Hukum Distribusi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PAPER KIMIA FISIKA HUKUM PARTISI DAN DISTRIBUSI



OLEH :  Ni Kadek Pridayanti  Putu Rina Widhiasih  Putu Nikita Febriyanti



(P07134014001) (P07134014002) (P07134014003)



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN TAHUN AKADEMIK 2014/2015



Kata Pengantar Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugrahNya penulisan paper ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan paper ini hingga bisa tersusun dengan baik. Paper ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami peroleh dari beberapa buku dan media elektronik dengan harapan orang yang membaca dapat memahami tentang hokum partisi dan distribusi serta penerapannya. Akhirnya, kami menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan penerbitan paper ini di masa mendatang. Denpasar, Desember 2014



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solute) diantara dua fasa yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan



“bersih” baik untuk zat organic maupun anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentngan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan preparative dalam bidang kimia organic, biokimia, dan anorganik laboratorium. Alat yang digunakan dapat berupa corong pemisah (paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet, sampai yang paling rumit berupa alat



Couter Current Craig”



(Lanang,dkk.2003). Dalam analisis penentuan suatu ion logam, ekstraksi dapat digunakan untuk memisahkan ion logam tersebut dari ion logam yang lainnya yang akan mengganggu identifikasi dan penetuan kadarnya. Melalui proses ekstraksi, ion logam dalam pelarut air ditarik keluar dengan suatu pelaryt organic. Secara umum, ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak dapat bercampur dengan air. Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan pelarut (Lanang,dkk.2003). Hukum distribusi atau partisi dapat dirumuskan: bila suatu zat terlarut terdistribusi antara dua pelarut yang tidak dapat campur, maka pada suatu temperatur yang konstan untuk setiap spesi molekul terdapat angka banding distribusi yang konstan antara kedua pelarut itu, dan angka banding distribusi ini tidak tergantung pada spesi molekul lain apapun yang mungkin ada. Harga angka banding berubah dengan sifat dasar pelarut, sifat dasar zat terlarut, dan temperatur



1.2 Rumusan masalah Adapun rumusan masalah dari paper ini adalah, sebagai berikut :  Apa yang dimaksud dengan hukum distribusi?  Apa saja penerapan hokum distribusi dalam kehidupan sehari-hari?



1.3 Tujuan Adapun tujuan dari paper ini adalah, sebagai berikut  Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hukum distribusi  Untuk mengetahui penerapan hokum distribusi dalam kehidupan sehari-hari 1.4 Manfaat



Manfaat dari paper ini adalah untuk menjelaskan tentang hukum distribusi dan penerapan hukum distribusi dalam kehidupan sehari-hari



BAB II ISI



Distribusi adalah penyebaran aktifitas zat terlarut yang dilarutkan dalam dua pelarut yang tidak saling melarutkan. Menurut hukum distribusi yang dinyatakan oleh Nernst pada tahun 1891, bahwa suatu zat yang terlarut akan membagi diri antara dua pelarut yang tidak saling melarutkan sedemikian rupa, sehingga perbandingan aktifitas pada keadaan setimbang dan suhu tertentu adalah tetap. Hukum distribusi berlaku apabila: 1. Larutan encer 2. Zat terlarut mempunyai massa molekul relatif yang sama untuk kedua pelarut tersebut



Koefisien Distribusi Menurut hukum distribusi Nernst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solute yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organic dan air. Dalam praktek solute akan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah dikocok dan dibiarkan terpisah. Perbandingan konsentrasi solute di dalam kedua pelarut tersebut tetap, dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Koefisien distribusi dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : C2 KD = C 1



=



C0 Ca (Lanang,dkk.2003).



Dimana : KD = Koefisien distribusi C2 = Konsentrasi pelarut 2 C1 = Konsentrasi pelarut 1 Co = Konsentrasi pelarut organic Ca = Kosentrasi pelarit air Jika harga KD besar, solute secara kuantitatif akan cenderung terdistribusi lebih banyak ke dalam pelarut organic begitu pula sebaliknya (Lanang,dkk.2003). Rumus diatas hanya berlaku bila : a. Solute tidak terinonisasi dalam salah satu pelarut b. Solute tidak berasosiasi dalam salah satu pelarut c. Zat terlarut tidak dapat bereaksi dengan salah satu pelarut atau adanya reaksi-reaksi lain



Angka Banding Angka banding distribusi menyatakan perbandingan konsentrasi total zat terlarut dalam pelarut organic (fasa organic) dan pelarut air (fasa air). Jika zat terlarut itu adalah senyawa X maka rumus angka banding distribusi dapat ditulis : konsentrasitotal senyawa X dalam fasa organik D= konsentrasi total senyawa X dalam fasa air (Lanang,dkk.2003).



