Icra Flebitis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT HAIs A. IDENTIFIKASI RESIKO Berdasarkan data surveilans infeksi terkait pelayanan kesehatan selama bulan februari – april 2019, kasus yang ditemukan adalah kejadian plebitis.Dengan angka rata – rata kejadian plebitis adalah 4,1 %. Angka ini masih belum mencapai standar pelayanan minimal RS untuk infeksi nPXokomial,yaitu ≤ 1,5%. Infeksi ini bersifat lokal, namun dapat menjadi pintu masuk terjadinya sepsis yang mengancam jiwa dan memperpanjang lama rawat. Selain itu plebitis dirasakan nyeri oleh pasien dan menyebabkan pasien harus dipasang infus di tempat lain, sehingga dapat berdampak buruk terhadap kepuasan pasien Apa yang bisa terjadi -Bagaimanakejadiannya -Mengapa hal itu bisa terjadi -Kapan hal itu bisa terjadi -Dimana hal itu bisa terjadi -Siapa yang bisa tertimpa kejadian tersebut Menurut Infusion Nursing Society (INS, 2006) phlebitis merupakan peradangan pada tunika intima pembuluh darah vena, yang sering dilaporkan sebagai komplikasi pemberian terapi infus. Peradangan didapatkan dari mekanisme iritasi yang terjadi pada endhothelium tunika intima vena, dan perlekatan tombPXit pada area tersebut. Pengklasifikasian phlebitis didasarkan pada faktor penyebabnya. a. Phlebitis kimia Kejadian phlebitis ini dihubungkan dengan bentuk respon yang terjadi pada tunika intima vena dengan bahan kimia yang menyebabkan reaksi peradangan. Reaksi peradangan dapat terjadi akibat dari jenis cairan yang diberikan atau bahan material kateter yang digunakan , yaitu pH yang lebih asam, PXmolalitas yang lebih tinggi dan bahan dasar kanula dari pvc/teflon b. Phlebitis mekanik Phlebitis mekanikal sering dihubungkan dengan pemasangan atau penempatan katheter intravena. Penempatan katheter pada area fleksi lebih sering menimbulkan kejadian phlebitis, oleh karena 10 pada saat ekstremitas digerakkan katheter yang terpasang ikut bergerak dan meyebabkan trauma pada dinding vena. Penggunaan ukuran katheter yang besar pada vena yang kecil juga dapat mengiritasi dinding vena c. Phlebitis bacterial adalah peradangan vena yang berhubungan dengan adanya kolonisasi bakteri. Adanya bakterial phlebitis bisa menjadi masalah yang serius sebagai predispPXisi komplikasi sistemik yaitu septikemia. Faktor – faktor yang berperan dalam kejadian phlebitis bakteri antara lain : 1) Tehnik cuci tangan yang tidak baik. 2) Tehnik aseptik yang kurang pada saat penusukan. 3) Tehnik pemasangan katheter yang buruk.



4) Pemasangan yang terlalu lama B. ANALISIS RESIKO Matriks Grading Risiko



Likelihood Potencial Concequences / Moderate Probability Insignificant Minor 1 2 3 AlmPXt certain Moderate Moderat High (Tiap mgg /bln) e 5 Likely Moderate Moderat High (Bebrp x /thn) e 4 PPXible Low Moderat High (1-2 thn/x) e 3 Unlikely Low Low Moderate (2-5 2 Rare (>5 1



thn/x) thn/x)



Low



Low



/ Major 4 Extrem e Extrem e Extrem e High



Moderate High



Impact Catastropic 5 Extreme Extreme Extreme Extreme Extreme



PERHITUNGAN SKOR RESIKO Probability = 5 (karena ditemukan kejadian phlebitis tiap bulan ) Dampak



= 3 / moderate (Plebitis tidak menimbulkan dampak yang berat atau membahayakan



jiwa. Infeksi ini bersifat lokal, namun dapat menjadi pintu masuk terjadinya sepsis yang mengancam jiwa dan memperpanjang lama rawat. Selain itu plebitis dirasakan nyeri oleh pasien dan menyebabkan pasien harus dipasang infus di tempat lain, sehingga dapat berdampak buruk terhadap kepuasan pasien.



SKOR RESIKO = probability x dampak



=5X3 = 15



HIGH



TINDAKAN Resiko tinggi , dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji dengan detail dan perlu tindakan segera, serta membutuhkan tindakan top manajemen.



