Jobsheet PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JOBSHEET : PEMELIHARAAN DAN SERVIS KOMPONEN



1. Tujuan Pembelajaran - Menjelaskan jenis-jenis pemeliharaan - Menjelaskan tujuan pemeliharaan rutin - Menjelaskan sistem pemeliharaan rutin 2. Alat dan Bahan - SST 3. Keselamatan Kerja - Gunakan alat sesuai fungsi - Ikuti instruksi dari guru atau pembimbing - Lakukan pekerjaan sesuai dengan SOP 4. Uraian Materi 1. Pemeliharaan Peralatan Bengkel a) Jenis-jenis Pemeliharaan Pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar untuk menjaga agar suatu peralatan selalu dalam keadaan siap pakai atau tindakan melakukan perbaikan sampai 8 pada kondisi peralatan tersebut dapat bekerja kembali. Secara garis besar pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tak terencana. 1) Pemeliharaan Terencana Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan datang. Dalam pemeliharaan terencana terdapat unsur pengendalian dan unsur pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan terencana merupakan bagian dari sistem manajemen pemeliharaan yang terdiri atas pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif, dan pemeliharaan korektif. Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa kriteria yang dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan suatu komponen tidak memenuhi kondisi normal. Pekerjaan yang dilakukan dalam pemeliharaan preventif adalah : mengecek, melihat, menyetel, mengkalibrasi, melumasi, dan pekerjaan lain yang bukan penggantian suku cadang berat. Pemeliharaan preventif membantu agar peralatan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan pabrik pembuatnya. Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pemeliharaan preventif dilakukan secara rutin dengan berdasarkan pada hasil kinerja alat yang diperoleh dari pekerjaan pemeliharaan prediktif atau adanya anjuran dari pabrik pembuat alat tersebut. Apabila pemeliharaan preventif dikelola



dengan baik maka akan dapat memberikan informasi tentang kapan mesin atau alat akan diganti sebagian komponennya. Proses peralihan dari pemeliharaan yang bersifat kadang-kadang dan sembarangan atau bahkan tidak ada pemeliharaan sama sekali menuju kepada pemeliharaan terencana yang dengan sengaja melakukan pemeliharaan secara rutin memerlukan waktu, tenaga, dan pekerjaan tambahan di luar pekerjaan biasanya. Namun berdasarkan pengalaman, hal tersebut akan terjadi pada awal pekerjaan saja dan selanjutnya apabila sistem tersebut telah berjalan, maka akan lebih mudah dalam menangani pemeliharaan setiap peralatan sehingga diharapkan dapat memiliki efisiensi yang tinggi.



2) Pemeliharaan Tak Terencana



Pemeliharaan tak terencana adalah jenis pemeliharaan yang dilakukan secara tiba-tiba karena suatu alat atau peralatan akan segera digunakan. Seringkali terjadi bahwa peralatan baru digunakan sampai rusak tanpa ada perawatan yang berarti, baru kemudian dilakukan perbaikan apabila akan digunakan. Dalam manajemen sistem pemeliharaan, cara tersebut dikenal dengan pemeliharaan tak terencana atau darurat (emergency maintenance). Pada umumnya metode yang digunakan dalam penerapan pemeliharaan adalah metode darurat dan tak terencana. Metode tersebut membiarkan kerusakan alat yang terjadi tanpa atau dengan sengaja sehingga untuk menggunakan kembali peralatan tersebut harus dilakukan perbaikan atau reparasi. Pemeliharaan tak terencana jelas akan mengganggu proses produksi dan biasanya biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan jauh lebih banyak dibanding dengan pemeliharaan rutin.



b) Tujuan Pemeliharaan Rutin Dalam setiap tindakan pemeliharaan, tujuan pokoknya adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan dan mencegah adanya perubahan fungsi alat serta mengoptimalkan usia pakai peralatan. Reliabilitas alat dan kinerja yang baik hanya dapat dicapai dengan melakukan program pemeliharaan yang terencana. Selain untuk alasan reliabilitas dan kinerja alat, program pemeliharaan terencana juga mempunyai beberapa keuntungan yaitu dalam hal efisiensi keuangan, perencanaan, standardisasi, keamanan kerja dan semangat kerja. Pada aspek keuangan sudah jelas bahwa kerusakan yang terlalu cepat pada peralatan akan mengakibatkan pengeluaran yang tidak terencana. Hal tersebut juga akan berakibat terhadap perencanaan fasilitas lainnya tidak mungkin dapat berjalan tanpa didukung peralatan yang bekerja secara efisien. Apabila peralatan dioperasikan hingga mendekati rusak atau bahkan rusak sama sekali tanpa adanya pemeliharaan, maka mungkin saja dapat membahayakan dan mencelakakan. Banyak kerugian yang timbul akibat kecelakaan, bukan hanya manusia, tetapi hilangnya waktu, tenaga dan biaya. Rendahnya tingkat pemeliharaan dan tingginya resiko kecelakaan berakibat kurang bergairahnya orang lain untuk melanjutkan pekerjaan dan akan menurunkan produktivitas kerja. Secara garis besar terdapat empat tujuan pokok pemeliharaan preventif yaitu : a. Memperpanjang usia pakai peralatan. Hal tersebut sangat penting terutama apabila dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli satu peralatan jauh



lebih mahal apabila dibandingkan dengan memelihara sebagian dari peralatan tersebut. Walaupun disadari bahwa kadangkadang untuk jenis barang tertentu membeli dapat lebih murah apabila alat yang akan dirawat sudah sedemikian rusak. b. Menjamin peralatan selalu siap dengan optimal untuk mendukung kegiatan kerja, sehingga diharapkan akan diperoleh hasil yang optimal pula. c. Menjamin kesiapan operasional peralatan yang diperlukan terutama dalam keadaan darurat, adanya unit cadangan, pemadam kebakaran dan penyelamat. d. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut. c) Sistem Pemeliharaan Rutin Untuk memenuhi prosedur pemeliharaan baku, harus disiapkan data pemeliharaan dan mulai dengan pertanyaan sederhana yaitu : peralatan apa yang akan dirawat ? dimana lokasi penyimpanan alat ? bagaimana merawatnya ? dan kapan akan dirawat? a. Peralatan yang perlu pemeliharaan Sebelum sistem pemeliharaan terencana diterapkan, harus diketahui peralatan apa saja yang sudah ada dan berapa jumlahnya. Untuk itu, pekerjaan dapat dimulai dengan suatu daftar inventaris yang lengkap untuk menjawab pertanyaan di atas. Hal tersebut merupakan persyaratan utama dan layak dijadikan sebagai tugas pertama untuk menyusun sistem pemeliharaan yang baik. Daftar inventaris yang akurat dan rinci dari segi teknis akan sangat berguna untuk sistem pemeliharaan terencana. Selanjutnya daftar inventaris peralatan tersebut dikelompokkan menjadi sejumlah kelompok yang sesuai dengan jenisnya. Sebagai contoh : kelompok alat-alat tangan, alat-alat khusus (Special service tool/SST), alat-alat ukur dan sebagainya. b. Lokasi penyimpanan alat Penempatan tiap peralatan harus jelas sesuai dengan pengelompokannya sehingga memudahkan dalam pencarian alat tersebut. Apabila terjadi pemindahan alat hendaknya bersifat sementara dan setelah selesai digunakan dapat dikembalikan pada tempat semula. Penyimpanan alat dan perkakas dapat dilakukan pada : panel alat, ruang gudang, ruang pusat penyimpanan, dan kit alat-alat. (1) Panel Alat (Tool Panel) Banyak pekerja yang lebih senang menggunakan panel alat untuk menyimpan dan meletakkan alat-alat. Pada umumnya yang diletakkan pada panel alat adalah sekelompok alat sejenis tetapi yang berbeda ukurannya misal obeng atau tang dari berbagai ukuran. Dengan panel alat tersebut petugas peminjaman alat lebih mudah mengontrolnya. Panel alat dapat diatur letaknya menurut keseringan penggunaan yang disusun dalam rentangan warna yang kontras atau dalam warna-warna kombinasi yang serasi. (2) Ruang Gudang Alat Kadang-kadang tidak cukup dinding untuk meletakkan panel alat tersebut. Disamping itu penggunaan panel alat juga tidak sesuai dengan sifat alat karena ada alat yang tidak baik untuk disimpan di



udara terbuka. Untuk menyimpan alat yang mempunyai sifat demikian diperlukan almari kecil atau ruangan penyimpanan. (3) Ruang Pusat Penyimpanan Cara lain untuk menyimpan alat dan perkakas adalah menggunakan ruang pusat penyimpanan alat dan perkakas. Ruangan tersebut dapat digunakan untuk menyimpan berbagai alat untuk keperluan semua jenis alat yang ada. Penyimpanan dengan cara ini lebih baik karena petugas peminjaman alat dapat dengan mudah mengadakan pengawasan. Kelemahannya ruang pusat tersebut tidak dapat dekat dengan semua jenis kegiatan yang memerlukan. (4) Kit Alat-Alat Kit alat-alat didesain untuk pekerja secara individual, berisi sejumlah alat yuang lengkap untuk suatu kegiatan perbaikan/servis. Kebaikan kit alat alat tersebut bahwa siapa saja yang membutuhkan dapat dipenuhi dengan segera tanpa harus memilih jenis-jenis alat yang diperlukan untuk saat itu. c. Prosedur Pemeliharaannya Pemeliharaan preventif memerlukan suatu daftar seperti halnya pekerjaan rutin, mencakup : jadwal pemeliharaan peralatan, data hasil pengetesan, peralatan khusus (apabila diperlukan), keterangan pengisian pelumas, buku petunjuk pemeliharaan, tingkat pengetahuan pekerja terhadap pekerjaan tersebut. Untuk memberikan informasi kepada bagian pemeliharaan, maka tiap jadwal pemeliharaan dibuat pada kartu control atau formulir yang dapat memberi informasi dengan jelas. Pada setiap jadwal pemeliharaan dituliskan identifikasi alat dengan nomor sandi, nama alat, nomor pengganti, dan tanggal pemasangan pertama serta pengerjaan perawatan yang telah dilakukan. d. Waktu Pemeliharaan Pemeliharaan rutin dilakukan secara periodik dengan selang waktu tertentu berdasarkan hitungan bulan, hari atau jam. Selang waktu hari atau bulanan dicatat seperti : periodik 1 bulanan = 1 B, 3 bulanan = 3 B, 6 bulanan = 6 B atau periodik waktu 120.000 jam, 5.000 jam, atau 1.000 jam. Tanggal pekerjaan pemeliharaan dicatat pada papan kontrol yang diletakkan di ruang penaggung jawab dan pencatatan tanggal pekerjaan dilakukan pula pada lembar data peralatan. Informasi yang dicatat termasuk waktu pakai alat, komponen yang diganti, dan kinerja peralatan. Dari data yang dicatat tersebut dapat diproyeksikan dan diramalkan waktu pakai alat, sehingga dapat direncanakan untuk menggantinya pada saat yang ditentukan. 2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja a) Persyaratan Keselamatan Diri Prinsip keselamatan dan kesehatan kerja tergantung pada jenis pekerjaannya. Masing-masing tempat kerja memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Oleh karena itu persyaratan keselamatan bagi pekerja disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dihadapi. Pada bidang Otomotif, persyaratan yang harus



dipenuhi agar seorang pekerja mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja antara lain : (a) Pada waktu bekerja, seorang pekerja harus mengenakan pakaian kerja yang sesuai dan memenuhi syarat antara lain : ukuran pakaian tidak terlalu longgar atau terlalu sempit, model pakaian tidak membahayakan terhadap diri sendiri, dan terbuat dari bahan yang nyaman dipakai. (b) Pekerja harus memahami keselamatan dan kesehatankerja yang berhubungan dengan udara bertekanan, gasbuang, bahan bakar, minyak pelumas, cat, thiner, mesin-mesin yang berputar dan sebagainya. (c) Pekerja harus mengetahui letak alat-alat pemadam kebakaran, kotak PPPK, dan alat-alat pelindung diri dan pelindung mesin. (d) Pekerja harus memahami lokasi pemadam listrik, baik untuk lampu-lampu maupun sumber listrik untuk tenaga. (e) Pekerja harus memakai alat pelindung diri pada pekerjaan-pekerjaan tertentu seperti : sarung tangan, kaca mata las, kaca mata bening, masker las, masker hidung, pelindung telinga (dari suara keras, sepatu keamanan, dan sebagainya. (f) Pada waktu menggunakan mesin bor, benda kerja harus dijepit dengan tanggem atau ragum, tidak boleh dipegang langsung dengan tangan. (g) Pada waktu mengelas acytiline, haruslah melakukan pemeriksaan yang teliti sehingga apabila ada kebocoran pada instalasi las dapat diketahui dan segera diperbaiki. (h) Pada waktu melakukan pengelasan, pekerja harus memakai alat pelindung diri berupa pakaian kerja, masker/penutup muka/topeng las, sarung tangan, kacamata las dan alat lain yang diperlukan. (i) Pada pekerjaan pengecatan, pekerja harus menggunakan masker hidung. (j) Untuk pekerjaan-pekerjaan yang bersuara bising seperti pada pekerjaan kenteng bodi, orang yang berada d itempat kerja harus menggunakan pelindung telinga. (k) Apabila bekerja di bawah kendaraan harus menggunakan alas beroda, tidak langsung di atas lantai. (l) Pada waktu bekerja di bawah kendaraan yang diangkat dengan car lift, maka kunci pengaman harus dipasang. (m) Untuk kendaraan yang diangkat dengan dongkrak hidrolik, harus didukung dengan jack stand (penyangga permanen) atau penyangga lin yang bersifat tetap. (n) Bangku kerja yang dilengkapi dengan tanggem berpasangan/berhadaphadapan harus dipasang skat pelindung dari strimin. b) Persyaratan Keamanan dan Perlengkapan Kerja (a) Bagian-bagian mesin yang berputar/bergerak harus memiliki pelindung/penutup yang berfungsi untuk mencegah kemungkinan kecelakaan ataupun masuknya benda kecil ke dalam bagian mesin tersebut. (b) Lantai bengkel harus dijaga kondisi kebersihannya dari debu-debu, kotoran mekanis, minyak, oli, dan sebagainya. (c) Konektor yang dipakai untuk mesin atau peralatan yang memerlukan tenaga listrik harus bersih dari oli dan air (harus kering). (d) Tangki oksigen dan acytiline harus aman dari oli, minyak dan paslin (grease).



(e) Lobang dilantai (pit) bengkel yang berfungsi sebagai tempat pemeriksaan bagian bawah mobil harus diberi papan pengaman, atau diatasnya diparkir mobil sebagai pengaman sehingga menghindari orang terjatuh ke dalam lobang tersebut. (f) Lampu untuk penerangan khusus harus diberi selongsong pelindung yang terbuat dari kawat strimin atau kawat. 3. Minyak Pelumas dan Gemuk a. Minyak Pelumas Minyak pelumas dapat diklasifikasikan berdasarkan kekentalan dan kualitas. (1) Klasifikasi Kekentalan Kekentalan menunjukkan ketebalan atau kemampuan untuk menahan suatu cairan. Minyak pelumas cenderung menjadi encer dan mudah mengalir pada saat panas dan cenderung menjadi kental dan tidak mudah mengalir pada saat dingin. Masing-masing kecenderungan tersebut tidak sama untuk semua oli. Ada tingkatan permulaan besar (kental) dan ada yang dibuat encer (tingkatan kekentalannya rendah). Berat oli atau kekentalan dinyatakan oleh angka yang disebut indek kekentalan, maksudnya apabila indeknya rendah maka olinya encer, sebaliknya apabila indeknya tinggi olinya kental. Suatu badan internasional yang disebut SAE (Society of Automotive Engineers) mempunyai standar kekentalan dengan awal SAE di depan indek kekentalan. Oli yang indek kekentalannya dinyatakan dalam range (10W-30, 15W40, dll) disebut oli multi grade. Kekentalannya tidak terpengaruh oleh adanya perubahan temperatur dan umumya digunakan sepanjang tahun (musim). Indek kekentalan diikuti oleh huruf W (10W dll) yang menunjukkan ukuran kekentalan oli pada -20° C. Derajat kekentalan yang tidak ditunjukkan huruf “W“, ukuran kekentalan oli pada 100° C. Sebagai contoh SAE 10W-30 maksudnya bahwa oli tersebut standar olinya SAE10 pada -20° C sampai SAE30 pada 100° C. (2) Klasifikasi Kualitas Kualitas Oli diklasifikasikan sesuai standar API (American Proteleum Institute) dan ditest dengan cara API. Klasifikasi API biasanya tercantum pada masing-masing kemasan oli.



b. Gemuk (Grease)



Gemuk atau grease adalah pelumas padat yang terbuat dari minyak pelumas (oli) yang mempunyai bahan tambah pengental (thickening agent). Ada dua tipe bahan pengental yaitu metalic soap dan non soap. Tipe metalic soap dipakai untuk mayoritas gemuk. (a) Kebaikan Gemuk (1) Pelumasannya lama tanpa penambahan karena tidak dapat mengalir atau menyebar. (2) Bersifat perapat yang sempurna dan mencegah menempelnya bendabenda asing seperti kotoran, gas dan air pada permukaan yang dilumasi. (3) Mempunyai daya tahan terhadap beban tinggi. (b) Kelemahan Gemuk



(1) Dibanding dengan oli, gemuk lebih sulit untuk penanganan, pengisian, dan penggantian. (2) Mempunyai tahanan gesek besar. (3) Kemampuan pendinginannya rendah, sesuai rendahnya kemudahan mengalir, sehingga gemuk cepat panas. (4) Sulit untuk membersihkan kotoran.



c. Peralatan Pelumas



Untuk memudahkan mencapai titik-titik pelumasan pada peralatan bengkel otomotif atau mesin-mesin perkakas diperlukan peralatan khusus pelumasan. Peralatan tersebut antara lain dapat diuraikan sebagai berikut : (a) Kaleng Minyak Dengan Corong Peralatan pelumas tersebut digunakan untuk menambahkan minyak pelumas ke dalam bak engkol motor atau mesin-mesin perkakas. Pada badan kaleng minyak yang terbuat dari plastik terdapat skala pengukuran volume minyak pelumas. Dengan peralatan tersebut diharapkan minyak pelumas tidak berceceran dan volume minyak pelumas yang dikehendaki dapat terukur.



Gbr. Kaleng Minyak Dengan Corong (b) Kaleng Minyak Dengan Pompa Untuk melumasi bagian-bagian yang hanya memerlukan pelumasan secara tetesan maka digunkan minyak pelumas dengan pompa-pompa kecil dan mulut yang dilengkungkan.



Gbr. Kaleng Minyak Dengan Pompa (c) Alat Pelumas dengan Tekanan Pada ujung alat pelumas dengan tekanan dilengkapi dengan kepala penutup nipel. Kepala penutup nipel tersebut digunakan untuk memasukkan gemuk melalui nipel-nipel. Untuk mengetahui bahwa gemuk yang dimasukkan tersebut sudah cukup adalah dengan melihat gemuk-



gemuk yang sudah lama/kotor melelh ke luar melalui bagaian belakang komponen yang dilumasi.



Gbr. Alat Pelumas dengan Tekanan



JOBSHEET : MEMBACA DAN MEMAHAMI GAMBAR TEKNIK



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahui fungsi dan standarisasi gambar teknik - Mengetahui macam-macam alat gambar teknik 2. Alat dan Bahan - Peralatan Gambar Teknik - SST 3. Keselamatan Kerja - Gunakan alat sesuai fungsi - Ikuti instruksi yang diberikan guru atau pembimbing - Lakukan pekerjaan sesuai SOP 4. Uraian Materi 1. Memahami Fungsi Gambar dan Standar Gambar Teknik a) Fungsi Gambar Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud, terutama bagi orang-orang teknik. Oleh karena itu gambar sering juga disebut sebagai bahasa Teknik. Sebagai bahasa teknik, diharapkan sebuah gambar dapat meneruskan keterangan-keterangan secara tepat & obyektif. Dalam bidang otomotif, gambar proyeksi, gambar potongan sering digunakan untuk menunjukkan bentuk dan nama komponen bagian luar, menunjukkan bentuk dan nama komponen bagian dalam serta membantu menjelaskan prinsip-prinsip kerja mesin. Simbol-simbol, kode-kode dan diagram kerja/rangkaian sistem kelistrikan juga digunakan pada bidang otomotif. Bahkan pada mobilmobil baru selalu disertakan buku manual (manual book) yang berisi gambar-gambar dan keterangan tentang mobil tersebut. Penunjukkan gambar-gambar dalam buku manual dapat mempermudah para mekanik dan pemiliki kendaraan untuk memelihara/servis serta memperbaiki kendaraan. Gambar teknik mempunyai beberapa fungsi yaitu : (1) Penyampaian Informasi Gambar mempunyai tugas menyampaikan maksud dari perancang dengan tepat kepada pihak lain misalnya perencanaan proses, pembuatan, pemeriksaan dan perakitan produk/ komponen. Apabila kita mengamati proses pembuatan produk/komponen mesin, selalu kita temukan gambar. Gambar tersebut digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan bentuk dan ukuran-ukuran produk/komponen mesin yang akan dibuat. Simbol-simbol, kode-kode dalam bentuk diagram rangkaian kelistrikan digunakan untuk menyampaikan informasi tentang komponenkomponen kelistrikan, jalur-jalur pengawatan dan sebagainya. Apabila



rangkaian kelistrikan digambar dengan gambar aslinya, maka ilustrasinya akan menjadi rumit dan sulit untuk dimengerti. (2) Pengawetan dan Penyimpanan Gambar merupakan data teknis yang tepat. Teknologi dari suatu perusahaan dipadatkan dan dikumpulkan pada gambar. Oleh karena itu gambar bukan saja diawetkan untuk mensuplai bagian-bagian produk untuk perbaikan, tetapi gambar-gambar digunakan sebagai bahan informasi untuk perencanaan baru di kemudian hari. Untuk ini diperlukan cara penyimpanan , kodifikasi nomor urut gambar dan sebagainya. (3) Penuangan Gagasan dan Pengembangan Gagasan-gagasan baru untuk pengembangan pada awalnya masih berupa konsep abstrak yang terlintas dalam pikiran. Konsep abstrak tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk gambar sketsa, kemudian gambar sketsa diteliti, dievaluasi secara berulang-ulang sehingga didapatkan gambar-gambar baru yang sempurna. Dengan demikian gambar tidak hanya melukiskan gambar, tetapi berfungsi juga sebagai peningkat daya berfikir, sekaligus untuk penuangan gagasan-gagasan baru untuk pengembangan. b) Standar Gambar Teknik Standar gambar teknik merupakan suatu keseragaman yang telah disepakati bersama dengan tujuan untuk menghindari salah pengertian dalam komonikasi teknik. Orang-orang terkait dalam bidang gambar teknik perlu mengetahui tentang standar. Orangorang terkait tersebut antara lain siswa pada kelompok teknologi dan industri, para perencana produk, operator mesin, operator perakitan, mekanik dan pengontrol mutu dari suatu produk/mesin. Standar gambar teknik dapat diberlakukan di dalam lingkungan perusahaan, antar perusahaan/industri di dalam suatu negara, bahkan standar gmbar teknik dapat diberlakukan pada industri antar negara yang dikenal dengan Standar Internasional atau disingkat S 1. Negara-negara yang sudah membuat standar antara lain : (1) Jepang (JIS) (2) Belanda (NEN) (3) Jerman (DIN) (4) Indonesia (SII) (5) Standar Internasional (ISO) ISO (Internasional Standardization for organization) bertujuan untuk menyatukan pengertian teknik antar bangsa dengan jalan membuat standar. Standar yang dibuat tersebut kemudian dibawa ke forum internasional dengan tujuan : (1) Memudahkan perdagangan nasional maupun internasional (2) Memudahkan komunikasi teknik (3) Bagi negara-negara berkembang, dapat memberi petunjuk-petunjuk praktis pada persoalan khusus dalam bidang teknik. 1) Memahami Alat-Alat Gambar & Cara Penggunaanya



Untuk dapat menggambar teknik dengan baik diperlukan alat-alat gambar yang lengkap dan cara menggunakan, membersihkan dan menyimpan alat-alat dengan baik. Alat-alat gambar yang bisa digunakan dalam mengambar teknik antara lain : a) Kertas gambar dengan standarnya (ukurannya) b) Pensil, pena atau rapido c) Jangka dan kelengkapannya d) Macam-macam mistar (mistar segitiga, mistar) e) Macam-macam mal f) Papan gambar dan Meja gambar g) Penghapus dan pelindung penghapus h) Mesin gambar a) Kertas Gambar dengan Standarnya (ukurannya) Macam-macam kertas gambar yang digunakan sesuai dengan tujuan gambar meliputi : - Kertas gambar untuk tata letak. Untuk gambar tata letak dengan pensil dipergunakan kertas gambar putih biasa, kertas sketsa atau kertas milimeter. - Kertas gambar untuk gambar asli. Gambar asli digambar pada kertas kalkir, karena gambar cetak biru (blueprint) atau cetak kontak dibuat langsung dari gambar tersebut. Kualitas kertas yang baik adalah tahan lama, tahanlembab, mudah untuk menggambar pensil/tinta dan mudah dicetakkembali. - Film gambar dipergunakan untuk gambar yang teliti, dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama dan tidak boleh memuai maupun menyusut. Kertas gambar mempunyai ukuran panjang dan lebar yang sudah terstandar. Sesuai dengan sistem ISO (International Standardization for Organization) dan NNI (Nederland Normalisatie Instituet). b) Pensil, Pena, atau Rapido dan Penggunaannya Pensil yang dipakai untuk menggambar ada tiga macam yaitu pensil biasa, pensil yang dapat diisi kembali, dan pensil mekanik. Ketiga jenis pensil ini memiliki tingkat kekerasan tertentu mulai dari yang lunak sampai keras. c) Penggaris dan Cara Penggunaannya Untuk menggambar dipergunakan beberapa macam penggaris antara lain : (1) Penggaris segitiga : sepasang segitiga terdiri dari segitiga siku sama kaki, dan sebuah segitiga siku-siku 60º. (2) Penggaris – T (teken hak) : sebuah penggaris – T terdiri dari sebuah kepala dan sebuah daun. Penggaris – T digunakan untuk menarik garis-garis horizontal dengan cara menekankan kepala Teken hak pada tepi kiri dari meja gambar dan menggesernya ke atas atau ke bawah. (3) Penggaris/mistar skala yaitu mistar untuk mengukur dengan ukuran skala, misalnya skala 1 : 2, 1 : 3 dan seterusnya.



d) Jangka dan Kelengkapannya Jangka adalah alat yang berfungsi untuk membuat lingkaran atau busur lingkaran baik dengan ujung pensil atau dengan tinta. Macam-macam jangka yang biasa digunakan untuk menggambar terdiri atas: 1) Jangka besar dipergunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter 100 mm sampai 200 mm. 2) Jangka sedang dipergunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter 50 mm sampai dengan 100 mm. 3) Jangka kecil (jangka pegas) dipergunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter 5 mm sampai dengan 50 mm. 1) Jangka orleon dipergunakan untuk membuat lingkaran yang tidak dapat dibuat oleh jangka kecil. Jangka orleon ini dapat dipergunakan menggambar lingkaran dengan diameter 1 mm sampai dengan 5 mm. e) Macam Mal Macam – macam mal yang dipergunakan untuk menggambar teknik terdiri atas mal huruf, mal busur (kurva), mal lingkaran, mal elips dan mal khusus (tanda-tanda pengerjaan dan semacamnya). 1) Mal Huruf Mal huruf dipergunakan untuk membuat huruf dengan perantaraan pensil mekanik/rapido. Mal huruf mempunyai ukuran 0,25; 0,35; 0,5; 0,7; 1,4; dan 2 mm. 2) Mal Busur (Mal Kurva) Mal busur (mal kurva) dipergunakan untuk membuat lengkunganlengkungan yang teratur misalnya lengkungan parabola, hiperbola, epicicloida, hipocicloida dan semacamnya. 3) Mal Elips Mal elips dipergunakan untuk membuat elips misalnya gambar– gambar silinder, cincin poros dan bentuk–bentuk elips kainnya. 4) Mal / Sablon dengan Bentuk lain Mal/sablon dengan bentuk lain yang khusus ini mempunyai bentuk bermacam–macam. Misalnya untuk simbol–simbol pengerjaan, tanda pengerjaan, anak panah, lingkaran, simbol–simbol dan konstruksi pipa, konstruksi listrik dan lain–lain. f) Penghapus dan Pelindung Penghapus Penghapus dipergunakan untuk menghapus garis pensil yang tidak berguna agar tidak merusak kertas gambar dan tidak meninggalkan warna pada kertas gambar pergunakan penghapus putih yang halus. Pelindung penghapus dipergunakan untuk menghilangkan garis yang berdekatan. Dengan alat ini garis–garis yang perlu dapat terlindung dari penghapusan. g) Papan Gambar dan Meja Gambar Papan gambar ukurannya disesuaikan dengan ukuran kertas, misalnya untuk kertas ukuran A0 mempunyai ukuran 1200 mm x 900 mm, kertas ukuran A1 mempunyai ukuran 600 mm x 450 mm. Papan



gambar harus mempunyai permukaan yang rata dan tepi yang lurus, agar kepala dari penggaris – T dapat digeser. h) Mesin Gambar Mesin gambar adalah sebuah alat yang dapat menggantikan alat–alat gambar lainnya seperti busur derajat, pengganti – T, segitiga dan ukuran.



JOBSHEET : MENGGUNAKAN DAN MEMELIHARA ALAT UKUR



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahui fungsi alat ukur - Mengetahui bagian-bagian alat ukur - Mengetahui cara pengukuran serta membacanya - Menggunakan alat ukur - Memelihara/memperbaiki alat-alat ukur 2. Alat-Alat - Dial Gauge - Micrometer - Vernier Caliper



- Cylinder Gauge - Multi Tester



3. Keselamatan Kerja - Gunakan kelengkapan kerja - Gunakan alat sesuai fungsi - Ikuti instruktur dari guru atau pembimbing 4. Langkah Kerja - Fungsi, Kontruksi dan Cara/Metoda Pengukuran Alat Ukur 1. Dial Gauge a. Fungsi dan Kontruksi Dial gauge digunakan untuk mengukur kebengkokan poros, run out, dan backlash. Dengan ketelitian: 0,01 mm. Apabila jarum panjang membuat satu putaran penuh (100 strip), maka jarum pendek bergerak 1 strip (1 mm). b. Cara/Metoda Pengukuran Pengukuran Run Out: (1) Letakkan V-Block pada tempat yang rata lalu letakkan poros (cam shaft) di atas VBlock.



(2) Sentuhkan spindle pada permukaan poros dan pastikan spindle tegak lurus dengan poros. (3) Putar poros perlahanlahan dan bacalah jumlah gerakan pointer. 2. Micrometer a. Fungsi dan Kontruksi Micrometer digunakan untuk mengukur diameter luar suatu benda. Dengan ketelitian: 0,01 mm. Satu putaran thimble terdiri dari 50 strip (0,5 mm).



b. Kalibrasi Micrometer 1.) Memeriksa Tanda “0” Putar rachet stopper sampai anvil spindle bersentuhan, dan putar stopper 2 atau 3 kali putaran untuk lebih meyakinkan. Micrometer telah di kalibrasikan dengan benar jika “0” thimble lurus dengan garis pada Outer Sleeve.



2.) Menyetel Tanda “0” Jika kesalahannya 0,02 mm atau kurang, kunci spindle dengan lock clamp. Kemudian putar outer sleeve sampai tanda “0” thimble lurus dengan garis, dan periksa kembali tanda “0”. Jika kesalahannya melebihi 0,02 mm, kunci spindle dengan lock clamp, kendorkan stopper sampai thimble lurus dengan garis pada outer sleeve dan kencangkan kembali rachet stopper dan periksa kembali tanda “0”.



3.) Membaca Hasil Pengukuran Jarak strip diatas garis pada outer sleeve adalah 1 mm, dan jarak strip di bawah garis adalah 0,5 mm. Dan nilai 1 strip pada thimble adalah 0,01 mm. Nilai hasil ukur ialah jumlah pembacaan skala tersebut. 4.) Contoh dan Test Pengukuran Skala di atas garis Skala di bawah garis Skala Thimble Hasil



: 7,00 mm : 0,50 mm : 0,15 mm : 7,65 mm



3. Vernier Caliper (Jangka Sorong) a. Fungsi dan Kontruksi Vernier caliper digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, dan mengukur kedalaman. Dengan ketelitian: 0,02 mm dan 0,05 mm, ada juga yang 0,01 mm. b. Prinsip Pengukuran Jika skala vernier digerakkan ke kanan sampai angka 1 lurus dengan angka 1 “skala utama” hasilnya terdapat celah 0,01 mm. Jika skala vernier digerakkan ke kanan sampai angka 5 lurus dengan angka 5 “skala utama” hasilnya terdapat celah 0,5 mm. c. Membaca Hasil Pengukuran Nilai di depan koma diambil dari penunjukan angka “0” vernier, sedangkan angka di belakang koma diambil dari titik dimana kedua garis skala vernier dan skala utama bertemu.



4. Cylinder Gauge a. Fungsi dan Kontruksi Cylinder gauge atau cylinder bore gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter silinder. Dengan ketelitian: 0,01 mm.



b. Cara/Metoda Pengukuran Ukur diameter silinder dengan vernier caliper. Pilihlah replacement rod dan washer yang sesuai dengan pasangan pada silinder gauge. Bila hasil pengukuran diameter adalah 91,00 mm, gunakanlah replacement washer 1 mm. Set micrometer pada 91 mm (seperti hasil ukur diatas), masukan replacement rod dan measuring point kedalam micrometer dan dial gauge di set ke “0”. Masukkan cylinder gauge pada posisi diagonal ke dalam silinder, gerakkan cylinder gauge sampai diperoleh hasil pembacaan.



