Hewan Pengantar Listrik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HEWAN PENGANTAR LISTRIK Hiu Kepala Martil



Dengan ratusan ribu organ electrorecptor (disebut Ampullae dari Lorenzini) di dalam tubuh mereka, hiu ini menjadi satu satunya hiu yang memiliki sensitivitas listrik terbesar yang dapat mendeteksi sinyal dari setengah milyar volt hewan lain. Dan memudahkan dalam mencari mangsa. Ampullae mendeteksi medan listrik yang dihasilkan oleh hewan bawah air lainnya, sehingga memungkinkan hiu martil untuk memindai pasir dan menggali makan malam dari dasar laut. Hiu Martil juga dikatakan menggunakan deteksi internal mereka seperti perangkat GPS, membantu untuk menyesuaikan diri dengan mendeteksi arus laut yang bergerak dalam medan magnet bumi. Hiu kepala martil (Keluarga Sphyrnidae) adalah sekelompok hiu yang mencakup sembilan spesies. Martil yang dinamakan demikian karena bentuk lebar dipipihkan seperti "palu" dari kepala mereka. Struktur ini, dikenal sebagai cephalofoil, proyek-proyek baik dari sisi kepala hiu dan dapat berfungsi dalam resepsi sensori, menangkap mangsa, atau manuver. Mata dan lubang hidup terletak di ujung cephalofoil. Hiu martil merupakan milik Carcharhiniformes Order, kelompok ini dikenal sebagai hiu tanah. Martil memiliki sirip anal dan sirip punggung dua tanpa duri.



Mereka mempunyai lima celah insang dan mulutnya terletak di belakang mata mereka. Pada siang hari, hiu kepala martil sering membentuk kelompok lebih dari 100 ikan. Pada malam hari, mereka melepas sendiri sebagai pemburu soliter. Mereka memakan berbagai mangsa termasuk lobster, ikan, udang, cumi, kepiting, dan siput. * berat: sampai 230 kg * Panjang Tubuh : 0,9 - 6 m (3,0-20 kaki) * makanan: lobster, ikan, udang, cumi, kepiting, dan siput * Reproduksi: vivipar klasifikasi: * Kerajaan: Animalia * Filum: Chordata * Kelas: Chondrichthyes * Subclass: Ikan bertulang rawan * Superorder: Selachimorpha * Order: Carcharhiniformes * Keluarga: Sphyrnidae * Genus: Sphyrna Para Sphyrna Genus berisi spesies berikut: o Halus martil (Sphyrna zygaena) o bergigi martil (Sphyrna lewini) o Besar martil (Sphyrna mokarran) o Bonnethead atau Shovelhead (Sphyrna tiburo) o Scoophead hiu (Sphyrna media) o bergigi Bonnethead (Sphyrna korona)



o winghead hiu (Sphyrna blochii) o Smalleye martil (Sphyrna tudes) o Whitefin martil (Sphyrna couardi) Rentang dan Habitat: Hiu kepala Martil ditemukan di laut beriklim tropis dan hangat di seluruh dunia. Mereka mendiami habitat laut dalam terbuka serta perairan pantai yang dangkal dan kontinental. Hiu martil dari genus Sphyrna adalah anggota dari famili Sphyrnidae. Satusatunya genus selain Sphyrnidae, Eusphyra, terdiri dari hanya satu spesies, Esphyra blochii, winghead shark. Sembilan spesies hiu martil yang sudah diketahui memiliki panjang antara 2 hingga 6 meter (6,5 hingga 20 kaki), dan semua spesies memiliki proyeksi kepala menyerupai martil gepeng bila dilihat dari salah satu sisi. Mata dan lubang hidup ada di ujung kepala.



