‫ع ال لن جب مليـــا م‬ ‫ج م‬ ‫و ل‬ ‫مجر ل‬ ‫و ل‬ ‫ســـل مي ج ل‬ ‫وال ج ر‬ ‫ســـل ل ل‬ ‫ء ل‬ ‫م ل‬ ‫ل‬ ‫مجيـــ م‬ ‫م ل‬ ‫ن‬ ‫ول مليا م‬ ‫صــال م م‬ ‫مل لئ مك ل م‬ ‫حي ج ل‬ ‫قلرب مي ج ل‬ ‫ة ال ج ر‬ ‫وال ج ل‬ ‫وال ل‬ ‫ء ل‬ ‫وال ل ج‬ ‫ن ل‬ ‫ل‬ ‫ه‬ ‫صــللى اللــه ل‬ ‫وا لملــ م‬ ‫مــ ة‬ ‫ســي د م‬ ‫م ل‬ ‫عللــى ل‬ ‫ح ل‬ ‫دلنا ر‬ ‫و ل‬ ‫د ل‬ ‫ل‬ ‫ن‬ ‫م م‬ ‫عال ل م‬ ‫مدر ملل م‬ ‫حب م م‬ ‫ب ال ل‬ ‫ه لر د‬ ‫وال ج ل‬ ‫ه ال ج‬ ‫ص ج‬ ‫مي ج ل‬ ‫عي ج ل‬ ‫ح ج‬ ‫ج ل‬ ‫و ل‬ ‫ن ل‬ ‫ل‬ LARANGAN MEMUKUL ANAK KECIL YANG SEDANG MENANGIS



Rasulullah SAW bersabda : Janganlah kamu memukul anak- anak kamu di sebabkan mereka menangis dalam masa setahun. Karena pada empat bulan pertama kelahirannya Ia bersyahadat LAA ILAAHA ILLALLAH. Pada empat bulan kedua



pula ia berselawat ke atas Nabi SAW Dan pada empat bulan seterusnya pula ia mendoakan kedua ayah bunda nya. ( H.R. Abdullah Ibnu Umar r.a. ) Baginda Rasulullah SAW menjelaskan bahwa tangisan anak di waktu kecil pada bulan pertama adalah tanda ia bertauhid kepada Tuhan Nya dan empat bulan kedua pula ia membacakan selawat kepada Nabi nya dan empat bulan seterus nya ia memohon istighfar untuk kedua ayah bunda nya.... Rasulullah SAW Bersabda : Anak-anak sebelum sampai ia baligh maka apaapa yang di perbuat nya daripada kebaikan maka di tuliskan untuknya dan kedua ibu bapaknya. Dan apa yang di perbuat nya daripada kejahatan maka tiadalah di tulis untuk nya dan tidak pula di tulis untuk kedua ibu bapaknya. Apabila ia telah baligh maka berlakulah yang di tulis itu atasnya ia itu segala amal baik atau buruknya. ( H.R.Imam Anas bin Malik r.a.) Sabda Rasulullah SAW ;"Siapa yang menyampaikan satu ilmu dan orang membaca mengamalkannya maka dia akan beroleh pahala walaupun sudah tiada." (HR. Muslim)



BERBAHAGILAH KALIAN WAHAI WANITA KEUTAMAAN MENJADI WANITA SHOLEHAH Point-point dari halaman ini terdapat di dalam kitab Kanzul ‘Ummal, Misykah, Riadlush Shalihin, Uqudilijjain, Bhahishti Zewar, Al-Hijab, dan lain-lain,. Mudah-mudahan dapat diambil ibrah darinya. 1. Doa wanita lebih maqbul dari laki-laki karena sifat penyayang yang lebih kuat dari laki-laki. Ketika ditanya kepada Rasulallah SAW akan hal tersebut, jawab baginda : “Ibu lebih penyayang dari bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.” 2. Wanita yang solehah itu lebih baik dari 1.000 orang laki-laki yang tidak soleh. 3. Seorang wanita solehah lebih baik dari 70 orang wali. 4. Seorang wanita solehah lebih baik dari 70 laki-laki soleh. 5. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya diibaratkan seperti orang yang senantiasa menangis karena takut kepada Allah



SWT dan orang yang takut Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya. 6. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedakah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan terhadap anak laki-laki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail AS



16. Seorang wanita yang apabila mengerjakan solat lima waktu, berpuasa wajib sebulan (Ramadhan), memelihara kehormatannya serta taat kepada suaminya, maka pasti akan masuk syurga dari pintu mana saja yang dia kehendaki. 17. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu dari suaminya (10,000 tahun).



7. Tidaklah seorang wanita yang haidh itu, kecuali haidhnya merupakan kifarah (tebusan) untuk dosa-dosanya yang telah lalu, dan apabila pada hari pertama haidhnya membaca “Alhamdulillahi’alaa Kulli Halin Wa Astaghfirullah”. Segala puji bagi Allah dalam segala keadaan dan aku mohon ampun kepada Allah dari segala dosa.”; maka Allah menetapkan dia bebas dari neraka dan dengan mudah melalui shiratul mustaqim yang aman dari seksa, bahkan AllahTa’ala mengangkat derajatnya, seperti derajatnya 40 orang yang mati syahid, apabila dia selalu berzikir kepada Allah selama haidhnya.



18. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.



8. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW.) di dalam syurga.



22. Seorang wanita yang mengalami sakit saat melahirkan, maka Allah SWT memberi pahala kepadanya seperti pahala orang yang berjihad dijalan Allah SWT



9. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa taqwa serta bertanggung jawab, maka baginya adalah syurga.



23. Wanita yang melahirkan akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan tiap rasa sakit dan pada satu uratnya Allah memberikan satu pahala haji.



10. Dari ‘Aisyah r.ha. “Barang siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.” 11. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu. 12. Apabila memanggil kedua ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu. 13. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab. 14. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan meredhainya. (serta menjaga sembahyang dan puasanya) 15. ‘Aisyah r.ha. berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW. siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita ?” Jawab baginda, “Suaminya”. “Siapa pula berhak terhadap laki-laki ?” Jawab Rasulullah SAW. “Ibunya”.



19. Dua rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik dari 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil. 20. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari. 21. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadah pada malam hari.



24. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya. 25. Wanita yang meninggal dalam masa 40 hari sesudah melahirkan akan dianggap syahid. 26. Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya dari badannya (susu badan) akan dapat satu pahala dari tiap-tiap titik susu yang diberikannya. 27. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup (2 1/2 tahun), maka malaikatmalaikat di langit akan memberikan kabar gembira bahwa syurga adalah balasannya. 28. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa. 29. Wanita yang habiskan malamnya dengan tidur yang tidak nyaman karena menjaga anaknya yang sakit akan mendapat pahala seperti membebaskan 20 orang hamba.



30. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari karena menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia menghibur hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat. 31. Apabila seorang wanita mencucikan pakaian suaminya, maka Allah mencatatkan baginya seribu kebaikan, dan mengampuni dua ribu kesalahannya,bahkan segala sesuatu yang disinari matahari akan memohonkan ampun untuknya, dan Allah mengangkatkannya seribu darjat. 32. Seorang wanita yang solehah lebih baik dari seribu orang laki-laki yang tidak soleh, dan seorang wanita yang melayani suaminya selama seminggu, maka ditutupkan baginya tujuh pintu neraka dan dibukakan baginya delapan pintu syurga, yang dia dapat masuk dari pintu mana saja tanpa dihisab. 33. Mana-mana wanita yang menunggu suaminya hingga pulang, disapukan mukanya, dihamparkan duduknya atau menyediakan makan minumnya atau memandang ia pada suaminya atau memegang tangannya, memperelokkan hidangan padanya,memelihara anaknya atau memanfaatkan hartanya pada suaminya karena mencari keridhaan Allah, maka disunatkan baginya akan tiap-tiap kalimat ucapannya,tiap-tiap langkahnya dan setiap pandangannya pada suaminya sebagaimana memerdekakan seorang hamba. Pada hari Qiamat kelak, Allah kurniakan Nur hingga tercengang wanita mukmin semuanya atas kurniaan rahmat itu. Tiada seorang pun yang sampai ke mertabat itu melainkan Nabi-nabi. 34. Tidakkan putus ganjaran dari Allah kepada seorang isteri yang siang dan malamnya menggembirakan suaminya. 35. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suaminya melihat isterinya dengan kasih sayang akan di pandang Allah dengan penuh rahmat. 36. Jika wanita melayan suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat. 37. Wanita yang melayani dengan baik kepada suami yang pulang ke rumah dalam keadaan letih akan medapat pahala jihad. 38. Jika wanita memijat suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 emas dan jika wanita memijat suami bila disuruh akan mendapat pahala perak. 39. Dari Hadrat Muaz ra.: Wanita yang berdiri atas dua kakinya membakar roti untuk suaminya hingga muka dan tangannya kepanasan oleh api,maka diharamkan muka dan tangannya dari bakaran api neraka. 40. Thabit Al Banani berkata : Seorang wanita dari Bani Israel yang buta sebelah matanya sangat baik khidmatnya kepada suaminya. Apabila ia menghidangkan makanan dihadapan suaminya, dipegangnya pelita sehingga suaminya selesai