5. Multi Tester (Ohm, Ampere, Volt) a. Fungsi dan Kontruksi Multi tester adalah alat pengetes kelistrikan. Penggunaanya untuk mengukur tegangan DC dan AC, tahanan dan arus DC dan AC. Multi tester dibagi menjadi dua yaitu tipe digital dan tipe analog.



b. Metoda Pengukuran Pemeriksaan dan penyetelan skala nol. Sebelum menggunakan multi tester, anda harus memastikan bahwa jarum penunjuk ada di bagian garis ujung sebelah kiri pada skala. Apabila tidak, putarkan pointer calibration screw dengan obeng sampai jarum penunjuk berada tepat pada ujung garis kiri.



c. Mengukur Tegangan DC Daerah pengukuran tegangan adalah 0-500 volt. Hubungkan test lead warna merah ke terminal positif dan test lead warna hitam ke terminal negatif tester. Posisikan range selector pada salah satu daerah DCV dengan pilihan:



Kemudian hubungkan test lead warna merah dengan terminal positif dari sumber arus dan test lead warna hitam dengan terminal negatif dari sumber arus, dengan kata lain multi tester dihubungkan pararel dengan rangkaian. d. Mengukur Tegangan AC Daerah pengukuran tegangan adalah 0-1000 Volt. Hubungkan test lead dan posisikan range selector pada salah satu daerah ACV dengan pilihan:



Hubungkan test lead secara pararel dengan rangkaian. e. Mengukur Tahanan a. Kalibrasi Sebelum anda mengukur tahanan, pertama anda harus memutar tombol kalibrasi ohm, dengan ujung test lead dihubungkan sampai jarum menunjukan angka “0” pada skala ohm. Kalibrasi ini diperlukan setiap kali anda merubah range.



b. Pengukuran Setel selector pada salah satuposisi ohm. Ada beberapa skala untuk mengukur tahanan. Posisi “K” untuk 1.000, dengan demikian 10 K berarti 10.000 dan sebagainya.



6. Tachometer a. Fungsi dan Kontruksi Tachometer adalah alat untuk mengukur putaran mesin (RPM/Rotary Per Minute).



b. Cara/Metoda Pemakaian 1. Persiapan a. Pastikan jarum pada posisi “0” jika tidak, set dengan memutar adjusting screw. b. Keluarkan pick-up probe dari bagian belakang tachometer dan pasang pada connector. c. Set batt/RPM selection switch pada posisi “Batt Chk” dan periksa apakah jarum bergerak ke daerah OK. Jika tidak ganti baterai. 2. Pengecekan RPM a. Set Cycle selection knob ke-4. b. Set Sensitivity pada auto. c. Set Batt/RPM selection switch ke posisi “RPM”. d. Hubungkan Pick-up probe ke injector holder no. 1 . e. Baca Hasil Pengukuran.



7. Hidrometer a. Fungsi dan Kontruksi Hidrometer berfungsi untuk mengukur berat jenis elektrolit battery. Berat jenis elektrolit berubah menurut tingkat isi battery. Berat jenis battery penuh adalah 1,26 – 1,28. Berat jenis juga dipengaruhi oleh suhu,



sehingga rumus ini digunakan untuk menentukan hhubungannya: S20 = St + 0,007 (t – 20) Dimana: S20 = berat jenis koreksi St = berat jenis terukur



JOBSHEET : PROSEDUR KESELAMATAN KERJA



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahui pengertian keselamatan kerja - Mengetahui bahaya yang terjadi di area kerja - Meengetahui cara penggunaan pakaian kerja 2. Alat dan Bahan - SST Keselamatan kerja 3. Keselamatan Kerja - Gunakan alat sesuai fungsi - Ikuti instruksi dari guru atau pembimbing - Lakukan sesuai dengan SOP 4. Uraian Materi A. Pengertian, Tujuan, dan Syarat Keselamatan Kerja 1) Pengertian Keselamatan Kerja Safe adalah aman atau selamat. Safety adalah mutu suatu keadaan aman atau kebebasan dari bahaya dan kecelakaan. Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari kecelakaan. Kecelakaan adalah suatu kejadian peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia. Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja. Keselamatan Kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya.



2) Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah: a) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. b) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan. c) Mencegah/mengurangi kematian. d) Mencegah/mengurangi cacat tetap. e) Mengamankan material, kontruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.



f) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya. g) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber-sumber produksi lainnya. h) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja. i) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta pembangunan. Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi: a) Manusia (pekerja dan masyarakat) b) Benda (alat, mesin, bangunan dll) c) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuhtumbuhan).



3) Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menurut undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syara-syarat keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk: a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan. b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. c) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan. d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya. e) Memberi pertolongan pada kecelakaan. f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja. g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora. h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan. i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban. k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja. l) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang, binatang, tanaman atau barang. m) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. n) Menngamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang. o) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. p) Menyesuaiakn dan menyempurnakan pengaman pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.



B. Pengenalan Bahaya pada Area Kerja



Bi;a ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendiri-sendiri atau bersamasama, yaitu: 1) Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act) a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan. b) Tidak menggunakan pelingung diri yang disediakan. c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan. d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebgainya. 2) Keadaan tidak aman dai lingkungan kerja (unsafe condition) a) Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengaman, kontruksi kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak. b) Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin, ventilasi atau pertukaran udara, bising atau suara-suara keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/kebersihan dan lain-lain) 3) Keselamatan Kerja di Perbengkelan Otomotif a) Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena kantong celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api atau zat-zat yang merugikan. b) Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi baik). Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja yang di tengahnya dapat melindungi dari lluka akibat benda tajam dan paku yang menonjol. Perlingungan utama terhadap benda, sepatu bersol baja di tengahnya melingungi dari kejatuhan benda-benda berat. c) Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala yang rapat seperti disarankan dalam peraturan. Apabila rambut anda panjang dapat dengan mudah tersangkut mesin, misal mesin bor, beberapa orang terluka karena itu. d) Jangan memakai cincin atau jam karena sangat berbahaya hingga anda dapat kehiangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran. e) Gunakan perlengkapan perlingungan pribadi yang sesuai dengan pekerjaan. Beberapa peralatan perlindungan yang tersedia harus dikenakan secara benar pada semua situasi kerja. Sehingga dapat menyelamatkan diri dari kemungkinan terluka. Pelajari tujuan masing-masing nomor item atau barang pada tempat latihan yang tersedia, yang terdiri atas helm pengaman, penutup muka, pelindung telinga, respirator, sarung tangan dan apron.



f) Kenakan kacamata penyelamat ketika menggunakan gerinda atau mesin bubut beberapa tugas lainnya agar debu atau material tidak dapat masuk ke mata. g) Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis ketika bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain krep atau bahan penutup untuk berbaring karena berhubungan dengan lantai dingin dapat merusak kesehata, terutama dalam waktu yang lama.



C. Penggunaan Pakaian Pengaman 1) Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengaman a) Pakian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya yang mungkin ada. b) Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga ketidaknyamanannya harus yang paling minim. c) Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat diterima. d) Pakian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas yang sangat mungkin termakan mesin. e) Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistansi yang cukup untuk panas dan suhu kain sinetis (nilon, dll) yang dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai. f) Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikel-partikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau terselip di lipatalipatan pakaian. g) Overal katun memenuhi semua persyaratan yang disebutkan di atas dan karenanya overall katun adalah yang paling banyak digunakan sebagai pakaian kerja. h) Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan kecelakaan jika para pekerja tetap memakainya. Jam tangan dan cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas dengan berhenti menghilangkan bahaya. 2) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan pakaian kerja a) Kenakan pakaian yang tahan terhadap api, tertutup rapat dan berkancingkan. b) Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari bahan buatan yang mudah terbakar baik baju atas maupun baju bawah. c) Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt atau p berdasi, sabuk dapat dengan mudah mengait putaran mesin.



d) Kancing harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah kerusakan permukaan ketika bekerja diatas tonggak atau penyangga dan sebagainya. PAKAIAN KERJA 1. Pilihlah pakian kerja yang kuat dan betul-betul cocok sehingga merasa senang dalam pekerjaan. Hindari pakaian dengan ikat pinggang, gesper dan kancing yang menonjol yang dapat menyebabkan kerusakan pada kendaraan pada waktu bekerja. 2. Sebagai tindakan keamanan terhadap luka atau terbakar, kulit harus selalu tertutup, kecuali terpaksa benar. 3. Jagalah pakaian anda agar selalu bersih waktu bekerja, sebab oli dan kotoran pada pakaian anda akan mengotori kendaraan. SEPATU KERJA Pilihlah alas kaki yang kuat untuk bekerja. Adalah berbahaya memakai sandal atau alas kaki yang mudah tegelincir dan karenanya jangan dipakai. Sandal dan sejenisnya lebh memungkinkan pemakainya terluka karena kejatuhan benda. Dianjurkan memakai sepatu boot atau sepatu yang mempunyai sol yang tidak licin serta berkulit keras. SARUNG TANGAN Pada waktu mengangkat benda-benda berat atau memindahkan pipa buang yang panas dan sejenisnya dianjurkan memakai sarung tangan, walaupun tidak ada suatu peraturan khusus yang mengatur cara pemakainya untuk pekerjaan pemeliharaan biasa. Terutama pada waktu mengebor dan menggerinda serta pekerjaan di kamar mesin dengan mesin hidup, memungkinkan timbulnya bahaya tersangkutnya sarung tangan pada bagian yang berputar. Karena itu dalam hal seperti ini sarung tangan jangan dipakai. 3) Alat-Alat Pelindung Anggota Badan Badan kita terdiri beberapa bagian, semuanya itu harus terlindung diwaktu melaksanakan pekerjaan. Alat-alat pelindung bagian tubuh adalah sebagai berikut: a. Alat Pelindung Mata Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan dan juga dari debu.



Gbr. Kacamata Debu dan Kacamata Las b. Alat Pelindung Kepala Topi atau helm adalah alat pelindung kepala bila bekerja pada bagian yang berputar, misalnya bor atau waktu sedang mengelas, hal ini untuk menjaga rambut terlilit oleh putaran bor atau rambut terkena percikan api.



Gbr. Alat Pelindung Kepala c. Alat Pelindung Telinga Untuk melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang sangat bising juga penahan bising dari letupan-letupan.



Gbr. Alat Pelindung Telinga d. Alat Pelindung Hidung Adalah alat pelindung hidung dari kemungkinan terhisapnya gasgas beracun.



Gbr. Alat Pelindung Hidung e. Alat Pelindung Tangan Alat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan dengan kebutuhannya, antara lain: 1) Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset. 2) Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk melindungi tangan terhadap bahaya panas. 3) Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam pada saat mengangkat suatu barang. 4) Sarung tangan karet, digunakan pada waktu pekerjaan pelapisan logam, seperi vernikel, verchroom dsb. Hal ini untuk mencegah tangan dari bahaya pembakaran asam atau kepedasan cairan.



Gbr. Alat Pelindung Tangan f. Alat Pelindung Kaki Untuk menghindarkan tusukan benda tajam atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua jenis sepatu yaitu pengaman yang bentuknya seperti halnya sepatu biasa hanya dibagian ujungnya dilapisi dengan baja dan sepatu karet digunakan untuk menginjak permukaan yang licin, sehingga pekerja tidak terpeleset dan jatuh.



Gbr. Alat Pelindung Kaki g. Alat Pelindung Badan Alat ini terbuat dari kulit sehingga memungkinkan pakaian biasa atau badan terhindar dari percikan api, terutama pada waktu menempa dan mengelas. Lengan baju jangan digulung, sebab lengan baju yang panjang akan melindungi tangan dari sinar api.



Gbr. Alat Pelindung Badan



JOBHSEET : MENGGUNAKAN DAN MEMELIHARA PERALATAN, PERLENGKAPAN TEMPAT KERJA



1. Tujuan Pembelajaran - Menjelaskan dan mengamati petunjuk keselamatan kerja saat menggunakan peralatan kerja - Memilih peralatan yang tepat dan cara menggunakannya 2. Alat dan Bahan - Tool Set 3. Keselamatan Kerja - Gunakan alat sesuai fungsi - Ikuti instruksi dari guru atau pembimbing - Lakukan pekerjaan sesuai SOP 4. Uraian Materi 1. Memilih dan Menggunakan Peralatan Tangan Alat tangan yang digunakan harus pas (agak sesak) masuk pada fastener. Jangan menggunakan peralatan pengganti yang tidak sesuai, alat pengganti tersebut dapat merusak fastener, benda yang sedang diperbaiki bahkan dapat mencelakai.



Gbr. 1 Alat Harus Pas pada Fastener Hal penting yang harus dipahami saat memilih alat yang sesuai untuk baut atau mur adalah sebagai berikut: a. Berapa jarak/lebar sisi sejajar kepala segi enam? b. Apakah alat akan pas dan aman? c. Berapa luas daerah sekitarnya? d. Berapa gaya (momen) yang diperlukan untuk mengendorkan atau mengencangkan? e. Alat mana yang paling ceepat melakukan pekerjaan (hemat waktu)? Dengan melakukan banyak latihan, anda akan mampu memilih alat yang tepat hanya dengan melihat baut atau mur. Cara lain untuk memilih alat adalah: Mengukur jarak sisi sejajar kepala segi enam a) Gunakan mistar baja atau jangka sorong.



b) Cocokkan hasil pembacaan dengan nomor yang tertera pada alat. c) Periksa sesak tidaknya alat terhadap baut atau mur.



Gbr. 2 Memilih dengan Cara Mengukur Mencoba ukuran alat yang berbeda-beda a) Pilih alat yang ukurannya kelihatannya sama dengan ukuran kunci. b) Periksa kesesuainnya dengan baut atau mur. c) Terus lakukan percobaan sampai diperoleh alat yang pas untuk baut maupun mur. Ruang kosong yang ada di sekitar baut atau mur akan menentukan jenis alat yang digunakan, yaitu, alat harus benar-benar pas dan harus ada ruang yang cukup pada saat diputar.



Gbr. 3 Memilih dengan Cara Mencoba-Coba



2. Mengendorkan atau Mengencangkan A. Langkah-langkah sebagai acuan dalam mengendorkan atau mengencangkan baut atau mur dengan kunci shock, Batang Extension, Speed Brace atau Tuas: a) Sebaiknya gunakan kepala yang segi enam tunggal dari pada yang segi enam ganda. b) Gunakan apabila cukup ruang gerak di bagian atas, tetapi sempit di sekitar baut atau mur.



Gbr. 4 Kunci Shock B. Langkah-langkah sebagai acuan dalam mengendorkan atau mengencangkan baut atau mur dengan Kunci Ring: a) Sebaiknya gunakan kepala segi enam tunggal daripada yang kepala segi enam ganda. b) Gunakan apabila ruang gerak di atas kepala baut atau mur tidak memungkinkan menggunakan kunci shock.



Gbr. 5 Kunci Ring c) Gunakan kunci pas bila ruangan yang tersedia di atas baut atau mur sangat sempit. Biasanya, semakin besar baut atau mur, semakin besar tenaga (momen) yang diperlukan untuk menggerakkannya. Usaha untuk memutar, yaitu gaya yangdigunakan (menarik atau mendorong) dapat dikurangi dengan menggunakan alat yang lebih panjang.



Gbr. 6 Tenaga yang Diperlukan Lebih Kecil



3. Jenis-Jenis Kunci a) Kunci Inggris Kunci inggris (Adjustable Spanner) cocok digunakan bila anda tidak mempunyai kunci pas yang sesuai untuk mur atau baut yang mungkin sudah aus atau berukuran terlalu kecil. Anda jangan menggunakan alat ini sebagai pengganti kunci pas konvensional bila kunci pas tersebut memang tersedia.



Gbr. 7 Kunci Inggris 1) Penggunaan Kunci Inggris (a) Aturlah kunci inggris agar pas dengan mur atau bautnya. Kunci ini dipaskan dengan menggerakkan mur yang dapat disetel sehingga rahang-rahangnya mencengkeram dengan kuat.



Gbr. 8 Menyetel Rahang Kunci Inggris (b) Pasanglah kunci pada mur sedemikian rupa sehingga daya tarik sepenuhnya berada pada rahang-rahang yang terkunci. Tariklah kunci pas ke arah anda untuk melepas mur.



Gbr. 9 Tarik Kunci ke Posisi Anda 2) Pemeliharaan (a) Laplah kunci dengan kain bersih untuk menghilangkan debu atau gemuk. (b) Lumasi mur yang penyetelnya dengan beberapa tetes oli mesin.



(c) Simpanlah kuncii di dalam kotak alat, lemari atau digantung di gantungan dinding. b) Kunci Ring Gunakan kunci ring untuk melepaskan mur atau baut bila memungkinkan. Batang (shank) yang menyudut memungkinkan anda menggunakan kunci untuk melepas dan mengencangkan bila ruang/celahnya ada.



Gbr. 10 Bagian-Bagian Kunci Ring 1) Penggunaan Kunci Ring (a) Pilihlah kunci yang ukurannya sesuai. (b) Pasang kunci tersebut pada mur atau kepala baut. (c) Tariklah kunci ke arah anda untuk melepaskan mur atau baut.



Gbr. 11 Pasang Kunci Ring pada Kepala Baut 2) Pemeliharaan Kunci Ring (a) Jaga agar kunci tersebut tetap bersih, laplah dengan kain bersih atau majun. (b) Periksa kunci-kunci tersebut secara teratur bila aus atau rusak. (c) Simpanlah kunci dalam kotak alat, lemari atau gantungan dinding. c) Kunci Pas Kunci pas ditempa dari baja campur khrom berbentuk tangkai persegi panjang tipis dengan kepala di setiap ujungnya. Kepala disusun dengan sudut yang berbeda atau offset pada garis pusat tangkai untuk memungkinakn kunci pas dapat digunakan tidak terbatas.



Gbr. 12 Bagian-Bagian Kunci Pas



1) Penggunaan Kunci Pas (a) Pilihlah kunci pas yang ukurannya sesuai. (b) Pasanglah kunci pasnya sedemikian rupa sehingga rahang-rahangnya sepenuhnya mencengkeram mur atau kepala baut, rahang-rahang tersebut haru sepenuhnya mencengkeram mur atau kepala baut agar kunci pasnya tidak selip/terlepas. (c) Tariklah kunci pas tersebut ke arah anda untuk melepaskan mur atau baut.



Gbr. 13 Pemasangan yang Sesuai 2) Pemeliharaan Kunci Pas (a) Jagalah agar kunci tetap bersih dengan melapnya dengan kain bersih atau majun. (b) Simpanlah kunci tersebut di kotak alat, lemari atau gantungan dinding. (c) Periksalah kunci tersebut secara teratur untuk melihat bila telah aus. Buanglah kunci yang telah aus atau rusak. d) Kunci Shocket Kunci shocket adalah alat yang sangat serbaguna, bila digunakan dengan batang soket atau pengungkit untuk melepaskan mur atau baut. Anda dapat dengan cepat mengganti alat-alat ini agar cocok dengan lokasi pengencang pada komponen manapun pada kendaraan. 1) Penggunaan Kunci Shocket (a) Bila menggunakan shocket spanner pilihlah shocket yang cocok dengan mur atau baut yang akan anda lepaskan. (b) Pilih dan pasanglah batang shocket yang cocok pada shocketnya. (c) Pasanglah shocket pada pengencang yang akan dilepas dan tariklah batang shocket tersebut ke arah anda untuk melepaskan mur atau baut.



Gbr. 14 Penggunaan Kunci Shocket 2) Pemeliharaan Kunci Shocket (a) Laplah shocket dan asesorisnya dengan kain yang bersih setelah digunakan. (b) Pasanglah soket dan batangnya pada tempat yang sesuai dalam perangkat shocket. (c) Simpanlah perangkat shocket tersebut dalam lemari atau rak. e) Kunci Allen



Kunci allen adalah sebuah kunci yang terbuat dari baja berdaya tekan tinggi berbentuk segi enam (enam sisi) dan dibengkok 90 derajat membentuk batang berbentuk L.



Gbr. 15 Kunci Allen Umumnya kunci allen satu set dengan ukuran mulai dari 1 mm sampai 9 mm. Ukuran kunci allen diukur sepanjang segi enamnya. Kunci-kunci allen digunakan untuk melepaskan dan memasang tutup-tutup allen atau sekrup set. f) Kunci Tegangan (Tension Wrench) Kunci tegangan dikenal juga sebagai kunci momen. Jenis yang umum adalah kunci tegangan batang lentur yang tersedia dalam berbagai model.



Gbr. 16 Kunci Momen 1) Penyetelan Kunci Momen (a) Mengendorkan mur penyetel (b) Menggeser biji penyetel sempanjang skala sampai indikator segaris dengan nilai pengencangan yang diinginkan. (c) Mengencangkan mur pengunci.



Gbr. 17 Menyetel Kunci Momen



2) Penggunaan Kunci Momen



(a) Memasukkan kunci soket pada mur yang akan dikencangkan. (b) Menempatkan tangan kiri anda di ujung penggerak dan tangan kanan anda pada tangkai kunci momen. (c) Menaarik secara merata dengan tangan kanan anda sampai terdengar tanda.



Gbr. 18 Penggunaan Kunci Momen g) Kunci Roda Kunci roda harus digunakan untuk melepaskan mur roda saat melepaskan atau memasang roda. Kunci roda mempunyai soket-soket yang terpasang pada ujung-ujung lengan yang cocok untuk hampir semua kendaraan. 1) Penggunaan Kunci Roda Pasanglah spoke dengan ukuran yang sesuai dengan mur roda. Pastikan kunci terpasang sepenuhnya pada mur roda. Peganglah kunci dengan kedua tangan dan putarlah lengan untuk melepaskan mur roda. 2) Pemeliharaan Kunci Roda (a) Jagalah agar kunci roda tetap bersih. (b) Simpanlah kunci roda di dalam lemari atau rak atau digantung pada gantungan dinding. h) Kunci Pipa Pena pasak menempatkan rumah pasak pada gagang dekat rahang tetap. Mur yang dapat diatur mengencangkan penopang (strut) pada rahang bebas di dalam rumah pasak. Kedua pegas daun menekan rumah pasak sehingga penopang paralel terhadap tegannya.



Gbr. 19 Kunci Pipa



i) Obeng Hal yang paling penting dipahami dalam pemilihan obeng untuk mengencangkan tau mengendorkan sekrup adalah: (1) Jenis kepalanya. (2) Apakah ada cukup ruang di atas sekrup (3) Berapa besar tenaga yang diperlukan untuk memutarnya (4) Jenis kepala akan menentukan jenis mata bilah obeng yang digunakan. 1) Penggunaan Obeng (a) Pilihlah obeng dengan ukuran yang sesuai dengan sekrupnya. (b) Tahan mata obeng dengan satu tangan dan arahkan ujungnya pada celah dengan tangan lainnya. (c) Peganglah obeng pada posisi tegak lurus dengan sekrup. (d) Putarlah obeng kuat dan mantap untuk melepaskan sekrup.



Gbr. 20 Menggunakan Obeng 2) Pemeliharaan Obeng (a) Jagalah agar obeng tetap bersih, gunakan lap untuk membersihkan oli atau gemuk dari pegangannya atau mata pisaunya. (b) Buanglah obeng yang pegangannya patah atau ujungnya rusak. (c) Simpanlah obeng di dalam lemari, kotak alat atau digantung di dinding. j) Dongkrak Lantai Dongkrak lantai adalah alat yang dioperasikan secar hidrolik yang dapat mengangkat barang yang berati di dalam bengkel, karenanya dongkrak tersebut harus disimpan dengan baik.



Gbr. 21 Bagian Dongkrak Lantai 1) Penggunaan Dongkrak Lantai



(a) Lakukakan pemeriksaan keamanan terhadap dongkrak sebelum digunakan. (b) Bila memungkinkan, tempatkan kendaraan pada tempat yang datar. Lakukan langkah-langkah berikut terhadap semua kendaraan. 1. Pasang rem tangan 2. Taruh transmisi ke persneling. Tempatkan transmisi otomatis pada park 3. Chock roda-rodanya. (c) Tempatkan dongkrak pada posisi pengangkatan yang sesuai. (d) Putarlah pegangannya ke dalam dan pompalah, sampai sedelnya naik dan menyentuh dongkrak. Periksalah bidang yang bersentuhan untuk memastikan sedelnya berada pada posisi yang tepat. Bila ini telah pas maka naikkan kendaraan ke ketinggian yang diinginkan. (e) Pasang penahan yang aman di bawah kendaraan pada tempat bearing beban yang sesuai. (f) Dengan hati-hati putarlah ke luar pengangan dongkrak untuk menurunkan kendaraan sampai berada pada stand/penahan yang aman.



Gbr. 22 Penggunaan Dongkrak Lantai 2) Pemeliharaan Dongkrak (a) Jagalah dongkraknya bersih, bersihkan setiap oli atau gemuk, periksalah kebocoran cairan, berikan cairan hidrolik sampai batas atas bila diperlukan. Teteskan sedikit oli pada roda mobil. (b) Simpanlah dongkrak pada lokasi yang aman di lantai bengkel. k) Safety Stand/Jack Stand Gunakan penahan pengaman untuk menahan kendaraan pada waktu dinaikkan. Periksalah penahan tersebut sebelum menggunakannya, periksalah bila terdapat kereteakan di sekitar sadel dan dasarnya. Pastikan pengatur ketinggian bekerja dengan bebas.



Gbr. 23 Bagian Jack Stand 1) Penggunaan Jack Stand (a) Tempat penahan pada lantai yang datar.



(b) Pada waktu kendaraan dinaikkan, aturlah penahan pengaman pada ketinggian yang diinginkan dengan menggunakan pengatur mur pengunci. (c) Posisikan penahan pengaman di bawah kerangka struktural atau tempat suspensi utama atau differential housing, bukan di bawah pan lantai atau sill. (d) Turunkan dongkrak sehingga kendaraan berada pada penahan pengaman.



Gbr. 24 Penggunaan Stand 2) Pemeliharaan Jack Stand (a) Jagalah agar penahan tetap bersih. (b) Lumasilah post pengatur tali dengan sedikit oli. (c) Simpanlah penahan pengaman pada lokasi yang tepat di lantai bengkel, atau rak yang sesuai. l) Power Drill (Bor) Gunakan power drill untuk melubangi panel-panel dan mengeluarkan paku keling yang sudah tua bila diperlukan. Drill mempunyai motor untuk memutar chuck. Chuck mempunyai rahang-rahang yang membuka untuk menerima drill yang kemudian tertutup dengan menggunakan chuck key khusus. 1) Penggunaan Bor (a) Tempatkan tanda di tempat dimana akan dilubangi. (b) Pilihlah ukuran bor yang diinginkan. (c) Tempatkan bor pada chuck bor dan kencangkan dengan chuck key.



Gbr. 25 Pengencangan Bor (d) Posisikan bor pada tanda tersebut dan dengan mantap borlah dengan kedua tanga. Pegang bor tegak lurus dengan permukaan.



Gbr. 26 Cara Memegang Bor (e) Tekanlah sedikit bornya, dan hidupkan bornya untuk memulai pengeboran. (f) Hentikan pengeboran bila bor memecah permukaan. 2) Pemeliharaan Bor (a) Jagalah agar bor tetap bersih. Laplah dengan lap yang bersih. (b) Lunasi drill chuck sekali-sekali. (c) Buanglah bor yang rusak. (d) Simpanlah bor di dalam lemari atau ditaruh di gantungan dinding. m) Tang Tang terbuat dari baja tempa, dicetak dengan mesin agar tahan, diperkeras dan diperkeras di sekitar rahang-rahangnya. Tang dengan rahang pemotong, rahang-rahang pemotongnya diperhalus. Panjang kebanyakan tang mulai dari 100 mm sampai 500 mm.



Gbr. 27 Kontruksi Tang



JOBSHEET : KONTRIBUSI KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA



1. Tujuan Pembelajaran - Menjelaskan berbagai jenis komunikasi - Mengetahui macam-macam peralatan komunikasi tempat kerja - Mengetahui cara berkomunikasi yang tepat 2. Uraian Materi A. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, terlebih manusia yang melakukan aktifitas ataupun pekerjaan tertentu. Menurut kamus Bahasa Indonesia komunikasi adalah penyampaian dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih secara benar, sehingga tujuan berkomunikasi tercapai. Orang yang menyampaikan informasi disebut komunikator sedang penerima informasi disebut komunikan. Komunikator dapat menyampaikan informasi atau pesan secara lisan, tertulis maupun dengan isyarat. Ada beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan suatu komunikasi, antara lain: a. Komunikator dapat berperan baik b. Tujuan komunikasi harus jelas c. Isi komunikasi dikemas secara jelas dan mudah dipahami d. Alat komunikasi yang tepat dan baik e. Komunikasi harus menarik



B. Macam Macam Jenis Komunikasi Komunikasi ada beberapa macam atau jenis. Masing-masing jenis komunikasi mempunyai kekurangan dan kelebihan. Macam-macam komunikasi yang dimaksud antara lain: a. Komunikasi secara lisan Komunikasi lisan adalah komunikasi yang bersifat langsung, yaitu dalam bentuk pembicaraa. Komunikasi dalam bentuk pembicaraan, diperlukan pmbicara yang baik. b. Komunikasi tertulis Komunikasi tertulis adalah penyampaian informasi dengan tujuan tertentu dengan cara ditulis, baik ditujukan pada seseorang maupun kepada kelompok orang. Komunikasi tertulis biasanya berupa surat, kartu, tulisan dinding/poster dan sebagainya. c. Komunikasi dengan gambar Komunikasi atau informasi kadangkala lebih tepat dengan menggunakan gambar. Misalkan tanda-tanda penyimpanan bahan berbahaya, larangan atau perintah terkait dengan keselamatan kerja, gambar teknik dan sebagainya.



d. Komunikasi dengan isyarat Komunikasi dengan isyarat kadangkala lebih efektif, manakal pada suatu tempat atau tempat kerja dengan mobilitas tinggi. Misalnya isyarat tangan untuk mengatur lalu lintas, lampu tanda lalu lintas dan sebagainya. C. Macam Macam Peralatan/Media Komunikasi Pemilihan dan penggunaan peralatan komunikasi adalah hal yang tidak dapat dihindarkan, bahkan menjadi sebuah kebutuhan pada jaman modern ini. Seseorang akan mudah berkomunikasi dengan orang lain yang bertempat tinggal jauh dari komunikator dengan peralatan tertentu. Berdasarkan cara menggunakan, alat komunikasi ada beberapa macam, antara lain: a. Alat komunikasi penglihatan (visual) Visual berarti dapat dilihat. Jadi alat komunikasi visual adalah alat bantu komunikasi yang dapat dilihat, dibaca sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai. Alat komunikasi visual antara lain : surat, kartu, poster, gambar teknik, lampu isyarat dan sebagainya. b. Alat komunikasi pendengaran (audio) Audio artinya dapat didengar. Alat komunikasi audio adalah suatu alat bantu berkomunikasi yang dapat menyiarkan suara sehingga komunikator dapat berbicara dengan komunikan dari jarak jauh. Misalnya: Telphon, hand phone, Mikrophone, radio, tape dan sebagainya. c. Alat komunikasi pendengaran dan penglihatan (audio visual) Audio visual artinya dapat didengar dan dilihat. Jadi alat komunikasi audio visual adalah alat bantu komunikasi dimana komunikator dapat berkomunikasi dengan komunikan dari jarak jauh dengan masing-masing dapat berbicara,mendengar dan melihat secara langsung. Contohnya: Televisi, Hand phone dan sebagainya. D. Memilih dan Menggunakan Alat Komunikasi Penggunaan alat atau media komunikasi di tempat kerja khususnya tempat kerja yang terkait dengan perotomotifan, juga tidak terlepas dari tujuan dari komunikasi itu sendiri. a. Media penglihatan (visual) Media visual adalah alat bantu komunikasi yang paling banyak digunakan baik untuk kepentingan manajemen, pekerja/mekanik, pelanggan/customer atau setiap orang yang melakukan aktifitas pada tempat kerja tersebut. Untuk memberikan informasi kondisi disekitar tempat kerja dan apa yang harus dilakukan oleh setiap orang yang terkait dengan kondisi serta aktifitas tempat kerja tersebut, maka media visual adalah pilihan yang paling tepat. 1.) Surat Surat adalah media komunikasi visual yang selalu digunakan pada suatu tempat kerja, dan biasa dikelola oleh bagian administrasi atau Tata usaha. Administrasi yang baik, bila mana setiap surat yang masuk maupun keluar



dicatat serta disimpan secara benar, sehingga sewaktu-waktu diperlukan mudah dicari. Cara penyimpanan surat yang baik: (i) Surat diberi nomer urut (ii) Surat diberi kode tanggal, bulan dan tahun (iii) Surat dikelompokkan sesuai jenisnya dan diberi kode (iv) Surat disimpan di tempat penyimpanan khuus/filling cabinet yang mempunyai beberapa laci (v) Tidak memakan tempat (vi) Penyimpanan dalam laci sesuai dengan kode jenis surat, kode penomoran, kode tanggal, bulan dan tahun (vii) Mudah dicari bila diperlukan (viii) Mudah dipindah bila ada pengembangan Macam-macam surat yang dibuat atau digunakan pada tempat kerja, khususnya pada perusahaan atau perbengkelan otomotif antara lain: Surat perjanjian jual beli, surat penerimaan dan pengiriman barang, surat pembayaran, surat tagihan, surat pesanan/order, Surat pengenalan produk, faktur dan rekening, surat pengaduan, surat-surat perijinan dan sebagainya.



