Fisiologi Sistem Muskoloskeletal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH FISIOLOGI SYSTEM MUSKULOSKELETAL



Dosen Pengampu: Dr. Sudarmi, SST.,M.Blomed



Oleh : 1. 2. 3. 4.



Alma Indah Fitriana Alwi Amelia putri Wina Apriana Yuni Sukmawati



KELAS B JURUSAN D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MATARAM 2020/2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Fisiologi dengan judul “FISIOLOGI SYSTEM MUSKOLO SKELETAL”. Shalawat beserta salam tidak lupa kita curahkan kepada baginda Nabi Besar kita yakni Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa ummatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiah seperti sekarang ini. Kami menyadari bahwasannya makalah yang telah kami buat ini tidak terlepas dari kerjasama kelompok serta bimbingan dan doa yang tulus,sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna karena terbatasanya



pengalaman serta pengetahuan yang kami miliki.Oleh karena



itu,kami sangat mengharapkan segala bentuk saran dan kritik dari berbagai pihak,dan kami pun berharap semoga makalah yang kami buat bisa bermanfaat bagi semua orang.



DAFTAR ISI



JUDUL………………………………………………………………………………i KATA PENGHANTAR…………………………….………………………………ii DAFTAR ISI………………………………………………………………………..iii BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………….4 1.1 Latar belakang………………………………………………………………..4 1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………….4 1.3 Tujuan………………………………………………………………………...4 1.4 Manfaat……………………………………………………………………….4 BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………………..6 BAB III: PENUTUP..……..………………………………………………………...13 3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………...13 3.2 Saran…………...……………………………………………………………..13 DAFTAR PUSTAKA...………………………………………………………….….14



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh orang sakit kita harus terlebih dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia sehat dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang fisiologi dan anatomi tubuh manusia merupakan dasar yang penting. System musculoskeletal merupakan salah satu sistem tubuh yang sangat berperan terhadap fungsi pergerakan dan mobilitas seseorang. Komponen penunjang yang paling dominan pada system ini adalah tulang. Masalah atau gangguan pada tulang akan dapat mempengaruhi system pergerakan seseorang, mulai dari bayi hingga dewasa. Fungsi utama system musculoskeletal adalah untuk menegakkan postur dan bentuk tubuh serta melindungi berbagai organ penting, seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, dan hati. Susunan kerangka terdiri dari tulang kepala yang berbentuk tengkorak (8 buah), tulang wajah (14 buah), tulang telinga dalam (6 buah), tulang lidah (1 buah), tulang kerangka dada (25 buah), tulang belakang dan panggul (26 buah), tulang anggota gerak atas (64 buah), tulang anggota gerak bawah (62 buah).



1.2 Rumusan Masalah a.



Apakah definisi system musculoskeletal?



b.



Bagaimana anatomi fisiologi musculoskeletal?



c.



Penyakit-penyakit apa saja pada system musculoskeletal?



1.3 Tujuan a.



Untuk mengetahui apa definisi dari system musculoskeletal



b.



Untuk mengetahui anatomi fisiologi musculoskeletal



c.



Untuk mengetahui penyakit-penyakit pada system musculoskeletal



1.4 Manfaat Manfaat yang kami harapkan dengan adanya makalah ini adalah dapat menambah wawasan pengetahuan bagi para pembaca, layaknya penyusun makalah ini dan dapat digunakan



sebagai referensi untuk perbaikan makalah ini kedepannya. Besar harapan kami dengan adanya makalah ini, para pembaca dapat mengetahui apa itu system musculoskeletal.



BAB II PEMBAHASAN Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengukur pergerakan. Tulang manusia saling berhubungan satu dengan yang lain dalam berbagai bentuk untuk memperoleh fungsi system muskuloskeletal yang optimum. Aktivitas gerak tubuh manusia tergantung pada efektifnya interaksi antara sendi yang normal unit-unit neuromuskular yang menggerakkannya. Elemen-elemen tersebut juga berinteraksi untuk mendistribusikan stress mekanik ke jaringan sekitar sendi. Otot, ligamen, rawan sendi dan tulang saling bekerjasama dibawah kendali sistem saraf agar fungsi tersebut dapat berlangsung dengan sempurna. Dengan adanya system musculoskeletal, tubuh dapat bergerak dan menjalani berbagai aktivitas, seperti berjalan, berlari, berenang, hingga sesederhana mengambil suatu benda. Sistem muskuloskeletal tersusun dari berbagai bagian dan jaringan tubuh, yaitu:



a.