makan. Pada suatu malam pelitanya kehabisan sumbu, maka diambilnya rambutnya dijadikan sumbu pelita. Pada keesokkannya matanyayang buta telah celik. Allah kurniakan keramat (kemuliaan pada perempuan itu karena memuliakan dan menghormati suaminya). 41. Pada suatu ketika di Madinah, Rasulullah SAW. keluar mengiringi jenazah. Beliau menemukan beberapa orang wanita dalam majelis itu. Rasulullah SAW lalu bertanya, “Apakah kamu menyolatkan jenazah ?” Jawab mereka,”Tidak”. Sabda Rasulullah SAW “Sebaiknya kalian semua tidak usah ikur berziarah dan tidak ada pahala bagi kamu. Tetapi tinggallah di rumah dan berkhidmatlah kepada suami niscaya pahalanya sama dengan ibadat-ibadat orang laki-laki”. 42. Wanita yang memerah susu binatang dengan “Bismillah” akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan. 43. Wanita yang membuat adonan tepung gandum dengan “Bismillah” , Allah akan berkahkan rezekinya. 44. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di Baitullah. 45. “Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang mengeluarkan peluh ketika membuat roti, Allah akan mejadikan 7 parit diantara dirinya dengan api neraka, jarak diantara parit itu ialah sejauh langit dan bumi.” 46. “Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang, Allah akan mencatatkan untuknya perbuatan baik sebanyak utus benang yang dibuat dan memadamkan seratus perbuatan jahat.” 47. “Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang menenun kain, Allah telah menentukan satu tempat khusus untuknya di atas tahta di hari akhirat.” 48. “Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang dan kemudian dibuat pakaian untuk anak-anaknya maka Allah akan memberikan pahala sama seperti orang yang memberi makan kepada 1000 orang lapar dan memberi pakaian kepada 1000 orang yang tidak berpakaian.” 49. “Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang meminyakkan rambut anaknya,menyikatnya, mencuci pakaian mereka dan memandikan anaknya, Allah akan memberikan pahala kebaikan sebanyak helai rambut mereka dan menghapus sebanyak itu pula dosa-dosanya dan menjadikan dirinya kelihatan berseri di mata orang-orang yang memerhatikannya.” 50. Sabda Nabi SAW: “Ya Fatimah barang mana wanita meminyakkan rambut dan janggut suaminya, memotong kumis (misai) dan mengerat kukunya, Allah



akan memberinya minum dari sungai-sungai serta diringankan Allah baginya sakaratul maut dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari tamantaman syurga dan dicatatkan Allah baginya kelepasan dari api neraka dan selamatlah ia melintas Titian Shirat.” 51. Jika suami mengajarkan isterinya satu hal akan mendapat pahala 80 tahun ibadat. 52. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal dari suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat dari yakut. 53. Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat,tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati auratnya iaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah. 54. Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita (isteri) yang solehah. 55. Salah satu tanda keberkatan wanita itu ialah cepat perkahwinannya,cepat pula kehamilannya dan ringan pula maharnya (mas kahwin).



FAIDAH MELIPAT PAKAIAN



‫ فى التجريد من الثياب‬: ‫فائدتان( الولى‬ ‫عنــد النــوم فوائــد منهــا ان فيــه راحــة‬ ‫ و منهــا‬.‫البدن من حــرارة حركــة النهــار‬ ‫ و منهــا‬.‫سهولة التقليب يمينــا و شــمال‬ ‫ادخـــال الســـرور علـــى الهـــل بزيـــادة‬ ‫ و منها امتثــال المــر لن النــبي‬،‫التمتع‬ ‫صلى الله عليه و سلم نهى عن اضــاعة‬ ‫المــال و ل شــك ان النــوم فــى الثــوب‬ ‫ اذ‬،‫ و منهـــا النظافـــة‬.‫الرفيـــع يفســـده‬



‫الغالب فى القوب النوم ان يكون فيــه‬ .‫القمل و ما فى معناه‬ ‫الثانيــة( قــال بعــض اهــل العلــم يســن‬ ‫طيئ الثياب بالليل لن الطئ يرد اليها‬ ‫ارواحها و يســمى اللــه عنــد ذلــك فــان‬ ‫لم يفعل صار الشيطان يلبســها بالليــل‬ ‫و هو يلبسهل بالنهار فتبلــى ســريعا و‬ ‫فـــى الحـــديث اطـــووا ثيـــابكم فـــان‬ ‫الشــيطان ل يلبــس ثوبــا مطويــا و ورد‬ ‫ايضـــا اطـــووا ثيـــابكم ترجـــع اليهـــا‬ ‫مكتبــة دار احيــاء‬٤٨ ‫قرة العيون‬.‫ارواحها‬ ‫الكتب العربية‬ FAEDAH: Sebagian ahli ilmu berkata: "disunahkan melipat pakaian dimalam hari, karena dgn melipatnya dapat mengembalikan kondisi pakaian seperti semula dan bacalah basmalah. Jika tidak dilakukan, maka setan akan memakai pakaian tsb dimalam hari, sedang pemiliknya memakainya di siang hari. Dg demikian akan mempercepat proses kerusakannya. Nabi bersabda : " lipatlah pakaian kalian, sesungguhnya setan tidak akan mengenakan pakaian yg dilipat". Ada juga hadis lain : " lipatlah pakaian kalian, karena pakaian itu akan kembali pada kondisi semula".



BAB III : NIFAS I. Pengertian Nifas Nifas menurut bahasa adalah melahirkan, sedangkan menurut istilah syara' adalah



darah yang keluar melalui kelamin wanita setelah melahirkan atau belum melebihi 15 hari setelahnya, bila darah tidak langsung keluar. Adapun darah yang keluar saat melahirkan (jawa : nglarani manak) atau bersamaan dengan bayi, tidak disebut darah nifas. dan hukumnya sebagai berikut:



Maka, darah yang keluar 5 hari pertama disebut darah haidl, dan darah yang keluar saat melahirkan dan yang keluar bersamaan dengan bayi disebut darah istihadloh. Untuk darah yang keluar setelah melahirkan selama 20 hari disebut darah nifas. Sedangkan 1 hari masa tidak keluar darah dihukumi suci yang memisahkan antara haidl dengan nifas.



a.Bila bersambung dengan haidl sebelumnya, maka disebut darah haidl. Contoh: wanita hamil mengeluarkan darah 3 hari, kemudian melahirkan dan darah terus keluar sampai 20 hari setelah melahirkan. Maka, darah yang keluar selama 3 hari dan saat melahirkan serta darah yang keluar bersamaan dengan bayi disebut darah haidl. Sedangkan darah yang keluar setelah melahirkan selama 20 hari disebut darah nifas.



‫خانراج نمين هفيرنج‬ ‫عا اههو ال نهدام ال ي ه‬ ‫) هوالننهفااس ( ل اهغظة ال ينوهلاهداة هوهشير ظ‬ ‫ل هواسننمهي‬ ‫ي هبيعهد هفهرانغ ال نهرنحمن نمين ال يهحيم ن‬ ‫ال يهميرأ هنة ه‬ ‫ب ال ينوهلاهدنة أ ه ي‬ ‫عنق ه‬ ‫خهرهج نبهما هذهكهر هدام الط نهل ينق‬ ‫ننهفاظسا ل نأ هن ن هاه ي ه ي‬ ‫ب ن هفينس هف ه‬ ‫خاراج ه‬ ‫عنق ه‬ ‫خانراج همهع ال يهول هند هفل هييهسا نبهحيينض ل نأ ه نهن هذل نهك نمين آهثانر ال ينوهلاهدنة هوهلا‬ ‫هوال ي ه‬ ‫خارونج ال يهول هند هبيل هذل نهك هدام هفهساند ن ههعيم‬ ‫عهلى ا‬ ‫ننهفاهس ل نتهقه نادنمنه ه‬ ‫ال يامتنهنصال نمين هذل نهك نبهحيينضهها ال يامتهقهنندمن هحييرض‬ (Bujairimi Khotib) b.Bila bersambung dengan darah sebelumnya namun tidak mencapai aqollul haidl (24 jam) atau tidak bersambung dengan darah sebelumnya maka disebut darah istihadloh. -Contoh: 01. Wanita hamil mengeluarkan darah selama 20 jam, setelah itu melahirkan dan darah terus keluar selama 20 hari. Maka, darah yang keluar selama 20 jam dan darah yang keluar saat melahirkan serta yang bersamaan dengan bayi disebut darah istihadloh. Kemudian darah yang keluar selama 20 hari disebut darah nifas. -Contoh: 02. Wanita hamil mengeluarkan darah selama 5 hari, kemudian darah berhenti selama 1 hari, kemudian melahirkan dan darah keluar selama 20 hari.



Darah yang keluar setelah melahirkan dengan selang waktu 15 hari atau lebih, disebut darah haidl bila memenuhi syarat haidl. -Contoh: wanita melahirkan tanggal 1, kemudian tidak keluar darah sampai tanggal 17, lalu keluar darah selama 3 hari. Maka, darah yang keluar selama 3 hari dihukumi darah haidl dan waktu antara lahirnya bayi dan keluarnya darah (16 hari) dihukumi suci. II. Ketentuan Darah Nifas. Minimal masa nifas adalah sebentar walaupun sekejap. Masa maksimalnya 60 hari 60 malam, dan pada umumnya 40 hari 40 malam. Maksimal masa nifas dihitung mulai dari keluarnya seluruh anggota tubuh bayi dari rahim. Sedangkan yang dihukumi nifas mulai dari keluarnya darah, dengan syarat darah keluar tidak mencapai 15 hari dari kelahiran. Sehingga jika seorang ibu melahirkan pada tanggal 1, kemudian tanggal 5 baru mengeluarkan darah, maka, masa maksimal nifas dihitung mulai dari tanggal 1, dan dihukumi nifas mulai tanggal 5, waktu antara lahirnya bayi dan keluarnya darah dihukumi suci. Apabila seorang wanita setelah melahirkan mengeluarkan darah secara terputus putus, maka hukumnya sebagai berikut: a.Jika semua darah yang keluar tidak lebih dari 60 hari 60 malam dari lahirnya bayi dan Putusnya tidak lebih dari 15 hari 15 malam, maka semuanya dihukumi darah nifas (menurut pendepet yg kuat/Qoul As-Sahbi) dan masa tidak keluar darah dihukumi suci menurut ulama yg lain ( Qoul Talfiq) ket Bujairimi Khotib bab Talfiq. -Contoh: seorang ibu setelah melahirkan anak, langsung mengeluarkan darah selama 5 hari. Kemudian berhenti (tidak keluar darah) selama 10 hari, keluar lagi selama 10 hari, berhenti lagi selama 13 hari, keluar lagi selama 8 hari. Maka, semuanya dihukumi nifas, dan di saat darah berhenti dia diwajibkan melaksanakan sholat sebagaimana orang yang suci.