Contoh salah satu jenis surat (surat perjanjian kerja) 2.) Buku Petunjuk Pemilik Buku petunjuk pemilik biasanya diberikan kepada pembeli produk tertentu oleh manajemen perusahaan. Buku ini biasanya berisi petunjuk pengoperasian, ketentuan perawatan, garansi dan informasi tentang peralatan pada produk tersebut. Buku ini dimaksudkan agar pembeli produk cepat dapat menguasai/mengoperasikan produk yang dibelinya.



\



Contoh buku petunjuk pemilik 3.) Kartu Perawatan/Servis Kartu perawatan atau kartu servis digunakan untuk mengkomunikasikan ketentuan dan waktu servis untuk kendaraan tertentu supaya komunikan/customer mengetahui kapan kendaraan miliknya harus diservis, dan apa saja yang perlu diservis.



Contoh Kartu Servis 4.) Kartu Peminjaman Alat Kartu peminjaman alat berguna untuk ketertiban penggunaan alat, sekaligus menjaga keutuhan peralatan sehingga peralatan tidak mudah hilang.



Contoh kartu peminjaman alat



5.) Kartu Bon Bahan/Komponen/Spare Part Kartu Bon bahan/komponen/part berfungsi untuk mengontrol penggunaan bahan/komponen/part, sehingga dapat digunakan untuk perhitungan beaya servis ataupun biaya pengadaannya kembali.



Contoh kartu bon bahan/komponen/part b. Media Pendengaran (audio) Media pendengaran/audio kadangkala menjadi pilihan yang paling tepat pada suatu tempat kerja, misalkan untuk menghubungi seseorang yang lokasinya jauh dari tempat kerja,memanggil atau menginformasikan sesuatu kepada customer, mekanik atau pekerja yang lain, peringatan jam masuk,istirahat maupun akhir jam kerja dan sebagainya. Alat komunikasi audio yang paling banyak digunakan pada tempat kerja/bengkel otomotif antara lain: 1.) Telphone atau Handphone Telephone atau handphone adalah alat komunikasi jarak jauh di mana komunikator dapat berbicara langsung dengan komunikan, sehingga beaya dan waktu dapat dihemat dengan menggunakan peralatan ini.



2.) Speaker



Speaker dapat berupa Radio, Mikrophone atau Los Speaker. Alat ini biasa digunakan untuk menginformasikan, memanggil antrian kustomer bila sudah sampai pada urutannya, atau pemanggilan pekerja/mekanik dan orang-orang yang dibutuhkan saat itu disuatu tempat kerja/bengkel.



3.) Bel Tanda/Alarm Bel tanda banyak digunakan pada tempat kerja untuk menginformasikan waktu masuk kerja, istirahat atau berakhirnya jam kerja.



c.



Media Audio Visual Media audio visual juga banyak digunakan pada tempat kerja/bengkel. Media ini dapat berupa Televisi atau handphone. 1.) Televisi Pada tempat kerja atau bengkel, alat ini biasa digunakan untuk menginformasikan atau memanggil kustomer yang melakukan antrian menunggu dan sudah sampai pada gilirannya, informasi berupa tulisan pada monitor disertai suara panggilan dan sebagainya. Selain itu Televisi juga menjadi sarana hiburan bagi kustomer yang menunggu, agar tidak mengalami kejenuhan.



2.) Handphone



Handphone selain untuk berkomunikasi ada juga yang dapat menampilkan komunikator kepada komunikan, dimana komunikator dan komunikan dapat berbicara secara langsung dan saling melihat.



JOBSHEET : PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KONTROL EMISI



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahui perubahan emisi gas buang kendaraan dalam berbagai kondisi pengoperasian (penggunaan) kendaraan. - Menilai kadar emisi gas buang dalam kaitannya dengan ambang batas yang berlaku - Mengaitkan kadar emisi gas buang dengan proses pembakaran yang terjadi di dalam ruang bakar - Memahami kondisi pembakaran kaya atau miskin dan dampaknya terhadap kadar emisi gas buang - Memahami parameter-parameter dan kondisi pembakaran dan pengoperasian kendaraan yang mempengaruhi emisi gas buang 2. Alat dan Bahan - Smoker Tester - SST 3. Keselamatan Kerja - Gunakan alat sesuai fungsi - Ikuti instruksi dari guru atau pembimbing - Lakukan sesuai dengan SOP yang berlaku 4. Uraian Materi 1. Pengantar Pembakaran Mesin pembakaran internal bertenaga bensin mengambil udara dari atmosfer dan bensin, bahan bakar hidrokarbon, dan melalui proses pembakaran melepaskan energi kimia yang tersimpan dalam bahan bakar. Dari total energi yang dilepaskan oleh proses pembakaran, sekitar 20% digunakan untuk menggerakkan kendaraan, sisanya 80% hilang gesekan, drag aerodinamis, operasi aksesori, atau hanya terbuang sebagai panas ditransfer ke sistem pendingin. Mesin bensin modern sangat efisien dibandingkan dengan pendahulunya dari tahun 60-an dan awal 70-an akhir ketika kontrol emisi dan penghematan bahan bakar pertama kali menjadi perhatian utama dari insinyur otomotif. Secara umum, lebih efisien mesin menjadi, semakin rendah emisi gas buang dari knalpot. Namun, sebersih mesin beroperasi sekarang, standar emisi gas buang terus digencarkan. Teknologi untuk mencapai target emisi selalu pengetatan ini telah menyebabkan sistem yang canggih tertutup mesin kontrol loop digunakan pada kendaraan Toyota saat ini. Dengan kemajuan dalam teknologi datang penekanan peningkatan pada pemeliharaan, dan ketika mesin dan emisi sistem kontrol gagal untuk beroperasi seperti yang dirancang, diagnosis dan perbaikan. 2. Memahami Proses Pembakaran



Untuk memahami bagaimana untuk mendiagnosa dan memperbaiki sistem kontrol emisi, yang pertama harus memiliki pengetahuan tentang kimia pembakaran dasar yang berlangsung di dalam mesin. Itulah tujuan dari bagian program. Bensin dibakar di mesin mengandung banyak bahan kimia, namun, terutama terdiri dari hidrokarbon (juga disebut sebagai HC. Hidrokarbon adalah senyawa kimia terdiri dari atom hidrogen yang secara kimia ikatan dengan atom karbon. Ada berbagai jenis senyawa hidrokarbon ditemukan dalam bensin, tergantung pada jumlah atom hidrogen dan karbon, dan cara atom-atom ini terikat. Di dalam mesin, hidrokarbon dalam bensin tidak akan terbakar kecuali mereka dicampur dengan udara. Di sinilah kimia pembakaran dimulai. Air terdiri dari sekitar 21% oksigen (02), 78% nitrogen (N2), dan jumlah menit gas inert lainnya.



Gambar Atmospheric Make-Up Hidrokarbon dalam bahan bakar biasanya bereaksi hanya dengan oksigen selama proses pembakaran untuk membentuk uap air (H2O) dan karbon dioksida (CO2), menciptakan efek yang diinginkan dari panas dan tekanan dalam silinder. Sayangnya, di bawah kondisi operasi mesin tertentu, nitrogen juga bereaksi dengan oksigen membentuk nitrogen oksida (NOx), kriteria udara polutan.



Gambar Components of Basic Combustion Rasio udara untuk bahan bakar memainkan peran penting dalam efisiensi proses pembakaran. rasio udara / bahan bakar yang ideal untuk emisi optimal, ekonomi bahan bakar, dan performa mesin yang baik adalah sekitar 14,7 pon udara untuk setiap satu pon bahan bakar. Ini "ideal rasio udara / bahan bakar" disebut sebagai stoikiometri, dan target bahwa sistem kontrol bahan bakar umpan balik terus menembak. Pada rasio udara / bahan bakar lebih kaya dari stoikiometri, ekonomi bahan bakar dan emisi akan merugikan. Pada rasio udara/bahan bakar lebih ramping dari pada stoikiometri, listrik, driveability dan emisi akan membiarkan. 3. Kondisi Pembakaran “Ideal”



Dalam mesin beroperasi dengan sempurna dengan kondisi pembakaran yang ideal, reaksi kimia berikut akan terjadi: a) Hidrokarbon akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan uap air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) b) Nitrogen (N2) akan melewati mesin tanpa dipengaruhi oleh proses pembakaran. Pada dasarnya, hanya unsur berbahaya akan tetap dan memasuki atmosfer. Meskipun mesin modern menghasilkan tingkat emisi yang jauh lebih rendah dari pendahulu mereka, mereka masih bergantung pada produk yang menghasilkan beberapa tingkat output emisi berbahaya.



Gambar Ideal Combustion 4. Siklus Pembakaran Empat Langkah Selama Intake Stroke, udara dan bahan bakar bergerak ke daerah tekanan rendah yang diciptakan oleh piston bergerak turun dalam silinder. Sistem injeksi bahan bakar telah dihitung dan disampaikan jumlah yang tepat dari bahan bakar ke silinder untuk mencapai 14,7-1 rasio dengan udara yang masuk silinder. Saat piston bergerak ke titik mati atas selama stroke kompresi, peningkatan tekanan cepat terjadi di hearts silinder, menyebabkan campuran udara /bahan bakar untuk panas. Selama waktu ini, properti antiknock atau reting oktan bahan bakar sangat penting dalam mencegah bahan bakar dari pemicu sepontan(meledak). Campuran superheated yang tepat sekarang ini adalah yang utama untuk pengapiaan sebagai pendekatan piston ke Top Dead Center.



Gambar Intake and Compression Stroke Tepat sebelum piston mencapai pusat mati atas untuk memulai Power Stroke, busi membakar campuran udara / bahan bakar di ruang bakar, menyebabkan api depan untuk mulai menyebar melalui campuran. Selama pembakaran, hidrokarbon dan oksigen bereaksi, menciptakan panas dan tekanan. Idealnya, tekanan maksimum dibuat piston adalah sekitar 8 sampai 12 derajat terakhir atas akhir crankshaff



untuk menghasilkan kekuatan yang paling di atas piston dan daya pancar yang paling melalui poros engkol. Pembakaran oleh produk akan terdiri dari uap air dan karbon dioksida jika campuran dan percikan pada waktu yang tepat. Setelah campuran telah dibakar dan piston mencapai titik mati bawah, Exhaust Stroke dimulai sebagai katup buang terbuka dan piston mulai kembalinya ke pusat mati atas. Uap air, karbon dioksida, nitrogen, dan sejumlah polutan yang tidak diinginkan didorong keluar dari silinder ke dalam sistem pembuangan.



Gambar Power and Exhaust Stroke 5. Emisi Pembuangan yang Berbahaya Seperti yang diberitahu sebelumnya, bahkan yang paling modern, mobil berteknologi maju tidak “sempurna”, mereka tetap memproduksi beberapa tingkatan emisi gas buang yang berbahaya. Ada beberapa keadaan di dalam ruang pembakaran yang mencegah terjadinya pembakaran sempurna dan menyebabkan reaksi kimia yang tak diinginkan.



Gambar Exhaust Emissions 6. Emisi Hidrokarbon (HC) Hidrokarbon adalah, cukup sederhana, bahan bakar mentah yang tidak terbakar. Ketika pembakaran tidak terjadin sama sekali, seperti dengan kemacetan , hidrokarbon dalam jumlah besar terpancarkan dalam ruang bakar. Hidrokarbon dalam jumlah yang sedikit terbentuk dari mesin bensin karena designya. Sebuah proses normal yang disebut pendinginan dinding terjadi sebagai bagian depan api pembakaran ke dinding dingin relative dari ruang bakar. Pendinginan ini memadamkan api sebelum semua bahan bakar sepenuhnya terbakar, meninggalkan sejumlah kecil dari hidrokarbon terdorong keluar dari katup pembuangan.



Gambar Quenching Penyebab lain dari berlebih nya emisi hidrokarbon terkait pada pengotor ruang pembakaran. Karena pengotor karbon ini berpori, hidrokarbon tertekan kedalam pori pori tersebut seperti udara / campuran bahan bakar terkompresi. Pada saat pembakaran berlangsung, bahan bakar ini tidak terbakar, namun, pada saat piston memulai fase pembuangan, hidrokarbon ini terlepas kedalam aliran pembuangan. Penyebab yang paling umum dari berlebihnya emisi hidrokarbon adalah macet yang terjadi karena penyalaan, pengaliran bahan bakar, atau masalah-masalah induksi udara. Tergantung pada sebagaimana parah kesalahan, tidak memadainya percikan atau sebuah campuran yang tidak dapat mengalami pembakaran (terlalu banyak atau terlalu sedikit) akan menyebabkan peningkatan hidrokarbon yang derajatnya bervariasi. Sebagai contoh, keseluruhan sebuah kemacetan karena kabel busi yang korslet akan menyebabkan peningkatan hidrokarbon meningkat sangat tinggi. Sebaliknya, sedikit kemacetan karena udara yang salah memasuki mesin, akan mengakibatkan hidrokarbon meningkat hanya sedikit. Kelebihan hidrokarbon dapat juga terpengaruh dari temperature campuran udara/bahan bakar pada saat memasuki ruang pembakaran. Terlalu rendahnya asupan termperatur udara bias menyebabkan campuran bahan bakar dan udara yang buruk, mengakibatkan kemacetan parsial.



Gambar Effects of A/F Ratio on Exhaust HC



7. Emisi Karbon Monoksida Karbon Monoksida adalah hasil dari pembakaran yang tidak sempurna dan pada dasarnya sebagian adalah bahan bakar yang terbakar. Jika campuran udara / bahan bakar tidak memiliki oksigen yang cukup pada saat pembakaran, itu akan membuat pembakaran tidak sempurna. Saat pembakaran berlangsung dalam kondisi lingkungan yang kekurangan oksigen, adanya oksigen yang cukup untuk memenuhi proses oksidasi atom karbon menjadi karbon dioksida pada saat itu. Pada saat atom carbon berikatan dengan satu atom oksigen, maka terbentuklah karbon monoksida (CO).



Gambar Oxygen Starved Combustion Sebuah pembakaran dengan lingkungan yang kekurangan oksigen terjadi merupakaran hasil dari rasio udara / bahan bakar yang lebih kaya dari stokiometri (14.7 to 1). Ada beberapa mesin beroperasi saat ini terjadi secara normal. Sebagai contoh, pada saat operasi dingin,pemanasan, dan penyuburan tenaga. Oleh karena itu normal jika konsentrasi yang lebih tinggi dari karbon monoksida untuk diproduksi pada saat operasi dengan kondisi seperti ini. Penyebab dari terlalu banyaknya karbon monoksida termasuk injector yang bocor, bahan bakar dengan tekanan tinggi, putaran control yang salah atau tidak seharusnya, dan lain lain.



Gambar Effects of A/F Ratio on Exhaust CO 8. Emisi Nitrogen Oksida (NOx) Pada saat mesin dalam kondisi panas atau dalam perjalanan, akan sangat sedikit karbon monoksida yang di produksi karena adanya kandungan oksigen yang



cukup untuk membentuk oksidasi dari Nitrogen (NOx). Meskipun ada berbagai macam bentuk dari emisi berdasarkan nitrogen yang meliputi oksidasi dari Nitrogen (NOx), nitric oksida (NO) membuat mayoritas, sekitar 98% dari semua emisi NOx diproduksi dari mesin.



Gambar High Temperature Combustion Secara umum, kandungan NOx terbesar diproduksi pada saat moderat untuk beban berat saat pembakaran bertekanan dan tempertur tertingginya. Namun, jumlah NOx yang sedikit juga dapat diproduksi selama perjalanan dan beban yang ringan, operasi throttle kecil. Penyebab umum dari terlalu banyaknya NOx termasuk kesalahan system operasi EGR, udara yang tipis/campuran bensin, asupan udara bertemperatur tinggi, mesin yang terlalu panas, terlalu banyaknya percikan, dan sebagainya.



Gambar Effects of A/F Ratio on Exhaust NOx 9. Campuran Udara/Bahan Bakar dan Emisi Gas Buang yang Terjadi Dapat dilihat pada grafik diatas, tingkat HC dan CO relative rendah dekat dengan teori ideal 14.7 untuk 1 udara/ratio bahan bakar. Ini memperkuat kebutuhan memelihara kontrol campuran udara/ bahan bakar yang ketat. Namun, produksi NOx sangat tinggi hanya sedikit tipis dari jarak campuran ideal ini. Hubungan terbalik antara produksi HC/CO dan produksi NOx menunjukan adanya masalah pada saat mengatur total emisi pengeluaran. Karena hubungan ini, kalian bias mengerti kompleksnya mengurangi ketiga emisi ini pada waktu bersamaan.



10.Langkah-Langkah Pengambilan Data Emisi Gas Buang



1. Hidupkan mesin yang akan diuji selama 5-10 menit. 2. Persiapkan alat uji emisi. Hidupkan dan tunggu proses waktu berjalan.



3. Setelah waktu sudah selesai akan muncul tulisan “READY”.



4. Pasang Sampling Probe (pengambil/pengukur sampel gas buang) kedalam knalpot.



5. Tekan “ENTER”.



6. Tunggu alat gas buang membaca hasil sampai menjadi angka tetap/hasil tetap.



7. Jika sudah selesai tekan “Print Copy”. Print hasil emisi.



8. Sobek hasil dari emisi.



9. Ulangi pengambilan data untuk kecepatan putaran mesin 1500 rpm, 2000 rpm, 3000 rpm, dan 4000 rpm. 10. Lanjutkan pengambilan data pada posisi persnelling “Driving (D)” dan putaran mesin seperti sebelumnya.



JOBSHEET : PERAKITAN DAN PEMASANGAN SISTEM REM DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahui prinsip kerja sistem rem - Mengetahui bagian bagian sistem rem 2. Alat dan Bahan - Tool Set - SST - Obeng - Tang - Kain Lap (Majun) 3. Keselamatan Kerja - Gunakan alat sesuai fungsi - Ikuti instruksi yang diberikan oleh guru atau pembimbing - Lakukan pekerjaan sesuai dengan SOP - Besrihkan tempat kerja setelah selesai melakukan pekerjaan 4. Uraian Materi A. Sistem Rem Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan lajunya kendaraan. Kelengkapan ini pada kendaraan sangat penting dan berfungsi sebagai pengamanan keselamatan jiwa dalam dan untuk pengendaraan yang aman. Pada prinsipnya rem merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk keamanan berkendaraan dan juga untuk memberhentikan kendaraan di tempat manapun dan dalam berbagai kondis dapat berfungsi dengan baik dan aman.



Gambar Sistem Rem B. Prisip Kerja Rem



Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila putaran mesin di bebaskan (Kopling di injak), kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin merubah energi panas menjadi energi kinetik (tenaga gerak) untuk menggerakan kendaraan. Sebaliknya rem mengubah energi kinetik menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya rem bekerja oleh adanya sistim gabungan penekanan melawan sistim gerak putar. Efek pengereman (braking effec) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.



Gambar Prinsip Kerja Rem C. Mekanisme Kerja Sistem Rem 1) Master Silinder Fungsi master silinder adalah mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidraulis. Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan silinder yang membangkitkan tekanan hidraulis. Master silinder dibagi kedalam dua tipe : 1. Tipe tunggal, dan 2. Tipe ganda. Master silinder tipe ganda (tandem type master cylinder) banyak digunakan dibanding tipe tunggal (single type master cylinder). Master silinder tipe tunggal umumnya banyak digunakan untuk pengoperasian unit kopling yang menggunakan type hidraulis.



Gambar Tipe-Tipe Master Silinder



Master silinder tipe Tandem, sistim hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-masing untuk roda depan dan untuk roda belakang. Dengan demikian bila salah satu tidak bekerja, maka yang lainnya tetap akan berfungsi dengan baik.



Gambar Master Silinder Tipe Ganda 2) Boster Rem Boster Rem berfungsi untuk melipat gandakan daya penekanan pedal rem, sehingga pengemudi tika memerlukan penekanan yang kuat. Boster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (tipe integral) atau dapat juga dipasangkan dengan cara terpisah dari master silinder itu sendiri Boster rem dilengkapi diaprahma (membran) yang bekerja dengan adanya perbedaan tekanan antara tekanan atmosfir dengan kevacuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin. Untuk kendaraan yang digerakan oleh mesin diesel penggunaan boster rem diganti dengan pompa vacum, karena kevacuman yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat. Boster rem terdiri dari rumah boster, piston boster, membran, reaction mechanism dan mekanisme katup pengontrolan. Boster body dibagi menjadi bagian depan dan bagian belakang, dan masing-masing ruang dibatasi dengan membran dan piston boster. Mekanisme katup pengontrol mengatur tekanan di dalam ruang tekan variasi. Termasuk katup udara, katup vacum, katup pengontrol den sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak katup.



3) Katup Pengimbang (P. Valve) Pada umumnya kendaraan yang mesinnya terletak di depan, bagian depan lebih berat dibanding dengan bagian belakang. Bila kendaraan direm maka titik pusat grafitasi akan pindah kedepan (bergerak maju) disebabkan adanya gaya inertia, dan kerena adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan.



Dengan alasan tersebut diperlukan alat pengimbang sehingga dapat diberikan pengereman yang lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang. Alat tersebut disebut “Katup pengimbang” (proportioning valve) atau biasa disebut katup P. Alat ini bekerja secara otomotis menurunkan tekanan hidraulis pada silinder roda belakang (mengadakan perbedaan tekanan hidraulis antara silinder roda depan dan silinder roda belakang), dengan demikian daya pengereman (daya cengkram) pada roda belakang lebih kecil dibanding daya pengereman roda depan. Tipe-tipe Katup Penyeimbang:



1. Katup P



2. Katup P Ganda



3. LSPV (Load Sensing and Proportioning Valve)



4. Katup P & BV (Proportioning & By Pass Valve)



5. DSPV (Declaration Sensing & Prportioning Valve)



D. Rem Tromol 1) Komponen Rem Tromol a) Backing Plate Backing plate dibuat dari baja press yang dibaut pada axle hausing, atau axle carrir bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plate, maka aksi daya pengereman tertumpu pada backing plate.



Gambar Backing Plate



b) Silinder Roda Silinder roda (wheel cylinder) terdiri dari beberapa komponen seperti terlihat pada gambar dibawah ini.



Gambar Silinder Roda Setiap roda menggunakan satu atau dua buah silinder roda. Ada sistim yang menggunakan dua piston untuk menggerakan kedua sepatu rem, yaitu satu piston untuk setiap sisi silinder roda, sedangkan sistim yang lainnya hanya menggunakan satu piston untuk menggerakan hanya satu sepatu rem. Bila timbul tekanan hidraulis pada master silinder maka akan menggerakan piston cup, piston akan menekan kearah sepatu rem, kemudian menekan tromol rem. Apabila rem tidak bekerja, maka piston akan kembali keposisi semula karena adanya kekuatan pegas pengembali sepatu rem dan pegas kompresi mengkerut. Bleeder flugh disediakan pada silinder roda gunanya untuk membuang udara palsu dari pipa-pipa minyak rem (ruang kosong). c) Sepatu Rem dan Kanvas Rem Sepatu rem (brake shoe), seperti juga tromol (Drum brake) memiliki bentuk setengah lingkaran. Biasanya sepatu rem dibuat dari plat baja. Dimana kanvas rem dipasang padanya dengan cara dikeling ( pada kendaraan besar) atau dilem ( kendaraan kecil ) Kanvas ini harus dapat menahan panas dan aus dan harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Koefisien gesek tsb sedapat mungkin tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan turun naiknya temperatur dan kelembaban yang silih berganti. Umumnya kanvas ( lining ) terbuat dari campuran fiber metalic dengan brass, lead, plastik dan sebagainya dan diproses dengan ketinggian panas tertentu.



Gambar Kanvas dan Sepatu Rem



d) Tromol Rem Tromol rem (brake drum) umumnya terbuat dari besi tuang (gray cast iron) dan gambar penampangnya seperti terlihan pada gambar dibawah ini. Tromol rem dapat diartikan sebagai bagian yang menutupi kelengkapan rem roda yang diantaranya sepatu rem dan kelengkapan termasuk backing plate, dimana posisinya tidak bersentuhan (bebas berputar). Ketika kanvas rem menekan permukaan bagian dalam tromol rem oleh adanya tekanan hidraulis diartikan sistim rem bekerja dan menimbulkan gesekan yang berakibat timbul reaksi panas yang dapat mencapai suhu panas 200 – 300 derajat celcius. Seperti yang telah di jelaskan dalam pasal yang lalu dimana rem berfungsi merubah tenaga putar dari tromol menjadi tenaga panas.



Gambar Tromol Rem E. Rem Cakram 1) Rem Cakram Rem cakram ( Disc Brake ) pada dasarnya terdiri dari cakram yang terbuat dari bahan besi tuang, yang berputar dengan roda dan bahan gesek ( dalam hal ini disc pad) yang mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman di hasilkan oleh adanya gesekan antara disc pad dan cakram. Karakteristik dari cakram hanya mempunyai sedikit aksi energi sendiri (self energezing action), daya pengereman itu sedikit dipengaruhi oleh fluktuasi koefesien gesek yang menghasilkan kestabilan tinggi. Selain itu, karena permukaan bidang gesek selalu terkena udara, radiasi panas terjamin baik, ini dapat mengurangi dan menjamin dari terkena air. Rem cakram mempunyai batasan pembuastan pada bentuk dan ukrannya. Ukuran disk pad agak terbatas, dan ini berkaitan dengan aksi self energezing limited. Sehingga perlu tambahan tekanan hidraulis yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengeraman yang efesien. Juga, pad akan lebih cepat aus daripada sepatu rem type tromol. Tetapi konstruksi yang sederhana, mudah pada perawatannya serta penggantian pad.



Gambar Rem Cakram



Bila kendaraan berjalan pada jalan yang berair dan pemukaan singgung sepatu dengan pad menjadi bash karena terkena percikan air.Koefisien gesek akan berkurang karena air. Gejala ini disebut „Water Fading. Sebaiknya, bidang gesek akan mengembalikan koefisien gesek pada kondisi semula, ini disebut „Water Recovery“. Umumnya , semua rem membutuhkan Water Recofery yang baik. Tetapi, pada rem tromol kurang menguntungkan dibandingkan dengan rem piringan. Pada rem piringan air akan terlontar keluiar dengan adanya ggaya sentrifugal. Hal ini yang membantu mengurangi air dan dapat meningkatkan efesiensi pengereman dan Water Recover yang baik. 2) Komponen Rem Cakram a) Piringan Umumnya cakram atau piringan (Disk Rotor) dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa (solid) dan berlubang-lubang untuk fentilasi. Type Cakram lubang terdiri dari pasangan piringan yang berlubang untuk menjamin pendinginan yang baik, kedua-duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad lebih panjang atau tahan lama.



Gambar Macam Macam Piringan b) Pad Rem Pad (Disc Pad) biasa dibuat dari campuran metalik fiber dan sedikit serbutk besi. Type ini disebut dengan semi metalik disc pad. Pada jneis ini pad diberi garis celah untuk menunjukan ketebalan pad (batas yang di izinkan). Dengan demikian dapat mempermudah pengecekan kausan pad. Ada beberapa pad, penggunaan melatik plate (disebut dengan anti squel shim) ipasangkan pada sisi piston dari pad untuk mencegah bunyi saat terjadi pengereman.



Gambar Pad Rem



c) Caliper Kaliper juga disebut dengan cylinder bodi memegang piston-pinston dan dilengkapi dengan saluran minyak rem yang disalurkan ke silinder. Kaliper dikelompokan sebagai berikut menurut jenis pemasangannya: 1) Tipe Fixed Caliper (Doble Piston) Caliper dipasangkan tepat pada axle atau strut. Seperti di gambarkan di bawah ini. Pemasangan caliper dilengkapi dengan sepasang piston. Daya pengereman didapat bila pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua ujung piringan atau cakram. Fixed caliper adalah dasar didesain yang sangat baik dan dijamin dapat bekerja lebih akurat . Namun demikian panasnya terbatas karena silinder rem berada antara cakram dan velg. Menyebabkan sulit tercapainya pendinginan. Untuk ini membutuhkan penambahan komponen yang banyak. Untuk mengatasi hal tersebut jenis caliper fixed ini. Sudah jarang digunakan.



Gambar Tipe Fixed Caliper 2) Tipe Floating Caliper tipe full floating banyak digunakan pada kendaraan-kendaraan modern. (1) Tipe Semi Floating (Tipe PS) Califer dipasangkan dengan bantuan dua buah pen pada torque plate. Apabila pengereman bekerja maka bodi bergerak masuk dengan adanya gerakan piston. Tekanan pengereman yang berlaku pada pad bagian luar di terima oleh califer dan meneruskan moment ke pin pada arah putaran. Kekuatan reaksi pad bagian dalam diterima langsung oleh plate. Mekanisme tipe ini sangat sederhana, tipe califer ini cenderung tidak berfungsi sangat kecil, mudah perawatan dan memiliki kemampuan daya pengereman yang kuat. Tipe ini sering digunakan pada rem cakram belakang yang mekanisme rem parkirnya terpasang dibagian dalam unit disc barake.



Gambar Tipe PS (2) Tipe Full Floating (a) Tipe F Tipe F memiliki califer yang ditunjang oleh turque plate sedemikian rupa sehingga memungkinkan dapat meluncur. Arm akan maju dari califer untuk memindahkan gerak piston untuk menekan pad bagian luar. Tipe ini membutuhkan tempat yang sedikit tetapi cenderung lebih banyak terseret oleh tipe lainnya kerena permukaan luncur califer dan torque plate tersembunyi. Tipe ini digunakan pada roda belakang untuk beberapa model kendaraan.



Gambar Tipe F (b) Tipe FS Tipe ini dipasang dengan menggunakan dua pin (main pin dan sub pin) pada torque plate yang dibautkan pada califer itu sendiri, seperti terlihat pada gambar dibawah. Califer dan dua pin digerakan sebagai satu unit oleh piston. Reaksi tenaga (reaction force) dari iner dan outer pad diterima oleh torque plate dan dengan demikian momen tidak diteruskan ke pin. Selanjutnya bagian yang meluncur (sleading section) pada califer (main dan sub pin) disembunyikan seluruhnya. Hal ini merupakan design yang dapat menambahkan kehandalan pada bagian ini. Tipe ini digunakan pada rem depan kendaraan luxury.



Gambar Tipe FS



(c) Tipe AD Seperti diperlihatkan pada gambar,Tipe AD adalah press-fitted pada torque plate bersamaan dengan sub pin yang dibautkan. Stainles steep plate (sim untuk mengurangi bunyi, anti squeal shim) dipasang pada pad dan bagian torque plate yang bersentuhan untuk mencegah suara yang kurang enak dan keausan pad. Tipe ini digunkan pada rem depan kendaraan penumpang ukuran menengah.



Gambar Tipe AD (d) Tipe PD Pada dasarnya tipe ini sama dengan tipe AD kecuali pada main dan sub pin saja yang dibaut pada torque plate. Tipe PD digunakan pada rem depan kendaraan penumpang yang kecil.



Gambar Tipe PD Tipe rem piringan ( disc brake ) pada dasarnya tidak memerlukan penyetelan secara konvensional hal ini disebabkan tipe rem piringan untuk menjaga celah antara pad dengan piringan dilakukan secara otomatis, seperti halnya apabila pad menjadi tipis karena keausan akaibat penggunaan, maka celah antara pad dengan piringan menjadi besar. Selanjutnya rem cakram selalu memerlukan mekanisme penyetelan celah secara otomatis yang dilakukan oleh piston.



F. Rem Parkir 1) Rem Parkir Rem parkir khususnya digunakan untuk parkir kendaraan atau untuk memungkinkan kendaraan berhenti di jalan yang mendaki atau menurun. Rem parkir adalah salah satu bagian yang penting dalam kelengkapan kendaraan yang berfungsi sebagai pengaman atau keselamatan. Rem parkir dapat digolongkan kedalam bagian tipe dan pengoperasiannya. 2) Tipe Rem Parkir a) Tipe rem parkir roda belakang Mekanisme tipe rem parkir ini digabung dengan rem kaki, sepatu rem akan mengembang oleh tuas sepatu rem dan shoe strut (lihat gambar). Kabel rem parkir dipasang pada tuas sepatu rem, dan daya kerja tuas rem parkir dipindahkan melalui kabel rem parkir ke tuas sepatu rem.



Gambar Tipe Rem Parkir Roda Belakang b) Tipe rem parkir centre back Tipe ini salah satu dari tipe tromol tetapi mekanisme pemasangannya antara bagian belakang transmisi dengan propeller shaft. Pada rem parkir tipe ini daya pengereman terjadi pada saat sepatu rem yang diam ditekan dari bagian dalam terhadap tromol yang berputar bersama out put shaft transmisi dan propeller shaft.



Gambar Tipe Rem Parkir Centre Back c) Tipe rem parkir devoted Pada tipe ini, konstruksi rem parkir dipasang antara backing plate dengan piringan (disc brake), bagian dalam piringan berfungsi sebagai tromol rem



parkir, seperti terlihat pada gambar. Cara kerja rem tipe ini sama dengan tipe rem parkir tromol, tipe rem ini digunakan pada model kendaraan tertentu yang penggunaan rem belakangnya menggunakan rem piringan.