Tulang



Tulang merupakan salah satu bagian utama dalam sistem muskuloskeletal yang berfungsi untuk menopang dan memberi bentuk tubuh, menunjang gerakan tubuh, melindungi organ-organ tubuh, serta menyimpan mineral kalsium dan fosfor. Tulang terdiri dari lapisan luar dan dalam. Lapisan luar tulang memiliki tekstur keras dan terbuat dari protein, kolagen, serta berbagai macam mineral, termasuk kalsium. Sementara itu, bagian dalam tulang memiliki tekstur yang lebih lembut dan berisi sumsum tulang, yaitu tempat diproduksinya sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit atau keping darah. Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, terbagi menjadi 4 kategori: 1.



Tulang panjang memiliki beberapa bagian yakni: Diafisis atau bagian tengah tulang berbentuk silinder dari tulang kortikal yang memiliki kekuatan besar. Metafisis merupakan bagian tulang yang melebar dekat ujung akhir batang yang disusun oleh tulang trabekularatau tulang spongiosa yang mengandung sumsum merah. Epifisis atau lempeng epifisisadalah daerah pertumbuhan longitudinal pada naka anak yang akan menhilang pada tulang dewasa, yang terletak dekat sendi tulang panjang bersatu dengan metafisis.



2.



Tulang pendek mempunyai perbandingan tebal dan panjang hamper sama, terdapat pada pergelangan tangan dan kaki, berbentuk seperti kubus.



3.



Tulang pipih terdiri dari iga, tengkorak, panggul dan scapula. Bentuknya pipih berfungsi untuk perlindungan.



4.



Tulang beratur, tulang pada wajah dan vertebra. Tulang diliputi bagian luar oleh membrane fibrus padat yang dinamakan periosteum yang memberi nutrisi ke tulang dan memungkinkannya tumbuh, selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligament.



b.



Sendi



Sendi merupakan sambungan antara kedua tulang. Sendi ada yang bisa digerakkan, tetapi ada juga yang tidak. Sendi yang tidak bisa digerakkan contohnya adalah sendi yang terdapat di lempengan tengkorak. Sedangkan, sendi yang bisa digerakkan meliputi sendi jari tangan dan kaki, siku, pergelangan tangan, bahu, rahang, panggul, lutut, dan pergelangan kaki. Ada 3 macam sendi yaitu: 1.



Sendi sinartrosis merupakan sendi yang tidak dapat digerkkan misalnya pada persambungan tulang tengkorak.



2.



Sendi amfiartrosis merupakan sendi pada vertebra dan simfisis pubis yang memungkinkan gerakan terbatas.



3.



Sendi diartrosis adalah sendi yang dapat digerakkan secara bebas.



c.



Otot



Ada tiga jenis otot yang merupakan bagian dari sistem muskuloskeletal, yaitu otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Otot rangka adalah otot yang melekat pada tulang dan sendi. Otot ini bisa meregang dan berkontraksi saat tubuh bergerak, seperti saat berjalan, menggenggam benda, atau saat mengubah posisi tubuh, misalnya menekuk dan meluruskan lengan atau kaki. Sementara itu, otot polos adalah jenis otot yang terdapat pada organ-organ tubuh, misalnya saluran cerna dan pembuluh darah. Aktivitas otot polos diatur oleh saraf otonom, sehingga mereka dapat bekerja secara otomatis. Sama seperti otot polos, otot jantung juga bekerja secara otomatis dalam memompa darah ke seluruh tubuh, tetapi struktur jaringan otot ini mirip dengan otot rangka. Di saluran pencernaan, otot polos bertugas untuk menggerakkan usus agar makanan dan minuman bisa dicerna, kemudian dibuang sebagai kotoran. Pada pembuluh darah, otot polos bertugas untuk mengatur aliran darah dengan cara melebarkan atau menyempitkan pembuluh darah.



d.



Tulang rawan



Tulang rawan adalah sejenis jaringan ikat yang menutup sendi. Selain berada di antara sambungan tulang, tulang rawan juga ada di hidung, telinga, dan paru-paru. Tulang rawan memiliki struktur yang kokoh, tetapi lebih kenyal dan lentur, tidak seperti tulang rangka. Tulang rawan bertugas untuk mencegah tulang dan sendi saling bergesekan serta menjadi peredam fisik saat tubuh mengalami cedera.



e.



Ligamen



Ligamen adalah jaringan ikat yang menghubungkan tulang dan sendi. Ligamen terdiri atas serat elastis yang tersusun dari protein. Jaringan ikat ini berfungsi untuk menopang sendi, seperti lutut, pergelangan kaki, siku, dan bahu, serta memungkinkan pergerakan tubuh. Beberapa tipe ligament: 



Ligament tipis adalah ligament pembungkus tulang dan kartilago yang merupakan ligament kolateral yang ada di siku dan lutut. Ligament ini memungkinkan terjadinya pergerakan.







