Isi Makalah IPBA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Bulan, bumi, dan matahari adalah benda-benda langit yang bergerak. Bulan mengelilingi bumi, bumi mengelilingi matahari, dan matahari mengelilingi pusat galaksi. Konfigurasi gerak ketiganya membuat posisi bulan terhadap bumi dan matahari selalu berubah. Akibatnya seperdua permukaan bulan yang tersinari matahari terus bergeser dari bagian yang membelakangi bumi ke bagian lain yang menghadap ke bumi, dan sebaliknya. Bumi dan bulan mempunyai dua macam gerakan, yaitu rotasi dan revolusi. Akibat rotasi dan revolusi Bumi mengakibatkan beberapa peristiwa. Peristiwa-peristiwa ini tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita karena hampir semua orang pernah mengalaminya. Peristiwa seperti terjadinya siang dan malam, matahari terbit di sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat, perbedaan waktu di berbagai belahan bumi, percepatan gravitasi bumi merupakan akibat dari rotasi bumi. Dalam peredarannya suatu ketika bulan, bumi, dan matahari akan berada pada satu garis lurus. Pada saat seperti itu terjadi gerhana. Bulan adalah benda langit yang gelap. Jika ia tampak bercahaya, maka cahayanya itu adalah sinar matahari yang dipantulkan permukaannya yang menghadap ke bumi. Karena jarak bumi-matahari dan bulan-matahari amat 150 juta kilometer), maka permukaan bumi dan bulan yang ± jauh ( tersinari matahari hanyalah seperduanya. Bumi berputar pada sumbunya (gerak rotasi) ke arah timur, satu kali dalam ± 24 jam. Karena itu sinar matahari yang mengenai permukaan bumi terus bergeser ke barat sehingga di bumi terjadi siklus malam-siang. Bumi juga bergerak mengelilingi matahari (gerak revolusi) ke arah timur pada suatu lingkaran yang disebut ekliptika. Satu putaran berlangsung dalam 365 hari 5 jam 45 menit 46 detik. Berarti dalam satu hari bumi 59' 8,33".°bergerak sejauh 0. Akibat gerak revolusi bumi ini, matahari jadi terlihat bergerak-semu di 59' 8,33" per°ekliptika ke arah timur secepat gerak revolusi bumi (0 hari). Karena arah ekliptika memotong khatulistiwa (equator) sebesar 27’ maka matahari kadang terlihat di khatulistiwa, kadang di°sudut 23 utaranya, dan kadang di selatannya.



1



Di pihak lain arah lintasan bulan memotong ekliptika dengan sudut



20’



sehingga bulan kadang terlihat° 57’ sampai 5°bervariasi antara 4 berhimpit dengan matahari (seperti ketika terjadi gerhana matahari), kadang di utaranya, dan kadang di selatannya. Dari fenomena-fenomena tersebut muncul beberapa pertanyaan, antara lain: Mengapa penampakan bulan selalu sama? Mengapa bisa terjadi perbedaan waktu di belahan dunia? Apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan lamanya siang dan malam? Apa penyebab terjadinya siang dan malam? B.



Rumusan masalah Berdasarkan permasalahan yang ada diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah yaitu sebagai berikut.



C.



1.



Mengapa terjadi gerak semu harian matahari dan gerak semu tahunan matahari?



2.



Mengapa posisi dan penampakan bulan selalu terlihat berubah-ubah?



3.



Bagaiman proses terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan?



Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut. 1.



Untuk mengetahui gerak semu harian matahari dan gerak semu tahunan matahari



2.



Untuk mengetahui dan penampakan bulan selalu terlihat berubah-ubah



3.



Untuk mengetahui proses terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan



2



BAB II PEMBAHASAN A.



Gerak Semu Harian Dan Tahunan Matahari 1.



