Fisiografi Pulau Sulawesi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FISIOGRAFI PULAU SULAWESI



Tinjauan Geologi Regional



Geologi regional Tana Toraja termasuk pada lembar Majene dan bagian barat lembar Palopo (Djuri, Sudjatmiko, S. Bachri dan Sukido, 1998 ). a) Fisiografi Pulau Sulawesi dapat dibagi menjadi tiga mandala yaitu Mandala Geologi Sulawesi Bagian Barat, Mandala Sulawesi Bagian Timur, Mandala Banggai-Sula. Tetapi untuk Mandala barat dan Timur ada ketidaksesuaian dari selatan-utara selama zaman Tersier. Daerah telitian merupakan bagian dari Mandala Sulawesi Bagian Barat ( R.A.B. Sukamto, 1973 ). Mandala Barat Sulawesi dibatasi oleh Mandala timurnya oleh adanya jalur sesar yang arah sesarnya adalah utara-selatan. Dibagian baratnya, Mandala Barat Sulawesi ini dibatasi oleh terjadinya rifting karena adanya penipisan kerak benua yang kemudian mengakibatkan sistem blok di Selat Makassar. Terbukanya Selat Makassar ini oleh rifting yang terjadi pada Miosen Awal dan sedikit banyaknya mempengaruhi struktur geologi di Mandala Barat Sulawesi. Secara umum pada mandala ini didapatkan adanya sesar-sesar mendatar yang umumnya mempunyai arah pergerakan kekiri dan sesar-sesar naik. Arah sesar mendatar mempunyai arah jurus kurang lebih N160ºE atau N340ºE dengan arah pergerakan mengiri (sinistral). Sedangkan untuk sesar naik umumnya terdapat di



melange Bantimala dengan arah barat laut-tenggara yang mampu mengangkat komplek Melange ini kepermukaan diberbagai tempat. Pada bagian Tengah di Mandala Barat didapatkan juga adanya suatu terban yang memanjang utara-selatan yang disebut terban Walanae. Terban ini dibatasi oleh dua sesar normal yang berarah utara-selatan, kemudian terban ini terisi oleh sedimen vulkanik Kuarter. Terjadinya Terban ini mungkin akibat penipisan kerak benua yang kemudian berkembang menjadi suatu sistem sesar blok seperti halnya Selat Makassar hanya dalam hal ini dimensinya kecil.



b) Struktur Geologi dan tektonika Sulawesi terdiri dari 4 bagian pulau-pulau, yaitu yang dikenal sebagai lengan, tubuh, leher, dimana dikelilingi oleh teluk yang menjorok kedalam. Terletak pada wilayah tektonik yang sangat kompleks dimana tiga lempeng utama saling berinteraksi dari zaman Mesozoikum sampai sekarang. Wilayah ini telah dibagi menjadi 4 bagian Lithotektonik, yang terhubung oleh skala besar tektonik yang berbeda-beda tempat dan sesar naik (R.A.B. Sukamto, 1975). Terjadi dari barat hingga ke timur.Busur Plutono-Vulkanik Sulawesi Barat yang dijelaskan diatas dapat dibagi menjadi segmen Continental Margin (Sulawesi Barat) dan Busur Kepulauan Tersier yang didasari oleh Oceanic Crust (Sulawesi Utara). Sabuk Metamorfik Sulawesi Tengah batuan metamorfnya terdiri dari material asal benua dan samudera, mungkin termasuk kerak Australia. (Hall, 2002). Ofiolit Sulawesi Timur, secara tektonik terhubung oleh sediment laut dalam yang berumur



Mesozoikum, dan mungkin termasuk Mid Oceanic Ridge Samudera Hindia, Tepi Cekungan, dan bagian dari busur depan Sundaland (Hall, 2002). Fragmen kontinen yang berasal dari Australia (Buton-Tukang dan Besi-BanggaiSula) dimana bertumbukan dengan bagian timur Sulawesi selama Awal MiosenPliosen (Hall, 2002).



