Heijunka Baruu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Heijunka Heijunka adalah konsep dalam Lean yang bertujuan untuk melakukan smoothing terhadap jadwal produksi. Dengan melakukan smoothing terhadap penjadwalan, maka akan diperoleh keuntungan dalam hal proses lead time. Jika kita melihat dari konteks Lean Manufacturing dan Toyota Production System(TPS), Heijunka mengarah pada teknik production leveling dan production smoothing yang secara umum dikerjakan untuk mengatur schedule dari aktifitas produksi dengan tujuan untuk mengontrol inventori, mengurangi lead time, dan memproduksi produk yang beraneka ragam dengan volume yang sesuai dengan permintaan yang diinginkan oleh konsumen. Kestabilan fasilitas Heijunka, khususnya dalam proses produksi bertujuan untuk mengadopsi praktek dari lean manufacturing yaitu menghilangkan mura (ketidakserasian dalam kualitas produksi), mengontrol muri (kejenuhan atau beban yang berlebihan dari sumber daya produksi seperti SDM dan mesin), dan mereduksi muda (waste dari unsur-unsur produksi). Berbeda dengan proses manufaktur tradisional dimana proses tersebut mempekerjakan orang dalam jumlah yang besar untuk melakukan proses assembly terhadap produk, dasar dari Heijunka adalah untuk menggunakan sumber daya dalam jumlah kecil di dalam lini assembly sehingga fluktuasi pada lini final assembly tetap terjaga dan dapat diabaikan. Dengan cara ini (Production Leveling dan Scheduling), efisiensi dari proses produksi akan menjadi sangat optimal. Berbeda pula dengan JIT, dapat dibandingkan dengan gambar di bawah ini: JIT yang ideal adalah sangat sulit karena respon yang benar-benar JIT untuk fluktuasi permintaan pelanggan dapat mengakibatkan terjadinya lembur (bila fluktuasi naik) atau waktu menganggur (bila fluktuasi turun) karena proses produksi hanya dilakukan ketika ada permintaan saja. Selain itu, jadwal produksinya dapat membuat pekerja stress. Production leveling mencoba mengatasi masalah ini, seperti: memenuhi total permintaan pelanggan berdasarkan periode production leveling yang ditentukan (pada kasus di atas dalam mingguan); persediaan barang jadi (finished goods) dibuat untuk periode jangka pendek yang memiliki permintaan tinggi; jadwal kerja dapat diramalkan; dan kestabilan produksi ditransmisikan keseluruh rantai pasokan (supply chain) untuk mengurangi persediaan pemasok.



Implementasi Heijunka Contoh: Detik kerja per hari (8jam): 28.800 detik Produk X: 28.800 detik / 50 unit per hari = 576 detik per unit Produk Y: 28.800 detik / 30 unit per hari = 960 detik per unit Produk Z: 28.800 detik / 20 unit per hari = 1.440 detik per unit Jumlah produk yang akan diproduksi sehari = 50 + 30+ 20 = 100 unit Takt time (waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk) = 28.800 / 100 = 288 detik per satu unit. X: 0,5 unit; Y: 0,3 unit; Z: 0,2 unit ==== (288 detik / detik per unit) Jika manufaktur menyediakan waktu 1.745 detik untuk satu kali sekuen, maka: Ukuran sekuen = 1.745 / 288 = 6 unit, dengan kombinasi 3 unit X, 2 unit Y, dan 1 unit Z. Ukuran sekuen 6 unit akan diulang: 28.800 detik / 1.745 detik = 165 kali. Penjadwalan 1. Tempatkan X (3 unit) terlebih dahulu, usahakan penempatan selang seling.



2. Sel yang masih kosong diisi dengan Y kemudian Z. Sekuen di atas akan diulang 16,5 kali. Dari penjadwalan tersebut, di convert ke kotak heijunka, seperti pada gambar di bawah ini:



Kotak heijunka befungsi untuk mengimplementasikan prinsip dari Heijunka (leveling) dalam suatu proses produksi. Kotak heijunka memudahkan untuk melihat jenis pekerjaan yang antri untuk produksi dan kapan dijadwalkan. Dalam proses, pekerja akan mengambil kartu kanban dari kotak untuk mengetahui apa yang harus dilakukan. Kartu ini akan diteruskan ke proses berikutnya ketika mereka sudah menyelesaikan pekerjaannya. Kotak Heijunka memungkinkan kontrol yang mudah dan terlihat dari jadwal produksi dan membuat lebih lancar.