Gambar Tipe Rem Parkir Devoted



JOBSHEET : PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM REM



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahui fungsi rem - Mengetahui cara pembongkaran, pemeriksaan dan pemasangan sistem rem 2. Alat dan Bahan - Tool Set - Sst Sistem Rem - Minyak Rem - Kain Lap



- Pipa Plastik - Tabung Penampung Minyak Rem - Ragum



3. Keselamatan Kerja - Gunakan alat sesuai fungsi - Ikuti intstruktur dari guru atau pembimbing - Lakukan pekerjaan sesuai SOP 4. Langkah Kerja A. Pembongkaran Rem Tromol 1. Angkat kendaraan dengan dongkrak dan lepaskan semua roda. 2. Bebaskan rem tangan. 3. Lepaskan tromol roda (agar mudah mengeluarkan tromol rem kendorkan terlebih dahulu) 4. Lepaskan sepatu rem (dengan menggunakan sst lepas ruturn spring, penahan sepatu rem, dan sepatu rem depan). 5. Lepas sepatu rem belakang (menggunakan sst lepas penahan sepatu rem, lepas sepatu rem, dan lepaskan kabel rem parkir dari tuas). 6. Lepaskan silinder roda menggunakan sst. 7. Lepas penyetel sepatu rem (lepas kabeel rem tangan, lepaskan pegas tuas penyetel sepatu rem). 8. Lepaskan komponen-komponen silinder roda (piston, piston cup, spring, pelindung debu). 9. Bersihkan backing plate dan komponen-komponen lainnya dengan kain lap dan debu debu semprot dengan kompresor. B. Pembongkaran Rem Cakram/Disc Brake 1. Angkat kendaraan dan lepaskan semua roda (kendorkan semua baut roda sebelum mengangkat kendaraan). 2. Lepaskan baut pengunci kaliper (angkat kaliper keatas, jangan lepas selang rem kaliper). 3. Angkat kaliper dan keluarkan kedua pad rem (buka kedua pad beserta simnya).



C. Pemeriksaan Rem Tromol a. Bersihkan bagian-bagian rem dengan kuas atau sikat. Dilarang menggunakan angin, pakai air sabun jika kotor keras. b. Periksa kondisi dan pemasangan bagian pengikat sepatu rem: 1. Kedudukan ujung sepatu rem. 2. Kedudukan pegas. 3. Pemasangan batang penghubung. 4. Penahan sepatu rem. 5. Dudukan pegas. 6. Kedudukan ujung sepatu rem. c. Periksa tebal kanvas. Jika kurang dari 1,5 mm atau keling kanvas sudah tercoret, kanvas harus diganti baru. d. Periksa permukaan kanvas. Kalau permukaannya keras dan berkilat, nilai geseknya kurang. Kanvas harus digosok atau diganti baru agar tercapai efektivitas rem yang normal. e. Kanvas rem yang terkena oli gardan atau cairan minyak rem harus diganti dengan yang baru. f. Permukaan yang buram atau berkilat lemah menunjukkan kondisi kanvas yang normal. Tidak perlu digosok. g. Periksa kebocoran pada sil poros aksel (hanya pada aksel rigid dengan penggerak roda). Kebocoran dapat dilihat pada piringan rem dan pada poros aksel yang basah karena oli. Sil yang bocor harus diganti baru. h. Periksa kebocoran pada silinder roda, jika ada kebocoran ganti semua karet piston. i. Untuk memeriksa kebocoran lihat juga pada karet pelindung debu. D. Pemeriksaan Rem Cakram/Disc Brake a. Periksa kondisi balok rem. Jika kanvas mulai lepas dari plat dudukannya atau jika tebal kanvas kurang dari 2 mm, balok rem harus diganti. b. Periksa kondisi cakram. Cakram yang berkarat atau hitam pada permukaan gesek, harus digerenda atau diganti baru. Permukaan gesek cakram yang beratur tidak mempengaruhi fungsi rem. c. Cakram dengan tebal yang kurang harus diganti baru (Tebal baru = 7-12 mm). d. Tebal minimal biasanya tebal baru dikurangi 1 mm. e. Periksa fungsi torak. Minta tolong seeorang untuk menekan pedal rem. Pada waktu pedal ditekan, torak harus bergerak keluar. Jika torak macet, kaliper rem harus di overhaul. E. Pemasangan Rem Tromol 1. Pasang tuas sepatu rem tangan dan penyetel otomatis pada sepatu rem belakang. 2. Oleskan gemuk pada backing plate bagian persinggungan sepatu rem.



3. Pasangkan kabel rem tangan pada tuas rem tangan sepatu rem tangan dengan menekan pegas koil kabel dengan tang lancip. 4. Pasang sepatu rem belakang beserta pegas penahan sepatu rem menggunakan sst. 5. Pasang sepatu rem depan beserta pegas penahannya menggunakan sst. 6. Pasang pegas pengembali menggunakan sst/ obeng dan pasang juga tuas penyetel sepatu rem. 7. Pasang tromol rem, atur celah antara sepatu rem dengan tromol rem. 8. Pasang roda dan kencangkan semua baut roda setelah kendaraan di turunkan. F. Pemasangan Rem Cakram/Disc Brake 1. Pasang pad rem pada kaliper yang telah dibersihkan. 2. Pasangkan baut pengunci kaliper rem (bila pad baru yang dipasang keluarkan sebagian minyak rem supaya tidak tumpah saat menekan piston rem, dengan menggunakan gagang palu tekan piston masuk, agar pad yang baru bisa terpasang, karena piston menonjol keluar karena menekan pad yang telah tipis, setelah itu masukkan kaliper lalu kunci bautnya).



JOBSHEET : PERBAIKAN SISTEM REM



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahui cara memperbaiki sistem rem 2. Alat-Alat - Kunci Pas - Kunci Ring - Obeng - Tang 3. Keselamatan Kerja - Gunakan alat sesuai fungsi - Ikuti instruksi dari guru atau pembimbing - Lakukan sesuai SOP yang berlaku 4. Langkah Kerja 1. Sistem kemasukan udara Kerusakan yang paling terjadi adalah masuknya udara ke dalam sistem rem yang mengakibatkan tekanan cairan fluida yang seharusnya tertekan kuat, malah terjadi seleb dengan gelembung udara yang ikut bercampur pada cairan fluida yang megakibatkan hasil tekanan ke ruang silinder penekan pun lemah. Berbagai cara perbaikan dalam menangani masalah ini cukup mudah. Tetapi dengan keterbatasan pengetahuan penulis, penulis hanya bisa mengetahui dua cara, yaitu: a. Cara Biasa Cara ini dilakukan oleh dua orang/mekanik. Pada umumnya untuk mengencangkan dan mengendorkan sekrup pelimpah pada kendaraan ringan beroda empat menggunakan kunci ring 8mm atau 10mm. Untuk penyaluran cairan fluida rem menggunakan selang dan disalurkan pada wadah penampung. Dengan pembagian tugas salah satu orang/mekanik berada di bawah kendaraan tepat pada salah satu roda yang paling jauh dari unit rem silinder master. Salah satu orang/mekaniknya lagi berada di ruang kemudi dengan menunggu aba-aba ataupun perintah dari mekanik yang berada di bawah kendaraan. Setelah masing-masing mekanik siap, mekanik yang berada di ruang kemudi menginjak berulang kali pedal rem dan bila mekanik yang berada di bawah kendaraan telah memberi perintah atau aba-aba maka pedal rem yang ditekan berulang kali akan ditahan, dan bersamaan dai itu mekanik yang berada pada bawah kendaraan mengendorkan sekrup pelimpah dengan kunci ring 8mm atau 10mm. Sekrup pelimpah kembali dikencangkan dan proses sebelmunya



diulang kembali dan kembali diulang pada silinder penekan pada masingmasing roda. b. Cara Tekanan Cara ini menggunakan satu tangki tekan, dapat dilakukan oleh seorang saja danb prosesnya lebih cepat dari cara biasa. Sebuah tangki tekan dapat dilakukan oleh seorang saja dan prosesnya lebih cepat dari cara biasa. Sebuah pipa karet/plastik. Hubungkan pipa antara sislinder utama dengan tangki tekan kedap udara. Tangki juga dihubungkan dengan kompresor bertekanan 10-15 psi. Dengan demikian minyak rem akan mengalir masuk silinder utama dengan tekanan yang cukup tinggi, katup buang pada silinder penekan disambung dengan selang bening dan botol penadah seperti biasa. Bilamana sekrup katup buang dilonggarkan dan katup dari tangki dibuka mengalirlah sejumlah minyak rem kedalam silinder master. Aliran yang bertekanan itu diteruskan ke seluruh instalasi saluran rem dan akan keluar bersama-sama gelembung udara melalui katup buang yang terbuka tadi. 2. Kanvas Aus Umumnya kerusakan ini harus dilakukan penggantian kanvas, tetapi bila masih memungkinkan masih dapat dipakai maka perlu penyetelan limit kanvas dengan dinding tromol. Apabila menginginkan lebih amannya lebih baik kanvas yang sudah tidak memungkinkan untuk dipakai lebih baik diganti yang baru dari pada harus disetel kembali, tetapi memungkinkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Cara mengganti kanvas aus dapat penulis sampaikan dalam uraian berikut: 1. Ganjal mobil dan kendorkan baut roda. 2. Dongkrak mobil dan tambahkan jackstand lalu lepas roda dan tromol. 3. Putar 90º pengunci pada masing-masing kanvas hingga kanvas lepas. 4. Congkel pegas pengunci sepasang kanvas. 5. Pasang salah satu kanvas-kanvaas yang baru dan pasang pengunci kanvaas dengan menekan dan memutar 90 pengunci. 6. Kaitkan sepasang kanvas dengan pegas pengunci. 7. Pasang pengunci kanvas yang satu. 8. Pasang tromol dan roda. 9. Setel limit kanvas dengan dinding tromol. 3. Sil Aus Keausan sil dikarenakan sil selalu didorong oleh cairan fluida bergesekan dengan dinding silinder penekan pada roda ataupun juga karena sil memberi kemampatan saat mendorong cairan fluida pada silinder master, sehingga menyebabkan sil yang terbuat dari komponen karet tersebut kalah dan berakibat ausnya pada sil tersebut. Keausan pada sil ini biasa harus diganti, atau bila masih memungkinkan dicuci dan diperbarui lapisan pelumasnya.



a. Memperbaiki sil pada silinder master Untuk melepas suatu unit rem yang disebut Silinder Master, biasanya Menggunakan kunci pas 12 mm. Untuk melepas slang-slang pada silinder master menggunakan kunci pas 10 mm atau juga bisa menggunakan tang. Untuk memperbaikinya, lepas pengunci pada inti Silinder Master dengan menggunakan tang ujung panjang. Setelah pengunci lepas, ketokkan Dinding Silinder Master sehingga masing-masing komponen yang ada pada Silinder Master keluar. Setelah masing-masing komponen keluar, cuci komponen Silinder Master dan amplas dinding bagian dalam silinder Master. Perhatikan keadaan Sil, lalu ganti Sil yang telah lower. Dengan cara mencongkel masingmasing sil dan menggantinya dengan yang baru dengan menambah pelumas vaselin pada bagian tepi permukaan sil. Untuk memasangnya rangkailah masing-masing komponen pada silinder master. Setelah setiap kompone telah terpasang secara baik pada silinder master, maka pasang pengunci pada inti Silinder Master. Lalu Pasang silinder master pada kedudukannya serta pasang masing masing slang.



b. Memperbaiki sil pada silinder roda Untuk melepas suatu unit rem yang disebut Silinder Roda, biasanya harus menggunakan alat pelepas roda. Serta ditambah alat pelepas komponen Silinder master, yang berupa palu dan batang besi untuk mengeluarkan sepasang sil pada silinder roda. Dengan syarat roda, tromol, serta kanvas harus dilepas dahulu. Untuk mengeluarkan sil dari silinder roda, buka tutup silinder roda. kemudian letakkan batang besi yang dapat masuk ke dalam ruang Silinder Roda. Tepat pada inti Silinder Roda. Lalu tekan dengan pukulan palu, sehingga diharap sil akan segera keluar. Untuk memperbaikinya, congkel sepasang sil pada masing-masing piston. Setelah lepas perhatikan keadaan sil. Bila tidak memungkinkan lagi untuk digunakan, lakukan penggantian. Setelah masing-masing komponen telah lepas. Cuci komponennya serta Amplas dinding dalam Silinder Roda dan amplas dinding Piston. Untuk pemasangannya rangkailah komponen pada silinder master dan masukan kedalam silinder roda. Setelah proses perangkaian sudah selesai. Pasang kanvas, tomol, serta roda. Setelah selesai lakukan proses penghilangan udara dari sistem, yang kemudian diteruskan proses penyetelan limit kanvas sesuai urutan penyetelan kanvas pada bahasan sebelumnya. 4. Kerusakan Lainnya Kerusakan ini biasanya dikarenakan tidak teraturnya dalam perawatan sistem ataupun juga dalam proses perbaikananya tidak sesuai dengan Manual Kerja. Oleh karena itu sistem rem ini perlu perawatan rutin dalam perbaikan perlu kehati-hatian.



JOBSHEET : OVERHAUL SISTEM REM



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahui cara pemeriksaan dan penyetelan komponen sistem rem - Melaksanakan overhaul komponen sistem rem tromol - Melaksanakan overhaul komponen sistem rem cakram - Mengetes dan menguji komponen sistem rem 2. Alat dan Bahan - Dial Gauge - Kunci Pas - Kunci Ring - Obeng



- Micrometer - Vernier Caliper - Tang



3. Keselamatan Kerja - Gunakan alat sesuai fungsi - Ikuti instruksi dari guru atau pembimbing - Lakukan pekerjaan sesuai SOP - Bersihkan tempat kerja setelah selesai melakukan pekerjaan 4. Langkah Kerja 1. Pengukuran Pada Rem Cakram



a. Memeriksa jumlah minyak rem. Batas minimal (low).



b. Ketebalan kampas rem depan (ketebalan lapisan) Standar : 10 mm (0,39 in). Batas : 1,5 mm (0,06 in).



c. Keolengan atau defleksi cakram rem depan. Batas Maksimal 0,10 mm (0,004 in).



d. Ketebalan cakram rem depan. Standar : 22,0 mm (0,87 in). Batas : 20,0 mm (0,79 in).



e. Momen pengencangan baut pembawa kaliper. Standar : 85 N-m (8.5 kgf-m, 61.5 lbf-ft).



2. Pengukuran Pada Rem Tromol a. Diameter dalam tromol belakang. Standar : 220 mm (8,66 in). Batas : 222 mm (8,74 in).



rem



b. Ketebalan lapisan sepatu belakang. Standar : 4,0 mm (0,157 in). Batas : 1,0 mm (0,04 in).



rem



c. Bersihkan pelat belakang rem dan berikan grease rem tahan tahan panas.



d. Memeriksa ketebalan sepatu rem. (a) Terbakar. (b) Pecah atau sobek. (c) Terkelupas atau terlepas dari shoe kitnya.



e. Memeriksa kebocoran minyak rem pada silinder roda.



f. Momen pengencangan baut mounting silinder roda. Standar : 12 N-m (1.2 kgfm, 9.0 lbfft).



3. Pengukuran Pada Rem Parkir a. Langkah rem parkir. Jika tuas ditarik ke atas dengan gaya 200 N (20,4 kgf, 45,0 lbf) : 4 hingga 9 takik.



b. Spesifikasi saklar rem parkir. Rem parkir dilepas: Tidak ada kontinuitas. Tuas rem parkir di tarik ke atas: Ada kontinuitas.



c. Momen pengencangan baut tuas rem parkir. Standar : 26 N-m (2.7 kgf-m, 19.5 lbf-ft).



4. Penyetelan Pedal Rem a. Mengukur tinggi pedal rem. Tinggi pedal dari lantai : 154,7 – 164,7 mm.



b. Pemeriksaan free play pedal rem. Gerak bebas pedal : 3 – 6 mm.



c. Langkah efektif atau langkah kerja pedal rem.



d. Jarak cadangan pedal rem. Rem depan tromol : lebih dari 70 mm Rem depan piringan : lebih dari 65 mm.



JOBSHEET : MEMELIHARA/SERVIS SISTEM KEMUDI



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahui fungsi sistem kemudi - Mengetahui tipe dan macam-macam sistem kemudi - Mengetahui kontruksi masing-masing tipe sistem kemudi - Mengethaui cara kerja masing-masing tipe sistem kemudi 2. Alat dan Bahan - Tool Set - SST Kemudi - Dial Indikator - Feeler



-



Micrometer dalam Shock Set Kunci L Set Kain Lap



3. Keselamatan Kerja - Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya - Ikuti instruksi yang diberikan guru atau pembimbing - Lakukan pekerjaan sesuai dengan SOP yang berlaku - Bersihkan tempat kerja setelah selesai melakukan pekerjaan 4. Urian Materi Fungsi Sistem Kemudi Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk merubah arah gerak kendaraan melalui roda. Sistem kemudi harus dapat memberikan informasi / petunjuk pada sopir tentang posisi roda depan. Pada umumnya tipe sistem kemudi dapat dibedakan: 1) Tipe bola bersirkulasi (Recirculating-ball) – Tipe Steering. dan Tipe cacing dan rool (Worm and Roll). 2) Tipe rak dan pinion (Rak and Pinion Tipe Steering). 5. Langkah Kerja 1) Gigi Kemudi Tipe Bola Bersilkulasi a) Pembongkaran (1) Lepas klem sambungan batang kemudi, beri tanda pada klem dengan rumah kemudi. (2) Lepas mur pengikat lengan pitman, perhatikan tandanya bila tidak ada beri tanda. (3) Keluarkan oli pelumas roda gigi kemudi. (4) Lepas mur pengunci penyetel poros sektor. (5) Lepas tutup poros sektor putar baut penyetel sektor searah jarum jam. Perhatikan paking jangan sampai rusak. (6) Keluarkan baut penyetel preload. (7) Posisi roda gigi sektor di tengah roda mur kemudi, keluarkan poros sektor. (8) Kendorkan mur penguci baut penyetel bantalan preload.



(9) Buka baut penyetel tegangan bantalan batang kemudi, perhatikan posisi bantalan peluru bagian depan. (10) Keluarkan unit baut kemudi, perhatikan posisi bantalan peluru belakang. (11) Bersihkan semua bagian-bagian yang dibongkar. b) Pemeriksaan Unit Baut Kemudi (1) Periksa meluncurnya mur pada baut kemudi, mur harus dapat meluncur secara lembut. (2) Bila meluncurnya tidak beraturan, bantalan peluru cacat atau permukaan konis yng berbentuk spiral rusak. (3) Bila bantalan peluru dan konis rusak, unit baut kemudi diganti seluruhnya. (4) Periksa kodisi gigi mur kemudi, rusak atau aus. (5) Periksa alur gigi sambungan batang kemudi, aus, retak dan cacat. Poros Sektor (1) Kondisi permukaan atau alur roda gigi sektor, retak atau aus. (2) Kekocokan atau keausan poros sektor bagian atas roda gigi sektor dan tutup sektor. Ukurlah ! (Celah 0,05 – 0,1 mm). (3) Kondisi alur gigi sektor yang berhubungan dengan lengan pitman, aus atau rusak. (4) Periksa celah baut penyetelan sektor dengan poros sektor, celah celah maksimum 0,05 mm. Bantalan Peluru dan Jarum (1) Periksa kondisi bantalan peluru dan jarum, macet atau cacat. (2) Kondisi permukaan konis, rusak atau cacat. Lengan Pitman (1) Periksa alur gigi pitman ,aus atau rusak. Sambungan Batang Kemudi (1) Periksa alur gigi sambungan batang kemudi, aus atau rusak. (2) Periksa sil pelumas, bila bibir sil rusak atau cacat, ganti ! c) Pemasangan Langkah pemasangan adalah kebalikan langkah pembongkaran, adapun halhal yang perlu di perhatikan adalah sebagai berikut : (1) Beri vet sedikit pada bagian-bagian ini: Permukaan konis baut bentuk spiral. Poros sektor yang berhubungan dengan bantalan jarum. Bantalan peluru. Permukaan kontak roda gigi mur dan roda gigi sektor. (2) Posisikan mur peluru di tengah-tengah baut kemudi bentuk spiral. (3) Pasang baut gigi sektor tepat di tengah roda gigi mur peluru. (4) Kembalikan tanda-tanda pembongkaran seperti semula. (5) Momen pengencang mur pengikat lengan pitman dengan poros sektor 70110Nm. (6) Oli pelumas roda kemudi SAE 90.



d) Penyetelan (1) Ketegangan bantalan (Pre – Load). (2) Stel tegangan atau kebebasan awal batang kemudi, atur mur penyetel sampai di peroleh ketegangan 0,2 – 0,5 Nm. 1. Kunci momen 2. Unit roda gigi kemudi 3. Ragum



(3) Jangan lupa memasang mur pengunci. (4) Stel gerak bebas roda gigi mur peluru dengan roda gigi sektor, atur baut penyetel pada tutu sektor. (5) Gerak bebas 0,1 mm. 1. Dial indikator 2. Lengan pitman 3. Unit roda gigi kemudi 4. Ragum



(6) Jangan lupa memasang mur pengunci. 2) Gigi Kemudi Tipe Roll dan Cacing a) Pembongkaran (1) Lepas lengan pitman lihat tandanya, bila tidak ada beri tanda. (2) Keluarkan oli pelumas roda gigi kemudi. (3) Lepas mur pengikat penyetel bach less poros rol. (4) Lepas tutup rumah rol, putar baut penyetel poros rol searah jarum jam sampai tutup rol terlepas. Perhatikan paking jangan sampai rusak. (5) Atur roda gigi rol tengah-tengah roda gigi cacing, keluarkan poros rol dari rumahnya. (6) Kendorkan mur pengikat baut penyetel ketegangan batang kemudi. (7) Lepas baut penyetel ketegangan batang kemudi. (8) Lepas “0” ring atau sil. (9) Keluarkan bantalan depan roda gigi cacing. (10) Lepas batang kemudi dan roda gigi cacing. (11) Keluarkan bantalan roda gigi cacing. (12) Bersihkan semua bagian-bagian yang dibongkar. b) Pemeriksaan Poros Roll (1) Periksa bantalan poros rol macet atau rusak. (2) Kondisi roda gigi rol aus atu cacat. (3) Periksa kekocakan atau keausan busing dengan poros rol ukurlah ! Celah yang ditentukan 0,05-0,1mm. (4) Periksa celah baut penyetel dengan poros rol, celah maksimum 0,05 mm.



(5) Kondisi alur gigi poros rol yang berhubungan dengan lengan pitman ,aus atau rusak. Batang Kemudi (1) Periksa permukaan dan kondisi roda gigi cacing, aus atau cacat. (2) Periksa permukaan bantalan peluru aus atau cacat. (3) Periksa kebengkokan batang kemudi, ukurlah ! (4) Kebengkokan 0,3 mm. (5) Kondisi alur gigi yang berhubungan dengan roda kemudi, aus atau rusak. Lengan Pitman (1) Kondisi ball joint lengan pitman, longgar atau macet. (2) Kondisi alur gigi lengan pitman, aus atau rusak. c) Pemasangan Langkah pemasangan adalh kebalikan pembongkaran, sebelumnya perhatikan petunjuk di bawah. (1) Beri vet sedikit pada bagian-bagian : • Bantalan peluru • Bushing dan poros sektor • Roda gigi cacing dan rol sektor (2) Pasang poros sektor tepat di tengah-tengah roda gigi cacing. (3) Pasang lengan pitman tepat pada tanda strip poros sektor. (4) Momen pengencangan mur pengikat lengan pitman dengan poros sektor 70-110 Nm. (5) Oli pelumas roda gigi kemudi SAE 90. d) Penyetelan (1) Stel ketegangan atau preload batang kemudi, atur pengencang mur penyetel dan ukur momennya pada batang kemudi 0,12 – 0,17. 1. Kunci momen 2. Unit roda gigi kemudi 3. Ragum



(2) Jangan lupa memasang mur pengunci. (3) Stel back less rol sektor dengan roda gigi cacing, atur pengencang penyetel pada tutup sektor. Back less 0,16 – 0,19 mm. 1. Dial indikator 2. Lengan pitman 3. Unit roda gigi kemudi 4. Ragum



(4) Pasang mur pengunci.



3) Gigi Kemudi Tipe Rak and Pinion a) Pembongkaran (1) Angkat bagian depan mobil dengan lift atau dongkrak, (pesang penyangga tiga kaki, bila mengankat dengan dongkrak ). (2) Lepas roda. (3) Lepas ball joint tie – rod dari lengan nakel kemudi. (4) Beri tanda pasang antara poros pinion dengan sambungan salib kemudi. Saat memberi tanda pada sambungan salib, roda kemudi harus berada pada posisi tengah. 1. Sambungan Salib kemudi. 2. Poros pinion. (5) Lepas dua baut pengikat poros pada sambungan salib dan lepas sambungan salib kemudi. (6) Lepas klem atau baut penyangga rumah rak pada bodi. (7) Lepas unit rumah gigi kemudi (jepit pada ragum bagian pemegang rumah rak). (8) Beri tanda dan ukur panjang ulir yng menonjol dari sambungan rak. L = Panjang ulir yang harus diukur (kanan dan kiri).



(9) Lepas tie – rod. (10) Lepas klip, klem dan karet penutup (catat posisi karet penutup kanan dan kiri, bila panjangnya tidak sama). (11) Buka cincin pengunci sambungan rak dan gunakan alat khusus untuk membuka sambungan rak (catat posisi sambungan rak, bila panjangnya kanan dan kiri tidak sama). 1. Gunakan dua alat khusus, yang satu untuk memegang rak dan yang lainnya untuk membuka sambungan rak. 2. Beri tanda sambungan rak kanan dan kiri. (12) Lepas mur pengunci dan baut penyetel pengatur rak. (13) Keluarkan pegas pengatur, cincin dan pengantar rak. (14) Lepas mur pengunci dan baut penyetel bantalan pinion. (15) Keluarkan sil, bila perlu. (16) Tarik keluar pinion bersama-sama bantalan atas. (17) Tarik keluar rak pada posisi lurus. (Perkatikan busing rumah rak jangan sampai rusak oleh gigi rak ).



(18) (19)



Lepas bantalan atas pinion dengan treker. Lepas bantalan bawah pinion.



b) Pemeriksaan (1) Susun dan bersihkan komponen-komponen yang di bongkar. (2) Periksa kondisi. • Ukur kebengkokan rak, bila kebengkokan melebihi 0,3 mm ganti. • Ukur celah bebas antara rak dengan bushing rumah rak, bila celah bebas lebih 0,5 mm ganti bushing. • Kondisi gigi rak, bila aus atau patah ganti. • Hindarkan rak terhadap goresan atau pukulan. (3) Periksa kondisi gigi pinion, bila aus atau patah ganti. (4) Periksa kondisi bantalan bawah da atas, bila aus atau macet ganti. (5) Periksa karet penutup, bila rusak atau aus atau macet ganti. (6) Periksa sil perapat, bila bibir sil rusak ganti. (7) Periksa kondisi ball joint sambungan rak dan tie-rod, bila aus ganti. (8) Periksa kondisi Penghantar rak, bila rusak atau retak ganti. (9) Periksa cincin pengunci sambungan rak, bila rusak atau retak ganti. (10) Periksa kondisi ulir-ulir mur dan baut,bila aus atau rusak perbaiki dengan tap atau sney. (11) Periksa klem dan klip, bila rusak ganti. c) Pemasangan Langkah pemasangan adalah kebalikan dari pembongkaran, adapun komponen-komponen yang perlu diperhatikan saat pemasangan adalah : (1) Beri vet secukupnya pada bantalan, rak, gigi rak dan pinion serta ball joint. (2) Beri pelumas secukupnya ulir-ulir mur dan baut. (3) Kembalikan tanda-tanda (kanan dan kiri) seperti semula. (4) Pemasangan rak terhadap posisi pinion. • Atur bagian rak yang terlekuk berada ditengah-tengah lubang poros pinion. • Pasang pinion pada dudukannya dan yakinkan bawah ujung pinion berada dibantalan bawah.



(5) Setel pre-load pinion. •



Kencangkan baut penyetel sampai diperoleh momen putar poros pinion 0,37 Nm (37Ncm).







• • •



Kemudian kendorkan baut penyetel hingga diperoleh preload 0,23-033 Nm (23-33 Ncm). Pasang mur pengunci dengan momen pengencangan 110 Nm. Periksa preload lagi. Bila perlu setel lagi.



(6) Setel pre-load keseluruhan kemudi. •







• •



• •



Putar pinion dan hitung jumlah putarannya, kemudian kembalikan pinion dari jumlah putaran (posisi pinion ditengahtengah rak). Kencangkan baut penyetel rak dengan momen pengencang 25 Nm, kemudian kendorkan baut penyetel 250. Ukur pre-load keseluruhan 0,81,3 Nm (80-130 NCm). Pasang mur pengunci dan kencangkan dengan momen 70 Nm. Periksa preload lagi. Bila perlu setel lagi.



(7) Pasang cincin pengunci terhadap alur rak. • Luruskan tanduk cincin pengunci pada alur rak. • Pasang sambungan rak dan kencangkan dengan momen 85 Nm. • Lipatlah cincin pengunci pada mur sambungan rak.



(8) Posisi pemasangan klem atau klip. •



• •



Pemasangan karet penutup terhadap sambungan rak. Jangan sampai terpuntir. Jangan lupa memasang klem atau klip pada karet penutup. Posisi bagian klip yang menonjol kearah roda.



(9) Pemasangan kembali rumah kemudi pada mobil. 1. Bodi mobil 2. Rumah gigi kemudi 3. Bantalan karet 4. Klem



(10) Perhatikan tanda pemasang pada sambungan salib. (11) Setel tie-rod sesuai dengan tanda semula (ulir tie-rod kanan dan kiri harus sama panjang). (12) Jangan lupa mengencangkan semua baut pemasangan dan mur balljoint dengan momen. • Baut pemasang rumah kemudi : 60 Nm. • Mur ball-joint tie-rod : 50 Nm. • Bila ada nepel vet pada ball – joint, lakukan pelumasan dengan pompa vet.



(13) Jangan lupa memasang pin pengunci pada ball – joint dan melipat pengunci pada baut pemasangan rumah kemudi. (14) Periksa toe – in (ukuran toe – in pada corolla : 0 ± 1mm).



JOBSHEET : PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM KEMUDI



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahui fungsi dan tipe sistem suspensi - Mengetahui cara pemeliharaan sistem suspensi 2. Alat dan Bahan - Tool Set - Kain lap - SST



-



Stempet Kunci Pas dan Ring Dongkrak dan Jack Stand



3. Keselamatan Kerja - Gunakan alat sesuai fungsinya - Ikuti instruksi dari guru atau pembimbing - Lakukan pekerjaan sesai dengan SOP 4. Uraian Materi A. Fungsi Suspensi Sistem suspensi menunjang bodi kendaraan pada as berperan sebagai peredam kejut atau goncangan jalan, membuat perjalanan lebih menyenangkan.Suspensi meredam getaran akibat jalan yang tidak rata dan menjamin roda menapak dengan jalan. Untuk menjamin adanya kontrol arah kendaraan, untuk memungkinkan dilakukannya pengereman. B. Tipe Suspensi Depan 1. Sistem suspensi depan tipe Macpherson a) Tipe macpherson strut dengan lower arm berbentuk L. Digunakan pada mobil mesin didepan menggerakkan roda depan. b) Tipe macpherson strut banyak digunakan mobil ukuran kecil dan medium. 2. Sistem suspensi depan tipe Wishbone a) Tipe double wishbone dengan pegas koil. Digunakan pada mobil penumpan dan truk ukuran kecil. b) Tipe double wishbone dengan batang torsi. Digunakan pada truk kecil yang menggunakan suspensi dengan pegas koil. c) Tipe pegas daun parallel. Digunakan pada roda depan truk, bus dan lainlain. C. Tipe Suspensi Belakang 1. Tipe Pegas daun parallel Digunakan pada suspensi belakang kendaraan komersial. 2. Tipe 4 Link Digunakan pada kendaraan kecil yang menghasilkan kenikmatan berkendara. 3. Tipe semi trailing arm



Banyak digunakan pada as belakang mobil penumpang. 4. Tipe double wishbone Digunakan pada roda belakang, mobil penumpang yang penggeraknya pada roda belakang. 5. Tipe strut dual L-Link Digunakan pada roda belakang, mesin didepan menggerakkan roda depan. 6. Tipe trailing arm dengan twist beam Digunakan pada roda belakang mobil kecil dengan penggerak roda depan. D. Komponen Utama Suspensi 1. Coil Spring 2. Shock Absorber 3. Suspension Arm 4. Ball Joint 5. Bushing Karet 6. Strut Bar 7. Stabilizer Bar 8. Lateral Kontrol Rod 9. Control Arm 10. Bumper Komponen di atas harus selalu dipelihara agar kondisinya tetap berfungsi sebagaimana mestina. Untuk melakukan pemeliharaan komponen dengan baik harus dilakukan pemeriksaan komponen secara kontinyu. E. Pemeliharaan Sistem Suspensi 1) Memberikan stempet pada komponen ball joint menggunakan alat khusus (greese gun). 2) Memeriksa kekencangan baut-baut suspensi arm. 3) Memeriksa kekencangan baut-baut control arm. 4) Memeriksa dust cover dari kerusakan atau sobek. 5) Memeriksa kerja shock absorber. 5. Langkah Kerja 1. Servis Peredam kejut (Shock Absorber) Suspensi Depan Tipe Macpherson A. Langkah melepas 1. Kendorkan semua mur roda depan.



2. Angkat kendaraan dan lepaskan roda.



3. Lepaskan hubungan flexible rem dan pipa rem.



4. Untuk mencegah minyak rem keluar, sumbatlah lubang penguapan pada tutup reservoir (silinder induk) dengan seal tape.



5. Sambil memegang seling flexible dengan kunci pas, lepaska mur union pipa rem dengan SST. 6. Lepaskan klip slang flexible dari bodi. 7. Untuk mencegah minyak rem keluar, pasangkan tutup pembuang udara pada ujung pipa rem.



8. Lepaskan rakitan peredam kejut (shock absorber) bersama dengan pegas coil dan hub as depan.



9. Lepaskan kedua baut rakitan knucle arm kemudi dari bagian bawah peredam kejut.



10. Bukalah kap mesin dan lepaskan ketiga baut pengikat atas suspensi drari atas peredam kejut.



11. Lepaskan peredam kejut dari knucle arm kemudi dengan menekan pada lower arm suspensi menggunakan guide collar.



12. Bersihkan komponen suspensi yang dilepas.



13. Periksa kondisi shock absorber dan karet-karet, ganti bila perlu.



B. Langkah Memasang 1. Pasang rakitan peredam kejut dengan hub poros depan pada bodinya.



2. Pasanglah bagian atas peredam kejut pada apron fender depan dan kencangkan ketiga mur pemasangan pengikat atas suspensi.