Katili. J.A, (1977) mengatakan bahwa sekarang Selat



Makassar sepanjang selat Pasternoster akibat mekarnya lantai dasar laut Palung Makassar yang menyebabkan pula terjadinya zona subduksi kecil yang menunjam ke arah timur dan mempengaruhi aktivitas gunungapi Kuarter Akhir. Secara umum pada mandala geologi bagian barat ini didapatkan adanya sesar – sesar mendatar yang pada umumnya memiliki arah sesar pergerakannya kekiri disertai beberapa sesar naik. Sesar mendatarnya kurang lebih memiliki arah jurus N 160o E dan N 340o E dengan arah pergerakan ke kiri (Sinister). Sedangkan untuk sesar naiknya umumnya didapatkan didaerah Bantimala Complex yang mampu mengangkat kelompok mélange ini muncul ke permukaan di beberapa tempat.Pola tektonik regional di Sulawesi tergambar dalam bentuk sesar-sesar geser jurus dan sesar-sesar sungkupnya. Jalur sesar Palu-Koro merupakan sesar geser jurus sinistral yang mempunyai arah barat laut-tenggara yang diperkirakan masih aktif sampai sekarang.



1. Karakteristik Pulau Sulawesi



Pulau Sulawesi mempunyai bentuk yang berbeda dengan pulau lainnya. Apabila melihat busur-busur disekelilinya Benua Asia, maka bagian concaxnya mengarah



ke Asia tetapi Pulau Sulawesi memiliki bentuk yang justru convaxnya yang menghadap ke Asia dan terbuka ke arah Pasifik, oleh karena itu Pola Sulawesi sering disebut berpola terbalik atau inverted arc. Pulau Sulawesi terletak pada zone peralihan antara Dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul dan dikelilingi oleh laut yang dalam. Dibagian utara dibatasi oleh Basin Sulawesi ( 5000 – 5500 m ). Di bagian Timur dan Tenggara di batasi oleh laut Banda utara dan Laut Banda Selatan dengan kedalaman mencapai 4500 – 5000 m. Sedangkan untuk bagian Barat dibatasi oleh Palung Makasar (2000-2500m). Sebagian besar daerahnya terdiri dari pegunungan dan tataran rendah yang terdapat secara sporadik, terutama terdapat disepanjang pantai. Dataran rendah yang relatif lebar dan padat penduduknya adalah dibagian lengan Selatan. Berdasarkan orogenesenya dapat dibagi ke dalam tiga daeran (Van Bemmelen, 1949) sebagai berikut :



Orogenese di bagian Sulawesi Utara Orogenese di bagian Sulawesi Sentral Orogenese di bagian Sulawesi Selatan



A. Orogenese di bagian Sulawesi Utara\]



Meliputi lengan Utara Sulawesi yang memanjang dari kepulauan Talaud sampai ke Teluk Palu – Parigi. Daerah ini merupakan kelanjutan ke arah Selatan dari Samar Arc. Termasuk pada daerah ini adalah Kepulauan Togian, yang secara



geomorfologis dikatakan sebagai igir Togian (Tigian Ridge). Daerah orogenese ini sebagain termasuk pada inner arc, kecuali kepulauan Talaud sebagai Outer Arc.



B. Orogenese di bagian Sulawesi Sentral



Dibagian sentral ini terdapat tiga struktur yang menjalur Utara – Selatan sebagai berikut :



Jalur Timue disebut Zone Kolonodale Jalur Tengah disebut Zone Poso Jalur Barat disebut Zone Palu



Jalur Timur terdiri atas lengan timur dan sebagian yang nantinya bersambung dengan lengan Tenggara. Sebagai batasnya adalah garis dari Malili – Teluk Tomori. Daerah ini oleh singkapan-singkapan batuan beku ultra basis. Jalur Tengah atau Zone Poso, batas Barat jalur ini adalah Medianline. Zona ini merupakan Graben yang memisahkan antara Zona Barat dan Timur.Dibagian Utara Zone ini terdapat Ledok Tomini dan di Selatannya terdapat Ledok Bone. Daerah ini ditandai oleh mayoritas batuan Epi sampai Mesometamorfik crystalline schist yang kaya akan muscovite.



Jalur Barat atau Zona Palu, ditandai oleh terdapat banyaknya batuan grano – diorite, crystalline schist yang kaya akan biotite dan umumnya banyak ditemui juga endapan pantai. Zona ini dibagian Utara dibatasi oleh Teluk Palu – Parigi, di Selatan dibatasi garis dari Teluk Mandar – Palopo. Dari Teluk Mandar – Palopo ke arah selatan sudah termasuk lengan Selatan – Sulawesi. Daerah jalur Barat ini merupakan perangkaian antara lengan Utara Zone Palu dan lengan selatan merupakan satuan sebagain Inner Arc.