Pada kondisi ideal dan tidak terjadi asosiasi, disosiasi atau polimerisasi, maka harga K D sama dengan D. Harga D tidak konstan antara lain dipengaruhi oleh pH fasa air (Lanang,dkk.2003). Hubungan D dengan KD Untuk melihat hubungan angka banding distribusi dengan koefisien distribusi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dapat dipelajari ekstrasi asam lemah berbasa satu (HA) dalam fasa air dan fasa organic. Dapat dirumusan secara matematis, sebagai berikut : +¿¿ H ¿ ¿a ¿ ¿ D= KA 1+ ¿ K D HA ¿ Persen Terekstraksi (% E) Persen terkstrasi adalah banyaknya mol zat yang terekstraksi ke dalam fasa organic dibagi dengan banyaknya mol total dalam fasa organic dan fasa air kali 100. Penyataan ini dapat ditulis dengan rumus : %E=



mol zat A dalam fasa organik mol zat A dalam fasa organik +mol zat A dalam fasa air



Dapat juga dicari dengan rumus ini, 100 [ A]0 .V % E = [ A ] +[ A ] 0 .V a. V 0



0



a



x 100



Selektivitas Ekstraksi Seringkali ditemui bahwa tidak mungkin mengekstrak satu solute tanpa terikut yang lain. Kemampuan untuk memisahkan dua solute tergantung pada besarnya angka banding distribusi relative dari kedua solutenya



Klasifikasi Ekstraksi Berdasarkan Bentuk Campuran yang Diekstraksi o Ekstraksi Padat-cair Zat yang diekstraksi terdapat dalam campuran yang berbentuk padatan. Ekstraksi ini banyak dilakukan dalam usaha mengisolasi zat yang berkhasiat yang terkandung dalam bahan alam steroid, hormon, antibiotika, lipid pada biji-bijian. o Ekstraksi Cair-cair (ekstraksi pelarut) Zat yang diekstraksi terdapat dalam campuran yang berbentuk cair. contoh : pemisahan iod atau logam-logam dalam air. Berdasarkan Proses Pelaksaannya



 Ekstraksi bertahap Beberapa cara dapat mengklasifikasikan system ekstraksi. Cara klasik adalah mengklasifikasi berdasarkan sifat zat yang akan diekstraksi., sebagai khelat atau system ion yang berasosiasi. Akan tetapi klasifikasi sekarang pada hal yang lebih ilmiah yaitu proses ekstraksi. Bila ekstraksi ion logam berlangsung, maka proses ekstraksi berlangsung dengan mekanisme tertentu. Berarti ekstraksi berlangsung melalui pembentukan khelat atau struktur cincin, ekstraksi dapat diklasifikasikan sebagai ekstraksi khelat. Golongan ekstraksi berikutnya dikenal sebagai ekstraksi ekstraksi melalui solvasi sebab sepsis ekstraksi disolvasi ke fasa organik. Golongan ekstraksi ketiga adalah proses yang melibabkan pembentukkan pasangan ion. Ekstraksi berlangsung melalui pembentukkan spesies netral yang tidak bermuatan diekstraksi ke fasa organik. Sedangkan kategori yang terakhir merupakan ekstraksi sinergis. Nama yang digunakan menyatakan adanya efek saling memperkuat yang berakibat penambahan ekstraksi dengan memanfaatkan pelarut pengekstraksi  Ekstraksi Kontinyu (sampai habis)