3. Tekanlah lower arm suspensi sampai kebawah dan hubungkan guide collar knuckle arm kemudi pada peredam kejut. Kencangkan baut baut pengikatnya. 4. Kencangkan dengan kunci momen mur-mur pemasangan penunjang atas suspensi pada bagian peredam kejut. 5. Hubungkan pipa rem dan slang flexible.



6. Masukkan slang flexibe ke dalam bracket slang pada bodinya. 7. Pasanglah klip kedalam celah piting slang. 8. Lepaskan seal tipe pada tutup reservoir. 9. Kelurkan udara dari saluran pipa rem (bleeding) 10. Pasanglah roda dan turunkan kendaraan, kencangkan mur-mur roda dengan momen spesifikasi.



2. Servis Batang Stabilizer A. Langkah Melepas 1. Angkat kendaraan kedua rodanya.



dan



lepas



2. Lepaskan tutup mesin bawah. 3. Lepaskan baut-baut stabilizer dari batang stabilizer dan lengan suspensi bawah.



4. Tahan baut stabilizer dengan kunci pas, longgarkan dan lepaskan baut-bautnya.



5. Lepaskan ganjal karet dan penahannya sambil diperhatikan tempat, arah dan bentuknya untuk pemasangan.



6. Lepaskan batang stabilizer. 7. Lepskan bracket batang stabilizer pada kedua sisinya. 8. Lepaskan batang penunjang (strut bar) bagian kiri dan kanan dari bodinya. 9. Tarik keluar batang stabilizer lewat lobang brack batang penunjang. B. Langkah Pemasangan 1. Memasang batang stabilizer (1) Masukan batang stabilizer lewat lubang bracket batang penunjang. (2) Masukan bracket batang penunjang yang telah dilepaskan kedalam batang bracket dan kencangan dengan tangan. (3) Pasang batang penunjang pada lengan bawah suspensi dan kencangkan mur-mur sesuai momen yang diinginkan. (4) Kencangkan bracket batang penunjang menurut momen. (5) Pasanglah bracket stabilizer pada bodinya dan dorong dengan tangan agar stabilizer bergerak kearah bracket. 2. Pasang baut-baut stabilizer pada lengan bawah suspensi dan batang stabilizer. 3. Kencangkan baut-baut pemasangan bracket stabilizer menurut momen.



4. Pasanglah tutup bwah mesin. 5. Pasanglah roda-roda dan turunkan kendaraan. 6. Kencangkan mur-mur roda dengan momen spesifikasi. 3. Servis Lengan Bawah Suspensi (Lower Arm) A. Melepas 1. Angkat kendaraan dan lepaskan roda. 2. Lepaskan lengan batang kemudi dari sebelah bawah peredam kejut. 3. Lepaskan hubungan baut stabilizer dari lengan bawah suspensi. 4. Lepaskan hubungan batang penunjang dari lengan bawah dengan melepaskan kedua mur pengikatnya. 5. Lepaskan batang kemudi ball joint. (1) Lepaskan pena belah dan tarik keluar dengan tang. (2) Lepaskan mur penahan. (3) Lepaskan lengan bawah batang kemudi dengan memakai SST penarik bal joint. 6. Lepaskan baut penyetel lengan bawah lalu lepaskan lengan bawah. B. Memasang 1. Pasanglah lengan bawah pada crossmember dan kencangkan penyetelan baut dan murnya. 2. Pasanglah lengan kncukle kemudi dan ball joint. 3. Hubungkan batang penunjang dengan lengan bawah dan kencangkan murmur menurut momen pengencangan. 4. Hubungkan baut stabilizr bersama ganjal-ganjal karet dan penahannya. 5. Pasangkan rakitan peredam kejut pada knuckle kemudi dan kencangkan baut-bautnya dengan momen pengencangan tertentu. 6. Pasanglah roda-roda dan turunkan kendaraan. Kencangkan mur-mur roda setelah kendaraan diturunkan. 7. Kencangkan baut-baut setelan bagian bawah suspensi pada crossmember. 4. Mengganti Gemuk Ball Joint 1. Angkat kendaraan menggunakan car choist. 2. Buka sumbat nepel dari ball joint dikedua bagian lengan bawah suspensi. 3. Pasang untuk sementara nepel fiitng gemuk. 4. Dengan menggunakan greese gun berilah gemuk molybdenumd disulfide lithium pada nepel masing-masing fiting. 5. Pompakan greese gun terus sampai gemuk masuk kedalam ball joint dan sampai keluar dari saluran keluarnya. 6. Buka nepel fiting dan pasang kembali nepel skrup. 7. Bersihkan gemuk yang meleleh disekitar ball joint. 8. Turunkan kendaraan.



JOBSHEET : MELEPAS, MEMASANG, DAN MENYETEL RODA



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahui cara/prosedur melepas roda - Mengetahui cara/prosedur memasang roda - Mengetahui cara menyetel roda 2. Alat dan Bahan - Kunci Roda - Dongkrak - Jack Stand - Majun



- SST Spooring dan Balancing - Obeng - Kunci Pas dan Ring



3. Keselamatan Kerja - Gunakan alat sesuai fungsi - Ikuti instruksi dari guru atau pembimbing - Lakukan pekerjaan sesuai SOP 4. Langkah Kerja 1. Prosedur Melepas Roda a) Posisikan kendaraan pada tempat yang rata. Jangan lupa berilah pengganjal pada roda belakang. b) Bukalah tutup roda dan kendorkan sedikit mur-mur pengikat baut roda (hanya dikendorkan sedikit saja, tidak sampai lepas) dengan kunci roda berlawanan jarum jam. c) Dongkrak mobil dan naikkan as depan kemudian dijamin dengan jack stand pada bagian yang aman di dekat roda yang akan dilepas. d) Bukalah kap hub dengan menggunakan obeng (-). e) Lepaskan mur-mur pengikat baut roda dengan menggunakan kunci roda. f) Lepaskan roda dari baut pengikatnya dengan menarik secara perlahan. g) Lakukan pemeriksaan dan diskusikan mengenai kondisi roda, kemungkinan penyebab kerusakan, kemungkinan perbaikan serta kemungkinan akibat jika kerusakan terjadi dan dibiarkan! h) Lakukan pemasangan kembali komponen-komponen yang dibongkar secara efektif dan efisien! (dengan kebalikan dari langkah pelepasan). 2. Prosedur Pemasangan Roda 1) Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda di ganjal.



2) Pompa ban dengan kompresor dengan tekanan yang sesuai dengan peruntukan ban.



3) Tempatkan roda pada lubang baut-baut roda sehingga posisinya tepat dan benar sesuai dengan tanda pemasangannya.



4) Dongkraklah kendaraan dan kemudian ambil stand dari bawah kendaraan.



5) Keraskan mur roda dengan urutan seperti gambar di bawah ini, Torsi : 600 kgf-cm (59 N-m, 43 lbf.ft)



6) Kencangkan setiap mur roda dengan kunci mur roda dan periksa jika ada yang kendor. a. Jika ada yang longgar, kencangkan sampia putaran yang ditentukan. b. Putaran untuk mengencangkan : 4.000 – 4.800 kg.cm



3. Prosedur Menyetel Roda 1. Spooring Spooring adalah proses untuk menyeimbangkan atau menyelaraskan roda-roda mobil yang berlawanan. Misalnya roda depan kanan dan roda depan kiri, juga untuk roda belakang kanan dan kiri. Semuanya harus selaras atau seimbang.



Proses spooring meliputi chamber, caster, toe angle (toe-in atau toe-out), dan turning radius. Fungsi spooring adalah untuk menjaga kestabilan kendaraan diantaranya: kemudi menjadi ringan, menghasilkan gaya putar kembali setelah belok dan mencegah kendaraan belok sendiri setelah kemudi dilepas, lalu mengurangi keausan pada komponen-komponen ball-joint dan roda.



a. Pengertian Chamber, Caster, Toe Angle, dan Turning Radius



Chamber adalah kemiringan roda jika dilihat dari depan, chamber bisa bernilai (+) dan (-). Chamber (+) jika roda miring keluar, sedangkan chamber (-) jika roda miring ke dalam. Chaster adalah kemiringan poros putar roda (steering axis) jika dilihat dari samping, ada dua jenis caster yaitu:



(i)



(ii)



Chaster positif, yaitu kemiringan poros putar roda (steering axis) dilihat dari samping ke arah belakang. Chaster negatif, yaitu kemiringan poros putar roda (steering axis) dilihat dari samping ke arah depan.



Toe angle adalah perbandingan panjang roda bagian depan dengan panjang roda bagian belakang. Ada dua jenis toe angle. (i)



Toe-in yaitu panjang roda bagian depan (A) lebih pendek dibandingkan panjang roda bagian belakang (B)



(ii)



Toe-Out yaitu panjang roda bagian depan (A) lebih panjang dibandingkan panjang roda bagian belakang (B)



Turning radius adalah sudut belok roda dalam harus lebih besar dibandingkan roda luar dan titik sumbu radius belok harus satu titik. Perhatikan gambar berikut ini.



b. Tujuan Spooring



Tujuan spooring adalah untuk menyelaraskan antara roda kanan dan roda kiri agar ban atau roda dalam kondisi yang stabil terutama ketika mobil melaju pada kecepatan tinggi. Spooring dan balancing juga bertujuan untuk membuat keausan ban mobil merata sehingga pengendalian dan kenyamanan mobil tetap terjaga, efek limbung dapat terhindar dan keamanan berkendaraan pun senantiasa terjamin. Jangka waktu pemeliharaan spooring adalah sekitar setiap 15.000 km atau 4 (empat) bulan sekali.



c. Tanda-tanda Mobil Harus Segera Melakukan Spooring



1. Permukaan ban sudah tidak rata, bisa di salah satu atau keduanya. 2. Jika ada aus pada salah satu ban mobil. Contohnya: ada benjolan pada ban. Ini berarti ada masalah pada sistem suspensi di ban mobil Anda. 3. Saat dipakai parkir, walau itu parkir di tempat datar dan lurus tapi rodanya ada yang miring. 4. Ban bagian belakang tidak sejajar lurus dengan bagian belakang. Cara mengetahuinya, dengan melihatnya dari belakang dengan mengambil jarak beberapa meter. 5. Amati ban mobil belakang, apakah tergeser dan tidak presisi dari tempatnya semula? 6. Saat mengendarai mobil, jika terasa arah stir condong ke satu sisi maka ini tandanya perlu dispooring. Berarti ban Anda tidak dalam posisi yang semestinya. 7. Jika saat menyetir, setir terasa lebih berat dan susah dikendalikan. 8. Ketika melewati jalanan yang bagus dan tanpa halangan kemudian Anda berbelok namun terasa miring dan tidak wajar. 9. Pada saat berkendara, terasa getaran yang mengganggu kestabilan mobil.



d. Cara Spooring Pada Mobil



1. Pastikan bahwa keempat ban pada mobil sama ukurannya atau bahkan merek ban yang sama akan lebih baik misalnya pada keempat ban tertulis 215/65R16. Maksud dari kode ban tersebut adalah 215 mm lebar ban, 65 mm tinggi ban diukur dari lingkar velg bagian luar. Dan ukuran velg ring 16 inch. Jika ukuran ban berbeda maka akan sulit dalam menentukan keselarasan ban. 2. Alat yang perlu disiapkan adalah benang kasur atau benang bangunan. Caranya bentangkan benang melingkari keempat ban, bentangan harus berada pas di titik-titik sumbu as roda keempat mobil dengan tanpa ada alangan. Untuk mengetahui keselarasan keempat roda tinggal amati kerenggangan atau jarak antara benang yang menempel pada roda depan dan belakang. Jika benang sudah benar-benar menempel pada masing-masing sisi ban maka dianggap sudah lurus. Jika masih ada kerenggangan maka perlu di spooring yaitu dengan menyetel tie rod pada roda yang belum lurus.



Tie rod adalah komponen yang merupakan penerus dari tangan setir bagian bawah yang fungsinya untuk menggerakkan roda ke kanan dan kiri.



3. Cek hasil spooring dengan menjalankan mobil dijalanan. Jika setir mash belum stabil dan berbunyi berdecit maka perlu diulang kembali proses spooring. 2. Balancing a. Jenis-jenis Pengertian Balancing 1. Balance Statis Apabila ban yang dalam kondisi tidak balance yaitu terdapat titik pada bagian tertentu menjadi berat atau terlalu ringan.Spot Ketika masa



diputar pada porosnya aka nampak pergerakan berputar secara tidak merata naik turun dan gelombang ke kanan dan ke kiri. 2. Balance Dinamis Balance dinamis ini terjadi ketika pada kedua ban mobil menerima beban tidak merata pada setiap sisinya atau sisi lateral pelek dan ban.sehingga ketika mobil jalan menghasilkan gerakan goyangan ,kondisi ban yang meliuk atau berputar oleng ,hal ini membuat stir mobil kita menjadi Shimmy. b. Waktu Anda Harus Membalancing 1. Mobil anda sudah melaju melewati 10.000 km sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan. 2. Setelah melakukan pergantian beberapa komponen. 3. Setelah anda mengganti ban. 4. Apabila saat menyetir kemudi terasa berat tidak seperti biasanya sangat tidak nyaman dan ketika setelah berbelok setir tidak bisa kembali keposisi awal. 5. Ketika anda mengemudi secara lurus,stir kita pegang secara terus menerus tapi mobil bergerak oleng kekanan dan ke kiri,biasanya kalau kondisinya sudah parah pada saat menginjak kecepatan rendah pun sudah sangat terasa. 6. Apabila kita waktu pengecekan ban mobil kita lihat proses aus nya tidak merata dan tidak wajar atau aus dibagian sisi juga dibagian telapak.



c.



Cara Balancing Pada Mobil 1. sebelum kita membalence sebaiknya kita mngendorkan mur roda yang menempel dengan kunci pas atau ring. 2. Setelah kita selesai mengendorkan mur roda maka kita dongkrak kendaraan,pada bagian yang terkena dongkrak kita topang dengan jack stand. 3. Lepaslah mur roda tadi yang kita kendorkan dan kita lepas ban dari kendaraan. 4. Setelah itu kita memastikan tekanan udara di ban sesuai standar dan kita mulai bersihkan peleg dari pembobot atau blancer serta semua kotorang yang menempel di permukaan. 5. Kita pasang roda pada mesin whell balancer dan jangan lupa pasang mur secara kuat dengan kunci ring pas yang sudah kita siapkan. 6. Nyalakan whell balancer. 7. Atur angka yang ada pada papan wheel balancer ,angka yang terletak paling kiri menunjukkan jarak wheel balancer dengan roda,angka paling kanan menunjukkan diameter peleg,dan angka paling tengan menunjukkan lebar peleg. 8. Setelah terdeteksi ketidak seimbangan itu ,ambil pembobot balencer sesuai dengan angka yang ditunjukkan pada mesin. 9. Setelah terpasang ,tutup penutup ban lal kita pencet tombol start lagi. 10.Kita cek pada mesin,kalau hasilnya good sebelah dan sebelahnya menunjukkan tanda gud,berati roda anda berhasil di balancing.



11.Lepas roda dari mesin balencer dengan melepas pengunci roda pada dudukan roda. 12.Lanjutkan pemasangan roda pada kendaraan.



JOBSHEET : PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN SISTEM KELISTRIKAN



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahu penjelasan umum tentang sistem kelistrikan bodi - Mengetahui prinsip rangkaian-rangkaian sistem kelistrikan bodi - Mengetahui cara memperbaiki sistem kelistrikan bodi 2. Alat dan Bahan - SST Kelistrikan Bodi - Kabel - Multi Tester 3. Keselamatan Kerja - Gunakan alat sesuai fungsi - Ikuti instruksi yang diberikan guru atau pembimbing - Lakukan pekerjaan sesuai dengan SOP 4. Uraian Materi A. Penjelasan Umum Sistem Kelistrikan Bodi Pada saat melaksanakan perbaikan ringan rangkaian kelistrikan, perlu dilepas untuk memudahkan pekerjaan sehingga hasil pekerjaan optimal. Oleh karena itu, modul ini dapat digunakan sebagai acuan meraih kompetensi dalam melaksanakan perbaikan khususnya pada kelistrikan bodi otomotif. Komponen-komponen kelistrikan bodi mencakup pada sistem penerangan, meter kombinasi, sistem wiper dan washer dan komponen lainnya yang bertujuan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan saat berkendara. Berikut ini merupakan penjelasan umum tentang kelistrikan bodi sebelum masuk pada pembahasan sistem-sistem kelistrikan bodi. 1. Baterai Baterai ialah alat elektro kimia yang dibuat untuk mensuplai listrik ke sistem starter, sistem pengapian, assesoris kendaraan, sistem kelistrikan bodi dan peralatan lainnya. Alat ini menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkan bila terdapat sistem yang membutuhkan energi listrik. Karena mensuplai kebutuhan listrik, maka energi kimia yang tersimpan dalam baterai juga akan berkurang, oleh karena itu dipasanglah alternator beserta sistemnya guna melakukan pengisian sehingga bateraiakan tetap terisi energi kimia. Pada bagian ini tidak akan dibahas mengenai baterai secara mendetail, hanya dibahas petunjuk umum yang berkaitan dengan kelistrikan bodi, sehingga sistem kelistrikan bodi akan aman dandapat berfungsi secara optimal. Pada saat melaksanakan perbaikan bodi yang berkaitan dengan sistem kelistrikan, maka lepaskanlah terminal baterai dengan terminal negatif (-) terlebih dahulu, kemudian baru yang positif (+). Dalam memasang lakukan



urutan kebalikannya. Hal ini bertujuan untuk mencegah short contact melalui wrench atau tool lainnya.



Gambar Baterai 2. Kabel Kabel ini dirancang untuk mencegah gangguan yang ditimbulkan sumber dari luar dan digunakan sebagai signal lain, sehingga sering dipasang sebagai kabel antena radio, ignition signal line, oxygen signal line dan sebagainya.



Gambar Macam Macam Kabel 3. Komponen Pelindung Komponen ini terpasang pada kendaraan untuk melindungi kabel dari goncangan, benturan dan sebagainya, sehingga kabel dapat kokoh terpasang pada tempatnya. Termasuk dalam komponen ini adalah clamp, corrigated tube (pembungkus) dan protector. 4. Komponen-Komponen Penghubung Jaringan kabel dibagi dalam beberapa bagian untuk lebih memudahkan dalam pemasangan pada kendaraan. Bagian jaringan kabel dihubungkan kesalah satu bagian oleh komponen penghubung sehingga komponen kelistrikan dan elektronik dapat berfungsi dengan baik. 1) Junction Block (J/B) dan Relay Block (R/B) J/B adalah suatu kotak dengan konektor dikelompokkan bersama-sama untuk sirkuit kelistrikan. Pada umumnya terdiri dari bus bars dalam bentuk cetakan papan sirkuit (PCB) dengan sekring, relay, circuit breaker dan alat lain yang terpasang didalamnya.



Gambar Junction Block 2) Connector Digunakan untuk menghubungkan kelistrikan antara 2 jaringan kabel atau antara sebuah kabel dengan komponen. Konektor diklasifikasikan sebagai konektor laki-laki (male) dan perempuan (female) dan dilengkapi dengan pengunci.



Gambar Jenis Jenis Connector 5. Baut Massa Baut massa (ground bolt) adalah baut khusus untuk menjamin massa yang baik dari suatu jaringan sistem kelistrikan sehingga dapat berfungsi optimal. Baut massa memiliki keistimewaan khusus, yaitu permukaan baut ditandai dengan crom hijau setelah diproses secara listrik untuk mencagah oksidasi. Model baut ini dapat dibedakan dengan baut lainnya karena warnanya hitam kehijauan. 6. Pengaman Sirkuit Pengaman sirkuit ini terdiri dari sekring (fuse), fusible link dan circuit breaker yang dipasangkan pada sirkuit kelistrikan dan sistem kelistrikan untuk melindungi kabel kabel dan connector dari kebakaran karena arus yang mengalir berlebihan. 1) Sekering (Fuse) Sekring ditempatkan pada bagian tengah sirkuit kelistrikan. Bila dilewati oleh arus yang berlebihan maka akan terbakar dan putus sehingga kebakaran dapat dihindari. Tipe sekring ada 2, yaitu: cartridge (tabung) dan blade (kipas).



Gambar Fuse Tipe blade sering banyak digunakan karena lebih kompak dengan elemen metal dan rumah pelindung yang tembus pandang, dan warna dari sekring merupakan petunjuk kapasitas sekring (5A -30A) Kapasitas Identifikasi Warna 5 A Coklat Kekuningan 7,5 A Coklat 10 A Merah 15 A Biru 20 A Kuning 25 A Tidak Berwarna 30 A Hijau 2) Fusible Link Fungsi dan konstruksinya sama dengan sekring, hanya memiliki perbedaan utama dapat digunakan untuk arus yang lebih besar karena ukurannya lebih besar dan memiliki elemen yang lebih tebal. Sama halnya dengan sekring, fusible link juga terdiri dari tipe cartridge dan link (kabel).



Gambar Fusible Link Identifikasi fusible link Kapasitas Persamaan Luas pada Fusible link Identifikasi Warna 30 A 0,3 Merah Muda 40 A 0,5 Hijau 50 A 0,85 Merah



60 A 1,0 Kuning 80 A 1,25 Hitam 100 A 2,0 Biru 3) Circuit Breaker Digunakan sebagai pengganti sekring utnuk melindungi dari kesulitan pengiriman tenaga dalam sirkuit, seperti power window, sunroof, door lock, pemanas (heater) dan komponen yang sejenis. Konstruksinya terdiri dari sebuah lempengan bimetal yang dihubungkan pada kedua terminal dan satu diantaranya bersentuhan. Cara kerjanya adalah apabila terjadi arus yang berlebihan, maka bimetal menjadi panas dan membengkok sehingga hubungannya akan terputus.



Gambar Circuit Breaker 7. Switch dan Relay 1) Switch Switch dan relay membuka dan menutup sirkuit kelistrikan untuk menghidupkan mesin, menggerakkan switch lampu on-off danaktifitas pengontrolan lainnya. Switch (saklar) yang terdapat pada kendaraan umumnya menggunakan satu atau dua tipe, yaitu yang dioperasikan langsung dengan menggunakan tangan dan yang dioperasikan menggunakan tekanan, tekanan hydraulis dan temperatur. Macam-macam switch ditunjukkan gambar dibawah ini.



Gambar Jenis Jenis Switch (Saklar) 2) Relay Relay adalah peralatan listrik yang dapat membuka dan menutup sirkuit kelistrikan berdasarkan penerimaan signal tegangan. Relay digunakan untuk menghupung dan memutus baterai, saklar yang bekerja secara otomatis dari sirkuit kelistrikan. Relay terdapat dua tipe, relay elektromagnetik dan relay transistor.



Gambar Jenis Jenis Relay Penggunaan relay pada dasarnya untuk mengatasi kelemahan pada penggunaan sirkuit tanpa relay, kelemahan tersebut adalah: sirkuit yang panjang akan menyebabkan turunnya tegangan, diperlukan jaringan kabel yang besar karena arus yang besar melaluinya, arus yang besar pada switch menimbulkan percikan sehingga cepat rusak dan membahayakan keselamatan. Contoh penggunaan relay pada lampu utama:



Gambar Aplikasi Relay pada Lampu Utama 8. Wiring Diagram Apabila rangkaian kelistrikan digambarkan sesuai benda aslinya, maka ilustrasinya akan menjadi sulit dan rumit. Oleh karena itu maka diagram rangkaian digambarkan dengan simbol yang menunjukkan komponen kelistrikan dan kabel-kabel. Berikut ini contoh sederhana rangkaian yang menggunakan simbol-simbol:



Dalam kendaraan yang sebenarnya, banyak sekali sistem kelistrikan, kabelkabel dan konektor yang menghubungkannya. Bila melakukan pemeriksaan sistem kelistrikan, adalah mudah untuk menemukan baterai, macam-macam komponen seperti lampu, klakson dan lainnya, akan tetapi sulit untuk menemukan sekring, J/B, R/B, konektor kabel lain untuk menemukan dikendaraan. Oleh karena itu, maka dilengkapi dengan Electrical Wiring Diagram (EWDs) yang tidak hanya menunjukkan komponen utama, tetapi semua kabel, juntion, konektor dan lainnya. Agar dapat membaca wiring diagram dengan benar, berikut ketentuan simbol-simbol dalam wiring diagram: 1) Sistem Penerangan (Lighting System) Sistem penerangan berguna untuk keselamatan berkendara dan informasi ke kendaraan lain. Sistem penerangan dibagi menjadi 2 kelompok: a) Penerangan luar meliputi: lampu besar, lampu belakang, lampu rem, lampu jarak, lampu tanda belok, lampu hazard, lampu plat nomor dan lampu mundur. b) Penerangan dalam meliputi: lampu meter dan lampu ruangan.



Gambar Sistem Penerangan A. Lampu Besar Lampu besar digunakan untuk menerangi jalan dibagian depan kendaraan, dan dilengkapi dengan lampu jarak jauh dan lampu jarak dekat yang dapat dioperasikan dari dimmer switch.



Gambar Switch Untuk Lampu Dekat dan Jauh Tipe dari lampu besar ada 2 macam; Tipe sealed beam (dimana lampu dan rumahnya merupakan satu kesatuan/tidak dapat diganti bolamnya saja) dan tipe Semi sealed beam (lampu dan rumahnya terpisah sehingga bolamnya dapat diganti baik biasa maupun halogen).



Gambar Lampu Utama Tipe Sealed Beam



Kontruksi Bola Lampu Biasa dan Halogen Bola lampu quartz halogen, lebih panas dibanding dengan bola lampu biasa saat digunakan, umur lampu akan lebih pendek bila ada oli atau gemuk menempel pada permukaannya. Demikian juga keringat manusia (mengandung garam) juga dapat menodai kacanya. Untuk mencegah hal ini maka saat mengganti peganglah bagian flange untuk mencegah jari-jari menyentuh kacanya.



Cara Memegang Bola Lampu Halogen yang Benar



Prinsip dasar rangkaian lampu kepala (Lampu dekat)



Prinsip dasar rangkaian lampu kepala (lampu jauh)



Prinsip dasar rangkaian lampu kepala (saat pashing)



B. Prinsip dasar rangkaian lampu kecil atau lampu kota dan lampu nomor



Lampu jarak dan lampu belakang (lampu kota) memberikan isyarat lebarnya kendaraan dimalam hari. Lampu plat nomor digunakan untuk memberi penerangan pada plat nomor kendaraan dan menyala bersama lampu kota.



Gambar Rangkaian Lampu Kota C. Prinsip dasar rangkaian lampu mundur Lampu mundur berguna untuk memberi informasi kendaraan lain bahwa kendaraan akan mundur, dan juga penerngan tersebut membantu pengemudi melihat kondisi di belakang. Lampu ini menyala saat transmisi berkedudukan pada posisi mundur.



Gambar Rangkaian Lampu Mundur D. Lampu Tanda Belok Lampu tanda belok (sein) dipasang dibagian depan dan belakang (serta kadang di samping untuk jenis kendaraan tertentu) bertujuan untuk memberikan informasi pada kendaraan lain bahwa pengemudi yang bersangkutan akan berbelok atau pindah jalur. Biasanya lampu ini berkedip 60-120 kedipan per menit. Lampu hazard digunakan untuk memberikan isyarat pada kendaraan didepan atau belakang bila kendaraan dalam keadaan darurat dan meminta prioritas jalan. E. Lampu Meter (Instrumen)



Lampu meter (instrumen) digunakan untuk menerangi meter-meter dan gauge pada instrumen/dashbord pada saat lampu kota hidup (malam hari). Lampu ruangan berguna untuk menerangi interior, dipasang ditengah, tidak menyilaukan pengemudi. Switch yang ada adalah ON (menyalakan), OFF (mematikan) dan DOOR (menyala otomatis saat pintu dibuka). F. Meter Kombinasi dan Alat Ukur Instrumen disusun pada instrumen panel yang letaknya dibagian depan tempat duduk pengemudi untuk mengetahui keadaan kendaraan dengan mudah. Instrumen panel memberitahukan secara terperinci dan penunjukkan kondisi kendaraan saat itu oleh meter-meter atau alat ukur (gauge) dan lampu (light). Meter kombinasi dan alat pengukur biasanya terdiri dari : 1) Penunjukkan meter, yang meliputi speedometer, tachometer, temperatur air pendingin, pengukur bahan bakar, pengukur tekanan oli, volt meter. 2) Penunjukkan lampu, yang meliputi lampu peringatan tekanan oli, peringatan pengisian, indikator lampu jauh, peringatan bahan bakar, peringatan rem, indikator pintu dan indikator tanda belok. 9. Wiper dan Washer Wiper (penghapus kaca) berguna untuk membersihkan kaca dari hujan, debu, salju, binatang-binatang kecil, sehingga sangat penting untuk keselamatan. Beberapa kendaraan dilengkapi dengan wiper belakang untuk menambah kejelasan penglihatan ke belakang, yang terpasang pada kerja arm selalu membuat gerak penghapusan setengah lingkaran secara pararel. Bila poros pivot kiri dan kanan berputar pada arah yang sama, maka lengan wiper kiri dan kanan dapat bekerja secara pararel. a) Lengan Wiper (wiper arm) Wiper arm terdiri dari head untuk mengikatnya pada wiper shaft, sebuah pegas untuk menahan blade, arm piece untuk pemasangan blade dan retainer untuk menahan keseluruhannya. Biasanya wiper dapat menghalangi jarak penglihatan pada saat berhenti. Concealed wiper dapat menyempurnakan kelemahan ini, dengan adanya tempat penyimpanan wiper yang terletak antara kaca dan kap mesin. b) Wiper Blade Terdiri dari sebuah karet untuk menyapu permukaan kaca, suatu kombinasi dari leaf spring, packing dan beberapa lever, dan clip untuk memasng blade pada bagian wiper arm (lengan wiper). c) Washer Fungsi washer untuk menyempurnakan fungsi wiper blade dan menguarangi beban pada motor dengan membersihkan debu dan binatangbinatang kecil dari kaca depan dan belakang dengan cairan pembersih. Washer tipe listrik umumnya banyak digunakan. Tipe washer listrik terdiri dari tangki washer, motor, selang dan nozzle. d) Tangki Washer Bentuk tangki washer (water tank) bervariasi tergantung pada posisi penempatan dan tempat yang tersedia. e) Motor Washer



Berfungsi menggerakkan pompa, mengeluarkan cairan pembersih dari tangki. Tipenya ada dua yaitu wound rotor dan ferrite magnet, kebanyakan menggunakan tipe yang kedua. Sedangkan tipe pompanya adalah, tipe gigi (gear tipe), tipe squeeze dan tipe sentrifugal. Tipe sentrifugal lebih luas penggunaannya sebab memiliki daya tahan yang kuat untuk digunakan karena bagian-bagian yang bersentuhan kecil sekali. Akan tetapi tipe sentrifugal dipasang dibagian bawah tangki, karena tidak bisa menyedot. f) Nozzle Terbuat dari tembaga, alumunium atau resin dengan satu atau dua lubang. Kebanyakan saat ini menggunakan resin dan memiliki lubang yang dapat disetel (adjusting orifice). Diameter lubang orifice adalah 0,8 mm – 1 mm. g) Cairan Washer Terdiri cairan anti beku (anti freeze) dan ditambah detergent dan zat anti karat (anti corrosive agent). Penggunaan yang tidak tepat dapat merusak karet washer atau cat. B. Perbaikan Ringan Sistem Kelistrikan Bodi Pembongkaran pemeriksaan dan pemasangan komponen kelistrikan. Sebelum melaksanakan pembongkaran, pemeriksaan, pemasangan dan penyetelan komponen kelistrikan bodi, maka diperlukan tindakan keamanan dengan membaca manual dari kendaraan yang akan dilakukan perbaikan. Hal yang harus dilakukan sebelum pembongkaran: a) Bacalah buku pedoman perawatan (buku manual) dari kendaraan yang akan di periksa. b) Tiap kendaraan memiliki letak komponen yang berbeda-beda, sehingga anda harus menemukan dengan cepat dan tepat. c) Pada waktu melepas atau memasang suku cadang, perhatikan keselamatan kerja, proses pelaksanaan kerja yang benar untuk mencegah perbaikan yang tidak perlu dilakukan. d) Gunakan peralatan tangan dan alat ukur yang sesuai, sehingga aman dan tidak merusak komponen. a. Lampu-Lampu (Lampu Depan) Seal Beam Melepaskan: (1) Melepaskan terminal negatif (-) baterai. (2) Melepaskan soket-soket lampu depan. (3) Melepaskan lampu depan beserta ornamen ring lampu depan jika ada. (4) Melepaskan unit sealed beam. Catatan : Lepaskan skrup penyetel, putar unitnya berlawanan dengan arah jarum jam. Pemeriksaan Bola Lampu (1) Periksa bola lampu menggunakan multy tester (2) Ganti bila elemen lampu putus. Pemasangan: (1) Pasang unit lampu seal beam. (2) Pasang soket (conector) lampu.