b.Jika darah yang keluar tidak lebih dari 60 hari 60 malam dari lahirnya bayi dan putusnya darah hingga 15 hari 15 malam atau lebih. Maka, darah sebelum masa putus dihukumi nifas dan darah setelah masa putus dihukumi haidl bila memenuhi syarat syaratnya haidl. Bila tidak memenuhinya maka dihukumi istihadloh. Sedangkan masa Putusnya darah dihukumi suci yang memisah antara nifas dan haidl. -Contoh; seorang ibu setelah melahirkan mengeluarkan darah selama 10 hari. Kemudian berhenti 16 hari, keluar lagi 5 hari. Maka, darah 10 hari disebut nifas, 5 hari haidl dan masa berhentinya darah selama 16 hari disebut masa suci yang memisah antara nifas dan haidl. c.Jika darah yang pertama masih dalam masa 60 hari dari lahirnya bayi dan darah kedua di luar masa 60 hari dari lahirnya bayi, maka darah yang pertama disebut nifas dan darah kedua disebut haidl, bila memenuhi ketentuannya. Sedangkan masa putusnya darah dihukumi suci yang memisah antara nifas dan haidl. -Contoh; Seorang ibu setelah melahirkan, langsung mengeluarkan darah selama 59 hari. Kemudian putus selama 2 hari, keluar lagi selama 5 hari, maka 59 hari dihukumi nifas dan 5 hari dihukumi haidl. Sedangkan masa terputusnya darah selama 2 hari dihukumi suci yang memisah antara nifas dan haidl. Refrensi - Bajuri Juz I/109 +111-112 - Iqna` li Asyirbini Juz I/82 - Syarqowi Juz I/146-147 dan 157 - Bujairimi `alal Khotib Juz I/341-342 dan hal 351-352 - Turmuzi Juz I/541-542 - Rodhotuttolibiin Juz I/178 - Hawasyi Al Madaniyyah Juz I /196 - Tuhfah Al muhtaj dan Assarwani Juz I/633-634 - Jamal `Alal Manhaj Juz I/237 BAB IV HUKUM-HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN HAIDL, NIFAS DAN JUNUB



I.Larangan-larangan bagi orang haid dan nifas Bagi wanita yang sedang haid atau nifas, atau sudah berhenti namun belum mandi besar, maka dilarang melakukan hal-hal berikut; 1.Haram melakukan sholat baik fardlu ataupun sunah dan tidak wajib qodlo’bahkan Harom menurut Imam Baidhowi dan makruh menurut ulama yg lain, haram sujud syukur atau tilawah. 2.Haram melakukan puasa baik fardlu atau sunah, tapi harus diqodlo’. Namun jika haid atau nifas telah berhenti maka boleh melakukan puasa meskipun belum mandi besar. jika haid berhenti sebelum fajar dan sudah niat puasa sebelum fajar. (Fajar dalam istilah Fiqh berbeda arti dengn Fajar dlm bhs Indonesia Dan Fajar yang dimaksud disini adalah pas masuknya waktu subuh (fajar shodiq ) bukan ketika matahari terbit.dan jk darah berhenti disiang hari maka sunnah untuk menjaga hal2 yg membatalkan puasa.) Tambahan>>>Dalam hal MengQodo` puasa pada masa Naqo` (tidak keluar darah) yg terletak diantara dua darah dan masih dalam lingkup 15 hari untuk haid dan tidak lebih 60 hari untuk nifas terdapat perbedaan pendapat antara ulama -pendapat yang kuat menghukumi Haid ( Qoul As-sahbi) =wajib Qodo` -ulama yg lain menghukumi Suci (qoul talfiq ) =tidak wajib Qodo` Bugyah hal 31 dan Majmu` Sayarh Muhadzab Juz II hal 387. 3.Membaca al-Qur’an. Maksudnya melafalkanya dengan lisan yang sampai bisa didengar oleh dirinya sendiri. Sehingga apabila dibaca di dalam hati, atau dibaca dengan niat dzikir atau belajar-mengajar maka diperbolehkan. 4.Haram menyentuh al-Qur’an baik dengan tangan atau anggota lain, baik dengan penghalang atau tidak sekiranya masih dianggap menyentuh. 5.Haram membawa al-Qur’an. Namun boleh membawanya dalam tas atau sejenisnya yang ada benda lain dengan niat tidak membawa al-Qur’an saja. Dan boleh membawa al-Qur’an yang ada tafsirnya, jika yakin jumlah tulisan tafsirnya lebih banyak dibanding jumlah tulisan al-Qur’an. 6.Haram lewat di dalam masjid jika khawatir menetesnya darah. Dan jika tidak khawatir, maka hukumnya makruh. 7.Haram diam/i’tikaf di dalam masjid. 8.Thowaf fardlu atau sunah.



9.Haram jima’ (hubungan intim) sebelum mandi besar. Dan menurut Imam Ghozali, jima’ di waktu haid atau setelah haid namun belum mandi akan dapat menyebabkan sakit lepra pada pelaku atau anaknya. Namun bila benar-benar khawatir melakukan zina, boleh jima’ meski darah belum mampet. Namun bagi pelaku jima` disaat istri sedang haid dan darah keluar dengn deras maka sunnah sodaqoh satu dinar ( 3,88 Gr emas ) jk darah menjelang berhenti setengah dinar. ( ket.Fathul qodir hal 19 dan dalam kitab Figh Islami Juz I hal 76 satu dinar = 4,25 Gr ). 10.Istimta’ (Jawa : ngalap suko) atau bercumbu pada anggota antara pusar dan lutut, karena akan membangkitkan getaran syahwat untuk melakukan jima’. 11.Haram menjatuhkan talaq/cerai pada istri. Dan bila setelah darah berhenti boleh menjatuhkan talaq meskipun belum mandi besar. II.Larangan bagi orang junub (Keluar Mani, Sehabis Hubungan Intim Dan Setelah Melahirkan) Bagi orang junub sebelum mandi haram melakukan lima hal sebagai berikut; 1.Haram sholat fardlu atau sunah. 2.Haram membaca aL-Qur’an kecuali di dalam hati atau diniati dzikir. 3.Haram menyentuh al-Qur’an baik dengan tangan atau dengan anggota lain serta membawanya tanpa disertai barang atau benda lain. 4.Haram thowaf fardlu atau sunah. 5.Haram diam di dalam masjid. III.Sholat yang harus diqodlo’ sebab datang dan berhentinya haidl/nifas. Dalam istilah fiqh haidl dan nifas termasuk mawani’ as-sholat (sesuatu yang mencegah dilakukannya sholat). Datang dan hilangnya mawani’ as-sholat dapat mengakibatkan hutang sholat yang harus diqodlo’. Dan ketentuannya sebagai berikut. a.Jika mani’ datang setelah masuknya waktu yang cukup digunakan untuk melakukan sholat, maka setelah suci dia wajib mengqodlo’ sholat yang belum sempat dikerjakan waktu datangnya mani’. Dan tidak wajib mengqodlo’ sholat yang sudah di lakukan sebelum datangnya mani’ serta sholat yang bisa dijama’ dengan sholat waktu datangnya mani’. >>>>>>> yang dimaksud disini adalah SHOLAT YANG CEPAT (hanya melaksanakan rukunya sholat saja atau sholat Qoshor bg musafir)ket kita Rodhotuttolibiin



-Contoh; Darah haidl keluar jam 13.00 Wib. dan belum melakukan sholat zhuhur, maka setelah darah haidl berhenti wajib mengqodlo’ sholat zhuhur. -Contoh; darah haidl keluar jam 16.00 Wib. dan belum melakukan sholat ashar, maka setelah suci wajib mengqodlo’ sholat ashar dan tidak wajib mengqodlo’ sholat zhuhur. b.Jika mani’ hilang setelah masuknya waktu sampai batas minimal masih muat digunakan untuk takbirotul ihrom (mengucapkan Allohu Akbar) maka dia harus melakukan sholatul wakti, yakni sholat yang wajib dikerjakan ketika waktu hilangnya mani’. Demikian juga sholat yang bisa dijama’ dengan sholatul wakti. melakukan sholat tersebut dengan adaa’ atau qodlo’. -Contoh; Darah haidl berhenti pada jam 16.00 Wib. maka dia wajib melakukan sholat ashar dengan adaa’ serta sholat zhuhur dengan qodlo’. -Contoh; Darah haidl berhenti pada waktu ashar yang hanya cukup untuk mengucapkan Allohu Akbar maka dia wajib melakukan sholat ashar dan zhuhur dengan qodlo’. IV.Puasa Yang Diqodlo’ Sebab Haidl Dan Nifas Bila haidl dan nifas terjadi pada bulan romadlon maka semua puasa yang wajib ditinggalkan harus diqodlo’, termasuk puasa yang wajib dilakukan saat darah berhenti, dan masih dihukumi haidl atau nifas. Hal ini terjadi pada wanita yang haidl atau nifasnya terputus-putus. -Contoh; Awal romadlon keluar darah haidl 2 hari, kemudian berhenti selama tiga hari dan saat itu ia melakukan puasa, kemudian darah ternyata keluar lagi selama 5 hari. Setelah itu suci sampai akhir romadlon. Maka puasa yang harus diqodlo’ adalah 10 hari dari awal romadlon. Dikarenakan semua dihukumi haidl termasuk 3 hari yang tidak keluar darah, sehingga puasa yang dilakukan dihukumi tidak sah. Refrensi serta rujukan : - Sohih Bukhori Juz I /90 - Al Mahali Juz I /100 - Hasyiyah Jamal `Alal Manhaj Juz I/240 dan Juz I /237-239 Dan Juz I 292-294



