Golkar Jakarta Office [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GOLKAR JAKARTA OFFICE 1.1 PENGERTIAN GREEN BUILDING Green Building adalah bangunan dimana sejak dimulai dalam tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah bersinambungan. Istilah Green building merupakan upaya untuk menghasilkan bangunan dengan menggunakan proses-proses yang ramah lingkungan, penggunaan sumber daya secara efisien selama daur hidup bangunan sejak perencanaan, pembangunan, operasional, pemeliharaan, renovasi bahkan hingga pembongkaran. Bangunan hijau ( Green Building ) didesai untuk mereduksi dampak lingkungan terbangun pada kesehatan manusia dana lam, melalui efisiensi dalam penggunaan energy, air dan sumber daya lain, seperti perlindungan kesehatan penghuni dan menigkatkan produktifitas kerja, mereduksi limbah cair dan gas, mengurangi polusi dan pencemaran, serta mereduksi pencemaran lingkungan. 1.2 Apek – Aspek pembangunan GREEN BUILDING A. Bentuk dan Orientasi Bangunan B. Shading & Reflektor C. Sistem Penerangan D. Water Recycling System 1.3 Konsep Pembangunan Green Building Beberapa aspek utama green building antara lain : A. Material Material yang digunakan untuk membangun harus diperoleh dari alam, dan merupakan sumber energi terbarukan yang dikelola secara berkelanjutan. Daya tahan material bangunan yang layak sebaiknya teruji, namun tetap mengandung unsur bahan daur ulang, mengurangi produksi sampah, dan dapat digunakan kembali atau didaur ulang. B. Energy Penerapan panel surya diyakini dapat mengurangi biaya listrik bangunan. Selain itu, bangunan juga selayaknya dilengkapi jendela untuk menghemat penggunaan energi, terutama lampu dan AC. Untuk siang hari, jendela sebaiknya dibuka agar mengurangi pemakaian listrik. Jendela tentunya juga dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas penghuninya. Green building juga harus menggunakan lampu hemat



energi, peralatan listrik hemat energi, serta teknologi energi terbarukan, seperti turbin angin dan panel surya. C. Air Penggunaan air dapat dihemat dengan menginstal sistem tangkapan air hujan. Cara ini akan mendaur ulang air yang dapat digunakan untuk menyiram tanaman atau menyiram toilet. Gunakan pula peralatan hemat air, seperti pancuran air beraliran rendah, tidak menggunakan bathtub di kamar mandi, menggunakan toilet hemat air, dan memasang sistem pemanas air tanpa listrik. D. Kesehatan Penggunaan bahan-bahan bagunan dan furnitur harus tidak beracun, bebas emisi, rendah atau non-VOC (senyawa organik yang mudah menguap), dan tahan air untuk mencegah datangnya kuman dan mikroba lainnya. Kualitas udara dalam ruangan juga dapat ditingkatkan melalui sistim ventilasi dan alat-alat pengatur kelembaban udara. 1.4 Aspek Green Building Menurut GBCI      



Tepat Guna Lahan - Appropriate Site Development (ASD) Efisiensi dan Konservasi Energi - Energy Efficiency & Conservation (EEC) Konservasi Air - Water Conservation (WAC) Sumber & Siklus Material - Material Resources & Cycle (MRC) Kualitas Udara & Kenyamanan Udara Dalam Ruang - Indoor Air Health & Comfort (IHC) Manajemen Lingkungan Bangunan - Building & Enviroment Management (BEM)



2.1 Data Project A. Nama Bangunan : Golkar Jakarta Office B. Arsitek : Delution Architect C. Fungsi : Fasilitas Partai dan Umum D. Lokasi : Cikini, Menteng, Jakarta Pusat E. Jumlah Lantai : 3 Lantai F. Site Area : 2600 m2 G. Tahun : 2017