(3) Pasang kabel baterai. (4) Putar switch lampu keposisi lampu kepala. (5) Stel setiap skrup penyetel dengan ukuran yang sesuai dengan kondisi benda kerja. (pengerasan skrup kira-kira 18 putaran). (6) Lakukan pengetesan arah lampu depan. (7) Pasanglah setiap ornamen lampu depan. b. Menyetel Lampu Kepala (Metode Penyetelan Memakai Layar) Kondisi Kendaraan: (1) Penyetelan dilakukan dengan tekanan ban dalam keadaan normal dan kendaraan tanpa beban. (2) Memposisikan kendaraan didepan layar dengan lampu kepala pada jarak 3 meter jauhnya dari layar. (3) Pada layar, titik pentunjuk untuk penyetelan fokus lampu kepala dilengkapi dengan: (a) Tarik garis pedoman horisontal pada permukaan layar pada ketinggian titik tengah lampu kepala (H) kurang dari 20 mm (b) Tarik garis tengah vertikal pada layar lampu dengan kanan dan kiri. Kemudian didapat titik (F) yang terjadi perpotongan garis horizontal dan garis vertikal. (c) Putar lampu pada posisi “ON” dan lampu jauh menyala, dan stel lampu tersebut dengan memutar skrup penyetel sehingga arah peyinaran lampu pada titik potong (F) pada layar. (d) Untuk kesempurnaan penyetelan arah lampu kepala , swith lampu jauh ke lampu dekat. c. Lampu Kombinasi Belakang dan Plat Nomor Melepaskan: (1) Melepaskan lower back trim. (2) Melepaskan lampu kombinasi. Pemeriksaan: (1) Periksa bola lampu menggunakan multy tester (2) Ganti bila elemen lampu putus. Pemasangan: (1) Kebalikan cara melepaskan adalah cara memasang lampu kombinasi belakang. Catatan: pada waktu memasang trim, perlu diperhatikan bahwa beberapa skrup tap pengerasannya agak kurang dan dapat didistribusikan ke skrup yang lebih besar sedikit. d. Kunci Kontak (Ignition Switch) Melepaskan: (1) Apabila kunci kontak terdapat dalam dash board kolom kemudi, atau dash board meter kombinasi, maka lepaskan dahulu komponen berikut. (2) Lepaskan konektor kunci kontak. (3) Lepaskan mur pengunci, atau baut penahan kunci kontak.



(4) Lepaskan kunci kontak Pemeriksaan: Periksalah setiap hubungan antar terminal. Pemeriksaan ini dilakukan pada saat kunci kontak dan silinder penguncinya terpasang bersama. Kapasitas load yang melewati terminal: B+ - ACC : 10 A B+ - IG : 15 A B+ - ST : 15 A B+ - R (relay jika ada) : 5 A Bila kunci kontak rusak ganti yang baru. Pemasangan: Rangkai kembali kunci kontak dengan arah kebalikan dari pelepasan. Catatan: Periksa kelancaran kunci kontak. Periksa fungsi dari Steering Wheel Lock (mekanisme pengunci kemudi, ketika kunci kontak dilepas. e. Meter Kombinasi Melepaskan: (1) Bukalah baut-baut pengunci penutup meter kombinasi (2) Lepaskan meter glass dan meter panel (3) Angkat penutup meter kombinasi dan lepaskan konector yang ada (misal: speedometer dan unit kabel). (4) Melepaskan pengunci. (5) Melepaskan meter glass dan meter panel. (6) Hati-hati saat mengangkat fule gauge unit, jangan sampai terjadi kebengkokan pada sensornya. Pemeriksaan: (1) Memeriksa fuel gauge sangat mudah, yaitu dengan cara melepas sambungan wiring terminal dari gauge unit, lalu hubungkan dengan massa (-), apabila jarum menunjuk pada posisi ”F” (full) maka gauge masih baik, dan sebaliknya. (2) Jangan terlalu lama menghubungkan wiring terminal dengan massa, karena dapat menyebabkan coil terbakar. (3) Pemeriksaan coil menggunakan tester untuk mengetahui tahanan pada koil. Jika terlalu kecil dari spesifikasi, maka kemungkinan terdapat hubungan singkat, jika terlalu besar (lebih dari 150_hm) kemungkinan putus. (4) Pemeriksaan fuel gauge unit dengan mengukur tahanan antara terminal dengan massa sewaktu posisi level pada F dan E. Posisi Float (pelampung) E Tahanan 95±7 _hm 7±2 _hm. Pemasangan: (1) Pemasangan gauge unit dengan cara memberi permukaan dengan packing dan sealer untuk mencegah kebocoran bahan bakar. (2) Hati-hati jangan sampai lengan pelampung bengkok (3) Periksa ketepatan pemasangan massanya.



f. Temperature Gauge dan Unit Temperature gauge unit dapat menggunakan tipe bimetal maupun rangkaian elektronik (chip komputer), namun dalam modul ini hanya dibahas yang banyak digunakan yaitu bimetal type. Sedangkan gauge unit menggunakan tipe Thermistor type. Untuk mencegah penunjukkan yang salah karena voltage yang berubahubah, maka pada sirkuit dipasang constant voltage relay yang menjaga voltage tetap 7,0±0,2 V yang terpasang didalam gauge. Pembongkaran: (1) Temperature gauge circuit yang terpasang dalam meter kombinasi dilepas sesuai prosedur pelepasan meter kombinasi. (2) Thermistor unit yang terpasang mesin (blok silinder/ kepala silinder atau saluran pendingin) dilepas dengan melepas kabel dan membuka dengan kunci yang sesuai. Pemeriksaan: (1) Memeriksa temperature gauge sangat mudah, yaitu dengan cara melepas sambungan wiring terminal dari gauge unit, lalu hubungkan dengan massa (-) menggunakan resistor sekitar 25_hm, apabila jarum menunjuk pada 1200C, maka gauge masih baik. (2) Jangan menghubungkan wiring terminal langsung dengan massa, gunakan resistor 25_hm. (3) Pemeriksaan temperatur gauge unit dengan mengukur tahanan gauge unit pada air panas 800C maka tahanannya sekitar 75_hm. Pemasangan: (1) Pemasangan gauge unit dengan menggunakan kunci yang sesuai. (2) Periksa ketepatan pemasangan kabel massanya.



JOBSHEET : MEMASANG, MENGUJI, DAN MEMPERBAIKI SISTEM PENERANGAN DAN WIRING



1. Tujuan Pembelajaran - Dapat memasang sistem penerangan dan wiring - Dapat menguji sistem penerangan dan wiring - Dapat memperbaiki sistem penerangan dan wiring 2. Alat dan Bahan - SST - Kabel 3. Keselamatan Kerja - Gunakan alat sesuai fungsi - Ikuti instruksi yang diberikan oleh guru atau pembimbing - Lakukan pekerjaan sesuai dengan SOP 4. Uraian Materi A. Memasang Sistem Penerangan dan Wiring Sistem penerangan (lighting system) sangat diperlukan untuk keselamatan pengendara pada malam hari. Sistem ini dibagi menjadi 2 sistem penerangan, yaitu sistem penerangan luar dan sistem penerangan dalam. Untuk jenis-jenis lampu yang terdapat dibagian luar dan dalam sebuah kendaraan adalah sebagai berikut: 1. Lampu Besar Sistem lampu besar merupakan lampu penerangan untuk menerangi jalan dibagian depan kendaraan. Pada umumnya lampu besar ini dilengkapi dengan lampu jauh dan lampu dekat (high beam dan low beam) dan dapat dihidupkan dari salah satu switch oleh dimmer switch. Ada dua tipe lampu besar yang digunakan pada kendaraan, yaitu: a. Tipe Sealed Beam Di dalam lampu besar tipe sealed beam, penggunaan bola lampunya tidak terpisah, keseluruhan terpasang menjadi satu seperti bola lampu dan filament terpasang di depan kaca pemantul untuk menerangi kaca lensa. b. Tipe Semisealed Beam Perbedaan antara semisealed beam dan sealed beam ialah pada konstruksinya, dimana pada sernisealed beam bola lampunya dapat diganti dengan mudah sehingga tidak di perlukan penggantian secara keseluruhan bila bola lampunya putus atau terbakar. Lagi pula bila menggantinya dapat langsung diganti dengan cepat.



Cara memasang pada seat mengganti bole lampu Quartz Halogen: Bola lampu quartz halogen lebih panas dibandingkan dengan bola lampu biasa saat digunakan, umur lampu ini akan lebih pendek bila oli atau gemuk menempel pada permukaannnya. Lagi pula garam dalam keringat manusia dapat menodai kacanya (quartz). Untuk mencegah ini peganglah bagian flange bila mengganti bola lampu untuk mencegah jari-jari menyentuh quartz. 2. Lampu Jarak dan Lampu Belakang



Lampu kecil untuk dalam kota ini memberi isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada malam hari bagi kendaraan lainnya, baik yang ada di depan maupun di belakang. Lampu-lampu tersebut untuk yang bagian depan disebut dengan lampu jarak (clearence light) dan yang dibagian belakang disebut dengan lampu belakang (tail light). 3. Lampu Rem



Lampu rem (brake light) dilengkapi pada bagian belakang kendaraan sebagai isyarat untuk mencegah terjadinya benturan dengan kendaman di bedakang yang mengikuti seat kendaraan mengerem. 4. Lampu Tanda Belok (Turn Signal Light)



Lampu tanda belok yang dipasang di bagian ujung kendaman sepert! pada fender depan, untuk memberi isyarat pada kendaraan yang ada di depan, belakang dan sisi kendaman bahwa pengendara bermaksud untuk membelok atau pindah jalur. Lampu tanda belok mengedip secara tetap antara 60 sampai 120 kaii setiap menitnya. 5. Lampu Hazard



Lampu hazard digunakan untuk memberi isyarat keberadaan kendaman dari bagian depan, belakang dan kedua sisi selama berhenti atau parkir dalam keadaan darurat. Yang digunakan adalah lampu tanda belok, tapi seluruh lampu mengedip serempak. 6. Lampu Plat Nomor Lampu ini menerangi plat nomor bagian belakang. Lampu plat nomor menyala bila lampu belakang menyala. 7. Lampu Mundur



Lampu mundur (back up light) dipasang pada bagian belakang kendaraan untuk memberikan penerangan tambahan untuk melihat kebelakang kendaman saat mundur di malam hari, dan memberikan isyarat untuk kendaman yang mengikutinya bahwa pengendara bermaksud untuk mundur/sedang mundur. Lampu mundur akan menyala bila Luas transmisi diposisikan mundur dengan kunci kontak ON.



8. Lampu Kabut



Lampu kabut digunakan pada saat cuaca berkabut, jalanan berdebu atau hujan !ebat. Penggunaan lampu harus mengikuti aturan yang berlaku yakni: Pemasangan kedua lampu harus berjarak sama baik yang kanan dari titik tengah kendaran. Lampu kabut dihubungkan bersama-sama lampu jarak dekat (pada saklar dim). Lampu kabut.tidak dihidupkan bersama-sama dengan lampu jarak dan hanya dihidupkan bersama lampu kota. Lampu kabut boleh menggunakan lensa wama putih atau warna kuning. Bila lampu kabut akan diaktifkan maka saklar larnpu kepala harus pada posisi lampu jarak dekat. Saat saklar lampu basket diaktifkan, anus listrik dari saklar lampu kepala akan mengalir ke relay melalui saklar lampu kabut. Dengan aktifnya relay maka arus listrik dari baterai akan mengalir ke lampu kabut melalui sekering dan relay. 9. Lampu Ruangan



Lampu ruangan (dome light) menerangi interior ruangan penumpang yang dirancang agar tidak menyilaukan pengemudi pada malam hari. Umumnya lampu ruangan (interior) letaknya dibagian tengah ruang penumpang kendaraan untuk menerangi interior dengan merata. Lampu ini disatukan dengan switchnya yang mempunyai 3 (tiga) posisi yaitu: ON, DOOR dan OFF. (untuk memberi kemudahan keluar masuk pada malam hari, lampu ruangan dapat disetel hanya menyala bila salah satu pintunya dibuka. Ini dapat dilakukan dengan menyetel switch pada posisi DOOR. B. Macam-Macam Bola Lampu dan Titik Pengunci dalam Mengganti Bola Lampu



Tipe bola lampu bervariasi yang digunakan pada sebuah kendaraan, dapat dikiasifikasikan dalam beberapa cara. Pada modul kompetensi ini dijelaskan beberapa titik pengund pada saat mengganti bola lampu, yang dapat dikiasifikasikan berdasarkan bentuk base capnya yaitu: a. Bola Lampu Model Single-end Tipe bola lampu ini hanya mempunyai satu base cap yang juga sebagai penghubung ke massa. Bola lampu singie-end selanjutnya diklasifikasikan ke dalam dua jenis sesuai dengan jumlah dari filament. Single filament pada bola lampu model single-end dan double filament pada bo!a lampu single end. Bola lampu dipasang pada socket dengan menempatkan pin pada base cap. 1) Mengganti Bola Lampu Tekan bola lampu kedepan socket untuk melepas pin base cap tidak mengunci pada tarikan socket, putar bola lampu tersebut dan tarik keiuar untuk melepasnya. 2) Memasang Bola Lampu Dalam rnemasang bola lampu yang baru urutannya adalah kebalikan dari cara melepasnya. Pin pada bola lampu double filament single-end letaknya



tidak segaris (offset) dalam pengaturan tingginya. Hal ini Untuk mencegah kesalahan posisi pernasangan lampu. b. Bola Lampu Widge-base (socket gepeng) Tipe bole lampu ini mempunyai satu filament dan filamennya berhubungan langsung dengan socket terminal. 1) Mengganti Bola Lampu Tarik bola lampu keluar menggunakan jari tangan. 2) Memasang Bola Lampu Dorong/tekan bola lampu pada lubang socket. c. Bola Lampu dengan Ujung Ganda Tipe bola lampu ini mempunyai satu filament dan dua base-cap. 1) Memperbaiki/Mengganti Bola Lampu



Tekan salah satu den terminal socket dam untuk membuka tarik keluar bola lampu tersebut. 2) Memasang Bola Lampu



Tempatkan salah satu ujungnya ke dalarn lubang kemudian dorong/tekan yang lainnya sehingga kedua ujung masuk pada lubangnya masingmasing. C. Menguji Sistem Penerangan dan Wiring Selain pemasangan komponen-komponen sistem penerangan yang tidak kalah pentingnya itu pengujian sistem penerangan. Komponen-komponen yang perlu kita periksa pada sistem penerangan dan wiring adalah:baterai, saklar utama, sekering, lampu-lampu, relay, wiring atau pengkabelan. 1. Baterai



Baterai dapat kita periksa dengan baterai checker, sehingga kita dapat mengetahui kondisi baterai apakah masih baik atau sudah jelek. Jika hasilnya masih baik berarti masih dapat kita gunakan sedangkan apabila kondisinya kurang baik maka perlu ditambah air accu atau perlu dicharger. 2. Saklar Utama Dengan menggunakan avometer kita dapat mengidentifikasi dan sekaligus memeriksa kondisi saklar utama. Apabila kerja dari saklar utama sudah benar maka tugas selanjutnya tinggal menyambungkan dengan komponen-komponen sistem penerangan yang lain. Apabila hubungan-hubungannya tidak baik maka perlu adanya perbaikan. 3. Fuse Fuse berfungsi untuk menyalurkan dan membatasi arus listrik yang mengalir pada sustui rangkaian dalam suatu sistem. Untuk itu fuse perlu diuji kondisinya apakah masih dapat digunakan ataukah harus diganti. Kita dapat



menguji kodisi fuse secara visual, kalau tidak dapat dengan cara visual, kita dapat menggunakan alat yaitu avometer. Apabila kita lihat filamen pada fuse terputus berarti kondisi fuse jelek. Apabila terlihat tidak putus maka kita perlu memastikannya dengan bantuan avometer. Apabila kita hubungkan kedua ujung fuse dengan Ohmmeter jarum menunjuk berarti kondisi fuse masih baik dan apabila jarum tidak menunjuk (pada posisi hambatan terbesar) berarti kondisi fuse jelek. Maka perlu diadakan penggantian.



4.



Lampu



Pengujian lampu apabila dalam kondisi terpasang tidak menyala, maka terlebih dahulu lampu kita lepas dari dudukannya. Kemudian kita gunakan ohmmeter untuk memeriksanya. Kita hubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua kaki filamen lampu. Apabila jarum menunjuk berarti lampu tidak putus dan kita periksa komponen yang lain. Apabila jarum tidak menunjuk berarti lampu putus, maka harus diganti.



5. Relay Sistem penerangan tidak bekerja sakah satu penyebab diantaranya adalah relay rusak. Kerusakan relay ini biasa disebabkan oleh lamanya pemakaian. Untuk selang yang menggunakan 4 kaki, terminal-terminal yang ada yaitu terminal 30,85,86,87. Cara pengujian relay kita dapat menggunakan ohmmeter dan baterai. Pertama kita hubungkan kedua colok ohmmeter dengan terminal 85 dan 86. Apabila jarum menunjuk berarti kumparan penghasil medan magnet tidak putus. Untuk memastikan kerja dari relay kita bisa menggunakan baterai. Terminal 30 dan 86 kita hubungkan dengan terminal (+) baterai dan terminal 85 kita hubungkan dengan (-) baterai sementara tes lamp kita hubungkan antara (-) baterai dengan terminal 87 relay, bila tes lamp menyala berarti relay dalam keadaan baik, Bila tidak menyala berarti relay harus diganti. 6. Wiring (Pengkabelan) Kerusakan pada wiring ini biasanya disebabkan karena keteledoran mekanik dan usia mobil. Pemasangan pengkabelan yang tidak rapi setelah proses perbaikan mesin ataupun body sering menjadi penyebab kesalahan ataupun kerusakan wiring. Apabila pemasangan tidak rapi maka kabel-kabel akan mudah tersentuh oleh pengguna ataupun alat pada saat proses perbaikan, hal ini akan berakibat kabel putus atau hubungan singkat. Karena usia mobil juga dapat menimbulkan kerusakan pada kabel-kabelnya. Sebagai contoh mobil yang sudah tua maka pada pengkabelannya akan timbul kerak-kerak putih dan bila sering terjadi tekukan-tekukan maka kabel akan cepat putus. Untuk itu perlu diadakan pengecekan dan pengujian pada wiring jika terjadi sistem penerangan tidak bekerja dengan baik. Untuk melakukan pengujian wiring maka kita memerlukan alat bantu Avometer. Untuk mengetahui putus tidaknya suatu kabel dan untuk melihat ada tidaknya tegangan pada suatu kabel. Cara memeriksa / menguji suatu kabel yaitu dengan jalan menghubungkan kedua



colok ohmmeter dengan kedua ujung kabel. Bila ada hubungan (jarum bergerak) berarti kabel putus, maka perlu kita perbaiki. Setelah kita memahami cara pengujian atau memeriksa kerja atau tidaknya masing-masing komponen di dalam sistem penerangan. Selanjutnya kita harus bisa menguji kerja keseluruhan sistem penerangan. Cara menguji sistem penerangan pada setiap mobil yang ada tidak sama persis, tetapi pada prinsipnya sama hanya letaknya yang berbeda. Caranya yaitu dengan mengoperasikan saklar utama sistem penerangan. Pada saat saklar utama sebelah kanan kita putar sekali maka lampu kota harus hidup, dan bila kita putar dua kali maka lampu kota dan lampu kepala harus hidup. Pada saat lampu kota hidup maka lampu-lampu yang lain yang harus hidup diantaranya lampu pada meter kombinasi, lampu plat nomer, lampu kota belakang. Kalau saklar sebelah kanan kita geser ke belakang maka lampu tanda belok sebelah kanan harus menyala dan bila digeser ke depan maka lampu tanda belok sebelah kiri menyala. Apabila digeser ke atas maka lampu jarak jauh akan menyala sesaat sesuai lampunya kita geser ke atas. Apabila kita geser ke bawah, walaupun kita lepas maka lampu kepala yang menyala adalah lampu jarak jauh. Untuk menghidupkan lampu hazard biasanya disebelah depan saklar utama dilengkapi saklar untuk lampu hazard. Untuk saklar yang sebelah kiri biasanya digunakan untuk wiper dan washer. Pada saat posisi kunci kontak ON dan posisi transmisi pada kecepatan mundur maka lampu mundur akan menyala. Begitu juga pada saat pedal rem diinjak maka lampu rem akan menyala. Untuk lampu ruangan dapat menyala pada saat pintu terbuka atau memang saklarnya dihidupkan oleh penumpang ataupun sopir. Jika yang terjadi tidak seperti di atas atau lampu-lampu ad yang tidak bekerja maka kita harus cek per komponen dan kita perbaiki. D. Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring Dalam melakukan perbaikan sistem penerangan dan wiring harus mengetahui sirkuit/diagram atau jaringan-jaringan kabel kelistrikannya, sehingga untuk melakukan perbaikan adanya gangguan-gangguan pada sistem penerangan dengan mudah dapat ditelusuri. Adapun gangguan-gangguan pada sistem penerangan biasanya dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain: 1) Lampu tidak menyala. 2) Lampu menyala tidak terang. 3) Lampu menyala terang apabila mesin berputar cepat, dan tidak terang waktu mesin berputar lambat. Gangguan-gangguan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal. Adapun bagaimana cara menguji dan mencari gangguan tersebut akan dijelaskan dalam uraian ini. 1. Lampu Tidak Menyala



Peristiwa ini dapat terjadi pada sernua lampu atau sebagian saja. Tidak menyalanya lampu dapat disebabkan oleh: (-) Putusnya filamen dari lampu tersebut (-) Tidak adanya aliran arus a. Semua lampu tidak menyala Apabila semua lampu tidak menyala, maka kemungkinan besar yang dapat terjadi adalah tidak adanya aliran arus pada sakelar lampu. Untuk itu, maka lakukanlah hal-hal sebagai berikut: 1) Periksalah sekering yang menghubungkan saklar dengan baterai. a) Apabila sekering putus, maka gantilah sekering. Hidupkan lamputampu. Kalau sekarang lampu menyala, berarti gangguan disebabkan oleh sakering yang putus. b) Apabila sekering tidak putus, maka periksalah terminal sekering yang menuju ke lampu tester kalau lampu tester tidak menyala berarti hubungan sekering ke bated lewat ammeter putus. Untuk itu, periksalah sambungannya dari kemungkinan kendor atau terlepas. Kemudlan keraskan dan betulkan. c) Apabila temyata pada terminal sekering ke baterai ada aliran listrik, maka selanjutnya periksa terminal sekering yang menuju ke sakelar lampu dengan menggunakan lampu tester. Apabila ternyata pada terminal tersebut tidak ada aliran, berarti kedudukan sekering kendor atau jepitannya berkarat. Untuk ini keraskan duduknya sekering dan bersihkan kotoran atau karat yang ada, hingga terminal dapat mengeluarkan arus listrik. Sekarang hidupkan lampu, apabila lampu menyala, berarti gangguan disebabkan oleh duduknya sekering tadi. 2) Periksalah terminal B pada saklar lampu dengan menggunakan lampu tester



Kalau lampu tester tidak menyala, berarti ada kebocoran atau hubungan putus di antara kotak sekering dengan sakelar lampu. Periksa hubungannya dari kemungkinan kendor berkarat, hubungan terbuka dan hubungan singkat. Jika demikian, maka perbaiki terlebih dahulu. b) Kalau lampu tester menyala, berarti pada terminal tersebut terdapat aliran arus. Selanjutnya hidupkan lampu. Bila lampu-lampu tetap tidak menyala, maka perbaiki atau ganti sakelar lampu. a)



b. Lampu besar tidak menyala



Kalau semua lampu besar tidak menyala, berarti tidak ada aliran arus pada sakelar dim. Untuk menentukan di manakah letak gangguan, maka lakukanlah pemeriksaan sebagai berikut: 1) Hidupkan lampu parkir



a) Kalau lampu parkir tidak menyala, berati gangguan terletak di antara baterai dengan sakelar lampu. b) Kalau lampu parkir menyala, berarti gangguan terletak di antara sakelar lampu dan sakelar lampu dan sakelar dim. Maka lanjutkan pemeriksaan. 2) Periksa terminal L pada sakelar lampu yang menghubungkan sakelar dalam dengan sakelar lampu Sakelar harus dalam posisi hidup dan hubungkan terminal tersebut dengan masa melalui lampu tester. a) Apabila lampu tester tidak menyala, berarti tidak ada aliran listrik. Maka bongkar dan perbaiki sakelar lampu atau ganti dengan sakelar baru. b) Apabila lampu tester menyala, maka lanjutkan dengan pemeriksaan sakelar dim. 3) Periksa terminal L yang masuk saklar dim dengan menggunakan lampu tester a) Kalau lampu tester tidak menyala, berarti ada hubungan terbuka atau



hubungan singkat di antara sakelar lampu dan sakelar dim. Periksa hubungannya dan kemungkinan putus, kendor, berkarat atau hubungan singkat. Jika demikian, maka lakukanlah perbaikan. b) Kalau lampu tester menyala, berarti ada arus masuk. Selanjutnya periksa terminal ke lampu-lampu dengan menggunakan lampu tester. Apabila pada terminal tersebut tidak keluar arus, berarti sakelar dim rusak. Selanjutnya bongkar dan perbaiki atau ganti dengan yang baru. Apabila dari terminal keluar arus, maka periksa dan perbaiki hubungan antara sakelar dim dan lampu, hingga lampu menyala. c. Sebuah lampu tidak menyala Kalau sebuah lampu tidak menyala, maka kemungkinannya adalah putusnya hubungan antara lampu dengan sakelar dim. Untuk ini lakukan pemeriksaan sebagal berikut: 1) Periksa bola lampu a) Kalau lampu putus, maka ganti dengan lampu yang baru. b) Kalau bola lampu tidak putus, maka periksa hubungan masa pada dudukan lampu dari kemungkinan longgar dan berkarat. Jika demikian, maka perbaiki terlebih dahulu, hingga hubungan masa lampu baik. Kalau sekarang lampu menyala, berarti gangguan terletak pada masa lampu tadi. Kalau lampu masih belum menyala, maka lanjutkan dengan pemeriksaan. 2) Periksa hubungan antara lampu



Periksa hubungan antara lampu dengan sakelar dim, dari kemungkinan putus, sambungan kendor atau hubungan singkat. Jika demikian, maka perbaiki sambungan atau ganti kabel hingga lampu menyala. 2. Lampu Menyala Tidak Terang a. Semua lampu menyala tidak terang



Kalau semua lampu menyala tidak terang, berarti arus yang mengalir kelampu-lampu adalah kecil. Maka lakukanlah pemeriksaan sebagai berikut: 1) Periksa lampu tanda pengisian atau jarum ammeter pada dashboard a) Kalau lampu tanda pengisian atau ammeter menunjukkan tidak ada pengisian (discharge), berarti tidak terangnya nyala lampu disebabkan oleh pemakaian arus yang tidak seimbang terhadap kapasitas sumber arus. Untuk ini, maka kurangi pemakaian alat-alat listrik atau percepat putaran mesin. Apabila dengan mengurangi pemakaian alat atau penambahan putaran mesin, masih belum ada pengisian, maka perbaiki sistem pengisian terlebih dahulu, hingga terjadi pengisian. b) Kalau lampu tanda pengisian atau jarum ammeter menunjukkan adanya pengisian, maka gangguan terdapat pada sistem penerangan. Untuk ini, maka lanjutkan pemeriksaan pada sistem penerangan. 2) Lepaskan semua bola lampu, memeriksa duduknya bola lampu dari kemungkinan kendor dan berkarat. Jika ternyata demikian, maka perbaiki dudukannya bola lampu hingga baik hubungan masanya. 3) Periksa dari kemungkinan terjadi hubungan singkat sebagai berikut: a) Setelah semua bola lampu terlepas, tempatnya sakelar lampu pada OFF. Periksa hubungan kabel lampu dengan masa dengan menggunakan ohmmeter atau multitester. Apabila jarum tester bergerak ke kanan, berarti terdapat hubungan pendek dan bila jarum tester, tidak bergerak, berarti tidak terdapat hubungan singkat. b) Apabila semua lampu menyala tidak terang, maka hubungan singkat terjadi antara sekering dengan ammeter. c) Apabila tidak terdapat hubungan pendek, maka periksa sambungan-sambungan. Bersihkan dan keraskan sambungan yang kotor dan longgar. d) Periksa pula sakelar lampu dan sakelar dim dari aus dan kotor. Perbaiki dan bersihkan kausan dan kotoran karena dapat menjadi hambatan yang besar.



b. Salah satu lampu menyala tidak terang Apabila terjadi keadaan seperti ini, maka lakukanlah pemeriksaan sebagai berikut: 1) Periksa duduknya bola lampu dari kemungkinan kendor dan berkarat. Bila demikian, kokohkan duduknya bola lampu dan bersihkan karatnya. Apabila sekarang lampu menyala terang, berarti gangguan pada dudukan bola lampu tadi. 2) Apabila dengan demikian nyala lampu masih tidak terang, maka periksalah hubungan kabel lampu tersebut yang menuju ke sakelarnya. Keraskan hubungan yang longgar, bersihkan karat dan kotoran yang menempel pada sambungan. Bila dengan demikian lampu masih menyala tidak terang, maka periksalah kabel dan kemungkinan hampir putus. Gantilah kabel yang hampir putus, supaya lampu menyala terang kembali. 3. Lampu Menyala Terang apabila Mesin Berputar Cepat dan Tidak Terang apablia Mesin Berputar Lambat Pada peristiwa ini, besarnya aliran listirik pada lampu-lampu tergantung putaran mesin. Makin cepat putaran, makin besar arus yang mengalir ke alatalat, dan sebaliknya. Jadi tidak stabil, berarti alat penyetabil arus yaitu baterai tidak bekerja. Baterai tidak dapat menampung kelebihan arus dari sistem pengisian dan tidak dapat menambah kekurangan arus ke alat-alat, sewaktu sistem pengisian menghasiikan arus kecil. Untuk itu, maka periksa elektrolit dalam baterai. Kalau elektrolitnya habis, maka tambah accu. Kalau Jumlah elektrolit cukup, tetapi nyala lampu tidak terang, menandakan baterai tidak dapat menyimpan arus lagi. Pada sel-seinya sudah terjadi hubungan singkat. Oleh karenanya ganti baterai. 4. Lampu-Lampu Lekas Putus Apabila terjadi umur lampu yang pendek, rnenandakan bahwa kekuatan lampu berada jauh di bawah kekuatan sumber arus. Jadi tegangan arus terlalu tinggi. Untuk ini, maka periksa regulator tegangannya, dan setelah hingga tegangan listrik pengeluaran dinamo/alternartor tidak lebih dari 14,8 volt. Kalau dengan menyetel regulator tegangan, tidak diperoleh penurunan tegangan, maka periksa dinamo/alternator.



JOBSHEET : MEMASANG, MENGUJI DAN MEMPERBAIKI SISTEM PENGAMAN KELISTRIKAN DAN KOMPONENNYA



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahui pengecekan sistem pengaman kelistrikan 2. Alat dan Bahan - Multi Tester - Bterai - Majun - Kabel - Mobil 3. Keselamatan Kerja - Gunakan alat sesuai dengan fungsi - Ikuti instruksi yang diberikan oleh guru dan pembimbing - Lakukan pekerjaan sesuai dengan SOP 4. Langkah Kerja KONDISI & TEGANGAN BATERAI



No



Uraian



1



Spesifikasi Cara pengecekan : Dengan mengunakan AVO meter dan selektor AVO meter diarahkan ke 20 V lalu kabel (+) AVO ke (+) baterai dan kabel(-) AVO (-) baterai.



KONDISI SEKRING 1



Cara pengecekan fuse: Dengan menggunakan AVO meter dan selektor diarahkan ke 20V lalu kabel (+) AVO ke fuse dan kabel (-) AVO ke baterai.



Hasil Pengukuran



Kesimpulan



2



Gambar Fuse Box dan Wiring cek semua sikring dan relay pada fuse box



KONDISI RELAY



1



Cara pengukuran: Hambatan relay menggunakan AVO,arahkan selektor ke 200 ohm lalu kabel avo (+)diarah kan ke 85 Kabel (-) diarahkan ke 86



KONDISI SAKLAR 1



Pengecekan saklar lampu kota dan lampu kepala.



2



Pengecekan Saklar Hazard.



3



Pengecekan



Saklar Wiper Washer.



KONDISI LAMPU LAMPU 1



Lampu Kota.



2



Lampu Kepala.



3



Lampu Mundur.



4



Lampu Rem.



5



Lampu Hazard.



AKSESORIES(KELISTRIKAN TAMBAHAN)



Manual Book Pemasangan Central Lock



Pemasangan Central Lock



Wearing Diagram Pemasangan Central Lock



JOBSHEET : PERLENGKAPAN KELISTRIKAN TAMBAHAN



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahui macam-macam sistem kelistrikan tambahan - Mengetahui prinsip kerja sistem kelistrikan tambahan - Mengetahui gangguan/penyebab sistem kelistrikan tambahan - Mengetahui cara mengatasi gangguan/penyebab pada sistem kelistrikan tambahan



2. Keselamatan Kerja - Gunakan kelengkapan kerja - Lakukan sesuai dengan intruksi dari guru atau pembimbing



3. Langkah Kerja/Uraian Materi 1. Macam Macam Sistem Kelistrikan Tambahan a. Sistem lampu pengendara siang hari (Daytime Running Light/DRL) DRL (Daytime Running Light) system merupakan sistem penerangan yang menyalakan lampu pada siang hari bila kondisi cuaca tiba-tiba gelap misalnya ketika melewati terowongan atau berkabut. Hal ini penting untuk keselamatan sehingga beberapa negara sudah menetapkan aturan untuk sistem ini. Jika intensitas nyala lampu disamakan antara siang dan malam hari maka umur pemakaian lampu tidak akan awet. Oleh karena itu sistem ini mengatur pencahayaan lampu kepala menjadi rendah intensitasnya saat dioperasikan pada sistem lampu pengendara siang hari.



b. Sistem lampu kabut depan dan belakang Sistem lampu kabut depan dan belakang sesuai dengan namanya digunakan untuk penerangan pada cuaca berkabut. Sistem ini dinyalakan melalui saklar tersendiri jika saklar kontrol lampu pada posisi TAIL atau HEAD. c. Sistem kontrol lampu otomatis Sistem kontrol lampu otomatis memungkinkan lampu depan dan belakang untuk langsung menyaka bila kondisi cuaca gelap atau ketika kendaraan



melalui terowongan di bawah jembatan atau di bwah pepohonan di mana sekelilingna masih terang. Sistem ini juga secara otomatis memadamkan kembali lampu depan dan belakang bila kemudian kendaraan mendeteksi tingkat pancaran cahaya yang cukup dari lingkungan sekitarnya.



d. Sistem power mirror Sistem power mirror memunginkan pengemudi mengatur posisi cermin/kaca spion sesuai yang dikehendaki secara elektrik melalui suatu saklar yang terpasang pada panel pintu. Cermin yang dapat diatur adalah kaca spion luar kanan dan kiri. Pada beberapa tipe kendaraan, power mirror sistem juga digunakan pada kaca spion tengah. Power mirror bekerja tanpa tergantung posisi kunci kontak.



e. Sistem engine immobilizer Sistem engine immobilizer mencegah mesin dihidupkan tanpa kunci kontak yang tepat. Hanya kunci kontak dengan kode yang dapat dikenali oleh sistem pada kendaraan saja yang dapat menghidupkan mesin. Dengan demikian sistem ini mencegah terjadinya pencurian. Engine immobilizer dalam bekerjanya mengontrol sistem bahan bakar dan sistem pengapian.