- Bugyah Hal 31. - Al Mahali Juz I /34-35 - F.Mu`in Juz I /209-210 - Bulughul Marom bab haid hal 25 dan hal 30-31 - Bujairimi Khotib Juz I /356-358 Juz I hal 363-365 - I`anatuttolibin Juz I hal 65-66 - Figh Al islami Juz I hal 470-471 dan Juz I hal 76 dan 475 - Bajuri Juz Hal 115 - Majmu` Syarah Muhadzab Juz II hal 358- 359 - Fathul Qodir Hal 9 - Sulam Taufiq dan Is`adurrofiq Juz I /72 Bab V .Keputihan Dan Cairan Yang Keluar Dari Vagina Keputihan adalah getah atau cairan yang keluar dari vagina, yang ditimbulkan oleh jamur. Dalam ilmu Kedokteran disebut jamur candida. Kelembaban dan kehangatan vagina, merupakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan dan berkembang biaknya jamur. Getah atau cairan yang ditimbulkan keputihan berwarna putih, kental, keruh dan kekuning-kuningan. Biasanya rasanya gatal, membuat vagina meradang dan luka.



makan dan campur dengan + setengah liter air. Gunakan dua hari sekali dalam satu minggu untuk pembersihan vagina. Perlindungan Diri Dari Keputihan Di antaranya: a.Memelihara kesejukan daerah genital (sekitar vagina). b.Menjaga kebersihan. c.Mencuci pakaian dengan air mendidih tanpa sabun. d.Menjauhi aktifitas secara.berlebihan. Apakah getah vagina termasuk darah haidl? Dalam kitab fiqh dijelaskan bahwa: haidl adalah darah yang keluar dari urat (otot) yang pintunya terdapat pada penghujung uterus (pangkal rahim) yang mempunyai warna, sifat dan warna khusus. Sedangkan istihadloh adalah darah yang keluar dari urat di bawah uterus (adna al-rohmi) di luar masa haidl. Dengan demikian getah vagina dan keputihan bukanlah darah haidl dan istihadloh, karena keluar dari luar anggota tersebut, yang dalam istilah fiqh disebut ruthubah al-farji (cairan farji) dan hukumnya sebagai berikut: a.Bila keluar dari balik liang farji (anggota farji bagian dalam yang tidak terjangkau penis saat bersenggama), maka hukumnya najis dan menyebabkan batalnya wudlu.



Penyebab timbulnya keputihan di antaranya: a.Menopause. Yaitu masa yang sudah tidak keluar haidl. sebab dengan aktif keluar haidl, ada cairan yang selalu membasahi dinding vagina dan mempertahankan vagina tetap segar dan sehat. b.Pil penghambat atau penyubur kehamilan. Hal ini disebabkan, pil tersebut mempunyai efek mengurangi ketahanan pelindung vagina dari infeksi jamur. c.Efek dari kontrasepsi dari rahim. d.Stres. e.Celana yang terbuat dari nilon. f.Celana ketat.g.Sabun bubuk pembersih. Cara pengobatan Keputihan di antaranya: a.Mendatangi dokter atau klinik khusus. b.Ramuan-ramuan alami. Seperti merendam + 8 butir bawang putih dalam air cuka selama dua hari sampai minyak bawang terurai. Kemudian ambil satu sendok



b.Bila keluar dari liang farji (anggota farji yang tidak wajib dibasuh ketika istinja’ dan masih terjangkau penis saat bersenggama), maka hukumnya suci menurut sebagianulama. c.Bila keluar dari luar liang farji (anggota farji yang tampak ketika jongkok), maka hukumnya suci. Dengan demikian, karena keputihan dan cairan yang keluar dari farji bukan darah haidl, maka tidak mewajibkan mandi. Namun bila cairan tersebut dihukumi najis (keluar dari dalam tubuh), maka harus disucikan saat mau wudlu dan sholat. Dan jika terus menerus keluar, maka hukumnya seperti istihadloh dan tata cara bersuci serta ibadahnya akan dijelaskan pada keterangan berikut. V. Tata Cara Sholat, Bersuci Bagi Mustahadloh Dan Wanita Yang Mengalami Keputihan Atau Keluar Cairan.



Hukumnya orang istihadloh tidak sama dengan orang haid/nifas, sebab istihadloh adalah termasuk hadats kecil yang terus menerus, sehingga dia tetap kewajiban sholat, puasa Ramadhan dan lain-lain, tidak haram membaca aL-Qur’an, hubungan intim dengan suami dan lain-lain. Karena orang istihadloh atau beser kencing/madzi terus-menerus mengeluarkan hadats kecil dan najis, maka jika hendak sholat maka harus mengikuti aturan-aturan sebagai berikut: 1.Terlebih dahulu wajib membersihkan farjinya lalu disumbat dengan kapas atau kain sekiranya tidak sakit sampai darah tidak keluar. Dan bila sedang puasa maka tidak boleh menyumbat sampe anggota dalem karena dapat membatalkan puasanya, namun cukup dibalut hingga darah, madzi atau kencing tidak bisa keluar 2.Kemudian wudlu dengan niat agar diperbolehkan melaksanakan sholat dan tidak boleh niat untuk menghilangkan hadats/najis. Sebab dia orang yang terus menerus najis dan hadats. 3.Segera melaksanakan sholat. Hanya saja ia boleh menundanya karena untuk melakukan hal-hal yang terkait dengan kemaslahatan sholat seperti menutup aurat, menjawab adzan, menanti jamaah dan lain-lain. Semua hal di atas, mulai dari kewajiban membersihkan farji hingga sholat, wajib dilakukan dengan terus menerus dan setelah masuknya waktu sholat. Jika salah satunya tidak terpenuhi maka harus diulangi dari awal. Tata cara di atas harus dilakukan setiap akan melaksanakan sholat, sehingga satu rangkaian thoharoh tersebut tidak boleh digunakan untuk dua sholat kecuali sholat sunah, maka boleh berulang-ulang. BAB VI. FARDLUNYA MANDI Yang dimaksud fardlu adalah hal-hal yang harus dilakukan saat melakukan mandi, baik mandi jinabah maupun mandi sunah. Sebab dalam syari'at Islam selain mandi jinabah atau mandi menghilangkan hadast besar, juga ada mandi-mandi yang memang sunah dikerjakan seperti; Mandi karena shalat jum'at, mandi karena melakukan shalat Id (baik idul adha atau idul fitri), mandi shalat istisqa' (mengharapkan hujan), mandi shalat gerhana (baik matahari maupun rembulan), mandi setelah memandikan jenazah, mandi orang yang baru masuk Islam, mandi ketika masuk Makkah, mandi ketika hendak ihram, mandi ketikan



hendak wuquf, mandi ketika hendak menginap di Mina maupun Muzdalifah, mandi hendak thawaf, mandi hendak masuk kota Madinah, dll. Baik mandi wajib maupun mandi sunah agar bisa sah dan mendapat pahala harus memenuhi ketentuan di bawah ini; 1. Niat Untuk masalah niat sepertinya tidak perlu pembahasan melebar. Sebab mandi wajib maupun mandi sunah termasuk ibadah yang keabsahannya tergantung dari pada niat. Tentang lafadz niat mandi wajib sudah diterangkan dalam bab sebelumnya, sedangkan bentuk lafadz niat mandi sunah akan dipaparkan beberapa contoh, diantaranya; Niat mandi sunah shalat jum'at:



‫ل تههعالى‬ ‫ت ال ياغيسهل ل ناحاضيونر ال ياجيمهعنة اسن هظة ن ن‬ ‫ن ههوي ي ا‬



"Saya niat mandi karena menghadiri shalat jum'at sunah karena Allah" Niat mandi shalat idul fitri atau idul adha:



‫ل تههعالى‬ ‫ ل ننعييند ا يل هيضهحى اسن هظة ن ن‬-‫ت ال ياغيسهل ل ننعييند ال ينفط ينر‬ ‫ن ههوي ي ا‬



"Saya niat mandi karena menghadiri shalat Idul Fitri atau Idul Adha sunah karena Allah" Lafadz niat di atas adalah contoh niat mandi sunah yang menyangkut dengan shalat jum'at, shalat Id Sedangkan untuk niat mandi sunah yang lain tinggal menyebutkan lafadz mandi yang diniati dalam hati. Seandainya sulit dengan bahasa arab, niat bias dengan bahasa Indonesia, bahasa jawa, dll, asalkan orang yang niat faham dan dihadirkan di dalam hati. 2. Menghilangkan Najis Fardlu menghilangkan najis hanya khusus dilakukan saat pada tubuh orang yang mandi ditemukan najis a'in atau najis hukmiyyah (najis yang hanya cukup sekali basuhan untuk menghilangkannya). Jika pada tubuh tidak ditemukan najis, maka bisa langsung memulai mandi 3. Menyiramkan Air Pada saat melakukan mandi yang sangat perlu diperhatikan adalah menyiramkan air sampai rata ke seluruh tubuh termasuk rambut. Sebab Rasulullah SAW bersabda:



‫ )رواه أبو‬.‫ن النا هنر‬ ‫همين تههرهك هميونضهع هشيعهرنة نمين نجهناهبنة ل هيم ي هيغاسيل ي هفيهعال هكهذا هوهكهذا نم ه‬ ‫داود‬ "Barangsiapa meninggalkan tempat sehelai rambut dari mandi jinabah yang tidak membasuhnya, maka dengan begitu akan diberlakukan ini dan itu dari neraka". (HR. Abu Dawud) Hadist di atas menunjukkan wajibnya menyiramkan air keseluruh anggota tubuh yang dhahir (luar) termasuk membasahi semua rambut kepala atau rambut yang yang lain meskipun lebat. Namun untuk rambut yang ada di dalam mata dan hidung tidak wajib dibasahi. Sedangkan untuk rambut keriting (ngruwel) terdapat perincian: a. Apa bila krinting secara alamiah (tidak dibuat-buat), maka tidak wajib memaksa air agar sampai ke dalam rambut. Namun tetap disunahkan di sapu rancang. b. Apa bila kritingnya dibuat sendiri (ada kesengajaan), maka ada dua pendapat:



1. Menurut



Syekh Muhammad Al-Asymawi jika kritingnya hanya sedikit, maka tidak maslah. Namun jika yang dikriting banyak bahkan semuanya, maka wajib digundul atau diluruskan kembali (krimbat).