Gerak semu harian matahari Matahari selalu terbit di sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat. Gerakan seperti ini disebut gerak semu harian Matahari. Gerakan ini terjadi karena adanya rotasi Bumi. Bumi berotasi dengan arah gerakan dari barat ke timur. Akibatnya, Matahari seolah-olah bergerak dari timur ke barat. Penyebab terjadinya Gerak Semu Harian Matahari ialah adanya rotasi bumi (gerak putar bumi pada sumbu putarnya). Kala rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4.1 detik. Gerak semu harian matahari mengakibatkan perubahan posisi matahari setiap harinya. Matahari terlihat terbit di timur dan tenggelam di barat, padahal gerak semu ini teramati karena bumi kita yang ber-rotasi dengan arah sebaliknya, dari barat ke timur. Sehingga akan muncul tampak kesan semu bahwa dari sudut pandang kita (sebagai pengamat) di bumi, matahari-lah yang bergerak mengelilingi bumi. Rotasi bumi tidak hanya menyebabkan terjadinya gerak semu harian pada matahari. Rotasi bumi juga menyebabkab terjadinya beberapa peristiwa antara lain: ·



Terjadinya siang dan malam



Pada saat berotasi tidak semua bagian bumi mendapatkan sinar matahari. Bagian bumi yang mendapatkan sinar matahari mengalami siang, sementara itu bagian bumi yang tidak mendapatkan sinar matahari mengalami malam. ·



Perbedaan Waktu di Berbagai Tempat di Dunia



Rotasi Bumi menyebabkan adanya perbedaan waktu di berbagai tempat di dunia. Dalam satu kali rotasi, Bumi membutuhkan waktu 24 jam (satu hari) dan sudut tempuh sejauh 360°. Berdasarkan hal tersebut, setiap tempat di Bumi dengan jarak 15° memiliki perbedaan waktu satu jam. Jika jaraknya 30°, maka perbedaan waktunya dua jam, dan seterusnya. Angka ini berasal dari pembagian sudut tempuh dengan waktu tempuh (360° : 24 = 15°). Indonesia terletak di antara



3



95° BT dan 141° BT. Artinya, panjang wilayah Indonesia adalah 46°. Karena setiap jarak 15° selisih waktunya satu jam, maka Indonesia memiliki tiga daerah waktu. Tiga daerah waktu tersebut yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), WITA (Waktu Indonesia Tengah), dan WIT (Waktu Indonesia Timur). Kota Greenwich, London, Inggris terletak pada garis bujur 0°. Oleh karenanya, waktu di kota ini digunakan sebagai patokan bagi seluruh dunia. Patokan waktu ini disebut Greenwich Mean Time (GMT). Dengan mengacu standar GMT, maka Waktu Indonesia Barat lebih cepat tujuh jam dari GMT. Sementara itu, Waktu Indonesia Tengah lebih cepat delapan jam dari GMT. Adapun Waktu Indonesia Timur lebih cepat sembilan jam dari GMT. ·



Perbedaan Percepatan Gravitasi di Permukaan Bumi



Rotasi Bumi menyebabkan Bumi berbentuk tidak bulat sempurna. Bumi pepat di bagian kutubnya. Bentuk ini mengakibatkan jari-jari Bumi di daerah kutub dan khatulistiwa berbeda. Perbedaan jari-jari Bumi menimbulkan perbedaan percepatan gravitasi di permukaan Bumi. Perbedaan tersebut terutama di daerah khatulistiwa dengan kutub. ·



Gerak semu harian bintang



Bintang-bintang (termasuk matahari) yang tampak bergerak sebenarnya tidak bergerak. Akibat rotasi bumi dari arah barat ke timur, bintang-bintang tersebut tampak bergerak dari timur ke barat. Rotasi bumi tidak dapat kita saksikan, yang dapat kita saksikan adalah peredaran matahari dan benda-benda langit melintas dari timur ke barat. Oleh karena itu kita selalu menyaksikan matahari terbit disebelah timur dan terbenam di sebelah barat. Pergerakan dari timur ke barat yang tampak pada matahari dan benda-benda langit ini dinamakan gerak semu harian bintang. Karena gerak semu ini dapat di amati setiap hari, maka disebut gerak semu harian. 2.



Gerak Semu Tahunan Matahari Penyebab terjadinya Gerak Semu Tahunan Matahari adalah adanya Revolusi Bumi. Bumi membutuhkan waktu selama 1 tahun untuk bergerak mengelilingi matahari (revolusi). Bumi selain bergerak mengelilingi matahari,



4



juga bergerak berputar terhadap sumbunya (rotasi). Tetapi sumbu rotasi bumi ini tidak sejajar terhadap sumbu revolusi, melainkan sedikit miring sebesar 23,5 derajat. Akibat dari miringnya sumbu rotasi bumi itu, matahari tidak selalu terlihat di atas khatulistiwa bumi, matahari akan terlihat berada di bagian utara dan selatan bumi. Selama setengah tahun, matahari lebih banyak menerangi bumi bagian utara, dan setengah tahun berikutnya matahari lebih banyak menerangi bumi bagian selatan.