2. Prisip Kerja Sistem Kelistrikan Tambahan a. Sistem power mirror Sistem power mirror terdiri dari komponen: -Saklar power mirror untuk mengaktifkan motor power mirror mana yang bekerja. Saklar ini memiliki posisi kiri, kanan, atas, bawah untuk masing-masing kaca spion kiri dan kanan.



-Motor power mirror untuk menggerakkan tuas penggerak posisi kaca. -Kaca spion dan tuas penggerak Kaca spion dan tuas penggerak di gerakkan oleh motor power mirror.



b. Cara kerja power mirror Ketika saklar power mirror diaktifkan, maka arus dari baterai akan diteruskan oleh saklar power mirror menuju motor power mirror yang dikehendaki. Motor power mirror akan menggerakkan tuas pengontrol posisi kaca. Motor hanya akan bekerja selama saklar power mirror ditekan. Jika arah arus dari baterai yang menuju motor dibalik dengan cara menekan saklar power mirror pada sisi yang berkebalikan maka gerakan dan pengaturan kaca spion akan menjadi berlawanan. Baik kaca spion kana dan kiri dapat dikontrol langsung pada sisi pengemudi.



c. Sistem lampu pengendaraan siang hari DRL beroperasi saat mesin hidup dan saat rem parkir bebas. Untuk mengaktifkan keadaan ini, dipakai masukan sinyal dan alternator atau saklar rem parkir. Beberapa model tidak memakai sinyal rem parkir. Pada beberapa model lampu belakang menyala pada saat yang sama. Ada tiga tipe pengoperasian sistem lampu pengendaraan siang hari. Ketiga tipe ini dibedakan menurut caranya mengurangi intensitas penerangan lampu saat sistem ini bekerja. 1.) Tipe dimana pengurangan intensitas cahaya dilakukan oleh DRL resistor. Intensitas cahaya berkurang lewat resistor DRL pada saat sistem ini beroperasi.



2.) Tipe dimana pengurangan intensitas cahaya dikurangi lewat hubungan seri pada lampu besar. Intensitas cahaya dikurangi dengan mengalirnya arus ke hubungan seri lampu depan kiri dan kanan saat DRL beroperasi. Rangkaian seri menyebabkan arus yang mengalir ke tiap lampu berkurang.



3.) Tipe dimana pengurangan intensitas cahaya dikontrol oleh relay utama DRL. Intensitas cahaya dikurangi oleh kontrol sirkuit di relay utama DRL pada saat sitem DRL beroperasi.



d. Cara kerja sistem penerangan siang hari Bila mesin dihidupkan dan tuas rem parkir dibebaskan, relay utama DRL membentuk rangkaian massa kumparan relay lampu kepala sehingga relay lampu kepala bekerja. Selanjutnya arus mengalir dari baterai, sekering, relay lampu kepala, relai dim, dan menuju lampu kepala, resistor DRL ke massa. Akibatnya arus yang mengalir ke lampu lemah sehingga intensitas cahaya yang dihasilkan lampu kepala berkurang dibandingkan pengoperasian normal. Bila saklar kontrol lampu berada pada posisi OFF atau TAIL dan saklar dim berada pada posisi LOW, relay DRL no.2 memutus arus dan berpindah ke DRL resistor. Hasilnya nyala lampu depan berkurang intensitasnya hingga 8085%. Bila saklar kontrol lampu dipindahkan ke posisi HEAD, maka relay utama DRL membentuk rangkaian massa untuk relay utama lampu kepala dan relay DRL no. 2. Arus selanjutnya mengalir dari baterai menuju sekering, relai lampu kepala, relai dim, lampu kepala no. 2, lampu-lampu kepala, relai DRL no. 2 dan menuju massa tanpa melalui resistor. Lampu depan menyala dengan normal. Relay DRL no. 2 menyala meskipun saklar dim sedang dalam posisi HIGH atau FLASH. Maka lampu depan tetap menyala secara normal.



e. Sistem lampu kabut depan dan belakang Cara kerja lampu kabut depan dan belakang Saat saklar kontrol lampu diposisikan ke TAIL atau HEAD dan saklar lampu kabut digerakkan ke posisi Fr (Front), arus dari baterai mengalir ke sekering lampu belakang, saklar kombinasi, kumparan relai lampu kabut depan dan menuju massa. Relai lampu kabut depan bekerja. Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering lampu kabut, relai lampu kabut depan, lampu kabut depan dan indikator lampu kabut dan menuju massa. Lampu kabut depan dan lampu indikator menyaala.



f. Sistem kontrol lampu otomatis



Bila kunci kontak ON dan saklar kontrol lampu pada posisi AUTO serta sensor kontrol lampu otomatis mendeteksi penurunan cahaya terjadi di area sekeliling kendaraan maka sensor kontrol lampu otomatis mengeluarkan sinyal ke terminal A dari unit kontrol lampu. Unit pengontrol lampu kemudian aakan membentuk rangkaian massa untuk kumparan relai lampu kepala dan lampu belakang. Selanjutnya arus mengalir dari baterai menuju ke masing-masing relai lampu kepala dan lampu belakang dan menuju ke lampu-lampu depan dan belakang. Bila unit kontrol lampu memutuskan ada peningkatan cahaya terjadi di area sekeliling, maka relai lampu depan dan belakang secara otomatis dinonaktifkan sehingga lampu depan dan belakang mati. g. Sistem Engine immobilizer



Komponen engine immobilizer 1.) Kunci Kontak (Transponder chip terpasang) Transponder chip pada kunci kontak memiliki kumparan yang akan bereaksi terhadap medan magnet yang ditimbulkan oleh transponder key coil pada lubang silinder kunci kontak. Akibatnya Transponder chip teraliri arus dan kode ID kunci kontak dapat dibaca. 2.) Transponder key coil Transponder key coil menghasilkan medan magnet di seputar lubang kunci kontak dan menerima kode dari kunci. 3.) Transponder key amplifier - Sinyal dari Transponder key ECU memungkinkan transponder key amplifier mengalirkan arus ke kumparan pada transponder chip dalam kunci dan menghasilkan medan magnet. - Kode ID kunci kontak yang diterima oleh transponder key coil diteruskan ke transponder key ECU. 4.) Transponder key ECU - Transponder Key ECU menerima kode ID kunci dari transponder key amplifier dan menelitinya dengan kode yang sudah didaftarkan sebelumnya. Selanjutnya sinyal hasil pemeriksaan akan diteruskan ke engine ECU. - Transponder key ECU mengontrol penyalaan lampu indikator keamanan. 5.) Engine ECU Sinyal yang diperoleh transponder key ECU digunakan untuk menyalakan atau mematikan mesin. 6.) Saklar pencegah kunci tertinggal Saklar ini mendeteksi apakah kunci kontak masih terdapat pad lubangnya atau tidak dan mengirimkan sinya ke transponder key ECU. 7.) Lampu indikator keamanan Lampu ini menandakan bahwa sistem engine immobilizer sedang aktif atau tidak. Jika aktif lampu akan menyala.



3. Gangguan dan Pemeriksaan Gangguan, penyebab dan cara mengatasi pada sistem kelistrikan tambahan. GANGGUAN



PENYEBAB



Saat jalan gelap lampu Sensor kontrol lampu kepala tidak menyala otomatis rusak Sinyal dari alternator atau saklar rem parkir tidak ada Relau utama DRL rusak Relai DRL rusak Unit pengontrol lampu rusak Rangkaian kabel rusak Saat jalan terang lampu Sensor kontrol lampu kepala tetap menyala otomatis rusak Sinyal dari alternator atau saklar rem parkir tidak ada Relai utama DRL rusak Relai DRL rusak Unit pengontrol lampu rusak Rangkaian kabel rusak Lampu kabut tidak Sekering FOG putus menyala Saklar lampu kabut rusak Saklar kontrol lampu rusak Lampu kabut putus Rangkaian kabel rusak Kunci kontak ditarik, Lampu indikator lampu indikator keamanan putus keamanan tidak Transponder key ECU menyala tidak bekerja Saklar peringatan kunci tertinggal tidak bekerja Rangkaian kabel rusak Power mirror bekerja



CARA MENGATASI Periksa Sensor Periksa sinyal dari alternator atau saklar rem parkir Periksa relai utama Periksa relai DRL Periksa unit pengontrol lampu Perbaiki seperlunya Periksa sensor Periksa sinyal dari alternator atau saklar rem parkir Periksa relai utama Periksa relai DRL Periksa unit pengontrol lampu Perbaiki seperlunya Ganti sekering Periksa saklar lampu kabut Periksa saklar kontrol lampu Ganti lampu kabut Perbaiki seperlunya



Ganti lampu indikator keamanan Periksa Transponder Key ECU Periksa saklar peringatan kunci tertinggal Perbaiki seperlunya tidak Sekering ACC putus Ganti sekering dan Saklar power mirror periksa hubungan rusak singkat Mekanisme kaca spion Periksa saklar rusak Perbaiki Seperlunya



Rangkaian kabel rusak Power mirror bekerja Saklar power mirror Perbaiki saklar tidak normal rusak Perbaiki seperlunya Mekanisme kaca spion rusak Rangkaian kabel rusak



JOBSHEET : MEMPERBAIKI SISTEM PENGAPIAN



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahui cara memeriksa sistem pengapian - Mengetahui komponen-komponen IIA sistem pengapian - Mengetahui cara melepas dan memasang sistem pengapian 2. Alat-Alat - Multi Tester - 1 Unit Mobil - Feeler Gauge 3. Keselamatan Kerja - Gunakan alat sesuai fungsi - Ikuti instruktur yang diberikan guru atau pembimbing - Lakukan sesuai SOP yang berlaku 4. Langkah Kerja A. Pemeriksaan pada sistem pengapian 1. Periksa Apakah Terjadi Percikan Api a. Lepas kabel tegangan tinggi dari busi. b. Buka busi. c. Pasang busi kesetiap kabel tegangan tingginya. d. Ground-kan busi. e. Periksa apakah ada percikan ketika mesin dinyalakan. 2. Lepas Kabel-Kabel Tegangan Tinggi Dari Busi Lepaslah kabel-kabel tegangan tinggi pada sepatu karetnya. Catatan: a. Jangan menarik pada kabelnya b. Menarik atau menekuk kabel dapat merusak penghantar yang ada di dalam kabel 3. Lepas Kabel-Kabel Tegangan Tinggi dari Distributor Cap a. Dengan menggunakan obeng, angkat klip pengunci dan lepaskan pegangannya dari distributor cap. b. Lepaskan kabel tegangan tinggi pada gromet.



Catatan: a. Jangan menarik kabelnya. b. Menarik atau menekuk kabel dapat merusak penghantar yang ada di dalam kabel. 4. Periksa Tahanan Kabel Tegangan Tinggi Dengan menggunakan ohm meter, ukurlah tahanannya. Tahanan maksimum: 25 kOHM untuk setiap kabel Jika tahanan lebih besar dari nilai maksimum, periksa terminalnya. Jika perlu gantilah kabel tegangan tingginya. 5. Hubungkan Kembali Kabel-Kabel Tegangan Tinggi ke Distributor Cap a. Hubungkan pegangan dan bagian gromet ke distributor cap seperti yang diperlihatkan pada gambar.



Catatan: Periksa bahwa tegangan sudah terpasang dengan benar ke gromet dan distributor cap seperti yang diperlihatkan pada gambar. b. Periksa bahwa klip pengunci pada pegangan (holder) terkait, dengan menarik holder.



6. Hubungkan Kembali Kabel-Kabel ke Busi-Busi Amankan kabel-kabel tegangan tinggi dengan klem seperti yang diperlihatkan pada gambar.



7. Lepas Kabel-Kabel Tegangan Tinggi dari Busi 8. Buka Busi-Businya Dengan menggunakan kunci busi 16mm, buka busi. 9. Bersihkan Busi-Businya Dengan menggunakan pembersih busi atau sikat kawat, bersihkan busi. 10. Secara Visual Periksalah Busi-Busi Periksalah busi apakah ada kerusakan pada elektroda, kerusakan pada ulir dan kerusakan pada insulator. Jika tidak normal ganti busi.



11. Atur Celah Elektroda Hati-hati ketika membengkokan elektroda bagian luar untuk mendapatkan celah elektroda yang tepat/benar. Celah elektroda yang benar: 1.1 mm (0.043 in) 12. Pasang Busi-Businya Dengan menggunakan kunci busi 16 mm, pasanglah busi. Momen: 17.6 N-m (180 kgf-cm, 13 ft-lbf) 13. Pasang Kembali Kabel-Kabel Tegangan Tinggi ke Busi-Businya 14. Ignition Coil Periksa tahanan coil primer Dengan menggunakan Ohmmeter, ukurlah tahanan antara termanil negatif (-) dan positif (+). Tahanan coil primer: Dingin : 1.11 – 1.75 Ohm Panas : 1.41 – 2.05 Ohm Jika tahanannya tidak masuk spesifikasi, gantilah ignition coilnya.



Periksa tahanan coil sekunder Dengan menggunakan ohmmeter, ukurlah tahanan antara terminal positif (+) dan terminal tegangan tinggi. Tahanan coil sekunder: Dingin : 9.0 – 15.7 kOHM Panas : 11.4 – 18.4 kOHM Jika tahanannya tidak masuk spesifikasi, gantilah ignition coilnya. 15. Distributor Periksa Celah Udara Dengan menggunakan feeler gauge, ukurlah celah udara antara signal rotor dan pick up coil projection. Celah Udara: 0.2 – 0.4 mm (0.008 – 0.016 in) Jika celah udara tidak masuk spesifikasi, gantilah rumah distributor assy. Periksa Tahanan Signal Generator (Pick Up Coil) Dengan menggunakan ohmmeter, ukur tahanan antar terminalterminalnya. Tahanan pick up coil (NE+ dan NE-): Dingin : 370 – 550 OHM Panas : 475 – 650 OHM Jika tahanan panas tidak masuk spesifikasi ganti rumah distributor assy. 16. Pasang Kembali Penutup Debu Ignititon Coil 17. Pasang Rotor Kembali 18. Pasang Kembali Distributor Cap 19. Sambung Kembali KonektorKonektor IIA



B. Integrated Ignition Assembly (II A) Komponen-Komponen



C. Melepas, Marakit, dan Memasang IIA Pelepasan 1. Lepas Konektor-Konektor IIA 2. Lepaskan Kabel-Kabel Tegangan Tinggi Dari Distributor Cap a. Dengan menggunakan obeng, angkat klip pengunci dan lepaskan holder dari distributor cap. b. Lepas kabel tegangan tinggi dari gromet. 3. Buka IIA a. Buka 2 buah baut mounting, dan keluarkan IID. b. Buka ring-O dari rumah distributor.



1.) Buka distributor cap Buka 3 buah baut dan distributor cap. 2.) Buka Rotor 3.) Buka penutup debu ignition coil a. Buka penutup debu b. Buka gasketnya 4. Buka Ignition Coil a. Buka 2 buah mur, lepaskan 4 buah kabel dari terminal-terminal ignition coil.



b. Buka 4 buah sekrup dan ignition coil.



5. Buka Igniter a. Buka 3 baut sekrup dan lepas 3 buah kabel dari terminal-terminal ignitor. b. Buka 2 buah sekrup dan igniter. 6. Buka Klem Kabel dan Kabel Distributor a. Lepaskan 2 buah konektor dari klem kabel. b. Buka sekrup dan klem kabel. c. Buka kabel distributor dari rumah distributor. 7. Buka Condenser Buka sekrup dan condenser.



Perakitan Kembali 1. Pasang Condenser Pasang condenser beserta sekrupnya. 2. Pasang Kabel Distributor dan Klem Kabel a. Pasang gromet kabel ke rumah distributor. b. Pasang klem kabel beserta sekrupnya. c. Pasang 2 buah konektor ke klem kabel. 3. Pasang Igniter a. Pasang igniter beserta 2 sekrupnya. b. Hubungkan 3 buah kabel ke terminal igniter beserta 3 buah sekrupnya. 4. Pasang Ignition Coil a. Lepaslah material packing yang lama (FIPG). b. Berikan seal packing ke permukaan pemasangan ignition coil pada rumah (housing) seperti yang ditunjukkan pada gambar. c. Pasang ignition coil beserta 4 sekrupnya. d. Hubungkan 4 kabel ke terminal ignition coil dengan 2 buah mur seperti yang ditunjukkan pada gambar.



5. Pasang Tutup Debu Ignition Coil a. Pasang gasket yang baru ke rumah distributor. b. Pasang tutup debunya. 6. Pasang Rotor 7. Pasang Distributor Cap



Pemasangan 1. Posisikan silinder no. 1 ke TMA/kompresi Putar crankshaft searah jarum jam, dan posisikan slit (celah) intake camshaft seperti yang ditunjukkan pada gambar.



2. Pasang II A a. Pasang ring-O yang baru pada rumah distributor. b. Berikan sedikit oli mesin pada ring-O c. Luruskan bagian yang terpotong pada coupling dengan tonjolan pada rumah (cousing) d. Masukkan IIA, luruskan bagian tengah flange dengan lubang baut pada kepala silinder. e. Kencangkan 2 baut mounting perlahan-lahan. Momen : 20 N-m (200 kgf-cm, 14 ft-lbf) 3. Hubungkan Kabel Tegangan Tinggi ke Distributor Cap 4. Hubungkan KonektorKonektorn IIA 5. Atur Waktu Pengapian



JOBSHEET : MEMELIHARA/SERVIS DAN MEMPERBAIKI SISTEM ENGINE MANAGEMENT SISTEM



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahui kerusakan pada sistem engine management sistem - Mengetahui cara memperbaiki sistem engine management sistem 2. Alat dan Bahan - Multi tester - SST EMS - Baterai - Kain Lap (Majun) - Mobil 3. Keselamatan Kerja - Gunakan alat sesuai dengan fungsi - Ikuti instruksi yang diberikan oleh guru atau pembimbing - Lakukan pekerjaan sesuai dengan SOP yang berlaku 4. Langkah Kerja



KONDISI & TEGANGAN BATERAI No



1



Uraian



Keterangan



Pengecekan Tegangan Baterai



Pengecekan Kondisi Terminal Baterai



Spesifikasi -saat kondisi mesin mati 12volt -saat stater diatas 10 volt -saat pengisiahan/mesin hidup diatas 12 volt14 volt Pastikan tidak ada jamur pada terminal batrai



Kesimpulan



Mengecek Air berada diantara volume/ketin maxsimum dan minimum ggian air Baterai



Pengecekan Berat Jenis Baterai



2



Merah:batrai perlu di cas kembali Putih:perlu pengantian air accu Hijau:bagus



Pengecekan Diantara maxsimum Ketinggian dan minimum Oli



Pengecekan Pengantian setiap Kekentalan Oli kelipatan 5.000km



3



Pengecekan Kelipatan 20.000 km Filter Udara untuk pengantianya



4



Pengecekan Air Radiator



Volume air radiator di recervoir Max



Kelipatan 40.000 km untuk pengantianya



Diantara batas maxsimum dan minimum



Volume air radiator di recervoir Min



5



Mengukur Celah Busi



6



Pengecekan kebocoran coil



Standart celah busi:0.8-1.2mm Standart. pengantian kelipatan 20.000km



7



Pengecekan kualitas belt



Setiap kelipatan 10.00 melakukan pengecekan dan pembersihan vbelt,untuk pengantianya setiap kelipatan 30.000km



Standart kekencangan 10 kg



Pengecekan kekencangan belt



JOBSHEET : MEMASANG SISTEM A/C (AIR CONDITIONER)



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahui cara memasang sistem AC 2. Alat dan Bahan - Obeng - Kunci Shock (1 Set) - Kunci Pas - Kunci Ring - Tang (Bila perlu)



-



Kompresor AC Kondensor AC Filter AC Evapurator AC Selang / Pipa



3. Keselamatan Kerja - Gunakan alat sesuai fungsi - Lakukan pekerjaan sesuai dengan SOP yang berlaku - Ikuti instruksi dari guru atau pembimbing 4. Langkah Kerja A. Memasang Sistem A/C 1. Pilih jenis A/C yang tepat Hal pertama yang ingin dilakukan untuk memasang A/C adalah memilih jenis A/C yang tepat. Dimana langkah ini adalah sebuah langkah yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena pemilihan jenis A/C akan menentukan kenyamanan kedepannya bagi yang menggunakan. Sedangkan untuk pemilihan jenis A/C sendiri tidak bisa dipukul rata bagi setiap kendaraan. Karena setiap kendaraan tentunya memiliki karakteristik dan kebutuhannya masing-masing. Sistem A/C yang berfungsi dengan baik akan mencapai pendinginan 3ºC 5ºC maka harus membutuhkan komponen-komponen antara lain kompresor, kondensor, filter, katup ekspansi, evapurator, selang/pipa, dan dudukan kompresor seperti gambar.



2. Pemasangan kompresor pada mesin Untuk pemasangan sistem A/C pada kendaraan perlu persiapan Breckets mount atau kontruksi dudukan kompresor. Pemasangan kompresor perlu diperhatikan puli kompresor dipasang sejajar dengan puli mesin dan puli pompa air dengan menggunakan baut ¾ inci dan kelurusan tali kipas akan menjadi faktor penting sehingga kompresor dapat bekerja dengan baik, kompresor bisa terpasang dengan baik.



Setelah brecket dan kompresor terpasang, pasang kembali kipas listrik dan sabuk pengaman aksesori. Untuk mobil yang dilengkapi dengan daya llistrik, vintage air merekomendasikan menggunakan sabuk kompresor 62 inci A/C, yang harus diarahkan pada alur kedua (dari depan)dari engkol dan pulley pompa air.



3. Pemasangan kondensor Memasang kondensor pada ruang mesin, geser kondensor dan filter di depan radiator. Melekatkan pada daerah yang sudah tersedia, pasangkan kondensor di depan radiator sedekat mungkin dengan radiator tetapi tidak boleh menempel pada radiator supaya panas air pendingin yang ada pada radiator tidak berpindah pada kondensor, pasang kondensor dengan menggunakan baut 5/6 inci. Karena kondensor bertanggung jawab untuk melepaskan panas yang diserap oleh refrigerant di dalam sistem A/C, menyediakan dengan aliran udara yang baik yang bersih dari kisi-kisi kondensor akan memaksimalkan efisiensi sistem A/C. Pemasangan kondensor sebaiknya bersamaan dengan pemasangan filter sistem A/C, yang perlu diperhatikan pada pemasangan filter adalah tanda



panah atau tulisan “IN” saluran akan dihubungkan dengan selang atau pipa dari kondensor dan saluran lainnya akan dihubungkan dengan katup ekspansi.



4. Pemasangan instalasi pipa Pemasangan instalasi pipa/selang di dalam kabin, ada sedikit perangkat keras pabrik yang perlu dilepas, termasuk dashboard, cluster instrumen, panel kontrol ventilasi, glovebox, tipe radio, dan hal-hal yang menghalangi selang/pipa instalasi A/C. Setelah melepaskan baut kolom kemudi, kolom harus diturunkan untuk lebih mudah pemasangan saluran dan selang vintage air baru.



5. Penutupan pemanas pada mobil Penutupan panas pada mobil, jika kendaraan dilengkapi dengan pemanas ruang maka, pemanas ruang lebih baik dimatikan, sehingga sistem pemanas tidak menganggu kerjanya sistem A/C khusus jika kendaraan tersebut digunakan pada daerah atau negara tropis, namun jika mau digunakan maka harus menggunakan saklar tersendiri, sehingga pada sistem A/C digunakan maka sistem pemanas ruang tidak dapat difungsikan demikian sebaiknya jika pemanas ruang digunakan maka sistem A/C tidak dapat difungsikan.



6. Penutupan saluran udara ventilasi udara Karena ventilasi udara segar dari luar kendaraan tidak digunakan lagi jika sistem A/C sudah terpasang pada kendaraan maka saluran udara segar terebut harus ditutup. Gunakan penutup dari plat sehingga suatu saat bisa digunakan. Lepaskan saluran udara segar dan tutup dengan menggunakan penutup ventilasi yang disertakan dengan kit udara vintage. Ada dua ventilasi secara total. Dilekatkan di dekat bagian bawah pilar bawah ( di belakang dashboard) seperti gambar di bawah.



7. Pemasangan unit evapurator Merakit atau memasang unit evapurator dilengkapi dengan inti evapurator terpadu, inti pemanas, motor blower, dan ECU. Mengkonsolidasikan semua perangkat keras sistem A/C utama ke dalam perakitan unit evapurator ini tidak hanya menghemat ruang, namun juga sangat menyederhanakan instalasi dengan baik. Saluran udara sejuk yang baik yang digerakkan dengan baik di dalam unit evapurator supaya udara sejuk dapat disalurkan ke segala penjuru sesuai dengan kehendak penumpang.



Pada pemasangan unit evapurator, setelah memposisikan dengan hati-hati unit evapurator di belakang area glovebox di dashboard, kencangkan baut pengikat evapurator menggunakan baut ¼ inci. Pemasangan unit evapurator mencakup templat untuk membantu menemukan lokasi pemasangan breket depan. Bagian belakang evapurator menempel ke bagian dalam dari evapurator.



8. Pemasangan saluran udara sejuk Pemasangan saluran udara sejuk sebagai saluran udara sejuk dari evapurator ke papan panel kendaraan sehingga udara sejuk yang dikeluarkan evapurator dapat diarahkan ke segala arah sesuai dengan keinginan pengemudi dan penumpang kendaraan.



9. Langkah terakhir pemasangan saluran udara sejuk Langkah terakhir sebelum memasang papan panel adalah pengaturan selang udara dari ventilasi ke unit evapurator. Sistem ini mencakup selang untuk lubang pengaman defrost pengemudi, ventilasi sisi penumpang.



10. Pemasangan kabel evapurator Dengan selang udara yang sudah diinstal, pasang kembali panel dasbor, dashpad, panel instrumen, dan panel kontrol A/C. Keringkan juga baut



kolom kemudi. Kit vintage air temasuk adaptor atau jendela udara sejuk agar sesuai dengan selang udara baru ke ventilasi udara.



Dipasang pada casing atau rumah evapurator, sistem pendingin udara. Kontrol suhu koil, kecepatan kipas, perutean udara, dan suhu kabin. Panel kontrol A/C dihubungkan ke satu port pada ECU, sedangkan kabel utama memanfaatkan-dengan antarmuka. 11. Saluran pipa penghubung dari evapurator Saluran pipa penghubung dari evapurator selalu ditutup sebelum disambung dengan selang penghubung atau pipa supaya kotoran dan debu tidak masuk ke evapurator, seperti gambar diwah ini.



12. Pemasangan pipa A/C dari filter Pemasangan pipa A/C dari filter ke evapurator, sebelum pipa terpasang terlebih dahulu saluran penghubung dari filter dililiti dengan sealtip dua sampai tiga lilit yang berfungsi untuk perapat sehingga tidak mengalami kebocoran refrigerant, gunakan dua kunci satu kunci menahan filter dan satu kunci mengencangkan mur pada pipa saluran sistem A/C dan jika sambungan menggunakan “o” ring maka “o” ring olesi dengan oli khusus atau oli kompresor, seperti gambar di bawah ini.



Pemasangan selang refrigerant pada kompresor, pada kompresor ada dua saluran yang bertanda S (suction) atau saluran masuk yang dihubungkan dari evapurator ke kompresor saluran penghubung D (discharger) yang menghubungkan antara kondensor dan kompresor.



Bagian akhir dari selang sistem A/C jika sudah selesia diinstal, maka akan diikat dan dirapikan seperti terlihat pada gambar dibawah ini.



Setelah selesaikan pemasangan atau diinstal maka dilanjutkan dengan mengisi refrigerant pada sistem A/C.



JOBSHEET : OVERHAUL KOMPONEN SISTEM A/C



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahui cara pembongkaran, penggantian komponen A/C - Mengetahui bagian komponen sistem A/C 2. Alat dan Bahan - SST - Kunci Pas dan Ring - Tang - Feeler Gauge - Dial Indikator - Snap Ring Buka dan Tutup



-



Kunci Momen Compresor Tipe Swash Plate Crompesor Tipe Through Vane Palu Tool Set



3. Keselamatan kerja - Gunakan alat sesuai fungsi - Ikuti instruktur yang diberikan oleh guru atau pembimbing - Lakukan pekerjaan sesuai dengan SOP - Bersihkan tempat pekerjaan setelah selesai melakukan pekerjaan 4. Langkah kerja A. Compresor Tipe Swash Plate Langkah melepas compressor dari engine : 1) Hidupka mesin +/- 10 menit dalam keadaan idle dan A/C “ON”. 2) Matikan A/C, matikan mesin. 3) Lepaskan kabel negatif baterai. 4) Lepaskan konektor untuk magnetic clutch dan temperature switch. 5) Keluarkan refrigerant. (Hati-hati terhadap cairan/gas refrigerant, sebaiknya pakai alat keselamtan kerja). 6) Lepas selang yang menghubungkan compresor. 7) Lepas compressor.



Langkah membongkar compressor:



1. Melepas Servis Valve. a. Lepas baut servis valve. b. Lepas seal ring (ganti).



2. Mengukur Oli. Ukur oli yang ada compressor sebagai pengisian oli baru.



di



dalam patokan



3. Melepas Tutup Depan. a. Lepas baut pengunci tutup depan dengan menggunakan obeng ketok.



b. Lepas tutup rumahnya gunakan obeng (-) hati-hati jangan sampai melukai seal maupun rumah compressor.



4. Melepas Plat Katup Depan. a. Lepaskan pin dari tutup depan.



b. Lepas plat katup



5. Melepas Gasket.



6. Melepas Seal Poros. a. Lepas snap ring.



b. Dengan menggunakan dorong seal poros keluar.



SST



Langkah Memasang Compressor: 1. Pemasangan Seal a. Atur seal poros tepat ditengah.



b. Dorong seal dengan bushing



c. Pasang snap ring.



2. Pemasangan pelat rumah depan. a. Pasang pin (2 buah). b. Lumasi O ring dengan oli. c. Pasang katup isap depan melalui pin pada bagian depan silinder. d. Pasang pelat depan bersama dengan katup penyalur melalui pin pada silinder depan.



e. Lumasi gasket dengan oli, dan pasang pada silinder depan.



3. Pemasangan dudukan center Pasang dudukan center pada poros (SST).



4. Pasang tutup depan.



5. Pengerasan baut-baut.



6. Pengisian oli. (Jumlah oli harus sama dengan oli yang terbuang pada saat pembongkaran). Gunakan oli standart.



7. Pemasangan katup servis. a. Lumasi dulu dengan oli. b. Pasang katup servis pada compressor dan keraskan bautnya. Momen kekencangan : 250 kg-cm.



8. Pengukuran momen putar poros. Momen : 50 Kg-cm.



B. Compressor Tipe Through Vane



Langkah membongkar compressor 1. Lepas katup servis pengisap. 2. Lepas katup servis penyalur.



3. Mengukur Oli. Ukur oli yang ada compressor sebagai pengisian oli baru.



didalam patokan



4. Melepas pelat katup depan. a. Lepas bautnya. b. Lepas tutup depan. c. Lepas tutup belakang.



5. Melepas pin dan gasket.



6. Melepas seal poros.



Langkah Memasang Compressor 1. Pasang seal poros baru. a. Pasang gasket baru. b. Pasang tutup rumah. Pemasangan baut-baut pengikat.



2. Pemasangan bracket.



compressor



pada



3. Pengerasan baut pengikat. Momen pengencangan : 250 kg-cm.



4. Pengisian oli. (Jumlah oli sama dengan oli yang terbuang saat pembongkaran ditambah 20 cc). Gunakan oli yang standard.



5. Pemasangan katup isap dan penyalur. a. Lumasi O ring dengan oli kemudian pasang pada tempatnya.



b. Pasang katup servis (gunakan center dan kunci momen) keemudian keraskan bautbautnya.



C. Magnetic Clutch Langkah Membongkar Magnetic Clutch 1. Melepas Pressure Plate: a. Lepas baut poros (gunakan SST dan kunci shock.



b. Pasang SST (liht gambar) ke Pressure Plate.



c. Lepaskan Pressure Plate: a) Tipe swash plate



b) Tipe trough vane



d. Lepaskan shim.



2. Melepas rotor. a. Lepaskan snap ring. (Menggunakan tang tutup).



b. Keluarkan rotor. (Gunakan palu plastik).