2. Menurut



pendapat yang di ambil oleh Syekh Al-Athfaihi, kriting rambut yang dibuat sendiri tidak ada ampunan baik sedikit maupun banyak. Artinya dengan cara apapun harus ditempuh agar air bisa membasahi seluruh rambut. Sebab orang yang sengaja mengkriting rambutnya disebut orang yang sembrono (maksiat). Dan orang yang sembrono tidak bisa mendapatkan kemurahan hukum. Hal ini sebagaimana kaidah fiqih:



‫هالاريحهصاة ل ه تاهناطا نبال يهمهعانصى‬ 3. "Kemurahan



hukum tidak bisa dikaitkan dengan perbuatan maksiat". Sebagaimana keterangan di atas bahwa dalam melaksanakan mandi baik mandi wajib maupun sunah harus membasahi semua anggota tubuh bagian luar. Termasuk anggauta bagian luar yang wajib dibasuh adalah;



- Lubang telinga yang kelihatan dari luar. - Lubang farjinya perempuan yang terlihat saat duduk jongkok. - Lipat-lipatan organ tubuh.



- Bagian dalam "kunclup" orang yang belum khitan. - Dan bagian dalam dubur (anus) yang kelihatan saat duduk jongkok.



BAB VII ISTIHADLOH I.Definisi istihadloh Yaitu darah yang keluar dari vagina di luar masa-masa haid dan nifas. II. Sifat dan warna darah Sebelum membahas istihadloh yang perlu diperhatikan adalah mengetahui kuat dan lemahnya darah. Kuat dan lemahnya darah dipengaruhi oleh warna dan sifat darah sebagai mana berikut: Warna Darah 1.Hitam 2.Merah 3.Merah kekuning-kuningan 4.Kuning 5.Keruh Sifat darah 1.a. Kental b. Cair 2.a. Berbau busuk/anyir. b.Tidak berbau Warna nomor 1 lebih kuat dari pada warna nomor 2, Warna nomor 2 lebih kuat dari pada warna nomor 3 begitu seterusnya. Misal darah Hitam-kental-berbau Lebih kuat jk disbanding dengn darah Hitamcair-tidak berbau. Untuk menetapkan Hukumnya haid,kita harus tahu sifat-sifatnya darah serta dapat membedakan antara darah kuat dan darah lemah.darah yang dikeluarkan oleh wanita istikhadoh terkadang terbagi dalam 2 tingkatan: 1.Darah kuat (misal:Hitam-kental-berbau) 2.darah lemah ( misal:kuning-cair-tidak bau) Namun adakalanya terbagi dalam 3 tingkatan



1.Darah kuat (misal:Hitam-kental-berbau) 2.Darah lemah ( misal:kuning-cair-tidak bau) 3.Darah lebih lemah (missal; keruh-cair-tidak bau) Darah kuat adalah darah yang sifat kuatnya lebih banyak dibanding darah lainya (lemah) Warna hitam lebih kuat dibanding warna merah,merah semu kuning,kuning dst.begitu juga darah merah lebih kuat dibanding darah warna kuning dst.semua diurutkan sesuai urutan yg tertulis diatas. Darah hitam,kental dan berbau lebih kuat jika dibanding dengn darah -Merah-kental-berbau -Merah semu kuning-kental-berbau -Hitam -kental-tidak bau -Hitam -cair -berbau dst Sebab darah hitam-kental-berbau memiliki 3 sifat yang mendorong kearah kuat sedang darah yang lainya hanya memiliki 2 sifat yang mendorong kearah kuat. Namun jika warna dan sifat yang mendorong kearah kuat jumlahnya sama maka yang dihukumi darah kuat adalah darah yang keluar lebih dahulu. Contoh: Keluar darah Hitam,Kental,tidak bau>>>7 hari Keluar darah merah ,kental,berbau>>>>10 hari Maka yang dianggp darah kuat adalh yg 7 hari ( keluar lebih dulu) Peringatan…..!!!ISTILAH DARAH KUAT DAN DARAH LEMAH hanya berlaku pada wanita yang mengalami Istikhadoh.sedang wanita yang mengeluarkan darah TIDAK LEBIH dari 15 hari ( bg haid) dan tidak lebih dari 60 hari ( bagi Nifas) tidak ada istilah hokum darah kuat/lemah tapi SEMUA DARAH DIHUKUMI HAID/NIFAS. III. Pembagian Mustahadloh Wanita yang mengalami istihadloh terbagi menjadi 7 macam yaitu: 1. Mubtadi’ah mumayyizah. Yaitu, wanita yang baru pertama kali mengalami haidl dan darah yang keluar melebihi maksimal haidl (15 hari 15 malam) serta darah dapat dibedakan antara



yang kuat dan yang lemah. Bagi mustahadloh ini ketentuan hukumnya sebagai berikut; Darah kuat dihukumi haidl.Darah lemah dihukumi istihadloh. Wanita semacam ini disebut mumayyizah jika memenuhi empat syarat; a.Darah kuat tidak kurang dari 1 hari 1 malam (24 jam). b.Darah kuat tidak melebihi 15 hari 15 malam. c.Darah lemah tidak kurang dari 15 hari 15 malam (jk darah lemah terletak diantara darah kuat) d.tidak selang seling antara darah kuat dan darah lemah. bila salah satu dari empat syarat di atas tidak terpenuhi maka dia termasuk kategori mubtadi’ah ghoiru mumayyizah yang akan dijelaskan nanti. Contoh 1; Seorang wanita yang belum pernah haidl mengeluarkan darah sebagai berikut: -Darah kuat 5 hari. -Darah lemah 25 hari. Maka 5 hari dihukumi darah haidl dan 25 hari dihukumi istihadloh. Contoh 2: Seorang wanita yang belum pernah haidl mengeluarkan darah sebagai berikut: -Darah kuat 3 hari -Darah lemah 16 hari -Darah kuat 7 hari. Maka darah kuat pertama (3 hari) dan darah kuat kedua (7 hari) dihukumi haidl dan 16 hari darah lemah dihukumi istihadloh. Bagi mubtadi’ah mumayyizah dalam melaksanakan mandi pada bulan pertama dia harus menanti setelah 15 hari dan mengqodlo’ sholat yang ditinggalkan pada waktu mengeluarkan darah lemah. Sedangkan pada bulan ke 2 dan selanjutnya jika darah masih keluar, maka wajib mandi di saat ia telah melihat perpindahan sifat dari darah kuat ke darah lemah dan wajib melakukan sholat dan lain-lain. 2. Mubtadi’ah Ghoiru Mumayyizah Yaitu wanita yang baru pertama kali mengalami haid dan darah yang keluar melebihi batas maksimal haidl serta dalam satu warna atau lebih namun tidak memenuhi 4 syarat yang terdapat dalam mubtadi’ah mumayyizah. Ketentuan hukumnya adalah sehari semalam awal dihukumi haidl dan selebihnya



dihukumi istihadloh untuk tiap bulannya. Hal ini kalau ia ingat betul kapan mulai mengeluarkan darah. Apabila tidak ingat maka tergolong mustahadloh mutahayyiroh. Untuk bulan pertama mandinya harus menanti 15 hari dan mengqodlo’ sholat selama 14 hari. Untuk bulan kedua setelah sehari semalam langsung mandi dan mengerjakan sholat. Contoh; mengeluarkan darah selama 1 bulan. Semua sifatnya sama, maka yang dihukumi haidl hanya 1 hari 1 malam yang pertama. Dan selebihnya dihukumi istihadloh. 3. Mu’tadah Mumayyizah Yaitu wanita yang sudah pernah haidl dan suci. Kemudian ia mengeluarkan darah melebihi batas maksimal haidl (15 hari 15 malam). Serta darah yang keluar dapat dibedakan antara yang kuat dan lemah dan memenuhi syarat-syarat, mubtadi’ah mumayyizah. Hukum wanita jenis ini ialah persis sebagaimana mubtadiah mumayyizah. Yaitu darah kuat dihukumi haidl dan darah lemah dihukumi istihadloh, begitu pula masalah kewajiban mandinya. Contoh; Wanita yang adat haidnya 7 hari mengeluarkan darah selama 27 hari, dengan perincian Darah kuat 12 hari Darah lemah 15 hari Maka dia mengalami haidl selama 12 hari dan 15 hari istihadloh. (TIDAK DISAMAKAN ADAT) Namun jika antara darah kuat dan adat, terpisah oleh masa 15 hari (aqollu atthuhri), maka darah lemah yang jumlahnya sama dengan kebiasaan haidlnya, serta darah kuat yang keluar setelahnya dihukumi istihadloh. Contoh; wanita yang kebiasaan haidlnya 3 hari, mengeluarkan darah selama 21 hari, dengan perincian; Darah lemah 19 hari Darah kuat 2 hari Maka haidlnya adalah 3 hari pertama, sesuai adatnya, dan 2 hari terakhir. Karena 2 hari itu, keluar setelah darah lemah melewati masa aqollu at-thuhri (15 hari). Sedangkan darah 16 hari di tengah-tengah dihukumi istihadloh.