Gambar 1. Gerak Semu Matahari 



Tanggal 21 Maret Dilihat dari Bumi, Matahari tepat berada pada garis khatulistiwa (0º). Karenanya, Matahari seolah-olah terbit tepat di sebelah timur. Demikian pula, Matahari seolah-olah tenggelam tepat di sebelah barat.







Tangal 21 Juni, dilihat dari Bumi, Matahari tampak berada pada 23½º lintang utara (LU). Karenanya, Matahari seolah-olah terbit agak sedikit bergeser ke utara.







Tanggal 23 September, diamati dari Bumi, Matahari tampak kembali berada pada garis khatulistiwa. Akibatnya, Matahari seolah-olah terbit tepat di sebelah timur.







Tanggal 22 Desember, Matahari tampak berada pada 23½º lintang selatan (LS) jika dilihat dari Bumi. Hal ini menyebabkan Matahari seolah-olah terbit agak sedikit bergeser ke selatan.



5



Sama halnya dengan rotasi bumi yang tidak hanya menyebabkan terjadinya derak semu harian matahari, revolusi bumi juga tidak hanya menyebabkan terjadinya gerak semu tahunan matahari. Revolusi bumi menyebabkan terjadinya beberapa peristiwa yang lain diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Adanya perubahan lamanya waktu siang dan malam Negara-negara di belahan bumi utara dan selatan memiliki perbedaan lamanya waktu siang dan malam.Selain diakibatkan oleh sudut kemiringan poros bumi, juga diakibatkan oleh revolusi bumi.Karena dalam berevolusi, bumi dapat terletak di apotema atau hipotema.Apotema adalah titik terjauh bumi dengan matahari sedangkan hipotema kebalikannya yakni titik terdekat bumi dengan matahari 2. Adanya perubahan rasi bintang Ketika kita



lihat langit malam pada bulan yang berbeda-beda,



bentuknya pun berbeda-beda. Pada bulan ini di langit ada rasi bintang waluku, pada bulan berikutnya ada rasi bintang scorpio, dan seterusnya. Hal ini pun disebabkan akrena adanya revolusi Bumi. 3. Adanya perubahan musim Perubahan



musim



yang



terdiri



dari



4



musim



yakni



dingin,semi,gugur, dan panas hanya terjadi di belahan bumi utara dan selatan. Indonesia tidak memiliki keempat musim itu karena indonesia berada di daerah katulstiwa. 4. Ditetapkannya kalender masehi Tahun Masehi atau tahun Syamsiah dihitung berdasarkan revolusi bumi. Waktu yang diperlukan Bumi untuk sekali revolusi adalah 365,25 hari. B.



Posisi Dan Penampakan Bulan



6



Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari. Jarak rata-rata Bumi-Bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar 30 kali diameter Bumi. Diameter Bulan adalah 3.474 km, sedikit lebih kecil dari seperempat diameter Bumi. Ini berarti volume Bulan hanya sekitar 2 persen volume Bumi dan tarikan gravitasi di permukaannya sekitar 17 persen daripada tarikan gravitasi Bumi. Bulan beredar mengelilingi Bumi sekali setiap 27,3 hari (periode orbit), dan variasi periodik dalam sistem Bumi-Bulan-Matahari bertanggungjawab atas terjadinya fase-fase Bulan yang berulang setiap 29,5 hari (periode sinodik). Bulan memiliki dua macam gerakan, yaitu rotasi dan revolusi. Akibat yang ditimbulkan oleh rotasi dan revolusi Bulan antara lain sebagai berikut : o



Rotasi Bulan Perputaran Bulan pada porosnya disebut rotasi Bulan. Untuk satu kali rotasi, Bulan membutuhkan waktu sebulan (29½ hari). Rotasi Bulan tidak memberikan pengaruh apa pun terhadap kehidupan di Bumi.