Mereka adalah predator agresif yang memakan ikan, ikan pari, cumi-cumi, dan udang-udangan. Mereka ditemukan di perairan hangat sepanjang garis pantai, dan paparan benua. Bentuk kepalanya yang seperti martil menyebabkan mereka mampu berbelok dengan benar. Seperti semua hiu, hiu martil memiliki pori sensor electrolocation yang disembut ampullae of Lorenzini. Dengan menyebarkan reseptor di berbagai area, hiu martil dapat mencari mangsa dengan lebih efektif. Hiu ini mampu mendeteksi sinyal listrik setengah miliar Volt. Kepala yang berbentuk seperti martil juga memberikan keuntungan berupa area penciuman yang lebih luas, meningkatkan potensi menemukan partikel di air sedikitnya 10 kali dibandingkan dengan hiu 'klasik' lainnya. Bentuk kepala aneh hiu ini dapat dianalogikan dengan antena seekor serangga. Hiu martil memiliki mulut yang kecil dan sepertinya melakukan banyak bottomhunting. Mereka suka membentuk gerombolan di siang hari, kadang-kadang dalam kelompok lebih dari 100. Pada sore hari, seperti hiu lain, mereka menjadi pemburu solo.



HEWAN PENGANTAR LISTRIK Belut Listrik



Sidat listrik atau belut listrik (Electrophorus electricus) adalah sejenis ikan air tawar yang dapat menghasilkan aliran listrik kuat (sampai 650 volt) untuk berburu dan membela diri. Walaupun disebut sidat atau belut, ia termasuk anggota ordo Gymnotiformes, yang tidak mencakup keduanya. Sidat listrik biasa ditemukan di Sungai Amazon dan Sungai Orinoko serta daerah-daerah di sekitarnya. Ia bisa tumbuh hingga panjang 2,5 m (8,2 kaki) dan berat 20 kg (44 pound), walaupun biasanya ukuran rata-ratanya adalah 1 m. Belut listrik sering ditemukan di perairan Amerika Selatan. Bentuk tubuhnya sangat ubnik, hampir 7/8 bagian tubuhnya berupa ekor. Di bagian ekor inilah terdapat baterai-baterai kecil berupa lempengan horizontal dan vertikal. Jumlahnya sangat banyak, lebih dari 5000 buah. Untuk navigasi, belut listrik hanya membutuhkan tegangan listrik yang kecil. Namun, ketika bertemu musuh atau mangsanya, belut listrik akan memberikan tegangan semaksimal mungkin melalui kepala dan ekornya yang ditempelkan pada tubuh musuh atau mangsanya. Arus listrik sekitar 1 ampere yang ditimbulkan akan membunuh mangsa tersebut. Hewan lain tidak terganggu karena mereka tidak bersentuhan langsung dengan ekor dan kepala belut. Beberapa ratus spesies ikan memiliki organ penghasil listrik, namun hanya sedikit yang dapat menghasilkan daya listrik yang kuat. Organ penghasil listrik yang dimiliki oleh kebanyakan ikan tersusun dari sel saraf dan sel otot yang telah mengalami perubahan penting.