Jilbab itu menurut Tafsir al Qurtubi dalam menafsiri ayat ke-59 dari surat al Ahzab, adalah : Selembar pakaian yang lebih besar daripada kerudung. Menurut riwayat Ibn Abbas dan Ibn Mas’ud, jilbab itu adalah selendang. Ada yang mengatakan bahwa jilbab itu adalah cadar yang dipakai untuk menutupi muka wanita. Yang benar, jilbab itu adalah pakaian yang dipakai untuk menutupi seluruh badan wanita. Dengan demikian, maka masalah memakai jilbab adalah sama dengan masalah menutup aurat bagi wanita. Dalam hal menutup aurat bagi wanita ini menurut madzhab Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali, disebutkan dalam kitab al Fiqhul Islamy wa Adillatuhu karangan Dr. Wahbah az Zuhaili (terbitan Darul Fikr) juz 1 halaman 584-594 sebagai berikut :



‫ل‬ :‫خن جث لــى‬ ‫هــا ال ر‬ ‫حن ل م‬ ‫مذج ل‬ ‫و م‬ ‫في ل م‬ ‫مجرأةر ال ر‬ ‫ب ال ل‬ ‫ه ر‬ ‫مث جل ر ل‬ ‫ ال ل‬-‫ ج‬:‫ة‬ ‫ ل‬-1 ‫حــلرةر ل‬ ‫حت لــى ل‬ ‫دا‬ ‫ما ل‬ ‫ل م‬ ‫ر ل‬ ‫ج م‬ ‫عــ ل‬ ‫صــ د‬ ‫شــ ج‬ ‫ها ل‬ ‫مي ج ر‬ ‫ل‬ ‫ع ب لدلن م ل‬ ‫ ل‬,‫ح‬ ‫فــى ال ل‬ ‫ز م‬ ‫ع م‬ ‫ها الن لــا م‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫وال ل‬ ‫والك ل‬ ‫علــى‬ ‫مــا ل‬ ‫ر م‬ ‫ن ظا م‬ ‫ج م‬ ‫و ج‬ ‫ه ل‬ ‫ه ل‬ ‫قدل ل‬ ‫ما ل‬ ‫ ل‬,‫ن‬ ‫ه ل‬ ‫ال ل‬ ‫ه م‬ ‫ولباطمن م م‬ ‫مي ج م‬ ‫في ج م‬ .‫ة‬ ‫موم م ال ل‬ ‫ضررولر م‬ ‫م م‬ ‫د لم ر‬ ‫م ج‬ ‫ع ر‬ ‫عت ل ل‬ ‫ال ر‬ ‫ة مللير ج‬ ‫ل‬ ‫مذج ل‬ ‫ؤي ل م‬ ‫سب ل م‬ ‫مال مك مي ل م‬ ‫ لللر ر‬:‫ة‬ ‫ وال ل‬.‫ة‬ ‫ه ر‬ ‫عولرةر مبالن د ج‬ ‫ب ال ل‬ ‫ ال ل‬-2 ‫ج م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ج م‬ ‫مجرأ م‬ ‫واليرك جب ل م‬ ‫سلر م‬ ‫مي ج ر‬ ‫ي ل‬ ‫لأ ج‬ ‫م لر ر‬ ‫ما ل‬ ‫ن ال ر‬ ‫ماب لي ج ل‬ ‫ةأ ل‬ ‫ول مل ج ل‬ ‫ل‬ ‫ج ة‬ ‫ ل‬,‫ة‬ ‫ة ل‬ ‫جن لب م ي‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ها ل‬ ‫والك ل‬ ‫ع‬ ‫ج م‬ ‫ر م‬ ‫ج م‬ ‫ميــ ء‬ ‫هــا ل‬ ‫م ل‬ ‫و ج‬ ‫مــا ل‬ ‫م ل‬ ‫ب لــدلن م ل‬ ‫م ل‬ ‫وا ل‬ ‫ ل‬,‫ن‬ ‫ه ل‬ ‫غي جــلر الــ ل‬ ‫حا م‬ ‫في جــ م‬ ‫ها ل‬ ‫ق‬ ‫د ل‬ ‫و م‬ ‫ج م‬ ‫س م‬ ‫وال ر‬ ‫والطجــلرا م‬ ‫و ج‬ ‫ل‬ ‫ج ل‬ ‫عن رــ ر‬ ‫ي الــسرأ ر‬ ‫س ل‬ ‫ ل‬:‫ف‬ ‫ه ل‬ ‫غي جلر ال ل‬ ‫هــ ل‬ ‫ ل ل‬,‫ك‬ ‫م ذلل مــ ل‬ ‫ ل‬,‫ة‬ ‫ن ير ج‬ ‫ش ل لــذل ء‬ ‫ إل ل ا ج‬,‫ن‬ ‫في ل ج‬ ‫والدر ج‬ ‫والي ل ل‬ ‫حــرر ر‬ ‫خ ل‬ ‫جل ل م‬ ‫ن ل‬ ‫دا م‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫هــا‬ ‫ولر ر‬ ‫ه ل‬ ‫ر م‬ ‫مجرأ م‬ ‫ون م م‬ ‫م ل‬ ‫م ل‬ ‫م ل‬ ‫م ل‬ ‫وى ال ل‬ ‫ة أو ل‬ ‫ع ال ل‬ ‫مجرأةر ل‬ ‫وال ل‬ ‫ ل‬.‫ة‬ ‫ع ج‬ ‫ل مك ج‬ ‫حا م‬ ‫ع ذل م‬ ‫ل‬ ‫ة‬ ‫ج‬ ‫ما ل‬ ‫واليرك جلبــ م‬ ‫ســلر م‬ ‫ع ل‬ ‫ع اللر ر‬ ‫م ل‬ ‫كاللر ر‬ ‫ن ال ي‬ ‫ماب لي ج ل‬ ‫دا ل‬ ‫ ت رلرى ل‬,‫ل‬ ‫ل ل‬ ‫ة ل‬ ‫ج م‬ ‫م‬ ‫ي ل‬ ‫مــجرأ لةر م‬ ‫ي كل ر‬ ‫ر إل لــى ال ل ج‬ ‫ما ل‬ ‫م ال ل‬ ‫وأ ل‬ ‫ل‬ ‫هــ ل‬ ‫جن لب مــ د‬ ‫فــى الن لظجــ م‬ ‫حك جــم م‬ ‫ف م‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫ه‬ ‫و ر‬ ‫ج م‬ ‫م م‬ ‫ر م‬ ‫وا م‬ ‫و ج‬ ‫م ل‬ ‫مــ ل‬ ‫اللر ر‬ ‫ت ل‬ ‫ل ل‬ ‫و الن لظــرر إلــى الــ ل‬ ‫هــ ل‬ ‫ه ل‬ ‫ع ذل ل‬ ‫جــ م‬ ‫حــا م‬ ‫والدر ج ل‬ .(‫ن‬ ‫والطجلرا م‬ ‫ن ل‬ ‫س ل‬ ‫ل‬ ‫جلي ج م‬ ‫والي لدلي ج م‬ ‫ف )اللرأ م‬ ‫ب ال ل ل‬ :‫خن جث لــى‬ ‫هــا ال ر‬ ‫ ل‬-‫ة ج‬ ‫ف م‬ ‫شا م‬ ‫مذج ل‬ ‫و م‬ ‫حــلر م‬ ‫عي ل م‬ ‫ولرةر ال ر‬ ‫ه ر‬ ‫مث جل ر ل‬ ‫ ل‬-3 ‫ة ل‬ ‫عــ ج‬ ‫ما ل ج‬ ‫وال جك ل ل‬ ‫ن رر ر‬ ‫س‬ ‫ما م‬ ‫ر م‬ ‫ج م‬ ‫ما م‬ ‫و ج‬ ‫ ظل ج‬,‫ن‬ ‫م ج‬ ‫ه ل‬ ‫ه ل‬ ‫ل‬ ‫ؤ ج‬ ‫ه ل‬ ‫وى ال ل‬ ‫س ل‬ ‫ه م‬ ‫و م‬ ‫وب لطن م م‬ ‫في ج م‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫ل‬ ‫ر‬ ‫د( ل م ل‬ ‫م ج‬ ‫صــ ر‬ ‫ه‬ ‫ســ ر‬ ‫ول م م‬ ‫ل اللزن جــ م‬ ‫ف م‬ ‫ع الى الك ل‬ ‫ن )اللر ج‬ ‫و ل‬ ‫ال ل ل‬ ‫قــ ج‬ ‫غا ج‬ ‫عي ج م‬ ‫صاب م م‬ ‫ ل‬.‫هــا‬ ‫قــا ل‬ ‫ن‬ ‫هلر م‬ ‫ول لي رب جــ م‬ ‫تل ل‬ ‫من ج ل‬ ‫مــاظل ل‬ ‫زي جن لت ل ر‬ ‫ل اب جــ ر‬ ‫هــ ل‬ ‫دي ج ل‬ ‫ن ا مل ل ل‬ ‫ ل‬:‫عللى‬ ‫ن م‬ ‫وال جك ل ل‬ ‫عائ م ل‬ .‫ن‬ ‫ه ل‬ ‫و ل‬ ‫ل‬ ‫ ر‬:‫م‬ ‫ه لر م‬ ‫و ج‬ ‫عن ج ر‬ ‫ج ر‬ ‫ه ج‬ ‫ي الل ر‬ ‫ش ر‬ ‫فــا م‬ ‫ه ل‬ ‫و الــ ل‬ ‫ه ل‬ ‫س ل‬ ‫ض ل‬ ‫علبا ة‬