o



Revolusi Bulan



Sebagai satelit Bumi, Bulan bergerak mengelilingi Bumi. Gerakan Bulan mengelilingi Bumi disebut revolusi Bulan. Waktu yang diperlukan Bulan untuk satu kali revolusi adalah sebulan (29½ hari). Saat berevolusi, luas bagian Bulan yang terkena Matahari berubah-ubah. Oleh karena itu, bentuk Bulan dilihat dari Bumi juga berubah-ubah. Pasang purnama terjadi pada saat Bulan purnama dan Bulan baru. Pasang perbani terjadi pada saat Bulan paruh. Perubahan bentuk Bulan itu disebut fase-fase Bulan. Bulan bergerak mengelilingi bumi (gerak revolusi) ke arah timur, satu putaran rata-rata 27 hari 7 jam 43 menit 11,51 detik. Masa ini disebut Satu Bulan Sideris. Berarti per hari, bulan bergerak ke timur rata-rata 10' 34,89". Bulan juga bergerak pada sumbunya (gerak rotasi) dalam°13 waktu yang sama dengan waktu yang dibutuhkannya untuk satu putaran gerak revolusi. Karena itu wajah bulan yang menghadap ke bumi adalah sisi permukaannya yang selalu sama. Dalam sekali revolusi, Bulan mengalami delapan fase. Apabila dirata-rata, setiap fase Bulan berlangsung selama kurang lebih 3–4 hari.



7



1) Hari pertama, Bulan berada pada posisi 0°. Bagian Bulan yang tidak terkena sinar Matahari menghadap ke Bumi. Akibatnya, Bulan tidak tampak dari Bumi. Fase ini disebut Bulan baru. 2) Hari keempat, Bulan berada pada posisi 45°. Dilihat dari Bumi, Bulan tampak melengkung seperti sabit. Fase ini disebut Bulan sabit. 3) Hari kedelapan, Bulan berada pada posisi 90°. Bulan tampak berbentuk setengah lingkaran. Fase ini disebut Bulan paruh. 4) Hari kesebelas, Bulan berada pada posisi 135°. Dilihat dari Bumi, Bulan tampak seperti cakram. Fase ini disebut Bulan cembung. 5) Hari keempat belas, Bulan berada pada posisi 180°. Pada posisi ini, Bulan tampak seperti lingkaran penuh. Fase ini disebut Bulan purnama atau Bulan penuh. 6) Hari ketujuh belas, Bulan berada pada posisi 225°. Dilihat dari Bumi, penampakan Bulan kembali seperti cakram. 7) Hari kedua puluh satu, Bulan berada pada posisi 270°. Penampakan Bulan sama dengan Bulan pada posisi 90°. Bulan tampak berbentuk setengah lingkaran. 8) Hari kedua puluh lima, Bulan berada pada posisi 315°. Penampakan Bulan pada posisi ini sama dengan posisi Bulan pada 45°. Bulan tampak berbentuk seperti sabit. Selanjutnya, Bulan akan kembali ke kedudukan semula, yaitu Bulan mati. Posisi Bulan mati sama dengan posisi Bulan baru.



Bulan termasuk salah satu benda langit yang berada dekat dengan bumi. Bulan muncul di sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat. Bulan terlihat jelas pada malam hari. Bulan memantulkan cahaya matahari. Kenampakan bentuk bulan itu berubah-ubah dilihat dari permukaan bumi. Perubahan itu disebabkan letak matahari, bulan, dan bumi yang berubah-ubah. Revolusi bulan adalah gerakan bulan mengelilingi bumi, arahnya berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Bulan berevolusi selama 29,5 hari atau 1 bulan. Sewaktu bulan berevolusi, matahari menerangi separuh permukaan bulan. Bagian permukaan bulan yang terkena sinar matahari akan memantulkan sinar matahari ke bumi. Inilah yang menyebabkan seolah-olah bulan kelihatan berubah bentuk dan ukuran



8



setiap saat. Perubahan bentuk dan ukuran bulan ini dikenal dengan fase bulan. Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah jika dilihat dari bumi. Fase bulan itu tergantung pada kedudukan bulan terhadap matahari dilihat dari bumi. Fase bulan disebut juga aspek bulan. Berikut ini adalah deskripsi dari masing-masing fase Bulan :