Bentuk organ listrik seperti piringan kecil yang memproduksi lendir disebut elektrosit, tersusun dan menyatu di bagian atas dari susunan lain yang sejajar. Pada umumnya, semua piringan menghadap arah yang sama yang memuat 150 atau 200 piringan setiap susunannya. Misalnya, pada ikan torpedo terdapat 140 sampai 1000 piringan listrik pada setiap kolom. Pada ikan torpedo yang sangat besar, jumlah seluruh piringan sampai setengah juta. Prinsip kerja piringan listrik ini mirip dengan cara kerja baterai. Ketika ikan beristirahat, otot-otot yang tidak berhubungan belum aktif. Namun jika menerima pesan dari saraf, akan segera bekerja secara serentak untuk mengeluarkan daya listrik. Pada saat itu, voltase semua piringan listrik atau elektrosit menyatu, sehingga mampu menghasilkan daya listrik sampai 220 volt pada ikan torpedo atau sampai 650 volt pada belut listrik. Pada umumnya semua spesies ikan tawar hanya menghasilkan listrik ringan, kecuali sembilang listrik dan belut listrik. Ikan listrik yang hidup di laut memiliki tenaga listrik yang lebih kuat dan berbahaya, karena air laut mengandung garam yang membuat dirinya lebih tahan terhadap arus listrik. Posisi dan bentuk organ listrik ini bervariasi tergantung pada spesiesnya. Selain ikan yang dipersenjatai dengan muatan listrik potensial, ada jenis ikan lain pula yang menghasilkan sinyal bertegangan rendah 2 hingga 3 volt. Jika ikan-ikan ini tidak menggunakan sinyal listrik lemah semacam ini untuk berburu atau mempertahankan diri, lalu digunakan untuk apa? Ikan ini memanfaatkan sinyal lemah ini sebagai alat indera. Tuhan menciptakan sistem indera dalam tubuh ikan ini, yang menghantarkan dan menerima sinyalsinyal tersebut. Ikan ini menghasilkan pancaran listrik dalam suatu alat khusus di ekornya. Listrik ini dipancarkan melalui ribuan pori-pori di punggung makhluk ini dalam bentuk sinyal yang untuk sementara menciptakan medan listrik di sekitarnya. Benda apapun dalam medan ini membiaskannya, sehingga ikan ini mengetahui ukuran, daya alir dan gerak dari benda tersebut. Pada tubuh ikan ini, ada pengindera listrik yang terus menentukan medan ini seperti halnya radar.



Pendeknya, ikan ini memiliki radar yang memancarkan sinyal listrik dan menerjemahkan perubahan pada medan yang disebabkan oleh benda yang menghambat sinyal-sinyal di sekitar tubuhnya. Ketika kerumitan radar yang digunakan oleh manusia masih kita kembangkan, penciptaan mengagumkan dalam tubuh ikan seperti ini akan menjadi jelas. Bentuk tubuh belut listrik unik, hampir 7/8 bagian tubuhnya berupa ekor. Di bagian ekor inilah terdapat baterai-baterai kecil berupa lempengan-lempengan kecil yang horizontal dan vertikal. Jumlahnya sangat banyak, lebih dari 5.000 buah. Tegangan listrik tiap baterai kecil ini tidak besar, tetapi kalau semua baterai dihubungkan secara berderet (seri), akan diperoleh tegangan listrik sekitar 600 volt (bandingkan dengan batu baterai yang hanya 1,5 volt). Ujung ekor bertindak sebagai kutub positif baterai dan ujung kepala bertindak sebagai kutub negatif. Belut listrik dapat mengatur hubungan antara baterai kecil dalam tubuhnya itu untuk mendapat tegangan listrik kecil dan tegangan listrik besar. Untuk navigasi, belut listrik hanya membutuhkan tegangan listrik yang kecil. Tetapi ketika berhadapan dengan musuh atau mangsanya, belut listrik akan memberikan tegangan semaksimal mungkin melalui kepala dan ekornya yang ditempelkan pada tubuh musuh atau mangsanya itu. Arus listrik sekitar 1 ampere yang ditimbulkan oleh tegangan listrik yang tinggi ini akan mengalir dan membunuh mereka. Namun hewan lain tidak terganggu karena mereka tidak bersentuhan langsung dengan ekor dan kepala belut.



