Hakikat Kalimat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NAMA: NETTI YULIANA SITUMORANG NIM: 2005113103



HAKIKAT KALIMAT



1. Definisi kalimat dari berbagai pendapat Ahli 



Slametmuljana (1969) menjelaskan bahwa kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata yang berlagu,  disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan; mungkin yang dipakai hanya satu kata, mungkin lebih.







Kridalaksana (2001:92) mengungkapkan bahwa kalimat sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa;  klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas; jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya.







Menurut Dardjowidojo (1988:254) kalimat ialah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan.







Keraf ( 1984:156) menyatakan bahwa kalimat sebagai satu bagian dari ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedang intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap







Kalimat menurut Alwi dkk, yaitu dalam wujud tulisan, pada kalimat dalam bentuk ucapan biasanya terdapat naik-turun dan keras lembut di sela pula dengan jeda, serta diakhiri dengan intonasi oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan, baik dalam asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya.







Menurut Dardjowidojo (1988: 254), kalimat merupakan bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan.



2. Perbedaan kalimat dengan klausa



1) Kalimat adalah konstruksi sintaksis terbesar, merupakan gabungan dari beberapa kata yang terdiri atas unsur subjek dan predikat yang dapat diikuti oleh objek, pelengkap, dan/atau keterangan. Sedangkan klausa merupakan cikal bakal terbentuknya sebuah kalimat yang merupakan unsur yang predikatif. Artinya unsur pokok dan wajib pada sebuah klausa adalah predikat, dan dapat dibubuhi unsur tambahan . 2) Dalam penulisan kalimat wajib diawali dengan huruf kapital, sedangkan dalam penulisan klausa tidak bisa dimulai dengan huruf kapital. 3) Dalam penulisan kalimat diakhiri dengan tanda baca final, sedangkan dalam penulisan klausa tidak bisa diakhiri dengan tanda baca final. 3. Pengklasifikasian Kalimat 1. Kalimat Berdasarkan Pengungkapannya a.Kalimat Langsung Kalimat langsung adalah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang. Isi dari kalimat ini sama persis dengan yang dikatakan orang tersebut. Isi dari kalimat langsung diiringi oleh tanda petik. Sedangkan pengiringnya tidak diiringi oleh tanda petik, isi kalimat dengan pengiring dipisahkan oleh tanda koma. Tanda baca pengakhir kalimat ditulis sebelum penulisan tanda petik. Contohnya : “Tolong ambilkan sepatu saya,” pinta Andi Struktur dari kalimat langsung beserta pengiringnya dapat ditulis sebagai berikut : Pengiring, “Kutipan.” “Kutipan,” pengiring. “Kutipan,” Pengiring, “kutipan.” b. Kalimat Tak Langsung Kalimat tak langsung merupakan kalimat yang dibentuk dengan cara melaporkan atau memberitahukan perkataan orang lain dalam bentuk berita. Kalimat tidak langsung tidak perlu menggunakan tanda petik dalam penulisannya. Contohnya ; Ibu saya berkata bahwa kita harus lebih banyak belajar agar bisa lulus ujian nasional.



2. Kalimat berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur) a. Kalimat Tunggal Kalimat tunggal merupakan kalimat yang hanya memiliki satu subjek, satu predikat dan dilengkapi dengan satu objek dan keterangan. Contohnya Ibu memasak di dapur. b. Kalimat Majemuk Kalimat majemuk merupakan sebuah kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek, dan lebih dari satu predikat sehingga bisa dipisahkan menjadi kalimat yang berbeda-beda. Masing-masing penyusun kalimat majemuk dapat berdiri sendiri karena mempunyai Subjek (S) dan Objek (O nya tersendiri. 3. Kalimat berdasarkan Subjeknya a. Kalimat Aktif Kalimat aktif merupakan kalimat yang subjeknya secara aktif melakukan sesuatu melalui predikat terhadap objeknya. Biasanya kata kerja pada kalimat aktif memiliki awalan me-. Contoh kalimat aktif : Ani memasak nasi di dapur. b. Kalimat Pasif Kalimat pasif merupakan kalimat yang subjeknya dikenai suatu tindakan melalui predikat, oleh objeknya. Biasanya kata kerja pada kalimat pasif memiliki awal di- atau ter-. Contoh kalimat pasif : Nasi  4. Kalimat berdasarkan Isinya a. Kalimat Berita Kalimat berita merupakan kalimat yang bertujuan untuk menginformasikan sesuatu. Kalimat berita dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.). Contoh kalimat berita : Kelas kita sangat bersih hari ini.