Gambar 2. Fase-fase Bulan Ø Fase 1 – New Moon (Bulan baru): Sisi bulan yang menghadap bumi tidak menerima cahaya dari matahari, maka, bulan tidak terlihat. Ø Fase 2 – Waxing Crescent (Sabit Muda) : Selama fase ini, kurang dari setengah bulan yang menyala dan sebagai fase berlangsung, bagian yang menyala secara bertahap akan lebih besar. Ø Fase 3 – Third Quarter (Kuartal III): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah dari itu terlihat. Ø Fase 4 – Waxing Gibbous: Awal fase ini ditandai saat bulan adalah setengah ukuran. Sebagai fase berlangsung, bagian yang daftar akan lebih besar. Ø Fase 5 – Full Moon (Bulam purnama): Sisi bulan yang menghadap bumi cahaya dari matahari benar-benar, maka seluruh bulan terlihat. Hal ini terjadi ketika bulan berada di sisi berlawanan dari Bumi. Ø Fase 6 – Waning Gibbous : Selama fase ini, bagian dari bulan yang terlihat dari Bumi secara bertahap menjadi lebih kecil. Ø Fase 7 – First Quarter (Kuartal I): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah dari itu terlihat.



9



Ø Fase 8 – Waning Crescent (Sabit tua): Hanya sebagian kecil dari bulan terlihat dalam fase yang secara bertahap menjadi lebih kecil.



Akan lebih mudah untuk mengertikan siklus bulan dengan mengenal fase Bulan Mati/Baru dan Bulan Purnama, Kuartal I dan Kuartal III dan fasa-fasa di antaranya. Bulan Mati/Baru terjadi pada saat Bulan kurang-lebih berada dalam satu garis lurus di antara Matahari dan Bumi (Kenapa lebih-kurang akan diterangkan di bawah). Seluruh permukaan bulan yang disinari matahari berada di bagian “belakang” bulan, di bagian yang tidak bisa kita lihat dari Bumi. Pada Bulan Purnama, Bumi, Bulan dan Matahari kembali kurang-lebih berada dalam satu garis lurus, tetapi pada posisi yang berlawanan, sedemikian rupa sehingga seluruh pemukaan bulan yang disinari matahari berhadapan dengan kita. Sisi gelapnya tersembunyi di “belakang”. Kuartal I dan Kuartal III dari fasa bulan (keduanya sering disebut Bulan Setengah (Half Moon) terjadi bila posisi Bulan, Bumi dan Matahari membentuk sudut 900 sehingga kita melihat persis separuh bagian bulan yang disinari matahari dan separuh bagian lagi gelap. Dengan mengenal ke empat fasa di atas maka keempat fasa lainnya akan lebih mudah dimengerti, karena semuanya merupakan gambaran dari proses transisi dari satu fase ke fase berikutnya. Untuk memudahkan mengingat dan mengerti keempat fase lainnya itu kita istilahkan; Sabit (Crescent), Gibbous, Waxing (membesar) dan Waning (mengecil). Sabit (crescent) menunjukkan fasa dimana bulan terkesan disinari kurang dari separuh permukaannya. Sedangkan Gibbous menunjukkan fasa dimana bulan disinari lebih dari separuh permukaannya. Waxing pada prinsipnya menunjukkan pembesaran atau perluasan penyinaran. Sedangkan Waning adalah pengecilan atau penciutan penyinaran. Sehingga kita bisa mengkombinasikan istilah istilah di atas untuk menunjukan fasa-fasa bulan, sebagai berikut :



10



Setelah fasa Bulan Baru (ijtima), sinarnya mulai membesar, tapi masih kurang dari setengahnya, diistilahkan sebagai Waxing Crescent (Sabit Muda). Setelah Kuartal I (Bulan Setengah), porsi penyinarannya tetap masih bertambah sehingga lebih dari setengahnya, sehingga disebut sebagai Waxing Gibbous. Setelah mencapai Purnama, selanjutnya penyinaran akan mulai mengecil, sehingga disebut Waning Gibbous. Terus mengecil untuk mencapai Kuartal III (Bulan Setengah) untuk selanjutnya menjadi Waning Crescent (Sabit Tua) demikian seterusnya menjadi Bulan Mati atau Bulan Baru (ijtima) kembali. ·