Orogenese di bagian Sulawesi Selatan



Secara garis besar tangan selatan Sulawesi merupakan kelanjutan Zone Palu (Zone bagian barat Sulawesi Tengah) dan tangan tenggara merupakan kelanjutan dari tangan Timur Sulawesi (Zone Kolonodale). Secara Stratigrafi antara lengan selatan dan lengan tenggara banyak memiliki kesamaan, begitu juga antara Zone Palu Lengan Utara dengan Zone Kolonodale Lengan Timur dilain fihak. Walaupun demikian diantaranya terdapat perbedaan-perbedaan sebagai contoh bagian ujung selatan (di Selatan D. Tempe) banyak



2. Geologi sulawesi



Secara geologi, sulawesi merupakan wilayah yang geologinya sangat komplek, karena merupakan perpaduan antara dua rangkaian orogen ( Busur kepulauan Asia timur dan system pegunungan sunda ).Sehingga, hampir seluruhnya terdiri dari



pegunungan, sehingga merupakan daerah paling berpegunungan di antara pulaupulau besar di Indonesia (Sutardji, 2006 :100) Secara rinci fisiografi sulawesi adalah sebagai berikut :



Lengan Utara Sulawesi



Pada lengan ini, fisiograsinya terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan aspek geologinya. Ketiga bagian tersebut adalah :



Seksi Minahara, merupakan ujung timur dari lengan utarasulawesi dengan arah timur laut barat daya yang bersambung dengan penggungan sangihe yang didirikan oleh aktifitas vulkanis pegunungan soputan. Seksi gorontalo merupakan bagian tengah dari lengan utara sulawesi dengan arah timur ke bawah, namun aktifitas vulkanis sudah padam yang lebar daratanya sekitar 35 – 110 km, tapi bagian baratnya menyempit 30 km ( antara teluk dondo dipantai utara dan tihombo di pantai selatan ). Seksi ini dilintasi oleh sebuah depresi menengah yang memanjang yaitu sebuah jalur antara rangkaian pegunungan di pantai utara dan pegunungan di pantai selatan yang disebut zone limboto : Jenjang sulawesi utara, merupakan lengan utara sulawesi yang arahnya dari utara ke selatan dan terdapat depresi ( lanjutan zone limboto di gorontalo ) yang sebagian besar di tutup oleh vulkan – vulkan muda, sedangkan antara lengan utara dan lengan timur di pisahkan oleh teluk tomini yang lebarnya 100 km di bagian timur dan sampai 200 km di bagian barat sedangkan dasar teluknya semakin dangkal kea rah



barat ( ( kurang dari 2000 meter ) dan di bagian tengah teluk tomini tersebut terdapat pegunungan di bawah permukaan air laut dengan bagian tinggi berupa kepulauan togian ( Sutardji ; 2006 : 101 )



Lengan Timur



Lengan timur sulawesi arahnya timur laut barat daya dan dapat di bedakan menjadi tiga bagian. Tiga bagian tersebut adalah



Bagian timur, berupa semenanjung Bualeno yang di pisahkan dengan bagian tengah oleh tanah genting antara teluk poh dan teluk besama Bagian tengah, dibentuk oleh pegunungan Batui dengan pegunungan Batulumpu yang arahnya timurlaut-baratdaya yang berangsur-angsur lenardari 20 km di timur sampai 80 km di utara Bunku. Bagian barat, merupakan pegunungan tinggi yang membujur antara garis ujng Api sampai Teluk Kolokolo bagian timur dan garis Lemoro sampai teluk Tomini di barat dan lebarnya sekitar 75-100 km ( Sutardji, 2006 : 101 ) Lengan Tenggara



Batas antara lengan tenggara dengan bagian tengah sulawesi adalah berupa tanah gentingantara teluk Usu dengan teluk Tomori yang lebarnya 100 km. Sedangkan lengan tenggara Sulawesi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :



Bagian utara, berupa massip-massPeridotit dari pegunungan Verbeek yang di tengahnya terdapat dua graben yaitu danau Matana dan Danau Tomini yang letaknya berada ntara teluk Palopo ( Ujung utara teluk Bone ) dengan Teluk Tolo. Bagian Tengah, berupa Pegunungan Mekongga di sebelah barat dan sediment peridorit di sebelah timur yang di batasi oleh Pegunuingan Tangeasinua, sedangkan antara kedua pegunungan tersebut terdapat basin yang dialiri sungai Konewha, sedangkan kea rah tenggara jalur ini tenggelam dan membentuk teluk-teluk dan pulau-pulau kecil serta berkelanjutan sampai kepulauan Manui. Bagian Selatan, merupakan suatu depresi yang membujur dari arah barat ke timur yang membentang antara Kendari dan Kolaka yang diisi dataran Aluvial yang berawa sedangkan di bagian selatannya berupa pegunungan dan bukit-bukit yang teratur dengan membujug barat ke timur. Lengan Selatan