3. Melepas stator. a. Lepaskan kabel stator dari rumah compressor. (tipe swish plate).



b. Lepas kabel stator dari rumah compressor. (tipe through vane).



c. Lepaskan snap ring.



d. Lepaskan stator.



Langkah Memasang Magnetic Clutch 1. Pasang stator. a. Pasang stator.



b. Pasang snap ring.



c. Sambungkan kabel stator. (tipe swash plate).



Sambungkan kabel stator. (tipe through vane).



2. Pasang rotor. a. Pasang rotor pada poros compressor. b. Gunakan snap ring baru.



3. Pasang presure plate. a. Pasang shim.



b. Pasang baut poros. (tipe swash plate).



(tipe through vane)



4. Ukur celah magnetic clutch. Tipe swash plate. Gunakan Feeler gauge.



Tipe through vane a. pasang dial gauge pada pressure plate. b. Hubungkan kabel magnetic clutch ke baterai +. c. Periksa antara pressure plate dan rotor kemudian hubungkan terminal negatif baterai.



JOBSHEET : MEMPERBAIKI/RETROFIT SISTEM A/C



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahui kerusakan-kerusakan pada sistem dan komponen A/C - Mengetahui cara memperbaiki sistem A/C 2. Alat dan Bahan - Kain Lap 3. Keselamatan Kerja - Gunakan alat sesuai fungsi - Ikuti instruksi dari guru atau pembimbing - Lakukan pekerjaan sesuai SOP 4. Langkah Kerja A. Kerusakan Umum 1. Switch A/C ON, tetapi Blower Tidak Bekerja Jika anda menemkan kasus menyerupai ini, lakukan langkah-langkah berikut: a. Periksa komponen motor blower evapurator. Jika motor blower tidak bekerja, segera perbaiki atau ganti motor blower. b. Periksa pemikiran listrik yang menuju blower evapurator. Segera perbaiki bila terdapat kabel putus, switch blower yang rusak, socket kendor, atau relay rusak. c. Jika switch A/C ON dan switch blower diposisikan pada salah satu tingkat kecepatan (low, med, hi atau 1,2,3), dapat dipastikan kondisi switch blower rusak. d. Periksa sekering pada motor blower menggunakan multitester. Perbaiki adegan sekering yang putus atau gantii dengan yang baru. e. Periksa relay motor blower menggunakan mulitetser pada adegan terminalnya. Ganti relay bila rusak. 2. A/C Bekerja, tetapi Tidak Dingin Seringkali kita menemukan kasus A/C kendaraan beroda empat yang tidak dingin, padahal system A/C bekerja. A/C yang tidak hirau taacuh dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya kerusakan pada sekering, kompresor, evapurator, magnetic clucth, dan tersumbatnya filter dryer. Untuk mengatasinya, lakukan langkah-langkah berikut: a. Periksa sekering (fuse). b. Periksa tekanan refrigerant, apakah ada kebocoran refrigerant. Cari lokasi kebocoran dan perbaiki. Setelah itu, lakukan vacuum, tambah oli pelumas, dan isi kembali dengan refrigerant baru. c. Periksa kompresor. Perbaiki atau ganti kompresor bila rusak. d. Bersihkan evapurator dari kotoran, karena dapat menyebabkan pembekuan pada evapuraotr. Setelah itu, periksa kondisi thermostat dan thermistor. Ganti thermostat dan thermistor bila rusak.



e. Periksa kondisi magnetic clucth. Kerusakan magnetic clucth dapat menyebabka A/C tidak dingin. Perbaiki atau ganti bila rusak. f. Filter dryer tersumbat. Caranya, bersihkan dengan cara meniupnya. Ganti filter dryer dengan yang baru. g. Pressure switch tidak normal. Periksa kondisi pressure switch apakah masih bekerja dengan baik atau tidak. Segera ganti bila rusak. h. Blower tidak berputar, sehingga sirkulasi udara kabin dari evapurator tidak sempurna. Periksa kondisi motor blower, apakah masih bekerja dengan baik atau tidak. Perbaiki bila rusak. B. AC Mobil Kurang Dingin A/C kendaraan beroda empat yang kurang hirau taacuh disebabkan oleh beberapa hal, menyerupai duduk perkara pada thermostat, evapurator, kondensor, dan adanya kebocoran. Berikut langkah-langkah pengecekan pada A/C kendaraan beroda empat yang kurang dingin: 1. Periksa setelan dan kondisi thermistor atau thermostat. Apakah masih bekerja dengan baik atau tidak. Jika tidak, lakukan penggantian. 2. Bersihkan evapurator dari kotoran yang menempel. 3. Kondensor tertutup benda lain, misalnya plastik yang menempel di permukaannya, sehingga kondensor tidak bisa melepaskan panas refrigerant dari kompreosr. Bersihkan kotoran dan benda lain yang menempel. Jika diperlukan, beri kipas komplemen untuk proses pendinginan. 4. Terdapat celah dan kerusakan isolasi di sekitar kabin, sehingga udara dari lluar ikut masuk dan bercampur dengan udara hirau taacuh dalam kabin. 1. Angin Tidak Berembus dari Grill Kabin Pada saat A/C dinyalakan, A/C kendaraan beroda empat yang normal akan menghembuskan udara hirau taacuh dari grill kabin. Jika tidak, berarti terdapat duduk perkara pada beberapa komponen, menyerupai blower, sistem kelistrikan, dan relay motor blower. Berikut langkah-langkah pengecekannya: a. Saat mesin mati, periksa kelancaran putaran blower dengan menggunakan tangan. Jika putarannya tidak lancar, segera periksa kondisi bearing motor blower dan ganti bila rusak. b. Periksa kabel-kabel, sekering, socket kabel, dan konektor kelistrikan blower. Perbaiki bila ada yang kendor, rusak, dan putus. c. Periksa switch blower. Ganti bila relay sudah rusak. d. Jika langkah diatas sudah dilakukan da masih dalam kondisi tidak baik, segera periksa kondisi motor blower. Perbaiki atau ganti bila perlu. 2. Kecepatan Putaran Blower Tidak dapat Diubah Untuk menerima kenyamanan, terkadang kita perlu mengatur kecepatan putaran blower (Low, Medium, high). Namun, bila putaran blower tidak dapat diubah, berarti terdapat kendala pada beberapa komponen, terutama pada switch blower dan sistem kelistrikan. Berikut langkah-langkah pemeriksaannya: a. Periksa switch blower satu persatu dengan cara memindahkan switch pada tingkatan yang berbeda (blower off) atau kecepatan embusan angin tidak berubah, segera ganti switch blower.



b. Cek kabel-kabel, sekering, socket kabel, dan konektor kelistrikan blower. Perbaiki bila ada yang kendor, rusak, atau terputus. 3. Kipas Kondensor (Ekstra Fan) Tidak Bekerja Jika kondensor yang tidak bekerja dapat menjadikan sistem A/C tidak normal atau dingin. Sebab, panas yang dilepaskan kondensor dengan dukungan extra fan menjadi tidak maksimal. Terlebih bila kendaraan berhenti atau ketika terjebak kemaccetan, meskipun ketika melaju, kondensor menerima sirkulasi angin dari depan. Oleh karena itu, semoga sistem A/C dapat bekerja maksimal perlu kipas kondensor yang baik. Berikut penanganan kipas kondensor yang tidak bekerja. a. Saat mesin mati, periksa kelancaran putaran kipas menggunakan tangan. Jika dirasakan tidak lancar atau seret, langkah selanjutnya yaitu memeriksa kondisi bearing motor kipas. Ganti bila sudah rusak. b. Periksa kabel-kabel, sekering, socket kabel, dan konektor kelistrikan blower. Perbaiki bila ada yang kendor, rusak, atau putus. c. Periksa relay motor kipas, ganti jika relay sudah rusak. d. Jika semua pemeriksaan telah dilakukan, langkah terakhir yaitu mengecek kondisi motor kipas. 4. Air Menetes dari Bagian Bawah Kendaraan Saat kita menemukan tetesan air pada lantai, ini merupakan hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Air tetesan ini merupakan indikator bahwa A/C kendaraan beroda empat bekerja dengan baik. Air yang menetes terjadi dari pengembunan udara dalam kabin kendaraan beroda empat ketika melewati evapurator. Pada evapuratoe inilah udara menjadi embun lama-kelamaan semakin banyak. Oleh karena itu, dibagian bawah evapurator dibuat kolam penampung air, sehingga jangan heran bila ada air yang menetes dari bawah kendaraan ketika A/C kendaraan beroda empat dihidupkan. 5. Air Menetes dari Bawah Dashboard Seperti telah disebutkan sebelumnya, air yang menetes dari bawah kendaraan yaitu hal yang normal akhir proses pengembunan. Namun, berbeda bila air yang menetes berasal dari bawah dashboard. Ini merupakan masalah serius, karena akan mengganggu kenyamanan pengendara. Berikut langkah-langkah pemeriksaan dan cara perbaikannya. a. Periksa jalan masuk pembuangan air dari kolam evapurator (mungkin lepas, putus, terimpit, atau melintir). Sebab, air hasil pengembunan evapurator tidak dapat dibuang keluar, sehingga akan meluber ke dalam kendaraan. b. Periksa dan bersihkan kolam penampunng dan jalan masuk pembuangan air. Debu dan kotoran yang berkumpul pada evapurator dapat menjadikan penyumbatan. c. Periksa keluarnya air. Ujung jalan masuk air ini bisa tersumbat oleh lumpur, karena ujungnya berada di kolong mobil. Segera bersihkan bila ada kotoran yang menyumbat.



6. Bau Menyengan di Dalam Kabin Kenyamanan pengendara pasti sangat terganggu bila mencium wangi menyengat ketika A/C dinyalakan. Biasanya wangi tersebut terjadi adanya bakteri, micro-organisme, dan jamu yang menumpuk di bagian evapurator atau filter A/C. Selain itu, dapat juga terdapat pada grill di dashboard dan sekitar jalan masuk dan keluarnya udara. Untuk menghilangkan wangi yang mengganggu ini, bersihkan evapurator, filter, grill, blower, atau sepanjang jalan masuk dan keluarnya udara. Jika perlu, bersihkan menggunakan anti bactericial treatments. C. Kerusakan Pada Komponen 1. Kompresor



Seperti telah disebutkan sebelumnya, alat ini berfungsi menekan refrigerant ke kondensor, layaknya jantung pada manusia. Refrigerant yang seharusnya dipompakan ke semua komponen A/C tiba-tiba bermasalah. Kerusakan pada kompresor ditandai dengan munculnya bunyi berisik ketika A/C dalam kondisi ON. Biasanya, kerusakan pada kompresor akan menimbulkan beberapa kendala seperti berikut. a. Gangguan pada magnetic clutch. Saat A/C tidak bekerja, otomatis kompresor juga tidak dapat bekerja, karena daya dari mesin yang melalui pulley dan belt tidak dapat diteruskan ke kompresor. Jika yang terjadi sebaliknya, perlu dilakukan pemeriksaan tegangan baterai (bisa tegangannya kurang), stelan amplifier kurang tepat, masa (ground) yang kurang baik. Jika semua gangguan tersebut tidak terjadi, dapat dipastikan magnetic clutch yang rusak. b. Suara dari sekitar kompresor tidak normal (timbul bunyi berisik). Periksa buat pengikat kompresor pada bracketnya atau baut pengikat bracket dengan mesin(bisa kendor), bearing idle pulley dn bearing idle pulley dan bearing magnetic clutch aus, dan baut-baut pengikat crank shaft puli kendor. c. Suara dari dalam kompresor tidak normal atau berisik. Ini dapat disebabkan bearing-bearing dalam kompresor aus, minyak pelumas kurang, atau cleareance dari adegan yang bergerak melampaui batas standarnya. Perbaiki kompresor dan bagian-bagiannya, bila perlu lakukan overhaul kompresor d. Gasket dan seal kompresor rusak, sehingga menjadikan kebocoran refrigerant dan minyak pelumas. Jika ini terjadi, akanmenyebabkan kompresor cepat panas dan menimbulkan kerusakan yang lebih parah.



2. Kondensor



Kondensor merupakan alat pelepas panas pada sistem AC mobil, bila kondensor bermasalah dapat dipastikan proses pelepasan panas refrigerant dari kompresor akan terhambat, sehingga kerja AC tidak maksimal. Adapun duduk perkara yang umum terjadi pada adegan kondensor sebagai berikut. a. Permukaan kondensor tertutup debu, sehingga proses pendinginan refrigerant pada kondensor dengan air dan disikat dengan sikat halus, tetapi perlu hati-hati semoga tidak merusak kondensor. b. Adanya kebocoran refrigerant pada adegan pipa sambungan diakibatkan oleh karat dan kotoran yang menempel. Bersihkan secara bersiklus dan perhatikan bila ada kebocoran pada sambungan pipa dan adegan lainnya. c. Motor kipas kondensor tidak berputar atau putarannya tidak normal. Lakukan perbaikan motor kipas sampai putarannya kembali normal. 3. Katup Ekspansi



Dilihat dari fungsinya, katup ekspansi merupakan alat pengkabut cairan refrigerant dari kondensor. Dengan tekanan yang sangat tinggi refrigerant disemprotkan oleh katup ekspansi sehingga menurunkan tekanan dan temperatur refrigerant pun menjadi dingin. Banyaknya cairan refrigerant yang dikabutkan oleh katup ekspansi tergantung dari sensor(bulb) yang berada di dalam evaporator, sehingga cairan yang dikabutkan selalu dalam kondisi standar sesuai kebutuhan pendinginan evaporator. Adapun masalah-masalah yang sering terjadi pada katup ekspansi sebagai berikut. a. Sensor(bulb) terlepas dari dudukannya, sehingga kerja katup ekspansi tidak normal. kemampuan pendinginan AC mobil.



b. Lubang penyemprotan katup ekspansi terlalu renggang, sehingga cairan refrigerant yang dikabutkan terlalu banyak dan menjadikan tekanan refrigerant pada evaporator terlalu tinggi. Akibatnya kemampuan pendinginan AC kendaraan beroda empat menjadi berkurang. Untuk mengatasinya, sebaiknya ganti katup ekspansi. c. Gas pada pipa sensor(capillary bulb) katup ekspansi bocor, sehingga sensor tidak dapat bekerja. Hal ini dapat menjadikan refrigerant yang dikabutkan ke evaporator menjadi berkurang, tekanan refrigerant di evaporator menjadi sangat rendah, dan menyebabkan kemampuan pendinginan AC kendaraan beroda empat berkurang. Agar kembali normal, sebaiknya ganti katup ekspansi. d. Lubang penyemprotan katup ekspansi yang berfungsi mengkabutkan refrigerant tersumbat, sehingga refrigerant tersumbat, sehingga refrigerant yang berhasil di kabutkan hanya sedikit. Ini akan besar lengan berkuasa terhadap kemampuan pendinginan. Selain itu, dapat menimbulkan bunga es (frozen) pada pipa cairan refrigerant sebelum masuk ke evaporator. Untuk mengatasinya, bersihkan katup ekspansi.



4. Evapurator



Evaporator berfungsi menyerap panas dari ruang kabin kendaraan beroda empat yang melewatinya, sehingga udara yang keluar dari evaporator terasa dingin. Jika evaporator bermasalah, kabin kendaraan beroda empat tentu akan terasa panas atau tidak terasa sejuk. Berikut kerusakan yang sering terjadi pada adegan evaporator. a. Filter udara pada evaporator tersumbat oleh debu dan kotoran sehingga udara yang melewati evaporator tidak dapat bersikulasi dengan baik. Anda perlu membersihkan filter udara semoga sirkulasi udara menjadi lancar. b. Sirip-sirip pipa evaporator terhalang oleh debu dan kotoran, sehingga proses perembesan panas terganggu dan menjadikan udara panas yang melewatinya tidak dapat diserap dengan baik. Bersihkan sirip-sirip pipa evaporator menggunakan angin dari kompresor . c. Terjadinya kebocoran pada pipa evaporator . Hal ini disebabkan kotoran yang menumpuk pada permukaannya, sehingga menyebabkan karat dan menimbulkan kebocoran. Untuk mengatasinya, lakukan penambalan pada adegan yang bocor. Jika kebocoran sudah terlalu besar sebaiknya evaporator diganti. 5. Receiver (Filter Dryer)



Receiver merupakan alat untuk memisahkan kadar air dan menyaring kotoran yang terbawa bersama refrigerant. Dapat dibayangkan bila receiver sudah terlampau kotor. Receiver akan tersumbat sehingga akan menghambat laju sirkulasi refrigerant. Ibarat darah yang tidak bersikulasi, akan sangat berbahaya bagi tubuh. Umumnya duduk perkara yang terjadi pada receiver dalah sebagai berikut. a. Receiver tersumbat kotoran, indikasinya dapat diketahui dengan memegang pipa masuk dan keluar receiver. Rasakan suhu yang terdapat pada pipa masuk dan keluar receiver, apakah ada perbedaan suhu atau tidak. Jika ada perbedaan suhu, dapat dipastikan receiver sudah kotor, sehingga receiver(filter dryer) perlu diganti. b. Batu silica receiver terlepas dari tempatnya, sehingga menutup jalan masuk refrigerant dan menghambat pemikiran refrigerant. Batu silika pada receiver terbungkus dan berfungsi menyaring kotoran. Jika bungkus watu silica tersebut mengalami kebocoran, maka watu silika akan masuk kekomponen-komponen AC lainnya. 6. Oli Kompresor Oli kompresor merupakan cairan pelumas yang berfungsi melindungi bagianbagian dalam kompresor, sehingga tidak cepat aus akhir gesekan. Dalam waktu tertentu, oli kompresor akan jenuh dan kehilangan sifat pelumasannya, sehingga perlu diganti dengan yang digunakan. Biasanya tiap-tiap kendaraan menggunakan jenis kompresor yang berbeda. Untuk mengetahuinya, dapat dilihat pada halaman lampiran. Namun,penggantian oli kompresor juga dapat disebabkan hal-hal berikut. a. Saat melaksanakan service besar(pemeliharaan rutin). b. Saat perbaikan salah satu komponen AC mobil, menyerupai kompresor, kondensor, dan evaporator.



7. Magnetic Clutch



Magnetic clutch merupakan alat yang berfungsi meneruskan tenaga dari mesin. Tanpa adanya magnetic clutch atau kondisi magnetic clutch yang rusak, kompresor tidak dapat bekerja. Berikut beberapa duduk perkara yang sering terjadi pada magnetic clutch dan cara mengatasinya.



a. Saat AC dihidupkan, magnetic clutch terkadang slip, sehingga tidak bisa memutar kompresor. Periksa permukaan pressure plate-nya, apakah terdapat minyak atau benda lain yang menempel. Sebaiknya bersihkan permukaan pressure plate. Selain itu dapat juga disebabkan tegangan dari baterai ke magnetic clutch kurang. Periksa kabel-kabel dan jalan masuk listrik dari baterai ke magnetic clutch. Charge baterai atau perbaiki sistem kelistrikannya. b. Saat AC dihidupkan, pressure plate tidak mau menempel. Periksa kondisi stator coil, apakah putus atau terbakar. Perbaiki atau ganti stator coil bila rusak atau terbakar. Periksa juga jalan masuk kabel dari batterai yang menuju ke magnetic clutch apakah terdapat gangguan atau tidak. Selain itu periksa juga adegan switch ON/OFF dan thermostat AC. Langkah terakhir, periksa jarak atau kerenggangan antara rotor dan pressure plate. Perbaiki bila jaraknya terlalu renggang. 8. Mengetahui Kerusakan Melalui Charging Manifold Ibarat dokter yang menggunakan stetoskop untuk mendeteksi detak jantung, begitupula dengan teknisi Ac yang menggunakan charging manifold untuk mendeteksi tekanan refrigerant,sehingga dapat diketahui kondisi yang terjadi dalam sistem AC mobil. Sebelum melaksanakan pengecekan dengan charging manifold, panaskan mesin kendaraan beroda empat terlebih dahulu, kemudian kondisikan mesin dan Ac sebagai berikut. (-) Putaran Mesin : 1.500 – 2.000 rpm (-) Suhu Masuk Blower Evapurator : 30ºC-35ºC (-) Kecepatan Blower Evapurator : Maksimum (Hi) (-) Temperature Control : Maximum cool a. Kondisi Normal AC kendaraan beroda empat dapat dikatakan dalam kondisi normal bila bisa menyejukkan ruangan(kabin) dan semua fiturnya dapat bekerja dengan baik. Kondisi AC yang normal dapat diketahui dengan menggunakan charging manifold, baik ketika AC dalam keadaan ON maupun OFF. 1. Tekanan charging manifold ketika AC kendaraan beroda empat ON, sebagai berikut. (-) Tekanan Rendah : 21 – 35 Psi (-) Tekanan Tinggi : 196 – 224 Psi 2. Tekanan charging manifold ketika AC kendaraan beroda empat OFF, sebagai berikut. (-) Tekanan Rendah : 70 – 112 Psi (-) Tekanan Tinggi : 70 – 112 Psi b. Refrigerant Kurang Kurangnya refrigerant dapat disebabkan terjadinya kebocoran. Jika refrigerant kurang, kemampuan pendinginan AC pun menjadi berkurang. Berikut tekanan pada charging manifold ketika AC kendaraan beroda empat ON. (-) Tekanan Rendah : 7- 35 Psi atau mendekati 0 Psi. (-) Tekanan Tinggi : 196 – 224 Psi



Setelah diketahui tekanannya melalui charging manifold, lakukan pemeriksaan pada sight glass receiver, apakah terlihat gelembunggelembung. Jika tidak, cari lokasi kebocoran refrigerant,lalu tambah refrigerant sampai tekanannya kembali normal. c. Sirkulasi Refrigerant Tersumbat Sirkulasi refrigerant yang tersumbat dapat menyebabkan sistem AC kendaraan beroda empat menjadi tidak hirau taacuh sama sekali. Berikut tekanan pada charging manifold ketika AC kendaraan beroda empat ON ketika sirkulasi refrigerant tersumbat. (-) Tekanan Rendah : Di bawah 0 Psi (vacuum) (-) Tekanan Tinggi : 70-84 Psi Jika sirkulasi tersumbat sebagian, tekanan refrigerant pada tekanan rendah (low) akan sangat rendah. Jika sirkulasi refrigerant betul-betul tersumbat, tekanan refrigerant pada tekanan rendah akan di bawah 0 Psi atau vacuum. Tersumbatnya sirkulasi refrigerant disebabkan serbuk atau dessicant pada receiver dryer yang hancur karena jenuh. Agar sirkulasinya berjalan dengan normal kembali, lakukan juga pemeriksaan pada receiver dryer, expansion valve, dan evaporator Pressure Regulator(EPR). Untuk memastikan adegan yang tersumbat, lakukan pemeriksaan dengan tangan , sehingga akan terasa perbedaan suhu antara pipa yang masuk dan keluar pada adegan AC tersebut. Lakukan proses vacuum setelah mengganti atau memperbaiki adegan komponen AC yang bermasalah. d. Terdapat Uap Air Pada Sirkulasi Masalah uap air yang terdapat pada sirkulasi menjadikan kinerja AC kendaraan beroda empat tidak stabil (kadang hirau taacuh dan kadang tidak). Penyebabnya yaitu uap air yang berkembang menjadi es sampai ke expansion valve. Cara mengatasinya, periksa expansion valve, kemudian ganti receiver dryer. Langkah terakhir adalan lakukan proses vacuum semoga tidak terdapat udara dalam sistem AC mobil. Berikut tekanan charging manifold ketika AC kendaraan beroda empat ON ketika terdapat uap air pada sirkulasi. (-) Tekanan Rendah : tidak stabil (terkadang normal dan dibawah normal) (-) Tekanan Tinggi : tidak stabil (terkadang normal dan dibawah normal) e. Kompresi Kompresor Lemah Kemampuan kompresi kompresor yang lemah atau rusak dapat menyebabkan kemampuan pendinginan AC menjadi berkurang, bahkan tidak hirau taacuh sama sekali. Ini dapat dilihat setelah AC dimatikan, tekanan rendah dan tekanan tinggi menjadi balance. Untuk menyakinkan adanya kerusakan, sentuh kompresor setelah dinyalakan. Jika tidak terasa panas, lakukan pemeriksaan dan perbaiki kerusakan kompresor. Berikut tekanan charging manifold ketika AC kendaraan beroda empat ON ketika kompresi kompresor lemah. (-) Tekanan Rendah : 56-84 Psi (-) Tekanan Tinggi : 98-140 Psi



f. Refrigerant Terlalu Banyak atau Kondensor Kurang Pendinginan Pengisian refrigerant yang terlalu banyak dan kondensor kurang pendinginan dapat menyebabkan kemampuan pendinginan AC kendaraan beroda empat menjadi berkurang. Jumlah refrigerant yang berlebihan dapat menjadikan kompresor bersuara cukup keras. Jumlah refrigerant yang terlalu banyak atau kondensor kurang pendinginan, dapat diketahui dari tekanan charging manifold ketika AC kendaraan beroda empat ON sebagai berikut. (-) Tekanan Rendah : 35-49 Psi (-) Tekanan Tinggi : 280-350 Psi Sebenarnya kondisi menyerupai ini dapat berlangsung dirasakan , yaitu kabin kendaraan beroda empat ketika AC dinyalakan terasa kurang dingin. Setelah memeriksa tekanan dengan charging manifold, lakukan juga pemeriksaan pada sight glass receiver (biasanya tidak terlihat gelembung). Penyebabnya karena pengisian refrigerant terlalu banyak atau kondensor tidak dapat pendinginan yang cukup. Untuk mengatasinya, periksa dibersihkan sirip-sirip kondensor dari kotoran. Periksa juga sistem pendinginan kondensor, menyerupai kipas dan motor kipas,lakukan perbaikan bila ada yang rusak. Langkah terakhir, periksa kembali jumlah refrigerant, buang refrigerant bila terlalu banyak sampai mencapai tekanan standar. g. Udara Masuk ke Bagian Sirkulasi Udara yang masuk ke adegan sirkulasi akan menyebabkan kemampuan pendinginan AC kendaraan beroda empat menjadi berkurang. Tekanan charging manifold ketika AC kendaraan beroda empat ON terlalu tinggi, sebagai berikut. (-) Tekanan Rendah : 35-49 Psi (-) Tekanan Tinggi : 280-350 Psi Setelah melaksanakan pemeriksaan tekanan, lakukan pemeriksaan visual pada sight glass receiver (biasanyaa terlihat gelembung). Setelah itu sentuh pipa tekanan rendah (pipa besar). Jika terasa panas, berarti ada udara yang masuk ke adegan sirkulasi. Penyebabnya yaitu proses vacuum yang tidak sempurna. Untuk mengatasinya, keluarkan isi kembali refrigerant sampai tekanannya kembali normal. Untuk meyakinkan, lakukan pemeriksaan kebocoran pada seluruh sistem AC. h. Katup Ekspansi Bermasalah Katup ekspansi (ekspansion valve) yang bermasalah dapat menyebabkan kemampuan pendinginan AC kendaraan beroda empat menjadi kurang. Tekanan charging manifold ketika AC kendaraan beroda empat ON terlau tinggi. (-) Tekanan Rendah : 35-49 Psi (-) Tekanan Tinggi : 280-350 Psi Lakukan juga pemeriksaan pada pipa tekanan rendah, apakah terdapat air pada permukaannya(frost). Biasanya duduk perkara menyerupai ini terjadi setelah penggantian katup ekspansi, menyerupai pemasangan yang salah atau terjadi kerusakan pada expansion valve. Untuk mengatasinya, lakukan pemeriksaan pada sensor panas expansion valve. Setelah itu periksa juga pemasangan expansion valve, apakah sudah benar atau tidak.



JOBSHEET : MEMELIHARA/SERVIS SISTEM A/C



1. Tujuan Pembelajaran - Mengetahui cara memeriksa kebocoran sistem AC - Mengetahui cara mengecek tekanan sistem AC 2. Alat dan Bahan - SST Sistem AC - Kain Lap 3. Keselamatan Kerja - Gunakan alat sesuai fungsi - Ikuti instruksi yang diberikan oleh guru atau pembimbing - Lakukan pekerjaan sesuai dengan SOP 4. Uraian Materi A. Mengecek Kebocoran Refrigerant Sistem AC Mobil Ada beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk mengetahui dan menemukan lokasi kebocoran freon AC. Antara lain sebagai berikut. 1) Pemeriksaan Awal Sebelum kita melangkah kedalam sistem AC inti, ada beberapa kriteria yang harus dipastikan untuk memastikan bahwa letak masalah AC tidak dingin berasal dari kebocoran freon. Beberapa kriteria tersebut antara lain sebagai berikut:







• •



Pastikan Magnetic switch bekerja dengan normal, saat AC dinyalakan magnetic switch akan berfungsi dengan adanya bunyi ketukan besi dari kompresor AC. Bunyi ini akan terdengar beberapa kali. Blower dalam keadaan normal, kalau komponen ini bisa kita cek pada lubang AC. Apabila jeluar angin tandanya berfungsi dengan normal. Kipas pendingin dalam keadaan hidup. Kita perlu mengecek secara langsung ke ruang mesin untuk melihat apakah kipas berputar. Namun biasanya akan memakan waktu untuk menunggu kipas bekerja. Patokanya, apabila tidak ada masalah engine overheat berarti kipas aman.



Setelah ketiga kondisi tersebut sudah ditemukan, maka bisa dipastikan masalah elektrikal AC tidak bermasalah. Sehingga masalah ini bisa disebabkan pada kebocoran sistem AC.



2) Pemeriksaan Visual Untuk mengecek kebocoran AC yang paling mudah yakni dengan melihat seluruh saluran sistem AC dengan bantuan senter. Kebocoran freon akan terlihat biasanya dengan adanya rembesan diarea selang AC. Rembesan ini berasal dari oli PAG yang keluar melalui lubang kebocoran, namun karena oli ini tidak dapat menguap, akhirnya hanya melumuri daerah sekitar kebocoran. Dalam beberapa saat, akan ada debu yang menempel pada PAG oil. Sehingga rembesan ini menyerupai kebocoran oli mesin, namun terletak pada selang AC. Kondisi seperti ini dapat langsung mendeteksi dimana letak kebocoran, seghingga tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perbaikan. Namun pada beberapa kasus, rembesan pada selang bukan selamanya berasal dari PAG oil yang bocor, tapi bisa saja tetesan saat pengisian oli mesin atau tetesan oli lainya. Untuk itu, pemeriksaan visual ini hanyalah sebagai pendeteksi awal saja. Sementara untuk memastikan kebenaranya memerlukan pemeriksaan menggunakan alat ukur. 3) Cek Tekanan Menggunakan Manifold AC Tester Cara ini hanya bisa dilakukan jika anda memiliki sebuah alat yang bernama Manifold AC tester. Alat ini akan mendeteksi perubahan tekanan pada low dan high pressure hose saat sistem AC dinyalakan. Alat ini bisa digunakan untuk mengindikasikan kebocoran freon ataupun kerusakan kompressor AC. Caranya, tancapkan kedua konektor pada niple low dan high pressure hose. Setelah itu akan ada pergerakan jarum pada indikator low yang biasanya berwarna biru dan high pressure yang biasanya berwarna merah. Indikator tersebut akan menunjukan tekanan pada sistem AC. Saat AC belum dinyalakan, tekanan low pressure dan high pressure masih sama. Tapi ketika AC dinyalakan kompressor akan bekerja, seghingga tekanan pada high pressure side akan meningkat sementara tekanan pada low pressure side menurun. Jika AC menyala namun jarum tidak bergerak, maka bisa diindikasikan adanya kerusakan pada kompressor AC. Namun jika kejadianya seperti diatas, anda perlu membandingkan hasil tekanan yang dibaca dengan tekanan standar. Jika ternyata berkurang, bisa dipastikan masalah AC tidak dingin disebabkan freon yang bocor. 4) Menggunakan AC Recovery Tool Jika anda menginginkan alat yang lebih canggih dan praktis, anda bisa menggunakan AC Recovery Tool. Alat ini berbentuk seperti Box besar yang multifungsi. Bisa membersihkan saluran AC, bisa menguras sistem AC, bisa mengganti atau isi ulang freon, bisa juga melakukan penambahan oli PAG tanpa membuang freon.



Tapi alat ini hanya tersedia pada bengkel AC khusus yang memikiki otoritas besar, mengingat mahalnya harga alat ini. Tapi sekedar pengetahuan, ada bentuk lebih simple yang dibuat khusus untuk mendeteksi kebocoran. Alat ini bekerja dengan memasukan cairan tinta kedalam sistem AC. Saat AC dinyalakan tinta tersebut akan bersirkulasi ke seluruh bagian sistem AC. Tinta khusus ini mampu masuk kedalam celah terkecil. Seghingga saat terdapat kebocoran, tinta ini akan keluar dari lubang kebocoran tersebut. Kita perlu bantuan senter ultraviolet untuk melihat tinta ini. Hal ini dikarenakan tinta khusus yang dipakai tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Caranya cukup mudah, tinggal sinari bagian sirkulasi AC dari selang, kompresor, dan kondensor. Jika ada kebocoran, maka tinta akan terlihat menyala dengan sinar hijau. 5) Menggunakan Tekanan Angin Cara terakhir dilakukan apabila keempat cara diatas tidak bisa menemukan sumber kebocoran. Untuk cara ini, kita perlu mempreteli seluruh bagian sistem AC. Untuk mengecek kebocoran, misal pada selang dilakukan dengan merendam selang kedalam air. Kemudian semprotkan angin bertekanan pada salah satu lubang dan tutup lubang lainya. Jika ada kebocoran, akan timbul gelembung udara dari permukaan selang. Periksa komponen lain seperti kondensor atau evaporator. Untuk kompressor, sebaiknya jangan direndam air karena bisa merusak pulley dan magnetic switch. Selain itu untuk mendeteksi kerusakan kompressor bisa dilakukan melalui cara no 3.