Good Dispending Partice [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

COMPOUNDING & DISPENSING (Pertemuan ke 3)



“Dispensing in GPP Modul Training Manual” by: Dra.Ambarsundari M.M.,Apt



Topik bahasan Good Dispensing Practice: 1. Area Lingkungan



2. Pelayanan Resep a. Penerimaan b. Pemeriksaan c. Pengkajian Resep



3. Penyiapan Resep/Salinan Resep 4.Faktor lainnya: a. Dispensing error b. Peran apoteker c. Penolakan Resep d. Bentuk resep lainnya



Dispensing menjadi peran utama apoteker di farmasi komunitas



Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi Obat oleh Apoteker, setelah melakukan pengkajian Resep (Permenkes N0.73 /2016 tentang Standar Pelayanan kefarmasian di Apotek )



Product oriented to patient oriented



Dispensing tidak hanya menyiapkan obat-obatan dengan benar &tepat tapi memeriksa apakah pengobatan pasien sudah tepat selanjutnya memberikan konseling atas pengobatan pasien→ Drug Therapy Manager



Kegiatan Dispensing 1



• Penerimaan resep • Konfirmasi permintaan dokter



2



• Pengkajian Resep • Interpretasi /pemahaman



3



• Verifikasi dan konsultasi ,bila diperlukan



4



• Menyiapkan dan mengisi obat • Mengemas dan mengelompokkan per resep



5



• Pemeriksaan kebenaran resep dan harga resep sebelum penyerahan



6



• Penyerahan obat ke pasien dengan instruksi yang jelas berikut konseling



Penyerahan obat& konseling



Penerimaan Resep & konfirmasi



SIKLUS DISPENSING



Catat & terdokumentasi



Pengambilan dan pengemasan



Pengkajian dan interpretasi



Verifikasi,konsultasi Bila diperlukan



Dispensing adalah bagian penting dari praktek kefarmasian, yaitu apoteker atau tenaga teknis kefarmasian (dibawah pengawasan apoteker) memenuhi resep dokter dan menyediakan obat serta produk kesehatan lainnya sesuai resep tersebut untuk kesembuhan pasien.



Maksud :  Apoteker dapat memahami dan melaksanakan “Good Dispensing Practice”



TUJUAN: ✓Faktor pedukung GDP ✓Tingkat kepentingan GDP ✓Pengertian “good dispensing environment” ✓Kendala yg dihadapi ✓Metoda pelayanan resep yang benar



1. Dispensing environment (Area lingkungan)



a. Meja pelayanan resep (Counter area) Idealnya meja pelayanan resep harus : i. Mudah diakses oleh pasien. ii.Lebih baik jika berada pada tempat yang terpisah dan tidak berisik. iii. Harus bersih, teratur, menarik, dan ditandai dengan petunjuk identitas atau simbol yang dapat diidentifikasi dengan mudah dan dapat dilihat dari berbagai sudut. iv. Warna, tampilan dan tanda yang berbeda dapat diberikan pada tempat penerimaan resep untuk memberikan penekanan berbeda. v.Memiliki ruang tunggu untuk pasien yang menunggu obat diserahkan/diracik.



b. Ruang tunggu Yang harus tersedia di ruang tunggu yang ideal,antara lain:



 Kursi atau tempat duduk yang nyaman (terutama untuk tempat istirahat pasien yang sudah tua atau sedang sakit)  Majalah kesehatan populer terkini, dan bahan-bahan terpilih yang berhubungan dengan kesehatan, untuk mencegah kebosanan saat menunggu penyerahan obat.  Tampilan pamflet dan poster yang berhubungan dengan kepentingan umum, keluarga, dan masalah kesehatan individual lain (ruang tunggu dapat digunakan sebagai pusat pendidikan kesehatan



c.Persyaratan untuk lingkungan peracikan obat yang baik Lingkungan penyerahan obat harus: Bersih Teratur Memiliki ruang yang cukup Suhu dan kelembaban terkontrol Tidak memasang musik yang kencang, bergosip, berbicara, atau menyetel televisi Obat-obatan tersimpan secara teratur pada rak secara alfabetis atau dengan menggunakan metode yang biasa digunakan di apotek tersebut



▪ • • •







Kebersihan dan keteraturan memberikan penampilan apotek yang profesional Untuk menjaga kebersihan lingkungan diperlukan: Pembersihan rak, obat/produk secara rutin, dan pembersihan lantai setiap hari. Jadwal reguler untuk memeriksa, membersihkan, dan melelehkan es dalam lemari es. bersihkan segera tumpahan yang tidak sengaja terjadi akibat barang yang pecah selama penyerahan obat. SPO (Standar Prosedur Operasional)