Bagian sulawesi selatan merupakan daerah yang dibatasi oleh garis enggarabaratlauit dari muara sungai Karama sampai Palopo. Batas lengan utara dari garis timurlaut-barat daya dari palopo sampai teluk Mandar. Namun secara geologis bagian barat lengan sulawesi tengah termasuk Pegunungan Quarles yang lebih dekat hubungnnya dengan bagian selatan dengan lemngan selatan ( Sutardji, 2006 : 103 ). Fisiografi lengan selatan berupa pegunungan seperti pegunungan yang ada di antara Majene yang membujur utara-selatan, antara pegunungan Quarles dengan



pegunungan Latimojong dipisahkan oleh lembah Sadang dan diantara lembah Sadang dan teluk Bone terdapat Pegunungan Latimojong yang membujur dari utara ke selatan dengan ketinggian sekitar 3000 mdpl. Pada bagian utara dan selatan lengan ini dipisahkan oleh depresi dengan arah baratlau-tenggara yang terdapat danau-danau seperti Tempe, Sidenreng, dan danau Buaya. Pada bagu\ian selatannya lengan ini mempunyai ketinggian yang lebih rendah jika dibandingkan dengan bagian utara. Di daerah ini ada dua jalur pegunungan yaitu di bagian barat dengan ketinggian diatas 1000 mdpl dan bagian timur dengan ketinggian 800 mdpl yang dipisahkan oleh lembah Sungai Walaneia. Kedua jalur pegunungan tersebut di sebelah selatan pegunungan Bontorilni, bersatu sebagai hulu sungai Walaneia yang mengalir ke utara tertutup oleh vulkan besar Lampobatang. Sedangkan di luar pantai Makasar terdapat dangkalan Spermonde dengan rangkaian karang, dan di luar pantai Watampone terdapat dangkalan dengan rangkaian karang, laut dangkal dan sebelah baratnya menurun sampai palung Bone



Sulawesi Tengah



Keempat lengan dari pulau Sulawesi bertemu di bagian tengah. Bagian ini di batasi oelh garis yang melalui Donggala-parigi_Lemore Teluk Tomini dari lengan utara dan timur, garis dari Mojene_palopor Dongi sampai teluk Temori membatasi dengan lengan selatan dan tenggara. Bagian tengah Sulawesi terbagi dalam tiga zona yang memiliki perkembangan Geologi yang berbeda dan mengarah utaraselatan (Sutardji, 2006:104).



Ketiga zona tersebut adalah :



Zona Palu, merupakan busur dalam vulkanis, tetapi telah padam, zona ini bersatu ke utara dengan Sulawesi utara dan selatan dengan Sulawesi selatan Batuan utama seperti grafik. Zona Poso, emrupakan palung antara yang seperti Grnit dan endapan sediment pantai batuan metamosif dengan endapan konglomerat, batu pasar dan letaknya tidak selaras diatas batuan metamotif. Zona Kolondale, merupakan busur luar dengan dicirikan oleh batuan ultra basa, batuan segimen yang terdiri dari gamping dan batu api usia mesozaikum (Sutardji, 2006:104).



Berdasarkan geologinya, lengan timur dan tenggara di dominasikan oleh batuan malihan dan afiolit yang terobdaksi pada miosen ke atas. Mandala timur, Benua mini



banggai-Sulawesi



berasal



dariAustralia



dan



berumur



Palezoikum-



Mesozoikum (Smith and Silver, 1991 dalam Soemandjuntak, 2004:26). Sedangkan pada lengan selatan di dominasi oleh batuan gunung api dan lengan selatan di dominasik oleh batuan gunung api dan terobosan Miosen lebih muda yang membentuk sabuk lipatan diatas tepi bagian timur daratan sunda (Katili 1978 dalam Soemandjuntak, 2004:26). Pada bagian tengah pulau Sulawesi didominasi batuan yang berasal dari aktivitas volkanik seperti granit. Sedangkan pada lengan utara di



dominasi oleh batuan metamorf seperti Sekis Kristalin dan Phelit. Dilihat dari Geologi regional di lengan selatan pulau Sulawesi yang terdapat formasi latimojong yang terdiri atas batuan batu lava, batu pasir termetakan, batuan sabak, filit dan sekis merupakan formasi batuan yang mirip dengan geologi Kalimantan Barat yaitu tepian benua yang terbentuk oleh proses penunjaman. Sehingga diperkirakan Sulawesi dan Kalimantan, dulunya merupakan satu kesatuan daratan lempeng Eurasia.