Bulan selain berevolusi juga berotasi, yaitu berputar pada sumbunya. Waktu yang



diperlukan bulan untuk berotasi sama dengan waktu bulan berevolusi, yaitu 29,5 hari atau 1 bulan. Kesamaan waktu rotasi dan revolusi bulan ini menyebabkan permukaan bulan yang menghadap ke bumi selalu sama. ·



Bulan sabit itu ada dua, bulan sabit muda dan bulan sabit tua. Dalam hal



penampakan, keduanya sekilas terlihat sama. Tentu saja ada bedanya. Tapi rasanya terlalu sulit jika dilihat hanya sepintas. Jika hanya untuk keperluan mengetahui bulan sabit yang tampak itu sabit muda atau sabit tua, sebaiknya digunakan cara yang paling sederhana dan mudah saja. C.



Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan 1.



Gerhana Matahari Gerhana matahari terjadi pada waktu bulan berada di antara bumi dan matahari, yaitu pada waktu bulan mati, dan bayang-bayang bulan yang berbentuk kerucut menutupi permukaan bumi. Gerhana matahari yaitu peristiwa tertutupnya matahari oleh bulan yang mengakibatkan terhalangnya cahaya matahari untuk sampai ke bumi. Gerhana matahari akan terjadi jika matahari, bumi, dan bulan terletak pada satu garis lurus. Pada saat gerhana matahari bulan terletak diantara matahari dan bumi. Gerhana matahari tidak dapat berlangsung melebihi 7 menit 40 detik. Ketika gerhana matahari, orang dilarang melihat ke arah matahari dengan mata telanjang karena hal ini dapat merusakkan mata secara permanen dan mengakibatkan kebutaan.



11



Bayang-bayang bulan ada dua bagian, yaitu umbra dan penumbra. Umbra adalah bagian yang gelap dan berbentuk kerucut yang puncaknya menuju ke bumi. Penumbra adalah bagian yang agak terang dan bentuknya makin jauh dari bulan semakin lebar. Gambar di bawah ini tampak urutan terjadinya gerhana matahari. Daerah yang berada dalam liputan umbra akan mengalami gerhana matahari total, sedangkan yang berada dalam liputan penumbra mengalami gerhana matahari sebagian. Pada gerhana matahari total akan tampak cahaya korona matahari yang bentuknya seperti mahkota dan semburan gas dari permukaan matahari yang berwarna lebih merah. Perlu kamu ketahui, gerhana matahari ada tiga macam yaitu gerhana matahari total, gerhana matahari sebagian, dan gerhana matahari cincin. 



Gerhana Matahari total Gerhana matahari total atau disebut juga gerhana matahri sempurna. terjadi jika permukaan bumi tertutupi oleh bayang-bayang umbra bulan. Gerhana ini terjadi hanya di daerah yang terkena umbra (bayangan inti) bulan.







Gerhana matahari sebagian Gerhana matahari sebagian terjadi jika permukaan bumi tertutupi penumbra bulan. Jadi, matahari tidak tertutup sempurna oleh bulan. Pada gerhana matahri sebagian, masih ada bagian matahari yang yang terlihat terang. Waktu berlangsungnya gerhana matahari sebagian lebih lama dibanding dengan waktu berlangsungnya gerhana matahri total. Hal ini karena penumbra bulan lebih luas dari umbra bulan.







Gerhana matahari cincin Gerhana matahari cincin (GMC) terjadi karena piringan bulan tidak menutup sepenuhnya piringan matahari, hanya sekitar 92 persen. Karena itu, saat puncak gerhana, matahari terlihat seperti cincin yang memancarkan sinar di langit. Bagian tengah matahari tertutup bulan sehingga tampak gelap. Gerhana matahari cincin terjadi pada saat bulan berada pada titik terjauhnya dari bumi. Pada kedudukan ini panjang kerucut umbra tidak cukup menutupi bumi tetapi perpanjangan umbra bulan yang menutupi bumi. Daerah di permukaan bumi yang terletak di perpanjangan umbra bulan mengalami gerhana cincin. Di



12



daerah yang mengalami gerhana ini, matahari tampak bercahaya yang bentuknya seperti cincin. Sedangkan di bagian tengahnya tampak kabur. 2.