Perarturan Pemerintah No.51/2009 ttg Pekerjaan Kefarmasian Ps 23



d.Halangan, keributan, dan gangguan yang dapat mempengaruhi pelayanan resep Halangan: •Penempatan fisik meja pelayanan resep. •Area kerja tinggi (meja pelayanan yang tinggi). •Penghalang kaca (dapat menyulitkan pembicaraan). •Meja pelayanan yang lebih dari satu. •Kompleksitas dari regimen/pengobatan pasien. •Pendidikan pasien. Keributan: •Radio dan televisi •Teriakan anak-anak. •Bunyi mesin cetak/printer. •Jarak dengan pinggir jalan (kemacetan), rel kereta, tempat kerja atau mesin yang bising disekitar. •Telepon yang berdering. •Pembicaraan telepon yang terlalu keras. Gangguan: •Interupsi telepon dengan frekuensi yang sering. •Jasa layanan lain yang tidak berhubungan dengan kesehatan yang disediakan di apotek misalnya wartel, usaha fotokopi, dll. •Teman atau pengunjung yang datang untuk mengunjungi staff.



Keuntungan dari lingkungan pelayanan resep yang baik: •Mengurangi kesalahan pada saat penyerahan obat •Mengurangi kelelahan pada staff farmasi • Meningkatkan pelayanan • Meningkatkan penampilan apotek • Meningkatkan jumlah pelanggan • Meningkatkan kecepatan • Membuat penampilan yang profesional



2. Pelayanan Resep:



Pelayanan resep adalah bagian dari hubungan profesional antara penulis resep yaitu dokter, apoteker, dan pasien dan merupakan tanggung jawab apoteker dalam hubungan tersebut untuk memenuhi pengobatan yang dibutuhkan oleh pasien.



a. Penerimaan b. Pemeriksaan c. Pengkajian Resep



dr. Tedja Rukmana SIP: 221/Dinkes/421-SIP/2017 Jl. Jend. Sudirman No. 10, Cimahi No. Telpon : 022 – 4516745



R/ Lizor sirup kering 50 mL fls No. I ∫ 2 dd ½ cth



Pro : An. Nindya Usia : 5 tahun BB : 25 Kg Alamat : Jl. Raya Cimahi No. 10



2.a. PENERIMAAN RESEP Ketika pasien datang ke apotek, mereka harus dibuat nyaman dan merasa diterima dengan cara: ▪Bahasa tubuh yang bersahabat ▪Senyuman ▪Kontak mata → T area ▪Ucapan selamat datang yang bersahabat ▪Suasana yang nyaman ▪Kesopanan Senyum menarik : ▪Perhatian(empati) ♥ Tulus ♥ kontak mata → T area ♥ simetris 2 cm ke kiri dan 2 cm ke kanan,tampak 7 gigi dan selama 7 detik ♥ sedikit mengangguk



Pada waktu penerimaan resep apoteker harus konfirmasi: •Apakah pasiennya sendiri atau datang atas nama pasien •Hubungan dengan pasien (misal orang tua dari anak yang sakit, atau anak dari pasien lansia,anggota keluarga, teman, dll)



2.b. Pemeriksaan Resep: ▪ Keabsahan (legality) ▪ Keterbacaan (legibility) ▪ Kelengkapan dan Kebenaran Legalitas/keabsahan: Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada Apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan bagi pasien. (Permenkes No.9/2017 ttg APOTEK)



2.b.1.Resep dikatakan legal/absah apabila: •Ditulis atau diketik oleh dokter yang berijin •Ditandatangani oleh dokter yang berijin •Memiliki semua informasi yang dibutuhkan yang terkandung pada bagian-bagian resep



Bagian resep adalah :



1. INSCRIPTION (Identitas dokter)



2.INVOCATIO



Nama dokter, SIP,alamat.No.telp,tempat dan tgl resep



3. Precriptio/Ordonatio:



Nama obat,kekuatan dan jumlah obat 4.Signatura:



Tandatangan/paraf dokter Dan aturan pakai obat



5.Subcriptio: KAJIAN ADMINISTRATIF



Iter/tanda lain, Nama pasien, Jenis kelamin, umur,berat badan.alamat.



Sesuai standar OSCE



2.b.2.Keterbacaan (Legibility) a.Nama pasien atau nama obat yang ditulis dengan tangan seringkali sulit untuk dibaca. b.Semua resep harus dibaca dan dimengerti dengan menyeluruh sebelum dilakukan proses peracikan obat. Semua kata dan singkatan memiliki arti.



c. Bentuk sediaan, dosis dan jumlah obat yang harus diserahkan harus jelas sehingga proses penyerahan obat menjadi lebih mudah bagi apoteker,sehingga apoteker dapat memberikan konseling kepada pasien dengan efisien. d. Semua istilah, termasuk satuan pengukuran dan singkatan bahasa Latin harus diterjemahkan dengan baik.