HEWAN PENGANTAR LISTRIK Ekidna



Hewan ini termasuk anggota dari ordo monotreme, hewan berduri yang memiliki moncong memanjang, berfungsi baik sebagai mulut dan hidung. Moncong ini juga mengirim sinyal-sinyal listrik yang membantu mereka menemukan serangga untuk dimakan. Ekidna atau babi duri adalah satu-satunya hewan dari ordo Monotremata yang masih bertahan hidup selain platipus. Keempat spesies yang masih hidup, merupakan hewan asli Papua dan Australia, semuanya termasuk ke dalam famili Tachyglossidae. Ekidna dinamai berdasarkan nama monster dalam mitologi Yunani kuno. Ekidna diklasifikasikan ke dalam dua genera. Genus Zaglossus meliputi tiga spesies yang masih bertahan hidup dan dua spesies yang sudah punah (diketahui hanya melalui fosil). Genus lainnya adalah Tachyglossus di mana hanya satu spesies yang dikenal. Ekidna adalah mammalia kecil yang tubuhnya ditutupi rambut kasar dan duri. Ekidna menyerupai pemakan semut Amerika Selatan dan mammalia berduri lainnya seperti hedgehog dan landak. Mereka memiliki moncong yang berfungsi sebagai mulut dan hidung. Moncong mereka panjang dan langsing. Mereka memiliki kaki yang pendek dan kuat dengan kuku besar. Ekidna juga adalah penggali yang handal. Mereka memiliki mulut yang mungil dan rahang tak bergigi. Mereka makan dengan cara membuka batang kayu yang lunak, sarang semut, dan semacamnya, dan menggunakan lidahnya yang panjang serta lengket



yang memanjang dari moncongnya untuk mengumpulkan mangsanya. Ekidna moncong pendek terbiasa memakan semut dan rayap dalam jumlah besar, sedangkan spesies Zaglossus terbiasa memakan cacing tanah dan larva serangga. Selain platipus, keempat spesies echidna adalah satu-satunya mammalia yang bertelur. Betina menelurkan satu telur berbulu bercangkang lunak dua puluh dua hari setelah kawin dan meletakkannya langsung dalam kantungnya. Telur akan menetas setelah sepuluh hari; ekidna muda (dalam bahasa Inggris disebut: puggle), kemudian akan menghisap susu dari pori-pori kedua kelenjar susu (sebab monotremata tidak memiliki puting) dan tetap tinggal di dalam kantung induknya untuk empat puluh lima hingga lima puluh lima hari, selama kurun waktu tersebut, mulai tumbuh duri. Sang ibu menggali lubang untuk merawat anaknya dan meletakkan anaknya di dalam lubang. Sang ibu kembali setiap lima hari untuk menyusui sampai berhenti menyusui pada bulan ketujuh. Ekidna merupakan hewan mammalia yang bertelur (ordo Monotremata) yang masih bertahan hidup hingga sekarang di samping platipus (Ornithorhynchus anatinus). Sebagaimana dengan platipus, Ekidna termasuk hewan yang aneh. Ekidna menjadi aneh lantaran hewan mammalia selayaknya harimau ataupun tarsius tetapi ekidna tidak melahirkan anaknya melainkan bertelur. Saat ini terdapat 4 spesies ekidna dari dua genus berbeda yang masih bertahan hidup hingga sekarang. Sedangkan tiga spesies ekidna lainnya telah punah dan hanya dikenali dari fosilnya saja. Hebatnya, keempat spesies ekidna tersebut terdapat di pulau Papua Indonesia. Namun sayang, keempat ekidna tersebut tergolong binatang langka yang terancam punah. Ciri dan perilaku Ekidna. Secara umum ekidna memiliki ciri-ciri tubuh yang berukuran kecil dan dan ditumbuhi rambut kasar dan duri layaknya landak dan hedgehog. Memiliki moncong yang panjang dan langsing dan kaki yang pendek dan berkuku tajam. Ekidna juga adalah penggali yang handal. Mereka memiliki mulut yang mungil dan rahang tak bergigi. Mereka makan dengan cara membuka batang kayu yang lunak, sarang semut, dan semacamnya, dan menggunakan lidahnya yang panjang serta lengket yang memanjang dari moncongnya untuk mengumpulkan mangsanya. Ekidna moncong pendek terbiasa memakan semut dan rayap dalam jumlah besar, sedangkan spesies Zaglossus terbiasa memakan cacing tanah dan larva serangga.