Ekstraksi sampai habis memungkinkan pemisahan komponen-komponen dalam campuran yang mempunyai nilai pembanding distribusi kurang menguntungkan. Dipakai peralatan khusus, didalam mana pelarut organik secara otomatis disuling, didinginkan dan dialirkan secara terus menerus melalui lapisan air. Hasil ekstraksi setara dengan beberapa ratus kali ekstraksi memakai pelarut murni organik, dapat diperoleh dalam waktu kurang lebih satu jam memakai peralatan yang tidak terlalu banyak memerlukan perhatian  Ekstraksi dengan arah berlawanan menurut Craig Metoda ekstraksi ini dikenal dengan metoda ekstraksi Craig. Metoda ini merupakan salah satu dari berbagai cara untuk memisahkan dua zat atau lebih, apabila perbandingan distribusi (D) dari zat-zat tersebut perbedaannya kecil sekali. Proses ”counter current Craig” ini merupakan fraksionasi secara bertahap dengan menggunakan peralatan khusus. Alat yang digunakan pada prinsipnya terdiri dari sejumlah besar (bisa 100 atau lebih) tabung-tabung pengekstrak yang identik, yang berfungsi sebagai corong pemisah. Pada proses selanjutnya, setelah dilakukan pengocokkan untuk mencapai kesetimbangan distribusi, maka fasa atas yang lebih ringan dari pada fasa bawah dipindahan ke tabung nomor berikutnya, yang sudah mengandung fasa bawah yang baru. Pengocokkan dan pemindahan ini dilakukan berulang kali Penerapan hukum distribusi dalam kehidupan sehari-hari Fenomena distribusi dan kelarutan sangat penting dipelajari dalam bidang farmasi karena kelarutan dapat membantu kita untuk memilih medium pelarut yang cocok untuk obat dan dapat digunakan sebagai uji kemurnian dari obat.Selain itu kelarutan dapat memberi penjelasan atau informasi mengenai struktur obat dan gaya antar molekul obat. Pada dasarnya kelarutan suatu zat bias dipengaruhi oleh jenis pelarut yang ada dalam larutan, pengaruh pH, temperatur, konstanta dielektrik, bentuk dan ukuran partikel dan penampang zat-zat lain, disamping itu faktor yang aling penting dalam kelarutan suatu zat adalah polaritas pelarut, penambahan polar akan melarutkan lebih baik zat-zat polar, ionik dan begitu pula sebaliknya. Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu obat-obat yang digunakan dalam jangka panjang dan pendek. Dalam percobaan ini minyak dimisalkan sebagai lemak dalam tubuh dan air suling sebagai cairan tubuh.Obat yang efeknya panjang akan tersimpan di dalam lemak yang memiliki



durasi dan onset yang lama.Seangkan obat yang efeknya pendek akan diserap langsung dalam cairan tubuh memiliki durasi dan onset yang cepat di dalam tubuh. , Selain dibidang farmasi.Hukum distribusi banyak dipakai dalam proses ekstraksi pelarut dalam analisa, antara lain: 1.Mengelurkan brom dan iod dalam larutan air apabila larutan iod dalam air dikocok dengan karbon disulfide.konsentrasi ion dalam disulfida dapat dipisahkan dengan corong pisah dan dilakukan berulang kali. Dengan cara ini, konsentrasi iod dalam larutan air menjadi kecil. 2.Uji dalam analisa kuantitatif Kromium pentaoksida lebih larut dalam alkoholamil dari air dengan mengocok larutan encer dalam air dengan adanya kromat atau H2O2. 3.Studi hidrolisis Dalam hidrolisis suatu garam dari basa lemah dengan asam kuat atau asam lemah dengan basa kuat terdapat kesetimbangan antara garam, basa, atau asam bebas.



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan 1. Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solute) diantara dua fasa yang tidak saling bercampur. 2. Distribusi Nernst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solute yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan. Koefisien distribusi dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : KD =



C2 C1



=



C0 Ca



3. Klasifikasi dari ekstraksi adalah ssebagai berikut : a) Ekstraksi Bertahap b) Ekstraksi Kontinyu



c) Ektraksi Berlawanan arah 4. Dalam penerapan dikehidupan sehari-hari ekstraksi banyak digunakan dibidang farmasi dalam pembuat obat 3.2 Saran Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena manusia tidak ada yang sempurna.



DAFTAR PUSTAKA



I Gusti Lanang Wiratma,dkk.2003.Dasar-Dasar Pemisahan Analitik KIM 4328.Singaraja : Jurusan Pendidikan KIMIA-FPMIPA IKIP Singaraja Astuty,Widya.2012.Koefisien Distribusi.[online].tersedia : chemprimadona.blogspot.com/2012/06/koefisien-distribusi.html.[diakses 11 Desember 2014 19:28] Chymut’Ithu Nunhi.2013.Penentuan Koefisien Distribusi.[online].tersedia : nunichem.blogspot.com/2013/06/penentuan-koefisien-distribusi.html.[diakses 11 Desember 2014 19:45] Gunawan, Imam SYahrul.2014.Hukum Distribusi.[online].tersedia : imamsyrahrul.blogspot.com/2014/06/hokum-distribusi.html.[diakses 11 Desember 2014 20:02] Muthia, Ayu.2011.Distribusi.[online].tersedia : ayumuthia.blogspot.com/2011/06/distribusi.html.[diakses 11 Desember 2014 20:12]



Novi,Yonita.2012.Distribusi Zat Terlarut antara Dua Pelarut yang Tak Saling Campur.[online].tersedia : iamnovhie-younita.blogspot.com/2012/12/distribusizat-terlarut-antara-dua.html.[diakses 11 Desember 2014 20:32]