Gerhana Bulan Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi. Dengan penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika, maka tidak setiap oposisi bulan dengan matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan tampak oleh mata karena memantulkan cahaya matahari. Buntuk bulan yang terlihat oleh bumi selalu berubah setiap hari. Mulai dari tidak nampak, kemudian muncul bulan sabit dan akhirnya berubah menjadi bulan purnama pada hari ke-14 atau ke-15. Bulan Purnama mengecil kembali menjadi bulan sabit dan hilang pada hari ke-29 atau ke-30. Perubahan bentuk bulan dilihat dari bumi dinamakan dengan fase bulan. Fase bulan berulang setiap 29 hari. Fase-fase tersebut adalah fase konjungsi, fase kuarter, dan fase oposisi. a.



Fase Konjungsi



Pada fase ini bulan berada di antara bumi dan matahari. Hanya sisi belakang bulan yang mendapat cahaya matahari. Sisi bulan yang menghadap bumi sama sekali tidak mendapat cahaya matahari. Akibatnya bulan tidak nampak dari bumi. Sehingga pada fase ini dinamakan bulan mati. b.



Fase Kuarter



Pada fase ini Bulan, Bumi, dan Matahari berada pada posisi tegak lurus. Hanya setengah permukaan bulan yang menghadap bumi yang mendapat cahaya matahari, sedangkan setengah lainnya tidak. Bulan Nampak seperti sabit lalu perbani (setengah) kemudian bulan Nampak lonjong. Fase kuarter ada dua yaitu kuarter



13



pertama, yaitu saat bulan sabit sampai akan purnama, dan kuarter kedua, yaitu saat bulan setelah purnama sampai sabit kembali. c.



Fase Oposisi Pada fase ini Bulan, Bumi, dan matahari terletak segaris dengan bumi berada di tengah . Permukaan bulan yang menghadap bumi semuanya mendapat cahaya matahari. Bulan nampak dari bumi berupa lingkaran utuh.



Gerhana bulan terjadi pada waktu bumi berada di antara bulan dan matahari, yaitu pada waktu bulan purnama dan bayang-bayang bumi menutup permukan bulan. Gerhana bulan dapat terlihat jelas kalau bulan tertutup oleh bayang-bayang umbra. Dalam peredaran mengelilingi bumi, ada kalanya bulan bergerak ke tengahtengah daerah bayang-bayang umbra, sehingga bisa lebih dari dua jam berada dalam kegelapan. Dalam keadaan demikian terjadilah gerhana bulan total. Ada kalanya bulan hanya lewat dibagian tepi bayang-bayang umbra, sehingga permukaannya yang menjadi gelap hanya sebagian saja. Pada saat seperti ini yang terlihat adalah gerhana bulan sebagian. Berdasarkan keadaan saat fase puncak gerhana, Gerhana bulan dapat dibedakan menjadi: 1.



Gerhana bulan Total Jika saat fase gerhana maksimum gerhana, keseluruhan Bulan masuk ke dalam bayangan inti / umbra Bumi, maka gerhana tersebut dinamakan Gerhana bulan total. Gerhana bulan total ini maksimum durasinya bisa mencapai lebih dari 1 jam 47 menit.



2.



Gerhana bulan Sebagian Jika hanya sebagian Bulan saja yang masuk ke daerah umbra Bumi, dan sebagian lagi berada dalam bayangan tambahan / penumbra Bumi pada saat fase maksimumnya, maka gerhana tersebut dinamakan Gerhana bulan sebagian.



3.



Gerhana bulan Penumbral Total Pada Gerhana bulan jenis ke- 3 ini, seluruh Bulan masuk ke dalam penumbra pada saat fase maksimumnya. Tetapi tidak ada bagian Bulan yang masuk ke



14



umbra atau tidak tertutupi oleh penumbra. Pada kasus seperti ini, Gerhana bulannya kita namakan Gerhana bulan penumbral total. 4.



Gerhana bulan Penumbral Sebagian Gerhana bulan jenis terakhir ini, jika hanya sebagian saja dari Bulan yang memasuki penumbra, maka Gerhana bulan tersebut dinamakan Gerhana bulan penumbral sebagian. Gerhana bulan penumbral biasanya tidak terlalu menarik bagi pengamat. Karena pada Gerhana bulan jenis ini, penampakan gerhana hampir-hampir tidak bisa dibedakan dengan saat bulan purnama biasa.