Yang unik dari hewan ini adalah perkembangbiakannya yang dengan bertelur padahal mereka termasuk mammalia. Ekidna betina menelurkan satu telur berbulu bercangkang lunak dua puluh dua hari setelah perkawinan dan meletakkannya langsung dalam kantungnya. Telur akan menetas setelah sepuluh hari. Ekidna muda, kemudian akan menghisap susu dari pori-pori kedua kelenjar susu (sebab monotremata tidak memiliki puting) dan tetap tinggal di dalam kantung induknya selama 45 – 55 hari. Setelah itu akan mulai tumbuh duri dan sang ibu akan menggalikan lubang untuk meletakkan anaknya. Sang ibu akan kembali setiap lima hari untuk menyusui hingga berusia tujuh bulan. Jenis-jenis Spesies, Persebaran, dan Konservasi Ekidna. Ekidna terdiri atas dua genus yakni Tachyglossus yang biasa disebut ekidna moncong pendek dan Zaglossus yang biasa disebut ekidna moncong panjang. Ekidna moncong panjang terdiri atas 5 spesies yang ini tinggal tiga spesies yang masih bertahan hidup. Juga terdapat satu genus ekidna lagi yakni Megalibgwilia. Namun genus dengan dua spesies ini telah punah. Sayangnya, meski hewan mammalia unik di dunia ini termasuk hewan langka dengan status Critically Endangered dan terdaftar dalam CITES Apendiks II namun ternyata luput dari perlindungan hukum di Indonesia. Keempat spesies ekidna ini ternyata tidak termasuk binatang yang dilindungi oleh hukum Indonesia



HEWAN PENGANTAR LISTRIK Ikan Belalai Gajah ( Peters Elephantnose Fish )



Muatan listrik yang dipancarkan oleh mahluk hidup dihasilkan oleh ion postif serta ion negatif yang ada pada semuanya mahluk hidup. Termasuk manusia dapat membuahkan listrik dari badannya. Teman dekat anehdidunia. com tulisan kesempatan ini mengulas mengenai hewan yang dapat membuahkan listrik yang besar yang dipakai untuk mencari makan ataupun membuat perlindungan dianya dari predator yang lain. Tersebut binatang yang membuahkan listrik serta sebagian jadi dapat membunuh manusia. lephant nosed fish (Gnathonemus petersi) famili Mormyridae berasal dari danau dan rawa - rawa Kamerun, Kongo serta Zaire, di Afrika. Masuk ke Indonesia sekitar tahun 1978 dan populer dengan nama " Ikan Gajahan ", karena mulutnya yang panjang menyerupai belalai gajah. Peters elephantnose fish atau dimaksud juga ikan belalai gajah diketemukan di seputar sungai di Afrika barat serta tengah. Penampilan badan ikan ini berwarna gelap, serta mempunyai benjolan serupa belalai gajah yang ada di kepalanya, yang disebut mulutnya. Hewan ini mempunyai organ yang bisa membuahkan listrik, yang terdapat di ekornya. Organ listrik spesial itu dimaksud electroplax (atau electroplaques). Saat tengah beristirahat atau tak dipakai, semasing sel electroplax itu mempunyai muatan negatif dibagian dalam, serta muatan positif dibagian luar. Saat organ itu dirangsang lewat kontraksi otot (umpamanya lantaran sentuhan predator), jadi arus listiknya bakal berbalik, serta menyengat makhluk apapun yang menyentuhnya.