b. Kalimat Tanya Kalimat tanya merupakan kalimat yang bertujuan untuk menanyakan tentang suatu hal. Kalimat tanya dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri oleh tanda tanya (?). Contoh Kalimat tanya : Apakah kamu sudah menyelesaikan tugasmu ? c. Kalimat Perintah Kalimat perintah merupakan kalimat yang bertujuan untuk memerintahkan tentang suatu hal. Kalimat perintah dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri oleh tanda seru (!). Contoh kalimat perintah : Ambilkan sepatu saya! d. Kalimat Ajakan Kalimat ajakan merupakan kalimat yang bertujuan untuk mengajak atau memancing minat lawan bicara atau pembaca. Kalimat ajakan biasanya diawalai dengan kata ajakan seperti “ayo” atau “mari”. Contoh kalimat ajakan : ayo pergi ke bioskop bersama. e. Kalimat Pengandaian Kalimat pengandaian merupakan kalimat yang menggambarkan tujuan atau keinginan dari penulis atau pembicara yang belum menjadi kenyataan. Kalimat pengandaian biasanya dimulai dengan kata “seandainya” atau “andaikan”. Contoh kalimat pengandaian : Andaikan saya bisa jadi seorang dokter, pasti ibu saya akan sangat senang. 4. Pola-pola dasar dalam kalimat 



S-P



Pola ini terhitung pola kalimat yang paling dasar dan sederhana. Sebab, pola ini hanya berupa subjek (S) dan predikat (P) saja. Adapun beberapa contoh kalimat yang menggunakan pola ini adalah sebagai berikut. 



Ayah Bekerja. (S= Ayah, P= bekerja)







Petani bercocok tanam. (S= Petani, P= bercocok tanam )







Ibu Guru sedang mengajar. (S= Ibu Guru (subjek berbentuk frasa nomina), P= sedang mengajar).







S-P-O



Pola yang terdiri dari subjek (S), predikat (P), dan objek (O) ini biasanya dipakai pada contoh kalimat deklaratif aktif transitif dan kalimat aktif transitif. Adapun bebrapa contoh kalimat dengan pola ini adalah sebagai berikut: 



Ibu menanak nasi. (S= Ibu, P= menanak, O= nasi)







Adik sedang memainkan piano. (S= adik, P= sedang memainkan, O= piano)







Anak-anak sedang mengerjakan soal-soal ujian. (S= anak-anak, P= sedang mengerjakan, O= soal=soal ujian)







S-P-Pel



Pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), dan pelengkap (Pel). Biasanya, pola ini digunakan dalam contoh kalimat deklaratif aktif intransitif, contoh kalimat deklaratif semitransitif, kalimat aktif intransitif, dan contoh kalimat aktif semitransitif. Contoh: 



Tubuhnya berlumuran keringat. (S= tubuhnya, P= berlumuran, Pel= keringat)







Langit malam ini bertaburan bintang-bintang. (S= langit malam ini, P= bertaburan, Pel= bintang-bintang)







Anak-anak sedang bermain layang-layang. (S= anak-anak, P= sedang bermain, Pel= layang-layang)







S-P-K



Merupakan pola yang terdiri atas subjek (S), predikat (P), dan Keterangan (K). Pola ini biasanya dapat dijumpai pada kalimat deklaratif aktiif intransitif dan kalimat aktif intransitif. Adapun contoh pola ini adalah sebagai berikut: 



Anak-anak bermain di lapangan. (S= anak-anak, P= bermain, K= di lapangan)







Burung-burung bersahutan di pagi hari. (S= burung-burung, P= bersahutan, K= di pagi hari)







Paman sedang bercukur dengan menggunakan pisau cukur. (S= Paman, P= sedang bercukur, K= dengan menggunakan pisau cukur)







S-P-O-K



Pola ini merupakan pola yang paling umum dan paling dikenal di masyarakat. Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K). Adapun contohnya adalah sebagai berikut: 



Ibu membeli sayur-sayuran di pasar tradisional. (S= Ibu, P= membeli, O= sayur-sayuran, K= di pasar tradisional)







Dimas mengerjakan tugas sekolah dengan sungguh-sungguh. (S= Dimas, P= mengerjakan, O= tugas, K= dengan sungguh-sungguh)







Para petani menanam padi di pagi hari. (S= para petani, P= menanam, O= padi, K= di pagi hari)







S-P-O-Pel



Pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), objek (O), dan pelengkap (Pel). Adapun contohnya adalah sebagai berikut: 



Ibu membelikan adik pakaian baru. (S= Ibu, P= membelikan, O= adik, Pel= pakaian baru)







Adik membelikan kucingnya makanan kucing. (S= Adik, P= membelikan, O= kucingnya, Pel= makanan kucing)







S-P-Pel-K



Adalah pola yang terdiri atas subjek (S), predikat (P), pelengkap (Pel), dan keterangan (K). Contoh: 



Tubuhnya berlumuran keringat karena bekerja keras seharian. (S= tubuhnya, P= berlumuran, Pel= keringat, K= karena bekerja keras seharian)







Anak-anak bermain bola di tanah lapang. (S= anak-anak, P= bermain, Pel= bola, K= di tanah lapang)







S-P-O-Pel-K



Merupakan pola kalimat yang paling kompleks dan lengkap karena semua unsur kalimat terkandung di dalamnya. Contoh: 



Ibu membelikan adik sepatu baru pada hari Minggu kemarin. (S= Ibu, P= membelikan, O= adik, Pel= sepatu baru, K= pada hari Minggu kemarin)







Adik membelikan kucingnya makanan kucing dengan uang sakunya sendiri. (S= adik, P= membelikan, O= kucingnya, Pel= makanan kucing, K= dengan uang sakunya sendiri).