Sedangkan berdasarkan bentuknya, ada tiga tipe Gerhana bulan, yaitu: 1.



Tipe t, atau Gerhana bulan total. Disini, bulan masuk seluruhnya ke dalam kerucut umbra bumi.



2. Tipe p, atau Gerhana bulan parsial, ketika hanya sebagian bulan yang masuk ke dalam kerucut umbra bumi. 3. Tipe pen, atau Gerhana bulan penumbra, ketika bulan masuk ke dalam kerucut penumbra, tetapi tidak ada bagian bulan yang masuk ke dalam kerucut umbra bumi. Pada waktu gerhana bulan, cahaya matahari yang seharusnya diterima bulan terhalangi bumi sehingga bulan berada dalam bayang-bayang bumi. Bayang-bayang bumi ada dua macam, yaitu umbra dan penumbra. Bulan tidak memiliki cahaya sendiri. Cahaya Bulan sebenarnya adalah cahaya pantulan dari Matahari. Bagian Bulan yang tampak dari Bumi adalah bagian permukaan Bulan yang terkena sinar Matahari. Saat berevolusi, luas bagian Bulan yang terkena Matahari berubah-ubah. Oleh karena itu, bentuk Bulan dilihat dari Bumi juga berubah-ubah



15



BAB III PENUTUP A.



Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari Makalah tentang Gerak dan Posisi Benda Langit yaitu sebagai berikut. 1. Matahari selalu terbit di sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat. Gerakan seperti ini disebut gerak semu harian Matahari. Gerakan ini terjadi karena adanya rotasi Bumi. Penyebab terjadinya Gerak Semu Harian Matahari ialah adanya rotasi bumi (gerak putar bumi pada sumbu putarnya). Kala rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4.1 detik. Gerak semu harian matahari mengakibatkan perubahan posisi matahari setiap harinya. Penyebab terjadinya Gerak Semu Tahunan Matahari adalah adanya Revolusi Bumi. Bumi membutuhkan waktu selama 1 tahun untuk bergerak mengelilingi matahari (revolusi). Bumi selain bergerak mengelilingi matahari, juga bergerak berputar terhadap sumbunya (rotasi). 2. Perputaran Bulan pada porosnya disebut rotasi Bulan. Untuk satu kali rotasi, Bulan membutuhkan waktu sebulan (29½ hari). Rotasi Bulan tidak memberikan pengaruh apa pun terhadap kehidupan di Bumi. Sebagai satelit Bumi, Bulan bergerak mengelilingi Bumi. Gerakan Bulan mengelilingi Bumi disebut revolusi Bulan. Waktu yang diperlukan Bulan untuk satu kali revolusi adalah sebulan (29½ hari). Saat berevolusi, luas bagian Bulan yang terkena Matahari berubah-ubah. Oleh karena itu, bentuk Bulan dilihat dari Bumi juga berubah-ubah.



16



3. Gerhana matahari terjadi pada waktu bulan berada di antara bumi dan matahari, yaitu pada waktu bulan mati, dan bayang-bayang bulan yang berbentuk kerucut menutupi permukaan bumi. Gerhana matahari yaitu peristiwa tertutupnya matahari oleh bulan yang mengakibatkan terhalangnya cahaya matahari untuk sampai ke bumi. Gerhana matahari akan terjadi jika matahari, bumi, dan bulan terletak pada satu garis lurus. Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi. B.



Saran Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis secara pribadi, dan juga bermanfaat bagi rekan mahasiswa yang lainnya. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, agar penulis bisa mengembangkan karyanya menjadi karya yang lebih baik lagi.



17



DAFTAR PUSTAKA Endarto, Danang. 2005. Pengantar Kosmografi. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press) Gilmore, king. dkk. 1989. The Milky Way Galaxy, California: Calivornia University. Ramlan TR. 2005. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, Bandung: UPI Roy AE. dkk. 1978. Astronomy : Principle and Practice. Bristol: Adam Jilger Ltd. Sutantyo, Winardi. 1983. Astrofisika Mengenal Bintang, Bandung: ITB Tjasyono, Bayong. 2006. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya



18