Ligament jaringan elastic kuning merupakan ligament yang dipererat oleh jaringan yang membungkus dan memperkuat sendi, seperti pada tulang bahu dan tulang lengan atas.



f.



Tendon



Tendon adalah jaringan ikat tebal dan berserat yang berfungsi untuk menghubungkan otot ke tulang. Tendon terdapat di seluruh tubuh, mulai dari kepala, leher, hingga kaki. Ada banyak jenis tendon dan salah satunya adalah tendon Achilles, tendon terbesar di tubuh. Tendon ini menempelkan otot betis ke tulang tumit dan memungkinkan kaki serta tungkai untuk bergerak. Sementara itu, tendon rotator cuff di bahu berfungsi untuk menunjang gerakan bahu dan lengan.



Cara Kerja Sistem Muskuloskeletal Ketika Anda hendak menggerakkan tubuh, otak akan mengirimkan sinyal melalui sistem saraf untuk mengaktifkan otot rangka. Setelah menerima impuls atau rangsangan dari otak, otot akan berkontraksi. Kontraksi otot ini akan menarik tendon dan tulang untuk membuat tubuh bergerak. Sedangkan untuk mengendurkan otot, sistem saraf akan mengirimkan pesan ke otot agar mengendur dan rileks. Otot yang rileks akan berhenti berkontraksi, sehingga gerakan tubuh akan ikut terhenti.



Penyakit-Penyakit pada System Musculoskeletal a.



Dislokasi



Dislokasi adalah kondisi ketika tulang keluar atau bergeser dari posisi normalnya pada sendi. Semua persendian yang ada di tubuh dapat mengalami dislokasi, terutama saat terjadi benturan akibat kecelakan berkendara atau terjatuh ketika berolahraga.



Dislokasi paling sering terjadi pada bahu dan jari tangan, walau sebenarnya dislokasi dapat terjadi di semua sendi, termasuk lutut, siku, rahang, dan panggul. Dislokasi terjadi ketika sendi mengalami benturan atau tekanan yang keras. Kondisi yang dapat menyebabkan dislokasi antara lain:   



Terjatuh, misalnya akibat terpeleset. Kecelakaan kendaraan bermotor. Cedera akibat olahraga yang melibatkan kontak fisik, seperti sepak bola atau bela diri.



Dislokasi dapat terjadi pada siapa saja, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, yaitu:    



Melakukan olahraga yang melibatkan kontak fisik. Berkendara dengan kendaraan bermotor. Memiliki otot dan keseimbangan yang lemah, misalnya akibat menderita distrofi otot. Berusia lanjut atau masih anak-anak.



Sendi adalah area di mana dua atau lebih tulang bertemu. Sendi terbentuk dari jaringan ikat dan tulang rawan, serta berfungsi sebagai penghubung di antara tulang-tulang saat bergerak. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala dan keluhan berupa:      



Sakit dan nyeri pada sendi yang cedera. Sendi bengkak dan memar. Bagian sendi yang cedera menjadi kemerahan atau menghitam. Bentuk sendi menjadi tidak normal. Sakit ketika bergerak. Mati rasa di bagian sendi yang cedera.



b.



Scoliosis



Skoliosis adalah kondisi di mana tulang belakang melengkung, seperti huruf C atau S. Skoliosis lebih sering ditemukan pada anak-anak sebelum masa pubertas, yaitu sekitar usia 10-15 tahun. Skoliosis yang terjadi biasanya ringan, namun dapat berkembang menjadi lebih parah seiring pertambahan usia, khususnya pada wanita. Bila skoliosis menjadi parah, bisa menyebabkan penderitanya mengalami gangguan jantung, paru-paru, atau kelemahan pada tungkai.



Gejala skoliosis dapat berbeda, sesuai tingkat keparahan kondisinya. Gejala yang umumnya timbul antara lain:    



Tubuh penderita skoliosis condong ke satu sisi Salah satu bahu lebih tinggi Salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol Tinggi pinggang tidak rata



Lengkungan yang parah dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada punggung. Tulang belakang juga dapat berputar sehingga lengkungan bertambah parah dan salah satu tulang iga tampak menonjol dibanding sisi lainnya. Ketika kondisinya makin parah, skoliosis dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Saat melihat tulang belakang melengkung, meski hanya sedikit, segera periksakan ke dokter, atau lebih spesifiknya dokter ortopedi ahli spine. Tujuannya adalah agar skoliosis dapat terdeteksi sejak dini dan ditangani. Sebab jika tidak, skoliosis bisa bertambah buruk secara perlahan dan tanpa nyeri, hingga akhirnya menimbulkan komplikasi yang dapat bersifat permanen. Sebagian besar kasus skoliosis tidak ditemukan penyebabnya (idiopatik). Namun, terdapat beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya skoliosis, yaitu:   



Cedera tulang belakang. Infeksi tulang belakang. Bantalan dan sendi tulang belakang yang mulai aus akibat usia (skoliosis degeneratif).