‫ل‬ ‫م‬ ‫ه ل‬ ‫عل لجيــ م‬ ‫ول ل ل‬ ‫مــجرأةل ال ج ل‬ ‫حــلرا ل‬ ‫و ل‬ ‫م ال ج ل‬ ‫ســل ل ل‬ ‫صــللى اللــ ر‬ ‫ي ل‬ ‫ه ل‬ ‫ل‬ ‫ن ال لن لمبــ ل‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫ر‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ر‬ ,‫ب‬ ‫ة( ل‬ ‫و ر‬ ‫م ل‬ ‫ملر ة‬ ‫ح د‬ ‫ة بم ل‬ ‫م ل‬ ‫عــ ج‬ ‫ع ج‬ ‫حلر ل‬ ‫)ال ر‬ ‫والنقــا م‬ ‫ن ل‬ ‫جا ج‬ ‫س القفلزي جــ م‬ ‫ن لب جــ ة‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ,‫م‬ ‫ه ل‬ ‫ما م‬ ‫ســت جرر ر‬ ‫وك لــا ل‬ ‫فــى ال م ج‬ ‫ما ر‬ ‫ن الــو ج‬ ‫ما ل‬ ‫ه ل‬ ‫حدر ل‬ ‫ولرةع ل ل‬ ‫ج ر‬ ‫عــ ج‬ ‫ول ل ج‬ ‫ل‬ ‫حــلرا م‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫ج‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫ل‬ ‫وال ل‬ ‫وا ملى‬ ‫شلرا م‬ ‫جةت لدج ر‬ ‫ج م‬ ‫ول ل‬ ‫و ج‬ ‫حا ل‬ ‫ن ال ل‬ ‫ ل‬,‫ء‬ ‫ع ل‬ ‫ز ال ل‬ ‫ع ج‬ ‫ل‬ ‫ه ل ملب لي ج م‬ ‫و ا ملى ا مب جلرا م‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫ج‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫ل‬ .‫ة‬ ‫عطا م‬ ‫ف ل مل ج‬ ‫ولر ع‬ ‫عل ذال مك ل‬ ‫ز الك د‬ ‫خ م‬ ‫ج ل‬ ‫م ير ج‬ ‫وال ل‬ ‫ فل ج‬,‫ء‬ ‫ع ج‬ ‫ذ ل‬ ‫ا مب ج م‬ ‫را م‬



‫ل‬ ‫ع‬ ‫و ل‬ ‫مــــذج ل‬ ‫مــــجرأ م‬ ‫حلناب مللــــ م‬ ‫مــــ ل‬ ‫ب جال ل‬ ‫ه ر‬ ‫ة ل‬ ‫ولرةر ال ج ل‬ ‫ ل‬-4 ‫عــــ ج‬ ‫ة ل‬ ‫واللر‬ ‫ه‬ ‫حا‬ ‫ما ل‬ ‫ج م‬ ‫ج م‬ ‫ م‬:‫ل‬ ‫ر م‬ ‫و ج‬ ‫مي ج ر‬ ‫ي ل‬ ‫ر ل‬ ‫م ل‬ ‫ع ب لدلن م ل‬ ‫م ل‬ ‫ها ل‬ ‫ل‬ ‫ه ل‬ ‫عدل ال ل‬ ‫جا م‬ ‫هاال سل‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ة ل ج‬ ‫وال ج ل‬ ‫ج‬ ‫ة‬ ‫مجرأ م‬ ‫ج م‬ ‫قب ل م‬ ‫مي ج ر‬ ‫و ل‬ ‫وال ل‬ ‫ن ال ج ل‬ ‫ع ب لدل م‬ ‫ ل‬.‫ق‬ ‫قدلم م ل‬ ‫ن ل‬ ‫سا م‬ ‫والي لدلي ج م‬ ‫ما ل‬ ‫وال جك ل ل‬ ‫قــا ل‬ ‫ل‬ ‫ن ل‬ ‫ة ل‬ ‫صل ل م‬ ‫ج م‬ ‫ر ل‬ ‫و ج‬ ‫ل‬ ‫ولرةء ك ل ل‬ ‫جاال ل‬ ‫ع ج‬ ‫ه ل‬ ‫حلتى ال ج ل‬ ‫خا م‬ ‫في ج م‬ ‫ة لم ل‬ ‫ال س‬ :‫ق‬ ‫ه ل‬ ‫عي ل ر‬ ‫ف م‬ ‫شضا م‬ ‫عل لي ج م‬ ‫ول م م‬ ‫م ال ل‬ ‫و ل‬ ‫سل ل ل‬ ‫صللى الل ر‬ ‫ه ل‬ ‫ه ل‬ ‫ق ج‬ ‫ساب م م‬ ‫ل‬ ‫ح كل ج‬ ‫و‬ ‫ولر ء‬ ‫مــجرأةر ل‬ ‫شــ ر‬ ‫ولر م‬ ‫و ت لــ ل‬ ‫ة ل من ل ج‬ ‫ف ال ج ل‬ ‫وي رب لــا ر‬ ‫ال جل ل‬ ‫عــ ج‬ ‫ ل‬.‫ة‬ ‫عــ ج‬ ‫دا ة‬ ‫حــ م‬ ‫ر ل‬ ‫حــ ي‬ ,‫غ‬ ‫خل ل م‬ ‫فــى ال ج ل‬ ‫و م‬ ‫ل م‬ ‫وت ل م‬ ‫فــ م‬ ‫م ج‬ ‫و ل‬ ‫ة ال جب ررلــ ج‬ ‫ ل‬,‫ن‬ ‫خلتــا ة‬ ‫ ل‬,‫ء‬ ‫ل‬ ‫ع م‬ ‫و م‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫و ل‬ ‫و ل‬ ‫م م‬ ‫وب لــ ة‬ ‫وب مكــالر ة‬ ‫مــا ل‬ ‫م ج‬ ‫ةا ل‬ ‫ســل م ل‬ ‫ولرةء ال ر‬ ‫عي جــ ة‬ ‫عــ ج‬ ‫ ل‬.‫ب‬ ‫ ل‬,‫ة‬ ‫وثي ر ج‬ ‫ة ل‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ ل‬:‫ة‬ ‫ة م‬ ‫م الكــا م‬ ‫الكــا م‬ ‫فلر م‬ ‫م م‬ ‫فلر م‬ ‫عجنــدل‬ ‫مــا ل‬ ‫م ج‬ ‫ةا ل‬ ‫ســل م ل‬ ‫ولرةر ال ر‬ ‫عــ ج‬ ‫ة ل‬ .‫ة‬ ‫وايلرك جب ل م‬ ‫سلر م‬ ‫حلناب لل ل م‬ ‫م ج‬ ‫كااللر ر‬ ‫ال ج ل‬ ‫ن ال ي‬ ‫ماب لي ج ل‬ ‫ ل‬:‫م‬ ‫ل ال ج ر‬ ‫ة ل‬ ‫ج م‬ ‫ح م‬ ‫ر م‬ ‫و ل‬ ‫قا ل‬ ‫ما ل‬ ‫هلر م‬ ‫ج م‬ ‫عجنـدل‬ ‫عـ ل‬ ‫مجيـ ر‬ ‫ ل‬:‫ورر‬ ‫ل ال ج ر‬ ‫ماظل ل‬ ‫م ر‬ ‫دا ل‬ ‫ن ل‬ ‫ج ج‬ ‫ع ال جلبـدل م‬ ‫هـ ج‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫ل‬ .‫ة‬ ‫س ل‬ ‫زل مي ل م‬ ‫هن ل م‬ ‫ال م‬ ‫ي ال ج‬ ‫م ج‬ ‫ل ال ل‬ ‫غا م‬ ‫من ج م‬ ‫ةا م‬ Madzhab Hanafi : Wanita merdeka dan yang sepertinya adalah orang banci, auratnya adalah seluruh badanya sampai rambutnya turun, menurut pendapat yang paling kuat, selain dan tapak dua tangan, kedua kaki bagian dalam dan bagian luar menurut pendapat yang dapat di jadikan pegangan, karena keumuman dari keperluan yang mendesak. Madzhab Maliki : Aurat dipandang dari segi melihatnya: bagi laki-laki adalah apa yang ada diantara pusat dan lutut. Dan bagi wanita dihadapan orang laki-laki lain adalah seluruh tubuhnya selain muka dan kedua telapak tangan. Dan di hadapan muhrimnya (laki-laki) adalah seluruh jasadnya selain muka dan anggauta – anggauta: kepala, leher, kedua tangan dan kedua kaki, kecuali jika di takutkan rasa lezat, maka hal tersebut haram, bukan karena keadaanya sebagai aurat. Dan wanita dengan wanita atau yang mempunyai hubungan muhrim adalah laki-laki, yaitu