ROOT CAUSE ANALYSIS 1. Identifikasi insiden yang akan diinvestigasi Kejadian plebitis pada pasien di rawat inap RS Siaga Al Munawwarah Samarinda selama bulan Februari-April 2019 2. Tentukan tim investigator Ketua Tim PPI, IPCN, IPCLN, Pj rawat inap 3. Kumpulkan data - Petakan kronologis kejadian a) Februari 1. Ny A ,perempuan Tanggal/Jam



Temuan



Penilaian



Tindakan



Sumber Informasi



21/2/2019



px mulai dirawat di ruang kebidanan dipasang infus dari UGD



Op SC



Aff infus



Rekam medis



pindah infus



lokasi



Aff DC



PX hari k 2 nyeri di area infus, kemerahan, dan bengkak



2. Tn B, Laki-laki Tanggal/Jam



Temuan



Penilaian



Tindakan



Sumber Informasi



25/2/2019



PX mengeluh nyeri di area infus, disertai suhu badan yang mulai meningkat , 38 derajat celcius.



Plebitis



Aff infus



Rekam medis



Mengeluh bengkak nyeri dia infus



plebitis



27/2/2019



pindah infus



lokasi



kompres hangat terapi AB Ceftyriaxon, Metronidazol



dan rea



Aff infus



Rekam Medis



pindah lokasi terapi AB Ceftyriaxon, Metronidazol



3. Tn M, Laki-laki Tanggal/Jam



Temuan



27/2/2019



PX dirawat di perawatan dipasang dari UGD



mulai ruang telah infus



Penilaian



Tindakan



DHF



IVFD RL tpm makro



Sumber Informasi 20



Rekam medis



4.



An A, Perempuan



Tanggal/Jam



Temuan



Penilaian



Tindakan



Sumber Informasi



28/2/2019



px mulai dirawat di ruang keperawatandipasang infus dari UGD



DHF



Aff infus



Rekam medis



pindah infus



lokasi



PX hari k 2 nyeri di area infus, kemerahan, dan bengkak



b) Maret 1. Ny Y ,perempuan Tanggal/Jam



Temuan



Penilaian



4/3/2019



px mulai dirawat di ruang keperawatan dipasang infus dari UGD



Tindakan



Sumber Informasi



Aff infus



Rekam medis



pindah infus



lokasi



PX hari k 2 nyeri di area infus, kemerahan, dan bengkak



2. Tn H, Laki-laki Tanggal/Jam



Temuan



Penilaian



Tindakan



Sumber Informasi



7/3/2019



PX mengeluh nyeri di area infus, disertai suhu badan yang mulai meningkat , 38 derajat celcius.



Plebitis



Aff infus



Rekam medis



pindah infus



lokasi



kompres hangat terapi AB Terfacef 2x1



3. Ny A, Perempuan Tanggal/Jam



Temuan



27/2/2019



PX dirawat di perawatan dipasang dari UGD



4.



Penilaian mulai ruang telah infus



Tindakan



Sumber Informasi



IVFD RL tpm makro



20



Rekam medis



terapi AB Ceftriaxon 2x1



Tn. B, Laki-Laki



Tanggal/Jam



Temuan



19/3/2019



px mulai dirawat di ruang keperawatan dipasang infus



Penilaian



Tindakan



Sumber Informasi



Aff infus



Rekam medis



pindah



lokasi



dari UGD



infus



PX hari k 2 nyeri di area infus, kemerahan, dan bengkak



terapi AB Ceftriaxon 2x1



5. Tn. A, Laki-Laki Tanggal/Jam



Temuan



19/3/2019



px mulai dirawat di ruang keperawatan dipasang infus dari UGD



Penilaian



PX hari k 2 nyeri di area infus, kemerahan, dan bengkak



Tindakan



Sumber Informasi



Aff infus



Rekam medis



pindah infus



lokasi



terapi AB Ceftriaxon 2x1,Metronidazo l



1. Investigasi Masalah a. Tindakan pemasangan dan perawatan infus yang belum sesuai SOP b. SOP perlu ditinjau kembali c. Kurangnya keterampilan perawat dalam pemasangan dan perawatan infus d. Kepatuhan handhygiene fivemoment yang masih kurang e. Pasien yang kurang kooperatif f. Penunggu pasien yang kurang teredukasi g. Tidak tersedianya plester transparan 2. Analisis Masalah 1.



Faktor manusia( komunikasi, kelelahan,kelola staff) Tindakan pemasangan dan perawatan infus yang belum sesuai SOP Kurangnya keterampilan perawat dalam pemasangan dan perawatan infus Kepatuhan handhygiene fivemoment yang masih kurang Pasien yang kurang kooperatif Penunggu pasien yang kurang teredukasi



2.



Perlengkapan Ketersediaan cairan antiseptik yang belum memadai Plester transparan belum tersedia



3.



Kebijakan



SOP yang perlu ditinjau ulang 4.



Budaya Kebiasaan cuci tangan sebelum prPXedur aseptik yang perlu ditingkatkan