2.2 Latar Belakang



kesan yang kaku, tertutup, tidak bersahabat, dan membentengi diri dari lingkungan masyarakat adalah gambaran yang mungkin saja keluar dari masyarakat apabila diatanyai tentang partai politik. mungkin konflik yang sering terjadi baik di internal ataupun eksternal partai serta demo masyarakat menjadi alasan utama kantor partai berkesan benteng dan tertutup tersebut, namun secara filosofis, hal tersebut sangat bertentangan apabila melihat bahwa nyawa sebuah partai politik ada pada konstituennya yang merupakan masyarakat itu sendiri. Partai Golkar DPD DKI Jakarta, selaku pemilik proyek dan salah satu partai tertua di Indonesia berniat untuk melakukan suatu revolusi untuk menjadi partai yang lebih modern, transparan, kolaboratif, dan terbuka sehingga dapat mulai menarik perhatian generasi muda yang tertarik dengan dunia politik untuk bisa berpraktek secara langsung, tentunya semua visi itu harus sejalan dengan bangunan kantornya yang merupakan wadah utama aktifitas serta “wajah peradaban” dari partai politik ini. 2.3 Konsep Bangunan Dimulai dari nilai pertama, Open and transparency tidak sekedar berupa bentuk arsitektural yang “hanya” terbuka, namun juga akan mengubah perilaku pengguna bangunannya. Dimulai dengan konsep tanpa Pagar, satu konsep dimana partai ingin membuka diri ke Masyarakat sehingga akan mengubah pandangan masyarakat bahwa partai tidak menutup diri dan membentuk ekslusifitas. Paling tidak seluruh lantai 1 dari bangunan dengan total 3 lantai ini adalah fasilitas umum yang dapat dimasuki oleh masyarakat umum. fasilitas tersebut dilengkapi oleh lapangan umum, masjid, amphitheatre, kebun urban farming, perpustakaan, serta fasilitas komersil seperti toko Bunga, toko kreatif, toko bakery, minimart, serta café sebagai fasilitas penunjang ekonominnya. Lantai 2 dan 3 terisi oleh ruang-ruang kantor yang dimana ke-seluruh ruangan dibuat dengan kaca transparan yang sangat besar, sehingga tidak ada lagi ruang untuk melakukan suatu diskusi yang sifatnya tertutup dan tersembunyi seperti orang-orang partai pada umumnya. Konsep transparency ini melatih sekaligus merevolusi perilaku orang partai politik yang umumnya bersifat tertutup menjadi lebih terbuka dan tidak ada yang perlu disembunyikan satu sama lain.



Nilai Kedua adalah Green reviving, dimana solusi membungkus tulang bangunan lama dengan tanaman adalah suatu solusi yang dirasa paling efisien baik dari biaya, waktu, serta menghasilkan satu wajah serta iklim arsitektur yang lebih baik dan modern. Tentunya cara ini bisa dilakukan tanpa mengotak ngatik tulang bangunan lama sehingga pekerjaan bisa lebih cepat dari waktu yang seharusnya. Kesan “Hidup kembali” dari bangunan sebelumnya yang terlihat seperti mati tanpa jiwa juga memberikan satu filosofis semangat baru untuk membangun kembali agar segala sesuatunya menjadi selalu tumbuh lebih baik tanpa batas seperti sifat dari tanaman itu sendiri. Konsep hijau tentunya tidak hanya dari “Tanamannya” namun juga



memperhatikan aspek Hemat energinya, dimana setiap ruang di bangunan ini sangat kaya akan sinar matahari dan udara sehingga memperkecil penggunaan AC di dalamnya. Bangunan eksisting yang sebelumnnya massive juga kita buat dengan konsep layout koridor terbuka sehingga dapat membuat 75% dari luas bangunan merupakan area terbuka dan tanpa AC, mulai dari area kantor hingga area publiknya. Konsep ini sekaligus membuat suasana mikro di lahan ini menjadi terasa lebih sejuk dan dingin, hal ini juga secara tidak langsung me-revolusi perilaku masyarakat serta orang partai di Indonesia yang umumnya sering tidak menghargai tanaman dan taman. Dengan konsep bangunan yang menjadi indah karna tanaman, tentunya membuat orang-orang yang menggunakan bangunan ini menjadi lebih menjaga tanaman itu sendiri. Tentunya kita bias ber-kiblat kepada bangsa-bangsa yang sudah lebih maju bagaimana cara mereka menghargai sebuah “tanaman dan penghijauan” di kota mereka. Nilai ketiga adalah Collaborative & Community Hub, konsep ini kami usung dengan suatu tujuan dimana agar Golkar DKI Jakarta bisa menunjukan kepada masyarakat bahwa kolaborasi adalah suatu solusi terkuat atas masalah-masalah yang sedang dihadapi bangsa ini. Sudah bukan waktunya lagi bergerak sendiri-sendiri. bersatu padu, gotong royong dan berkerjasama adalah hal yang sifatnya sudah wajib di era dan zaman keterbukaan informasi dan media ini. Konsep ini kami terapkan dari yang paling dasar yaitu ruang-ruang anggota partai itu sendiri, dimana tidak ada lagi ruangan yang bersifat milik pribadi dan individual seperti “Ruang Ketua” atau “Ruang Sekretaris”. Semua ruangan adalah milik bersama, dapat digunakan bersama, dan selalu terbuka untuk siapapun yang menjadi kader golkar. Hal ini tentunya sangat mengubah perilaku petinggi-petinggi partai/organisasi yang umumnya mengekslusifitaskan dirinya karna jabatan yang diembannya, sehingga seringkali terasa jarak antara pimpinan dan anggotanya. Untuk Community Hub, kami terapkan dengan membuka fasilitas di lantai 1 menjadi wadah aktifitas kebersamaan antara warga dan komunitas-komunitas di Jakarta yang jumlahnya ribuan. Aktifitas itu dapat ditemukan dengan adanya amphitheatre yang sewaktu-waktu bias menjadi area untuk seminar kecil, dan acara komunitas serupa lainnya seperti talkshow, music performance, art performance, exhibition, dan lainnya. Selain amphitheatre, taman tengah juga dapat digunakan untuk berbagai acara masyarakat, mulai dari acara pertemuan, diskusi warga, teman bermain anak, hingga menjadi venue pernikahan dengan konsep outdoor party. Nilai yang terakhir sekaligus nilai ke-4 adalah Raising the Nationalism, dimana kami ingin menumbuhkan kembali semangat nasionalisme ada setiap anggota, simpatisan, serta masyarakat yang dating ke kantor golkar ini. Dimana semangat nasionalisme itu kami terapkan ke dalam bentuk nama setiap ruangan yang menggunakan symbol-simbol kebangsaan seperti bhineka tunggal ika, Pancasila, sumpah pemuda, proklamasi, Indonesia raya, serta nama-nama presiden yang pernah menjabat di Indonesia mulai dari Soekarno hingga Joko Widodo. Hal ini kami terapkan agar dalam hari-hari mereka menjalankan aktifitas, mereka bias memanggil ruangruang tersebut dengan sebutan symbol kebangsaan. Hal ini dalam rangka sebuah