dapat dilihat apa yang ada dipusat dan lutut. Adapun wanita wanita dalam memendang ke laki-laki lain adalah seperti hukumnya lain adalah seperti hukumnya laki-laki beserta para wanita yang menjadi muhrimnya, yaitu memandang kepada anggauta-anggauta: kepala, kedua tangan dan kedua kaki. Madzhab Syafii : Aurat wanita merdeka dan yang sepertinya adalah orang banci adalah: apa yang selain muka dan kedua telapak tangan, bagian luar dan dalam dari kedua ujung-ujung jari dan dari dua pergelangan tangan (ruas atau tempat pergelangan tangan) , berdasarkan firman Allah : Janganlah para wanita menampakan perhiasan mereka kecuali apa yang nampak dari padanya. Ibnu Abbas dan Aisyah ra. berkata: Yaitu muka dan kedua tapak tangan. Dan Nabi saw. Telah melarang wanita yang ihram untuk haji atau umroh untuk memakai dua sarung tangan dan kain tutup maka (cadar). Andaikata tapak tangan dan muka itu adalah aurat, niscaya tidak diharamkan menutup keduanya dalam ihram, dan karena hajat mengundang kepada penampakan muka untuk jual beli dan penampakan tpak tangan untuk mengambil dan memberi, maka hal itu tidak di jadikan aurat. Madzhab Hambali : Aurat wanita beserta para muhrimnya laki-laki adalah selain badanya selain muka, tengkuk, dua tangan, kaki dan betis. Semua badan wanita sampai muka dan kedua tapak tangan diluar salat adalah aurat, sebagaimana kata Asy Syafii berdasarkan sabda Nabi saw. yang telah lalu wanita adalah aurat. Dan diperbolehkan membuka aurat karena keperluan seperti, berobat, berhajat di tempat yang sunyi, khitan, mengetahui masa baligh, perawan dan tidaknya wanita dan cacat. Aurat wanita muslim dihadapan wanita kafir, menurut madzhab Hambali adalah seperti di hadapan laki-laki mahram, yaitu anggota badan yang ada diantara pusat dan lutut. Jumhur (sebagian besar ulama) berpendapat bahwa seluruh badan wanita itu adalah aurat, kecuali apa yang nampak pada waktu melakukan kesibukan-kesibukan rumah. Di atas sudah dicantumkan menurut Tafsir al Qurtubi dalam menafsiri ayat ke-59 dari surat al Ahzab



‫ل‬ ‫ل‬ ‫وب للنامتــ ل‬ ‫جــ ل‬ ‫ي ر‬ ‫ء‬ ‫ســا م‬ ‫هــا الن لمبــ‬ ‫ون م ل‬ ‫ليــا أي ي ل‬ ‫وا م‬ ‫ك ل‬ ‫ك ل‬ ‫قــل دلجز ل‬ ‫ي‬ ‫عل ليهن من جللبيبهن ۚ ذملل م ل ل‬ ‫م ج‬ ‫ى‬ ‫ن ل ج م ل م‬ ‫ؤ م‬ ‫ل م م م ل‬ ‫ن ي ردجمني ل‬ ‫ممني ل‬ ‫ال ج ر‬ ‫ك أدجن لــ م‬ ‫ل‬ ‫و ل‬ ‫ه ل‬ ‫غ ر‬ ‫ن ل‬ ‫علر ج‬ ‫فلل ي ر ج‬ ﴿ ‫مــا‬ ‫فــوعرا لر م‬ ‫كا ل‬ ‫أن ي ر ج‬ ‫ؤذلي ج ل‬ ‫ف ل‬ ‫حي ع‬ ‫ن الل ل ر‬ ‫نۗ ل‬ ﴿٥٩



(59) Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.



Ribuan terimakasih seiring doa Jazakumulloh Ahsanal Jaza` kami haturkan pada akhinal kariim Nur Hasyim S.Anam yang telah rela meluangkan waktunya untuk mengoreksi serta mantashih risalah ringkas ini.juga kepada ahki Abdrrohim Astsauri yang berkenan menjadikan risalah ini sebuah Ebook.



KHITAN BAGI WANITA Dalam kitab- kitab fikih disebutkan bahwa khitan artinya adalah qoth'ul qulfah aw jildah lil jariyah , Pengertian khitan maksudnya memotong kulit penutup KHASYAFAH (GLANDS PENIS) bagi anak lelaki atau kulit (PREPUCE) yang ada diatas CLITORIS bagi anak wanita.



Akhirnya, setelah segenap ikhtiar kami usaha-pasrahkan dan semesta doa kami panjatkan,semoga bermanfaat dunia akhirat.Amiin Ya Robbal `Alamiin. Wassalamu`alaikum.



BAHTSUL MASAIL



Praktek ini sering disebut juga dengan istilahCIRCUMSISI, mengambil istilah dari suatu nama sekte Nashrani yang taat melakukan ajaran bersunat seperti apa yang dilakukan oleh Yesus sendiri dan para murid- muridnya serta dilakukan juga oleh para penganut Yahudi, sebagai warisan Millah Ibrohiim.



0262. SUARA PEREMPUAN BUKAN AURAT



Nabi Ibrohim menerima wahyu Allah untuk berkhitan tatkala beliau telah berumur 80 tahun, dan dilakukan dengan menggunakan kapak (Qodum), sesuai hadist Nabi dalam Asshohihain : Ikhtana ibroohiimu wa huwa ibnu tsamaanina sanatan bilquduumi..



Suara perempuan itu aurat atau bukan ya ?



Dalam satu pendapat yang lain, Qodum adalah nama suatu tempat di negeri Syam. (Ibnu Hajar Al- Asqolani: Fatkhul Baari 10/ 386) Imam Nawawi Ad- Dimasyqy dalam Syarah Sohih Muslim menjelaskan: “Yang wajib bagi laki- laki adalah memotong seluruh kulit (Qulf) yang menutupi kepala Khasyafah sehingga kepala Dzakar itu terbuka seluruhnya. Sedangkan bagi wanita yang wajib hanyalah memotong SEDIKIT daging (Jildah) yang berada pada bagian atas Farj. (Syarah Muslim 1/543, Fatkhul Bari 10/384- 387, Syarhul- Muhadzab).



Penutup Alhamdulillah risalah ringkas tentang haid dan permasalahanya telah tuntas,tentu masih banyak kekurangan disana-sini karena keterbatasan pengetahuan penulis,Kebenaran hanya dari Yang Maha Benar (aL-Haqq) semata, dan jika terdapat kesalahan apapun dalam buku ini, murni karena kedangkalan pengetahuan dan kesembronoan penulis sebagai insan dlo'if.



PERTANYAAN : Mukhsin Aljahil Alfaqir JAWABAN : 1. Zaine Elarifine Yahya



.209 ‫حاشيتا قليوبي وعميرة الجزء الثالث صحـ‬ ‫والحاصل أنه يحــرم رؤيــة شــيء مــن بــدنها وإن‬ ‫أبين كظفر وشعر عانة وإبط ودم حجم وفصد ل‬ ‫نحو بول كلبن والعبرة في المبان بوقت البانــة‬ ‫فيحرم ما أبين من أجنبيــة وإن نكحهــا ول يحــرم‬ ‫ما أبين من زوجة وإن أبانها وشمل النظر ما لــو‬ ‫كان من وراء زجاج أو مهلهل النسج أو فــي مــاء‬ ‫صاف وخرج به رؤية الصــورة فــي المــاء أو فــي‬ ‫المرنآة فل يحرم ولــو مــع شــهوة ويحــرم ســماع‬ ‫صوتها ولو نحو القرنآن إن خاف منه فتنة أو التذ‬ ‫به وإل فل والمــرد فيمــا ذكــر كــالمرأة ويحــرم‬



‫سماع صوتها ولو نحو القرنآن إن خاف منــه فتنــة‬ ‫أو التذ به وإل فل والمردفيما ذكر كالمرأة‬ Haram mendengarkan suara wanita kendati semacam bacaan alQurannya apabila terkuatirkan timbul fitnah lanatarn hal itu atau ia merasakan kenikmatan syahwat disebabkannya. Namun jika TIDAK demikian adanya yg terjadi Maka TIDAK apaapa. Sedangkan ketentuan bagi AMROD dalam perkara tersebut sama seperti kaum wanita. afwan koreksi 2. Masaji Antoro Menurut pendapat ulama yang paling SHAHIH suara wanita tidak tergolong AURAT, namun bila dikhawatirkan terjadi fitnah atau menimbulkan rasa nikmat saat mendengarkannya maka mendengarkan suaranya menjadi HARAM.



‫ل‬ ‫م‬ ‫ة ل‬ ‫ولر ة‬ ‫ن يل ج‬ ‫صــ د‬ ‫س بم ل‬ ‫حــرر ر‬ ‫وت ر ل‬ ‫ح ل لك مــ ج‬ ‫عل لــى اجل ل‬ ‫ها ل لي جــ ل‬ ‫و ل‬ ‫عــ ج‬ ‫صــ ج‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫ة‬ ‫عن جدل ل‬ ‫ص ل‬ ‫ف ال م‬ ‫ه م‬ ‫فت جن ل م‬ ‫غاءر إلي ج م‬ ‫و م‬ ‫ال م ج‬ ‫خ ج‬



“Dan suara wanita menurut pendapat yang paling shahih (benar) tidak termasuk aurat tetapi haram mendengarkannya dengan seksama bila dikhawatirkan terjadi fitnah”. [ Hasyiyah alBujairomi X/70 ].



‫قوله وليس من العورة الصوت ( أي صوت المرأة‬ ‫ومثله صوت المرد فيحــل ســماعه مــا لــم تخــش‬ ‫فتنة أو يلتذ به وإل حرم ) قوله فل يحرم ســماعه‬ ‫( أي الصوت‬ (Keterangan ‘Tidak masuk bagian aurat adalah suara wanita’) seperti halnya suara Amrod (pemuda tampan tanpa jenggot) maka halal mendengarkannya selagi : 1. Tidak menimbulkan fitnah 2.Tidak merasa nikmat dengan suara tsb, Namun bila mengakibatkan dua hal diatas hukum mendengarkan suara wanita adalah haram. (I’aanah at-Thoolibiin III/260). Wallaahu A'lamu Bis Showaab...