2.b.3.Kelengkapan dan Kebenaran a.Detail dokter b. Detail pasien c. Pemeriksaan detail produk : (i) Nama produk: ➢ Nama generik dan / atau nama dagang ➢ Apoteker harus memegang kode etik dan moral demi kepentingan pasien bila terjadi penggantian obat PP 51/2009 ps 24 dan PMK No.9/2017 ttg Apotek mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien) ➢ Formulasi /Nama mirip dengan formulasi lain misal : suatu formulasi : tablet tersedia dalam bentuk 25 mg dan 50 mg tablet dispersi, tablet cepat (FT), tablet lepas lambat (SR) LASA (Looks Alike Sounds Alike) (ii) Bentuk sediaan untuk oral maupun topikal (iii) Kekuatan/potensi obat (iv) Jumlah obat yang diserahkan dan ketersediaan (v) Frekuensi pemberian Contoh label LASA



Looks Alike Sounds Alike (LASA)



Penyimpanan obat LASA/NORUM tidak saling berdekatan dan diberi label khusus sehingga petugas dapat lebih mewasapadai adanya obat LASA/NORUM.



Contoh obat LASA disimpan tidak berdekatan dan diberi label "LASA"



2.c.Pengkajian Resep a. Persyaratan Administratif



b. Kesesuaian farmasetika



c. Kajian pertimbangan klinis Pelayanan



1.Nama dokter, SIP,alamat, Tanggal penulisan resep, Tanda tangan/Paraf Penulis Resep 2.Nama,Alamat,umur,Berat Badan dan jenis kelamin 3.Nama Obat Potensi,Dosis,Jumlah yang diminta 4.Cara Pemakaian yang jelas 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Bentuk sediaan Dosis Obat Potensi Obat Stabilitas Inkompatibilitas Cara dan Lama Pemberian



1. Adanya Alergi 2 Efek Samping 3. Interaksi 4. Kesesuaian (Dosis,Durasi,Jumlah Obat,dll)



STUDI KASUS PENGKAJIAN RESEP Pasien anak usia 5 tahun dengan bobot badan 25 kg, bersama orangtuanya datang ke apotek membawa resep dari dokter. Pasien didiagnosis mengalami infeksi saluran nafas.



dr. Tedja Rukmana SIP: 221/Dinkes/421-SIP/2017 Jl. Jend. Sudirman No. 10, Cimahi No. Telpon : 022 – 4516745 9 Maret 2020 R/ Lizor sirup kering 50 mL fls No. I ∫ 2 dd ½ cth



Pro : An. Nindya Usia : 5 tahun BB : 25 Kg Alamat : Jl. Raya Cimahi No. 10



Lihat informasi obat (dosis) pada buku Drug Information Handbook! Tugas: Lakukanlah pengkajian resep secara administrasi,farmasetika dan secara klinis. Tuliskan pada lembar kerja. Berikanlah rekomendasi terkait masalah pada pengkajian resep tersebut, Tuliskan pada lembar kerja dan serahkan pada penguji! LEMBAR KERJA PENGKAJIAN RESEP



■PERHITUNGAN DOSIS DIH 23rd Ed 2014-2015 Lizor sirop : cefprozil 125 mg/5 ml; 250 mg/5 ml Sediaan : 50ml,75 ml dan 100 ml Dosis Oral : Infants and children > 6 months to 12 years 7,5 mg- 15 mg/kg/day divided every 12 hours



Perhitungan dosis : BB 25 kg Range dosis sehari :( 25 x 7,5 mg) – (25 x 15 mg) : 187,5 – 375 mg Dosis sesuai resep; 1 x pakai : 2,5 ml/ 5ml X 125 mg = 62,5 mg Sehari : 2 x 62,5 mg = 125 mg (under dose) Solusi : Lizor sirop forte (250 mg/5 ml) Dikonsulkan ke dokter agar Lizor sirop diganti Lizor sirop forte Dan cara pakai (signa) → ʃ 2 dd cth I



EXP Date : 11 2020



PENGKAJIAN RESEP •KAJIAN ADMINISTRATIF



NO



URAIAN



Inscription Identitas dokter : 1.



Nama dokter



2.



SIP dokter



Alamat Praktek Nomor telpon Tempat dan tanggal penulisan resep Invocatio 6. Tanda resep diawal Penulisan resep (R/) Prescriptio/Ordonatio 7. Nama obat 8. Kekuatan obat 9. Jumlah obat Signatura 10. Tanda tangan/paraf dokter 11. Aturan pakai obat Subcriptio 12. Iter/tanda lain 13. Nama Pasien 14. Jenis Kelamin 15. Umur 16. Berat badan 3. 4. 5.



PADA RESEP ADA



TIDAK



KAJIAN FARMASETIKA No



Kesesuaian Farmasetika



1



Bentuk sediaan:



2.



Kekuatan sediaan



3.



Stabilitas



4.



Kompatibilitas (ketercampuran



sesuai



Tidak sesuai



Keterangan



Tetapkan BUD/TBG: 1. 2. 3



Pengkajian Resep di Apotek



Sumber : Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek (2019)



Pengkajian resep di RS



Sumber : Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit (2019)



To be continued……………………….



3. Penyiapan Resep dan Salinan Resep 4. Faktor lainnya: a. Dispensing error b. Peran apoteker c. Penolakan Resep d. Bentuk resep lainnya