kampanye untuk kembali menyadarkan nilai-nilai kebangsaan itu sendiri yang secara perlahan mulai hilang di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Selain 4 nilai utama sebagai implementasi dari konsep revolusi diatas, arsitek juga menerapkan penggunaan material yang sifatnya un-finished, namun dibentuk dan dikemas secara estetis, selain dapat menghemat biaya, juga dapat mempersingkat waktu pekerjaannya sehingga menjadi solusi yang win-win antara tampilan, biaya dan waktu. Arsitek juga banyak menerapkan wayfinding sebagai sign penunjuk pada setiap lantai, ruang dan area-areanya, hal ini agar bias lebih membuat bangunan ini lebih ramah informasi kepada para penggunannya.



Konsep Green pada bangunan ini tidak hanya dari penerapan vegetasi yang ada pada bangunan, namun juga memperhatikan aspek Hemat energinya, dimana setiap ruang di bangunan ini sangat kaya akan sinar matahari dan udara sehingga memperkecil penggunaan AC di dalamnya. Bangunan eksisting yang sebelumnnya massive juga kita buat dengan konsep layout koridor terbuka sehingga dapat membuat 75% dari luas bangunan merupakan area terbuka dan tanpa AC, mulai dari area kantor hingga area publiknya. Konsep ini sekaligus membuat suasana mikro di lahan ini menjadi terasa lebih sejuk dan dingin, hal ini juga secara tidak langsung merevolusi perilaku masyarakat serta orang partai di Indonesia yang umumnya sering tidak menghargai tanaman dan taman. Dengan konsep bangunan yang menjadi indah karna tanaman, tentunya membuat orang-orang yang menggunakan bangunan ini menjadi lebih menjaga tanaman itu sendiri. Tentunya kita bias ber-kiblat kepada bangsa-bangsa yang sudah lebih maju bagaimana cara mereka menghargai sebuah “tanaman dan penghijauan” di kota mereka.



Bangunan ini memiliki bukaan yang sangat banyak, dengan kemungkinan besar udara segar akan leluasa masuk, tidak hanya bukaan diluar, akan tetapi setiap koridor yang menghubungkan antar ruang dalam bangunan pun sangat mudah dijangkau oleh udara, diusungnya konsep transparan dari setiap ruang yang dengan tegas meminimalisir penggunaan dinding massif sebagai pembatas antar ruang, sehingga udara bias keluar dan masuk menyusuri ruang dan kopridaor dalam bangunan tanpa ada penghambat serta buffer yang sangat berarti, dengan begitu aktivitas dapat berlangsung dengan nyaman. Selain pengkondisian yang baik, bangunan ini dirancang dengan memiliki bukaan sebagai jalur masuk sinar matahari yang besar dan efektif dari segi jumlah, setiap ruang di bangunan ini sangat kaya akan sinar matahari, akan tetapi tidak juga terasa panas, dengan adanya vegetasi di area bangunan baik luar maupun dalam.



Mengusung konsep hijau dan keterbukaan, selain dari area dalam bangunan yang dirancang se transparan mungkin, area luar bangunan pun dibuat dengan penuh lahan yang memang diperuntukan sebagai ruang komunal, dimana disetiap sudut terdapat berbagai macam vegetasi yang dapat memberikan kesan hijau, sejuk dan damai, sesuai dengan tujuan dibangunnya project ini, yakni collaborative and community hub, dimana setiap orang baik pegawai dan masyarakat umum dapat berinteraksi secara bebas dan nyaman.



Gambar Potongan memanjang dan melintang pada bangunan Golkar Jakarta Office.



DAFTAR PUSTAKA http://delution.co.id/projects/golkar-jakarta-office/ http://trtb.pemkomedan.go.id/artikel-935-konsep-bangunan-hijau-green-building-.html http://helmizulmar.blogspot.co.id/2012/06/definisi-greenbuilding-adalah-bangunan.html https://www.archdaily.com/882662/golkar-jakarta-office-delutionarchitect/59f85770b22e38196a0001cc-golkar-jakarta-office-delution-architect-image http://www.gbcindonesia.org/greenship