 



Bawaan lahir (skoliosis kongenital). Gangguan saraf dan otot (skoliosis neuromuskular), misalnya penyakit distrofi otot atau cerebral palsy.



c.



Osteomyelitis



Osteomyelitis adalah penyakit infeksi yang mengenai tulang. Osteomyelitis berdasarkan temuan histopatologinya dapat dikategorikan menjadi akut dan kronis. Osteomyelitis akut sering diasosiasikan dengan perubahan inflamasi pada tulang yang disebabkan oleh bakteri patogen dengan gejala terjadi dalam waktu 2 minggu setelah infeksi. Pada osteomyelitis kronis, nekrosis tulang dapat terjadi hingga 6 minggu pasca infeksi.



Klasifikasi osteomyelitis yang banyak digunakan adalah berdasarkan mekanisme terjadinya infeksi, yaitu penyebaran infeksi secara hematogen (osteomyelitis hematogenous), inokulasi infeksi langsung ke tulang dari infeksi jaringan lunak atau luka terbuka kronik sekitar tulang (osteomyelitis contiguous), dan osteomyelitis terkait insufisiensi vaskuler. Osteomyelitis hematogenous banyak terjadi pada anak-anak dan biasanya mengenai tulang panjang. Pada pasien dewasa muda, osteomyelitis sering dihubungkan dengan adanya trauma atau pasca pembedahan. Sedangkan pada dewasa tua dan lansia, tersering adalah osteomyelitis setelah operasi arthroplasty, osteomyelitis ekstremitas bawah yang berhubungan dengan penyakit diabetes mellitus dan penyakit vaskuler, serta osteomyelitis yang berhubungan dengan ulkus decubitus. Anamnesis umumnya pasien datang dengan keluhan nyeri pada tulang pada saat diam dan bergerak, dapat disertai demam sistemik. Pada pemeriksaan fisik lokal, osteomyelitis akut akan menunjukkan adanya tanda peradangan di area tulang yang terinfeksi, sedangkan pada osteomyelitis kronis dapat bermanifestasi eritema, bengkak. ulserasi, iskemik, maupun nekrosis tulang. Diagnosis pasti osteomyelitis memerlukan pemeriksaan penunjang yang adekuat, yaitu pemeriksaan histopatologis, pencitraan, laboratorium darah, dan pemeriksaan mikrobiologis.



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan System musculoskeletal adalah penunjang bentuk tubuh dan pengurus pergerakan. Mukuloskeletal terdiri atas:  



Muskuler/otot : Otot, tendon, dan ligament. Skeletal/ranga : Tulang dan sendi.



Otot terdiri dari 3 jenis yaitu: 1. 2. 3.



Otot rangka Otot polos Otot jantung



Susunan tulang:     



Tulang kepala/tengkorak Kerangka dada 25 buah Tulang belakang dan pinggul 26 buah Tulang anggota gerak atas 64 buah Tulang anggota gerak bawah 64 buah



Sendi merupakan suatu engsel yang membuat anggota tubuh dapat bergerak dengan baik, juga merupakan suatu penghubung antara ruas tulang yang satu dengan ruas tulang lainnya, sehingga kedua tulang tersebut dapat digerakkan sesuai dengan jenis persendian yang digerakkannya. 3.2 Saran Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca akan sangat dibutuhkan dan sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini kedepannya.



DAFTAR PUSTAKA Makalah system musculoskeletal. https://www.slideshare.net/septianbarakti/makalah-sistemmuskuloskeletal-42374314. 14 Agustus 2021. Makalah Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal. https://123dok.com/document/yrkkggozmakalah-anatomi-fisiologi-sistem-muskuloskeletal.html. 14 Agustus 2021. Cedera Ligamen Lutut Bisa Bersifat Permanen. https://www.alodokter.com/cedera-ligamen-lututbisa-bersifatpermanen#:~:text=Ligamen%20adalah%20pita%2Dpita%20keras,dengan%20tulang%20di%20dal am%20tubuh. 14 Agustus 2021. Dislokasi. https://www.alodokter.com/dislokasi. 14 Agustus 2021. Scoliosis. https://www.alodokter.com/skoliosis. 14 Agustus 2021. Osteomyelitis – patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan – Alomedika. https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/osteomyelitis. 14 Agustus 2021.