Ikan elephan nose (akuariumhias) -Yaitu ikan asli dari afrika sedang serta barat terlebih sungai Niger, Kongo, Ogun serta Chari.Dia berwarna coklat gelap sampai kehitaman, ukuran tubuh lebih kurang 23-25 cm, serta memiliki sirip punggung serta anal yang sama panjang. Disamping itu, keistemewaan ikan ini yaitu organ menyerupai belalai ( gajah ) yang terdapat di kepalanya. ikan ini hidup pada air dengan situasi Ph 6 – 7, 5 serta suhu 22 – 280c. Elephant nosefish adalah ikan nocturnal ( malam ), disamping itu ikan ini mempunyai mulut yang memanjang serta amat peka. disamping itu, peters’elephantnosefish memiliki rasio ukuran otak : tubuh yang semakin besar di banding manusia. lebih kurang 70% kekuatan otak dipakai untuk membuahkan signal listrik, oleh dikarenakan pemakaian kekuatan otak yang amat besar, ikan ini dikatakan sebagai ikan tercerdas didunia. menurut Masashi kawasaki, sebanyak kecil listrik dihasilkan oleh organ spesial di ekornya. Signal listrik yang dihasilkan senantiasa beralih sesuai dengan situasi ikan atau lingkungan. tanda listrik dihasilkan untuk mendeteksi makanan serta sebagian makanan yang disukainya yaitu cacing darah serta invertebrata air layaknya larva nyamuk. ikan jantan mempunyai belalai yang lebih panjang di banding betina, namun tehnik breedingnya tetap belum dapat dikerjakan di akuarium. Elephant noses mempunyai penglihatan yang jelek hingga tanda listrik punya pengaruh besar didalam perihal ini. tanda listrik yang dihasilkan amat kecil hingga tak lagi menyakiti ikan lain didalam kominitasnya. ikan ini berwarna gelap dan mulutnya mirip tonjplan di kepala. Ikan ini dilengkapi organ yang menghasilkan listrik khusus, terletak di ekor, yang terdiri dari ribuan "kotak seperti sel multi-bernukleus" disebut electroplax atau electroplaques. Dalam keadaan istirahat, masing-masing sel electroplax memiliki muatan negatif di dalam dan muatan positif di luar. Saat organ dirangsang melalui kontraksi otot, maka akan menciptakan arus listrik lemah. Dengan demikian, Elephantnose fish ini mampu mendeteksi berbagai tingkat distorsi dan kemudian dapat membedakan antara predator dan mangsa. Jenis ikan berbuatan listrik lainnya adalah Pari Electric yang mampu mengendalikan tegangan pada setiap muatan listrik dalam tubuhnya. Organ produksi terletak di kedua sisi kepala dan bersama-sama menghasilkan tegangan listrik sampai 220 volt. Pada malam hari ikan ini gesit. Namun siangnya ia lebih suka bermalas malasan. Mungkin ini disebabkan oleh indera penglihatannya yang peka



terhadap cahaya. Si Gajah pemalas ini ternyata bukan tergolong ikan penakut karena ia punya senjata andalan. Jika ada musuh mendekat, menyerang atau menyentuhnya hingga membuatnya kaget, dengan segera ia akan mengeluarkan arus listrik dari tubuhnya. Arus listrik itu terpancar dari bagian belakang tubuhnya yang berwarna putih, tapi tidak berbahaya bagi manusia, karena voltasenya kecil. Ikan gajahan pantang dipelihara hanya dua ekor dalam satu akuarium. Sebab bila hanya dua ekor ikan jenis ini dalam satu tempat, mereka akan sering berkelahi. Untuk menghindarinya sebaiknya dipelihara lebih dari 2 ekor, minimal enam ekor ikan gajahan dalam satu akuarium, agar tidak terjadi perkelahian. Sebaiknya di dalam akuarium dipasang bonggol kayu atau aksesories lain sebagai pemisah, sehingga masing - masing ikan punya daerah kekuasaan sendiri - sendiri. Namun ikan yang terkenal galak terhadap sesamanya ini ternyata justru peramah terhadap jenis ikan lain. Ikan - ikan yang pantas dipadukan dengannya adalah yang berwarna cemerlang, agar tubuh ikan gajahan yang hitam itu diimbangi oleh variasi warna lain.